Anda di halaman 1dari 13

Hipnotis 5 Jari Untuk Ibu Hamil dan Pasangan Usia Subur Korban Bencana

Alam Yang Mengalami Trauma (Post Traumatic Stress Disorder/PTSD)

Pokok Bahasan : Hipnotis 5 Jari

Hari/ Tanggal : Rabu, 16 Juni 2021

Pukul : 15.00 s.d 15.30 WIB

Sasaran : Agegat Ibu Hamil dan Pasangan Usia Subur

Tempat : Musholla Darussalam

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi geografis dan geologis Indonesia menjadikannya area yang

rawan berbagai macam bencana alam mulai dari letusan gunung, gempa,

hingga banjir. Wilayah Indonesia berada di jalur cincin api Pasifik yang

merupakan rangkaian gunung api aktif di dunia dan hampir semua gempa

bumi dunia terjadi di jalur tersebut. Indonesia juga tempat pertemuan tiga

lempeng tektonik besar: Indo-Australia, Eurasia, dan Lempeng Pasifik,

sehingga punya potensi besar untuk terjadinya bencana gempa bumi termasuk

likuifaksi dan tsunami. Dalam lima tahun terakhir Indonesia mengalami

berbagai bencana alam mulai dari banjir, tanah longsor, tsunami, likuifaksi,

gempa bumi, letusan gunung berapi, hingga kebakaran hutan .

Menurut data dari BNPB, sejak awal tahun 2017 saja hingga

pertengahan 2019, Indonesia telah mengalami 5.594 kejadian bencana.

Bencana alam yang terjadi menimbulkan berbagai dampak, mulai dari

kerusakan fisik hingga korban jiwa. Total korban meninggal dan hilang

sebanyak 4249 jiwa, 27 ribu lebih korban yang mengalami luka-luka, lebih
dari 21 juta jiwa yang menderita dan mengungsi. Selain itu, lebih dari 166

ribu rumah rusak berat, 105 ribu rumah yang mengalami kerusakan sedang,

dan 302 ribu rumah mengalami kerusakan ringan.

Bencana alam, selain menimbulkan kerusakan fisik serta korban jiwa,

juga memberikan dampak-dampak psikososial yang cukup serius pada orang-

orang yang mengalaminya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Terjadinya bencana alam mengubah sebagian atau seluruh aspek kehidupan

mereka. Contohnya, mereka yang kehilangan tempat tinggal harus mengungsi

ke tenda pengungsian; mereka yang kehilangan anggota keluarganya

mengalami kesedihan yang mendalam; mereka yang kehilangan pekerjaan

atau mata pencaharian belum bisa kembali bekerja karena situasi yang belum

memungkinkan.

Trauma adalah respon emosional terhadap kejadian yang buruk dan

tindakan tidak menyenangkan seperti kecelakaan, kejahatan maupun bencana

alam. Trauma berhubungan dengan keadaan psikologis seseorang. Esther

Giller, Sidran Institute (2018) mendeskripsikan “A traumatic event or

situation creates psychological trauma when it overwhelms the individual’s

ability to cope, and leave that person fearing death, annihilation, mutilation,

or psychosis”. Trauma psikologis merupakan pengalaman individu atau

kondisi yang sedang dialami, dimana individu tersebut merasa kewalahan

secara emosi, kognitif, dan fisik sehingga kemampuan untuk mengatasi

kondisinya terganggu. Bencana menurut United Nation Development

Program (UNDP) adalah suatu kejadian ekstrem dalam lingkungan alam atau

manusia yang berakibat merugikan dan mempengaruhi kehidupan manusia,


harta benda atau aktivitas sampai pada tingkat yang menimbulkan bencana.

(Soehatman Ramli: 2014)

Penting untuk ditekankan, bahwa setiap korban gempa yang mengalami

trauma dan krisis emosi seringkali mengalami disorientasi spiritual. Dalam

keadaan yang serba kekurangan, banyak diantara korban gempa

menggantungkan hidup kepada orang-orang atau lembaga yang memberi

bantuan materi. Sudah seharusnya dalam gejala spiritual, korban gempa harus

tetap bergantung pada agama dan Tuhan yang telah menurunkan bencana.

Agar pemulihan psikologis dan trauma pasca gempa menjadi lebih mudah

dilakukan. Ditengah rasa kekhawatiran dan ketakutan yang melanda akan

menjadi sangat penting bagi anak-anak untuk mendapatkan pelayanan

pemulihan trauma yang disebut trauma healing. Dukungan psikologis setelah

terjadi bencana alam seperti gempa bumi sangat diperlukan untuk mengurangi

tingkat trauma terhadap masyarakat yang terdampak bencana

Pemerintah baik pusat maupun daerah adalah penanggungjawab utama

dalam perlindungan dan penanggulangan bencana berdasarkan Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, termasuk

memberikan perlindungan kepada kelompok rentan, seperti anak, ibu hamil

dan menyusui, serta lansia. Hal ini diperkuat lagi dengan pasal 59 dan 59A

Undang-Undang No 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU no 23 tahun

2002 tentang perlindungan anak, pemerintah memiliki kewajiban untuk

memberikan perlindungan khusus anak, termasuk anak korban bencana.

Perlindungan yang dimaksud salah satunya termasuk melalui upaya

pendampingan psikososial, dari pengobatan sampai pemulihan untuk


mencegah anak mengalami dampak yang lebih buruk dan terhindar dari

perlakukan kekerasan. Dukungan psikososial dalam situasi bencana tidak

hanya dapat dilakukan oleh petugas profesional tetapi juga dapat dilakukan

oleh relawan non profesional asalkan sudah terlatih.

Berdasarkan  dengan  permasalahan  diatas  maka  kami Kelompok B20,


Mahasiswa Praktek Profesi Keperawatan Bencana Fakultas Keperawatan
UNAND tertarik  untuk memberikan penyuluhan tentang ansietas dan cara
menguranginya dengan melakukan intervensi hypnosis lima jari.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan tentang trauma healing dengan
menggunakan teknik hipnotis 5 jari pada ibu hamil dan pasangan usia
subur dengan gejala ansietas, peserta mengetahui dan memahami tentang
cara mengontrol kecemasan dengan hipnotis 5 jari.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang cara mengontrol kecemasan
degan menggunakan teknik hipnotis 5 jari pada semua umur dengan
gejala ansietas diharapkan peserta :
 Mengetahui tentang pengertian hipnotis 5 jari.

 Mengetahui tujuan dilaksanakannya hipnotis 5 jari

 Mengetahui indikasi pemberian hipnotis 5 jari

 Mengetahui tahap pelaksanaan hipnotis 5 jari


C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik

Cara trauma healing dengan menggunakan teknik hipnotis 5 jari


pada ibu hamil dan pasangan usia subur

2. Sasaran/Target

 Agregat ibu hamil dan pasangan usia subur di RW 08


Kelurahan Pasie Nan Tigo Kec Koto Tngah Kota Padang

 Bersedia menjadi peserta penyuluhan

 Kooperatif
3. Metoda
Demonstrasi / peragaan
4. Media dan Alat
 Laptop
 Slide Power Point
 Leaflet
5. Waktu dan tempat
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Juni 2021
Waktu : 15.00 s.d 15.30 WIB
Tempat : Musholla Darussalam
D. Kegiatan Penyuluhan

