Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Konsep Dan Filosofi


Manajemen
Pemeliharaan
Membahas tentang Filosofi Pemeliharaan,
Manajemen Pemeliharaan dan
Perkembangannya
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Teknik Industri Kode MK Ir. Herry A. Prabowo, M.Sc., PhD.

Abstract Kompetensi
Pemeliharaan adalah kombinasi Mahasiswa m ampu :
berbagai tindakan yang dilakukan 1. Memahami konsep manajemen
untuk menjaga suatu barang, atau pemeliharaan
memperbaikinya sampai suatu 2. Memahami tujuan manajemen
kondisi yang dapat diterima.” pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan dalam 3. Memahami istilah istilah dalam
industri adalah hal yang utama, manajemen pemeliharaan
karena mampu mencegah 4. Memahami target dalam
kesulitan dalam produksi, shg manajemen pemeliharaan
mencapai produktifitas yang
tinggi.

Pembahasan
1. PENDAHULUAN

Fabel Aesop mengisahkan tentang seorang petani yang memiliki seekor angsa
petelur emas. Angsa itu secara ajaib bertelur emas, satu telur setiap hari secara rutin. Untuk
bisa secara terus menerus bertelur emas, angsa tersebut membutuhkan syarat tertentu yaitu
mendengar nyanyian yang membuat suasana hatinya gembira, disamping makanan yang
cukup dan tempat bertelur yang bersih dan nyaman. Si Petani rupanya tidak terlalu
menyadari hal itu, sehingga ketika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi dan Si Angsa mulai
kehilangan kemampuan menghasilkan telur emasnya (berhenti bertelur) Si Petani menjadi
kesal dan marah. Kemudian didorong oleh keinginan untuk mendapatkan untung secara
cepat, maka si petani mengambil jalan pintas yang diperkirakan akan mengalirkan
keuntungan yang berlipat ganda dalam waktu singkat, yaitu dengan cara memotong
angsanya dengan harapan di dalam tubuhnya masih ditemukan timbunan telur emas.
Tentunya harapan si petani tidak terpenuhi, si angsa mati dan tidak ada lagi telur emas.
Dari cerita tersebut, angsa dapat kita sebut sebagai asset (sarana produksi: mesin-
mesin, peralatan, dll) yang berfungsi untuk menghasilkan telur emas (produk). Si petani
berorientasi secara penuh hanya kepada produksi (telus emas) dan lupa dengan assetnya
yang menghasilkan telur emas. Sehingga dengan melupakan assetnya, melupakan
pemeliharannya maka lambat laun dia akan kehilangan hasil yang diharapkan. Langkah
terakhir yang dilakukan dengan menjual asset sama saja dengan menutup usaha tersebut
selamanya. Dari kisah di atas menjadi jelas tentang pentingnya pemeliharaan asset agar
bisa berproduksi sesuai yang diharapkan dan berkesinambungan.
Pentingnya fungsi maintenance dalam industri merupakan hal yang terbantahkan.
Tentu saja tidak segemerlap fungsi pemasaran atau penelitian, serta meskipun tidak terlalu
diperhatikan sebagaimana operasi produksi. Namun demikian tetap disadari bahwa akan
timbul banyak kesulitan apabila maintenance tidak dilakukan. Operasi yang tidak aman,
kemacetan produksi, kerugian daya, panas, penerangan, dan berbagai fungsi sarana lain
yang tidak diketahui untuk masa yang lama.
Selain daripada itu, kebutuhan akan produktifitas yang lebih tinggi dan meningkatnya
keluaran mesin pada tahun-tahun terakhir ini telah mempercepat perkembangan
otomatisasi. Hal ini pada gilirannya telah memperbesar kebutuhan akan fungsi pemeliharaan
pabrik. Para manajer pemeliharaan akan dituntut untuk meningkatkan standar pemeliharaan
dan efisiensi kerja dan pada waktu yang bersamaan mengurangi biaya operasinya.

