Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR

Dosen Pengampu: Hadi Pramono M, Pd.

Di susun oleh:

Nama : Rosianah
NIM : 1413162040
Kelas/Semester : Biologi-A/II
Kelompok :4
Asisten Praktikum : Sutisna
Vivi Sophie Elfada

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014
PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR

A. Tujuan

Menemukan tegangan sekunder (Vs) pada transformator

B. Dasar Teori

Transformator disingkat dengan nama trafo yaitu alat yang dipakai untuk
mengubah tegangan AC dari suatu harga menjadi suatu harga yang diinginkan.
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,
melalui suatu lilitan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Auto transformator disingkat dengan nama auto trafo atau yang hanya mempunyai
satu gulungan. Autotrafo ini ada dua macam yaitu (1) nilai input dan nilai output
yang sudah ditentukan sedangkan (2) nilai input dan nilai output melalui suatu
pergeseran (slide). Setiap auto trafo jenis ini disebut juga autotranslasi. (Gabriel,
2001)
Transformator dirancang untuk menaikkan atau menurunkan tegangan
bolak-balik (AC). Transformator terdiri atas dua kumparan kawat berpenyekat,
yang disebut kumparan primer dan kumparan sekunder, dililitkan pada teras besi
yang sama. Kumparan primer adalah kumparan yang dihubungkan dengan sumber
tegangan, sedangkan kumparan sekunder merupakan kumparan yang berhubungan
dengan beban atau hambatan. Transformator step up adalah transformator yang
berfungsi untuk menaikkan tegangan AC serta memiliki lebih banyak lilitan pada
kumparan sekunder daripada kumparan primer. Sebagai contoh, jika putaran
sekunder lebih banyak daripada putaran primer, tegangan sekunder 20 kali
tegangan primer. Transformator step down adalah transformator yang berfungsi
untuk menurunkan tegangan AC serta memiliki lilitan pada kumparan sekunder
lebih sedikit daripada kumparan primer. Sebagai contoh, jika putaran sekunder 20
kali lebih sedikit daripada putaran primer, maka tegangan sekundernya
seperduapuluh tegangan primer. Nisbah tegangan sekunder dengan tegangan
primer sama dengan jumlah lilitan atau putaran pada kumparan sekunder dengan
jumlah lilitan atau putaran pada kumparan primer. (Swadidik, 2009)
Transformator dapat ditemukan dimana-mana, di dalam televisi untuk
menghasilkan tegangan tinggi yang diperlukan oleh tabung gambar, di dalam
adaptor untuk “walkman”, di tiang-tiang listrik untuk menurunkan tegangan tinggi
dari pembangkit menjadi tegangan rumah. Jika lilitan pada kumparan sekunder
lebih banyak daripada lilitan pada lilitan pada kumparan primer, maka tegangan
sekunder lebih besar dari tegangan primer. Jika tegangan AC (bolak-balik)
diberikan pada kumparan primer sebuah transformator, perubahan medan magnet
yang dihasilkannya akan menginduksi tegangan AC yang berfrekuensi sama pada
kumparan sekundernya. Namun, tegangan yang timbul akan berbeda sesuai
dengan jumlah lilitan pada setiap kumparan. Transformator yang dirancang
dengan baik dapat memiliki efisiensi lebih dari 99%, sehingga sedikit sekali
energi yang hilang menjadi panas. Transformator memegang peranan penting
dalam transmisi listrik. Pembangkit listrik seringkali berada jauh dari area
metropolitan. Pembangkit listrik berbahan bakar fosil seringkali berada jauh dari
kota karena kekurangan tempat untuk mencegah peningkatan polusi udara. Oleh
sebab itu, listrik seringkali harus ditransmisi melalui jarak yang jauh. Pada jalur
transmisi selalu terdapat kerugian daya, dan kerugian ini dapat ditekan jika daya
transmisi pada tegangan tinggi, menggunakan transformator. (Giancoli, 2001)
Transformator digunakan untuk mengubah tegangan kumparan primer
(input) menjadi tegangan sekunder (output). Oleh karena itu, transformator hanya
dapat bekerja pada arus AC. Arus DC tidak akan menghasilkan output arus DC
pula. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik (Hukum
Faraday), ketika kumparan primer mulai diberi arus (anggap arusnya DC), pada
kumparan sekunder terjadi perubahan fulks magnetik. Perubahan fulks ini
menyebabkan terjadinya arus induksi di kumparan sekunder. Pada transformator,
jika jumlah lilitan pada kumparan primer sama dengan jumlah lilitan sekunder,
maka tegangan yang diinduksikan pada kumparan sekunder sama besar dengan
tegangan yang diberikan pada kumparan primer. Jika jumlah lilitan sekunder dua
kali lebih banyak daripada lilitan primer, maka tegangan pada kumparan sekunder
dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan pada kumparan primer. Hal
ini disebabkan tegangan total yang diinduksikan pada kumparan sekunder
merupakan jumlah dari tegangan tiap-tiap lilitan. Jadi, semakin banyak lilitan
sekunder, semakin besar tegangan sekundernya. Secara umum, dapat dikatakan
bahwa perbandingan tegangan kumparan sekunder Vs dengan kumparan primer
Vp sama dengan perbandingan jumlah lilitan kedua kumparan, yaitu Ns dan Np.
Pada transformator ideal, daya pada kumparan primer sama dengan daya pada
kumparan sekunder. Pada transformator yang tidak ideal, sebagian daya berubah
menjadi daya pada kumparan sekunder lebih kecil dari daya kumparan primer.
Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo ditentukan oleh besarnya
efisiensi trafo. Perbandingan antara daya sekunder dengan daya primer dinamakan
efisiensi trabsformator. Transformator sangat penting dalam kehidupan kita.
Hampir semua alat yang menggunakan listrik memakai transformator.
Transformator juga banyak digunakan pada peralatan. Misalnya, agar busi dapat
berpijar dibutuhkan suatu transformator step up untuk menaikkan tegangan dari
12 volt menjadi ribuan volt. Tegangan ini juga mampu memijarkan campuran
udara dalam silinder mesin. (Surya, 2010)

