TESIS
Oleh:
ABDUL KADIR
2019.MM.1.2355
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS
NOBEL INDONESIA
MAKASSAR
2021
i
TESIS
Oleh:
ABDUL KADIR
2019.MM.1.2355
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS
NOBEL INDONESIA
MAKASSAR
2021
iii
HALAMAN IDENTITAS
MAHASISWA, PEMBIMBING DAN PENGUJI
JUDUL TESIS :
KOMISI PEMBIMBING
Ketua : Dr. Mashur Razak, S.E, M.M
Anggota : Dr. Harlindah Harniati Arfan, M.AP
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
atas segala karunia dan rahmatNya, sehingga tesis dengan judul “Pengaruh Integritas,
Kemampuan Kerja dan Sarana Prasarana terhadap Kinerja Pegawai Bawaslu
Kabupaten Kepulauan Selayar” ini dapat diselesaikan. Selanjutnya salawat dan salam
pada Baginda nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing ke jalan yang benar.
Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister
Manajemen (MM.) pada program studi Magister Manajemen Institut Teknologi dan
Bisnis Nobel Indonesia.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan
menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada :
1. Dr. Maryadi, SE., MM, selaku ketua Direktur Institut Teknologi dan Bisnis Nobel
Indonesia Indonesia atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia.
2. Dr. Sylvia Sjarlis, SE., M.Si., Ak.,CA, selaku Ketua Prodi Magister Manajemen
yang telah memberikan motivasi, semangat dan saran yang membangun pada saat
seminar proposal dan seminar hasil tesis.
3. Dr. Mashur Razak, SE., M.Si dan Dr. Harlindah Harniati Arfan, M.AP, selaku
dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, motivasi dan waktu yang telah
diluangkan kepada penulis untuk berdiskusi selama perkuliahan dan proses
penyusunan tesis ini.
4. Dr. Agustina Rantesalu, M.Adm.SDA dan Dr. Erik Rachim, S.T., M.AP, selaku
tim penguji yang telah memberikan saran dan kritiknya sehingga memberikan
kontribusi yang besar terhadap penyempurnaan tesis ini.
5. Seluruh Dosen Prodi Magister Manajemen atas ilmu yang diberikan kepada
penulis selama proses perkuliahan.
6. Ayahanda H. Pattawe dan ibunda Hj. Hadi (alm) atas segala kasih sayang, doa
serta support yang selalu diberikan kepada penulis.
7. Istri saya Murniati, S.Ag atas cinta dan kasih sayangnya, menjadi tempat curhat
saat lagi mumet menyelesaikan tugas kuliah dan tugas kantor serta support yang
selalu diberikan selama ini baik moril dan materil. Karena doronganmu aku
memberanikan diri dan membulatkan tekad untuk melanjutkan pendidikan sampai
kejenjang ini.
vi
8. Anak saya Reza Boselkani yang telah menjadi penyemangat saya selama
penyusunan proposal sampai tesis ini.
9. Suharno, SH, selaku Ketua Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Kepulauan
Selayar yang telah memberikan dukungan, motivasi dan wejangan kepada penulis.
10. Rekan rekan mahasiswa Magister Manajemen. Ada banyak warna tercipta selama
bersama kalian.
11. Pegawai Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia yang tidak pernah lelah
membantu kami khususnya masalah administrasi selama proses perkuliahan.
12. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Dengan keterbatasan pengalaman, waktu, ilmu maupun pustaka yang ditinjau,
penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan membutuhkan
pengembangan lebih lanjut agar benar benar bermanfaat. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran agar tesis ini lebih baik serta sebagai masukan
bagi penulis untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap tesis ini memberikan manfaat bagi kita semua
terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Manajemen SDM.
Abdul Kadir
vii
ABSTRAK
Abdul Kadir. 2022. Pengaruh Integritas, Kemampuan Kerja dan Sarana Prasarana terhadap
Kinerja Pegawai Bawaslu Kabupaten Kepulauan Selayar, dibimbing oleh Mashur Razak dan
Harlindah Harniati Arlan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis (1) pengaruh integritas,
kemampuan kerja dan sarana prasarana terhadap kinerja pegawai secara parsial (2) pengaruh
integritas, kemampuan kerja dan sarana prasarana secara simultan terhadap kinerja pegawai
Bawaslu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan jumlah responden
penelitian sebanyak 52 orang pegawai Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Kepulauan
Selayar. Dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan responden. Data dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.
Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Integritas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Bawaslu Kabupaten Kepulauan Selayar (2)
Kemampuan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Bawaslu
Kabupaten Kepulauan Selayar (3) Sarana prasarana berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai Bawaslu Kabupaten Kepulauan Selayar (4) Integritas, kemampuan
kerja, dan sarana prasarana berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap
kinerja pegawai Bawaslu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Abdul Kadir. 2022. The Effect of Integrity, Work Ability and Infrastructure on the
Performance of The General Election Supervisory Agency Employees of Selayar Islands
Regency, supervised by Mashur Razak and Harlindah Harniati Arlan.
This study aims to determine and analyze (1) the effect of integrity, workability and
infrastructure on employee performance partially (2) the influence of integrity, workability
and infrastructure simultaneously on the performance of Bawaslu employees of Selayar
Islands Regency.
This research belongs to the type of quantitative research with the number of
research respondents as many as 52 employees of the Election Supervisory Board of the
Selayar Islands Regency. In this study, the entire population was used as respondents. The
data were analyzed using multiple linear regression analysis techniques.
The results of the analysis of this study indicate that (1) Integrity has a positive and
significant effect on the performance of Bawaslu employees of Selayar Islands Regency (2)
Work ability has a positive and significant effect on the performance of Bawaslu employees
of Selayar Islands Regency (3) Infrastructure has a positive and significant effect on
employee performance. Bawaslu of Selayar Islands Regency (4) Integrity, work ability, and
infrastructure have a positive and significant simultaneous effect on the performance of
Bawaslu employees of Selayar Islands Regency.
BAB I
PENDAHULUAN
demokrasi dan menjadi sarana bagi rakyat dalam menyatakan kedaulatan. Kedaulatan
rakyat dapat diwujudkan dalam proses Pilkada untuk menentukan siapa yang harus
dilaksanakan kedaulatan rakyat sebagai perwujudan hak asas politik rakyat, selain itu
daerah.
harus dapat menjamin pemilihan yang jujur, adil dan perlindungan bagi masyarakat
yang memilih. Setiap masyarakat yang mengikuti pemilihan harus terhindar dari rasa
ketakutan, penipuan dan berbagai praktek curang lainnya. Hal ini sesuai dengan isi
kehormatan, martabat, dan harta benda di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
ekonomi, politik, sosial dan budaya. Untuk itu diperlukan peningkatan budaya dan
Faktor yang paling penting organisasi dalam kegiatan pencapaian tujuan yaitu
dengan adanya sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas terpenuhi karena tanpa
adanya peran dari SDM dan fasilitas semua itu tidak dapat berjalan secara lancar.
SDM memiliki peranan sebagai penggerak bagi kehidupan organisasi, manusia yang
akan mengatur dan menjalankan sarana prasarana yang berada disuatu organisasi.
Kesuksesan dalam suatu organisasi harus saling berkaitan dengan kualitas, sehingga
Kualitas sumber daya manusia pada dasarnya menyangkut dua aspek yakni
aspek fisik (kualitas fisik) dan aspek non-fisik (kualitas fisik) yang menyangkut
meningkatkan kualitas sumber daya manusia ini juga dapat diarahkan kepada dua
aspek tersebut. Faktor manusia dalam rangka pecapaian tujuan sangat penting, sebab
walaupun mesin-mesin yang canggih sudah tersedia tetapi dalam operasinya masih
memerlukan manusia juga. Disamping itu manusia juga merupakan modal terpenting
dalam perusahaan atau organisasi dimana pengetahuan yang mereka miliki berkaitan
pada hakikatnya tetap sebagai manusia yang memiliki keterbatasan dan tidak dapat
dipisahkan dari aspek-aspek atau peranannya sebagai mahluk sosial dan mahluk yang
mengerjakan tugasnya. Menurut Rivai dan Sagala (2009) dalam Priansa (2014:16),
menyatakan bahwa kinerja adalah perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam
organisasi. Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kinerja merupakan output atau hasil kerja yang dihasilkan baik segi kualitas maupun
dari pegawai, kemampuan kerjas serta sarana dan prasaran yang memadai.
seseorang, karena integritas berkaitan erat dengan komitmen. Orang yang gagal
adalah suatu pola pikir dan karakter yang sesuai dengan norma dan peraturan yang
untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam
menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh Bawaslu, karena Bawaslu memiliki
peran dan tanggung jawab strategis sekaligus jadi harapan rakyat untuk melaksanakan
Pemilu yang jujur, adil, bebas, rahasia, damai, dan demokratis. Individu dalam
institusi diharapkan tidak tergiur akan iming-iming uang ataupun jabatan yang
rangka merealisasikan tujuan suatu lembaga, baik tujuan pendek maupun tujuan
jangka panjang. Kemampuan kerja merupakan sifat yang dibawa sejak lahir atau
kemampuan untuk melakukan sesuatu. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan dan
mengerjakan sesuatu, karena dengan pemahaman yang jelas tentang apa yang
prasarana merupakan sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu dan perlu
dan teknologi yang cukup canggih. Penyediaan sarana prasarana dimaksudkan untuk
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) dalam Putri et al., (2018), sarana
adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan atau
maksudnya. Sarana kantor sebagai bagian integral dari keseluruhan kegiatan atau
aktivitas kerja yang mempunyai fungsi dan peran dalam mencapai tujuan. Istilah
sarana kantor mengandung makna sebagai sesuatu yang dapat digunakan atau
terindetifikasi masih belum maksimalnya kinerja pegawai hal ini ditandai pada
kurangnya ketaatan pada jam kerja, ketaatan terhadap peraturan kedinasan serta
adanya pegawai yang sering menunda pekerjaan. Hal ini jika dibiarkan terus menerus
tidak hanya akan menganggu kinerja mereka secara individual, namun kinerja
organisasi secara umum akan terganggu karena adanya keterkaitan kerja satu dengan
yang lain. Selain itu, persoalan integritas dan kemampuan kerja pegawai terlihat
kurang baik ditemukan fakta bahwa masih terdapat pegawai belum menjalankan
tanggujawab dengan baik serta pegawai baru melakukan pekerjaan yang setelah
diberikan perintah oleh atasan. Ini disebabkan pegawai belum memiliki pengetahuan
kantor yang bersifat sekali pakai dan bersifat tahan lama belum lengkap dan kurang
memadai.
kebijakan yang di buat oleh penyelenggara Negara yang dalam hal ini juga dukung
dengan adanya suatu SDM dengan kapasitas kinerja yang baik, badan pengawas
tingkatan di bawaslu salah satu yang bawaslu tingkat Kabupaten/Kota yaitu Bawaslu
Hal diatas menjadi fenomena tersendiri yang dimana kinerja pengawai sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dan integritas kerja, selain itu sarana prasarana sangat
dasar uraian tersebut, maka peneliti merasa perlu untuk menganalisis lebih dalam
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah pokok
sebagai berikut:
Kepulauan Selayar?
Kepulauan Selayar.
3. Memberi manfaat bagi penulis selaku seorang aparat dan dari aspek akademis
sehingga dapat berbagi pengalaman kepada seluruh stake holders yang terlibat
4. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi salah satu pedoman dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Jenis
No Nama Judul Hasil Penelitian
Penelitian
1. Alexsi Pengaruh Kuantitatif Hasil dari penelitian ini
(2019) Disiplin Kerja menunjukan variabel disiplin
dan Integritas kerja dan integritas secara
Terhadap parsial maupun simultan
Kinerja mempunyai pengaruh yang
Karyawan pada signifikan terhadap kinerja
Kantor Komisi pegawai Kantor Komisi
Pemilihan Pemilihan Umum (KPU) Ogan
Umum (KPU) Ilir Indralaya. Variabel kinerja
Kabupaten pegawai dapat dijelaskan oleh
Ogan Ilir variabel Disiplin Kerja (X1) dan
Indralaya. Integritas (X2) memiliki
kontribusi terhadap variabel
Kinerja Karyawan (Y) sebesar
98,6% dan sisanya 1,4%
dipengaruhi oleh faktor lain
diluar pembahasan peneliti.
11
Jenis
No Nama Judul Hasil Penelitian
Penelitian
2. Ghozali Pengaruh Kuantitatif Hasil penelitian
(2017) Motivasi Kerja, menunjukkan bahwa
Kepuasan Kerja motivasi kerja, kepuasan
dan Kemampuan kerja dan kemampuan kerja,
Kerja Terhadap berpengaruh secara simultan
Kinerja Pegawai signifikan terhadap variabel
pada Kantor kinerja pegawai. Hal ini
Kementerian ditunjukkan bahwa hasil nilai
Agama Fhitung lebih besar dari pada
Kabupaten nilai Ftabel (10,707 > 2,98)
Banjar. dengan tingkat signifikan di
bawah 0,05 yaitu 0,000.
Variabel motivasi kerja,
kepuasan kerja dan
kemampuan kerja secara
parsial berpengaruh positif
terhadap kinerja pegawai,
akan tetapi yang
pengaruhnya signifikan
hanya variabel kemampuan
kerja. Hal ini terbukti bahwa
nilai thitung sebesar 3.406 >
2.056 dan nilai signifikansi
0.002 < 0.05. Maka dapat
disimpulkan bahwa
kemampuan kerja
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai.
Variabel kemampuan kerja
memiliki pengaruh yang
paling dominan terhadap
kinerja pegawai pada Kantor
Kementerian Agama
Kabupaten Banjar.
12
Jenis
No Nama Judul Hasil Penelitian
Penelitian
3. Muzakkir Pengaruh Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan
et al., Kemampuan, bahwa pengaruh kemampuan
(2021) Motivasi dan kerja terhadap kinerja
Sarana Prasarana karyawan berpengaruh positif
Terhadap Kinerja dan signifikan dengan nilai
Karyawan. signifikansi 0,000<0,05,
motivasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan dengan tingkat
signifikan 0,002<0,05, sarana
prasarana berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan dengan tingkat
signifikan 0,002<0,05. Secara
silmultan kemampuan,
motivasi dan sarana prasarana
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Artinya kontribusi
variabel kemampuan, motivasi
dan sarana prasarana 69,9%
mempengaruhi kinerja
karyawan dan 30,1%
dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti.
4. Rahmadani Pengaruh Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan
(2020) Lingkungan Kerja pengaruh lingkungan kerja dan
dan Integritas integritas terhadap kinerja
Terhadap Kinerja pegawai pada Kejaksaan
Pegawai. Negeri Padang pada taraf
0,016<0,05; sehingga
lingkungan kerja dan integritas
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja. Sedangkan
hasil Adjusted R Square
menunjukkan nilai 0,087.
Artinya kontribusi variabel
lingkungan kerja dan integritas
sebesar 8,7% dengan selisih
91,3% yang dipengaruhi oleh
variabel lain.
13
Menurut Mary Parker Follett dalam Raffie (2017:4), Manajemen sebagai “the
art of getting done through people”. Manajemen sebagai seni untuk mewujudkan
mempengaruhi orang lain. Menurut Peter Drucker dalam Raffie (2017:5), Manajemen
dikategorikan sebagai sebuah profesi seperti halnya profesi kedokteran atau akuntan
yang membutuhkan keahlian, alat, metode dan talenta tertentu, serta yang lebih
dan seni yang mengatur hubunganrperanan tenaga kerja agar efektif dan efisien
dalam Tegar (2019:2), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu proses yang
bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya kalau tidak ada Sumber Daya
Daya Manusia (MSDM) dapat pula dipahami sebagai suatu proses dalam organisasi
14
serta dapat pula diartikan sebagai suatu kebijakan (policy), yang mana dalam
sumber daya manusia dapat digunakan secara efektif guna mencapai berbagai tujuan.
dari mereka.
lebih diartikan sebagai tahap pengarahan oleh koordinator terhadap timnya. Oleh
yang sudah dianggap mampu atau capable, yang secara tidka langsung pada
tahap pengadaan tenaga kerja (recruitment) anggota tim yang mampu dapat
visi dan misi organisasi. Bagi perusahaan yang sudah mempunyai struktur
organisasi yang jelas, controlling mempunyai “tool” atau alat yang jelas.
2.3 Integritas
Menurut Gea (2006), integritas diartikan dengan sifat atau keadaan yang
menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang
seseorang dengan prinsip atau nilai tertentu yang dipilihnya. Integritas meliputi
seseorang berada. Dalam sudut pandang ini ketika berbicara tentang integritas maka
kita berbicara tentang menjadi orang yang utuh, terpadu, seluruh bagian diri kita yang
berlainan bekerja sama dan berfungsi sesuai rancangan untuk tetap komitmen
merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi
bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam
dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal. Sedangkan Menurut
Rona Binhamintegritas dapat dibagi menjadi tiga tindakan kunci yang dapat diamati,
lain secara jujur dan benar, menyajikan informasi secara lengkap dan benar. Kedua
Menurut Mulyadi dalam Yolanda & Syamsir (2020), integritas ialah bobot
yang didasarkan pada keyakinan publik dan menjadi patokan dalam mengevaluasi
seluruh keputusan yang diambil. Integritas mewajibkan sesorang untuk berlaku jujur
dan terbuka. Integritas mengizinkan kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan
pendapat yang jujur, namun tidak mampu menerima kebohongan prinsip arens juga
mengatakan integritas adalah seseorang yang beraksi atas keinginan hatinya, dalam
situasi dan kondisi apapun. Dalam hal ini, integritas merupakan kondisi yang
diperlukan untuk mencapai kinerja yang maksimum. Artinya, jika suatu integritas
dapat dilaksanakan secara utuh, lengkap, dan tak terputus, maka tentu hal tersebut
akan memiliki dampak work ability yang maksimum. Oleh sebab itu, dapat dikatakan
bahawa integritas merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan bagi seluruh pegawai
terutama dalam hal pelayanan. Dengan integritas yang tinggi maka para pegawai
dapat meningkatkan kinerja. Dengan kata lain, ketiadaan integritas pada diri seorang
seseorang, karena integritas berkaitan erat dengan komitmen. Orang yang gagal
adalah suatu pola pikir dan karakter yang sesuai dengan norma dan peraturan yang
untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam
menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh Bawaslu, karena Bawaslu memiliki
peran dan tanggung jawab strategis sekaligus jadi harapan rakyat untuk melaksanakan
Pemilu yang jujur, adil, bebas, rahasia, damai, dan demokratis. Individu dalam
institusi diharapkan tidak tergiur akan iming-iming uang ataupun jabatan yang
prinsip yang benar dan etis, sesuai dengan nilai dan norma serta sikap yang timbul
dari diri pegawai yang berpegang teguh terhadap nilai-nilai kejujuran untuk
melaksanakan tanggung jawab kerja sehingga pegawai tersebut akan berusaha yang
menurut para ahli dalam Kibtiyah & Mardiah (2016), ada 2 (dua) faktor yang
1. Faktor Internal, yaitu terkait dengan sikap baik seorang yaitu jujur, tulus, dapat
dipercaya, konsisten. Kemudian nilai yang selau menjadi dasar yang menjamin
kejujuran nilai-nilai lainnya serta kepercayaan dan keyakinan atas dari sikap baik
2. Faktor eksternal, yaitu adanya reward dan punishment yang dinilai secara
principle and character honesty. Dengan kata lain, mereka yang memiliki integritas,
lazimnya memiliki hati nurani yang bersih, mempunyai prinsip moral yang tangguh,
adil serta jujur dan tidak takut kepada siapapun kecuali Tuhan. Supriyanto (2006:140)
dalam Kibtiyah & Mardiah (2016), mengatakan integritas seseorang dapat diukur dari
1. Kode etik profesional, dimana setinggi apa kode etik ini dijunjung, terutama oleh
2. Bagaimana mereka mengatasi conflic of interest dalam hal ini sejauh mana
4. Akuntabilitas dan tanggung jawab jika mengalami masalah, apa yang akan
landasan adalah:
yang berpihak kepada kebenaran dan sikap moral yang terpuji (morally upright).
Perilaku yang jujur adalah perilaku yang diikuti oleh sikap tanggung jawab atas
3. Disiplin, yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap
taat walaupun dalam situasi yang sangat menekan. Pribadi yang berdisiplin
memenuhi kewajibannya.
4. Percaya diri melahirkan kekuatan, keberanian, dan tegas dalam bersikap. Berani
1. Perilaku berprinsip
20
2. Komitmen
tekanan. Adanya komitmen untuk tetap berpegang pada prinsip yang telah
dipegang meskipun ada tekanan dari pihak lain maupun tawaran keuntungan
pribadi.
Integritas mengharuskan karyawan dalam segala hal harus jujur dan harus
berterus terang dalam batasan objek pemeriksaan. Menurut Mulyadi (2010;56), dalam
dengan kunci utama tersebut, akan dihasilkan laporan yang berkualitas dan tidak
dirugikannya pihak.
yang diperlukan.
seksama.
(ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge +
skill), artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan yang
maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal. Seseorang yang memiliki
kepadanya.
seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor yaitu
bahwa kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang
suatu lembaga, baik tujuan pendek maupun tujuan jangka panjang. Kemampuan kerja
merupakan sifat yang dibawa sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan
sesuatu. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan. Kinerja merupakan
yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya maka dapat
merupakan hasil dari pengetahuan dan keahlian. Kemampuan kerja pada dasarnya
sangat berpengaruh terhadap mutu atau bobot hasil kerja yang dicapai oleh seorang
karyawan. Hal ini dapat dimengerti karena dalam kemampuan kerja terdapat berbagai
potensi kecakapan, keterampilan, serta potensi yang lain yang mendukung yang
tercermin dalam kondisi fisik dan psikis. Dengan demikian konsep kemampuan kerja
mengandung pengertian kekuatan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan
pekerjaan.
Menurut Schumacher dalam Sinamo (2009:6), ada tiga indikator penting yang
karyawan memiliki masa kerja lebih lama dibandingkan dengan karyawan yang
yang diperolehnya.
3. Etos kerja dihubungkan dengan sikap dan motivasi karyawan dalam bekerja.
Prinsip yang tidak kenal lelah dalam bekerja sebagai dasar etos kerja yang tinggi
mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi. Selain tingkat pendidikan dan pengalaman
pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu bisa menjadi lebih cepat dan lebih
baik.
usaha menjaga kesehatan. Jika seseorang memiliki pertumbuhan fisik dan psikis
yang kuat maka ia akan memiliki potensi dan peluang yang besar untuk
2. Upaya bukan hanya terbatas pada kemampuan ratio dan fisik untuk memecahkan
ketahanan, keuletan fisik dan mental dalam mengatasi berbagai kesulitan dan
dapat bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada dalam
dirinya sehingga diperoleh kerja yang positif yang mendukung terciptanya tujuan
organisasi.
Setiap organisasi pasti mengharapkan dan berupaya sekuat tenaga untuk dapat
mencapai tujuan kinerja yang ditetapkan sebelumnya. Meskipun banyak faktor yang
namun untuk sebagian besar ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia yang
semacam. Jadi kemampuan ini lebih pada menuntut stamina dan ketangkasan
kinerjanya maupun orang lain yang ada disekitanya, dengan demikian orang
keterampilan teknik yang dipelajari melalui jalur pendidikan formal. Tentu saja,
26
bahwa profesional itu tidak hanya monopoli keterampilan teknik, dan tidak semua
bidang pekerjaan memang merekrut pekerja yang telah ahli, namun banyak juga yang
masalah pekerjaan).
Melihat dari beberapa indikator yang ada, tentunya setiap perusahaan akan
selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan kerja yang dimiliki oleh para
karyawannya. Semakin tinggi tingkat kemampuan kerja yang dimiliki oleh seseorang
Sarana kantor sebagai bagian integral dari keseluruhan kegiatan atau aktivitas kerja
yang mempunyai fungsi dan peran dalam mencapai tujuan. Istilah sarana kantor
mengandung makna sebagai sesuatu yang dapat digunakan atau dimanfaatkan secara
langsung untuk mencapai tujuan. Menurut Endang et al., (2010:43), yang menyatakan
27
sarana kantor itu lebih ditujukan untuk benda-benda bergerak seperti komputer dan
mesin-mesin. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Priansa & Garnida (2013:233),
yang menyatakan sarana kantor berarti alat langsung yang digunakan untuk
Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana Prasarana Kerja Pemerintah Daerah Pasal 1
juga menjelaskan bahwa sarana kerja kantor adalah suatu fasilitas yang secara
dalam mencapai sasaran yang ditetapkan, antara lain: ruangan kantor, perlengkapan
Endang et al., (2010:43), prasarana kantor itu lebih ditujukan untuk benda
benda yang tidak bergerak seperti gedung, ruang, dan tanah. Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana Prasarana Kerja
Pemerintah Daerah Pasal 1 juga menjelaskan bahwa prasarana kerja kantor adalah
proses kerja aparatur dalam meningkatkan kinerja sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya, seperti gedung kantor, rumah jabatan dan rumah instansi. Prasarana ini
merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan yang sifatnya permanen
atau tetap seperti gedung, lapangan, aula dan sebagainya dalam suatu organisasi atau
perusahaan.
prasarana merupakan sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu dan perlu
28
dan teknologi yang cukup canggih. Penyediaan sarana prasarana dimaksudkan untuk
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) dalam Putri et al., (2018), sarana
adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan atau
maksudnya. Sarana kantor sebagai bagian integral dari keseluruhan kegiatan atau
aktivitas kerja yang mempunyai fungsi dan peran dalam mencapai tujuan. Istilah
sarana kantor mengandung makna sebagai sesuatu yang dapat digunakan atau
merupakan benda yang menjadi bagian dari upaya pencapaian tujuan secara umum
dan secara khusus berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan demikian dapatlah
dipahami bahwa sarana prasarana pada dasarnya merupakan elemen penting yang
Menurut Ananda & Banurea (2017:20-21), jenis sarana apabila dilihat dari
1. Sarana yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan
bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh: tinta komputer, alat tulis,
2. Sarana tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan
secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Contoh, kursi,
Menurut Ananda & Banurea (2017:20-21), jenis sarana ditinjau dari bergerak
1. Sarana yang bergerak adalah sarana yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai
2. Sarana yang tidak bergerak adalah semua sarana yang tidak bisa atau relatif
pemberian kompensasi dapat dikatakan sebagai salah satu motivasi atau perangsang
pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh suatu
perusahaan.
mungkin untuk mencapai hasil yang maksimal. Produktivitas dapat menjadi tolak
3. Hasil kerja lebih berkualitas. Hasil kerja yang memuaskan dapat dinilai dengan
keoptimalan suatu kinerja perusahaan. Merupakan suatu objek berwujud atau tak
4. Menimbulkan rasa nyaman. Sarana dapat memberikan rasa aman dan nyaman
perusaha.
Menurut Aula & Nugraha (2020), mengemukakan bahwa sebagai upaya untuk
seluruhnya.
2. Kondisi adalah situasi atau keadaan dimana barang (sarana kantor) yang akan
digunakan telah siap pakai oleh karyawan tanpa ada cacat. Kondisi sarana
prasarana masih baik dan layak digunakan maka penyelesaian pekerjaan dapat
diselesaikan dengan mudah dan cepat. Tetapi sebaliknya, jika kondisi sarana
prasarana sudah banyak yang rusak, maka penyelesaian pekerjaan juga tidak
secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan kantor yang ada tidak
mudah habis, rusak, atau hilang. Penggunaan sarana prasana yang mudah dalam
31
jika sarana prasarana tersebut dalam penggunaannya susah dan rumit, maka
2.6 Kinerja
Istilah kinerja berasal dari Job Performance atau Actual Performance yang
disebut juga prestasi kerja yang dicapai karyawan. Kinerja karyawan menurut
Mangkunegara (2016:67), adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
merupakan hasil kerja seorang, sebuah proses manajemen secara keseluruhan, dimana
hasil kerja seorang tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan dalam suatu
kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik
dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Apabila dikaitkan
dengan performance sebagai kata benda (noun), maka pengertian performance atau
kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang
dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
32
masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar
hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika (Masram & Mu’ah, 2015:116).
dapat menguraikan dengan tepat kinerja yang efektif untuk dirinya sendiri maupun
untuk rekan kerjanya. Kelemahan utama kriteria pengukuran ini adalah rentan
mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
2. Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang secara nyata dapat dicapai oleh
waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau
kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang serta kesanggupan untuk
5. Kejujuran adalah ketulusan hati seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan
kepadanya.
dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan, sehingga
pokoknya.
masa lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa
1. Sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, dan etika kerja) yang dimiliki
yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi kerja, disiplin kerja,
dan baik. Dengan adanya komunikasi yang baik maka akan mempermudah dalam
kinerja karyawan.
menilai rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang
dihasilkan setiap karyawan. Manfaat penilaian kinerja karyawan itu sendiri menurut
masa tertentu dengan menggunakan instrumen yang sesuai dengan karakteristik tugas
tersebut. Selanjutnya agar dapat menghasilkan penilaian kinerja yang valid dan
creadible, maka perlu adanya instrumen pengukuran kinerja sebagai alat yang dipakai
kinerja ini terdiri dari aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kualitas pelaksanaan
tugas dan dapat diukur, yaitu meliputi (Dewi & Harjoyo, 2019:83-84):
1. Prestasi kerja (achievement) yaitu hasil kerja pegawai dalam menjalankan tugas
2. Keahlian (skill) yaitu kemampuan teknis yang dimiliki oleh pegawai dalam
3. Perilaku (attitude) yaitu sikap atau tigkah laku pegawai yang melekat pada
organisasi.
perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti kepada
para bawahannya.
berguna.
5. Kerja Sama menilai kesediaan karyawan itu berpartisipasi dan bekerja sama
menyenangkan, memperlihat kan sikap yang baik dan berpenampilan wajar dan
simpatik.
7. Prestasi kerja menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat
yang ada dan mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan
kepadanya.
(2016:75) mengemukakan bahwa dimensi dan indikator kinerja dapat diukur yaitu
sebagai berikut:
1. Kualitas kerja adalah seberapa baik seseorang karyawan mengerjakan apa yang
seharusnya dikerjakan.
2. Kuantitas kerja adalah seberapa lama seseorang karyawan dalam satu harinya.
Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap karyawan itu masing-
masing.
atau pegawai lain secara vertikal dan horizontal baik didalam maupun diluar
5. Inisiatif dari dalam diri anggota perusahaan untuk melakukan pekerjaan serta
mengatasi masalah dalam pekerjaan tanpa menunggu perintah dari atasan atau
38
BAB III
mengerjakan tugasnya. Menurut Rivai dan Sagala (2009) dalam Priansa (2014:16),
menyatakan bahwa kinerja adalah perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam
organisasi. Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kinerja merupakan output atau hasil kerja yang dihasilkan baik segi kualitas maupun
dari pegawai, kemampuan kerjas serta sarana dan prasaran yang memadai.
yang menekankan adanya kesesuaian tindakan seseorang dengan prinsip atau nilai
prinsip masyarakat atau organisasi di mana seseorang berada. Dalam sudut pandang
40
ini ketika berbicara tentang integritas maka kita berbicara tentang menjadi orang yang
utuh, terpadu, seluruh bagian diri kita yang berlainan bekerja sama dan berfungsi
sesuai rancangan untuk tetap komitmen terhadap nilai atau prinsip yang di anut dalam
Menurut Endang et al., (2010:43), yang menyatakan sarana kantor itu lebih ditujukan
kantor itu lebih ditujukan untuk benda benda yang tidak bergerak seperti gedung,
Integritas (X1)
1. Kejujuran
2. Keberanian
3. Kebijaksanaan
4. Tanggung Jawab
Kinerja Pegawai (Y)
Kemampuan Kerja (X2) 1. Kualitas Kerja
1. Produktifitas Kerja 2. Kuantitas Kerja
2. Pengetahuan 3. Tanggung Jawab
3. Keterampilan 4. Kerja Sama
5. Inisiatif
Gambar 3.1.
Kerangka Konsep Penelitian
Sumber: (Aula & Nugraha, 2020; Mangkunegara, 2016; Pardede, 2015; Utomo et al., 2018)
41
Kepulauan Selayar.
1. Integritas (X1) adalah sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang
1) Kejujuran
2) Keberanian
42
3) Kebijaksanaan
4) Tanggung Jawab
1) Produktifitas Kerja
2) Pengetahuan
3) Keterampilan
3. Sarana prasarana (X3) adalah suatu fasilitas yang secara langsung berfungsi
1) Kelengkapan
2) Kondisi
3) Penggunaan
Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai yaitu
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
(2016:75), meliputi:
a. Kualitas Kerja
43
b. Kuantitas Kerja
c. Tanggung Jawab
d. Kerja Sama
e. Inisiatif
44
BAB IV
METODE PENELITAN
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
menguju hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2016:11). Selain itu, metode
Kabupaten Kepulauan Selayar pada bulan September sampai dengan Oktober 2021.
4.3.1 Populasi
wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang memiliki kuantitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
menggunakan teknik total sampling yaitu teknik penentuan apabila semua populasi
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data
sekunder.
1. Data primer diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada lokasi
(kuesioner)
tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan juga internet untuk mendukung
penelitian ini.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah integritas, kemampuan kerja
dan sarana prasarana sebagai variabel bebas. Setiap variabel bebas tersebut diberi
simbol X1, X2 dan X3, sedangkan variabel terikat adalah kinerja pegawai yang diberi
X1
X2 Y
X3
Gambar 4.1
Skema Desain Penelitian
Keterangan :
X1 = Integritas
X2 = Kemampuan kerja
X3 = Sarana prasarana
Y = Kinerja pegawai
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
adalah dengan skala Likert dengan interval 1 sampai 5, dengan bentuk pertanyaan
pilihan ganda, untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
reliabilitas kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian sehingga dapat diketahui
sampai sejauh mana kuesioner dapat menjadi alat ukur yang valid dan relibel dalam
ukur mengukur apa yang diukur atau dengan kata lain apakah alat ukur tersebut telah
tepat untuk mengukur obyek yang diteliti (Kuncoro, 2009:172). Uji validitas
correlation ≤ 0,5 maka dikatakan velid dan jika nilai total pearson correlation ≥ 0,5
maka dikatakan tidak valid. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila alat ukur dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama hasil yang diperoleh konsisten, maka alat ukur tersebut
dapat dikatakan realibel. Uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
inilai alpha lebih besar dari 0,60 (Sujarweni, 2015:192). Pengujian ini dilakukan
sama-sama alat yang dapat digunakan untuk memprediksi permintaan di masa akan
datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih
variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas (dependent) (Siregar,
Dimana:
Y = Kinerja pegawai
a = Nilai konstanta
X1 = Integritas
X2 = Kemampuan kerja
X3 = Sarana prasarana
regresi agar memenuhi syarat sebagai Best Linear Unbiased Estimator (BLUE).
1. Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk Menguji apakah dari
pengamatan yang lain. Jika varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan
Heteroskedastisitas.
berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain observasi
yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang satu dipengaruhi error dari
autokorelasi.
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
2009:87).
50
1. Uji t (Parsial)
2. Uji F (Simultan)
BAB V
sebenarnya baru muncul pada era 1980-an. Pada pelaksanaan Pemilu yang pertama
kali dilaksanakan di Indonesia pada 1955 belum dikenal istilah pengawasan Pemilu.
Pada era tersebut terbangun trust di seluruh peserta dan warga negara tentang
dengan nama Panitia Pengawas Pelaksanaan Pemilu (Panwaslak Pemilu). Pada saat
itu sudah mulai muncul distrust terhadap pelaksanaan Pemilu yang mulai dikooptasi
oleh kekuatan rezim penguasa. Pembentukan Panwaslak Pemilu pada Pemilu 1982
suara yang dilakukan oleh para petugas pemilu pada Pemilu 1971. Karena
palanggaran dan kecurangan pemilu yang terjadi pada Pemilu 1977 jauh lebih masif,
protes-protes ini lantas direspon pemerintah dan DPR yang didominasi Golkar dan
meningkatkan 'kualitas' Pemilu 1982. Demi memenuhi tuntutan PPP dan PDI,
pemilu. Selain itu, pemerintah juga mengintroduksi adanya badan baru yang akan
terlibat dalam urusan pemilu untuk mendampingi Lembaga Pemilihan Umum (LPU).
bersifat mandiri dan bebas dari kooptasi penguasa semakin menguat. Untuk itulah
dibentuk sebuah lembaga penyelenggara Pemilu yang bersifat independen yang diberi
nama Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisasi
(sebelumnya Departemen Dalam Negeri). Di sisi lain lembaga pengawas pemilu juga
(Panwaslu).
struktur KPU yang terdiri dari Panitia Pengawas Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu
sebuah lembaga tetap yang dinamakan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Adapun
1. Visi
2. Misi
dan solid.
bagi pihak dari dalam negeri maupun pihak dari luar negeri.
berikut:
1. Tugas
DPR, calon anggota DPD, dan calon anggota DPRD sesuai dengan
TPS.
1) Putusan DKPP.
Ihbupaten/Kota.
DKPP.
peraturan perundangundangan.
undangan.
2. Wewenang
Indonesia.
undangan.
kode etik, dugaan tindak pidana Pemilu, dan sengketa proses Pemilu.
peraturan perundangundangan.
LN.
58
undangan.
3. Kewajiban
Pada bab ini akan diuraikan analisis hasil penelitian dalam pembahasan
yang diteliti yaitu kinerja pegawai (Y) sebagai variabel terikat, dan integritas (X1),
dengan cara memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner kepada pegawai Badan
responden, pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner setiap variabel, dan analisis
responden yang diperlihatkan dalam penelitian ini terdiri atas karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Laki-laki 43 82,7
Perempuan 9 17,3
Jumlah 52 100,0
Sumber: Data Diolah, 2021
orang atau 82,7 persen dan sisanya sebanyak 9 orang atau sekitar 17,3 persen
dari pada laki-laki, contohnya wanita mempunyai hak cuti lebih lama (cuti
hamil).
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
25-34 28 53,8
35-44 19 36,5
45-54 5 9,6
Jumlah 52 100,0
Sumber: Data Diolah, 2021
Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kelompok umur yang terbanyak
antara umur 25-34 tahun tahun dengan jumlah 28 orang responden atau sekitar
61
53,8 persen, sedangkan kelompok umur yang paling sedikit jumlahnya yaitu 45-
54 tahun yang hanya berjumlah 6 orang atau 9,6 persen saja. Adapun dari
Pegawai yang lebih muda cenderung lebih kuat secara fisik sehingga
diharapkan dapat bekerja lebih giat dan umumnya mereka belum menikah atau,
jika sudah menikah, anak-anak mereka relatif masih sedikit. Namun, pegawai
yang lebih muda umumnya kurang disiplin, kurang bertanggung jawab dan lebih
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah (orang) Persentase (%)
SMA 10 19,2
DIII 5 9,6
S1 37 71,2
Jumlah 52 100,0
Sumber: Data Diolah, 2021
atau 71,2 persen, sedangkan tingkat pendidikan yang sebaran responden paling
sedikit adalah tingkat pendidikan DIII yakni hanya terdapat 5 orang responden
jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi di dalam organisasi. Semakin tinggi
pencapian kinerja secara optimal, yang mana pendidikan dalam organisasi adalah
1. Integritas (X1)
Tabel 5.4
Deskripsi Responden Terhadap Integritas
Skor
Jumlah Rata-
Pernyataan STS TS N S SS Kategori
skor rata
(1) (2) (3) (4) (5)
Taat pada peraturan-
peraturan, baik diawasi 0 0 17 15 20 213 4,10 Baik
maupun tidak diawasi.
Bekerja sesuai dengan
0 1 12 21 18 212 4,08 Baik
keadaan yang sebenarnya.
Tidak dapat diintimidasi
oleh orang lain dan tidak
0 9 7 21 15 198 3,81 Baik
tunduk karena tekanan yang
dilakukan oleh orang.
Mengemukakan hal-hal
yang menurut pertimbangan
0 9 10 18 15 195 3,75 Baik
dan keyakinannya perlu
dilakukan.
Mengutamakan kepentingan
0 1 17 25 9 198 3,81 Baik
negara.
Tidak mempertimbangkan
keadaan seseorang atau
suatu unit organisasi untuk
0 1 12 23 16 210 4,04 Baik
membenarkan perbuatan
melanggar ketentuan atau
peraturan.
Memiliki rasa
tanggungjawab bila hasil
pemeriksaannya masih 0 0 14 20 18 212 4,08 Baik
memerlukan perbaikan dan
penyempurnaan.
Tidak menyalahkan orang
lain yang dapat
0 3 9 24 16 209 4,02 Baik
mengakibatkan kerugian
orang lain.
Frekuensi 0 24 98 167 127 1647 3,96 Baik
Sumber: Data Diolah, 2021
64
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada Tabel 5.4 diperoleh total skor
diawasi” dengan skor rata-rata sebesar 4,10 dimana pernyataan tersebut mewakili
pertimbangan dan keyakinannya perlu dilakukan” dengan nilai skor rata rata 3,75
Dari analisa di atas terlihat bahwa secara umum integritas pada pegawai
pimpinan agar dapat ditingkatkan lagi. Perlunya dorongan khusus atau motivasi
bekerja, karena dengan adanya keberanian yang dimiliki maka pegawai tidak
akan mudah diintimidasi atau tunduk karena tekanan yang dilakukan oleh orang
berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Variabel kemampuan kerja terdiri dari 6
Tabel 5.5
Deskripsi Responden Terhadap Kemampuan Kerja
Skor
Jumlah Rata-
Pernyataan STS TS N S SS Kategori
skor rata
(1) (2) (3) (4) (5)
Menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh
0 3 11 25 13 204 3,92 Baik
atasan/pemimpin cepat
dan tepat.
Melakukan pekerjaan
dengan teliti untuk
0 0 20 23 9 197 3,79 Baik
mendapat hasil yang
memuaskan.
Memiliki pendidikan
formal yang sudah
0 1 18 21 12 200 3,85 Baik
mendukung dengan
tupoksi kantor.
Wajib menambah
pengetahuan dengan
mengikuti diklat yang 0 6 9 21 16 203 3,90 Baik
berhubungan dengan
tupoksi kantor.
Menguasai pekerjaan
yang diberikan tanpa
harus diperintah atau 0 3 18 29 2 186 3,58 Baik
diminta dahulu oleh
atasan.
Miliki skill yang sesuai
0 1 22 14 15 199 3,83 Baik
dengan pekerjaan.
Frekuensi 0 14 98 113 67 1189 3,81 Baik
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada Tabel 5.5 diperoleh total skor
baik.
atasan/pemimpin cepat dan tepat” dengan skor rata-rata sebesar 3,92 dimana
menguasai pekerjaan yang diberikan tanpa harus diperintah atau diminta dahulu
oleh atasan” dengan nilai skor rata rata 3,58 dimana pernyataan tersebut
Dari analisa di atas terlihat bahwa secara umum kemampuan kerja pada
pekerjaan yang diberikan tanpa harus diperintah atau diminta dahulu oleh atasan.
sasaran yang ditetapkan. Variabel sarana prasarana terdiri dari 6 item pernyataan.
Tanggapan responden terhadap sarana prasarana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.6
Deskripsi Responden Terhadap Sarana Prasarana
Skor
Jumlah Rata-
Pernyataan STS TS N S SS Kategori
skor rata
(1) (2) (3) (4) (5)
Perlengkapan kantor
yang bersifat sekali
pakai dan bersifat 0 3 17 30 2 187 3,60 Baik
tahan lama sudah
lengkap dan memadai.
Perlengkapan kantor
yang dapat membantu
penyelesaian pekerjaan 0 4 20 17 11 191 3,67 Baik
kantor tersedia dan
lengkap.
Perlengkapan kantor
memiliki kondisi yang 0 2 25 23 2 181 3,48 Baik
sangat baik.
Mesin-mesin kantor
yang digunakan 0 1 20 16 15 201 3,87 Baik
berfungsi dengan baik.
Penggunaan peralatan
kerja mendukung 0 1 15 20 16 207 3,98 Baik
kinerja.
Penggunaan peralatan
kerja cukup aman
0 3 11 25 13 204 3,92 Baik
untuk mendukung
setiap pekerjaan.
Skor
Jumlah Rata-
Pernyataan STS SS Kategori
skor rata
(1) (5)
Frekuensi 0 14 108 131 59 1171 3,75 Baik
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada Tabel 5.6 diperoleh total skor
yang sangat baik” dengan nilai skor rata rata 3,48 dimana pernyataan tersebut
Dari analisa di atas terlihat bahwa secara umum sarana prasarana pada
manajemen sarana dan prasarana kantor karena dengan adanya kondisi sarana
Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
Tabel 5.7
Deskripsi Responden Terhadap Kinerja Pegawai
Skor
Jumlah Rata-
Pernyataan STS TS N S SS Kategori
skor rata
(1) (2) (3) (4) (5)
Mengerjakan tugas
0 0 16 23 13 205 3,94 Baik
sesuai dengan SOP.
Melakukan pekerjaan
0 0 20 23 9 197 3,79 Baik
dengan teliti.
Menyelesaikan tugas
sesuai waktu yang 0 0 20 22 10 198 3,81 Baik
ditentukan.
Melakukan lembur
kerja untuk 0 0 16 22 14 206 3,96 Baik
menyelesaikan tugas.
Bertanggung jawab
penuh terhadap 0 0 17 27 8 199 3,83 Baik
pekerjaan.
Menyelesaikan tugas
yang diberikan dengan 0 0 25 17 10 193 3,71 Baik
baik.
Memiliki kerja sama
yang baik dengan 0 0 27 21 4 185 3,56 Baik
teman maupun atasan.
Mampu menerima
informasi dari dengan 0 0 15 27 10 203 3,90 Baik
baik.
Mengerjakan tugas
tanpa menunggu 0 0 13 25 14 209 4,02 Baik
perintah dari atasan.
Menyelesaikan tugas
yang sudah menjadi 0 0 13 26 13 208 4,00 Baik
kewajiban.
Frekuensi 0 0 182 233 105 2003 3,84 Baik
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada Tabel 5.7 diperoleh total skor
rata-rata tanggapan responden terhadap variabel kinerja pegawai (Y) yang diukur
70
dengan 5 indikator (10 pernyataan) yang berarti secara keseluruhan tingkat rata-
nomor 7, “Pegawai memiliki kerja sama yang baik dalam instansi baik kepada
teman maupun atasan” dengan nilai skor rata rata 3,56 dimana pernyataan
Dari analisa di atas terlihat bahwa secara umum kinerja pegawai pada
khusus oleh pimpinan dengan menanamkan visi misi organisasi pada semua
Teamwork dalam bekerja adalah salah satu soft skill yang wajib dimiliki oleh
setiap karyawan
1. Uji Validitas
ukur mengukur apa yang diukur atau dengan kata lain apakah alat ukur tersebut
71
telah tepat untuk mengukur obyek yang diteliti (Kuncoro, 2009:172). Korelasi
nilai r kritis. Jika r hitung lebih besar dari r kritis, maka instrumen dinyatakan
valid. Dari uji validitas yang dilakukan terhadap skor setiap item dengan skor
total dari masing-masing atribut dalam penelitian ini, maka didapatkan hasil
seluruh item variabel bebas dan variabel terikat menunjukkan sahih atau valid,
dengan nilai Corrected Item Total Correlation positif di atas angka 0,273.
Tabel 5.8
Uji Validitas Integritas
Korelasi
Variabel Item r krits Keterangan
Item Total
X1.1 0,825 0,273 Valid
X1.2 0,827 0,273 Valid
X1.3 0,917 0,273 Valid
X1.4 0,934 0,273 Valid
Integritas (X1)
X1.5 0,844 0,273 Valid
X1.6 0,818 0,273 Valid
X1.7 0,803 0,273 Valid
X1.8 0,851 0,273 Valid
Sumber: Data Diolah, 2021
dinyatakan valid karena nilai corrected item total correlation lebih besar dari
0,05 atau α=5%. Hal ini berarti bahwa keseluruhan pernyataan dalam
Tabel 5.9
Uji Validitas Kemampuan Kerja
Korelasi
Variabel Item r kritis Keterangan
Item Total
X2.1 0,754 0,273 Valid
X2.2 0,831 0,273 Valid
Kemampuan X2.3 0,858 0,273 Valid
Kerja (X2) X2.4 0,881 0,273 Valid
X2.5 0,681 0,273 Valid
X2.6 0,793 0,273 Valid
Sumber: Data Diolah, 2021
(X2) dinyatakan valid karena nilai corrected item total correlation lebih
besar dari 0,05 atau α=5%. Hal ini berarti bahwa keseluruhan pernyataan
kemampuan kerja.
Tabel 5.10
Uji Validitas Sarana Prasarana
Korelasi
Variabel Item r kritis Keterangan
Item Total
X3.1 0,544 0,273 Valid
X3.2 0,789 0,273 Valid
Sarana X3.3 0,683 0,273 Valid
Prasarana (X3) X3.4 0,748 0,273 Valid
X3.5 0,730 0,273 Valid
X3.6 0,731 0,273 Valid
Sumber: Data Diolah, 2021
(X3) dinyatakan valid karena nilai corrected item total correlation lebih
besar dari 0,05 atau α=5%. Hal ini berarti bahwa keseluruhan pernyataan
73
prasarana.
Tabel 5.11
Uji Validitas Kinerja Pegawai
Korelasi
Variabel Item r kritis Keterangan
Item Total
Y1 0,830 0,273 Valid
Y2 0,791 0,273 Valid
Y3 0,753 0,273 Valid
Y4 0,841 0,273 Valid
Kinerja Pegawai Y5 0,650 0,273 Valid
(Y) Y6 0,584 0,273 Valid
Y7 0,521 0,273 Valid
Y8 0,679 0,273 Valid
Y9 0,791 0,273 Valid
Y10 0,787 0,273 Valid
Sumber: Data Diolah, 2021
Tabel 5.11 diatas dapat dilihat bahwa kuesioner kinerja pegawai (Y)
dinyatakan valid karena nilai corrected item total correlation lebih besar dari
0,05 atau α=5%. Hal ini berarti bahwa keseluruhan pernyataan dalam
2. Uji Reliabilitas
Cronbach’s Alpha lebih atau sama dengan 0,6 atau CA>0,6 menunjukkan bahwa
74
instrument yang digunakan sebagai alat ukur variabel adalah reliable dan begitu
pula sebaliknya.
Tabel 5.12
Uji Reliabilitas Masing-Masing Variabel
Nilai Koefisien
Variabel Penelitian Keterangan
Cronbach’s Alpha
Integritas (X1) 0,954 Reliable
Kemampuan kerja (X2) 0,887 Reliable
Sarana prasarana (X3) 0,796 Reliable
Kinerja pegawai (Y) 0,900 Reliable
Sumber: Data Diolah, 2021
terdiri dari integritas (X1), kemampuan kerja (X2), sarana prasarana (X3) dan
Alpha >0,6. Hal ini berarti keseluruhan indikator dalam kuesioner yang diajukan
5.2.4.1 Normalitas
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Dalam penelitian ini terlihat
ditampilkannya diagram probability plot yang membentuk pola garis lurus seperti
Gambar 5.1
Uji Normalitas
Dengan demikian maka asumsi normalias untuk nilai residual dalam analisis
5.2.4.2 Multikolinearitas
Inflation Factor) yang diolah menggunakan alat bantu program analisa data
dimana nilai VIF dari masing-masing variabel bebas mempunyai nilai diantara 1
76
Tabel 5.13
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Tolerance VIF
Constant
Integritas (X1) 0,195 5,137
Kemampuan Kerja (X2) 0,187 5,342
Sarana Prasarana (X3) 0,131 7,623
Sumber: Data Diolah, 2021
a. Nilai Tolerance pada integritas (X1) sebesar 0,195, kemampuan kerja (X2)
sebesar 0,187 dan sarana prasarana (X3) sebesar 0,131 lebih besar dari >
0,10 maka dapat disimpulkan bahwa integritas, kemampuan kerja dan sarana
b. Nilai VIF pada integritas (X1) sebesar 5,137, kemampuan kerja (X2) sebesar
5,342 dan sarana prasarana (X3) sebesar 7,623 nilai tersebut lebih kecil dari
< 10,00 maka dapat disimpulkan ketiga variabel tersebut tidak terjadi
Multikolonieritas.
5.2.4.3 Heterokedastisitas
mempunyai varians yang sama atau tidak. Suatu persamaan regresi dikatakan
atau tidak menggambarkan suatu pola yang sama dan membentuk suatu garis
lurus atau bisa dikatakan bersifat homokedastik. Metode yang digunakan untuk
77
serta Uji Glejser. Ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat diketahui dengan
Dalam penelitian ini gambar grafik scatter plot dapat ditampakkan dalam
Gambar 5.2
Uji Heterokedastisitas
penyebaran pada titik-titiknya dan tidak membentuk suatu pola tertentu sehingga
5.2.4.4 Autokorelasi
periode yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat
mendekati 2 (dua) maka bisa dikatakan bahwa penelitian ini tidak mengandung
autokorelasi.
Tabel 5.14
Hasil Uji Autokorelasi
Durbin-Watson 2,109
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan nilai Durbin-Watson (d) sebesar 2,109 lebih besar dari batas
atas (dU) yakni 1.677 dan kurang dari (4-du) 4-2,109 = 1,891. Maka
Tabel 5.15
Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda
Model B Std. Error
Constant 8,391 1,836
Integritas (X1) 0,320 0,101
Kemampuan Kerja (X2) 0,442 0,155
Sarana Prasarana (X3) 0,440 0,217
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan tabel 5.15 di atas dari hasil pengolahan data, maka diperoleh
integritas (X1) sebesar 0,320, kemampuan kerja (X2) sebesar 0,442 dan sarana
prasarana (X3) sebesar 0,440. Persamaan regresi linear berganda di atas dapat
1. Formulasi regresi linear berganda di atas diperoleh nilai konstanta sebesar 8,391
satuan.
2. Nilai koefisien regresi integritas (X1) sebesar 0,320 berarti ada pengaruh positif
Kepulauan Selayar sebesar 0,320, sehingga apabila skor integritas naik 1 poin
maka akan diikuti dengan kenaikan skor kinerja pegawai Badan Pengawas
3. Nilai koefisien regresi kemampuan kerja (X2) sebesar 0,442 berarti ada pengaruh
kerja naik 1 poin maka akan diikuti dengan kenaikan skor kinerja pegawai Badan
4. Nilai koefisien regresi sarana prasarana (X3) sebesar 0,440 berarti ada pengaruh
prasarana naik 1 poin maka akan diikuti dengan kenaikan skor kinerja pegawai
Untuk menguji hipotesis yang berkembang saat ini maka dalam penelitian ini
penulis menggunakan beberapa pengujian, yaitu uji t (pengujian secara parsial), uji F
(pengujian secara simultan) dan uji determinasi (R2). Dengan dibantu menggunakan
program analisa pengolahan data, yang dapat diuraikan dan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Uji t Parsial
independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dapat digunakan uji t. Ini dapat
dilihat dalam hasil analisa pengolahan data yang tertuang dalam Tabel 5.16
berikut:
Tabel 5.16
Hasil Uji t
Model t hitung Sig
Constant 4,570 0,000
Integritas (X1) 3,179 0,003
Kemampuan Kerja (X2) 2,842 0,007
Sarana Prasarana (X3) 2,025 0,048
Sumber: Data Diolah, 2021
berikut:
1) Merumuskan hipotesis
Selayar.
3) Kriteria penerimaan
1) Merumuskan hipotesis
Kepulauan Selayar.
Selayar.
3) Kriteria penerimaan
1) Merumuskan hipotesis
Kepulauan Selayar.
Selayar.
3) Kriteria penerimaan
a. Variabel integritas (X1) dengan nilai thitung 3,179 > ttabel 2,0106
b. Variabel kemampuan kerja (X2) dengan nilai thitung 2,842 > ttabel 2,0106
c. Variabel sarana prasarana (X3) dengan nilai thitung 2,025 > ttabel 2,0106
2. Uji F Simultan
sarana prasarana, apakah dari ketiga variabel yang diteliti mempengaruhi secara
Tabel 5.17
Uji F Simultan
Model Sum of squares Df Mean Square F Sig
Regression 1225,857 3 408,619 114,617 0,000
Residual 171,124 48 3,565
Total 1396,981 51
Sumber: Data Diolah, 2021
85
a. Merumuskan hipotesis
lebih besar dari Ftabel = 2,79 atau bisa dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima.
86
sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Setiap penambahan
satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel
Tabel 5.18
Hasil Uji Determinasi
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square
Square the Estimate
1 0,937 0,878 0,870 1,888
Sumber: Data Diolah, 2021
sedangkan sisanya sebesar 12,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
5.3 Pembahasan
sebagai berikut:
87
regresi sebesar 0,320. Jika integritas mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka
kinerja pegawai akan mengalami peningkatan sebesar 0,320 dengan asumsi variabel
Menurut Gea (2006), integritas diartikan dengan sifat atau keadaan yang
menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang
seseorang dengan prinsip atau nilai tertentu yang dipilihnya. Integritas meliputi
seseorang berada. Dalam sudut pandang ini ketika berbicara tentang integritas maka
kita berbicara tentang menjadi orang yang utuh, terpadu, seluruh bagian diri kita yang
berlainan bekerja sama dan berfungsi sesuai rancangan untuk tetap komitmen
Integritas berkaitan dengan kinerja, suatu pencapaian hasil baik yang dicapai
yang memiliki integritas merupakan aset yang berharga bagi organisasi. Dimulai dari
kebenaran dari riwayat hidup dan pekerjaan yang dimiliki pegawai tersebut.
88
pengukuran kinerja atas pekerjaan pegawai tersebut lebih akurat hasilnya. Pegawai
yang memiliki integritas juga cenderung lebih positif dalam kepuasan kerja, karena
tidak ada ketakutan akan terungkapnya kebohongan dan kecurangan yang dilakukan
Hasil penelitian dapat dibuktikan melalui analisis uji t yang menunjukkan nilai
thitung 3,179 > nilai ttabel 2,0106 dan tingkat signifikansi 0,003. Berdasarkan hasil yang
diperoleh maka H0 ditolak dan H1 diterima untuk variabel integritas, maka secara
adalah 0,013 < 0,05 dengan Fhitung > Ftabel, sehingga bisa ditarik kesimpulan adanya
(X2) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Badan Pengawas Pemilu
regresi sebesar 0,442. Jika kemampuan kerja mengalami kenaikan sebesar satu satuan
maka kinerja pegawai akan mengalami peningkatan sebesar 0,442 dengan asumsi
(ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge +
skill), artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan yang
maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal. Seseorang yang memiliki
kepadanya.
suatu lembaga, baik tujuan pendek maupun tujuan jangka panjang. Kemampuan
keterampilan yang dimiliki. Kinerja merupakan suatu fungsi dari kemampuan. Untuk
mengerjakan sesuatu, karena dengan pemahaman yang jelas tentang apa yang
Hasil penelitian dapat dibuktikan melalui analisis uji t yang menunjukkan nilai
thitung 2,842 > nilai ttabel 2,0106 dan tingkat signifikansi 0,007. Berdasarkan hasil yang
diperoleh maka H0 ditolak dan H1 diterima untuk variabel kemampuan kerja, maka
90
kinerja pegawai.
adalah Muzakkir et al., (2021), menyebutkan bahwa nilai koefisien regresi untuk
meningkatnya kinerja sebesar 0,368. Hasil uji parsial menunjukkan ada pengaruh
regresi sebesar 0,440. Jika sarana prasarana mengalami kenaikan sebesar satu satuan
maka kinerja pegawai akan mengalami peningkatan sebesar 0,440 dengan asumsi
Menurut Endang et al., (2010:43), yang menyatakan sarana kantor itu lebih
lain juga dikemukakan oleh Priansa & Garnida (2013:233), yang menyatakan sarana
kantor berarti alat langsung yang digunakan untuk melaksanakan proses kegiatan
kantor. Sedangkan prasarana kantor itu lebih ditujukan untuk benda benda yang tidak
Sarana prasarana kerja yang memadai dengan kondisi yang layak pakai dan
terpelihara dengan baik akan membantu kelancaran proses kerja dalam suatu
organisasi. Pemberian sarana prasarana yang lengkap juga dijadikan salah satu
pendorong untuk bekerja. Sarana prasarana kerja harus menjadi perhatian dari pada
Sarana prasarana kantor mampu menambah semangat dari kerja pegawai sehingga
Hasil penelitian dapat dibuktikan melalui analisis uji t yang menunjukkan nilai
thitung 2,025 > nilai ttabel 2,0106 dan tingkat signifikansi 0,048. Berdasarkan hasil yang
diperoleh maka H0 ditolak dan H1 diterima untuk variabel sarana prasarana, maka
kinerja pegawai.
adalah Muzakkir et al., (2021), menyebutkan bahwa nilai koefisien regresi untuk
sarana prasarana sebesar 0,573. Sarana prasarana berpengaruh positif terhadap kinerja
meningkatnya kinerja sebesar 0,573. Hasil uji parsial menunjukkan ada pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian bahwa secara seremtak seluruh variabel bebas: integritas
(X1), kemampuan kerja (X2), dan sarana prasarana (X3) berpengaruh signifikan
nilai Fhitung = 114,617 lebih besar dari Ftabel = 2,79, artinya jika nilai variabel bebas
kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
merupakan hasil kerja seorang, sebuah proses manajemen secara keseluruhan, dimana
hasil kerja seorang tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan
93
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan dalam suatu
Kinerja merupakan hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan. Adanya integritas yang tinggi, kemampuan kerja yang baik, dan sarana
prasarana yang memadai cukup efektif dalam meningkatkan kinerja pegawai dalam
mengerjakan tugasnya.
0,878 yang dapat diartikan bahwa variabel bebas/independen (X) yang meliputi
87,8%, sedangkan sisanya sebesar 12,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
BAB VI
6.1 Simpulan
bahwa:
Kepulauan Selayar.
6.2 Saran
pegawai, yaitu:
yang dicapai oleh setiap pegawai dengan jalan bekerja dengan kejujuran,
konsekuen dan menjaga nilai-nilai serta norma yang berlaku dilingkungan kerja
95
maupun masyarakat serta memiliki empati sesama pegawai agar tercipta suatu
pegawai.
pegawai Bawaslu untuk agar memanfaat sarana prasarana dengan baik agar
dengan cara melakukan kombinasi dengan variabel lain seperti motivasi kerja,
mungkin berbagai faktor yang dapat mengurangi makna dari temuan hasil penelitian
cermatnya pengukuran dilakukan oleh peneliti, tidak akan luput dari kesalahan-
96
kesalahan sekecil apapun kesalahan tersebut. Hal yang sama juga berlaku bagi
penelitian ini.
Oleh karena itu dengan segala kebesaran hati penulis mengemukakan bahwa
Sehubungan dengan metode yang digunakan adalah metode survei yang tidak
hipotesis.
DAFTAR PUSTAKA
Alexsi, P. (2019). Pengaruh Disiplin Kerja dan Integritas Terhadap Kinerja Karyawan
pada Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Ogan Ilir
Indralaya. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Darma
Palembang.
Ananda, R., & Banurea, O. K. (2017). Manajamen Sarana dan Prasarana
Pendidikan. Medan: Widya Puspita.
Anusapati, Martoyo, & Sukamto. (2014). Kinerja Aparatur Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Tesis PMIS-UNTAN-PSIAN, 1-18.
Asrun, A. M. (2016). Hak Asasi Manusia dalam Kerangka (Catatan Perjuangan di
Mahkamah Konstitusi). Jurnal Cita Hukum 4 (1), 133-154.
Aula, F. H., & Nugraha, J. (2020). Pengaruh Tata Ruang Kantor dan Sarana
Prasarana Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran 5 (2), 169-185.
Basalamah, J., Pramukti, A., & Basalamah, A. (2019). Kemampuan, Komitmen dan
Sarana Prasarana Terhadap Kinerja Pegawai Rumah Sakit. Center of
Economic Student Journal 2 (2), 153-164.
Dewi, D. P., & Harjoyo. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia. Tangerang
Selatan: Unpam Press.
Endang, S., Mulyani, S., & Suyetty. (2010). Modul: Memahami Prinsip-Prinsip
Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran. Jakarta: Erlangga.
Gea, A. A. (2006). Integritas Diri: Keunggulan Pribadi Tangguh. Character Building
Journal 3 (1), 16-26.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Kemampuan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Banjar. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis 3 (1), 130-137.
Gostick, A., & Telford, D. (2006). Keunggulan integritas. Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer.
Haryono, S. (2018). Manajemen Kinerja SDM: Teori & Aplikasi. Jakarta: Luxima
Metro Media.
Hasibuan, M. S. (2003). Organisasi dan Motivasi dalam Peningkatan Produktivitas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, M. S. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Jaya, H. P. (2019). Pengaruh Sarana Kerja, Kepuasan Kerja dan Gaya Kempimpinan
Terhadap Kinerja Tenaga Pengajar (Studi pada SMA Hangtuah 5 Sidoarjo).
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bhayangkara Surabaya.
Kibtiyah, A., & Mardiah. (2016). Hubungan Integritas dan Loyalitas Karyawan
dengan Visi Misi Perusahaan. Jurnal Pendidikan, Hukum dan Bisnis 1 (2),
92-110.
Kuncoro, M. (2009). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Mangkunegara, A. P. (2016). Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Masram, & Mu’ah. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Sidoarjo: Zifatama
Publisher.
Mulyadi. (2017). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan.
Jakarta: Rajawali Pers.
Muzakkir, H., Amang, B., & Arif, M. (2021). Pengaruh Kemampuan, Motivasi dan
Sarana Prasarana Terhadap Kinerja Karyawan. Paradoks: Jurnal Ilmu
Ekonomi 4 (1), 87-100.
Pardede, A. (2015). Pengaruh Motivasi Kerja, Kemampuan Kerja, dan Sistem
Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta .
Priansa, D. J. (2014). Perencanaan dan Pengembangan SDM. Jakarta: Alfabeta.
Priansa, D. J., & Garnida, A. (2013). Manajemen Perkantoran: Efektif, Efisien, dan
Profesional. Bandung: Alfabeta.
Puspitasari, C. D., Sudarwati, & Pawenang, S. (2021). Kinerja Bawaslu Ditinjau dari
Komitmen Organisasi, Etos Kerja dan Team Work. Jurnal Bening, 8 (1),
143-151.
Putri, H., Indrawati, M., & Hartati, C. S. (2018). Pengaruh Kemampuan, Motivasi
dan Sarana Prasarana Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesehatan Indargiri
Hulu. Jurnal Manajerial Bisnis 1 (3), 1-10.
Raffie, S. A. (2017). Manajemen Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Rahmadani, S. (2020). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Integritas Terhadap Kinerja
Pegawai. Journal of Education on Social Science 4 (2), 165-179.
Risandy, E., Basri, Y. M., & Rasuli, M. (2019). Pengaruh Kompetensi, Pengalaman
Kerja, Independensi, Integritas, Profesionalisme, dan Akuntabilitas Auditor
terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi
(Studi pada Inspektorat 5 Kabupaten/Kota Provinsi Riau). Jurnal Ekonomi
27 (4), 353-369.
Salwa, A., Away, Y., & Tabrani, M. (2018). Pengaruh Komitmen, Integritas dan
Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai serta Dampaknya pada Kinerja
Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh. Jurnal Magister Manajemen 2
(1), 58-67.
Sedarmayanti. (2018). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:
Mandar Maju.
Sinamo, J. (2009). 8 Etos Kerja Dalam Bisnis. Jakarta: Institut Darma Mahardika.
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Prenada Media Group.
Soelaiman. (2007). Manajemen Kinerja, Langkah efektif dan Evaluasi Kerja. Jakarta:
Intermedia Personalia Utama.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujarweni, V. W. (2015). Statistik Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Sulaksono, H. (2019). Budaya Organisasi dan Kinerja. Yogyakarta: CV. Budi
Utama.
Tasmara, T. (2002). Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani Press.
Tegar, N. (2019). Manajemen SDM dan Karyawan Strategi Pengelolaan SDM dan
Karyawan dengan Pendekatan Teoritis dan Praktis. Yogyakarta: Quadrant.
Utomo, S. P., Suharyanto, & Asj’ari, F. (2018). Pengaruh Integritas Terhadap
Pengembangan Sdm Melalui Human Relationship Sebagai Variabel
Intevening Karyawan 4 Sub-Sektor Industri Kreatif di Sidoarjo. Majalah
Ekonomi 13 (2), 202-214.
Yolanda, N. M., & Syamsir. (2020). Pengaruh Integritas Terhadap Kinerja Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Dinas Kota Padang. Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan
Pendidikan, 3 (1), 70-77.
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
1. Pedoman Pengisian kuesioner
Beri tanda centang (√) pada kolom jawaban kuesioner yang dianggap paling
benar menurut pendapat anda tentang pengaruh integritas, kemampuan kerja
dan sarana prasarana terhadap kinerja pegawai.
2. Profil Responden
a. Jenis kelamin : Laki-laki, Perempuan
b. Usia : 25-34 Tahun, 35-44 Tahun
45-54 Tahun
c. Pendidikan terakhir : SMA, DIII, S1,
S2
B. Kuesioner
Petunjuk :
Beri jawaban atas pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan cara memberikan
tanda (√) pada salah satu skor yang paling sesuai dengan Anda, dengan
ketentuan:
SS = Sangat Setuju (5)
S = Setuju (4)
N = Netral (3)
TS = Tidak Setuju (2)
STS = Sangat Tidak Setuju (1)
A. Integritas
No Pernyataan SS S N TS STS
Kejujuran
1. Pegawai harus taat pada peraturan-
peraturan, baik diawasi maupun tidak
diawasi.
2. Pegawai harus bekerja sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, tidak
menambah maupun mengurangi fakta
yang ada.
Keberanian
3. Pegawai tidak dapat diintimidasi oleh
orang lain dan tidak tunduk karena
tekanan yang dilakukan oleh orang lain
guna mempengaruhi sikap dan
pendapatnya.
4. Pegawai mengemukakan hal-hal yang
menurut pertimbangan dan
keyakinannya perlu dilakukan.
Kebijaksanaan
5. Pegawai harus mengutamakan
kepentingan negara.
6. Pegawai tidak mempertimbangkan
keadaan seseorang/sekelompok orang
atau suatu unit organisasi untuk
membenarkan perbuatan melanggar
ketentuan atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Tanggung Jawab
7. Pegawai memiliki rasa tanggungjawab
bila hasil pemeriksaannya masih
memerlukan perbaikan dan
penyempurnaan.
8. Pegawai tidak menyalahkan orang lain
yang dapat mengakibatkan kerugian
orang lain.
B. Kemampuan Kerja
No Pertanyaan SS S N TS STS
Produktifitas Kerja
1. Pegawai harus menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh atasan/pemimpin
cepat dan tepat.
2. Pegawai harus melakukan pekerjaan
dengan teliti untuk mendapat hasil yang
memuaskan.
Pengetahuan
3. Pegawai harus memiliki pendidikan
formal yang sudah mendukung dengan
tupoksi kantor.
4. Pegawai wajib menambah pengetahuan
dengan mengikuti diklat yang
berhubungan dengan tupoksi kantor.
Keterampilan
5. Pegawai harus menguasai pekerjaan
yang diberikan tanpa harus diperintah
atau diminta dahulu oleh atasan.
6. Pegawai harus miliki skill yang sesuai
dengan pekerjaan.
C. Sarana Prasarana
No Pertanyaan SS S N TS STS
Kelengkapan
1. Ketersedian barang atau perlengkapan
kantor yang bersifat sekali pakai dan
bersifat tahan lama sudah lengkap dan
memadai.
2. Perlengkapan kantor yang digunakan
untuk menambah semangat dan
kenyamanan dalam penyelesaian
pekerjaan kantor tersedia dan lengkap.
Kondisi
3. Perlengkapan kantor saya memiliki
kondisi yang sangat baik.
4. Mesin-mesin kantor yang digunakan
untuk menghimpun, mencatat,
mengelola bahan-bahan keterangan
dalam pekerjaan kantor berfungsi
dengan baik.
Penggunaan
5. Bagi saya, penggunaan peralatan kerja
sangat sesuai untuk mendukung kinerja.
6. Bagi saya, penggunaan peralatan kerja
cukup aman untuk mendukung setiap
pekerjaan.
D. Kinerja Pegawai
No Pertanyaan SS S N TS STS
Kualitas Kerja
1. Pegawai mengerjakan tugas sesuai
dengan SOP.
2. Pegawai melakukan pekerjaan dengan
teliti untuk mendapat hasil yang
memuaskan.
Kuantitas Kerja
3. Pegawai mampu menyelesaikan tugas
sesuai waktu yang ditentukan.
4. Pegawai melakukan lembur kerja untuk
menyelesaikan tugas.
Tanggung Jawab
5. Pegawai bertanggung jawab penuh
terhadap pekerjaan.
6. Pegawai menyelesaikan tugas yang
diberikan atasan/pemimpin dengan baik.
Kerja Sama
7. Pegawai memiliki kerja sama yang baik
dalam instnasi baik kepada teman
maupun atasan.
8. Pegawai mampu menerima informasi
dari atasan maupun dari bawahan
dengan baik.
Inisiatif
9. Pegawai mengerjakan tugas tanpa
menunggu perintah dari atasan.
10. Pegawai menyelesaikan tugas yang
sudah menjadi kewajiban dengan baik
dan tanpa menunggu perintah atasan.
LAMPIRAN
4. UJI HETEROSKEDASTISITAS
Data tersebar di atas dan di bawah titik 0 pada sumbu Y, disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas
UJI HIPOTESIS
1. UJI T T TABEL = 2.009
t hitung > t tabel = ADA PENGARUH
t hitung < t tabel = TIDAK ADA PENGARUH