Disusun oleh:
Paulus Cahyono Tjiang
Sylvia Hastuti Sutanto
Abstrak
Daftar Isi
1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang Penelitian .
1.2 Perumusan Masalah . 2
1.3 Tujuan Penelitian .. 2
1.4 Langkah-langkah Penelitian 2
1.5 Metode Penelitian . 3
1.6 Batasan Istilah . . . • ! 3
1.7 Susunan Laporan Penelitian 4
5 Kesimpulan 17
Referensi 19
BAB 1
Pendahuluan
Tc
rJ=l-TH' ( l. l)
dengan Tc dan TH masing-masing adalah temperatur rendah dan temperatur tinggi reser-
voir panas, tidak bergantung pada persamaan keadaan gas dan hal ini diturunkan melalui
siklus yang digambarkan dengan diagram temperatur - entropi (T - S). Namun untuk
penurunan efi.siensi Carnot melalui siklus terkait yang digambarkan oleh diagram tekanan
- volume (p- V), pengetahuan kita tentang persamaan keadaan gas sangatlah dibutuhkan.
Conteh yang sering digunakan di semua buku referensi tentang termodinamik~ adalah
penggunaan persamaan keadaan gas ideal unt.uk penurunan efi.siensi Carnot. Pa:da tahun
1990, D. C. Agrawal dan V. J. Menon [1] menunjukkan bahwa efisiensi siklus Carnot da-
pat diturunkan dengan persamaan keadaan gas van der Waals, namun mereka mengalami
kesulitan matematis saat menurunkan efi.siensi siklus Carnot dengan menggunakan per-
samaan keadaan Redlich-Kwong yang bentuk matematisnya lebih rumit daripada per-
samaan van der Waals. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh S. Soegiarto [2] mengkon-
firmasi kesulitan yang dihadapi Agrawal dan Menon pada persarnaan keadaan Redlich-
Kwong, serta menemukan bahwa efi.siensi siklus Carnot dapat diturunkan melalui per-
samaan keadaan gas yang suku ke-duanya tidak memiliki kebergantungan terhadap tern-
peratur pada bagian penyebut.
1.2 Perumusan Masalah 2
Dari latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
• Apakah kesulitan matematis yang dihadapi Agrawal et.al dan S. Soegiarto dalam
p = p(V, T) (1 .2)
• Menjawab masalah yang dikemukakan oleh Agrawal et. al dan S . Soegiarto tentang
pemecahan persamaan-persaman yang diperoleh dalam penurunan efisiensi siklus
Carnot dengan menggunakan persamaan keadaan Redlich-Kwong.
Langkah-langkah penelitian yang diambil untuk mencapai tujuan seperti yang terse-
• Kesulitan matematis yang timbul adalah masalah pemecahan persamaan yang berka-
itan dengan proses adiabatik dalam siklus Carnot, sepe~·ti yang ditemukan oleh
<·
Agrawal et. al [ 1] dan S. Soegiarto [2]. Untuk itu, akan dicari cam pemecahan
• Akan diteliti apakah masalah yang sama seperti yang terjadi dengan persamaan gas
Redlich-Kwong terjadi pula pada persamaan gas sembarang (1.2).
• Jika masalah yang terjadi pada persamaan-persarnaan gas sembarang dapat disele-
saikan, akan diturunkan efisiensi siklus Carnot untuk gas sembarang tersebut dan
membandingkannya dengan efisiensi ( 1.1 ).
• Diagram p - F .
• Hubungan Maxwell .
• Proses isotermal.
• Proses adiabatik.
Laporan penelitian ini disusun sebagai berikut : Bab 1 membahas secara garis be-
I
sar hal-hal yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Dilanjutkan dengan Bab 2 yang
membahas dasar-dasar matematika dan termodinamika yang digunakan dalam penelitian
ini. Bab 3 membahas tentang penurunan efisiensi siklus Carnot ( 1.1) dengan menggu-
nakan persamaan keadaan Redlich-Kwong. Bab 4 membahas penurunan efisiensi sik-
lus carnot ( 1.1) dengan menggunakan persamaan keadaan sembarang ( 1.2). Kesimpulan
penelitian ini diberikan dalam Bab 5.
5
BAB 2
Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar ma~ematika dan termodinamika yang akan
digunakan dalam penelitian ini .
Jadi sebuah besaran termodinamika dapat dinyatakan sebagai fungsi dari dua besaran
'
termodinamika lainnya.
Untuk itu, tinjaulah sebuah fungsi tiga variabel f (x, y, z) dimana x dan y adalah
2.1 Diferensial Parsial dan Eksak dalam Termodinamika 6
dj ( x, y, z) = ~ dx
of of
+~
of
dy + ~ dz, (2.5)
ux uy uz
dengan (?/-)
x y, z
, (?/-)
Y x,z
dan (?/-)z x, y adalah turunan parsial fungsi f (x, ·y, z) masing-
masing terhadap x, y dan z .
Penerapan Pers. (2.5) terhadap persamaan keadaan (2.1) memberikan hasil
(Qi) (!!L )
dV = - lJp
( !!..f_)
av
V,T
p,T
d -
p
l)T p,V
( !1..L)
av p,T
dT
(aF)
op r dp + (av)
ar p dT
(2.8)
dT =- (JlL )
av p,T dV -
(!!.1.)
ap v;r d (2.9)
EL )
(8T p,V (!ll)
8T p,V
P
Dari Pers. (2.7) - (2.9), diperoleh hubungan antar diferensial parsial variabel-variabel fisis
sebagai berikut [3] :
1,
(2.10)
Pers. (2.11) memiliki solusi umum g(x, y) = konstanjika persyaratan berikut dipenuhi [5]
(2. 12)
2.2 Hubungan Maxwell 7
Jika hubungan (2.12) tidak dipenuhi untuk Pers. (2.11 ), maka untuk persamaan tersebut
selalu dapat diperoleh sebuahfactor integrasi µ(x, y) sedemikian hingga
µj\J(x, y) dx + µN(x, y) dy = 0
a(µ1\i!) o(µN)
oy - ax (2 .13)
Sampai hari ini, belum terdapat prosedur yang baku dalam mencari factor integrasi µyang
sesuai untuk suatu persamaan diferensial dalam bentuk (2.11). Beberapa referensi, seperti
Ref. [6] hanya membahas tentang eksistensi faktor integrasi untuk suatu persamaan dife-
rensial orde pertama.
dQ = dU+dW, (2.14)
dimana Q merupakan kalor yang terlibat dalam sistem, U merupakan energi dalam sis-
tem, dan W merupakan kerja yang dilakukan di dalam sistem. Kerja vV dapat dinyatakan
dalam variabel-variabel fisis sebagai
dW =pdV. . (2.15)
Dari besaran-besaran yang terdapat dalam Pers. (2.14), hanya energi dalam U yang tidak
bergantung pada jalannya proses termodinamika dan hanya bergantung pada keadaan
awal dan akhir proses tersebut. Oleh karena itu, kalor Q juga akan bergantung pada
jalannya proses termodinamika. Untuk itu, didefinisikanlah sebuah besaran dari besaran
Q yang tidak bergantung pada jalannya proses termodinamika sebagai
= dQ
ds - T . (2.16)
S disebut sebagai entropi sistem dan besarnya hanya bergantung pada keadaan awal dan
akhir sistem seperti halnya pada energi dalam U. Jika Pers. (2.16) dimasukkan ke dalam
2.2 Hubungan Maxwell 8
yang berarti bahwa terdapat derajat kebebasan barn dalam sistem termodinamika, yaitu
entropy S. Dari Pers. (2.17), jelaslah bahwa
T,
-p, (2.18)
yang memberikan
(2.19)
dimana H(p, S), F(V, T) dan G(p, T) masing-masing adalah entalpi, fungsi Helmholtz
dan fungsi Gibbs. Diferensiasi Pers. (2.20) - (2.22) akan membawa kita pada hubungan-
hubungan berikut :
(: ), - (avas ) 'p
(2.23)
(Z)., (~i) T
1 (2.24)
(: ), - (~!t (2.25)
jika sifat ke-eksak-an entalpi, fungsi Helmholtz dan fungsi Gibbs hams dipenuhi. Pers. (2.19),
(2.23), (2.24) dan (2.25) dinamakan hubunga11-hub1mgan Maxwell [3, 7, 8).
2.3 Hubungan-hubungan Umum Besaran-besaran Termodinamika 9
namika
du = (au) dT + (au) dV
OT v av r
= CvdT + (~~) T dV, (2.26)
dengan Cv sebagai kapasitas kalor pada volume tetap. Jika Pers. (2.26) dimasukkan ke
dalam Pers. (2.17), maka diperoleh
dimana telah digunakan hubungan Maxwell (2.24). Dengan membandingkan Pers. (2.28)
dengan (2.27), maka diperoleh
(2.29)
(2.30)
( acv)
mi r
= T
ar2
(8 p)
2
ir
(2.32)
hams dipenuhi. Jelas bahwa Pers. (2.32) juga hams dipenuhi oleh Pers. (2 .28) untuk
menjamin ke-eksak-an entropi S. Pers. (2.32) memberikan informasi tentang kebergan-
twzgan kapasitas kalor Cv terhadap volume, suatu hal yang kemudian menjadi kendala
bagi Agrawal et. al [I] dan Soegiarto [2] dalam menurunkan efisiensi siklus Carnot ( 1.1)
untuk persamaan keadaan Redlich-Kwong.