No
Acara Kegiatan
. Waktu Evaluasi
1. Pembukaan - Mengucapkan salam 5 menit - Menjawab salam
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
dan anggota - Memperhatikan
kelompok
- Melakukan evaluasi
validasi
- Menyebutkan
materi/pokok bahasan
yang akan
disampaikan
- Menjelaskan tujuan
penyuluhan
- Melakukan kontrak
waktu dan tempat
2. Pelaksanan - Menggali 10 menit - Mengemukakan
presenter pengetahuan klien pendapat
tentang pengertian - Mendengarkan
hipnotis 5 jari dan
- Memberikan memperhatikan
reinforcement dan - Mendengarkan
meluruskan konsep dan
- Menjelaskan memperhatikan
pengertian hipnotis 5 - Memperhatikan
jari dan memperagakan
- Menjelaskan tentang stimulasi
tujuan, indikasi dari - Mengajukan
hipnotis 5 jari pertanyaan
- Menjelaskan - Mendengarkan
langkah-langkah dan
hipnotis 5 jari memperhatikan
- Stimulasi teknik
hipnotis 5 jari
- Memberikan
kesempatan pada
klien untuk bertanya
- Memberikan
reinformen (+) dan
menjawab pertanyaan
3. Penutup - Presenter 10 menit - Bersama
mengadakan evaluasi presenter
- Melakukan menyimpulkan
perencanaan tidak materi
lanjut - Menjawab
- Melakukan kontrak pertanyaan
untuk pertemuan - Menjawab
selanjutnya salam
- Presenter memberi - Mendengarkan
salam dan
- Moderator memperhatikan
menyimpulkan hasil - Menjawab
diskusi salam
- Moderator memberi
salam

E. Setting tempat

Keterangan :
: Presentator : Pasangan Usia Subur dan Ibu Hamil
: Moderator : Fasilitator dan Observer
F. Pengorganisasian
1. Pembagian Tugas
a. Pembimbing :
b. Presentator :
c. Moderator :
d. Fasilitator :
e. Observer :
2. Rincian Tugas/Peran
a. Peran Moderator
1) Membuka dan menutup acara.
2) Memperkenalkan diri.
3) Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
4) Kontrak waktu yang akan digunakan selama penyuluhan
5) Menjaga kelancaran acara.
6) Memimpin praktek.
7) Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara
penyuluhan.
b. Peran Presentator
Menyampaikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang akan
dilakukan
c. Peran Fasilitator
1) Bersama leader menjalin kerja sama dalam pelaksanaan
kegiatan penyuluhan.
2) Memotivasi peserta kegiatan dalam penyuluhan.
3) Menjadi contoh dalam kegiatan.
d. Peran Observer
1) Mengamati jalannya kegiatan.
2) Mengevaluasi kegiatan.
3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.
G. Evaluasi Proses
1. Evaluasi Struktur :
 Penggunaan media yang lengkap, kondisi tempat yang kondusif.
 Presentator menguasai langkah-langkah pelaksanaan kegiatan
penyuluhan.
 Peserta berperan aktif selama proses penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
 Proses penyuluhan dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan.
 Peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
 Sebanyak 70% dari peserta penyuluhan mampu menyebutkan
kembali pengertian hipnotis 5 jari, tujuan dilaksanakannya hipnotis
5 jari, indikasi pemberian hipnotis 5 jari.
 Sebanyak 70% dari peserta penyuluhan mampu menyebutkan
kembali tahap pelaksanaan hipnotis 5 jari.
Lampiran materi

1. Pengertian

Hipnosis 5 jari adalah salah satu bentuk self hipnosis yang dapat
menimbulkan efek relaksasi yang tinggi sehingga akan mengurangi
ketegangan dan stres, kecemasan dan pikiran seseorang (Jenita, 2008)
Hipnosis lima jari adalah salah satu metode dalam trauma healing
yang dierikan pada korban bencana alam yang bertujuan untuk
menghilangkan trauma yang disebabkan oleh bencana alam.
Teknik Relaksasi Lima Jari adalah suatu teknik relaksasi yang
dikembangkan oleh Prise and Wilson (2006). terapi generalis ini dapat
menimbulkan efek relaksasi dan menenangkan dengan cara mengingat
kembali pengalaman-pengalaman yang menyenangkan yang pernah
dialami (Nugroho, 2016). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mu‟afiro, Adin & Emilia (2004) dalam (Astuti, Amin and Purborini,
2017) menyatakan bahwa hipnotis lima jari mampu menurunkan
kecemasan.Keliat (2010) dalam (Astuti, Amin, & Purborini, 2017)
mengemukakan bahwa hipnotis lima jari adalah sebuah teknik pengalihan
pemikiran seseorang dengan cara menyentuhkan pada jari-jari tangan
sambil membayangkan hal-hal yang disukai. Hipnotis 5 jari merupakan
salah satu bentuk self hipnosis yang dapat menimbulkan efek relaksasi,
sehingga akan mengurangi ketegangan dan stress dari pikiran seseorang.
Hipnotis lima jari mempengaruhi sistem limbik seseorang sehingga
berpengaruh pada pengeluaran hormon-hormon yang dapat memacu
timbulnya stress (Hastuti & Arumsari, 2015). Hipnotis 5 jari adalah suatu
terapi yang menggunakan jari sebagai media untuk distraksi yang
bertujuan untuk pemrograman diri, menghilangkan kecemasan dengan
melibatkan saraf parasimpatis dan akan menurunkan peningkatan kerja
jantung, pernafasan, tekanan darah, kelenjar keringat dll (Evangelista et
al., 2016).
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hipnotis 5 jari adalah
teknik terapi yang dapat mempengaruhi pikiran seseorang, sehingga akan
mengurangi kecemasan, ketegangangan dan stress dengan cara
menyentuhkan pada jari tangan.

Metode hipnotis lima jari dapat dilakukan ±10 menit dengan konsentrasi
dan rileks pertama menyentuh ibu jari dengan telunjuk dan mengenang
saat ibu hamil merasa sehat, kedua menyentuh ibu jari dengan jari tengah
dan mengenang saat ibu hamil pertama kali mengalami kemesraan, ketiga
menyentuh ibu jari dengan jari manis dan mengenang saat ibu hamil
mendapat pujian dan terakhir menyentuh ibu jari dengan kelingking dan
mengenang tempat yang paling indah yang pernah dikunjungi
(Hastuti&Arumsari,2015).

2. Tujuan

Tujuan hipnosis lima jari yaitu untuk membantu mengurangi


kecemasan, ketegangan, stres dan pikiran seseorang.

3. Indikasi Hipnosis Lima Jari

Indikasi pada hipnosis lima jari, yaitu:

a. Klien dengan kecemasan ringan-sedang

b. Klien dengan nyeri ringan-sedang

4. Langkah-langkah Hipnosis Lima Jari

a. Fase orientasi

1) Ucapkan Salam Terapeutik

2) Buka pembicaraan dengan topik umum

3) Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya

4) Jelaskan tujuan interaksi

5) Tetapkan kontrak topik/ waktu dan tempat


b. Fase Kerja

1) Ciptakan lingkungan yang nyaman

2) Bantu klien untuk mendapatkan posisi istirahat yang


nyaman duduk atau berbaring

3) Latih klien untuk menyentuh keempat jadi dengan ibu jari tangan

4) Minta klien untuk tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali

5) Minta klien untuk menutup mata agar rileks

6) Dengan diiringi musik (jika klien mau)/ pandu


klien untuk menghipnosisi dirinya sendiri dengan
arahan berikut ini:

a) Telunjuk: membayangkan ketika sehat, sesehat-sehatnya

b) Jari tengah: bayangkan ketika kita bersama dengan


orang- orang yang kita sayangi.

c) Jari manis: bayangkan ketika kita mendapat pujian.

d) Jari kelingking: membayangkan tempat


yang pernah dikunjungi yang paling
membekas.

7) Minta klien untuk membuka mata secara perlahan

8) Minta klien untuk tarik nafas dalam 2-3 kali

c. Fase Terminasi

1) Evaluasi perasaan klien

2) Ealuasi objektif

3) Terapkan rencana tindak lanjut klien

4) Kontrak topik/ waktu dan tempat untuk pertemuan berikutnya

5) Salam penutup

Anda mungkin juga menyukai