Delto L Tanesab (1807010038) - Tugas Individu Piepg

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN INTERVENSI DAN EVALUASI PROGRAM GIZI

PERENCANAAN INTERVENSI KONSUMSI PANGAN DAN GIZI DI RT 04 RW


02 DESA OELEU KECAMATAN KOLBANO KABUPATEN TIMOR TENGAH
SELATAN

OLEH:

NAMA : DELTO LOISANDRO TANESAB

NIM :1807010038

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
A. Diagnosa Masalah Kosumsi Pangan Dan Gizi
Di Desa Oeleu khususnya RT 04 RW 02 Kecamatan Kolbano kabupaten Timor
Tengah Selatan terdapat ketersediaan pangan berupa beras, jagung, ubi(singkong)
maupun pisang yang cukup di setiap rumah tangga. Makanan pokok tersebut tidak
mengenal musim untuk ditanam di daerah tersebut, namun setiap rumah tangga di daerah
itu tidak mampu mengolah makanan-makanan tersebut dengan baik sehingga masih
terdapat masalah gizi seperti Stunting di Desa Oeleu Kecamatan Kolbano Kabupaten
TTS.

Masalah Stunting di RT 04 RW 02 Desa Oeleu Kecamatan Kolbano muncul


akibat Pangan yang dikomsumsi tidak mengandung gizi yang baik. Di daerah tersebut
terdapat makanan hasil pertanian yang beragam, namun kurangnya Inovasi dalam
mengolah makanan oleh tiap rumah tangga sehingga makanan yang dikomsumsi terutama
balita tidak kaya akan gizi. Hal tersebut yang menjadi akar masalah stunting di Desa
Oeleu Kecamatan Kolbano Kabupaten TTS.
Konsumsi pangan juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Jika makanan hasil
pertanian di daerah tersebut mengalami gagal panen maka diharuskan setiap rumah
tangga membeli makanan di pasar agar memenuhi tingkat kebutuhan pangan mereka.
Gagal panen yang dialami oleh tiap rumah tangga sangat berdampak pada masyarakat
yang mempunyai pendapatan yang kurang dan mempunyai anggota keluarga dengan
jumlah yang banyak. Rumah tangga seperi ini tidak mampu membeli pangan yang kaya
akan gizi sehingga berakhir dengan munculnya keadaan gizi buruk atau gizi kurang
dalam anggota keluarga terutama anak-anak dan terjadinya stunting dan masalah gizi
lainnya, serta masalah lain yaitu kurangnya pendidikan tentang pentingnya gizi sehingga
masyarakat kurang mampu mengelola bahan pangan yang ada dengan baik.

B. Sasaran Spesifik
Dari diagnosa di atas ditentukan satu masalah gizi yaitu gizi kurang pada anak.
Kelompok yang menjadi sasaran dalam intervensi yang akan dilakukan yaitu orang tua
Dari anak di bawah 5 tahun yang menderita gizi kurang seperti stunting dan anak di bawa
5 tahun yang menderita masalah gizi dikarenakan kekurangan azupan gizi yang seimbang
akibat Dari kurangnya Inovasi dari orang tua dalam Mengolah makanan sehingga anak
yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya membutuhkan asupan gizi yang
cukup dan bervariasi. Untuk mendapatkan sasaran yang spesifik ini di lakukan proses
penimbangan pada anak-anak di bawa lima tahun agar dapat mengetahui berapa banyak
anak-anak dibawa 5 tahun di RT 04 RW 02 Desa oeleu Kecamatan Kolbano yang
menderita gizi buruk(stunting)
C. Tujuan Interversi Dan Seleksi Pangan Dan Gizi
Intervensi yang dianggap tepat dalam permasalahan ini yaitu pemberian makanan
tambahan pada anak usia di bawah 5 tahun Dan pelatihan kepada orang tua dari anak
yang mengalami gizi kurang agar menemukan inovasi baru dalam Mengolah makanan
pertanian yang ada sehingga anak mendapatkan makanan yang kaya akan zat gizi.

Pemberian makanan tambahan dalam hal ini adalah pemberian makanan


tambahan berupa biskuit untuk balita dan makanan lokal lain yang dengan formula
khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang dilaksanakan oleh kader
posyandu setempat, selain memberikan makanan tambahan kader posyandu juga
memberikan penyuluhan mengenai pengetahuan berupa pendidikan gizi dan berbagai
inovasi dalam Mengolah makanan pada orang tua atau ibu dari anak-anak yang menderita
gizi kurang seperti stunting. Tujuan jangka pendek dari intervensi yang akan dilakukan
pada kelompok sasaran yaitu adanya peningkatkan status gizi anak serta untuk
mencukupi kebutuhan zat gizi anak sehingga tercapainya status gizi dan kondisi gizi yang
baik sesuai dengan usia anak dan adanya peningkatan pengetahuan ibu mengenai gizi
yang seimbang dan cara Mengolah makanan yang kaya akan gizi dalam memberikan
makanan pada anaknya, serta tujuan jangka panjang yaitu anak-anak mempunyai status
kesehatan yang optimal yang berdampak baik juga pada generasi-generasi selanjutnya.

D. Program Implementasi
Pelaksanaan program pemberian makanan tambahan oleh petugas posyandu
dengan kombinasi makanan lokal yang bernilai gizi yang tinggi serta petugas posyandu
melakukan penyuluhan mengenai pemberian pendidikan gizi dan pengetahuan kepada ibu
mengenai cara Mengolah makanan yang kaya akan gizi terutama memperhatikan pola
makanan anak serta memberikan makanan tambahan yang di peroleh dari petugas
posyandu kepada anak balita yang sesuai dengan pendidikan gizi yang disampaikan oleh
petugas posyandu. Dana yang digunakan berasal dari dana penunjang kesehatan dan
waktu pelaksanaan program ini yaitu dilakukan pada saat jadwal penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan anak di posyandu. Selain kader posyandu yang
berperan, Dinas Kesehatan Provinsi dan puskesmas serta aparat Pemerintah setempat juga
mempunyai peran dalam keberhasilan intervensi pemeberian makanan tambahan dan
penyuluhan kepada orang tua dari anak yang akan dilakukan.
E. Evaluasi
Setelah dilaksanakan program pemberian makanan tambahan di lakukan evaluasi
dengan menggunakan teknik pengukuran berat badan bagi anak yang sebelumnya
mengalami kurang gizi guna mengetahui sejauh mana keberhasilan dari program ini serta
penilaian terhadap pengetahuan ibu dalam Mengolah makanan yang kaya akan gizi
terhadap anak dan diharapkan adanya peningkatan status gizi anak serta untuk mencukupi
kebutuhan zat gizi anak sehingga tercapainya status gizi dan kondisi gizi yang baik sesuai
dengan usia anak dan adanya peningkatan pengetahuan gizi pada ibu-ibu yang
mempunyai anak gizi kurang mengenai pola asuh pemberian makanan dengan gizi
seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kecamatan Kolbano dalam angka
2018.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2018

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Riskesdas Tahun 2013.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai