nb 1
Model Diskrit I
Banyak masalah-masalah nyata yang dapat direpresentasikan dengan model diskrit. Model ini
dapat diformulasikan menggunakan persamaan beda. Bagian ini membahas model-model
matematik untuk suatu proses diskrit yang bersifat deterministik (tidak ada unsur peluang)
berupa: konsep persamaan beda beserta solusinya, sistem persamaan beda, konstruksi model
diskrit deterministik untuk berbagai contoh kasus. Solusi model beserta visualisasinya diberi-
kan dalam bentuk solusi analitik maupun numerik dengan bantuan Mathematica (versi 6).
Persamaan Beda
Dinamika sistem yang dipandang sebagai suatu proses diskrit seringkali dimodelkan dengan persamaan beda
8x0 , x1 , ∫, xn , ∫<. Dalam hal ini, nilai xn belum diketahui dan merupakan besaran yang ingin diperoleh.
(difference equations). Persamaan beda adalah persamaan yang memuat hubungan antar unsur suatu barisan
3. Solusi langsung dari (1) atau (2) adalah suatu fungsi f sehingga berlaku xn = f HnL.
gen dengan koefisien konstan. Bila bn ∫ 0 disebut persamaan beda linear tak homogen.
4. Pada proses permodelan, seringkali diketahui m buah nilai-nilai awal x0 , x1 ∫, xm dari suatu persamaan beda
linear orde m. Masalah ini disebut masalah nilai awal. Proses pencarian solusi numeriknya dapat dilakukan
melalui proses rekursif.
xn = l xn-1
jika diketahui x0 .
Solusi.
2 Model Diskrit I-print 2.nb 2
x1 = l x0
x2 = l x1 = l2 x0
ª=ª
xn = l n x0
xn = l xn-1 fl xn = ln x0
88x@nD → x0 λ <<
RSolve@8x@n + 1D λ x@nD, x@0D x0<, x@nD, nD
n
xn - n xn-1 + xn-2 = 1; x0 = 1, x1 = 2
Solusi.
dengan diketahuinya x0 dan x1 , maka nilai-nilai x2 , x3 , x4 , ∫ dengan mudah dapat ditentukan melalui proses rekursif.
Persamaan Homogen
TUJUAN: mencari solusi umum persamaan homogen dengan koefisien konstan
a xn + b xn-1 + c xn-2 = 0 (2)
Solusi untuk persamaan beda ordo 1 (Contoh 1.1) menghasilkan bentuk ln . Substitusi xn = ln pada (2) menghasilkan:
a ln + b ln-1 + c ln-2 = ln-2 Ia l2 + b l + cM = 0
l1 = l2 = r fl
xn = c1 l n + c2 n l n
3. l1 = p + i q, l2 = p - i q
xn = ln Hc1 cos n q + c2 sin n qL
Bukti.
Kasus 3:
xn = c1 H p + i qLn + c2 H p - i qLn
= c1 @lHcos q + i sin qLDn + c2 @lHcos q - i sin qLDn
= c1 @lHcos q + i sin qLDn + c2 @lHcos q - i sin qLDn
= c1 ln Hcos nq + i sin nqL + c2 ln Hcos nq - i sin nqL
= Hc1 + c2 L ln cos nq + Hi c1 - i c2 L ln sin nq
ôFormula de Moivre
= C1 ln cos nq + C2 ln sin nq
Contoh 3 l1 ∫ l2
Solusi. Solusi
l2 - l - 6 = Hl + 2L Hl - 3L = 0
l = -2, l = 3
Solusi umumnya
xn = c1 H-2Ln + c2 3n
Mathematica:
Clear@sol, xD
82, 1, 13, 19, 97, 211, 793, 2059, 6817, 19 171, 60 073<
Table@sol@@1, 1, 2DD, 8n, 0, 10<D
82, 1, 13, 19, 97, 211, 793, 2059, 6817, 19 171, 60 073<
Clear@sol, xD
sol = RSolve@8x@nD + 3 x@n − 1D + 3 x@n − 2D 0, x@0D 2, x@1D 2<, x@nD, nD
82, 2, −12, 30, −54, 72, −54, −54, 324, −810, 1458<
Metode rekursif:
Clear@xD
x@n_D := −3 x@n − 1D − 3 x@n − 2D
x@0D = 2; x@1D = 2;
Table@x@nD, 8n, 0, 10<D
82, 2, −12, 30, −54, 72, −54, −54, 324, −810, 1458<
Banyaknya kasus penyakit menular akibat jamur fungus amongus pada suatu daerah berlangsung sedemikian rupa
pada minggu lalu Hn = 0L, dan 25 orang pada minggu ini Hn = 1L, tampilkan dinamika terjangkitnya penyakit ini dua
sehingga laju peningkatannya pada setiap minggu dua kali laju pada minggu sebelumnya. Jika 20 orang terjangkit
bulan ke depan. Dalam berapa minggu 300 penduduk diprediksi akan terjangkit penyakit ini?
Solusi.
88x@nD → 5 H1 + 2 L<<
sol = RSolve@8x@nD − x@n − 1D 10, x@1D 15<, x@nD, nD
n
2 Model Diskrit I-print 2.nb 5
n x@nD
0 10
1 15
2 25
3 45
4 85
5 165
6 325
7 645
8 1285
Pada minggu ke-6 diprediksi hingga 325 orang akan terjangkit penyakit ini.
Persamaan Takhomogen
TUJUAN: mencari solusi umum persamaan beda takhomogen
a xn + b xn-1 = fn
(3)
a xn + b xn-1 + c xn-2 = fn
dengan 8hn < merupakan solusi umum persamaan homogen a xn + b xn-1 + c xn-2 = 0, sedangkan pn adalah solusi
khusus persamaan takhomogen a xn + b xn-1 + c xn-2 = fn .
Acuan dalam penentuan 8 pn < dapat dilihat pada tabel berikut.
Bentuk fn Bentuk pn
a HkonstantaL A
2 Model Diskrit I-print 2.nb 6
Contoh 6
Solusi.
l2 - 2 l + 1 = Hl - 1L2 = 0
l1,2 = 1
Solusi umumnya
hn = c1 + c2 n
Dari Tabel 1, bentuk pn = A n + B, akan tetapi dari bentuk ini terdapat dua suku yang merupakan duplikasi dari solusi
umum. Berdasarkan catatan kedua pada Tabel 1 setiap suku yang berduplikasi dikalikan n sehingga pn = n2 HA n + BL
Substitusikan pn ke persamaan (4), diperoleh:
xn = c1 + c2 n + n3 - 3 n2
Mathematica
RSolve@8x@n + 2D − 2 x@n + 1D + x@nD
99x@nD → 2 n − 3 n2 + n3 ==
6 n, x@0D 0, x@1D 0<, x@nD, nD
dengan solusi
b≤ b2 - 4 g
l1, 2 = (5)
2
Serupa seperti yang sudah dibahas sebelumnya, misalkan untuk l1 ∫ l2 fl
xn = A1 l1 n + A2 l2 n
(6)
yn = B1 l1 n + B2 l2 n
A1 dan A2 dapat diperoleh jika diberikan nilai awal x0 dan x1 . Demikian juga B1 dan B2 dapat diperoleh jika diberikan
nilai awal y0 dan y1 .
Metode Matriks
Dengan notasi vektor-matriks, sistem persamaan beda linear (1) dan (1a) dapat ditulis
xn+1 a11 a12 xn
=
yn+1 a21 a22 yn (7)
vn+1 M vn
atau
vn+1 = M vn (7a)
Sebelumnya sudah ditunjukkan bahwa solusi sistem persamaan ini memiliki bentuk
A ln
vn = (7b)
B ln
2 Model Diskrit I-print 2.nb 8
atau
a11 - l a12 A 0
= (8a)
a21 a22 - l B 0
Agar diperoleh solusi tak trivial, haruslah
a11 - l a12
det =0 (9)
a21 a22 - l
yang berarti
Ha11 - lL Ha22 - lL - a12 a21 = 0 (10)
sama seperti persamaan (4), yang menghasilkan solusi sama seperti persamaan (5)
b≤ b2 - 4 g
l1, 2 =
2
Perhatikan pada matriks ini:
è b = a11 + a22 = TrHML = teras matriks M
è g = a11 a22 - a12 a21 = detHML = determinan matriks M
è b2 - 4 l = discHML = diskriminan matriks M
Jika discHML < 0 diperoleh nilai eigen kompleks, jika discHML = 0, diperoleh nilai eigen yang sama.
Ai
Untuk setiap nilai eigen li terdapat vektor eigen vi = yang memenuhi
Bi
M vi = li vi
Dalam hal ini dapat ditunjukkan bahwa vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen li adalah
Ai 1
vi = = li -a11 (10b)
Bi a 12
asalkan a12 ∫ 0.
Solusi sistem persamaan beda ini untuk kasus l1 ∫ l2 , seperti ditunjukkan pada persamaan (6) adalah
2 Model Diskrit I-print 2.nb 9
xn = A1 l1 n + A2 l2 n
yn = B1 l1 n + B2 l2 n
atau
Misalkan matriks koefisien M memiliki nilai eigen 8li <ki=1 dengan vektor eigen yang bersesuaian 8vi <i=1
k
. Solusi umum
sistem persamaan ini ditentukan oleh nilai eigen matriks M. Jika seluruh nilai eigen tersebut berbeda dan real, maka
solusi umum sistem persamaan beda xn+m = M xn adalah
xn = c1 v1 l1 n + c2 v2 l2 n + ∫ + ck vk lk n = ‚ ci vi li k
k
i=1
dengan ci , i = 1, 2, ∫, k merupakan konstanta yang dapat ditentukan nilainya melalui kondisi nilai awal.
Misalkan fn menyatakan banyaknya generasi pendahulu ke-n secara langsung dari seekor lebah jantan.
Tampak bahwa:
f0 = 1 (lebah madu jantan, paling bawah)
f1 = 1 (sang induk betina, kedua dari bawah)
f2 = 2 (dua induk dari induknya, ketiga dari bawah)
f3 = 3, f4 = 5, … dst.
TUGAS
(a) Tentukan model umum bagi fn .
(b) Tunjukkan bahwa solusi langsung bagi fn adalah
I1 + 5M - I1 - 5M
n+1 n+1
fn =
2n+1 5
(c) Tampilkan grafik fn , n = 1, 2, ∫, 15.
(d) Tampilkan dalam satu grafik nisbah fn+1 ê fn dan fn ê fn+1 , n = 1, 2, ∫, 15. Apakah nisbah-nisbah ini
konvergen ke nilai tertentu? Bandingkan dengan nilai konstanta Mathematica GoldenRatio.
4. Pola Percabangan Achillea ptarmica (UTS Permodelan Matematika '05)
Tunas baru tanaman Achillea ptarmica memerlukan waktu dua bulan untuk bercabang. Selanjutnya tunas yang
lama mampu bercabang setiap bulan. Gambar berikut menunjukkan pola percabangannya. Misalkan xk menyata-
kan banyaknya cabang pada bulan ke-k, k = 1, 2, 3, … (1 pada bulan ke-1, 1 pada bulan ke-2, dst.) (lihat Gambar).
2 Model Diskrit I-print 2.nb 11
(a) Tentukan sebuah model dalam bentuk persamaan beda bagi pola percabangan tersebut.
(b) Tentukan solusi langsung bagi model tersebut.
(c) Tampilkan grafik percabangannya untuk 10 bulan pertama.
(d) Gunakan induksi matematika untuk menunjukkan bahwa xk+3 - xk = 2 xk+1 .