C. Alat dan Bahan

1. Basic meter
2. Power suplay (AC & CD)
3. Transformator
4. Tegangan primer

D. Prosedur Kerja

a. Susunlah peralatan seperti pada gambar berikut, gunakan tegangan 6 volt


(menggunakan 4 buah baterai atau mengatur tombol tegangan DC pada
audio generator), dimana jumlah lilitan pada L1 = 1000 dan L2 = 1500.
b. Tutuplah saklar kedua, lalu tutuplah saklar pertama, diamati dan dicatat
kuat arus dan tegangan pada kumparan yang dilengkapi sumber tegangan
Ip dan Vp dan Is dan Vs untuk kumparan yang lain.
c. Lakukan pengamatan dan pencatatan sebanyak 10 kali.
d. Sisipkan lempengan besi kedalam kedua kumparan
e. Diulangi langkah a dan c
f. Tukarkan posisi kumparan pertama dan kedua
g. Diulangi langkah a dan e.

E. Hasil Pengamatan

 Rumus volume sekunder:

Vs = Vp . Ip
Is

Keterangan:
Vs = tegangan kumparan sekunder (volt)
Vp = tegangan kumparan primer (volt)
Is = lilitan sekunder (Ampere)
Ip = lilitan primer (Ampere)

 Rumus untuk mencari nilai tegangan melalui Basic meter:

nilai max – nilai di jarum


nilai disamping (Bm)

Tabel pengamatan:

No Keterangan Ip Is Vp Vs
1 12 A 19,8 A 8,4 volt 5,09 volt
2 1,22 A 98 A 1,98 volt 0,02 volt
3 6,1 A 96 A 8,9 volt 0,56 volt

Perhitungan:

Iilitan primer (Ip): lilitan sekunder (Is):


Ip = 100 – 40 = 12 Ampere Is = 100 – 1 = 19,8 Ampere
5A 5A
Ip = 100 – 39 = 1,22 Ampere Is = 100 – 2 = 98 Ampere
50 A 1A
Ip = 100 – 39 = 6,1 Ampere Is = 100 – 4 = 96 Ampere
10 A 1A
Tegangan kumparan primer (Vp):
Vp = 100 – 16 = 8,4 volt
10 A
Vp = 100 – 1 = 1,98 volt
50 A
Vp = 100 – 11 = 8,9 volt
10 A

Percobaan 1: Percobaan 2:
Dik: Vp = 100 – 16 = 8,4 volt Dik: Vp = 100 – 1 = 1,98 volt
11 A 50 A
Ip = 100 – 40 = 12 A Ip = 100 – 39 = 1,22 A
5A 50 A
Is = 100 – 1 = 19,8 A Is = 100 – 2 = 98 A
5A 1A
Dit: Vs = ? Dit: Vs = ?
Jawab: Vs = Vp . Ip Jawab: Vs = Vp . Ip
Is Is
= 8,4 . 12 = 1,98 . 1,22
19,8 98
= 5,09 volt = 0,024 volt

Percobaan 3:
Dik: Vp = 100 – 11 = 8,9 volt
10 A
Ip = 100 – 39 = 6,1 Ampere
10 A
Is = 100 – 4 = 96 Ampere
1A
Dit: Vs = ?
Jawab: Vs = Vp . Ip = 8,9 . 6,1 = 0,56 volt
Is 96

