Metode Newton Raphson
Metode Newton Raphson
Disusun Oleh :
DWI SULISTIYONO
L2F 399 387
Abstrak
Untuk menyelesaikan studi aliran daya dengan metode iterasi (numerik) telah banyak dikembangkan
dengan menggunakan komputer digital. Bermacam metode penyelesaian studi aliran daya telah semakin
banyak dikembangkan sejalan dengan makin berkembangnya konfigurasi jaringan sistem tenaga, baik
dalam perencanaan, pengembangan, maupun pengoperasian. Sampai saat ini beberapa metode yang
sering dipelajari adalah Metode Gauss Seidel, Metode Newton Rhapson, Metode Decoupled, dan Metode
Fast Decoupled. Masing-masing metode untuk analisa aliran daya mempunyai kekurangan dan
kelebihan satu sama lain.
Dalam Tugas Akhir ini penulis akan membandingkan keandalan antara metode Gauss-Seidel,
metode Newton Raphson, dan metode Fast Decoupled dalam menyelesaikan masalah aliran daya untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing metode. Dengan Menguasai ketiga metode
tersebut, setiap masalah aliran daya dapat diselesaikan dengan efektif, apabila mampu menentukan yang
mana diantara ketiga metode tersebut yang paling sesuai terhadap sistem yang dihadapi.
Hasil perhitungan ketiga metode dituangkan dalam perangkat lunak (program simulasi),
program komputer yang digunakan untuk simulasi adalah bahasa pemrograman MATLAB versi 5.3
sebagai Computing program (program perhitungan). Microsoft Excell 2000 sebagai server sekaligus
database dan Delphi versi 6 yang mengintegrasikan keduanya dalam suatu tampilan visual.
n
Vi Vj Yij cos(δ j δ i θ ij )
δ i j1
Qi = - VVYj1
i j ij sin(δ j δ i θ ij ) (3.15) j i
(3.22)
Nilai Pi dan Qi telah diketahui, tetapi nilai Vi Elemen-elemen off-diagonal dari J4 adalah :
dan δi tidak diketahui kecuali pada slack bus.
Kedua persamaan non linier tersebut dapat Pi
diuraikan menjadi suatu set persamaan simultan Vi Yij sin(δ j δ i θ ij ), j i
linier dengan cara menyatakan hubungan antara
V j
perubahan daya nyata ∆Pi dan daya reaktif ∆Q i (3.23)
terhadap perubahan magnitude tegangan ∆V i Elemen diagonal dari J4 adalah :
dan sudut fasa tegangan ∆δi.
n
∆Pi J1 J2 ∆δ Pi
2 Vi Yii sin(θii ) Vj Yij sin(δ j δi θij )
Vi j1
= ji
∆Qi J3 J4 ∆V
(3.24)
(3.16)
Elemen-elemen matriks Jacobi dihitung setiap
akan melakukan iterasi.
Perhitungan iterasi dimulai dengan ∆P J1 0 ∆δ
memberikan perkiraan magnitude tegangan dan =
sudut fasa tegangan mula-mula. Perubahan- ∆Q (3.27)
0 J4 ∆V
perubahan dalam daya nyata dan daya reaktif
yang telah dijadwalkan dikurangi dengan daya
nyata dan daya reaktif yang dihitung dari P
persamaan (3.17) sampai (3.24) P J 1 (3.28)
∆Pik = Pi(terjadwal) - Pik Q
∆Qik = Qi(terjadwal) - Qik i = 1, 2, … , n-1 (3.25) Q J 4 | V | | V | (3.29)
Elemen-elemen matriks Jacobi | V |
dihitung dengan menggunakan magnitude dipersamaan diatas dapat dilihat bahwa apabila
tegangan dan sudut fasa tegangan estimasi pada pembentukan daya aktif faktor yang
mula-mula. Dengan menggunakan metode menentukan adalah sudut tegangan jadi adanya
invers langsung maka persamaan linier (3.16) perubahan pada magnitude tegangan tidak
dapat dipecahkan untuk mendapatkan nilai-nilai mempengaruhi daya aktif. Kondisi sebaliknya
magnitude tegangan dan sudut fasa tegangan diperuntukkan pada persamaan pembentukan
estimasi yang baru pada tiap bus (kecuali slack daya reaktif yaitu perubahan kecil pada sudut
bus), sebagai berikut : fasa tidak akan menyebabkan perubahan yang
berarti pada daya reaktif.
J 1 J 2 P Elemen-elemen matriks Jacobi yang
diturunkan dari persamaan (2.17) sampai (2.24)
V J 3 J 4 Q adalah :
Proses iterasi kembali lagi ke proses Untuk J1 :
awal dan hal ini terus diulangi sampai ∆Pik dan Pi
∆Qik untuk semua bus (selain slack bus) H ij Vi Vj Yij sin(δ j δ i θ ij )
memenuhi harga toleransi yang diberikan δ j
(biasanya diambil ≤ 0.001).
δik+1 = δik + ∆ δik
|Vi |k+1 = |V i |k + ∆ |Vi |k (3.26) Vi Vj sin(δ j δ i ) . Bij (3.30)
Jadi iterasi selesai bila,
∆ δik ≤ 0.001 Pi n
∆ |Vi |k ≤ 0.001 Hii - Vi Vi Yii sin θii Vi VjYij sin(δj δi θij )
δi j1
ji
3.1.3. Metode Fast Decoupled
Karakteristik yang menarik dari = - |Vi|2 . Bii - Qi (3.31)
pengoperasian sistem tenaga dalam kondisi dimana,
tunak adalah ketergantungan antara daya nyata Bij = Yij sin θij
dengan sudut fasa tegangan bus dan antara daya Bii = Yii sin θii
reaktif dengan magnitude tegangan bus. Dalam n
Q i
= - Vi Vi Yii sin θ ii Q i
Vi
Q i
= - Vi2 . B ii Q i (3.33)
Vi Gambar 4.1. Kurva Konvergensi Metode Gauss-
dimana, Seidel pada IEEE 5 Bus 7 Saluran
Bij = Yij sin θij
Bii = Yii sin θii
n
Qi= VVY
j1
i j ij sin(δ i δ j θ ij ) dapat
j i
dilihat dari persamaan (2.15)
Dalam bentuk matriks, lambang elemen matriks
Jacobi dikoreksi menjadi:
∆P H 0 ∆θ
= Gambar 4.2. Kurva Konvergensi Metode
(3.34)
∆Q 0 L ∆V Newton Raphson pada IEEE 5 Bus 7 Saluran