Anda di halaman 1dari 92

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

KINERJA PEGAWAI DI KANTOR CAMAT WAJO


KOTA MAKASSAR

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Magister Manajemen

Oleh:

HASRIANTI
2018MM11596

HALAMAN JUDUL

PROGRAM PASCASARJANA (S2)


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
NOBEL INDONESIA
2021

II
PENGESAHAN TESIS
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
KINERJA PEGAWAI DI KANTOR CAMAT WAJO

KOTA MAKASSAR

Oleh
HASRIANTI
2018MM11596

Telah diseminarkan dan disetujui oleh komisi pembimbing dan dinyatakan memenuhisyarat
untuk melakukan Penelitian

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Prof. Dr. Nurdin Brasit, S.E., M. Si Dr. Andi Ririn, S.E., M.M

Mengetahui,

Direktur PPS STIE Nobel Indonesia Ketua Prodi Magister Manajemen

Dr. Maryadi, S.E., M.M Dr. Sylvia Sjarlis, S.E., M.Si., Ak., CA

III
IDENTITAS MAHASISWA,
PEMBIMBING DAN PENGUJI TESIS

JUDUL TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

KINERJA PEGAWAI DI KANTOR CAMAT WAJO KOTA

MAKASSAR

Nama Mahasiswa : HASRIANTI

NIM : 2018MM11596

Program Studi : Magister Manajemen

Minat : Manajemen Sumber Daya Manusia

KOMISI PEMBIMBING
Ketua : Prof. Dr. Nurdin Brasit, S.E., M.Si

Anggota : Dr. Andi Ririn Oktaviani, S.E., M.M

TIM DOSEN PENGUJI


Dosen Penguji I : Dr. Maryadi, S.E., M.M

Dosen Penguji II : Dr. Salim S S.E., M.M.

Tanggal Ujian : 01 Februari 2020

SK Penguji Nomor : 031/SK/PPS/STIE-INI/IV/2020

IV
PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sebenar-benarnya


bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya
ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di
suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah
ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
jiplakan, saya bersedia Tesis (MAGISTER MANAJEMEN) ini dibatalkan, serta
diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Undang –
Undang Nomor 20 2003 pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)

Makassar, Maret 2021

Mahasiswa Ybs,

Materai 6000

HASRIANTI
2018MM11596

V
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, adalah ungkapan pertama
yang penulis dapat ucapkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini
dengan baik. Tesis ini disusun sebagai tugas akhir dan syarat guna memperoleh
derajat Magister pada Program Studi Magister Manajemen PPS STIE Nobel
Indonesia yang berjudul: “ Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Di Kantor Camat Wajo Kota
Makassar.

Salam dan Shalawat senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah S.A.W,


beserta keluarganya, para sahabat, dan pengikut setianya hingga akhir zaman.

Berkenaan dengan penulisan Tesis ini, penulis ingin menyampaikan ucapan


terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Nurdin Brasit, S.E., M.Si selaku
pembimbing I dan Ibu Dr. A. Ririn, S.E., M.M selaku pembimbing II yang dengan
sabar dan perhatian dalam memberikan bimbingan, petunjuk, kritik dan saran
serta bersedia meluangkan waktunya selama penyusunan Tesis ini. Penulis juga
ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya untuk bantuan dan dukungan dari banyak pihak atas selesainya
penyusunan maupun penyajian Tesis ini, kepada:
1. Dr. H. Mashur Rasak, S.E., M.M, Ketua STIE Nobel Indonesia Makassar,
Hormat yang mendalam dan terima kasih tak terhingga atas segala arahan,
motivasi, bimbingan dan nasehat baik pada saat memberikan materi kuliah
maupun pada saat proses penyelesaian studi ini.
2. Dr. Maryadi, S.E., M.M, Direktur PPS STIE Nobel Indonesia Makassar
yang memberikan kesempatan di dalam menempuh pendidikan di
Pascasarjana STIE Nobel Indonesia Makassar.
3. Dr. Sylvia Sjarlis, S.E., M.Si., Ak., CA, selaku Ketua Prodi Magister
Manajemen PPS STIE Nobel Indonesia, atas bimbingan, arahan dan
motivasi yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan di
PPS STIE Nobel Indonesia Makassar

VI
4. Dr. Muhammad Idris, S.E., M.Si Selaku Penjaminan Mutu Prodi Magister
Manajemen PPS STIE Nobel Indonesia Makassar dengan cermat, penuh
perhatian memberikan motivasi untuk tetap bersemangat dalam
menyelesaikan studi ini.
5. Bapak/Ibu Dosen dan staf yang telah mengajar dan membina mahasiswa
selama proses perkuliahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tesis ini.
6. Rekan-rekan mahasiswa Program Magister Manajemen PPS STIE Nobel
Indonesia, atas kebersamaan yang dilalui bersama penuh suka cita.
7. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Penulis berharap Tesis ini dapat dikembangkan sebagai dasar bagi peneliti-
peneliti berikutnya dalam bidang penelitian manajemen. Penulis menyadari bahwa
Tesis ini masih belum sempurna. Oleh sebab itu, penulis dengan senang hati,
menerima segala bentuk kritik maupun saran yang sifatnya membangun. Semoga
Tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Makassar, 30 Maret 2021

Penulis

VII
ABSTRAK

Hasrianti. 2020. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai di


Kantor Camat Wajo Kota Makassar, dibimbing oleh Nurdin Brasit dan Andi Ririn.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis (1) pengaruh
motivasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Wajo Kota Makassar (2)
pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Wajo
Kota Makassar (3) pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor
Camat Wajo Kota Makassar (4) pengaruh motivasi, komitmen organisasi dan
lingkungan kerja secara simultan terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Wajo
Kota Makassar.
Penelitian dilaksanakan di Kantor Camat Wajo Kota Makassar. Penelitian
ini bersifat kuantitatif. Penentuan sampel dilakukan menggunakan teknik sampling
jenuh (sensus), yaitu seluruh populasi di jadikan sampel yaitu sebanyak 102 orang.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan studi dokumen.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis
regresi linear berganda.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) motivasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Camat Wajo Kota Makassar
(2) Komitmen Organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kinerja
Pegawai Di Kantor Camat Wajo Kota Makassar (3) lingkungan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Camat Wajo Kota
Makassar (4) Motivasi, Komitmen Organisasi dan Lingkungan Kerja secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Wajo Kota
Makassar.

Kata kunci: Motivasi, Komitmen Organisasi, Lingkungan Kerja dan kinerja


pegawai

VIII
ABSTRACT

Hasrianti. 2020. Factors Affecting Employee Performance at the Wajo Sub-


District Office in Makassar City, supervised by Nurdin Brasit and Andi Ririn.
This study aims to determine and analyze (1) the effect of motivation toward
the performance of employees at the Wajo Sub-district Office in Makassar City (2)
the effect of organizational commitment on the performance of employees at the
Wajo Sub- district Office in Makassar City (3) the effect of the work environment
on employee performance at the Wajo City Sub-district Office Makassar (4) the
effect of motivation, organizational commitment and work environment
simultaneously toward the performance of employees at the Wajo Sub-district
Office in Makassar City.
The study was conducted at the Wajo sub-district office in Makassar City.
This study is a quantitative study and the sample was determined using a saturated
sampling technique (census), in which the entire population was sampled as many
as 102 people. The data collection methods used were questionnaires and
document studies. The analytical method used is descriptive statistical analysis and
multiple linear regression analysis.
The results of the study concluded that (1) motivation has a positive and
significant effect on Employee Performance at the Wajo Sub-district Office in
Makassar City (2) Organizational Commitment has a negative and significant
effect on Employee Performance at the Wajo Sub-District Office in Makassar City
(3) the work environment has a positive and significant effect on performance.
Employees at the Wajo Sub-District Office, Makassar City (4) Motivation,
Organizational Commitment and Work Environment simultaneously affect the
performance of employees at the Wajo Sub-district Office in Makassar City.

Keywords: Motivation, Organizational Commitment, Work Environment and


employee performance

IX
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. II

PENGESAHAN TESIS ............................................................................. III

Identitas Mahasiswa, Pembimbing Dan Penguji Tesis .......................... IV

PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS ................................................ V

KATA PENGANTAR ............................................................................... VI

ABSTRAK ............................................................................................... VIII

DAFTAR ISI ................................................................................................ X

BAB I .............................................................................................................1

PENDAHULUAN .........................................................................................1

1.1. Latar Belakang ...................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ..............................................................5

1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................6

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................6

1. Kegunaan Teoritis ....................................................6

2. Kegunaan Praktis .....................................................7

BAB II............................................................................................................8

KAJIAN PUSTAKA ....................................................................................8

2.1. Penelitian Terdahulu..........................................................8

2.2. Pengertian Motivasi Kerja ..............................................10

2.3. Komitmen Organisasi ......................................................15

2.4. Lingkungan Kerja ............................................................16

1) Lingkungan Kerja Fisik.........................................17

2) Lingkungan Kerja Non Fisik.................................18

2.5. Pengertian Kinerja Pegawai............................................19

X
BAB III ........................................................................................................25

KERANGKA KONSEPTUAL ..................................................................25

3.1. Kerangka Konseptual ......................................................25

3.2. Hipotesis ............................................................................28

3.3. Definisi Operasional Variabel .........................................29

BAB IV ........................................................................................................30

METODE PENELITIAN ..........................................................................30

4.1. Pendekatan Penelitian......................................................30

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................31

4.3. Populasi dan Sampel ........................................................31

4.4. Jenis dan Sumber Data ....................................................32

a. Data primer .............................................................32

b. Data sekunder .........................................................32

4.5. Teknik Pengumpulan Data..............................................32

a. Wawancara .............................................................32

b. Kuesioner ................................................................32

c. Studi dokumentasi ..................................................33

4.6. Instrumen Penelitian ........................................................33

4.6.1. Uji validitas dan reabilitas .....................................33

4.6.2. Uji asumsi dasar .....................................................34

4.6.3. Uji asumsi klasik .....................................................35

4.7. Skala Pengukuran Variabel ............................................36

4.8. Teknik Analisis Data ........................................................36

BAB V ..........................................................................................................40

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................40

XI
5.1. Deskripsi Penelitian .........................................................40

1. Variabel Motivasi ...................................................41

2. Variabel Komitmen ................................................42

3. Variabel Lingkungan Kerja ..................................44

4. Variabel Kinerja (Y) ..............................................45

5.2. Karakteristik Responden.................................................46

1. Jenis Kelamin..........................................................46

2. Usia ..........................................................................47

3. Tingkat Pendidikan................................................49

5.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ..........................................50

1. Hasil Uji Validitas...................................................50

2. Hasil Uji Reliabilitas...............................................54

5.4. Uji Asumsi Klasik .............................................................57

1. Uji Normalitas ........................................................57

5.5. Pengujian Hipotesis ..........................................................59

1. Analisis Regresi Berganda .....................................59

2. Uji Statistik .............................................................60

3. Uji F (Uji Simultan) ...............................................61

4. Uji T (Uji Parsial) ...................................................61

5. Koefisien Determinasi (R2) ....................................63

5.6. Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................64

1. Pengaruh motivasi .................................................65

2. Pengaruh komitmen ...............................................69

3. Pengaruh Lingkungan kerja .................................71

XII
BAB VI ........................................................................................................74

SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................74

6.1. Kesimpulan .......................................................................74

6.2. Saran ..................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................77

XIII
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar

dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus

menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2011). Dalam pencapaian tujuan

organisasi tersebut diperlukan sumber daya, salah satunya adalah sumber daya

manusia. Sumber daya manusia memegang peranan terpenting bagi tercapainya

tujuan suatu organisasi dan setiap organisasi berusaha meningkatkan serta

mengembangkan dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun dalam program

untuk meningkatkan Kinerja para pegawai. Salah satu tantangan besar yang

dihadapi birokrasi adalah melaksanakan kinerja secara efektif dan efisien karena

selama ini birokrasi diidentikkan dengan kinerja yang berbelit-belit. Kinerja

pegawai birokrasi harus direformasi supaya tanggap terhadap perubahan yang

semakin cepat sehingga diharapkan dapat menciptakan kinerja aparatur yang

mampu bekerja secara profesional.