2.4 Hubungan Umum Proses Isotermal dan Adiabatik 10
(2.33)
berdasarkan Pers. (2.31 ). Dari hukum pertama termodinamika (2.14 ), kalor yang terlibat
dalam proses ini adalah
(2.34)
Untuk proses adiabatik, hukum pertama termodinamika (2.14) dan Pers. (2.31) mem-
berikan hubungan
(2.35)
Persamaan-persamaan (2.34) dan (2.35) akan digunakan untuk memperoleh efisiensi si-
I
klus Carnot dengan menggunakan persamaan keadaan Redlich-Kwong, yang akan diba-
has dalam bab selanjutnya.
11
BAB 3
nRT n 2a
(3.1)
p= V-b - T 112 V(V + b) '
dimana n adalah jumlah mol gas, R ~ 8, 31 J mo1- 1 K- 1 adalah konstnnta gas, a dan b
adalah konstanta-konstanta yang diperoleh dari keadaan kritis gas [8]. Diagra11_1 indikator
siklus Carnot dalam grafik p - V diberikan oleh Gambar 3.1.
Dari Pers. (2.32), kebergantungan kapasitas kalor Cv terhadap volume diberikan oleh
(acv)
av r 4T31 2 V (V + b)"
(3.2)
3n2 a V +b
Cv(V, T) = bT 312 In --V- + J(T), (3.3)
4
dimana f (T) adalah fungsi sembarang yang bergantung hanya pada temperatur, karena
tidak terdapatnya informasi kebergantungan Cv terhadap temperatur melalui ( 88 7) v.
Kalor yang terlibat dalam proses ekspansi dan kompresi isotermal adalah
(3.4)
(3.5)
12
Tekanan p
Kompresi
Adiabatik
.. Ekspansi Adiabatik
Volume V
nRT n2a
N(V, T) (3.8)
V - b + 2T 112 V (' . + b)'
Jelas bahwa Pers. (3.6) bukan bentuk diferensial eksak. Untuk itu diperlukan sebuah fak-
tor integrasi µ(V, T) yang dapat mengubah Pers. (3.6) menjadi diferensial eksak. Bentuk
13
faktor integrasi yang sesuai untuk Pers. (3 .6) ternyata sangat sederhana :
1
µ(V, T) -+ µ(T) = T . (3.9)
Dengan rnengalikan faktor integrasi di atas pada Pers. (3.6), rnaka diperoleh
-··
M(V,T) dT + N(V, T) dV = 0, (3 .10)
M(V,T)
3n 2 a
--In --+--
4bT512 V
'!
+ b J(T)
T '
(3 .11)
nR n 2a
N(V, T) (3.12)
V - b + 2T 312 V (V + b) '
n2 a V
nRln(V - b) + T ln V + b + g(T) =constant, (3.13)
26 312
dimana
g(T) = j J~) dT. (3.14)
Dengan menggunakan Pers. (3.13), hubungan antara keadaan 2 dan 3 yang dihubungkan
oleh ekspansi adiabatik adalah
n2a V2
nRin(Vi - b) + 312 In Vb + g(TJ.i)
2bTH 2 +
n 2a Vi
nRin(Vi - b) + In V b + g(Tc) . (3.15)
3 +
312
2bT0
Hubungan antara keadaan 4 dan 1 yang dihubungkan oleh kompresi adiabatik adalah
n 2a Vi
nRin(V1 - b) + In V, b + g(TH)
1 +
312
2bT11
r n2a V4
- nRin(,,4 - b) + . 312 In V: b + g(Tc ). (3.16)
2bTc 4 +
Vi - b n2a Vi
g(TH) - g(Tc) = nR In 1'- b+ In \ . b
2 - 2bTc312 3 +
dan
2
g(TH) - g(Tc) n RI n
Vi - b
+ 'fl.Cl .2 l n -Vi -
Vi - b 20Ti1 Vi + b
n a2
1 '~1
- ------,- ln - - (3.18)
2bT]/2 I·.t + b
Dengan menyamakan Pers. (3.17) dan (3.18) serta melakukan perhitungan aljabar, diper-
oleh hubungan berikut :
Tc
--t l - TH. (3.20)
Jelas bahwa Pers. (3.20) adalah efisiensi yang sama dengan Pers. ( 1.1) dalam Bab 1.
15
BAB 4
dengan f (T) adalah fungsi sembarang yang bergantung hanya pada temperatur.
Kita akan mengikuti aluir siklus Carnot seperti yang tertera pada Gambar 3.1. Dalam
proses isotermal, kalor yang terlibat dalam proses ekspansi isotermal dan kompresi isoter-
mal adalah
Dalam proses adiabatik, jelas sekali bahwa Pers. (2.35) bukan merupakan sebuah
persamaan diferensial eksak. Namun dengan membandingkan persamaan ini dengan
Pers. (2.32), maka jelas bahwa Pers. (2.35) dapat menj~di persamaan diferensial eksak
apabila dikalikan dengan faktor integrasi yang sama dengan yang digunakan dalam Bab 3,
yaitu µ(V, T) = ~- Pers. (2.35) menjadi
Cv dT+
T
(op)
oT v
dV = 0. (4.4)
dengan g(T) = J 1)p dT adalah sebuah fungsi sembarang yang bergantung hanya pada
temperatur.Dengan menggunakan Pers. (4.5), hubungan antara keadaan 2 dan 3 melalui
'ekspansi adiabatik dan hubungan antara keadaan 4 dan I melalui kompresi adiabatik
masing-masing adalah
Efisiensi siklus Carnot dapat dihitung sebagai berikut dengan menggunakan Pers. (4.2),
(4.3) dan (4.8) :
1
_ IQ3-t41
IQ1-12l
_ Tc IF(V,1,Tc) - F(V3, Tc)I ----t _ Tc
1 1 (4.9)
THIF(Vi,Tn)- F(V1,TFT)I TH'
yang merupakan efisiensi yang sama dengan Pers. ( 1.1) dalam Bab 1.
17
BAB 5
Kesimpulan
1. Dalam penelitian ini telah diturunkan efisiensi siklus Carnot dengan menggunakan
persamaan keadaan Redlich-Kwong dan persamaan keadaan gas umum. Keduanya
menunjukkan bahwa efisiensi yang dihasilkan sama dengan efisiensi (1.1) yang
diberikan dalam Bab 1.
nRT
p(V, T) = V _ b + f (V), (5.1)
samaan keadaan gas tersebut di sekitar keadaan 1. Dal am penelitian ini ditunjukkan
bahwa ekspansi semacam itu tidak diperlukan. Dengan memahami konsep entropi
sebagai sebuah kuantitas yang tidak bergantung pada proses termodinamika, maka
jelas bahwa persamaan umum adiabatik (2.35) dapat diselesaikan secara eksak den-
gan membuat dimensi kedua ruas Pers. (2.35) menjadi berdimensi entropi, yaitu
dengan mengalikan faktor integrasi µ(V, T) = ~, karena kedua ruas Pers. (2.35)
memiliki dimensi energi.
Jika dicermati secara mendalam, keberhasilan penurunan efisiensi siklus Carnot dalam
representasi diagram p- V yang memberikan hasil yang sama dengan Pers. ( 1.1) tidaklah
mengherankan. Hal ini disebabkan karena:
konsep entropi.
2. Dengan bantuan Pers. (4.2), (4.3) dan (4.8), dapat ditunjukkan bahwa proses penu-
runan dalam Bab 1.2 ekivalen dengan kondisi reversibilitas sistem tern10dinamika
yang diberikan oleh
(5.2)
dimana dalam hukum termodinamika ke dua, pernyataan Pers. (5.2) di atas ekivalen
dengan efisiensi ( 1.1) [3, 7, 8].
Catatan
Hasil penelitian ini akan dipublikasikan dalam European Journal of Physics Vol. 27
No. 4 July 2006, sebuah jurnal fisika yang diterbitkan oleh Institute of Physics, Bristol -
United Kingdom.
19
Referensi
[2] S. Soegiarto, Efisiensi Siklus Carnot untuk Beberapa Gas, skripsi S-1, Jurusan
Fisika - FMIPA, Universitas Katolik Parahyangan (2005).
[3] Zemansky, M. W. and Dittman, R. H., Heat and Thermodynamics, 6th Ed.,
McGraw-Hill, New York (1982).
[5] Boas, M. L., Mathematical Methods in the Physical Science, John Wiley & Sons,
[6] Sneddon, Ian, Elements of Partial Differential Equations, McGraw-Hill Book Co.,
New Delhi, 1964.
[7] Sears, F.W. and Salinger, G . L., Thermodynamics, Kinetic Theory and Statistical
Thermodynamics, 3rd Ed., Addison-Wesley Pub. Co., Manila (1975)
[8] Ward, K., Thermodynamics, 9th Ed., McGraw-Hill · Book Company, New York
(1977).