Anda di halaman 1dari 2

Tugas Artikel Bandung School 3

Mata Kuliah Filsafat Metodologi Hubungan Internasional

170210150066
Evelyne Urvanulchaer

Sistem Pengelolaan Emisi di Tiongkok

Salah satu solusi Tiongkok dalam menangani permasalahan lingkungan adalah program
perdagangan emisi yang dilakukan di seluruh kawasan nasional. Sejak tahun 2017, kebijakan
perdagangan karbon yang dicanangkan oleh Presiden Xi Jinping diusung sebagai iniasi
Tiongkok sebagai kontributor gas rumah kaca terbesar dunia dalam menghijaukan planet
bumi. Mekanisme ini diimplementasikan secara efektif dalam Rencana Lima Tahun
Keduabelas Tiongkok (2011-2015). Sejak 2011, lebih dari dua ribu perusahaan nasional
Tiongkok yang berasal dari 7 provinsi berbeda terdaftar sebagai bagian dari proyek
perdagangan karbon yang telah memperdagangkan lebih dari 57 juta ton kuota karbon
seharga US$ 308 juta pada 2015. Secara argumentatif, hal ini dapat berdampak terhadap
permasalahan lingkungan yang lebih serius jika tidak dibarengi dengan sistem hukum dan
regulasi yang baik. Selanjutnya, peranan lembaga-lembaga seperti Chinese Environmental
Protection Agency (EPA) juga harus ditingkatkan demi penegakan kapasitas nasional dalam
meregulasi isu-isu yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan [ CITATION Din161 \l
1033 ].

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan perdagangan emisi ini adalah proses alokasi
kredit karbon yang dibagikan terhadap masing-masing perusahaan di dalam sebuah industri
atau kawasan geografis. Kondisi politik domestik di Tiongkok yang sarat dengan koalisi
antara penegak hukum dan perusahaan lokal dapat dimanfaatkan pihak pengusaha lokal
sebagai celah untuk membebaskan diri dari jeratan hukum dan sanksi pemerintah. Selain itu,
upaya Tiongkok dalam mengendalikan polusi melalui strategi non-pasar, dalam bentuk
kontrol dan komando yang mengatur batasan ketat terhadap emisi yang dihasilkan oleh
perusahaan-perusahaan, serta pajak yang dikenakan terhadap perusahaan berdasarkan jenis
dan kuantitas polusi yang dihasilkan [ CITATION YuX14 \l 1033 ]. Menurut Ding, perbedaan
antara kedua sistem pengelolaan emisi ini terletak pada persepsi perusahaan lokal terhadap
emisi, dimana dalam sistem cap and trade (melalui mekanisme perdagangan karbon), emisi
dipandang sebagai hal yang ‘lumrah’ bagi perusahaan yang mendorong munculnya insentif
normatif dalam menghasilkan polusi. Secara argumentatif, hal ini dapat mempengaruhi
pergeseran paradigma perusahaan, publik dan pemerintah lokal dalam memandang proteksi
lingkungan dan perilaku sosial terhadap permasalahan lingkungan secara umum [ CITATION
Jia16 \l 1033 ]. Dengan demikian, sistem pengendalian polusi dalam bentuk pembatasan dan
retribusi perlu digencarkan dalam rangka mengefisiensikan strategi pengendalian polusi di
Cina sebagai upaya pewaspadaan terhadap pergeseran paradigma yang dapat mengancam
keberlangsungan jangka panjang lingkungan hidup.

Referensi

Jiang, J., Xie, D., Ye, B., & Bo, S. (2016). Research on China’s cap-and-trade carbon
emission trading scheme: Overview and outlook. Applied Energy, 902-917.
Yu, X., & Lo, A. Y. (2014). arbon finance and the carbon market in China. Nature Climate
Change.
Ding, I. (2016, February 3). Emissions Trading in China. Retrieved from Fairbank Center
Blog: https://medium.com/fairbank-center/emissions-trading-in-china-acc3d430061f

Anda mungkin juga menyukai