Sebagai salah satu unit kerja yang melayani masyarakat, Kantor Camat

Wajo Kota Makassar sebagai kantor pemerintahan dapat dilakukan dengan

pendekatan peningkatan kualitas pegawai pada semua tingkatan. Kualitas pegawai

yang semakin tinggi, diharapkan semakin tinggi kinerjanya, sebaliknya semakin

rendah kualitas pegawai, dimungkinkan semakin rendah pula kinerjanya. Kinerja

yang dimiliki oleh pegawai pemerintahan merupakan suatu akibat dari persyaratan

kerja yang harus dipenuhi oleh pegawai. Pegawai akan bersedia bekerja apabila

1
2

merasa kebutuhannya terpenuhi. Dalam suatu organisasi, faktor penting yang

menunjang peningkatan kinerja pegawai merupakan motivasi. Motivasi

merupakan penggerak utama yang diharapkan dimiliki oleh pegawai pada Kantor

Camat Wajo Kota Makassar dalam rangka mendorong tercapainya berbagai

rencana kerja yang telah disusunnya.

Motivasi dapat menjadi faktor penentu dalam meningkatkan kinerja

pegawai. Motivasi merupakan proses kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi

untuk mencapai sasaran organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan usaha

tersebut untuk memuaskan kebutuhan sejumlah individu (Ghozali, 2017).

Menurut Febrianingsih (2019) bahwa jika seseorang mempunyai dorongan secara

psikologis yang positif, maka akan menghasilkan perilaku yang baik, kemudian

tingkat usaha yang diberikan dalam bekerja juga baik dan menjadi gigih terhadap

suatu masalah di dalam pekerjaan, walaupun beberapa pegawai selalu

mendapatkan tekanan terhadap pekerjaan yang dilakukan, mereka tetap akan

menghasilkan kinerja dengan baik. Motivasi kerja dapat didorong melalui

berbagai pendekatan antara lain melalui kepemimpinan, kompensasi dan pelatihan

yang baik. Mengamati hasil kerja pegawai pada Kantor Camat Wajo Kota

Makassar, nampak bahwa sebagian pegawai bekerja dengan motivasi yang tinggi,

namun masih terdapat sebagian pegawai lagi yang sering menggunakan waktu

kerja untuk hal-hal yang tidak produktif atau bahkan ada yang meninggalkan

kantor untuk kepentingan pribadinya.

Pegawai pada Kantor Camat Wajo Kota Makassar sebagai unsur pelaksana

penyelenggaraan administrasi pemerintahan di wilayah kecamatan berfungsi


3

sebagai penggerak jalannya pemerintahan yang kuat, efektif, efisien dan akuntabel.

Atas dasar itulah diperlukannya pegawai yang berkemampuan melaksanakan

tugas secara profesional, bertanggung jawab, jujur, dan adil serta bersih dan bebas

dari korupsi, kolusi dan nepotisme melalui pembinaan dan pengembangan SDM

yang dilaksanakan berdasarkan prestasi kerja dan sistem karier.

Faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah komitmen

organisasi. Komitmen organisasi dipengaruhi atau berkembang apabila

keterlibatan dalam organisasi terbukti memberikan kesempatan untuk melakukan

pekerjaan dengan semakin baik (Meyer, 2009).Menurut Sapitri (2016) bahwa

salah satu hasil dari komitmen kinerja yang tinggi. Komitmen organisasi yang

tinggi menghasilkan performa kerja, rendahnya tingkat absen dan rendahnya

tingkat keluar masuk (turnover) pegawai. Komitmen yang tinggi menjadikan

individual peduli dengan nasib organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke

arah yang lebih baik.

Fenomena yang terjadi pada pegawai pada Kantor Camat Wajo Kota

Makassar menunjukkan bahwa perilaku pegawai yang kurang berkomitmen

terhadap pekerjaan karena pegawai merasa kurang ingin bekerja, komitmen

organisasi yang dimiliki pegawai masih tergolong rendah. Pegawai kurang

bergairah dan bersemangat dalam menjalankan pekerjaan.

Dalam praktiknya, pegawai hanya sekedar menjalankan pekerjaan dan tidak

memikirkan target yang sudah ditentukan oleh organisasi. Pegawai juga tidak

berkomitmen untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik atau sekedar berinovasi

dalam penyelesaian pekerjaannya. Hal tersebut membuat pekerjaan yang


4

dikerjakan pegawai kurang efektif dan target yang diinginkan organisasi belum

tercapai serta kurangnya upaya untuk mengadakan kegiatan atau suatu hal yang

dapat meningkatkan komitmen organisasi.

Selain itu, faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja adalah lingkungan

kerja. Organisasi selaku induk kerja harus menyediakan lingkungan kerja yang

nyaman dan kondusif yang mampu memancing para pegawai untuk bekerja

dengan produktif. Penyediaan lingkungan kerja secara nyaman akan mampu

memberikan kepuasan kepada pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan dan

memberikan kesan yang mendalam bagi pegawai yang pada akhirnya pegawai

akan mempunyai kinerja yang baik. Sedarmayanti (2012:21) menyatakan bahwa

secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu lingkungan

kerja fisik, yaitu semua keadaan yang berbentuk fisik yang terdapat di sekitar

tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun

tidak langsung dan lingkungan kerja non fisik, yaitu semua keadaan yang terjadi

yang berkaitan dengan hubungan kerja baik hubungan dengan atasan maupun

hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Surjosuseno

(2015) bahwa lingkungan yang tidak sehat dan nyaman akan menurunkan tingkat

produktivitas maupun moral pegawai sehingga akan mempengaruhi tujuan

organisasi.

Fenomena yang terjadi pada pegawai pada Kantor Camat Wajo Kota

Makassar bahwa keadaan lingkungan kerja belum mendukung pegawai untuk

bekerja dengan nyaman, itu terlihat dengan ada banyaknya file-file yang

berserakan di sekitar tempat kerja pegawai, suhu ruangan yang belum menentu
5

hampir di seluruh ruang kerja pegawai yang disebabkan belum tersedianya

pengatur suhu ruangan, luas ruang kerja yang kurang memadai sehingga

membatasi ruang gerak pegawai, masih adanya kecemburuan antar pegawai

mengenai pembagian tugas, dll. Selain itu kinerja pegawai juga masih belum

sesuai dengan harapan lembaga, bisa terlihat ketika karyawan tidak bisa

memenuhi target selesainya tugas yang seharusnya sesuai deadline, perlunya

waktu yang cukup lama ketika ada masyarakat yang ingin mengurus berkas-

berkas mengenai pelayanan masyarakat, dan lain sebagainya. Tentunya masalah-

masalah seperti di atas harus segera diperbaiki agar tidak menghambat kepada visi

dan misi Kantor Camat Wajo Kota Makassar.

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dalam tesis yang berjudul “Faktor-Faktor yang

berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Camat Wajo Kota

Makassar”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dikemukakan, maka penulis

merumuskan masalah secara terarah sebagai berikut:

1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja Pegawai pemerintahan

di Kantor Camat Wajo Kota Makassar?

2. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja Pegawai

pemerintahan di Kantor Camat Wajo Kota Makassar?

3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja Pegawai

pemerintahan di Kantor Camat Wajo Kota Makassar?


6

4. Apakah motivasi, komitmen organisasi dan lingkungan kerja

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai pemerintahan di

Kantor Camat Wajo Kota Makassar?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis:

1. Menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja Pegawai

pemerintahan di Kantor Camat Wajo Kota Makassar

2. Menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja Pegawai

pemerintahan di Kantor Camat Wajo Kota Makassar.

3. Menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja Pegawai

pemerintahan di Kantor Camat Wajo Kota Makassar.

4. Menganalisis Motivasi, Komitmen organisasi dan Lingkungan kerja

terhadap kinerja pegawai pemerintahan di Kantor Camat Wajo Kota

Makassar.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan

memperkaya wawasan mengenai pengaruh motivasi, komitmen

organisasi dan lingkungan kerja mempengaruhi kinerja pegawai

pemerintahan di Kantor Camat Wajo Kota Makassar. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi


7

penelitian sejenis di masa yang akan datang.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

bagi Pemerintah di Kantor Camat Wajo Kota Makassar serta

mengoptimalkan kinerja pegawai. Di samping itu untuk menentukan

kebijakan-kebijakan yang dapat mendorong peningkatan kualitas

pemerintahan di daerah.
7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

1. Septyaningsih Ekayadi (2012) dengan Judul Pengaruh Motivasi dan

Pengembangan Karier Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada PT.

Rimbajatiraya Citrakarya. Hasil Penelitian ini didapat suatu model di

mana Motivasi dan Pengembangan Karier dapat mempengaruhi

Kepuasan Kerja Pegawai Pada PT. Rimbajatiraya Citrakarya, hanya

saja tidak seluruh variabel kepuasan kerja dipengaruhi oleh 2 variabel

tersebut. Hal ini dibuktikan dengan nilai R square sebesar 0,823 atau

hanya 82,3% yang mempengaruhi variabel kepuasan kerja pegawai

sedangkan sisanya 17,7% dipengaruhi oleh faktor lain.

2. Nurita Sari, S. (2012) dengan judul Pengaruh Pengembangan Karier

Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Kantor Kecamatan Gura

Kabupaten Kediri hanya saja tidak seluru variabel kepuasan kerja

dipengaruhi oleh 2 variabel tersebut. Hal ini dibuktikan dengan nilai R

square sebesar 0,783 atau hanya 21,7 % yang mempengaruhi variabel

kepuasan kerja pegawai sedangkan sisanya 21,7 % dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Perbedaan

penelitian yang dilakukan Nurita Sari dan penelitian ini, pertama,

sampel dan populasi di mana sampel dan populasi penelitian ini berasal

dari Pegawai di Kantor Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri sedangkan

8
9

dalam penelitian ini sampel dan populasi berasal dari pegawai Biro

Otonomi Daerah Sekretariat daerah Provinsi Lampung. Kedua, variabel

bebas penelitian ini adalah pengembangan karier sedangkan penelitian ini

mengaitkan pengembangan karier dan iklim organisasi untuk menemukan

pengaruh keduanya terhadap kepuasan kerja.

3. Ita Suryaningsih, 2011. Judul; Kualitas Pelayanan ditinjau dari motivasi

berprestasi dan iklim organisasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa

motivasi berprestasi dan iklim organisasi secara bersama sama memiliki

hubungan yang signifikan dengan kinerja. (Nilai F sebesar 9.071 dan

nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,001, p<0,01).

4. Donny Prakasa Utama, 2010. Judul ; Pengaruh pengembangan karier,

motivasi dan sistem kompensasi pegawai negeri sipil terhadap Kualitas

Pelayanan negeri sipil di Badan Kepegawaian Negara. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa pengembangan karier dan motivasi memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan baik secara parsial maupun secara

simultan terhadap Kualitas Pelayanan di lingkungan Badan

Kepegawaian Negara.

5. Asri Nur Fadilah, Abdul Hakim dan Siswidiyanto (2013) melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penempatan Pegawai terhadap

Kinerja (Studi pada Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Gresik)”.

Variabel penelitian ini meliputi variabel independen dan variabel

dependen. Variabel independen yaitu Kesesuaian Pengetahuan (X1),

Kesesuaian Kemampuan (X2) dan Kesesuaian Keahlian (X3) serta


10

variabel dependen yaitu Kinerja (Y). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel yang paling berpengaruh secara signifikan adalah

kesesuaian kemampuan, sedangkan pengaruh yang paling kecil

diberikan oleh kesesuaian keahlian.

2.2. Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi berasal dari kata Latin “Movere” yang berarti dorongan atau

daya penggerak. Menurut Hasibuan (2001:92), motivasi adalah pemberian

daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau

bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya

untuk mencapai kepuasan.

Seseorang yang tidak termotivasi, hanya memberikan upaya minimum

dalam hal bekerja. Konsep motivasi, merupakan sebuah konsep penting

studi tentang kinerja individual. Dengan demikian motivasi berarti

pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan

atau keadaan yang menimbulkan dorongan.

Dapat juga dikatakan bahwa motivasi adalah faktor yang mendorong

orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Mangkunegara (2011:93)

motivasi adalah suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari

dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri,

penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif. Handoko (2011:225),

menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang

mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan tertentu guna

mencapai tujuan.
11

Dari beberapa pengertian motivasi menurut pakar motivasi adalah cara

memuaskan dengan memenuhi kebutuhan seorang pegawai, yang berarti

bahwa ketika kebutuhan seseorang dipenuhi oleh faktor-faktor tertentu,

orang tersebut akan mengerahkan upaya terbaik untuk mencapai tujuan

organisasi.

Dalam teori Herzberg (dalam Teck Hong dan Waheed, 2011: 42)

motivasi dibagi menjadi dua faktor di antaranya motivator atau yang sering

disebut dengan motivasi intrinsik dan faktor hygiene atau yang sering

disebut dengan motivasi ekstrinsik yang dipisahkan menjadi dua Indikator.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk

berprestasi yang bersumber dalam diri individu tersebut, yang lebih dikenal

dengan faktor motivasional. Menurut Herzberg , 2011: 42) yang tergolong

sebagai faktor motivasional antara lain ialah:

1. Achievement (Prestasi kerja) adalah Keberhasilan seorang pegawai

dalam menyelesaikan tugas.

2. Advancement (pengembangan diri) adalah suatu keinginan seseorang

untuk mengembangkan karier dibidang keuangan.

3. Work it self (pekerjaan itu sendiri) adalah variasi pekerjaan dan

controlatas metode serta langkah-langkah kerja

4. Recognition (pengakuan) artinya pegawai memperoleh

pengakuanadalah orang, berprestasi baik diberi penghargaan, dan

pujian.
12

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri

yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang yang

dikenal dengan teorihygiene factor. Menurut Herzberg (dalam Teck Hong

dan Waheed 2011: 63) yang tergolong sebagai hygiene factor antara lain

ialah sebagai berikut:

1. Company policy (kebijakan perusahaan) adalah aturan yang ditetapkan

oleh pegangan manajemen dalam melaksanakan kegiatan.

2. Relationship with peers (hubungan dengan rekan kerja) adalah

komunikasi antar pegawai dalam menyelesaikan tugas.

3. Work security (keamanan kerja) adalah persepsi individu pegawai

terhadap pegawai variabilitas nilai imbalan, mutasi wilayah, peluang

pemutusan hubungan.

4. Relationship with supervisor (Hubungan dengan atasan) hubungan baik

atau buruknya dengan atasan dalam perusahaan.

5. Gaji adalah imbalan finansial yang diterima oleh pegawai meliputi upah,

premi bonus, dan tunjangan.

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow dengan

teori motivasi yang dikenal dengan hierarchy of needs pada intinya berkisar

pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki

kebutuhan, yaitu :

(1) Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar,

haus, istirahat dan sex;

(2) Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata,
13

akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual;

(3) Kebutuhan akan kasih sayang (love needs);

(4) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya

tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan

(5) Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi

seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya

sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Menurut Mc Clelland (dalam Koswara, 2014) bahwa dalam diri

manusia terdapat tiga macam motif, yaitu motif berprestasi (needs for

achievement), motif untuk berafiliasi (need for affiliation) dan motif

berkuasa (needs for power). Teori ini didasarkan atas:

a. Apabila seseorang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, sangat

menyukai pekerjaan yang menantang, maka ia tidak percaya begitu

saja pada nasib baik karena ia yakin bahwa segala sesuatu akan

diperoleh melalui usaha.

b. Mempunyai motif berafiliasi yang tinggi tercermin pada keinginan

untuk menciptakan, memelihara dan mengembangkan hubungan dan

suasana kebatinan dan perasaan saling menyenangkan antara sesama

manusia. Ia tidak begitu saja memperoleh prestasi dalam organisasi.

Biasanya orang seperti ini sering menjadi manajer atau

entrepreneurship yang berhasil.

c. Motivasi berkuasa, ia mendapat dorongan apabila ia dapat

mengawasi dan mempengaruhi tindakan orang lain. Oleh karena itu


14

ia perlu mempunyai motivasi untuk berkuasa, sebab kalau tidak akan

kehilangan hak dan kewenangan untuk mengambil tindakan.

Pimpinan organisasi dituntut untuk lebih memahami pola motivasi

tersebut, karena dengan pemahaman pola motivasi, pimpinan organisasi

dapat menilai sikap dan perilaku para pegawainya, dapat mengelola

pegawai yang berbeda-beda pola motivasinya.

Dalam organisasi, pola motivasi kerja para pegawai diperlukan untuk

meningkatkan produktivitas dan kinerjanya. Keberhasilan suatu organisasi

dalam peningkatan kinerjanya, sangat tergantung pada motivasi kerja para

pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Hanya dengan motivasi

kerja yang tinggi, para pegawai melakukan upaya dengan seluruh

kemampuan untuk mencapai kinerja yang optimal.

Motivasi kerja sebagai dorongan keinginan yang mempengaruhi

perilaku pegawai untuk melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan

kemampuannya untuk mendapatkan hasil secara optimal. Karena ada

keyakinan bahwa dengan prestasi kerja yang tinggi dalam melaksanakan

tugas pekerjaannya akan diperoleh manfaat bagi kariernya.

Dengan demikian, pegawai yang memiliki keinginan pengembangan

kariernya dalam organisasi, akan memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam

melaksanakan tugas pekerjaannya, sehingga selalu berusaha meningkatkan

kinerjanya.
15

2.3. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi merupakan sikap yang mencerminkan sejauh

mana seseorang individu atau pegawai mengenal dan terikat pada

organisasinya (Griffin, 2004: 15). Bagraim dalam Mehmud et al (2010)

menyatakan bahwa komitmen dapat berkembang apabila pegawai mampu

menemukan harapannya dan memenuhi kebutuhannya dalam sebuah

organisasi. Robbins dan Judge (2007: 110) menyatakan bahwa komitmen

adalah suatu keadaan di mana seorang pegawai memihak kepada sesuatu

organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara

keanggotaan dalam organisasi itu. Mathis dan Jackson dalam (Sopiah,2008:

155) menyatakan komitmen organisasi sebagai keadaan di mana karyawan

percaya dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal

atau tidak akan meninggalkan organisasinya. Allen dan Meyer (1996)

mengemukakan tiga komponen model komitmen terhadap organisasi:

mengenal dan terikat pada organisasinya (Griffin, 2004). Tiga komponen

model komitmen terhadap organisasi tersebut adalah:

a. Affective commitment (komitmen afektif) – keterikatan emosional,

identifikasi, dan keterlibatan dalam suatu organisasi; Komitmen

afektif menunjukkan kuatnya keinginan seseorang untuk terus bekerja

bagi suatu organisasi atau perusahaan karena ia memang ingin bersama

dengan organisasi itu;

b. Continuance commitment (komitmen berkelanjutan) – komitmen

individu yang didasarkan pada pertimbangan tentang apa yang harus


16

dikorbankan bila akan meninggalkan organisasi;

c. Normative commitment (komitmen normatif) – terkait dengan

kewajiban untuk tetap berada dalam organisasi karena adanya

tanggung jawab dari seorang pegawai.

Penelitian yang dilakukan oleh Mowday et al (1983) membuktikan

adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari komitmen organisasi

dengan kinerja karyawan. Pengukuran komitmen karyawan menggunakan

empat indikator yang dikembangkan oleh Mowday et al (1983) yaitu:

1) Keinginan kuat tetap sebagai anggota.

2) Keinginan berusaha keras dalam bekerja

3) Penerimaan nilai organisasi.

4) Penerimaan tujuan organisasi.

2.4. Lingkungan Kerja

Pengertian lingkungan kerja menurut Armstrong (Bagus Kisworo,

2012: 75), the work environment consist of the system of work, the design of

jobs, working conditions, and the ways in which people are treated at work

by their managers and co-workers. Lingkungan kerja terdiri dari sistem

kerja, desain pekerjaan, kondisi kerja, dan cara-cara di mana orang

diperlakukan di tempat kerja dengan manajer mereka dan rekan kerja.

Menurut Nitisemito (1996: 109), adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

pekerja dan dapat mempengaruhi mereka dalam menjalankan tugas-tugas

yang dibebankan. Menurut Sedarmayati (2012: 1), mendefinisikan


17

lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang

dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode

kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun

sebagai kelompok.

Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni: 1)

lingkungan kerja fisik, dan 2) lingkungan kerja non fisik

1) Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat di sekitar tempat

kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun

tidak langsung (Sedarmayanti, 2012: 21) beberapa hal yang dapat

mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja antara lain sebagai berikut:

(1) Pewarnaan; (2) Kebersihan; (3) Pertukaran Udara; (4) Penerangan; (5)

Musik; (6) Keamanan; (7) Kebisingan. Selain itu menurut Liang Gie (2000:

210-220), terdapat empat hal penting yang sangat mempengaruhi efisiensi

dalam pekerjaan perkantoran yaitu: (1) Cahaya; (2) Warna; (3) Udara; (4)

Suara. Sedangkan menurut Badri (2006: 208-223), terdapat tujuh hal yang

harus diperhatikan dalam sebuah lingkungan kerja yaitu: (1) Sistem

pencahayaan; (2) Warna; (3) Kontrol Suara; (4) Udara; (5) Musik; (6)

Konservasi Energi; (7) Keamanan Kantor.


18

2) Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001: 31), menyatakan bahwa “lingkungan

kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan

hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja

ataupun hubungan dengan bawahan”. Lingkungan kondusif bisa tercipta

jika adanya komunikasi yang baik dalam lingkungan perusahaan, interaksi

antar karyawan, motivasi kerja tinggi, tidak ada saling curiga, dan

memberikan kontribusi menjadi orientasi setiap karyawan (Bagus Kisworo,

2012: 64).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

indikator lingkungan kerja non fisik terbagi menjadi dua yaitu: (1)

Hubungan antar karyawan; (2) Hubungan dengan atasan.

Menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jacson (Ririn Prihatin,

2011: 27), menyatakan bahwa jika perusahaan dapat menurunkan tingkat

dan beratnya kecelakaan-kecelakaan kerja, penyakit, dan hal-hal yang

berkaitan dengan stres, serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan para

pekerjanya, perusahaan akan semakin efektif. Peningkatan-peningkatan

terhadap ini akan menghasilkan: (1) Meningkatnya produktivitas karena

menurunnya jumlah hari yang hilang; (2) Meningkatnya efisiensi dan

kualitas pekerja yang lebih berkomitmen; (3) Menurunnya biaya-biaya

kesehatan dan asuransi; (4) Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran

langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim; (5)

Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari


19

meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan; (6) Rasio seleksi tenaga

kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan yang kemudian

perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara subtansial.

2.5. Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana

dikemukakan oleh Mangkunegara (2011:67) bahwa istilah kinerja berasal

dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau

prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

Secara garis besar, kinerja dapat dipahami sebagai hasil kerja yang

dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, guna

mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.

Menurut Wibowo (2007:4) kinerja adalah implementasi dari rencana

yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber

daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan

kepentingan. Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan

sumber daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam

menjalankan kinerja. Kinerja dari pegawai akan berdampak langsung

kepada kemajuan atau kemunduran yang diperoleh perusahaan tersebut.


20

Kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai oleh seseorang

berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerja. Suatu pekerja mempunyai

persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan dalam mencapai tujuan yang

disebut juga sebagai standar pekerjaan.

Kinerja adalah hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja,

target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

telah disepakati bersama (Rivai & Basri, 2011:16).

Sedarmayanti (2007) menyatakan bahwa kinerja merupakan sistem

yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang pegawai

telah melaksanakan. Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak

dalam berbagai bentuk aktivitas. Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh

manusia baik secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun

manusia mempunyai potensi untuk berperilaku tertentu tetapi perilaku itu

hanya diaktualisasi pada saat- saat tertentu saja. Potensi untuk berperilaku

tertentu itu disebut ability (kemampuan), sedangkan ekspresi dari potensi ini

dikenal sebagai performance (kinerja).

Lebih lanjut Mangkunegara (2011:75) menyatakan bahwa pada

umumnya kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja

organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja pegawai baik dari segi

kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan,

sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan


21

kinerja kelompok.

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok

orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan, secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral

maupun etika (Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson, 2009:113).

Menurut Wibowo (2007:319) Pengukuran kinerja perlu dilakukan

untuk mengetahui pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang

telah ditentukan, atau akankah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu

yang ditentukan atau dapatkah hasil kinerja tercapai sesuai dengan yang

diharapkan.

Pengukuran kinerja yang tepat dapat dilakukan dengan cara:

a) Memastikan bahwa persyaratan yang diinginkan pelanggan telah

terpenuhi.

b) Mengusahakan standar kinerja untuk menciptakan perbandingan.

c) Mengusahakan jarak bagi orang untuk memonitor tingkat kinerja.

d) Menetapkan arti penting masalah kualitas dan menentukan apa yang

perlu menjadi prioritas.

e) Menghindari konsekuensi dari rendahnya kualitas.

f) Mempertimbangkan penggunaan sumber daya.

g) Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan.

Mathis dan Jackson (2010:78) menyatakan bahwa untuk mengukur

sejauh mana Kinerja (performance) pada dasarnya adalah apa yang


22

dilakukan atau tidak dilakukan oleh pegawai. Kinerja pegawai yang umum

untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen sebagai berikut:

a. Kuantitas dari hasil

Kuantitas dari hasil merupakan volume kerja yang dihasilkan di

bawah kondisi normal. Kuantitas juga menunjukkan banyaknya jenis

pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu sehingga efektivitas kinerja

dapat terlaksana sesuai dengan tujuan perusahaan.

b. Kualitas dari hasil

Kualitas dari hasil atau kualitas kerja adalah ketelitian, kerapian,

dan keterikatan hasil kerja yang dilakukan dengan baik agar dapat

menghindari kesalahan di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

c. Pemanfaatan waktu

Pemanfaatan waktu adalah penggunaan masa kerja yang

disesuaikan dengan kebijakan perusahaan agar pekerjaan selesai tepat

waktu pada waktu yang ditetapkan.

d. Kemampuan bekerja sama.

Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh satu orang pegawai

saja. Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh

dua orang atau lebih, sehingga membutuhkan kerja sama antar pegawai

sangat dibutuhkan. Kinerja pegawai dapat dinilai dari kemampuannya

bekerja sama dengan rekan sekerja lainnya.

Kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang dapat dicapai

atau dilanjutkan seseorang atau sekelompok orang di dalam pelaksanaan


23

tugas, pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau standar

kerja yang telah ditetapkan sebelum atau bahkan dapat melebihi standar

yang ditentukan oleh organisasi pada periode tertentu (Handoko,

2010:135).

Menurut Mangkunegara (2009:9) kinerja SDM adalah prestasi kerja

atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM

persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya . Tujuan kinerja adalah

menyesuaikan harapan kinerja individual dengan tujuan organisasi.

Kesesuaian antara upaya pencapaian tujuan individu dengan tujuan

organisasi akan mampu mewujudkan kinerja yang baik. Sebagai hasilnya

akan diketahui bahwa pegawai termasuk dalam tingkatan kinerja tertentu,

misalnya tingkat kinerja tinggi, tingkat kinerja menengah atau rendah atau

sering disebut dengan istilah mencapai target atau tidak mencapai target.

Pegawai yang memiliki kinerja yang tinggi tentunya memiliki tanggung

jawab yang tinggi pada pekerjaan, semangat kerja dan motivasi yang kuat.

Penilaian kinerja sebagai salah satu kegiatan manajemen SDM

memiliki tujuan yang sangat luas karena keterkaitannya dengan banyak

kegiatan manajemen SDM lainnya. Nawawi (2011:248) mengelompokkan

tujuan penilaian kinerja menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum penilaian kinerja adalah 1. Untuk memperbaiki

pelaksanaan pekerjaan para pekerja, dengan memberikan bantuan agar

setiap pekerja mewujudkan dan mempergunakan potensinya secara


24

maksimal dalam melaksanakan misi organisasi 2. Untuk menghimpun dan

mempersiapkan informasi bagi pekerja dan para manajer dalam membuat

keputusan; 3. Untuk menyusun inventarisasi SDM di lingkungan

organisasi/perusahaan dan 4. Untuk meningkatkan motivasi kerja.

Mangkunegara menyatakan faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu

faktor kemampuan, faktor motivasi dan faktor sikap mental (Mangkunegara,

2010:13). Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang

digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.

Pengukuran kinerja digunakan untuk penilaian atas keberhasilan atau

kegagalan atas kegiatan atau kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan

yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi

(Sedarmayanti,2011:195).

Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang

sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya

dalam perusahaan, kinerja pegawai merupakan sesuatu hal yang sangat

penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya (Veithzal dan

Sagala, 2010:548).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kinerja

adalah hasil kerja yang dicapai oleh anggota organisasi yang mencerminkan

adanya suatu keberhasilan dalam melaksanakan tugas yang di terimanya.

Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kemampuan,

disiplin, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang

mereka lakukan, hubungan mereka dengan organisasi.


BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Kerangka Konseptual

Menurut Roziqin (2010: 41) bahwa kinerja pegawai merupakan

keseluruhan proses bekerja dari individu yang hasilnya dapat digunakan

landasan untuk menentukan apakah pekerjaan individu tersebut baik atau

sebaliknya. Kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang dapat

dicapai atau dilanjutkan seseorang atau sekelompok orang di dalam

pelaksanaan tugas, pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau

standar kerja yang telah ditetapkan sebelum atau bahkan dapat melebihi

standar yang ditentukan oleh organisasi pada periode tertentu.

Indikator kinerja menurut Robert dan Govindarajan (2012: 378),

antara lain sebagai berikut:

1. Kuantitas yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai

2. Kualitas yaitu mutu yang harus dihasilkan

3. Ketepatan waktu yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang

direncanakan.

4. Kehadiran yaitu ada tidaknya karyawan di dalam kantor ketika

memasuki jam-jam kerja

5. Kemampuan bekerja sama yaitu kemampuan karyawan

melakukan kegiatan bersama-sama dengan karyawan lain dalam

suatu kegiatan yang tidak dapat dikerjakan oleh perorangan.

25
26

Motivasi merupakan suatu cara bagaimana mendorong gairah kerja

pegawai agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua

kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi

(Akbar dan Nurmijati, 2013).

Indikator Motivasi Kerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara

(2009:93) dalam Bayu Fadillah, et all (2013:5) sebagai berikut :

1. Tanggung Jawab yakni memiliki tanggung jawab pribadi yang

tinggi terhadap pekerjaannya.

2. Pengakuan Atas Kinerja yaitu keinginan mendapatkan upah lebih

tinggi dari biasanya.

3. Pekerjaan yang menantang yaitu keinginan untuk belajar

menguasai pekerjaannya di bidangnya.

Menurut Kuntjoro (2012:132)bahwa komitmen organisasi merupakan

tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi

dan mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam organisasi tersebut.

Kuntjoro (2012:175) mengatakana bahwa komitmen organisasi

memiliki tiga indikator utama yaitu :

1. Identifikasi yakni sesuatu yang berwujud dalam bentuk

kepercayaan pegawai terhadap organisasi, dapat dilakukan

dengan memodifikasi tujuan organisasi.

2. Keterlibatan yakni partisipasi pegawai dalam aktivitas–aktivitas

kerja tertentu untuk menunjang keterlibatan pegawai agar

mereka saling bekerja sama.


27

3. Loyalitas pegawai terhadap organisasi memiliki makna

kesediaan seseorang untuk melanggengkan hubungan dengan

organisasi, kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan

pribadinya tanpa mengharapkan apapun.

Menurut Sedarmayati (2012: 1), mendefinisikan lingkungan kerja

adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan

sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan

kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

Yang menjadi indikator-indikator lingkungan kerja menurut

Sedarmayanti (2001:46) adalah sebagai berikut :

1. Keamanan Lingkungan yakni keadaan bebas dari bahaya terhadap

milik pribadi dan keamanan diri pegawai lainnya

2. hubungan antar pegawai/karyawan adalah hubungan dari pemberi

kerja dengan pegawai di dalam sebuah perusahaan atau organisasi

untuk saling berkontribusi dan bersinergi untuk mencapai tujuan

atau visi misi yang telah di rencanakan oleh organisasi/perusahaan.

3. Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki

sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang

dikemukakan sebelumnya maka kerangka konseptual dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut;


28

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Motivasi (X1)
Indikator:
Tanggung jawab
Pengakuan
Pekerjaan yang
menantang
(Bayu Fadillah, 2013:5)
Kinerja (Y)
Komitmen organisasi (X2)
Indikator: Kuantitas
Identifikasi Kualitas
Ketepatan waktu
Keterlibatan
Kehadiran
Loyalitas Kemampuan
(Kuntjoro, 2012:175)
(Robert dan Govindarajan, 2012)

Lingkungan kerja (X3)


Keamanan
Hubungan antar
pegawai
Kebisingan

(Sedarmayanti, 2001:46)

3.2. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Pegawai

pemerintahan di Kantor Camat Wajo Kota Makassar

2. Komitmen Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja Pegawai pemerintahan di Kantor Camat Wajo Kota Makassar


29

3. Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

Pegawai pemerintahan di Kantor Camat Wajo Kota Makassar.

4. Motivasi, Komitmen organisasi, dan Lingkungan kerja secara

simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Pegawai

pemerintahan di Kantor Camat Wajo Kota Makassar.

3.3. Definisi Operasional Variabel

Masing-masing variabel dalam penelitian ini secara operasional

didefinisikan sebagai berikut :

1. Motivasi (X1) adalah sebuah rangsangan atau dorongan yang

dimiliki oleh seseorang yang ingin bekerja sama dan bekerja

secara maksimal untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Indikator motivasi yakni, tanggung jawab, pengakuan atas kinerja

dan pekerjaan yang menantang.

2. Komitmen Organisasi (X2) adalah tingkat kepercayaan dan

penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi. Indikator

komitmen organisasi yakni identifikasi, keterlibatan dan loyalitas.

3. Lingkungan kerja (X3) adalah segala hal yang ada di sekitar

pegawai dan yang memengaruhi mereka dalam bekerja dan

menjalankan tugas. Indikator lingkungan kerja antara lain

keamanan, hubungan antar pegawai dan kebisingan lingkungan.

4. Kinerja Pegawai (Y) adalah derajat keberhasilan pegawai dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, meliputi kualitas,

kuantitas, ketepatan waktu kehadiran serta kemampuan pegawai.


30

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian survei yang

mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 2008). Survey merupakan

studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu

kelompok atau perilaku individu. Penelitian survey dapat digunakan untuk

maksud penjajakan (eksloratif), menguraikan (deskriptif), dan penjelasan

(explanatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian

hipotesis, evaluasi, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang

akan datang, penelitian operasional dan pengembangan indikator-indikator

sosial.

Survey dalam penelitian ini adalah suatu desain yang digunakan untuk

penyelidikan mengenai pengaruh variabel penempatan pegawai,

pengembangan karir, motivasi kerja, terhadap Kualitas layanan, sehingga

dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat

berfungsi menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan

metode survey. Nawawi (2003:64) metode deskriptif yaitu metode-metode

penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau

fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian

menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana


31

adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat. Fenomena

dan fakta-fakta yang dimaksud sebagaimana yang terjadi pada Pegawai di

Kantor Camat Wajo Kota Makassar.

Metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian

deskriptif adalah metode survey. Metode survey adalah penelitian yang

mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai

alat pengumpul data yang pokok.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada Pegawai di Kantor Camat

Wajo Kota Makassar Waktu penelitian dilakukan mulai Juli sampai dengan

Agustus 2020.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau

objek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012:72). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua

pegawai pada di Kantor Camat Wajo Kota Makassar yang berjumlah 102

orang pegawai. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan metode sampel jenuh yaitu seluruh populasi di

jadikan sebagai sampel yaitu sebanyak 102 Orang Pegawai.


32

4.4. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer

dan data sekunder.

a. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada

lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar

pertanyaan dan wawancara.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari

berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan juga internet

untuk mendukung penelitian ini.

4.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat langsung di

dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang berbagai

hal yang berkaitan dengan penelitian.

b. Kuesioner

Teknik yang digunakan angket atau kuesioner dalam suatu cara

pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan daftar

pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat

memberi respon atas daftar pertanyaan tersebut. Jawaban tersebut


33

selanjutnya diberi skor dengan skala Likert.

c. Studi dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan

mempelajari berbagai macam buku, jurnal, dan informasi dari

internet yang berhubungan dengan penelitian.

4.6. Instrumen Penelitian

4.6.1. Uji validitas dan reabilitas

Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban permasalahan

penelitian, dibuat berdasarkan hasil proses pengujian data yang meliputi :

pemilihan, pengumpulan dan analisis data. Oleh karena itu, kesimpulan

tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan instrumen yang digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian. Dua alat untuk mengukur kualitas

data yaitu uji validitas dan uji realibitas.

a. Uji validitas

Menurut Ancok dan Singarimbun (2009), menerangkan bahwa

validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur (instrumen)

itu mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian dapat dikatakan valid atau shahih apabila mampu

mengukur apa yang ingin diukur dan dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tetap. Bila signifikansi hasil korelasi

lebih kecil dari 5%, maka item tersebut dinyatakan valid atau shahih

(Tiro dan Sukarna, 2012).


34

b. Uji reliabilitas

Suatu instrumen dapat dikatakan (reliabel) bila alat ukur tersebut

mengarah pada konsisten, di mana tingkat reliabilitasnya

memperlihatkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan dan

dipercaya sehingga hasil pengukuran tetap konsisten jika dilakukan

pengukuran berulang-ulang terhadap gejala yang sama, dengan alat

ukur yang sama pula. Suatu instrumen dikatakan andal, bila memiliki

koefisien keandalan atau reliabilitas sebesar 0.60 atau lebih (Tiro dan

Sukarna, 2012).

Nasution (2008:77), menjelaskan bahwa suatu alat pengukur

dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada

waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi

alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama.

4.6.2. Uji asumsi dasar

a. Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa

varian populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai

persyarat dalam analisis independent sample test dan ANOVA.

b. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.

c. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi

data berdistribusi normal atau tidak.


35

4.6.3. Uji asumsi klasik

a. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi

antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada

model regresi.

b. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu

adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan

pada model regresi.

c. Uji multikonlinearitas

Uji multikonlinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikonlinearitas yaitu

adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model

regresi.

d. Uji normalitas regresi

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah

nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal

atau tidak.
36

4.7. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert sebagai alat

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena social (Sugiyono, 2012:132). Peneliti memberikan

lima alternative jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1

sampai 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, dengan alternative

jawaban Sangat Setuju (SS) skor 5, Setuju (S) skor 4, Netral (N) skor 3,

Tidak setuju (TS) skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1.

4.8. Teknik Analisis Data

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan kualitas pegawai komitmen organisasi, lingkungan

kerjadan kinerja pada pegawai di Kantor Camat Wajo Kota Makassar.

Dalam analisis ini digunakan bentuk tabel dan nilai rata-rata untuk

memperjelas deskripsivariabel.

Teknik analisa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil kuesioner

dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression

analysis). Analisis linear berganda dilakukan untuk melihat pengaruh

variabel independen (X) yang ditunjukkan oleh motivasi, komitmen

organisasi, lingkungan kerja terhadap variabel dependen (Y) yang

ditunjukkan kinerja pegawai. Sebelum melakukan pengujian regresi

berganda syarat uji regresi yang harus dipenuhi.


37

Bentuk umum dari model yang akan digunakan adalah :

Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3X3 +e
Keterangan :
Y = Kinerja Pegawai a = Konstanta
X1 = Motivasi
X2 = Komitmen Organisasi

X3 = Lingkungan Kerja b1,b2.b3, = Koefisien pengaruh

e = Kesalahan prediksi
Kemudian untuk mengetahui pengaruh Motivasi(X1),Komitmen

Organisasi (X2),Lingkungan Kerja (X3), terhadap variabel terikat yaitu

Kinerja pegawai (Y)secara parsial maka dilakukan uji T. Selanjutnya untuk

mengetahui pengaruh Motivasi(X1),Komitmen Organisasi (X2),Lingkungan

Kerja (X3), terhadap variabel terikat yaitu Kinerja pegawai (Y)secara

bersama-sama maka dilakukan uji F.

a. Pengujian hipotesis pertama

Hipotesis tersebut akan diuji berdasarkan pada analisis dihasilkan dari

model regresi berganda

a) Ho berarti variabel independen secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen

b) Ha berarti variabel independen secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

c) Dengan tingkat signifikansi a = 5% dan dengan degree of freedom

(n- k- l) di mana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah

variabel independen. Sedangkan t tabel ditentukan dengan melihat


38

tingkat signifikan sebesar 5% dan df = (n-1), sehingga

(Ghozali,2006).

b. Pengujian hipotesis kedua

Pengujian hipotesis ini digunakan untuk menguji pengaruh secara

simultan variabel dependen. Hipotesis statistiknya dinyatakan sebagai

berikut :

a) Ho : berarti secara simultan variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b) Ha : berarti secara simultan variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Dengan tingkat signifikan a = 5% dan dengan degree of freedom (k)

dan (n- k- l) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah variabel

independen. Maka nilai F hitung dirumuskan sebagai berikut.

F=

Keterangan :

R2 = R Square
n = banyaknya data
k = banyaknya variabel independen

Sedangkan F tabel ditentukan dengan melihat tingkat signifikan

a sebesar 5% dan df = (n-1), sehingga (Ghozali, 2006)


39

c. Jika F hitung > F tabel atau Sig. F < 5% maka Ho ditolak

dan Hi diterima yakni secara simultan variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

d. Jika F hitung < atau Sig. F > 5% maka Ho diterima dan H1

ditolak yakni secara simultan variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

e. Pengujian hipotesis ketiga

Menurut Ghozali (2010) bahwa pengujian hipotesis ini digunakan untuk

menguji variabel-variabel independen yang mempunyai pengaruh

paling dominan terhadap variabel dependen. Apabila di antara variabel-

variabel independen yang mempunyai nilai koefisien regresi (R) lebih

besar di antara yang lainnya maka variabel tersebut merupakan variabel

yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel dependen


BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Pada Kantor Kecamatan Wajo Kota

Makassar. Obyek kajian dalam penelitian ini adalah pengaruh Motivasi,

komitmen organisasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja Pegawai Pada

Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh pegawai pada Pegawai Pada Kantor Kecamatan Wajo Kota

Makassar yang berjumlah 102 orang.

.Sumber data dalam penelitian ini hampir seluruhnya merupakan data

primer. Untuk kebutuhan pengumpulan data, peneliti telah menyusun daftar

pernyataan yang diedarkan kepada responden dalam bentuk kuisioner.

Daftar pernyataan tersebut adalah pengembangan dari tiap variabel yang

akan di analisis dalam bentuk indikator penelitian. Jumlah seluruh item

pernyataan penelitian adalah sebanyak 25 butir. Sedemikian rupa, setiap

indikator diusahakan untuk dapat menjelaskan setiap variabel penelitian.

Deskripsi tentang variabel-variabel yang dipergunakan dalam

penelitian ini terdiri dan tiga variabel bebas (independent) dan satu variabel

terikat (dependent), yang akan diuraikan untuk mengetahui distribusi

frekuensi jawaban responden dalam setiap kategori pada masing-masing

variabel.

40
41

1. Variabel Motivasi
42

berdasarkan hasil jawaban responden menunjukkan bahwa

keseluruhan item-item pernyataan dari variabel motivasi rata-rata Pegawai

menyatakan setuju dan sangat setuju dengan pernyataan yang di maksud

dalam kuisioner.

2. Variabel Komitmen
43

berdasarkan hasil jawaban responden menunjukkan bahwa

keseluruhan item-item pernyataan dari variabel motivasi rata-rata Pegawai

menyatakan setuju dan sangat setuju dengan pernyataan yang di maksud

dalam kuisioner.
44

3. Variabel Lingkungan Kerja

berdasarkan hasil jawaban responden menunjukkan bahwa

keseluruhan item- item pernyataan dari variabel motivasi rata-rata Pegawai

menyatakan setuju dan sangat setuju dengan pernyataan yang di maksud

dalam kuesioner.
45

4. Variabel Kinerja (Y)


46

berdasarkan hasil jawaban responden menunjukkan bahwa

keseluruhan item-item pernyataan dari variabel motivasi rata-rata Pegawai

menyatakan setuju dan sangat setuju dengan pernyataan yang di maksud

dalam kuesioner.

5.2. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Jenis kelamin bukan menjadi ukuran bagi seorang pegawai di dalam

menentukan mampu tidaknya bekerja. Akan tetapi yang terpenting adalah

kemauan dan lingkungan kerja yang dimiliki oleh pegawai itu sendiri. Hal

mungkin terjadi adalah kemauan dan lingkungan kerja pegawai laki-laki

lebih tinggi dari pada pegawai perempuan. Jika dilihat tabel data responden

ini, maka nampak bahwa jumlah reponden laki-laki lebih banyak dari

responden perempuan, di mana laki-laki sebanyak 73 orang dan perempuan

29 orang.

Hal ini menunjukkan bahwa responden laki-laki dalam penelitian ini

lebih dominan. Komposisi yang demikian diharapkan dapat berpengaruh

positif terhadap Kinerja Pegawai karena responden laki-laki lebih leluasa

memusatkan perhatian pada pelaksanaan tugas-tugas kepegawaian tanpa

harus memikirkan kegiatan rumah tangga.


47

Pola kerja sama dalam tim, laki-laki lebih menitik beratkan pada

sebuah hasil dari kerja yang dilakukan baik secara individu maupun dalam

tim. Selain itu, laki-laki akan berpikir bagaimana cara mendapatkan hasil

secara maksimal. Berbeda dengan perempuan biasanya selalu melakukan

proses pendekatan secara persuasif. Para perempuan perlu waktu yang lebih

lama dengan laki-laki untuk mencapai satu tujuan di dalam tim. Namun,

kelebihannya adalah cara ini membuat para perempuan lebih disenangi saat

masuk dilingkungan yang baru. Kemampuan dalam menyelesaikan tugas dan

pekerjaan, seorang laki-laki dapat dikatakan lebih cepat dibandingkan

perempuan. Namun, kecintaan para laki-laki dalam dunia kerja sangat

tinggi, mengingat profesinya sebagai kepala keluarga. Sementara para

perempuan biasanya akan memerlukan waktu untuk berpikir lebih panjang,

dan mereka cenderung teliti dan tidak mau mengulang kesalahan meskipun

hal itu merupakan kesalahan kecil. Karena itulah, perempuan biasanya

memakan waktu lebih banyak dalam bekerja demi mendapatkan hasil yang

maksimal.

2. Usia

Usia merupakan variabel yang sangat menentukan tingkat

produktivitas pegawai pada sebuah instansi. Dengan tingkat usia yang masih

produktif akan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai yang tentunya akan

memberikan dampak terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Untuk

mengetahui usia responden dalam penelitian ini disajikan karakteristik

responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini menurut usia


48

ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 5.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Kelompok Usia

Dari Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa dari 102 orang responden,

menunjukkan bahwa usia responden masih sangat produktif dalam bekerja

di mana rata-rata usia pegawai paling banyak pada kisaran usia 25 tahun

sampai dengan 45 tahun.. Faktor usia sebagaimana yang telah dipaparkan di

atas, merupakan salah satu identitas yang dapat menjadi petunjuk untuk

mengetahui kemampuan fisik dan kemampuan daya pikir seseorang.

Semakin tua usia seseorang semakin tinggi tingkat kematangan berpikirnya

dalam proses pencapaian tujuan yang hendak dicapai, prestasi dan


49

meningkatkan kinerjanya karena masih didukung oleh kekuatan fisik energi

yang menunjang untuk menjalankan aktivitas kepegawaiannya.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat kemampuan pegawai dapat dipengaruhi oleh pendidikan

formal yang diperolehnya. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang pegawai diyakini akan semakin tinggi kemampuannya

dalam membuat perencanaan, pelaksanaan dan melakukan evaluasi terhadap

program kerja yang dibebankan kepadanya, dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa pendidikan formal adalah suatu indikator yang dapat

mengukur lingkungan kerja pegawai Pada Kantor Kecamatan Wajo untuk

dapat meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas dengan baik.

Untuk hal tersebut maka perlu diperhatikan adalah penempatan pegawai

yang harus disesuaikan dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh

pegawai sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut :

Tabel 5.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan


50

Tingkatan pendidikan responden terdiri dari jenjang strata satu (S.1)

dan strata dua (S.2) dan Sekolah Menengah Atas. Jumlah responden yang

berijazah S.1 sebanyak 73 orang, dan 11 orang berpendidikan S.2, ada 18

orang responden berpendidikan SMA. Adanya pegawai yang berpendidikan

strata dua merupakan modal besar bagi organisasi untuk meningkatkan

kinerjanya. Pendidikan dengan tingkat Strata Satu dengan jumlah 73 orang

pegawai merupakan salah satu hal penting yang berpengaruh terhadap

peningkatan kinerja pegawai.

5.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Hasil Uji Validitas

Pengujian terhadap validitas ini dilakukan dengan menggunakan

Corrected Item Total Correlation. Corrected item total correlation

merupakan korelasi antara skor total item, interpretasinya dengan

membandingkan nilai rhitung dan rkritis. Jika rhitung lebih besar dari pada rkritis

maka instrumen dinyatakan valid. Dalam hal ini nilai rhitung diwakili oleh

nilai Corrected item total correlation berdasarkan perhitungan SPSS. Oleh

karena itu jika nilai Corrected Item Total Correlation positif di atas angka

0,30, maka dinyatakan valid (Sugiyono: 2014). Data dan hasil lengkap uji

validitas tertera pada tabel berikut:


51

• UJI VALIDITAS ITEM


1) Validitas Variabel Motivasi (X1)

Dari pengujian ini didapatkan bahwa seluruh item pernyataan yang

diajukan pada responden ternyata seluruhnya menunjukkan valid, karena

nilainya di atas dari 0,30.


52

2) Uji Validitas Variabel Komitmen (X2)

Dari pengujian ini didapatkan bahwa seluruh item pernyataan yang

diajukan pada responden ternyata seluruhnya menunjukkan valid, karena

nilainya di atas dari 0,30.


53

3) Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja (X3)

Dari pengujian ini didapatkan bahwa seluruh item pernyataan yang

diajukan pada responden ternyata seluruhnya menunjukkan valid, karena

nilainya di atas dari 0,30.


54

2. Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Dari pengujian ini didapatkan bahwa seluruh item pernyataan yang

diajukan pada responden ternyata seluruhnya menunjukkan valid, karena

nilainya di atas dari 0,30.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Untuk pengujian ini dipergunakan metode Alpha-Cronbach. Apabila

dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode ini, maka nilai r hitung diwakili

oleh nilai Alpha-Cronbach. Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha

cronbach diukur berdasarakan skala alpha nol (0) sampai dengan satu (1).

Apabila skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas range yang sama,

maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan dalam lima kelas atau

tingkatan.
55

Apabila nilai Alpha positif dan lebih besar 0,60 maka suatu instrumen

dapat disebut reliabel (Sugioyono:2014). Data dan hasil lengkap uji

reliabilitas ini selengkapnya tertera dalam tabel berikut:

1. Reliabilitas Motivasi (X1)

Nilai Cronbach’s Alpha


0.623 > 0.50

2. Reliabilitas Komitmen (X2)

Nilai Cronbach’s
Alpha 0.599 > 0.50
56

3. Reliabilitas Lingkungan Kerja (X3)

Nilai Cronbach’s Alpha


0.644 > 0.50

4. Reliabilitas Kinerja Pegawai (Y)

Nilai Cronbach’s Alpha


0.791 > 0.50

Berpedoman pada hasil ini, maka nilai Cronbach’s Alpha adalah di

atas 0,60 yang artinya reliabel.


57

5.4. Uji Asumsi Klasik

Langkah selanjutnya instrumen yang telah divalidasi terdapat

pernyataan item yang di komunikasikan dengan responden yang

sesungguhnya untuk mengukur pengaruh motivasi, komitmen dan

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai kecamatan Wajo dengan

menggunakan program SPSS versi 25. Hasilnya dianalisis sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah

nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang

terdistribusi secara normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan

melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot

of regression standardized residual atau dengan uji One Sample

Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu

dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal

P-P Plot of regression standardized residual. Sebagai dasar pengambilan

keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis

diagonal maka nilai residual tersebut telah normal. Berikut ditampilkan

gambar hasil uji normalitas dengan pendekatan grafik.


58

Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu dengan melihat

penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot

ofregressionstandardized residual. Karena titik- menyebar mengikuti garis

normal, maka dapat disimpulkan data tersebut memenuhi uji normalitas.

.
59

5.5. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik regresi.

Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil Regresi Berganda


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.766 1.025 1.722 .088
X1 .545 .160 .514 3.413 .001
X2 -.402 .074 -.358 -5.421 .000
X3 .830 .145 .725 5.715 .000
a. Dependent Variable: Y

Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi

Y = 1,766 + 0,545 X1- 0,402 X2 + 0,830 X3

Persamaan regresi linear berganda di atas dapat diinterpretasikan

sebagai berikut:

1. Formulasi regresi linear berganda di atas diperoleh nilai konstanta

sebesar 1,766 mempunyai pengertian bahwa jika skor meliputi motivasi,

komitmen organisasi dan lingkungan kerja nilainya tetap/konstan, maka

kinerja Pegawai pemerintahan Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar

mempunyai nilai sebesar 1,766.

2. Nilai koefisien regresi motivasi (X1) sebesar 0,545 berarti ada pengaruh

positif motivasi terhadap kinerja Pegawai pemerintahan Kantor Kecamatan

Wajo Kota Makassar sebesar 0,545 sehingga apabila skor motivasi naik 1 poin
60

maka akan diikuti dengan kenaikan skor terhadap kinerja Pegawai

pemerintahan Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar sebesar 0,511 poin.

3. Nilai koefisien regresi komitmen organisasi (X2) sebesar -0,402 berarti

ada pengaruh negatif komitmen organisasi terhadap kinerja Pegawai

pemerintahan Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar sebesar -0,402

sehingga apabila skor komitmen organisasi naik 1 poin maka akan

diikuti dengan penurunan skor terhadap kinerja Pegawai pemerintahan

Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar sebesar -0,402 poin.

4. Nilai koefisien regresi lingkungan kerja sebesar 0,830 berarti ada

pengaruh positif terhadap kinerja Pegawai pemerintahan Kantor

Kecamatan Wajo Kota Makassar sebesar 0,830 sehingga apabila skor

lingkungan kerja naik 1 poin maka akan diikuti dengan kenaikan skor

terhadap kinerja Pegawai pemerintahan Kantor Kecamatan Wajo Kota

Makassar sebesar 0,830 poin.

2. Uji Statistik

Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan statistik t dan

statistik F. Uji statistik t digunakan untuk menguji signifikansi secara parsial

yaitu masing-masing variabel independen berpengaruh signifikan ataukah

tidak terhadap variabel dependen pada tingkat signifikansi α=5persen. Uji

statistik F digunakan untuk menguji signifikansi secara simultan yaitu secara

bersama-sama apakah variabel independen (motivasi, komitmen organisasi,

dan lingkungan kerja) berpengaruh signifikan atau tidak terhadap kinerja

pegawai dengan tingkat signifikansi α=5 persen.


61

3. Uji F (Uji Simultan)

Pada tabel pengujian secara simultan (uji F), dimaksudkan untuk

mengetahui apakah variabel motivasi, komitmen organisasi, dan lingkungan

kerja secara bersama- sama memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai.

Hasil Uji F

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai F statistik sebesar 292,018

dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka dapat diketahui

bahwa secara simultan ada pengaruh signifikan antara motivasi, komitmen

organisasi, dan lingkungan kerja terhadap kinerja Pegawai pemerintahan

Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar.

4. Uji T (Uji Parsial)

Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas

(motivasi, komitmen organisasi, dan lingkungan kerja) berpengaruh

signifikan atau tidak terhadap kinerja Pegawai pemerintahan Kantor

Kecamatan Wajo Kota Makassar pada tingkat signifikansi α=5 persen

secara terpisah atau parsial. Berikut hasil pengujian hipotesis uji t:


62

Tabel Hasil Uji Parsial

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Pengaruh motivasi terhadap kinerja Pegawai pemerintahan Kantor

Kecamatan Wajo Kota Makassar berdasarkan tabel di atas diperoleh

nilai signifikansi sebesar 0,001<0,05, maka disimpulkan H1 diterima,

artinya motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja Pegawai

pemerintahan Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar.

2) Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja Pegawai pemerintahan

Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar berdasarkan tabel di atas

diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000< 0,05, maka disimpulkan H1

diterima, artinya komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap

kinerja Pegawai pemerintahan Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar

3) Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja Pegawai pemerintahan

Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar berdasarkan tabel di atas

diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000< 0,05, maka disimpulkan H1

diterima, artinya lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

Pegawai pemerintahan Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar


63

5. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai

R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Menurut ahli dalam Ghozali

(2006) menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 untuk

mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi-

variabel independennya. Hal ini dikarenakan nilai adjusted R2 dapat naik

atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

Hasil perhitungan koefisien determinasi adjusted (R 2) pada Pegawai

pemerintahan Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar dapat dilihat pada

Tabel berikut:

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan output SPSS pada tabel di atas tampak bahwa dari hasil

perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (R 2) pada sebesar 0,899,

hal ini berarti koefisien determinasi pengaruh motivasi (X 1), komitmen

organisasi(X2), dan lingkungan kerja (X3) terhadap kinerja pegawai (Y)

sebesar 0,899 atau 89.9% kinerja pegawai (Y) dipengaruhi oleh motivasi
64

(X1), komitmen organisasi (X2), dan lingkungan kerja (X3). Sedangkan

11,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar dari variabel penelitian yang di

teliti.

5.6. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan, nampak bahwa

hasil uji F (lihat tabel) menunjukkan bahwa Fhitug = 292,018 > Ftabel = 2,60.

Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas

mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Artinya

bahwa variabel motivasi (X1), komitmen (X2), dan Lingkungan kerja (X3),

secara serentak mempunyai pengaruh terhadap Pegawai Pada Kantor

Kecamatan Wajo Kota Makassar Karena Fhitung > Ftabel menunjukkan bahwa

secara bersama-sama variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat.

Dari tabel juga diketahui nilai Adjasted Rsquare = 0, 899 yang

merupakan indeks determinasi menyatakan persentase sekitar 89,9% Kinerja

Pegawai pada Pegawai Pada Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar dapat

dijelaskan oleh ketiga variabel ini, sedangkan sisanya 11,1 % dijelaskan oleh

sebab-sebab lain yang tidak menjadi variabel penelitian.

Dari hasil Uji t diperoleh hasil koefisien regresi dari setiap variabel

bebas secara parsial adalah signifikan terhadap variabel terikat. Hal ini

menunjukkan bahwa Pegawai Pada Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar

dipengaruhi oleh variabel Motivasi, komitmen organisasi dan lingkungan

kerja.
65

1. Pengaruh motivasi terhadap kinerja Pegawai Pada Kantor

Kecamatan Wajo Kota Makassar

Berdasarkan hasil peneltian variabel motivasi menunjukkan bahwa

koefisien regresi signifikan maka dapat dikatakan bahwa Motivasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor

Kecamatan Wajo Kota Makassar. Hasil penelitian ini sejalan dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Septyaningsih Ekayadi (2012) dengan Judul

Pengaruh Motivasi dan Pengembangan Karier Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

Pada PT. Rimbajatiraya Citrakarya. Hasil Penelitian ini didapat suatu model di

mana Motivasi dan Pengembangan Karier dapat mempengaruhi Kepuasan Kerja

Pegawai Pada PT. Rimbajatiraya Citrakarya, hanya saja tidak seluruh variabel

kepuasan kerja dipengaruhi oleh 2 variabel tersebut. Hal ini dibuktikan dengan nilai

R square sebesar 0,823 atau hanya 82,3 % yang mempengaruhi variabel kepuasan

kerja pegawai sedangkan sisanya 17,7 % dipengaruhi oleh faktor lain.

Penelitian ini juga sejalan dengan Agussalim (2010) meneliti dengan judul

penelitian adalah “Analisis faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai. Variabel-

variabel yang diteliti adalah motivasi, komitmen dan kedisiplinan Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) motivasi, komitmen dan kedisiplinan baik secara parsial

dan simultan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan

kerja seseorang agar mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan

segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Seseorang yang tidak termotivasi,

hanya memberikan upaya minimum dalam hal bekerja. Konsep motivasi,

merupakan sebuah konsep penting studi tentang kinerja individual. Dengan

demikian motivasi berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang
66

menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.

Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara

tertentu. Mangkunegara (2011) motivasi adalah suatu kecenderungan untuk

beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan

penyesuaian diri, penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif. Handoko

(2011), menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang

mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai

tujuan.

Dari beberapa pengertian motivasi menurut pakar motivasi adalah cara

memuaskan dengan memenuhi kebutuhan seorang pegawai, yang berarti bahwa

ketika kebutuhan seseorang dipenuhi oleh faktor-faktor tertentu, orang tersebut

akan mengerahkan upaya terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.

Dalam teori Herzberg (dalam Teck Hong dan Waheed, 2011) motivasi

dibagi menjadi dua faktor di antaranya motivator atau yang sering disebut dengan

motivasi intrinsik dan faktor hygiene atau yang sering disebut dengan motivasi

ekstrinsik yang dipisahkan menjadi dua Indikator. Motivasi intrinsik adalah

motivasi yang mendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dalam diri

individu tersebut, yang lebih dikenal dengan faktor motivasional. Menurut

Herzberg , 2011) yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah:

1. Achievement (Prestasi kerja) adalah Keberhasilan seorang pegawai

dalam menyelesaikan tugas.

2. Advancement (pengembangan diri) adalah suatu keinginan seseorang

untuk mengembangkan karier dibidang keuangan.

3. Work it self (pekerjaan itu sendiri) adalah variasi pekerjaan dan

controlatas metode serta langkah-langkah kerja


67

4. Recognition (pengakuan) artinya pegawai memperoleh pengakuan

adalah orang, berprestasi baik diberi penghargaan, dan pujian.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri yang turut

menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang yang dikenal dengan

teorihygiene factor. Menurut Herzberg (dalam Teck Hong dan Waheed 2011: 63)

yang tergolong sebagai hygiene factor antara lain ialah sebagai berikut:

1. Company policy (kebijakan perusahaan) adalah aturan yang

ditetapkanoleh pegangan manajemen dalam melaksanakan kegiatan.

2. Relationship with peers (hubungan dengan rekan kerja)

adalahkomunikasi antar pegawai dalam menyelesaikan tugas.

3. Work security (keamanan kerja) adalah persepsi individu

pegawaiterhadap pegawai variabilitas nilai imbalan, mutasi wilayah,

peluangpemutusan hubungan.

4. Relationship with supervisor (Hubungan dengan atasan) hubungan

baikatau buruknya dengan atasan dalam perusahaan.

5. Gaji adalah imbalan finansial yang diterima oleh pegawai meliputi upah,

premi bonus, dan tunjangan.

Dalam organisasi, pola motivasi kerja para pegawai diperlukan untuk

meningkatkan produktivitas dan kinerjanya. Keberhasilan suatu organisasi

dalam peningkatan kinerjanya, sangat tergantung pada motivasi kerja para

pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Hanya dengan motivasi

kerja yang tinggi, para pegawai melakukan upaya dengan seluruh

kemampuan untuk mencapai kinerja yang optimal.


68

Motivasi kerja sebagai dorongan keinginan yang mempengaruhi

perilaku pegawai untuk melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan

kemampuannya untuk mendapatkan hasil secara optimal. Karena ada

keyakinan bahwa dengan prestasi kerja yang tinggi dalam melaksanakan

tugas pekerjaannya akan diperoleh manfaat bagi kariernya.

Motivasi merupakan suatu dorongan kerja di dalam mempengaruhi

perilaku seseorang agar tercapainya suatu tujuan tertentu. Indikator yang

digunakan untuk mengukur motivasi terdiri dari : Adanya tujuan organisasi

yang jelas dalam pelaksanaan suatu kegiatan, karena semakin dekat tujuan

organisasi dengan tujuan individu maka semakin besar dorongan pegawai

dalam pencapaian tujuan tersebut, Penciptaan kondisi yang nyaman oleh

pemimpin. Perhatian pemimpin terhadap kebutuhan-kebutuhan bawahan,

seperti: dana sehat, dana duka, uang makan dan uang jalan. Pemberian

penghargaan kepada para pegawai seperti : insentif, pujian dan pekerjaan

yang menarik. Penciptaan kedisiplinan dalam pekerjaan seperti : ketepatan

waktu masuk kantor, ketepatan waktu keluar kantor, pengisian daftar hadir.

Pelibatan bawahan dalam pengambilan keputusan organisasi, Adanya

kelompok kerja
69

2. Pengaruh komitmen organisasi terhadap Kinerja pegawai pada

Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar

Variabel komitmen (X2) menunjukkan pengaruh negatif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai, maka dapat dikatakan bahwa komitmen

tidak berpengaruh secara nyata terhadap Kinerja Pegawai (Y).

Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat Muksonuddin (2009)

dengan judul penelitian “Pengaruh Komitmen organisasi Profesional dan

Lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian menemukan

bahwa: Pertama, Komitmen organisasi professional, lingkungan kerja, dan

kinerja pegawai. ketiganya termasuk dalam kategori sedang. Kedua,

komitmen organisasi profesional dan lingkungan kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai.

Penelitian ini juga berbeda dengan Natsir, (2010) menganalisis

pengaruh komitmen kerja terhadap kinerja pegawai pada kantor sekretariat

daerah kabupaten Mamuju, dengan menggunakan metode analisis regresi

berganda dalam penelitian ini ditemukan bahwa komitmen organisasi

memiliki pengaruh yang signifikan dan positif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pengamatan peneliti, bahwa

komitmen organisasi tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap

peningkatan kinerja, hal ini di sebabkan karena pegawai lebih fokus

terhadap kegiatan-kegiatan yang sifatnya rutinitas seperti pekerjaan

administrasi, persuratan dan hal lainya. Hal tersebut berbeda dengan

penelitian Akbar (2017) yang menyatakan komitmen organisasi berpengaruh


70

positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai. Apabila pegawai memiliki

komitmen yang tinggi dalam sebuah organisasi maka akan mempengaruhi

loyalitas dan semangat kerja pegawai serta kinerja pegawai.

Komitmen pegawai tidak memberikan kontribusi atau pengaruh

positif disebabkan karena kesempatan mengikuti pelatihan sebagai upaya

peningkatan kemampuan dan keahlian pegawai tidak berdasarkan aturan

yang ada, sehingga pegawai yang seharusnya di ikutkan pada kegiatan

pelatihan tidak diberi kesempatan, kondisi ini berdampak pada menurunnya

komitmen pegawai, karena hanya yang memiliki kedekatan dengan

pimpinan yang mengikuti kegiatan tersebut.

Komitmen organisasi merupakan sikap yang mencerminkan sejauh

mana seseorang individu atau pegawai mengenal dan terikat pada

organisasinya. Komitmen dapat berkembang apabila pegawai mampu

menemukan harapannya dan memenuhi kebutuhannya dalam sebuah

organisasi. Robbins dan Judge (2010) menyatakan bahwa komitmen adalah

suatu keadaan dimana seorang pegawai memihak kepada sesuatu organisasi

tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara keanggotaan dalam

organisasi itu. Komitmen organisasi sebagai keadaan di mana pegawai

percaya dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal

atau tidak akan meninggalkan organisasinya.

Penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mowday membuktikan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari

komitmen organisasi dengan kinerja pegawai.


71

3. Pengaruh Lingkungan kerja terhadap kinerja Pegawai Pada Kantor

Kecamatan Wajo Kota Makassar

Variabel lingkungan kerja (X3) terdapat thitung lebih besar dari ttabel.

Hal ini menunjukkan bahwa koefisien regresi signifikan maka dapat

dikatakan bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh secara nyata

terhadap Kinerja Organisasi(Y).

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Saiful A (2012) pengaruh

lingkungan kerja dan motivasi terhadap kinerja pegawai BNI Bulukumba,

alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil

temuan menemukan bahwa variabel lingkungan kerja dan motivasi memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan. Setelah diuji dengan Uji-F ternyata F-

hitung lebih besar dari F-tabel, dengan menunjukkan bahwa lingkungan

kerja lebih dominan setelah diperbandingkan antara lain koefisien regresi (B)

lebih besar dibandingkan dengan T-hitung lainnya.

Lingkungan kerja terdiri dari sistem kerja, desain pekerjaan, kondisi

kerja, dan cara-cara di mana orang diperlakukan di tempat kerja dengan

manajer mereka dan rekan kerja. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada di sekitar pekerja dan dapat mempengaruhi mereka dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Menurut Sedarmayati (2012),

mendefinisikan lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan

bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja,

metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan

maupun sebagai kelompok.


72

Lingkungan kerja adalah semua yang terdapat di sekitar tempat kerja

yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak

langsung (Sedarmayanti, 2012) lingkungan kerja merupakan semua keadaan

yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan

maupun dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan”.

Lingkungan kondusif bisa tercipta jika adanya komunikasi yang baik dalam

lingkungan perusahaan, interaksi antar pegawai, motivasi kerja tinggi, tidak

ada saling curiga, dan memberikan kontribusi menjadi orientasi setiap

pegawai.

Peningkatan kinerja pegawai dapat di lakukan dengan memperhatikan

faktor lingkungan kerja. Organisasi selaku induk kerja harus menyediakan

lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif yang mampu memancing para

pegawai untuk bekerja dengan produktif. Penyediaan lingkungan kerja

secara nyaman akan mampu memberikan kepuasan kepada pegawai

terhadap pekerjaan yang dilakukan dan memberikan kesan yang mendalam

bagi pegawai yang pada akhirnya pegawai akan mempunyai kinerja yang

baik. Pegawai mengharapkan adanya lingkungan kerja yang nyaman yang

bisa memanjakan pegawai dalam bekerja. lingkungan yang tidak sehat dan

nyaman akan menurunkan kinerja maupun moral pegawai sehingga akan

mempengaruhi tujuan organisasi. Kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat

dapat menyebabkan para pegawai mudah stres, tidak semangat untuk

bekerja, datang terlambat, demikian juga sebaliknya apabila lingkungan

kerja itu sehat maka para pegawai tentunya akan semangat dalam bekerja,
73

tidak mudah sakit, mudah untuk konsentrasi, sehingga pekerjaan menjadi

cepat selesai sesuai dengan target. Lingkungan kerja sendiri mempunyai dua

dimensi, yaitu dimensi fisik (pewarnaan ruangan, pencahayaan, kebersihan,

tata ruang, dll) dan dimensi non fisik (kesejahteraan pegawai, suasana kerja,

hubungan antar pegawai, dll). Organisasi harus mampu menyediakan kedua

dimensi tersebut dalam keadaan baik sehingga mampu membuat para pegawai

untuk tetap bekerja dengan produktif dan saling bekerja sama antar pegawai

maupun dengan pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi.


BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Analisis pengaruh Motivasi, komitmen organisasi dan lingkungan

kerja terhadap Pegawai Pada Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar

dengan metode regresi linier berganda dapat disimpulkan beberapa hal

yaitu:

1. Variabel motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai kantor kecamatan Wajo. Hal ini berarti

bahwa semakin meningkat motivasi kerja pegawai maka semakin

meningkat pula kinerjanya.

2. Variabel komitmen mempunyai pengaruh negatif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai kantor kecamatan Wajo. Hal ini berarti

bahwa komitmen yang tinggi tidak memberikan pengaruh nyata dan

bermakna terhadap peningkatan kinerja pegawai.

3. Variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai kantor kecamatan Wajo. Hal ini berarti

bahwa semakin baik lingkungan kerja maka semakin meningkat pula

kinerjanya

4. Secara bersama-sama atau simultan, bahwa faktor Motivasi,

komitmen organisasi dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh

secara bermakna atau signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada

kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar.

74
75

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan

pada bagian lain tulisan ini, beberapa saran yang perlu disampaikan antara

lain:

1. Untuk dapat meningkatkan Kinerja Pegawai melalui Motivasi,

komitmen organisasi dan lingkungan kerja pada Pegawai Kantor

Kecamatan Wajo Kota Makassar, maka hal yang utama untuk

diperhatikan adalah Motivasi Kerja. Hal ini diperkuat dengan adanya

hasil analisis yang menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai.

2. Meningkatkan komitmen pegawai agar memberikan pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap kinerjanya.

3. pentingnya meningkatkan suasana lingkungan kerja yang baik dan

kondusif dalam membantu meningkatkan produktivitas karyawan dalam

hal suhu udara di tempat kerja, keamanan dan penerangan perlu adanya

pengawasan supaya setiap pekerja merasa aman dan nyaman tanpa

merasa terganggu dan khawatir dalam menggunakan peralatan.

4. Penelitian ini belum meneliti faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh

terhadap Kinerja Pegawai. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa faktor

yang dapat berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai, tentunya sangatlah

banyak, dan mengandung dimensi yang cukup luas. Karena keterbatasan

peneliti, baik dari sisi anggaran, waktu, dan tenaga, maka berbagai

dimensi tersebut tidak dapat diteliti seluruhnya. Olehnya itu disarankan


76

kepada peneliti-peneliti selanjutnya kiranya dapat melengkapi hasil

penelitian ini dari sisi faktor lainnya demi keakuratan dan ketersediaan

data base hasil penelitian yang dapat dijadikan rujukan dalam

pengambilan keputusan untuk meningkatkan Kinerja Pegawai, khususnya

pada Pegawai Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Amstrong, Michael, 2011, The Art of HRD, Managing People, New York,
Kogan Page Publisher.

Arief Djamaluddin, 2015, Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam


Persaingan Global, Badan Penerbit Pengembangan Bisnis dan
Manajemen Global, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Bernardin & Russel. 2010. Pinter Manajer, Aneka Pandangan


Kontemporer. Alih Bahasa Agus Maulana. Penerbit Binarupa
Aksara. Jakarta.

Bernardin, 2011. Pengertian Prestasi Kerja, http://www.damandiri.co.id

Dessier, Gary. 2012. Human Resources Management, Fourt edition, USA


Prentice Hall International Edition.

., Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh, PT.


Puri Media Kembangan, Jakarta. 2010.

Edduar Henri, 2012. Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Kinerja Pegawai


Fakultas Ekonomi (Edduar Hendri)http://www.pdffactory.com

Faustino Cardoso. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :


Andi Ofset. Noe, R.A. et.al. 2009.

Fitrianto, Ridwan Juli. 2010. Rekrutmen (online). Diakses pada tanggal 22


Februari 2016.
(http://ridwanjuli.blogspot.co.id/2010/11/rekrutmen.html)

Gomes, Suwatno Dr. H, M.si dan Priansa juni Donni S.Pd., S.E., M.M.
2011.
Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung :
Alfabeta.

77
78

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.


Penerbit UNDIP. Semarang.

Hadari, H 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Gadjah Mada


University Press, Yogyakarta.

Handoko,T 2010, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, BPFE


Yogyakarta, Yogyakarta

Handoko, TH. 2011. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.


Edisi 2.
Yogyakarta: BPFE

Hasibuan, Malayu SP. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi


Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu SP. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi


Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara

Hariandja, Marihot T.E. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Grasindo Hariandja, M.T.E, 2012,Manajemen Sumber Daya

Manusia,Grasindo, Jakarta.

Hasibuan, Melayu S. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi


Pertama, Cetakan Ke 3. Jakarta:CV. Mas Agung.

Human Resource Management. USA: Mc.Graw Hill Noe, R.A. et.al. 2016.
Fundamentals of Human Resource Management, 3rd edition. New
York: Mc.Graw Hill Schermerhorn, Jhon R. 1997. Manajemen,
Buku 1. Yogyakarta
: Penerbit ANDI.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT.


Remaja Roosdakarya

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT


Refika Aditama

Moekijat. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar


Maju
79

Mondy, R.W., Noe, R.M., Premeaux, S.R.,(2010), Human Resource


Management (5rded.), Massachusetts, Allyn and Bacon.

Priyatno, Dwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS. Cetakan
1. Jakarta: PT. Buku Seru.

Riduwan. 2015. Skala Penelitian Variabel Peneltian. Bandung: Alfabeta.

Rivai, Veithzal. 2014. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi 2.


Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sainul. 2012. Komitmen dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Aparatur pada


SekretariatDaerah Kabupaten Kendari. Tesis, Program Pasca
Sarjana Magister Manajemen Universitas Gajah Mada.

Soelaiman Sukmalana, 2012, Manajemen Kinerja : Langkah Efektif untuk


Membangun,Mengendalikan, dan Evaluasi Kinerja, PT. Intermedia
Personalia Utama, Jakarta.

Sondang P. Siagian, (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit


Bumi Aksara, Jakarta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Rekrutmen 2011, Manajemen Sumberdaya Manusia, viewed 6 March 2012,


<http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/05/26/manajeme
n-sdm-%E2%80%9Crekrutmen%E2%80%9D/

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Administrasi Negara. Bandung:


Alfabeta

Schuler, Randal S. dan Jackson, Susan E, 2011, Manajemen Sumber Daya


Manusia Menghadapi Abad ke 21, Jilid 2, Edisi Keenam, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Yunus. 2012. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori Aplikasi dan
Penelitian.
Jakarta. Penerbit: Salemba Empat.

Wijaya, Amin Tunggul. 2010. Manajemen Suatu Pengantar. Cetakan


Pertama. Jakarta: Rineka Cipta Jaya.
80

http://artikelduniakerja.wordpress.com/2015/08/31/proses-rekrutmen-yang-
efektif/

http://artikelduniakerja.wordpress.com/2015/08/31/proses-rekrutmen-yang-
efektif/>.
Rekrutmen 2009, viewed 21 March 2012

http://google-sofyaneffendi.blogspot.com/p/pelatihan-dan-pengembangan-
sumber- daya.html

http://www.JournalRekrutmenSeleksiPenempatanPegawai.com [diakses 06
Juni 2011].
http://www.PengertianRekrutmen, Seleksi, Penempatan Tenaga Kerja.com
[diakses 06 Juni 2011].

Anda mungkin juga menyukai