Anda di halaman 1dari 7

KASUS 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


SPONDILITIS TB
Pasien masuk RS melalui IGD merupakan rujukan dari RSUD dengan keluhan
utama kelemahan pada tungkai bawah sejak ±10 bulan yang lalu. Pasien
didiagnosa Spondalitis TB. Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh
tidak bisa berjalan, pinggang terasa sakit terutama pada pertengahan tulang
punggung, pasien mengatakn terbatas untuk bergerak, pasien mengatakan sakit
bertambah bila bergerak, saat posisi duduk, dan berakitivitas (seperti ke wc). Pasien
mengatakan hanya bisa berbaring dan sesekali miring kekanan dan kiri
karena jika miring terlalu lama juga akan membuat punggung terasa sakit. Pasien
mengatakan sejak ± 10 bulan yang lalu rutin minum obat penahan sakit
namun tidak tahu nama obatnya, pasien mengatakan menjadi ketergantungan
obat karena jika tidak minum obat maka pasien mengatakan sangan sakit sampai
menangis, biasanya jika obat habis dan sangat sakit pasien langsung ke ruma
sakit terdekat. Pasien diberikan OAT 1 bulan yang lalu namun tidak dilanjutkan
dan terputus, dan saat ini pasien dalam terapi OAT. Pasien mengatakan
berkeringat pada malam hari sejak ± 10 bulan yang lalu. Pasien mengatakan
merasa cemas dengan tb tulang yang dideritanya dan berharap dapat berjalan
kembali seperti dulu2.
Pasien mengatakan menderita penyakit hipertensi sejak tahun 2011 setelah
melahirkan anak kedua, pada saat melahirkan tekanan darah pasien tinggi, sejak
itu pasien mengonsumsi amlodipin 10 mg, namun tidak rutin, terkadang saat
obat habis pengobatan tidak dilanjutkan. Pasien pernah dirawat dirumah sakit
sebelumnya terakhir pada tanggal 10 februaru 2021 dengan keluhan yang sama
yaitu nyeri pada punggung dan tidak mampu berjalan. Pasien tidak memiliki riwayat
alergi obat-obatan maupun makanan, tidak
merokok dan tidak mengonsumsi alkohol. Pasien mengatakan merasa tidak
pernah kontak dengan penderita tb paru, atau orang yang batuk-batuk lama. Pasien
mengatakan tidak ada riwayat batuk dan demam yang terus menerus, namun pasien
mengatakan keringat pada malam hari. Awalnya pasen mengalami kelumpuhan yaitu,
pasien merasakan nyeri pada kaki
yang menjalar ke paha dan pinggang pada awal tahun 2020, pasien sempat
berobat namun nyeri tetap ada. Pada bulan april 2020 pasien tidak mampu
untuk berjalan dan nyeri dirasakan sampai ke tulang punggung. Pasien
mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
seperti pasien ataupun tb baru, tidak ada riwayat hipertensi, DM, dan penyakit
keturunan lainnya didalam keluarga.
Hasil pemeriksaan fisik konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, bibir pasien
tampak kering, inspeksi thorak: pergerakan dinding dada tampak simetris,
tidak
ada lesi atau jejas, tida ada penggunaan otot bantu napas, fremitus raba
simetris
kanan kiri, tidak ada nyeri tekan, perkusi paru sonor dan auskultasi suara napas
vesikuler. Pada muskuloskeletal/sendi: terdapat keterbatasan gerak pada
ekstremitas bawah. Mengalami paraplegi. Pasien tidak mampu untuk duduk,
berjalan. Dan merasa nyeri bertambah pada punggung saat bergerak.
Ekstremitas atas : dapat digerakkan dengan baik, tangan kiri terpasang infus
NaCl 0,9% 21 tts/menit. Crt <2 deitk, akral teraba hangat.
TTV: TD = 185/130 mmHg, N = 96 X/mnt, S = 36,7 ◦C, P = 17 X/mnt. TB: 153 cm, BB: 51 kg.Pasien
mengatakan dak mampu melakukan ak vitas, pasien hanya dpat
berbaring ditempat dur, ak vitas harian pasien dibantu oleh keluarga. Alat bantu : kursi roda,
Kekuatan otot :
5555 5555
4444 3333
Pasien mengatakan selama dirawat dirumah sakit sulit untuk dur, sering
terbangun saat dur dimalam hari, dur kurang nyenyak, dan merasa dak
segar saat bangun dur. Dikarenakan punggung yang terasa nyeri. Hasil MRI : Terdapat abses
pada verterbrae T12-L1
Hasil Radiologi : Rontgen torakolumbal dan rontgen lubosakral.
Diagnosis kerja : spondili s TB
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DS : Kondisi muskuloskletal kronis Nyeri kronis
klien mengatakan nyeri sejak ± 1 tahun yang lalu
P : Spondilitis TB dan semakin parah saat bergerak
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Pinggang terutama di pertengahan tulang punggung
S:6
T : Hilang timbul dan terasa saat bergerakklien mengatakan
bahwa ia sulit tidur, sering terbangun dimalam hari sehingga
tidurnya tidak nyenyak
DO :
klien tampak meringisklien tampak gelisahklien tampak sulit
tidur dan kurang istirahat
Skala nyeri = 7
TD = 185/130 mmHg N = 96 x/I S = 36,7°C P = 17 x/i

2 DS : Penurunan kekuatan otot Gangguan mobilitas fisik


klien mengatakan bahwa ia tidak bisa berjalanklien
mengatakan bahwa nyeri yang dirasa bertambah saat bergerak,
posisi duduk dan saat beraktivitas, sehingga gerakannya
menjadi terbatasklien juga mengatakan bahwa ia hanya bisa
berbaring dan miring kanan atau miring kiri sebentar, karna jika
lama maka akan terasa nyeri dibagian punggungnya
DO :
Kekuatan otot klien tampak lemah
555 555

444 333
Gerakan klien tampak terbatas
Aktivitas klien selama dirumah sakit tampak dibantu oleh
keluarga
No Diagnosa Luaran Intervensi
1 Nyeri kronis b.d kondisi muskuloskletal Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
kronis Kriteria hasil : Tindakan :
• Keluhan nyeri menurun • Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
• Tidak meringis kualitas, intensitas nyeriIdentifikasi skala nyeri
• Tidak gelisah • Identifikasi respons nyeri non verbal
• Tidak sulit tidur • Identifikasi faktor yang memperberat dan
• Tekanan darah membaik memperingan nyeri
• Pola tidur membaik • Monitor efek samping penggunaan analgetik
• Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeriFasilitasi istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
• Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeriJelaskan strategi meredakan nyeri
• Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
• Kolaborasi pemberian analgetik.
2 Gangguan mobilitas fisik b.d Mobilitas fisik Dukungan mobilisasi
penurunan kekuatan otot Kritetia Hasil : Tindakan :
• Pergerakan ektremitas meningkat • Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
• Kekuatan otot meningkat lainnya
• Nyeri menurun • Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
• Gerakan terbatas menurun • Monitor kondisi umum selama melakukan
• Kelemahan fisik menurun mobilisasi
• Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(mis. Pagar tempat tidur)
• Libatkan keluarga untuk membantu klien dalam
meningkatkan pergerakan
• Jelaskan tujuan dan prosedur mobililsasi
• Anjurkan melakukan mobilisasi dini
• Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk di tempat tidur, duduk disisi
tempat tidur, pindah dari tempat tidur kekursi)

Anda mungkin juga menyukai