2012 Manejemen Pemeliharaan


2 Ir Herry Agung Prabowo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Anggaran yang disusun dan ditentukan – seringnya oleh manajer non teknik- menghendaki
manajer pemeliharaan untuk beroperasi dalam batas keuangan yang kadang-kadang tidak
mungkin dicapai dengan jenis tenaga kerja, ketrampilan dan sarana yang tersedia. Oleh
karena itu diperlukan sebuah kerjasama yang sangat baik antara berbagai fungsi di dalam
perusahaan dan lebih-lebih di antara sesama personil bidang / departemen pemeliharaan,
untuk menciptakan sebuah sistem pemeliharaan yang efektif dan efisien.

2. KONSEP PEMELIHARAAN vs PERAWATAN

Jika telah diputuskan untuk membeli suatu mesin tertentu atau fasilitas produksi
untuk digunakan dalam suatu perusahaan tertentu, maka dapat diperdebatkan bahwa yang
telah dipilih adalah kapasitas untuk berproduksi pada suatu tingkat hasil produksi tertentu,
kapasitas untuk menjamin mutu pada suatu tingkat tertentu, kapasitas untuk berproduksi
dengan suatu biaya produksi tertentu, dan sebagainya.

Nilai-nilai dari variabel-variabel tersebut diatas bersama-sama menentukan rencana


yang dibuat bilamana diputuskan untuk membeli suatu fasilitas produksi. Nilai-nilai tersebut
tidak dapat dipertahankan terus dibandingkan dengan lain-lain rencana dalam manajemen
dan dengan berlalunya waktu dan pengaruh cuaca, maka alat produksi tersebut cenderung
untuk kehilangan efisiensinya. Dalam hal ini maka cara-cara yang digunakan untuk menjaga
suatu barang agar dapat mengikuti rencana dicakup dalam apa yang disebut
“PEMELIHARAAN”. Namun yang perlu diingat bahwa, sebaik apapun rencana, program dan
upaya pemeliharaan yang telah dilakukan terhadap sebuah barang/mesin/aset/dll, tidak
menjamin bahwa barang tersebut bebas dari kerusakan. Akan tiba saatnya (pasti akan
terjadi) barang tersebut ‘rusak’ atau mengalami ‘breakdown’. Ketika terjadi breakdown atau
rusak ini maka dilakukan upaya-upaya untuk memperbaikinya yang disebut dengan istilah
“PERAWATAN”. Jadi Pemeliharaan adalah menjaga barang yang baik, ‘sehat’ untuk tetap
baik dan sehat selama mungkin sedangkan Perawatan adalah mengembalikan, ‘merawat’
barang yang rusak, ‘sakit’ untuk kembali berfungsi seperti semula / kembali sehat.

Obyek Pemeliharaan Perawatan

Mesin/alat produksi pembersihan, pelumasan, Reparasi minor diluar


penyetelan, penggantian minor schedul, reparasi major,

2012 Manejemen Pemeliharaan


3 Ir Herry Agung Prabowo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
terjadwal/hasil pemeriksaan, dll. overhaul, dll.

Mobil/motor Ganti oli, busi, tune-up, tambah ganti kopling, balljoint,


air aki, radiator, bersihkan bersihkan karbon di ruang
saringan udara, tambah angin, bakar, turun mesin, dll.
dll

Manusia makanan sehat: sayur, buah- pergi ke dokter, minum obat,


buahan, olah raga, istirahat dirawat di rumah sakit jika
cukup, dll. perlu, dll.

3. MANAJEMEN PEMELIHARAAN dan TERROTEKNOLOGI

Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak bisa rusak,
tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan berkala dengan
suatu aktifitas yang dikenal sebagai pemeliharaan.
British Standart mendefinisikan pemeliharaan sebagai “ suatu kombinasi dari berbagai
tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai
suatu kondisi yang dapat diterima.”

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pemeliharaan ini


melibatkan berbagai bidang / disiplin ilmu yang menyebabkan bidang ini berkembangn
dengan pesat dan mencapai puncaknya dengan ditetapkannya istilah baru untuk teknologi
pemeliharaan ini dengan Terroteknologi. Dan terroteknologi ini kemudian memiliki definisi
yang lebih luas dari British Standard BS3811 : 1974 tentang Pemeliharaan , yaitu:
“ Kombinasi dari manajemen, keuangan, perekayasaan dan kegiatan lain yang diterapkan
bagi asst fisik, untuk mendapatkan biaya siklus hidup ekonomis ; hal ini berhubungan
dengan spesifikasi dan rancangan untuk keandalan serta kemampupeliharaan pabrik.
mesin-mesin, peralatan, bangunan dan struktur dengan instalasinya, pengetesan,
pemeliharaan, modifikasi, dan penggantian dan dengan umpan balik informasi untuk
rancangan, unjuk kerja dan biaya.”

Definisi yang lebih luas tersebut merupakan konsekuensi logis dari semakin pentingnya
peran kegiatan pemeliharaan ini di masa sekarang dan yang akan datang. Hal ini juga
terlihat dari sangat besarnya biaya yang dikeluarkan oleh industri manufaktur di Inggris
untuk kegiatan ini. Menurut survey Kelompok Kerja Rekayasa Pemeliharaan dari
Kementrian Teknologi Inggris pada tahun 1967-1968 biaya yang dihabiskan mencapai £3
Milyar dan meningkat 5 % setiap tahun. Sehingga menurut perkiraan pada tahun 2007 ini

2012 Manejemen Pemeliharaan


4 Ir Herry Agung Prabowo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
akan mencapai sekitar £ 5 Milyar atau setara dengan Rp 650 Trilyun, sebuah nilai yang
sangat besar karena sama dengan setengah total utang pemerintah dan swasta Indonesia
saat ini yakni Rp 1300 trilyun.

4. TUJUAN KEGIATAN PEMELIHARAAN

1. Untuk memperpanjang usia aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja,
bangunan dan isinya). Hal ini terutama penting di negara yang sedang berkembang
karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. Di negara-negara maju
kadang-kadang lebih menguntungkan untuk ‘mengganti’ daripada ‘memperbaiki’.
2. Untuk menjamin ketersediaan (availability) optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return on investment) yang
maksimum.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
kondisi darurat setiap waktu, misalnya: unit cadangan, unit pemadam kebakaran, alat
penyelamat, dsb.
4. Untuk menjamin kesehatan dan keselamat kerja orang yang menggunakan sarana
tersebut.

5. ISTILAH-ISTILAH PEMELIHARAAN
1. Pemeliharaan darurat :
pemeliharaan (penggantian – perbaikan) yang perlu segera dilakukan untuk
mencegah akibat yang serius.
2. Pemeliharaan terencana :
pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran kemasa depan,
pengendalian dan pencatatan sesuai rencana yng telah ditentukan.
3. Rusak :
kegagalan yang menyebabkan ketidak tersediaan alat.
4. Pemeliharaan berjalan :
pemeliharaan yang dapat dilakuan selama mesin dipakai / beroperasi.
5. Pemeliharaan berhenti :
pemeliharaan yang hanya dapat dilakukan selama mesin / alat berhenti.
6. Perbaikan menyeluruh :
pengujian dan perbaikan menyeluruh dari suatu alat atau sebagian besar bagiannya
sampai suatu kondisi yang bisa diterima.

2012 Manejemen Pemeliharaan


5 Ir Herry Agung Prabowo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7. Pemeliharaan pencegahan: pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang
telah ditentukan sebelumnya, dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan
bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang dapat diterima.
8. Program pemeliharaan: daftar alokasi suatu jenis pemeliharaan untuk satu periode
tertentu.
9. Perencanaan pemeliharaan: penentuan sebelumnya pekerjaan, metode, bahan, alat,
mesin, pekerja, dan waktu yang diperlukan untuk pemeliharaan.
10. Jadwal Pemeliharaan: daftar komprehensif mengenai pemeliharaan dan saatnya.
11. Daftar inventaris pabrik: daftar seluruh barang, tempat kerja, bangunan beserta
isinya untuk tujuan identifikasi, disertai informasi mengenai konstruksi dan dan
rincian teknis masing-masing.
12. Kartu Riwayat: catatan penggunaan kejadian dan tindakan yang diambil terhadap
suatu mesin/alat tertentu.
13. Laporan kerja: pernyataan tertulis tentang kerja yang dilakukan dan kondisi terakhir
suatu mesin/alat.
14. Spesifikasi kerja: dokumen yang menuraikan pekerjaan yang harus dilakukan.
15. Waktu nganggur: periode waktu dimana suatu mesin/alat tidak berada dalam kondisi
yang bisa diterima.
16. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Preventive Maintenance adalah aktivitas Pemeliharaan yang dilakukan sebelum


