01
Teknik Teknik Industri Kode MK Ir. Herry A. Prabowo, M.Sc., PhD.
Abstract Kompetensi
Pemeliharaan adalah kombinasi Mahasiswa m ampu :
berbagai tindakan yang dilakukan 1. Memahami konsep manajemen
untuk menjaga suatu barang, atau pemeliharaan
memperbaikinya sampai suatu 2. Memahami tujuan manajemen
kondisi yang dapat diterima.” pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan dalam 3. Memahami istilah istilah dalam
industri adalah hal yang utama, manajemen pemeliharaan
karena mampu mencegah 4. Memahami target dalam
kesulitan dalam produksi, shg manajemen pemeliharaan
mencapai produktifitas yang
tinggi.
Pembahasan
1. PENDAHULUAN
Fabel Aesop mengisahkan tentang seorang petani yang memiliki seekor angsa
petelur emas. Angsa itu secara ajaib bertelur emas, satu telur setiap hari secara rutin. Untuk
bisa secara terus menerus bertelur emas, angsa tersebut membutuhkan syarat tertentu yaitu
mendengar nyanyian yang membuat suasana hatinya gembira, disamping makanan yang
cukup dan tempat bertelur yang bersih dan nyaman. Si Petani rupanya tidak terlalu
menyadari hal itu, sehingga ketika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi dan Si Angsa mulai
kehilangan kemampuan menghasilkan telur emasnya (berhenti bertelur) Si Petani menjadi
kesal dan marah. Kemudian didorong oleh keinginan untuk mendapatkan untung secara
cepat, maka si petani mengambil jalan pintas yang diperkirakan akan mengalirkan
keuntungan yang berlipat ganda dalam waktu singkat, yaitu dengan cara memotong
angsanya dengan harapan di dalam tubuhnya masih ditemukan timbunan telur emas.
Tentunya harapan si petani tidak terpenuhi, si angsa mati dan tidak ada lagi telur emas.
Dari cerita tersebut, angsa dapat kita sebut sebagai asset (sarana produksi: mesin-
mesin, peralatan, dll) yang berfungsi untuk menghasilkan telur emas (produk). Si petani
berorientasi secara penuh hanya kepada produksi (telus emas) dan lupa dengan assetnya
yang menghasilkan telur emas. Sehingga dengan melupakan assetnya, melupakan
pemeliharannya maka lambat laun dia akan kehilangan hasil yang diharapkan. Langkah
terakhir yang dilakukan dengan menjual asset sama saja dengan menutup usaha tersebut
selamanya. Dari kisah di atas menjadi jelas tentang pentingnya pemeliharaan asset agar
bisa berproduksi sesuai yang diharapkan dan berkesinambungan.
Pentingnya fungsi maintenance dalam industri merupakan hal yang terbantahkan.
Tentu saja tidak segemerlap fungsi pemasaran atau penelitian, serta meskipun tidak terlalu
diperhatikan sebagaimana operasi produksi. Namun demikian tetap disadari bahwa akan
timbul banyak kesulitan apabila maintenance tidak dilakukan. Operasi yang tidak aman,
kemacetan produksi, kerugian daya, panas, penerangan, dan berbagai fungsi sarana lain
yang tidak diketahui untuk masa yang lama.
Selain daripada itu, kebutuhan akan produktifitas yang lebih tinggi dan meningkatnya
keluaran mesin pada tahun-tahun terakhir ini telah mempercepat perkembangan
otomatisasi. Hal ini pada gilirannya telah memperbesar kebutuhan akan fungsi pemeliharaan
pabrik. Para manajer pemeliharaan akan dituntut untuk meningkatkan standar pemeliharaan
dan efisiensi kerja dan pada waktu yang bersamaan mengurangi biaya operasinya.
Jika telah diputuskan untuk membeli suatu mesin tertentu atau fasilitas produksi
untuk digunakan dalam suatu perusahaan tertentu, maka dapat diperdebatkan bahwa yang
telah dipilih adalah kapasitas untuk berproduksi pada suatu tingkat hasil produksi tertentu,
kapasitas untuk menjamin mutu pada suatu tingkat tertentu, kapasitas untuk berproduksi
dengan suatu biaya produksi tertentu, dan sebagainya.
Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak bisa rusak,
tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan berkala dengan
suatu aktifitas yang dikenal sebagai pemeliharaan.
British Standart mendefinisikan pemeliharaan sebagai “ suatu kombinasi dari berbagai
tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai
suatu kondisi yang dapat diterima.”
Definisi yang lebih luas tersebut merupakan konsekuensi logis dari semakin pentingnya
peran kegiatan pemeliharaan ini di masa sekarang dan yang akan datang. Hal ini juga
terlihat dari sangat besarnya biaya yang dikeluarkan oleh industri manufaktur di Inggris
untuk kegiatan ini. Menurut survey Kelompok Kerja Rekayasa Pemeliharaan dari
Kementrian Teknologi Inggris pada tahun 1967-1968 biaya yang dihabiskan mencapai £3
Milyar dan meningkat 5 % setiap tahun. Sehingga menurut perkiraan pada tahun 2007 ini
1. Untuk memperpanjang usia aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja,
bangunan dan isinya). Hal ini terutama penting di negara yang sedang berkembang
karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. Di negara-negara maju
kadang-kadang lebih menguntungkan untuk ‘mengganti’ daripada ‘memperbaiki’.
2. Untuk menjamin ketersediaan (availability) optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return on investment) yang
maksimum.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
kondisi darurat setiap waktu, misalnya: unit cadangan, unit pemadam kebakaran, alat
penyelamat, dsb.
4. Untuk menjamin kesehatan dan keselamat kerja orang yang menggunakan sarana
tersebut.
5. ISTILAH-ISTILAH PEMELIHARAAN
1. Pemeliharaan darurat :
pemeliharaan (penggantian – perbaikan) yang perlu segera dilakukan untuk
mencegah akibat yang serius.
2. Pemeliharaan terencana :
pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran kemasa depan,
pengendalian dan pencatatan sesuai rencana yng telah ditentukan.
3. Rusak :
kegagalan yang menyebabkan ketidak tersediaan alat.
4. Pemeliharaan berjalan :
pemeliharaan yang dapat dilakuan selama mesin dipakai / beroperasi.
5. Pemeliharaan berhenti :
pemeliharaan yang hanya dapat dilakukan selama mesin / alat berhenti.
6. Perbaikan menyeluruh :
pengujian dan perbaikan menyeluruh dari suatu alat atau sebagian besar bagiannya
sampai suatu kondisi yang bisa diterima.
Time directed maintenance dapat dilakukan apabila variabel waktu dari komponen
atau sistem diketahui. Kebijakan Pemeliharaan yang sesuai untuk diterapkan pada
time directed maintenance adalah periodic maintenance dan on-condition
maintenance. Periodic maintenance (hard time maintenance) merupakan
Pemeliharaan pencegahan yang dilakukan secara terjadwal dan bertujuan untuk
mengganti sebuah komponen atau system berdasarkan interval waktu tertentu.
Faktor yang mendasari periodic maintenance adalah faktor keamanan dan faktor
Run to Failure atau disebut juga No Schedule Maintenance dilakukan jika tidak ada
tindakan pencegahan yang efektif dan efisien yang dapat dilakukan, dan jika
dilakukan tindakan pencegahan terlalu mahal atau dampak kegagalan tidak terlalu
esensial (tidak terlalu berpengaruh). Pemeliharaan ini tergolong Pemeliharaan
perbaikan karena factor kesengajaan dalam membiarkan perangkat mengalami
kerusakan.
7. INDIKATOR PERFORMANCE
Apa yang menjadi tolok ukur dari Manajemen Pemeliharaan yang Efektif dan Efisien?
Yang menjadi ukuran adalah:
2. Optimum
maintenance
profit/unit produced, $
3. Too much
maintenance
Kondisi ini adalah kondisi yang paling baik/ideal. Kondisi ini tercapai saat biaya
pemeliharaan yang dikeluarkan sudah mampu menjamin mesin/peralatan bekerja sesuai
dengan rencana produksi/operasi. Mesin relative tidak pernah berhenti secara tiba-tiba
(tidak pernah terjadi kondisi breakdown/emergency maintenance). Kalaupun mesin
berhenti untuk kegiatan pemeliharaan maka sudah direncanakan sehngga tidak
mengganggu jadwal produksi. Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan memang relative
lebih tinggi untuk menjamin mesin dan peralatan bekerja sesuai dengan rencana dan
memiliki tingkat keandalan, ketersediaan dan kemapuperawatan yang diharapkan.
Dengan mesin yang andal maka target produksi bisa dicapai dan akhirnya meningkatkan
profit/unit produk yang dihasilkan. Dari sisi keandalan, ketersediaan, dan
kemampuperawatan sudah cukup memadai sesuai yang diharapkan, meski bukan
Kondisi ini juga bukan kondisi yang optimal. Kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi
pertama (1). Kondisi ini terjadi ketika perusahaan terlalu khawatir terhadap performance
mesin mereka sehingga melakukan pemeliharaan yang berlebihan. Komponen/suku
cadang yang sebenarnya masih bagus dan layak untuk dipakai tetapi diganti lebih cepat.
Mesin/peralatan yang rusak tetapi bisa diperbaiki lebih memilih diganti yang baru karena
khawatir mesin lama tidak menghasilkan performance seperti semula. Oli/pelumas yang
bisa digunakan sampai 5000 km/ 5000 jam diganti pada 1500 km atau 1500 jam dengan
alasan supaya mesin lebih awet. Jadi intinya pada kondisi ini, terlalu banyak/berlebihan
kegiatan preventive maintenance yang dilakukan. Memang hal ini menyebabkan mesin
beroperasi dengan sangat baik. Memiliki keandalan, ketersediaan dan
kemampupeliharaan yang sangat tinggi bahkan melebihi dari yang diharapkan, namun
konsekuensinya menyebakan biaya pemeliharaan total menjadi sangat tinggi. Jadi meski
mesin tidak/jarang sekali rusak dan jadwal dan jumlah produksi tercapai, namun dengan
biaya pemeliharaan yang membengkak akan menyebabkan profit per unit roduk yang
dihasilkan turun kembali/kecil.
8. SYARAT MENCAPAINYA
Untuk mencapai kondisi optimum maintenance diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: