Anda di halaman 1dari 7

Volume 5, Nomor 2 Januari 2019 DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.

138

DAMPAK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA CIPAYUNG


PADA KESEHATAN MASYARAKAT
Impact of Waste Management in TPA Cipayung in Community Health

Emilda,* NAP Septiani, RH Pratiwi

*Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta


e-mail: emilda1430@gmail.com

ABSTRAK

Keterbatasan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung diantaranya menyebabkan
penumpukan sampah hingga lebih dari 30 meter. Kondisi ini menimbulkan dampak kesehatan pada warga yang
tinggal di Kelurahan Cipayung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dampak pengelolaan sampah di TPA
Cipayung pada kesehatan masyarakat di Kelurahan Cipayung, Kota Depok. Penelitian bersifat deskriptif
kualitatif. Data diperoleh dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,
observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil wawancara pada 30 orang responden diketahui bahwa penyakit
yang paling banyak diderita adalah diare, kemudian jenis penyakit perut lainnya, berikutnya gatal-gatal pada
kulit serta batuk. Hal ini diduga karena kondisi lingkungan berupa udara dan air yang tidak sehat serta perilaku
hidup bersih dan sehat yang belum menjadi kebiasaan warga. Hasil wawancara menunjukkan tidak ada
responden yang telah melaksanakan seluruh kriteria PHBS yang ditanyakan. Pada umumnya responden
melaksanakan 3 kriteria yaitu menjaga kebersihan rambut, menjaga kebersihan kulit, dan menjaga kebersihan
tangan. Sedangkan menjaga kebersihan penampungan air adalah perilaku yang paling sering diabaikan. Untuk
meminimalisasi dampak kesehatan ini maka diperlukan perbaikan dalam pengelolaan sampah di TPA Cipayung
disertai sosialisasi dan edukasi secara kontinyu untuk membangun kebiasaan PHBS serta pentingnya menjaga
lingkungan yang bersih.

Kata Kunci: : TPA, Dampak Kesehatan, Diare, Gatal-gatal, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

ABSTRACT

The limitations of waste management in the Cipayung Landfill (TPA) causing a buildup of garbage up to more
than 30 meters. This condition has a health impact on people in Cipayung Village. This study aims to analyze the
impact of waste management at Cipayung Landfill on public health in Cipayung Village, Depok City. The
research is descriptive qualitative. Data obtained by purposive sampling. Data was collected by interviews,
observation and documentation. Based on interviews with 30 respondents, it was found that the most common
diseases were diarrhea, then other types of stomach ailments, subsequent itching on the skin and coughing. This
is presumably because the environmental conditions in the form of unhealthy air and water and clean and
healthy living behaviors (PHBS) have not become the habit of the people. The results indicated that there were
no respondents who had implemented all of these criteria. In general respondents have implemented 3 criteria,
namely maintaining hair hygiene, maintaining skin cleanliness, and maintaining hand hygiene. While
maintaining clean water storage is the most often overlooked behavior. To minimize this health impact,
improvements in waste management in Cipayung landfill are needed along with continuous socialization and
education to develop PHBS habits and the importance of maintaining a clean environment.

Keywords: Landfill, Healthy Impact, Diarrhea, Itching, Clean and Healthy Living Behaviors

A. Pendahuluan Menumpuknya sampah di jalan-jalan


Sampah menjadi salah satu masalah dan saluran air dapat menyebabkan
serius yang dihadapi daerah perkotaan banjir, meningkatkan jumlah tikus dan
termasuk Depok. Jumlah sampah yang serangga, dan menjadi sarana
dihasilkan warga Kota Depok kian berkembangnya berbagai penyakit.
meningkat seiring pertambahan Menurut data Pemerintah Kota
jumlah penduduk. Karena itu Depok, produksi sampah di Kota
diperlukan perbaikan pengelolaan Depok mencapai lebih dari 1200 ton
sampah agar tidak menimbulkan per hari (www.republika.co.id, 2017).
dampak yang lebih besar.

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 246
Volume 5, Nomor 2 Januari 2019 DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.138

Namun jumlah sampah yang dikelola ditingkatkan menjadi controlled


baru sebesar 57,2% per hari melalui landfill.
pemilahan sampah, pengomposan, dan Selain TPA Cipayung, pengolahan
membuang sisa sampah ke Tempat sampah di Kota Depok juga melalui
Pemrosesan Akhir (TPA) Cipayung Unit Pengelolaan Sampah (UPS). UPS
(Pemkot Depok, 2016 dalam Paramita berfungsi mengolah sampah organik
dkk, 2018). Karena masih banyak menjadi kompos. Disamping itu
sampah yang belum terangkut ke TPA, terdapat pula bank sampah untuk
sehingga tumpukan sampah banyak mengolah sampah non organik
ditemukan di TPS liar. Menurut data menjadi produk kerajinan atau
DLHK Kota Depok, lokasi TPS ilegal didaurulang ke pabrik atau industri.
di antaranya berada di Jalan Gas Alam Sementara sampah-sampah spesifik
Sukatani, Jalan Pekapuran, Jalan Raya seperti baterai, sisa obat dan lain-lain
Tapos, Jalan Jambore, sepanjang Jalan diolah oleh unit terpisah.
Raya Bogor, Jalan Raya Citayam, Berbagai upaya tersebut belum
Jalan Margonda, Jalan Arif Rahman mampu mengurangi timbunan sampah
Hakim, Jalan Bungur Beji, Jalan Raya liar maupun di TPA Cipayung yang
Cilodong, Jembatan Panus, Jembatan terus menumpuk. Penumpukan
Akses UI, Jembatan GDC, Setu Rawa sampah secara terus menerus
Kalong, Makam Limo, dan Bojongsari sementara pengelolaan belum optimal,
Lama. (www.kompas.com, 2017). menambah persoalan baru bagi
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) masyarakat. Seperti masalah
Cipayung adalah satu-satunya TPA kebersihan, pencemaran lingkungan
yang ada di Kota Depok. dan merusak estetika kota. Bahkan
Pengangkutan sampah ke TPA ini sampah yang telah menggunung dan
belum optimal karena daya berumur lama, menimbulkan bau yang
tampungnya baru sekitar 700 ton per menusuk dan mengganggu masyarakat
hari (www.depok.go.id, 2017). Hal ini sekitar. Kondisi lingkungan yang tidak
disebabkan beberapa kendala baik ini berdampak pula terhadap
diantaranya keterbatasan lahan TPA kondisi kesehatan masyarakat karena
sementara produksi sampah terus rentan terserang berbagai penyakit
meningkat, teknologi proses yang serta gangguan pernapasan. Penelitian
belum efisien dan tidak ramah ini bertujuan untuk menganalisa
lingkungan sehingga pengolahan dampak pengelolaan sampah di TPA
sampah belum berjalan optimal. Cipayung pada kesehatan masyarakat
Tidak berimbangnya antara volume di Kelurahan Cipayung, Kota Depok.
masuk dengan jumlah sampah yang
terolah, menyebabkan terjadi B. Metode
penumpukan di lokasi TPA. Penelitian ini menggunakan metode
Menurut Handono (2010) model deskriptif kualitatif. Dalam hal ini
pembuangan yang diterapkan di TPA obyek yang diamati adalah dampak
Cipayung pada awalnya pembuangan pengelolaan sampah di Tempat
terbuka (open dumping) yaitu cara Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung
pembuangan sederhana dimana pada kesehatan masyarakat di
sampah hanya dihamparkan pada sekitarnya, khususnya Kelurahan
suatu lokasi, dibiarkan terbuka tanpa Cipayung. Teknik pengumpulan data
pengamanan dan ditinggalkan setelah yang digunakan terdiri dari tiga teknik
lokasi tersebut penuh. Seiring yaitu wawancara, observasi dan
perluasan kawasan TPA, model dokumentasi. Data yang diperoleh
pembuangan sampah akhirnya

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 247
Volume 5, Nomor 2 Januari 2019 DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.138

kemudian dianalisis secara deskriptif pembukaan TPA sampah belum


kualitatif. dikelola dengan maksimal. Pada
musim hujan, gunungan sampah
C. Hasil dan Pembahasan seringkali menyebabkan longsor dan
Saat ini keadaan TPA Cipayung membahayakan warga dan pemulung
sudah mengalami over kapasitas. yang berada disana. Selain itu
Penumpukan sampah di TPA menambah kesulitan dalam
Cipayung sudah mencapai 33 meter. pengolahan.
Hal ini disebabkan dari awal

Gambar 1. Keadaan TPA Cipayung

Model pengelolaan sampah di TPA Berdasarkan hasil wawancara


Cipayung adalah controlled landfill. dengan pengelola TPA diketahui
Pada sistem ini sampah dibuang dan bahwa volume sampah yang masuk ke
ditumpuk pada suatu lokasi yang TPA Cipayung setiap hari sekitar 700-
cekung. Lalu dipadatkan kemudian an ton. Jenis sampah yang masuk ke
ditutup dengan tanah. Sampah TPA Cipayung adalah sampah rumah
disebarkan secara merata dan tangga dan sampah residu seperti sisa
dipadatkan dalam lapisan tipis dengan bangunan, Sedangkan sampah organik
bulldozer. Begitu lapisan yang dan non organik diolah di Unit
dipadatkan itu mencapai tebal sekitar Pengelolaan Sampah (UPS) dan
2 sampai 3 meter, selanjutnya ditutup beberapa bank sampah. Menurut
dengan lapisan tanah setebal 15 cm. DLHK Kota Depok (2017) sampai
Setelah itu dipadatkan kembali dan tahun 2017 terdapat sekitar 32 UPS
siap untuk ditimbun lapisan sampah dan RW yang telah melakukan
yang baru. Proses tersebut berlanjut pemilahan sebanyak 185 serta 483
sampai landfill penuh dan akan ditutup bank sampah.
dengan lapisan tanah terakhir dengan Untuk pengolahan sampah di TPA
ketebalan sekitar 60 cm. Metode ini Cipayung, Pemkot Depok menerapkan
bertujuan untuk menghilangkan polusi sistem waste to energy. Pada sistem ini
udara. Menurut Handono (2011) pada sampah-sampah yang menggunung
model controlled landfil ini kegiatan diubah menjadi gas metana.
penutupan sampah dilakukan secara Pengubahan sampah menjadi gas
berkala biasanya 7 hari. metan berlangsung secara anaerobik.
Gas yang terbentuk dialirkan melalui

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 248
Volume 5, Nomor 2 Januari 2019 DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.138

pipa. Instalasi pipa tertanam di dalam berijazah Perguruan Tinggi. Hasil


tanah yang menghubungkan antara wawancara menunjukkan diantara 30
timbunan sampah ke rumah-rumah responden diketahui bahwa responden
warga. Agar gas tersalurkan dengan yang tidak bersekolah sebanyak 1
baik ke rumah warga maka digunakan orang (3,3%), tamat SD sebanyak 9
alat penyedot (blower) yang akan orang (30%), tamat SMP sebanyak 5
menyedot gas lalu dilanjutkan ke orang (16,7%), tamat SMA sebanyak
kompor yang ada di rumah warga. 12 orang (40%), dan yang tamat
Namun gas metan ini belum Perguruan Tinggi sebanyak 3 orang
dimanfaatkan sepenuhnya oleh warga, (10%).
karena menurut mereka gas metana ini Mata pencaharian responden juga
menimbulkan bau yang tidak enak. beragam. Mulai dari yang tidak
Responden yang dilibatkan dalam bekerja, pemulung, buruh, wiraswasta,
penelitian ini berjumlah 30 orang pegawai swasta, hingga pegawai
warga kelurahan Cipayung. Ditambah negeri. Berdasarkan wawancara
dengan responden ahli yaitu kepala dengan 30 responden diketahui bahwa
pengelola TPA Cipayung. sebanyak 3 orang (10%) bermata
Berdasarkan hasil kuisioner diketahui pencaharian sebagai pegawai swasta,
bahwa responden yang berumur sebanyak 6 orang (20%) sebagai
antara 20-30 tahun sebanyak 10 orang wiraswasta 13 orang (43,3%) sebagai
(33,3%), berumur 31-40 tahun buruh, 3 orang (10%) sebagai
sebanyak 11 orang (36,7%), berumur pemulung, yang tidak bekerja 3 orang
41-50 tahun sebanyak 5 orang (10%), dan sebagai ibu rumah tangga
(16,7%), dan yang berumur >50 tahun sebanyak 2 orang (6,7%).
sebanyak 4 orang (13,3%). Kondisi TPA Cipayung dengan
Tingkat pendidikan responden timbulan sampah yang mencapai lebih
beraneka ragam. Mulai dari yang dari 30 meter berdampak kepada
tidak sekolah, hanya tamatan kesehatan masyarakat yang tinggal di
SD/sederajat, tamatan SMP/sederajat, sekitarnya.
tamatan SMA/sederajat, hingga