terjadinya kegagalan pada suatu komponen atau system, dimana sudah dilakukan
perencanaan pada waktu tertentu untuk mempertahankan kapabilitas fungsional dari
sistem operasi tersebut. Ada beberapa garis besar tujuan preventive maintenance,
meliputi mencegah atau meminimasi akibat terjadinya kegagalan, mendeteksi
kegagalan, menemukan kegagalan tersembunyi. Ketika hal-hal ini sudah tercapai,
maka reliabilitydan availability sistem dapat meningkat.

17. Time Directed Maintenance

Time directed maintenance dapat dilakukan apabila variabel waktu dari komponen
atau sistem diketahui. Kebijakan Pemeliharaan yang sesuai untuk diterapkan pada
time directed maintenance adalah periodic maintenance dan on-condition
maintenance. Periodic maintenance (hard time maintenance) merupakan
Pemeliharaan pencegahan yang dilakukan secara terjadwal dan bertujuan untuk
mengganti sebuah komponen atau system berdasarkan interval waktu tertentu.
Faktor yang mendasari periodic maintenance adalah faktor keamanan dan faktor

2012 Manejemen Pemeliharaan


6 Ir Herry Agung Prabowo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ekonomi. On-condition maintenance merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan
berdasarkan kebijakan operator.

18. Condition Based Maintanance

Condition Base Maintenance merupakan aktifitas Pemeliharaan pencegahan yang


dilakukan berdasarkan kondisi tertentu dari suatu komponen atau sistem, yang
bertujuan untuk mengantisipasi sebuah komponen atau sistem agar tidak mengalami
kerusakan. Aktivitas ini dilakukan apabila variable waktu tidak diketahui secara tepat,
oleh karena itu kebijakan yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah Predictive
Maintenance. Predictive Maintenance merupakan suatu kegiatan Pemeliharaan yang
dilakukan dengan menggunakan sistem monitoring, antara lain pengukuran suara,
analisis getar, analisis dan komposisi gas.

19. Failure Finding

Failure Finding merupakan kegiatan Pemeliharaan pencegahan yang bertujuan


menemukan kegagalan yang tersembunyi, dilakukan dengan cara memeriksa fungsi
tersembunyi (Hidden Function) secara periodik untuk memastikan kapan suatu
komponen mengalami kegagalan.

20. Run to Failure

Run to Failure atau disebut juga No Schedule Maintenance dilakukan jika tidak ada
tindakan pencegahan yang efektif dan efisien yang dapat dilakukan, dan jika
dilakukan tindakan pencegahan terlalu mahal atau dampak kegagalan tidak terlalu
esensial (tidak terlalu berpengaruh). Pemeliharaan ini tergolong Pemeliharaan
perbaikan karena factor kesengajaan dalam membiarkan perangkat mengalami
kerusakan.

21. Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance)

Corrective Maintenance merupakan kegiatan Pemeliharaan yang tidak direncanakan,


dilakukan setelah sebuah komponen mengalami kerusakan dan bertujuan untuk
mengembalikan keandalan sebuah komponen atau sistem ke kondisi semula.