F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang prinsip kerja transformator.
Berdasarkan teori transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan
dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
listrik yang lain, melalui suatu lilitan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik. Sedangkan yang dibahas pada percobaan kali ini mencari
besarnya nilai kumparan sekunder (Vs) yang masing-masing sumber tegangan Ip,
Is dan Vp telah ditentukan. Untuk mengetahui nilai V s harus dilakukan cara-cara
sebagai berikut: Gunakan tegangan 6 volt (menggunakan 4 buah baterai atau
mengatur tombol tegangan DC pada audio generator), dimana jumlah lilitan pada
L1 = 1000 dan L2 = 1500. Kemudian tutuplah saklar kedua serta tutuplah juga
saklar pertama, setelah itu diamati dan dicatat kuat arus dan tegangan pada
kumparan yang dilengkapi sumber tegangan Ip dan Vp dan Is dan Vs untuk
kumparan yang lain, lakukan pengamatan dan pencatatan sebanyak 10 kali, lalu
sisipkan lempengan besi kedalam kedua kumparan, kemudian diulangi langkah a
dan c, lalu tukarkan posisi kumparan pertama dan kedua, serta ulangilah langkah a
dan e.

Percobaan pertama untuk menentukan nilai kumparan sekunder (V s) maka


tentukan terlebih dahulu masing-masing sumber tegangan melalui basic meter
rumus yang digunakan nilai maximal – nilai di jarum dibagi nilai disamping
(Bm). Dari hasil pengamatan diketahui bahwa nilai I p = 12 Ampere, Is = 19,8
Ampere dan Vp = 8,4 volt, menghasilkan nilai Vs = 5,09 volt.
Begitupun dengan percobaan yang kedua untuk menentukan nilai
kumparan sekunder (Vs) untuk menentukan masing-masing sumber tegangan
melalui basic meter menggunakan rumus berikut nilai maximal – nilai di jarum
dibagi nilai disamping (Bm). Dari hasil pengamatan diketahui bahwa nilai I p =
1,22 Ampere, Is = 98 Ampere dan Vp = 1,98 volt, menghasilkan nilai V s = 0,024
volt.
Dan pada percobaan yang terakhir juga sama untuk menentukan nilai
kumparan sekunder (Vs) untuk menentukan masing-masing sumber tegangan
melalui basic meter menggunakan rumus berikut nilai maximal – nilai di jarum
dibagi nilai disamping (Bm). Dari hasil pengamatan diketahui bahwa nilai I p = 6,1
Ampere, Is = 96 Ampere dan Vp = 8,9 volt, menghasilkan nilai Vs = 0,56 volt.
Dari ketiga percobaan tersebut hampir semua hasilnya tidak sesuai dengan
teori hal ini karena transformator pada dasarnya tidak pernah ideal, jika
transformator digunakan selalu timbul energi kalor, sehingga energi listrik yang
masuk pada kumparan primer selalu lebih besar dari pada energi yang keluar pada
kumparan sekunder, selain itu disebabkan juga oleh ketelitian praktikan dalam
membaca angka pada multimeter pada saat penghitungan tegangan.

G. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengamatan dengan diperoleh hasil pengamatan serta


pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
 Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
listrik yang lain, melalui suatu lilitan magnet dan berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik.
 Pengamatan pertama diketahui bahwa nilai Ip = 12 Ampere, Is = 19,8
Ampere dan Vp = 8,4 volt, menghasilkan nilai Vs = 5,09 volt.
 Pengamatan yang kedua bahwa nilai Ip = 1,22 Ampere, Is = 98 Ampere
dan Vp = 1,98 volt, menghasilkan nilai Vs = 0,024 volt.
 Dan pengamatan yang terakhir bahwa nilai Ip = 1,22 Ampere, Is = 98
Ampere dan Vp = 1,98 volt, menghasilkan nilai Vs = 0,024 volt.

Peer-Assessment
Aspek Maeni Neneng Annisa Neneng Iqlima Rosianah
Kerjasama 2 3 1
Disiplin 2 1 3
Keterampilan 1 2 3
Keaktifan 3 2 1
Jumlah 8 8 8

Cirebon, 08 April 2014

Rosianah

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.http://fhitrieastrea.blogspot.com/2013/11/laporan-
praktikum-transformator.html diakses pada tanggal 13 April 2014 pukul
23:12 WIB.
Gabriel.2001. Fundamental University Physics.New York: Addinson-
Wesley Longman.
Swadidik.2009.Konsep Fisika Modern (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Giancoli.2001. Fisika Dasar. Bandung: ITB.
Surya.2010. Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung: Yrama Widya.

LAMPIRAN
lilitan sekunder (Is)

Power supplay

kumparan primer (Vp)

Rangkaian primer

lilitan sekunder (Is)

Rangkaian sekunder

kumparan sekunder (Ip)

Anda mungkin juga menyukai