Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Dasar Profesi (KDP)


CT : Dewi Nurhanifah, Ns., M.Kep
CI : Abdul Wahab, S.Kep., Ns

DI SUSUN OLEH

ULFA SOFYA : 2014901210143

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2019/2020
KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. Definisi
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling vital.Oksigen dibutuhkan
oleh tubuh untuk menjaga kelangsungan metabolism sel sihingga dapat mempertahankan
hidup dan aktivitas berbagai sel, jaringan, atau organ (Saputra, 2013).

B. Mekanisme Fisiologi
Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi, yakni : ventilasi, perfusi dan difusi (Potter
&Perry, (2006) dalam Kuniawati (2011).

Etiologi:
Sesak napas kardiak, obstruksi jalan napas, emoli paru, kelainan vaskuler, gangguan transport
oksigen, kelainan pleura dan mediastinum, gangguan psikolgis (Setyohadi, 2015)

Fungsi Penapasan terganggu

Ventilasi pernapasan Obstruksi jalan Perubanahan volume


napas/pengeluaran mucus sekuncup, preload, afterload,
yang banyak serta kontraktilitas
Hipoventilasi/Hiperventilasi

Ketidakefektifan Terganggunya difusi /


Takipneu/bradipnea bersihan jalan napas pertukaran O2 dan CO2 di
alveolus

Ketidakef ektifan pola


napas Gangguan pertukaran gas

C. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Ketidakefektifan pola napas
a. Definisi : Inspirasi dan/atau ekpirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
b. Batasan karakteristik
Perubahan kedalaman pernapasan, perubahan ekskursi dada, mengambil posisi tiga
titik, penurunan tekanan ekspirasi, penurunan ventilasi semenit, penurunan
kapasitas vital, dispneu, peningkatan diameter anterior-posterior, pernapasan
cuping hidung, ortopneu, fase ekspirasi memanjang, pernapasan bibir, takipneu,
penggunaan otot aksesorius untuk bernapas, keletihan otot pernapasan cedera
medulla spinalis
c. Faktor yang berhubungan
Ansietas, posisi tubuh, deformitas tulang, deformitas dinding dada, keletihan,
hiperventilasi, sindrom hipoventilasi, gangguan musculoskeletal, kerusakan
neurologis, imaturitas neurologis, disfungsi neuromuscular, obesitas, nyeri.

2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas


a. Definisi : ketidak mampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran pernafasan untuk mempertahankan bersihan jalan nafas
b. Batasan karakteristik
Suara nafas tambahan, perubahan frekuensi, perubahan irama napas, sputum,
batuk tidak efektif, gelisah
c. Faktor yang berhubungan
Merokok, perokok pasif, asap, mokus dalam jumlah berlebih, eksudat jalan
alveoli, materi asing dalam jalan napas, sekresi, infeksi

3. Gangguan pertukaran Gas


a. Definisi : Kelebihan atau defisit oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida
pada membrane alveolar-kapiler
b. Batasan karakteristik
Diaphoresis, dyspnea, gangguan penglihatan, gas darah arteri abnormal, gelisah,
hiperkapnia, hipoksemia,hipoksia, iritabilitas, konfusi, napas cuping hidung,
penurunan karbon dioksida, pH arteri abnormal, pola pernapasan abnormal
(misalnya kecepatan, irama, kedalaman), sakit kepala saat bangun, somnolen,
takikardi, warna kulit abnormal (missal pucat, kehitaman).
c. Faktor yang berhubungan
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, perubahan membrane alveolar-kapiler

D. Perencanaan
1. Ketidakefektifan pola napas
a. Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam status pernapasan (ventilasi) dalam batas normal.
Kriteria hasil:
 Frekuensi, irama, kedalaman pernapasan dalam batas normal
 Tidak menggunakan otot bantu napas
 Tidak ada suara napas tambahan
 Tidak ada retraksi dinding dada
 Suara perkusi napas dalam batas normal

b. Intervensi keperawatan (NIC)


 Airway Management (buka jalan napas, atur posisi, fisioterapi dada, suction
dan cegah aspirasi)
 Oxygen Therapy
 Vital Sign Monitoring

2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas


a. Tujuan: Mendemontrasikan batuk efektif dan suara napas bersih, mampu
mengeluarkan sputum.
b. Intervensi keperawatan (NIC)
Manajemen Jalan Napas
 Airway Suction (auskultasi suara napas, suction dan monitor status oksigen)
 Airway Management (buka jalan napas, atur posisi, fisioterapi dada dan cegah
aspirasi)
 Lakukan Fisioterapi dada
 Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk
 Ajarkan batuk efektif
 Auskultasi suara napas
 Kelola pemberian nebulizer, aerosol, atau pemberian oksigen

3. Gangguan pertukaran gas


a. Tujuan (NOC) : 1x24 jam status pernapasan (pertukaran gas) kembali normal
Kriteria hasil:
 Keseimbangan ventilasi dan perfusi
 Saturasi oksigen berada pada rentang normal
 Tidak didapatkan abnormal pada pemeriksaan rotgen dada
 Dispnea saat istirahat tidak ada
 Dyspnea dengan aktivitas ringan tidak ada

b. Intervensi keperawatan (NIC):


 Airway Management (buka jalan napas, atur posisi, fisioterapi dada, suction
dan cegah aspirasi)
 Respiratory Monitoring (monitor suara napas dan pola napas, amati pergerakan
dada dan auskultasi suara napas)

Daftar Pustaka

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis
Berdasarkan Penerapan Diagnosa NANDA, NIC, NOC dan Berbagai Kaus: Edisi
Revisi Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction Publishing
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis
Berdasarkan Penerapan Diagnosa NANDA, NIC, NOC dan Berbagai Kaus: Edisi
Revisi Jilid 2. Jogjakarta: Mediaction Publishing
Potter, A dan Perry, A.G. (2005). Buku AjarFundamental Keperawatan: Konsep Dasar,
dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Saputra, L (2013). Catatan Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggerang: Binarupa
Aksara.

Banjarmasin, April 2021

Preseptor Akademik Ners Muda

Dewi Nurhanifah, Ns., M.Kep Ulfa Sofya

Anda mungkin juga menyukai