Tabel 1. Jenis Penyakit yang Diderita Responden Sekitar TPA Cipayung


Analisa Penyakit Jumlah Responden
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Batuk 14
Sesak Napas 11
Nyeri Dada 11
Pencemaran Diare 26
Disentri 10
Kulit Gatal-gatal 19
Lain-lain Penyakit dengan gejala sakit 24
di bagian perut
Sumber: Data Primer, 2018

Pada tabel 1 terlihat penyakit yang memiliki gejala sakit di bagian perut
paling sering menyerang warga adalah namun tidak diketahui pasti nama
diare sebanyak 26 responden. penyakitnya. Hasil penelitian ini
Sedangkan penyakit yang lebih sedikit sejalan dengan data Dinas Kesehatan
diderita adalah disentri sebanyak 10 Kota Depok menunjukkan terjadi
responden. Namun ada penyakit peningkatan temuan dan penanganan
lainnya yang sering dialami yaitu diare dari 34.676 (85,35%) pada tahun
sebanyak 24 responden. Penyakit ini 2013 menjadi 37.690 (80,8%) pada

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 249
Volume 5, Nomor 2 Januari 2019 DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.138

tahun 2016 (Dinkes Kota Depok, Masyarakat dengan kualitas


2017). Sedang kasus diare yang kesehatan yang baik merupakan salah
ditangani oleh UPT Puskesmas satu komponen penting untuk
Cipayung adalah sebanyak 1.628 jiwa. membangun bangsa dan negara. Jika
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat mayoritas masyarakat berada pada
(PHBS) merupakan semua perilaku kondisi kesehatan dibawah rata-rata,
kesehatan yang dilakukan atas akan berakibat negara kehilangan
kesadaran sehingga anggota keluarga potensi sumberdaya manusia yang
atau keluarga dapat menolong dirinya bernilai tinggi. Upaya mewujudkan
sendiri di bidang kesehatan dan lingkungan yang sehat yaitu bersih,
berperan aktif dalam kegiatan- nyaman dan aman mutlak diperlukan
kegiatan kesehatan di masyarakat. sebagai langkah preventif untuk
(Depkes, 2009). Menurut Depkes meningkatkan status kesehatan
(2007) perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
ada 10 indikator diantaranya, Keberadaan TPA seharusnya
persalinan ditolong oleh tenaga menjadi solusi untuk merealisasikan
kesehatan, memberi asi eksklusif, lingkungan yang bersih dan sehat.
menimbang bayi dan balita, Ketiadaan TPA menimbulkan
menggunakan air bersih, mencuci problem lingkungan yang lebih parah
tangan dengan air bersih dan sabun, karena terjadinya penumpukan
menggunakan jamban sehat, sampah secara liar tanpa atau
memberantas jentik di rumah, makan pembuangan sampah tanpa terkendali.
buah dan sayur setiap hari, melakukan Namun kondisi TPA Cipayung yang
aktivitas fisik setiap hari, tidak dekat dengan pemukimam penduduk
merokok di dalam rumah. dan telah mengalami over capacity
PHBS yang diamati dalam malah menimbulkan dampak buruk
penelitian ini adalah sikap-sikap yang bagi masyarakat termasuk kesehatan.
berkaitan dengan lingkungan berupa Diantaranya karena belum optimalnya
menjaga kebersihan makanan, pengelolaan sampah disana.
menjaga kebersihan kulit, menjaga Berdasar hasil penelitian ditemukan
kebersihan tangan, menjaga tiga kelompok penyakit di sekitar
kebersihan rambut, serta menjaga kawasan TPA. Tiga kelompok ini
kebersihan penampungan air. termasuk penyakit yang lazim
Berdasarkan hasil wawancara ditemukan di kawasan TPA atau TPS.
diketahui bahwa tidak ada responden Berkembangnya gangguan pada
yang memenuhi keseluruhan kriteria saluran pencernaan seperti diare,
perilaku hidup bersih dan sehat. disentri dan jenis penyakit perut
Mayoritas responden hanya memenuhi lainnya berhubungan dengan
3 kriteria yaitu menjaga kebersihan kebersihan makanan dan air minum
rambut, menjaga kebersihan kulit, dan yang dikonsumsi masyarakat.
menjaga kebersihan tangan. Kriteria Ditambah pula masyarakat yang
yang paling banyak diabaikan belum memiliki kebiasaan perilaku
responden kebersihan penampungan hidup bersih dan sehat di rumahnya.
air yaitu dengan membiarkannya Dari hasil wawancara diketahui untuk
terbuka. Padahal kondisi kebutuhan mandi dan memasak
penampungan yang seperti ini rentan umumnya warga Cipayung
terhadap perkembangan jentik-jentik menggunakan air sumur dengan
nyamuk apalagi pada kondisi kondisi sangat keruh. Sedang untuk
lingkungan yang tidak bersih. kebutuhan minum, mereka membeli
air dari depot air minum.

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 250
Volume 5, Nomor 2 Januari 2019 DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.138

Kondisi air sumur yang keruh perkembangan penyakit ISPA.


diduga tercemar oleh air lindi yang Kondisi air yang tidak sehat ini akan
dihasilkan TPA disamping akibat berpengaruh pula pada kulit dengan
pencemaran lainnya. Hal ini munculnya penyakit gatal-gatal.
disebabkan letak sumur gali penduduk Dampak kesehatan yang
yang terlalu dekat dengan TPA. ditimbulkan dari lingkungan yang
Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan tidak sehat makin bertambah dengan
dan Pengendalian Dampak Sampah belum dijalankannya perilaku hidup
Depkes RI Dirjen PPM dan PLP 1996 bersih dan sehat oleh masyarakat.
dalam Ompusunggu (2009) Karena pengetahuan yang minim
menyatakan bahwa lokasi TPA harus sehingga terbentuk persepsi yang
memenuhi ·persyaratan teknis yaitu: kurang utuh. Tak jarang pula
(a). Jarak TPA dengan pemukiman masyarakat beranggapan sebelum
minimal 2 Km, hal ini mengingat jarak gejala penyakit terasa, mereka merasa
terbang lalat mencapai 2 Km, bau sehat-sehat saja sehingga cenderung
yang ditimbulkan oleh sampah akibat abai terhadap kebersihan lingkungan
pembusukan yang terbawa angin, debu termasuk makanan dan minuman.
dan suara bising yang ditimbulkan Oleh karena itu dibutuhkan upaya
sewaktu pembongkaran sampah. (b). yang lebih serius untuk
Jarak sumber air bersih (mata air, menghilangkan atau meminimalisasi
sungai, sumur, danau, dll) minimal dampak ini. Diantaranya menata
200 meter, hal ini mengingat bahwa lokasi TPA supaya tidak berdekatan
hasil dekomposisi sampah dapat dengan pemukiman penduduk,
meresap melalui lapisan tanah dan memperbaiki pengelolaan sampah di
menimbulkan pencemaran terhadap kota Depok pada setiap unitnya hingga
sumber air didaerah tersebut (c) Jarak ke TPA. Selain memperbaiki regulasi
tepi paling dekat terhadap jalan dan manajerial, dibutuhkan pula upaya
besar/umum minimal 200 meter, hal implementasi teknologi yang paling
ini mengingat alasan estetika. Kondisi baik dan tepat untuk mempercepat laju
keruh pada air sumur diduga karena penguraian sampah. Yustikarini dkk
tercemar oleh air lindi yang dihasilkan (2017) mengutip bahwa dalam
TPA. Cairan lindi yang dihasilkan dari Laporan Agenda 21 Indonesia,
tumpukan sampah berpengaruh pada Strategi Nasional Untuk Pembangunan
sifat-sifat air bawah tanah seperti Berkelanjutan menyebutkan dalam
tingginya konsentrasi, total padatan pengelolaan sampah untuk
terlarut, tingkat kekerasan, COD, pengomposan 30-40% dan daur ulang
klorida, sulfat dan nitrat serta sampah (anorganik) mencapai 15-
mengandung logam berat (Vasanthi 25%. Aktifitas pengomposan sendiri
et.al, 2008 dalam Mahyudin, 2017). dapat dilakukan mulai dari level warga
Pergerakan cairan lindi makin sulit masyarakat, TPS hingga TPA.
dikendalikan pada saat musim hujan. Disamping itu perlu dilakukan
Begitupula penyakit-penyakit peningkatan kualitas dan kuantitas
saluran pernafasan yang diakibatkan SDM pegawai untuk pengelolaan
kualitas udara disekitar TPA yang sampah. Begitupula sosialisasi yang
berkualitas rendah. Hasil penguraian terus menerus kepada masyarakat
sampah yang sudah menumpuk akan tentang pentingnya menjaga
menghasilkan gas CH4 (metana), lingkungan yang bersih dan
senyawa amoniak dan H2S yang menerapkan perilaku hidup bersih dan
menimbulkan bau menyengat. Hal sehat.
inilah yang menyebabkan mudahnya

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 251
Volume 5, Nomor 2 Januari 2019 DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.138

D. Kesimpulan dan Saran kebersihan penampungan air diketahui


Berdasarkan hasil wawancara tidak ada responden yang telah
kepada masyarakat kelurahan melaksanakan seluruh kriteria ini.
Cipayung diketahui bahwa mereka Pada umumnya baru melaksanakan 3
terdampak dengan kondisi TPA. kriteria yaitu menjaga kebersihan
Mayoritas responden sering menderita rambut, menjaga kebersihan kulit, dan
penyakit diare, jenis penyakit perut menjaga kebersihan tangan.
lainnya, gatal-gatal pada kulit serta Sedangkan menjaga kebersihan
batuk. Hal ini diduga karena kondisi penampungan air adalah perilaku yang
lingkungan berupa udara dan air yang paling sering diabaikan. Untuk
tidak sehat. Masyarakat juga belum meminimalisasi dampak kesehatan ini
menjalankan perilaku hidup bersih maka diperlukan perbaikan dalam
dan sehat secara lengkap. Dari hasil pengelolaan sampah di TPA Cipayung
wawancara tentang kriteria PHBS disertai sosialisasi dan edukasi secara
berupa menjaga kebersihan makanan, kontinyu untuk membangun kebiasaan
menjaga kebersihan kulit, menjaga PHBS serta pentingnya menjaga
kebersihan tangan, menjaga lingkungan yang bersih.
kebersihan rambut, serta menjaga

Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI. 2007. Buku Saku Ompusunggu H. 2009. Analisa Kandungan Nitrat
Rumah Tangga Sehat dengan PHBS. Pusat Air Sumur Gali Masyarakat di Sekitar
Promosi Kesehatan. Jakarta: Departemen Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
kesehatan RI. di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur
Departemen Kesehatan RI. 2009. Rumah Tangga Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009.
Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Skripsi. Universitas Sumatera Utara [online]
Sehat. Lembar Balik PHBS. Pusat Promosi diakses Desember 2018
Kesehatan Departemen Kesehatan RI Mahyudin RP. 2017. Kajian Permasalahan
Dinas Kesehatan Kota Depok. 2017. Profil Dinas Pengelolaan Sampah dan Dampak
Kesehatan Kota Depok Tahun 2016. Dinas Lingkungan di TPA (Tempat Pemrosesan
Kesehatan Kota Depok. Akhir). Jurnal Teknik Lingkungan 3 (1). Hal
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota 66-74.
Depok. 2017. Pengelolaan Lingkungan Paramita D, Kukuh M dan Manuwoto. 2018.
Hidup Kota Depok. Presentasi. Diakses Kajian Pengelolaan Sampah Berdasarkan
November 2018. Daya Dukung dan Kapasitas Tampung
Handono M. 2010. Model Pengelolaan Tempat Prasarana Persampahan Kota Depok.
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Secara Journal of Regional and Rural Development
Berkelanjutan Di TPA Cipayung Kota Planning. Volume 2 (2): 104-117.
Depok-Jawa Barat. Disertasi. Sekolah Sinurat J dan Roy VS. 2013. Strategi Pengelolaan
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor Sampah Kota Depok. Makalah (tidak
http://www.depok.go.id. 2017. TPA Cipayung Akan dipublikasikan). FISIP, UI
Tambah Kolam Penampungan Sampah. Yustikarini R dkk. 2017. Evaluasi dan Kajian
https://www.depok.go.id/31/01/2017/01- Penanganan Sampah dalam Mengurangi
berita-depok/tpa-cipayung-akan-tambah- Beban Tempat Pemrosesan Akhir Sampah di
kolam-penampungan-sampah. diakses 20 TPA Milangasri Kabupaten Magetan.
November 2018. Proceeding Biology Education Conference
http://www.republika.co.id. 2017. Kota Depok Volume 14, Nomor 1. Halaman 177- 185.
Produksi Sampah 1200 ton per hari. Zahra F dan Tri PD. 2011. Kajian Komposisi,
https://www.republika.co.id Karakteristik, dan Potensi Daur Ulang
/berita/nasional/jabodetabek- Sampah di TPA Cipayung, Depok. Jurnal
nasional/17/02/22/olrp9w384-kota-depok- Teknik Lingkungan Volume 17 Nomor 1.
produksi-sampah-1200-ton-per-hari Halaman 59-69.

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 252

Anda mungkin juga menyukai