Anda di halaman 1dari 9

 Siklus Termodinamika Motor Bakar

Proses kimia dan termodinamika yang terjadi pada proses motor


bakar sangatlah rumit untuk dianalisis. Jadi dibutuhkan suatu siklus
yang diidealkan sehingga lebih memudahkan untuk menganalisa
motor bakar. Siklus yang diidealkan tentunya harus memiliki
kesamaan dengan siklus sebenarnya.

Di dalam siklus aktual, fluida kerja adalah campuran dari bahan


bakar udara dan produk pembakaran, namun di dalam siklus yang
diidealkan fluidanya adalah berbentuk udara. Jadi siklus ideal dapat
disebut dengan siklus udara.

 Siklus Udara Ideal

Siklus Ideal ini berdasarkan beberapa asumsi yaitu sebagai berikut:

1. Fluida kerja disini dianggap udara sebagai gas ideal dengan


kalor sepesifik yang konstan (tidak ada bahan bakar).
2. Langkah isap dan langkah buang pada tekan konstan.
3. Langkah kompresi dan langkah tenaga pada keadaan adiabatis.
4. Kalor dipadat dari sumber kalor dan tidak ada proses
pembakaran atau tidak ada reaksi kimia yang terjadi.

 Siklus Udara Volume Konstan

Siklus ideal volume kostan adalah siklus untuk mesin otto. Siklus
volume konstan biasanya sering disebut dengan siklus ledakan atau
(explostion cycle). Karena secara teoritis proses dalam pembakaran
terjadi dengan sangat cepat dan menyebabkan peningkatan tekanan
yang tiba-tiba.

Penyalaan saat proses pembakaran disini dibantu dengan


loncatan bunga api. Nikolaus August Otto memakai siklus ini
untuk membuat mesin, sehingga siklus ini sering disebut juga
dengan siklus otto. Gambar 1 dibawah adalah bentuk dari
diagram p-v untuk siklus ideal otto.

Kemudian jika dilihat dari diagram PV disamping urutan prosesnya


yaitu :

1. Langkah isap (0-1) piston dari TMA-TMB. Bahan Bakar dan


udara masuk lewat katup Inteke, Langkah ini merupakan proses
tekanan konstan.
2. Langkah kompresi (1-2) piston dari TMB-TMA. Dimana katup
buang dan masuk tertutup. Langkah ini merupakan proses
adiabatis. Langkah (2-3) disini dianggap sebagai proses
pemasukan kalor pada volume yang kostan.
3. Langkah kerja (3-4) piston dari TMA-TMB dimana langkah ini
merupakan proses adiabatis. dan pada saat piston berada pada
TMA bahan bakar dan udara menjadi padat,pada saat yg sama
busi akan memercikan api dan membakar bahan bakar dan udara
dalam volume konstan. Langkah (4-1) adalah Proses
pembuangan kalor, disini dianggap sebagai proses pengeluaran
kalor pada volume yang konstan.
4. Langkah buang (1-0) piston dari TMB-TMA langkah ini
merupakan proses tekanan konstan, yang pada gas pembakaran
dibuang lewat katup buang.
 Siklus Udara Tekanan Konstan

Siklus ideal yang bertekanan kostan adalah siklus yang baisanya


digunakan untuk mesin diesel.

Siklus tekanan konstan atau yang sering disebut juga dengan


siklus diesel. Adalah Rudolf Diesel yang pertama kali
merumuskan siklus ini dan sekaligus seorang pembuat
pertama mesin diesel.

Perhatikan gambar disamping yg merupakan diagram p-v untuk


siklus ideal meisn Diesel.

Kemudian urutan prosesnya yaitu sebagai berikut


1. Langkah isap (0-1) piston dari TMA-TMB Udara masuk
lewat katup Inteke yaitu merupakan proses tekanan konstan.
2. Langkah kompresi (1-2) piston dari TMB-TMA. Dimana
katup buang dan masuk tertutup, Langkah ini merupakan
proses adiabatis. Proses pembakaran tekanan konstan (2-3)
disini dianggap sebagai proses pemasukan kalor pada tekanan
yang konstan.
3. Langkah kerja (3-4) piston dari TMA-TMB dimana langkah
ini merupakan proses adiabatis, dan pada saat piston menuju
pada TMA bahan bakar dan udara menjadi padat dan
bertekanan tinggi sehingga terjadi pembakaran sendiri tanpa
memerlukan percikan api busi. Hal ini terjadi karna sifat dari
bahan bakar diesel (solar) bersifat mudah terbakar jika berada
dalam keadaan bertekanan tinggi. Langkah ini merupakan
proses adiabatis. Proses pembuangan kalor (4-1) disini
dianggap sebagai proses pengeluaran kalor pada volume yang
konsatan.
4. Langkah buang (1-0) yaitu merupakan proses tekanan
konstan

Bisa dilihat dari urutan proses yang terjadi diatas bahwa pada
siklus tekanan kostan, untuk pemasukan kalornya pada
tekanan kostan yang berbeda dengan siklus volume konstan.
Yang pada proses pemasukan kalornya pada kondisi volume
konstan.
Proses penyalaan dalam pembakaran tejadi tidak memakai
busi, namun terjadi penyalaan sendiri karena temperatur
didalam ruang bakar yang tinggi karena kompresi.

 Siklus Udara Gabungan


Perbedaan untuk dua siklus yang sudah dijelaskan sebelumnya,
yaitu pada proses pembakaran dimana kalor dianggap masuk
sistem. Sedangkan pada siklus yang ketiga yaitu proses siklus
gabungan, proses pemasukan kalornya memakai dua cara yaitu
pemasukan kalor volume yang konstan dan tekanan konstan.
Kemudian dari cara pemasukan kalornya disini terlihat bahwa
siklus ini adalah gabungan antara siklus volume konstan dan
tekanan konstan. Karena itu pada siklus ini sering disebut juga
dengan siklus gabungan.

Untuk Diagramnya p-v bisa dilihat pada gambar :

 Siklus Aktual

Pada gambar 5 disamping yang ditunjukkan adalah siklus aktual


dari mesin otto. Fluida kerjanya adalah sebuah campuran bahan
bakar dan udara, jadi terdapat proses pembakaran untuk sumber
panas.
Pada langkah hisap, tekanannya disini lebih rendah jika
dibandingkan dengan langkah buang. Proses pembakaran
disini dimulai dari penyalaan busi (ignition) hingga akhir
pembakaran. Proses kompresi dan ekspasi tidak adiabatis,
karena ada kerugian panas yang keluar ruang bakar.

Pada gambar 6 disamping yang ditunjukkan adalah siklus aktual


dari mesin diesel.
Perbedaaan pada diesel ini yaitu pada langkah isap yang
hanya udara saja, dan pada bahan bakar diseprotkan melalui
nosel di kepala silinder. Proses pembakaran yaitu untuk
menghasilkan panas karena kompresi, atau pembakaran
kompresi.
Kemudian jika dilihat dari diagram PV disamping urutan prosesnya yaitu :

1. Langkah isap (0-1) piston dari TMA-TMB. Bahan Bakar dan udara
masuk lewat katup Inteke, Langkah ini merupakan proses tekanan
konstan.
2. Langkah kompresi (1-2) piston dari TMB-TMA. Dimana katup buang
dan masuk tertutup. Langkah ini merupakan proses adiabatis. Langkah
(2-3) disini dianggap sebagai proses pemasukan kalor pada volume yang
kostan.
3. Langkah kerja (3-4) piston dari TMA-TMB dimana langkah ini
merupakan proses adiabatis. dan pada saat piston berada pada TMA
bahan bakar dan udara menjadi padat,pada saat yg sama busi akan
memercikan api dan membakar bahan bakar dan udara dalam volume
konstan. Langkah (4-1) adalah Proses pembuangan kalor, disini dianggap
sebagai proses pengeluaran kalor pada volume yang konstan.
4. Langkah buang (1-0) piston dari TMB-TMA langkah ini merupakan
proses tekanan konstan, yang pada gas pembakaran dibuang lewat katup
buang.

Kemudian urutan prosesnya yaitu sebagai berikut


1. Langkah isap (0-1) piston dari TMA-TMB Udara masuk lewat katup
Inteke,langkah merupakan proses tekanan konstan.
2. Langkah kompresi (1-2) piston dari TMB-TMA. Dimana katup buang
dan masuk tertutup, Langkah ini merupakan proses adiabatis. Proses
pembakaran tekanan konstan (2-3) disini dianggap sebagai proses
pemasukan kalor pada tekanan yang konstan.
3. Langkah kerja (3-4) piston dari TMA-TMB dimana langkah ini
merupakan proses adiabatis, dan pada saat piston menuju pada TMA bahan
bakar dan udara menjadi padat dan bertekanan tinggi sehingga terjadi
pembakaran sendiri tanpa memerlukan percikan api busi. Hal ini terjadi
karna sifat dari bahan bakar diesel (solar) bersifat mudah terbakar jika
berada dalam keadaan bertekanan tinggi. Langkah ini merupakan proses
adiabatis. Proses pembuangan kalor (4-1) disini dianggap sebagai proses
pengeluaran kalor pada volume yang konsatan.
4. Langkah buang (1-0) yaitu merupakan proses tekanan konstan

Anda mungkin juga menyukai