6. TARGET SUATU KEGIATAN PEMELIHARAAN.


Setiap kegiatan pemeliharaan yang dilakukan harus mempunyai satu atau lebih diantara
keempat target berikut. Kalau tidak, maka kegiatan tersebut tidak dapat dipertanggung

2012 Manejemen Pemeliharaan


7 Ir Herry Agung Prabowo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
jawabkan atau tidak dapat disebut kegiatan pemeliharaan yang efektif dan efisien. Hal itu
adalah :
1. Untuk mengurangi atau menghilangkan kebutuhan kegiatan maintenance.
2. Mengurangi keusangan dan mencegah kerusakan yang tidak wajar dan mencegah
break-down.
3. memperbaiki jika terjadi break-down.
4. Turun mesin hanya dilakukan untuk mengembalikan kapasitas dan keadaan mesin
seperti baru.

7. INDIKATOR PERFORMANCE
Apa yang menjadi tolok ukur dari Manajemen Pemeliharaan yang Efektif dan Efisien?
Yang menjadi ukuran adalah:

“ Mampu menjalankan fungsi pemeliharaan dengan biaya yang seoptimal mungkin


(minimum cost), dengan waktu pelaksanaan yang minimum dan senantiasa sesuai
standard yang selalu ditingkatkan”. Jadi indikator keberhasilannya adalah:

1. BIAYA PEMELIHARAAN MINIMUM


2. WAKTU PEMELIHARAAN MINIMUM
3. STANDARD KERJA TINGGI
Berikut ini disajikan grafik hubungan antara profit/unit dengan biaya maintenance
langsung yang dikeluarkan, dimana salah satu posisi/kondisi yang terjadi (kondisi 2)
adalah kondisi yang optimal (efektif dan efisien)

2. Optimum
maintenance
profit/unit produced, $

3. Too much
maintenance

1. Low Profit due to


penalty of interrupted
direct maintenance cost, $
production
Gambar 1 : Reveals ideal quantity of maintenance

2012 Manejemen Pemeliharaan


8 Ir Herry Agung Prabowo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dari gambar di atas terdapat 3 kondisi/posisi hubungan antara profit/unit dengan biaya
maintenance langsung yang dikeluarkan.

Kondisi 1 : Low profit due to penalty or interrupted production

Kondisi ini terjadi ketika perusahaan memilih untuk menghemat/meminimumkan biaya


pemeliharaan sekecil mungkin atau bahkan cenderung mengabaikan kebutuhan
pemelharaan yang rutin sekalipun. Hal ini menyebabkan mesin akan lebih sering rusak
secara tiba-tiba (breakdown/emergency) karena kurang pemeliharaan. Kerusakan yang
tiba-tiba tersebut akan menyebabkan gangguan terhadap proses produksi atau bahkan
produksi berhenti sama sekali. Sering kali pula kerusakan ini tidak mudah diperbaiki atau
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diperbaiki karena kerusakan yang cukup
parah dan tidak tersedianya suku cadang yang diperlukan (karena tidak
dicadangkan/disimpan dan baru dipesan setelah terjadi kerusakan). Gangguan produksi
bisa menyebabkan terlambatnya jadwal penyelesaian barang/produk yang dijanjikan
kepada klien/konsumen yang bisa menimbulkan biaya lain berupa penalty cost. Jadi
meskipun biaya langsung pemeliharaan relative kecil namun konsekuensinya mesin
sering terganggu/berhenti beroperasi/berproduksi akan menimbulkan biaya perbaikan
dan penalty yang cukup besar sehingga secara total akan menurunkan profit/unit. Dari
sisi keandalan (reliability), kondisi ini memiliki tingkat keandalan (reliability), ketersediaan
(availability) dan kemampuperawatan (maintainability) yang paling rendah.

Kondisi 2 : Optimum maintenance

Kondisi ini adalah kondisi yang paling baik/ideal. Kondisi ini tercapai saat biaya
pemeliharaan yang dikeluarkan sudah mampu menjamin mesin/peralatan bekerja sesuai
dengan rencana produksi/operasi. Mesin relative tidak pernah berhenti secara tiba-tiba
(tidak pernah terjadi kondisi breakdown/emergency maintenance). Kalaupun mesin
berhenti untuk kegiatan pemeliharaan maka sudah direncanakan sehngga tidak
mengganggu jadwal produksi. Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan memang relative
lebih tinggi untuk menjamin mesin dan peralatan bekerja sesuai dengan rencana dan
memiliki tingkat keandalan, ketersediaan dan kemapuperawatan yang diharapkan.
Dengan mesin yang andal maka target produksi bisa dicapai dan akhirnya meningkatkan
profit/unit produk yang dihasilkan. Dari sisi keandalan, ketersediaan, dan
kemampuperawatan sudah cukup memadai sesuai yang diharapkan, meski bukan

2012 Manejemen Pemeliharaan


9 Ir Herry Agung Prabowo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berarti tidak pernah terjadi kerusakan/ mesin berhenti beroperasi. Namun jika hal ini
terjadi biasanya tidak fatal dan relative bisa dengan cepat dan mudah mesin dapat
diperbaiki dan beroperasi kembali seperti semula.

Kondisi 3 : Too much maintenance

Kondisi ini juga bukan kondisi yang optimal. Kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi
pertama (1). Kondisi ini terjadi ketika perusahaan terlalu khawatir terhadap performance
mesin mereka sehingga melakukan pemeliharaan yang berlebihan. Komponen/suku
cadang yang sebenarnya masih bagus dan layak untuk dipakai tetapi diganti lebih cepat.
Mesin/peralatan yang rusak tetapi bisa diperbaiki lebih memilih diganti yang baru karena
khawatir mesin lama tidak menghasilkan performance seperti semula. Oli/pelumas yang
bisa digunakan sampai 5000 km/ 5000 jam diganti pada 1500 km atau 1500 jam dengan
alasan supaya mesin lebih awet. Jadi intinya pada kondisi ini, terlalu banyak/berlebihan
kegiatan preventive maintenance yang dilakukan. Memang hal ini menyebabkan mesin
beroperasi dengan sangat baik. Memiliki keandalan, ketersediaan dan
kemampupeliharaan yang sangat tinggi bahkan melebihi dari yang diharapkan, namun
konsekuensinya menyebakan biaya pemeliharaan total menjadi sangat tinggi. Jadi meski
mesin tidak/jarang sekali rusak dan jadwal dan jumlah produksi tercapai, namun dengan
biaya pemeliharaan yang membengkak akan menyebabkan profit per unit roduk yang
dihasilkan turun kembali/kecil.

8. SYARAT MENCAPAINYA
Untuk mencapai kondisi optimum maintenance diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Adanya Perencanaan dan Pengendalian Pemeliharaan yang efektif.


b. Adanya Pendidikan dan Latihan untuk staff yang cukup/sesuai.
c. Tersedianya bengkel pemeliharaan yang memadai.
d. Tersedianya sistem persediaan/pergudangan yang baik/lancar.
e. Adanya Sistem Informasi Manajemen Pemeliharaan yang baik.
f. Adanya Perencanaan dan pengendalian biaya pemeliharaan
g. Komitment untuk melakukan perbaikan “improvement” secara terus-
menerus dan berkelanjutan.

2012 Manejemen Pemeliharaan


10 Ir Herry Agung Prabowo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Maintenance Engineering Handbook, 6th edition, Lidley R.Higgins and R.Keith


Mobley, McGrawHill Com., New York, 2002.
2. Operations Management., 7th edition (International Ed.), Jay Heizer and Barry
Render, Pearson-Prentice Hall, New Jersey, 2004.
3. An Introduction to Reliability and Maintainability Eng., Charles E.Ebeling,
McGrawHill Com.,New York, 1997.
4. The Reliability, Availability and Productiveness of Systems, D.J. Sherwin and
A.Boosche., Chapman and Hall., London, 1993.
5. Teknik Manajemen Pemeliharaan (Terj.), Antony Corder (Kusnul Hadi)., Erlangga,
Jakarta, 1992.
6. Maintenance Management, Lawrence Mann Jr.,Lexington Books, Kanada, 1978

2012 Manejemen Pemeliharaan


11 Ir Herry Agung Prabowo, MSc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai