Anda di halaman 1dari 107

SKRIPSI

PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN PENERAPAN


PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURDI DESA
TANAH TOWAKECAMATAN KAJANG
KABUPATENBULUKUMBA

Oleh :

MASDA
201702356

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIRA BHAKTI MAKASSAR
2021

i
PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN PENERAPAN
PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURDI DESA
TANAH TOWAKECAMATAN KAJANG
KABUPATENBULUKUMBA

Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Ujian Sarjana Ekonomi Pada STIE Wira Bhakti

Oleh :

MASDA
201702356

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIRA BHAKTI MAKASSAR
2021

ii
PENGESAHAN PEMBIMBING

JUDUL : PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN


PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD
GOVERNANCE TERHADAP PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DI DESA TANAH TOWA
KECAMATAN KAJANG KABUPATEN
BULUKUMBA.
Mahasiswa yang mengajukan:

NAMA MAHASIAWA : MASDA


STAMBUK : 2017 02 358
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
KONSENTRASI : SUMBER DAYA MANUSIA
Setelah dikonsultasikan dan diperbaiki, Skripsi ini telah memenuhi syarat untuk

diujiankan.

Disetujui:

Dr. Indira Basalamah, SE., M.Si Hj. Sumarni. S, SE.,M.Si


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui

Ketua STIE Wira Bhakti Makassar Ketua Prodi Manajemen

Dr. Abdul Rahman, SE.,MM Dr. Yassir, SE.,MM

iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wira Bhakti
Makassar Nomor :0 /B/ / /STIEWB/2021 Pada Hari Tanggal 2021,
Skripsi ini telah dipertahankan didepan penguji. Maka Panitia, Penguji dan
Pembimbing menyatakan bahwa :

Nama :Masda

NIM :2017 02 358

Jurusan :Manajemen

Konsentrasi :Sumber Daya Manusia

Judul Skripsi : PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN


PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD
GOVERNANCE TERHADAP PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DI DESA TANAH TOWA
KACEMATAN KAJANG KABUPATEN
BULUKUMBA.
Dinyatakan Lulus Dalam Ujian Akhir/Skripsi.

Tim Penguji :

1. .......................................................... 1. .......................
2. .......................................................... 2. ....................
3. .......................................................... 3. ......................
4. .......................................................... 4. ....................

Mengetahui :

Ketua STIE Wira Bhakti Ketua Prodi Manajemen

Dr. Abdul Rahman, SE.,MM Dr. Yassir, SE,MM

iv
ABSTRAK

Masda 2021. : Pengaruh Implementasi Kebijakan dan Penerapan Prinsip-


prinsip Good Governance Terhadap Pembangunan Infrastruktur di Desa Tanah
Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukmba. (Dibimbing oleh Dr.Indira
Basalamah, SE.,M.Si dan Hj. Sumarni. S, SE., M.Si). Skripsi STIE Wira Bhakti
Makassar.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembangunan


infrastruktur dengan menerapkan implementasi kebijakan di Desa Tanah Towa
Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Untuk mengetahui pembangunan
infrastruktur dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance di Desa Tanah
Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Untuk menguji implementasi
kebijakan dan penerapan prinsip-prinsip good governance terhadap pembangunan
infrastruktur di Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Dalam penelitian ini dilakukakan analisis terhadap data-data yang


diperoleh beruapa analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif meliputi uji validitas
dan reliabilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis meliputi uji F dan uji t serta uji
analisis koefisien determinasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisi
regresi linier berganda yang berfungsi untuk membuktikan hipotesis penelitian.

Berdasarkan hasil pengukran hipotesis secara simultan maupun parsial


diperoleh bahwa implementasi kebijakan dan penerapan good governance
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembangunan infrastruktur di Desa
Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Kata kunci: Implementasi Kebijakan, Good Governance, Pembangunan


Infrastruktur.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt., seru sekalian alam, salawat dan salam semoga

tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw., para sahabat, keluarga

serta pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa sejak persiapan dan proses penelitian ini terdapat

banyak kesulitan dan tantangan yang dihadapi, namun berkat ridha dari Allah

swt., dan bimbingan dari berbagai pihak maka segala kesulitan dan tantangan

yang dihadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, lewat tulisan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang turut

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengucapkan permohonan maaf dan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada ayahanda Sain dan ibunda Nuro’ tercinta yang dengan penuh

cinta dan kesabaran serta kasih sayangnya dalam membesarkan serta mendidik

penulis serta kepada sepupu tercinta dan sahabat-sahabat saya yang selalu

memberikan semangat kepada penulis. Begitu pula penulis mengucapkan terima

kasih kepada::

1. Bapak Drs. H. A. Mustaman., MM selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Wira Bhakti Makassar.

2. Bapak Dr. Abdul Rahman, SE.,MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Wira Bhakti Makassar yang telah banyak membantu penulis dalam

penyelesaian.

vi
3. Ibu Dr. Indira Basalamah,SE.,M.Si dan Ibu Hj. Sumarni, SE.,M.Si masing -

masing selaku Pembimbing I dan Pembimbing II, yang banyak meluangkan

waktu dalam memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat penulis rampung.

4. Bapak Dr. Yassir, SE,MM selaku Ketua Program Studi Manajemen Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Wira Bhakti Makassar yang banyak membantu dan

memberikann petunjuk penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Seluruh dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wira Bhakti Makassar

yang telah membantu penulis sejak mengikuti perkuliahan.

6. Bapak Salam selaku kepala desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba beserta karyawan yang telah membantu penulis dalam

pengumpulan data selama dalam penelitian.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak sempat penulis sebut

namanya satu-persatu.

8. Kepada seluruh teman-teman kelas dan teman seangkatan saya terima kasih

telah menemani saya sampai sejauh ini.

Mudah–mudahan atas semua bantuannya mendapatkan imbalan yang

setimpal dari Allah SWT. Aamiin

Makassar, / /2021
Penulis

Masda
NIM. 2017 02 358

vii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Masda

NIM : 2017 02 358

Jenjang : Strata Satu (S1)

Program Studi : Manajemen

Konsentrasi : Sumber Daya Manusia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil


karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang
lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Jika dikemudian hari
terbukti merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain secara
keseluruhan atau sebagian besar, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh
karenanya batal demi hukum.

Makassar, /2021
Penulis

Masda
NIM.2017 02 358

viii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul...................................................................................................i

Halaman Judul.......................................................................................................ii

Halaman Persetujuan Pembimbing.....................................................................iii

Halaman Pengesahan Penguji..............................................................................iv

Abstrak..................................................................................................................v

Kata Pengantar......................................................................................................vi

Pernyataan Penulis................................................................................................vii

Daftar Tabel...........................................................................................................viii

Daftar Gambar.......................................................................................................xi

Daftar Tabel...........................................................................................................xii

Daftar Lampiran....................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1

B. Masalah Pokok......................................................................................4

C. Tujuan Penelitian..................................................................................4

D. Manfaat Penelitian................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................7

A. Kajian Teoritis......................................................................................7

1. Implementasi Kebijakan..................................................................7

2. Good Governance............................................................................16

3. Pembangunan Infrastruktur.............................................................23

ix
B. Penelitian Terdahulu.............................................................................32

C. Kerangka Pikir......................................................................................39

D. Hipotesis...............................................................................................41

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................42

A. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................42

B. Metode Pengumpulan Data...................................................................42

C. Jenis dan Sumber Data..........................................................................43

D. Populasi dan Sampel.............................................................................44

E. Metode Analisis....................................................................................46

F. Definisi Operasional ............................................................................51

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................52

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.....................................................52

B. Struktur Organisasi Lokasi Penelitian..................................................66

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................67

A. Hasil Penelitian.....................................................................................67

B. Pembahasan...........................................................................................78

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................82

A. Kesimpulan...........................................................................................82

B. Saran.....................................................................................................83

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................84

x
DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pikir.............................................................................................40

2. Letak Geografis Lokasi Penelitian...............................................................53

3. Struktur Organisasi Lokasi Penelitian..........................................................66

4. Uji Normalitas..............................................................................................70

xi
DAFTAR TABEL

1. Luas Wilayah...............................................................................................57

2. Jumlah Penduduk.........................................................................................58

3. Pendidikan Masyarakat................................................................................58

4. Potensi Sumber Daya Manusia....................................................................60

5. Distribusi Jenis Kelamin..............................................................................68

6. Distribusi Pendidikan Terakhir....................................................................68

7. Uji Validitas Instrumen Implementasi Kebijakan........................................69

8. Uji Validitas Instrumen Good Governance..................................................69

9. Uji Validitas Instrumen Pembangunan Infrastruktur...................................69

10. Uji Reliabilitas.............................................................................................70

11. Uji Multikolinieritas.....................................................................................71

12. Uji Heteroskedastisitas................................................................................72

13. Uji Analisis Regresi Berganda.....................................................................73

14. Uji F.............................................................................................................76

15. Analisis Koefisien Determinasi...................................................................77

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Olahan SPSS........................................................................................87

2. Dokumentasi Penelitian..............................................................................

3. Permohonan Izin Melaksanakan Penelitian................................................

4. Surat Rekomendasi....................................................................................

5. Izin Penelitian............................................................................................

6. Surat Keterangan Pernah Meneliti.............................................................

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini masih dalam

proses tahap pembangunan infrastruktur yang tersebar diberbagai wilayah

untuk menunjang perkembangan ekonomi masyarakat.Pembangunan daerah

merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan dan

meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk

melaksanakan tugas dalam mewujudkan tujuan masyarakat adil dan makmur

yang termaktub dalam Undang-Undang 1945 pasal 1 ayat (4) yang berbunyi,

infrastruktur adalah fasilitas teknik, fisik, sistem, perangkat keras, dan lunak

yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat dan

mendukung jaringan struktur agar pertumbuhan ekonomi dan sosial

masyarakat dapat berjalan dengan baik.

Penyelenggaraan pelayanan membutuhkan infrastruktur guna

peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia, meningkatkan

produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta peningkatan

kemakmuran nyata keberlanjutan fisika, dan pengaruhnya terhadap pasar

tenaga kerja. Dalam meningkatkan pembngunan yang berkelanjutan

sebagaimana yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa pasal 26 ayat 4 (f) menyebutkan bahwa kepala desa memiliki

kewajiban dalam melaksanakan prinsip tata pemerintah desa akuntabel,

1
transparan, profesional, efektif dan efesien, bersih, serta dari kolusi, korupsi

dan nepotisme.

Kepala desa memegang peranan penting dalam kelangsungan

pemerintah di desa karena menentukan segala penyelenggaraan pemerintah.

Adanya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan

peluang lebih besar bagi terlaksananya asas desentralisasi, dekonsetrasi dan

tugas pembangunan; serta prinsip-prinsip otonom daerah sehingga pemerintah

desa mampu menyelengarakan tugas-tugas pemerintah, pembangunan, dan

pelayanan kepada masyarakat (public service) secara optimal dan tidak

bergantung lagi kepada pemerintah pusat (sentralisasi) sebagaimana era

pemerintah sebelumnya.

Desa adalah satuan pemerintahan yang terendah di bawah pemerintahan

kabupaten/kota. Pemerintahan desa dipimpin oleh kepala desa yang bertugas

menyelenggarakan urusan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan

yang dibantu dengan perangkat desa. Desa Tanah Towa merupakan salah

desa Adat yang berada di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Desa

Tanah Towa merupakan desa yang jauh dari ibu Kota Kabupaten, hingga saat

ini pembangunan infrastruktur sangat minim diberapa dusun diantaranya;

dusun tombolo, dusun bongkina dan dusun pangi. Sehingga pemerintah

diharapkan dapat hadir dan menanggulanginya dengan cepat dan tepat.

Penelitian tentang ‘’Pengaruh Implemenetasi kebijakan dan penerapan

Good Governance pengelolaan infrastruktur di Desa Tanah Towa Kecamatan

Kajang Kabupaten Bulukumba” telah diteliti olehMeida Anggraeni Setywati


(2014) yang berjudul “Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan (PPIP) di Kabupaten Temanggun Tahun 2014” dari hasil penelitian

menunjukkan bahwaProgram Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)

di Temanggung pada tahun 2010-2014 sudah di Implementasikan dengan

baik. Terlihat dalam program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) di

Desa Getas Kecamatan Kalora telah mencapai tujuan Program Pembangunan

Infrastuktur (PPIP) diantaranya pengatasan kemiskinan dan pemberdayaan

perempuan dalam program tersebut. Untuk yang pertama yaitu pengetasan

kemiskinan dengan cara menunjang perbaikan perekonomian masyaratat di

Desa Getas. Berupa pembangunan jalan yaitu rabat beton yang sehari-hari

digunakan masyarakat untuk pergi kesawah, kepasar, untuk menjual gasil

panennya, pergi bekerja dan sebagainya menjadi lebih efesien. Lebih lanjut

penelitian yang dilakuakan oleh Giffried R.Rumpia Burhanuddin Kiay, Helly

F.Kolonda (2019) hasilnya menunjukkan bahwa “Program pembanguan

Infrastruktur Perdesaan di Desa Bulude jika dilihat dari tiga indikator

efektifitas mulai dari pencapaian tujuan dalam pelaksanaan program tersebut

sudah tepat waktu dan tepat sasaran dan untuk indikator yang kedua yaitu

integrasi, dimana program tersebut telah atau sudah pernah disosialisasikan

dalam musyawarah desa dan indikator yang ketiga yaitu adaptasi dimana

untuk perencanaan program dan pelaksanaannya dilapangan sudah bertahap

dan sesuai dengan ketentuannya. Dan untuk indikator kedua yaitu sudah

dikategorikan baik karena untuk masing-masing indikator sudah mencapai

keberhasilan dan keefektivan program tersebut”. Masih beragamnya hasil


penelitian terdahulu sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian

lanjutan.

Maka dari itu peneliti mengambil judul,‘’pengaruh implementasi

kebijakan dan penerapan prinsip-prinsip good governance pengelolaan

infrastruktur di Desa Tanah Towa Kecamatan KajangKabupaten

Bulukumba’’

B. Masalah Pokok

1. Bagaimana pembangunan infrastruktur dengan menerapkan implementasi

kebijakan di Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba?

2. Bagaimana pembangunan infrastruktur dengan menerapkan prinsip-

prinsipgood governancedi Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba?

3. Apakah ada pengaruh implementasi kebijakan dan penerapan prinsip-

prinsipGood Governance terhadap pembangunan infrastruktur di Desa

Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pembangunan infrastruktur dengan menerapkan

implementasi kebijakan di Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba.

2. Untuk mengetahui pembangunan infrastruktur dengan menerapkan

prinsip-prinsip good governance di Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba.
3. Untukmenguji pengaruh implementasi kebijakan dan penerapan prinsip-

prinsip Good Governance terhada pembangunan infrastruktur di Desa

Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka diharapakan penelitian ini

sebagai bahan masukan serta dapat bermanfaat bagi khalayak banyak, serta

menambah pengetahuan baru tentang Pengaruh Implementasi Kebijakan dan

Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governanceterhadap Pembangunan

Infrastruktur di Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

Adapun manfaat lainnya yaitu sebagai berikut;

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan

dan analisa untuk kepentingan dalam hal penelitian selanjutnya serta

bermanfaat dan menambah wawasan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memperluas cakrawala berpikir peneliti dan

sebagai pengalaman yang berharga dimasa yang akan datang, mampu

mengetahui dan memperdalam tentang bagaimana caranya kita

sebagai pemimpin dimasa yang akan datang dalam menyikapi

problematika pedesaan serta lingkungan masyarakat kelak, serta

sebagai salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Ekonomi.


b. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan khusus

pada bidang Manajemen Sumber Daya Manusia. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat untuk peneliti kedepannya yang dapat

menjadi salah satu sumber referensi dalam mengkaji suatu

pengetahuan khususnya mengenai Pengaruh Implementasi Kebijkan

dan Penerapan Prinsip-Prinsip Good GovernanceTerhadap

Pembangunan Infrastruktur di Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba yang lebih mendalam dan untuk kepentingan

lainnya.

c. Bagi Desa Tanah Towa

Sebagai bahan masukan dan referensi bagi Aparatur Desa, masyarakat

serta anak muda dan para pelajar di Desa Tanah Towa, tentang suatu

pengetahuan khususnya Pengeruh Implementasi Kebijkan dan

Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance terhadap pembangunan

Infrastruktur di Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba. Dalam mengimplementasikan kebijakan yang mampu

mengembangkan serta percepatan pembangunan infrastruktur

berpihak kepada kemajuan yang berdampak baik terhadap masyarakat

dan menujang perekonomian masyarakat sehingga implementasi

kebijakan tidak berpihak pada yang bermaterial tetapi mampu

mensingkronisasikan terhadap kebutuhan masyarakat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian teoritis

1. Implementasi Kebijakan

a. Pengertian Implementasi kebijakan

Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam

proses kebijakan publik, suatu kebijakan atau program harus

diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang

diinginkan. Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian

luas merupakan alat administrasi publik dimana aktor, organisasi,

prosedur, teknik serta sumber daya diorganisasikan secara bersama-

sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan

yang diinginkan. Implementasi melibatkan usaha dari policy makers

untuk mempengaruhi birokrat pelaksana untuk memberikan

pelayanan atau mengatur perilaku kelompok sasaran”.Dalam konsep

tersebut, implementasi kebijakan publik dapat di pandang sebagai

referensi dan nilai dari penguasa sebagai pembuat kebijakan,

sedangkan pejabat administrator selaku birokrat hanyalah pelaksana

kebijakan yang telah ditentukan oleh pembuat kebijakan tersebut.

Birokrat yang akan mempertajam lebih lanjut dari suatu kebijakan

melalui implementasi yang diarahkan kepada masyarakat

sasaranPermasalahan-Permasalahan Dana Desa pada Umumnya

terletak pada kebijakan implementasi, Purwanto dan Sulyastuti

7
(2012) secara ontologi, subjek matteruk memahami fenomena

kebijakan public, seperti:

1) Mengapa kebijakan public diimplementasikan di suatu daerah

2) Mengapasuatu kebijakan public yang sama, yang dirumuskan

oleh pemerintah memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda-

beda ketika diimplementasikan oleh pemerintah daerah

3) Mengapasuatu jenis kebijakan lebih mudah dibandingkan

dengan jenis kebijakan lain

4) Mengapa perbedaan kelompok sasaran kebijkan mempengaruhi

keberhasilan implementasi susatu kebijakan.

Menurut Roman, (2013) berhasil atau tidaknya implementasi

kebijakan tidak hanya disebabkan oleh faktor yang berasal organisasi

atau badan penyelenggara. Kelompok sasaran juga menjadi faktor

yang menentukan berhasil atau tidaknya implementasi dari suatu

kebijakan, selanjunya menurut Edwards disampaikan Wahyuni,

(2013) implementasi kebijakan adalah tahap pembuatan kebijakan

antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi

kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhi. Jika suatu kebijakan

tidak tepat atau tidak mengurangi masalah yang merupakan sasaran

dari kebijakan, maka kebijakan itu mungkin akan mengalami

kegagalan sekalipun kebijkan itu diimplementasikan dengan sangat

baik. Sementara itu, suatu kebijakan yang cemerlang mungkin akan


mengalami kegagalan jika kebijakan tersebut kurang

diimplementasikan dengan baik oleh para pelaksana kebijakan.

Implementasi kebijakan memerlukan berbagai kegiatan

operasional yang rinci, melekat, dan terintegrasikan dalam

kehidupan sehari-hari sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan

kebijakan merupakan kegiatan yang bersifat kompleks, oleh karena

itu diperlukan kesadaran dan pemahaman (pelaku pelaksana

kebijakan) terhadap kompleksitas pelaksanaan kebijakan sehingga

dapat dirumuskan dan dilaksanakan upaya sistematis dan

terencana.Tahap implementasi kebijakan tidak akan dimulai sebelum

tujuan dan sasaran ditetapkan terlebih dahulu yang dilakukan oleh

formulasi kebijakan. Dengan demikian, tahap implementasi

kebijakan terjadi hanya setelah undang-undang ditetapkan dan dana

disediakan untuk membiayai implementasi kebijakan tersebut.

Implementasi kebijakan merupakan tahap yang bersifat praktis dan

berbeda dengan formulasi kebijakan sebagai tahap yang bersifat

teoritis.

Menurut Anderson, (2012) dengan mengemukakan bahwa

implementasi dimaknai sebagai pengelolaan hukum (karena

kebijakan telah disahkan dalam bentuk hukum) dengan mengerahkan

semua sumber daya yang ada agar kebijakan tersebut mampu

mencapai atau mewujudkan tujuannya. Implementasi dipahami

sebagai suatu proses menjalankan, menyelenggarakan atau


mengupayakan agar altenatif-alternatif yang telah diputuskan dapat

berjalan sesuai ketentuan dengan memanfaatkan sumber daya yang

dimiliki oleh pelaksana. Rumusan-rumusan kebijakan yang bersifat

dalam produk hukum, baru nyata dan kongkrit setelah

diimplementasikan secara nyata untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki.

a) Komunikasi

Pada era sekarang, pembangunan di segala bidang dengan

giatnya dilaksanakan mulai dari pembangunan di perkotaan

maupun di pedesaan. Demi kelancaran dan keberhasilan dalam

pembangunan yang ingin dicapai dan tepat sasaran. Tentunya,

pembangunan yang di capai tidak terlepas dari kebutuhan

masyarakat setempat. Maka dari itu diperlukan sebuah

komunikasi antara pemerintah sebagai pihak yang hendak

membangun dengan masyarakat sebagai sasaran dari

pembangunan tersebut, sehingga pembangunan yang dijalankan

bisa sesuai dengan apa yang diharapkan. Keberhasilan pada

pembangunan tentunya tidak terlepas dari adanya komunikasi

pembangunan, karena komunikasi diartikan sebagai proses

penyampaian pesan yang memiliki makna dari seseorang atau

lebih kepada orang lain dengan tujuan untuk mempengaruhi atau

menciptakan saling pengertian (Cangara: 2020).


Menurut Carl Hovlandmendefiniskan bahwa komunikasi

adalah proses di mana seorang individu (komunikator)

mentransmisikan rangsangan (biasanya simbol verbal) untuk

memodifikasi perilaku individu lain (berkomunikasi). Sementara

itu, kata pembangunan berasal dari bahasa Inggris develop yang

berarti suatu tindakan ke arah perkembangan (developing),

kemajuan (progres), dan pertumbuhan (growth). Dengan

demikian, pengertian development (pembangunan) ialah

perubahan ke arah pola hidup dan nilai-nilai manusia lebih baik.

Pembangunan berarti meningkatkan kondisi kehidupan

masyarakat. Istilah pembangunan menunjukkan adanya

peningkatan, kemajuan, kemandirian, dan kesadaran diri.

Pembangunan menyiratkan perubahan dan ini merupakan

pengertian di mana istilah pembangunan digunakan untuk

menggambarkan proses transformasi sosial, ekonomi, dan

politik di suatu negara.

Meskipun konsep ini sudah diterima secara luas, masih

ada perdebatan tentang apa yang dimaksud dengan kondisi

kehidupan yang lebih baik dan bagian hal itu bisa dicapai.

Dengan pengertian kedua konsep tersebut, komunikasi

pembangunan diartikan sebagai aktivitas manusia yang

membawa informasi tentang ide, benda, tempat, orang, dan

kebijakan melalui manusia untuk memahami orang lain dan juga


dipahami oleh orang lain. Pembangunan tentunya memiliki

tujuan untuk meningkatkan sumber pengetahuan, kesejahteraan,

dan kebebasan setiap individu atau anggota pada masyarakat

agar kehidupan mereka bisa hidup lebih layak dan terjamin

kehidupannya menjadi lebih baik lagi. Maka pentingnya sebuah

komunikasi dalam pembangunan adalah suatu aktivitas atau

proses komunikasi yang berisi pesan-pesan pembangunan guna

untuk meningkatkan pengetahuan, kesejahteraan, dan kebebasan

seseorang individu atau anggota masyarakat agar bisa hidup

lebih layak secara berkesinambungan sampai masa tua nantinya,

atau perbaikan sistem pada suatu institusi seperti lembaga

pemerintahan maupun swasta. Kemudian menjadi lembaga

menjadi tatanan yang lebih baik, dinamis, produktif, efektif, dan

efesien. Komunikasi dalam sebuah perencanaan atau pun dalam

proses pembangunan sebagai seni dan ilmu komunikasi antar

manusia yang diterapkan untuk melakukan transformasi secara

cepat pada suatu negara atau masyarakat dari kondisi

kemiskinan menuju ke suatu pertumbuhan ekonomi yang lebih

dinamis sehingga memungkinkan terjadinya persamaan sosial

yang lebih bear dan pemenuhan/pengembangan secara luas pada

potensi diri manusia.

Komunikasi pembangunan bukan hanya terfokus pada

sektor pembangunan infrastruktur saja. Melainkan juga lebih


luas jangkuannya, yakni pada semua upaya yang digerakkan

untuk peningkatan pengetahuan, kesejahteraan, dan kebebasan

yang masuk dalam ranah atau ruang lingkup studi komunikasi

pembangunan. Begitu luasnya cakupan atau ruang lingkup pada

komunikasi pembangunan, maka ada yang beranggapan bahwa

kajian komunikasi pembangunan merupakan kajian komunikasi

terluas di antara, semua bentuk komunikasi yang ada. Ilmu

komunikasi menjadi kajian hampir di semua bidang studi

termasuk dalam pembangunan. Komunikasi pembangunan

menjadi studi yang multidisiplin sebagaimana halnya ilmu

komunikasi yang menjadi induk juga termasuk dalam

komunikasi pembangunan. Dengan demikian, komunikasi

sangat penting sekali dalam pembangunan, karena komunikasi

menjadi salah satu kendaraan yang bisa digunakan untuk

mengantar ke arah keberhasilan dalam pembangunan sesuai

dengan apa yang diharapkan.

b) Sumber daya

Sumber daya manusia adalah yang terpenting, karena jika

sebuah Negara memiliki suatu Sumber Daya Manusia yang

terampil dan berkualitas maka ia akan mampu mengolah

Sumber Daya Alam yang jumlahnya terbatas.Sumber Daya

Manusia atau SDM ini merupakan faktor penting dalam

pembangunan infrastruktur suatu bangsa sebab memegang


peranan utama yang menggerakkan pembangunan. Maka SDM

menjadi penentu dalam kemajuan suatu bangsa di segala aspek.

Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-

undangotonomi daerah yaitu Undang Undang Nomor 32 Tahun

2004 Tentang Pemerintahan Daerah sejalan juga dengan

undang-undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah. Pembangunan nasional akan terwujud apabila didukung

oleh situasi dan kondisi yang tertib dalam menyelenggarakan

pemerintahan baik dipusat maupun didaerah termasuk ditingkat

Desa. Dalam Undang-undang No 6 tahun 2014 tentang Desa

pada pasal 26 mengatakan. Kepala desa bertugas

menyelenggarakan Pemerintahan desa, melaksanakan

Pembangunan Desa. Pembinaan kemasyarakatan desa, dan

pemberdayaan masyarakat desa. Berdasarkan Undang-undang

tersebut jelas diamanatkan kepada kepala desa untuk

menyelengarakan pembangunan desa, Tentunya dengan

kapasitas yang diberikan kepadanya salah satunya menggunakan

partisipasi masyarakat. Untuk menggerakan masyarakat dalam

partisipasinya terhadap pembangunan infrastruktur desa .

Peran Kepala Desa sangat menentukan pembangunan

desa. Untuk mengerakan masyarakat partisipasinya dalam

pembangunan, diperlukan adanya tenaga/unsur penggerak untuk

menggerakan dan mengarahkan kemampuan masyarakat untuk


mewujudkan cita-cita pembangunan dalam hubungan ini, maka

kepala desa sebagai kepala desa memegang peranan yang

menentukan. Sebagai pimpinan tertinggi dan penanggung jawab

pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, ia harus mampu

menegemban tugas yang dibebankan kepadanya yang saling

kait-mengait termasuk tugas pembangunan yang multidimensial.

Dalam hal ini pemerintah harus mampu mengkoordinasikan

sebagi unit dalam pemerintahan agar dapat menggunakan fungsi

mereka dengan baik dan memberikan kontribusi yang nyata bagi

proses pembangunan.

Pembangunan yang dilaksanakan ditingkat Desa atau

Kelurahan merupakan realisasi pembangunan nasiaonal. Untuk

menunjang pembangunan di desa peran serta Kepala Desa serta

partisipasi seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan. Kepala

Desa merupakan penyelenggara dan penanggungjawab atas

jalannya roda pemerintahan dan pembangunan infrastruktur

didalam wilayahnya.

c) Disposisi atau sikap

Disposisi atau sikap pelaksana merupakan komitmen

pelaksana terhadap program. Struktur birokrasi didasarkan pada

prosedur operasional standar yang mengatur tata aliran

pekerjaan dan pelaksanaan kebijakan. Jaminan kelancaran

implementasi kebijakan adalah diseminasi yang dilakukan


secara baik. Syarat pengelolaan diseminasi kebijakan ada empat,

yakni:

 Adanya respek anggota masyarakat terhadap otoritas

pemerintah untuk menjelaskan perlunya secara moral

mematuhi undang-undang yang dibuat oleh pihak

berwenang

 Adanya kesadaran untuk menerirna kebijakan. Kesadaran

dan kemauan menerima dan melaksanakan kebijakan

terwujud manakala kebijakan dianggap logis

 Keyakinan bahwa kebijakan dibuat secara sah, dan

 Pemahaman bahwa meskipun pada awalnya suatu kebijakan

dianggap kontroversial, namun seiring dengan perjalanan

waktu maka kebijakan tersebut dianggap sebagai sesuatu

yang wajar dilaksanakan.

2. Good Governance

a. Penegertian Good Governance.

Istilah good governance seringkali disebut tata kelola yang

baik dalam pemerintahan untuk menyelenggarakan kesejahteraan.

Dalam pelaksanaannya, prinsip good governance di setiap

penyelanggaraan pemerintahan berperan untuk menciptakan

pemerintahan yang bersih. Setiap aktivitas pada instansi pemerintah

dapat senantiasa mengaplikasikan konsep good governance, begitu


juga dalam pengelolaan pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah

Desa.

Good governance merupakan suatu bentuk manajemen

pembangunan, yang disebut Administarasi pembangunan. Pemrintah

menjadi agen of change dari suatu masyarakat dalam negara

berkembang. Pemerintah mendorong pembangunan suatu daerah

melalui kebijakan perencanaan infrastruktur yang penting.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) mengartikan good

governance sebagai proses penyelenggaraan kekuasaan negara

dalam melaksanakan penyedian public good and services. LAN

menegaskan bahwa dilihat dari segi functional aspect,

governancedapat ditinjau dari apakah pemerintah telah berfungsi

secara efektif dan efesien dalam upaya mencapai tujuan yang telah

digariskan atau sebaliknya.

Good governance menurur LAN mengandung dua pengertian.

Pertama, nilai-nilai yang menjujung tinggi keinginan atau kehendak

rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat

yang dalam pencapaian tujuan (nasioanal) kemandirian,

pembangunan yang berkelanjutan. Kedua, aspek-aspek fungsional

dari pemerintah yang efektif dan efesien dalam pelaksanaan

tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Wujud good

governance menurut LAN adalah penyelenggaraan pemerintah

negara yang solid dan bertanggung jawab serta efesien dan efektif
dengan menjaga “kesinergisan” interaksi yang konstruktif diantara

domain-domain negara, sektor swasta dan masyarakat. Dalam

mewujudkan pemerintahan, pemerintah dalam menjalannkan roda

kepemerimerintahan harus melibatkan masyarkat dalam

mengembangkan suatu daerah. Di antaranya sebagai berikut

1) Prinsip Partisipasi

Sedarmayanti (2012) menyatakan bahwa makna prinsip

partisipasi yang harus dikembangkan dalam mewujudkan

kepemerintahan yang baik adalah setiap orang atau

wargamasyarakat, baik laki–laki maupun perempuan memiliki

hak suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan.

Cohen dan Uphoff (dalam Siti Orene A.D, 2011) memaknai

bahwa partisipasi masyarakat dalam mewujudkan

kepemerintahan yang baik tidak hanya pada tahap pengambilan

keputusan, namun hampir pada setiap tahapan terdapat peran

dan partisipasi dari masyarakat mulai dari tahap pengambilan

keputusan hingga tahap evaluasi. Artinya, peran masyarakat

sangat penting dalam setiap kegiatan dan program pemerintah.

Pemerintah desa memberikan ruang bagi masyarakat

untuk terlibat dalam perencanaan penggunaan Dana Desa

melalui media seperti pertemuan atau musyawarah desa.

Pemerintah Desa harus melibatkan unsur masyarakat yang ada

di desa seperti kelompok petani, kelompok perempuan,


kelompok pemuda, masyarakat miskin, hingga kelompok

disabilitas. Pemerintah Desa menstimulasi keterlibatan

masyarakat desa mulai dari tingkat paling bawah yaitu

Musyawarah Dusun, Musyawarah Desa, dan juga Musyawarah

Rencana Pembangunan Desa. Keterlibatan masyarakat

merupakan suatu hal yang sangat penting karena Dana Desa ini

sesuai dengan tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat

sehingga partisipasi masyarakat harus digerakan dan diakomodir

oleh Pemerintah Desa demi tercapainya tujuan tersebut.

Terkait pentingnya sifat proaktif pemerintah dalam

partisipasi masyarakat sesuai dengan hasil studi Zulkifli,

Rahman, Mohamed, etal (2016) yang juga menemukan bahwa

tata pemerintahan yang baik dan partisipasi publik saling terkait

satu sama lain. Namun, karena masyarakat memiliki persepsi

negatif terhadap Pemerintah Daerah, masalah ini dapat

menyebabkan rendahnya keterlibatan dalam program mereka.

Pemerintah Daerah harus bersahabat dengan publik dan

menjelaskan fungsinya kepada publik. Seharusnya juga ada sesi

dialog dengan publik mengenai masalah lokal. Pemerintah

daerah harus mengatur program untuk meningkatkan hubungan

yang baik dengan penduduk setempat. Pemerintah Daerah juga

dapat mengambil inisiatif untuk menghabiskan waktu mereka

dan mengirim perwakilan untuk melakukan sesi khusus seperti


sesi terbuka dengan penduduk setempat sehingga mereka tahu

bahwa suara mereka didengar.

Permendagri No. 20 Tahun 2018 menegaskan bahwa

pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa dilakukan dengan

melibatkan partisipasi masyarakat untuk memperluas

kesempatan kerja dan pemberdayaan masyarakat setempat.

Selaras dengan hal ini, Pemerintah Desa perlu melibatkan

masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa.

Pemerintah Desa menggunakan tenaga kerja yang ada di desa

untuk pemberdayaan masyarakat dan memberikan lapangan

pekerjaan.

a) Prinsip Transparansi

Kristiantem yang dikutip dalam Rahmawati (2015)

menyebutkan bahwa transparansi dapat diukur melalui

beberapa indikator yaitu, kesediaan dan aksesibilitas

dokumen, kejelasan dan kelengkapan informasi,

keterbukaan proses, kerangka regulasi yang menjamin

transparansi.Dengan adanya transparansi ini masyarakat

bisa membandingkan nilai rupiah yang dilaporkan dengan

wujud pembangunan infrastruktur yang ada di lapangan.

Jika sudah sesuai dengan yang dilaporkan tentu tidak akan

ada permasalahan kemudahan dalam mengakses informasi

diwujudkan dengan disediakannya media–media


transparansi seperti baliho Info Grafik APBDes (anggaran

Dana Desa terakumulasi di sini) yang dipasang di halaman

kantor balai desa dimana media ini merupakan media

transparansi yang wajib ada bagi setiap desa, kemudian juga

mengadakan sosialiasai kepada masyarakat di pertemuan-

pertemuan dengan membagikan brosur, dan memasang

papan proyek ketika ada kegiatan pembangunan

infrastruktur di desa dengan penggunaan Dana Desa dimana

semua informasi tertera di situ mulai dari besaran anggaran

dan waktu pelaksanaan sehingga masyarakat dapat

melihatnya.

Menurut hasil studi Zulkifli, Rahman, Mohamed, etal

(2016) akhirnya, untuk menjalankan tata kelola yang baik,

Pemerintah Daerah harus transparan. Hal ini dapat dicapai

dengan menjelaskan anggaran yang diperluas melalui

pendapatan yang dikumpulkan dan menginformasikan

kepada publik bagaimana uang yang dikumpulkan

dihabiskan untuk memberi manfaat kepada penduduk

setempat.

b) Prinsip Akuntabilitas

Akuntabilitas yaitu tanggungjawab pemerintah

terhadap tugas yang diberikan serta kebijakan atau

keputusan yang diambil, sehinggah dalam


mengimplemnetasikan kebijakan terhadap pembengunan

tersalurkan dengan baik. Dengan melibatkan masyarakt dan

merimah kritik serta masukan yang bisa melancarkan

segalah kebijakan pemerintahan.

Akuntabilitas merupakan kewajiban pejabat-pejabat

publik untuk melaporkan kegiatan mereka kepada warga

negara, dan hak masyarakat untuk mengambil tindakan

untuk menentang para pejabat publik itu yang dalam

melakukan tugas mereka tidak memberi kepuasan kepada

warga negara sebagai suatu unsur utama, atau barangkali

merupakan sesuatu yang esensi dalam demokrasi.

Masyarakat tidak berhak mengetahui tentang

keuangan publik, tapi masyarakat memiliki hak atau

wewenang yang besar untuk mengetahui bagaimana

pemerintah mengelola keuangan yang telah diamanatkan

tersebut. Dengan adanya publikasi laporan secara berkala,

masyarakat berkesempatan ikut menilai

pertanggungjawaban dana desa, khususnya untuk

mengetahui sumber dan penggunaan dana tersebut serta

untuk mengevaluasi apakah pemerintah telah mengelola

dana secara tepat dan bermanfaat bagi peningkatan

kesejahteraan rakyat.
Pada dasarnya akuntabilitas pemerintah desa terhadap

program pembangunan fisik menjadi contoh nyata yang bisa

dilihat langsung hasilnya. Selain itu masyarakat juga bisa

merasakan langsung apakah pelayanan publik tentang

program yang dilaksanakan pemerintah tersebut sudah

memberikan kepuasan kepada masyarakat.

Maka dapat simpulkan bahwabetapa pentingnya

pembangunan infrastruktur khususnya pembangunan jalan

dikarenakan sangat pentingnya perbaikan jalan agar tidak

menghambat perekonomian masyarakat serta

membahayakan seluruh pengguna jalan.

3. Pembangunan Infrastruktur

a. Pengertian Pembangunan Infrastruktur

Infrastruktur merupakan kebutuhan dasar fisik yang diperlukan

seperti jalan, jalurkereta api, jembatan, kelistrikan, telekomunikasi,

pengairan/irigasi dan bandar udara yang bertujuan untuk

pengorganisasiaan sistem struktur yang diperlukan agar ekonomi

dapat berjalan.Dengan tersedianya infrastruktur fisik secara

memadai, akan mendukung kelancaran aktivitas ekonomi

masyarakat, distribusi aliran produksi barang dan jasa.

Manfaat InfrastrukturMenurut Sidarto (2018) besarnya aspek

infrastrukturmemberikan banyak manfaat dalam menopang

pembangunan ekonomi dan sosial suatu negara yaitu:


1) Meningkatkan konektivitas antarwilayah atau antarnegara

2) Meningkatkan produktivitas suatu wilayah atau negara

3) Meningkatkan efisiensi dalam alokasi sumber daya

4) Mempercepat pemerataan pembangunan suatu wilayah atau

negara mendorong investasi baru yang masuk ke wilayah atau

negara tersebut.

Ketidaktersediaan infrastruktur yang memadai akan

berdampak buruk bagi suatu wilayah atau negara seperti rendahnya

kualitas hidup, kesulitan dalam pemberantasan kemiskinan, serta

menurunkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing, oleh karena itu

setiap negara berupaya untuk terus menambah ketersediaan

infrastruktur dalam rangka memprcepat pembangunan, baik

pembangunan ekonomi maupun sosial, guna meningkatkan taraf

hidup masyarakatnya lebih sejahtera.

Tujuan pembangunan ada dua tahap. “Pertama, pada

hakikatnya pembangunan bertujuan untukmenghapuskan

kemiskinan. Apabila tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya,

maka tahap kedua adalah menciptakan kesempatan-kesempatan bagi

warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala

kebutuhannya. Untuk mencapai keberhasilan pembangunan tersebut,

maka banyak aspek atau hal-hal yang harus diperhatikan, yang di

antaranya adalah keterlibatan masyarakat di dalam pembangunan.


Dalam hal pembangunan fisik atau infrastruktur, Bachtiar

Effendi, (2014) menyebutkan bahwa pentingnya infrastruktur

sebagai penunjang pelaksanaan pembangunan yang memadai yang

berupa ketersediaan fasilisilitas pelayanan publik baik prasarana

jalan, air bersih, listrik, jembatan, sarana pendidikan, sarana ibadah,

transportasi, irigasi, teknologi dan komunikasi bertujuan agar

masyarakat dapat begerak lebih dinamis dan mempermudah kegiatan

ekonomi.Besarnya aspek infrastruktur memberikan banyak manfaat,

terutama dalam menopang pembangunan ekonomi dan sosial negara

yaitu meningkatkan konektivitas antara wilayah antar negara,

meningkatkan produktivitas suatu wilayah atau negara, efesiensi

dalam alokasi sumber daya, mempercepat pemerataan pembangunan

suatu wilayah atau negara dalam mendorong investasi baru yang

masuk ke wilayah atau negara tersebut.

Susantono, (2012) berpendapat bahwa Pembangunan

infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk

mempercepat proses pembangunan nasional maupun regional.

Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah satu

roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi

dan investasi suatu negara maupun daerah tidak dapat dipisahkan

dari ketersedian infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi,

sanitasi, dan energi. Inilah yang menyebabkan pembangunan

infrastruktur menjadi fondasi dari pembangunan ekonomi yang


berkelanjutan. Bertambahnya infrastruktur dan perbaikannya oleh

pemerintah diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi membangun

infrastruktur meliputi seperti jalan dan jembatan. Beberapa literatur

teori pertumbuhan ekonomi baru menjelaskan pentingnya

infrastruktur dalam mendorong perekonomian. Infrastruktur sebagai

input dalam mempengaruhi output serta merupakan sumber yang

mungkin dalam batas-batas kemajuan teknologi yang dapat

memunculkan eksternalitas pada pembangunan ekonomi sebaiaman

yang kemukanakan Schwab dalam Rendy (2013).

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembanguan

nasional di arahkan untuk mengembangkan daerah menyerasikan

laju pertumbuhan antaradaerah, antarkota, antardesa, antar kota dan

desa, antarsektor, serta pembukaan dan percepatan pembangunan

kawasan tertinggal, daerah terpencil, daerah minus,daerah kritis,

daearah perbatasan, dan daerah terbelakang lainnya, yaitu

disesuaikan dengan prioritaskan dan potensi daerah yang

bersangkutan sehingga terwujud pola pembanguan yang merupakan

perwujudan Wawasan Nusantara.Pembangunan daerah bertujuan

meningkatkan taraf hidup dan kesejehteraan rakyat di daerah melalui

pembangunan yang serasi dan terpadu antarsektor maupun antar

pembangunan sektoral dengan perencenaan pembanguan daerah

yang efesien dan efektif menuju tercapainya kemandirian dan

kemajuan yang merata diseluruh polosok tanah air.


b. Proses pembangunan Infrastruktur

Dalam proses perencanaan anggaran, kementerian teknis

selaku pemilik proyek perlu segera melakukan peningkatan kualitas

perencanaan kebutuhan tanah agar nominal kebutuhan dana yang

dihasilkan dari proses ini semakin mencerminkan kebutuhan

berdasarkan riil. Ini akan berdampak pada efisiensi pengadaan.

Alokasi yang ada di APBN harus dijaga kredibilitasnya. Dan hal ini

hanya akan terwujud apabila dalam perencanaan PSN (skema

pendanaan pengadaan tanah proyek strategis nasional) dilakukan

dengan tepat dan efektif,” tambahnya.

Selain itu, setiap pemangku kepentingan diharapkan mampu

menjaga tata kelola yang baik dan melakukan pengawasannya. setiap

pemangku kepentingan diharapkan dapat menjaga tata kelola yang

baik atau good governances dan memiliki perangkat pengawasan

serta mekanisme quality assurance yang memadai, Diperlukan

kolaborasi antar para pihak semakin baik dan peningkatan peran

KPPIP dalam mempercepat harmonisasi peraturan dan kebijakan

pembebasan tanah. Dalam proses perencanaan dan penentuan

prioritas proyek sangat penting. Dengan adanya dinamika perubahan

prioritas proyek, eksekusi penyelesaian proses pembayaran tanah

yang penuh ketidakpastian dan kondisi fiskal yang terbatas, KPPIP

diharapkan dapat bersikap tegas dalam menentukan prioritas

pembangunan.
Pemerintah diharap kolaborasi antara Kementerian Keuangan

selaku pengelola fiskal dan kementerian teknis selaku pemilik

proyek semakin meningkat. Dan KPPIP dapat memainkan peran

koordinasi yang lebih efektif, khususnya dalam mengawal

harmonisasi peraturan atau kebijakan yang terkait dengan

pembebasan tanah, pentingnya semua pihak terkait mengawal proses

dan kelengkapan dokumen sehingga penggantian dana talangan

kepada badan usaha bisa lebih cepat dicairkan, guna meningkatkan

percepatan penggantian dana talangan oleh badan usaha, kiranya

diperlukan upaya secara bersama-sama dari seluruh pihak yang

terkait mulai dari panitia perijinan tanah atau P2T (Pelayanan

Perijinan Terpadu) yakni Kementerian ATR (Kementerian Agraria

dan Tata Ruang) atau BPN (Badan Pertanahan Nasional) tempatnya

Bu Arie (Arie Yuriwin, Direktur Jenderal Pengadaan Tanah), pejabat

pembuat komitmen atau PPK dari unsur kementerian-lembaga

hingga BPKP yang mengawal proses pendanaan pengadaan tanah ini

untuk PSN ini agar mengawal sedini mungkin proses pelaksanaan

pengadaan tanah terhadap kualitas dan terutama kelengkapan

dokumentasinya yang menjadi titik krusial terkait dengan

pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.

c. Tujuan Pembangunan Infrastruktur

Dampat ketidak tersediaan infrastruktur yang memadai akan

berdampak buruk bagi suatu wilayah atau negara seperti rendahnya


kualitas hidup, kesulitan dalam pemberantasan kemiskinan, serta

menurunkan pertumbuhan ekonomi daya saing, oleh karena itu

setiap wilayah atau negara berupaya untuk terus menambah

ketersediaan infrastruktur dalam rangka mempercepat pembangunan,

baik pembangunan ekonomi maupun sosial, guna meningkatkan

taraf hidup masyarakat lebih sejahtera.

Hal seperti ini merupakan kesempatan untuk kalian untuk turut

serta dan turut andil dalam infrastruktur negara sendiri yaitu

Indonesia. Kalian juga bisa dibilang ikut serta memberikan

kontribusi untuk membangun Indonesia dalam hal seperti

ini.Perencanaan pembangunan yang partisipatif, terbuka, berpihak,

cermat, efisiensi dan efektif pada masyarakat, dan berkelanjutan

memiliki peran yang strategis dalam kerangka ekonomi daerah,

karena perencanaan pembangunan Desa merupakan dasar dari

pembangunan nasional, dan partisipasi masyarakat merupakan modal

utama keberhasilan dalam suatu pembangunan. Jadi sudah jelas

bahwa yang paling diutamakan dalam perencanaan pembangunan

Desa adalah Pemerintah Desa, biar bagiamana pun dalam

menentukan pembangunan, pemerintah Desa sebagai haluan dalam

melaksnakan pembangunan. Karena perencanaan telah dibuat oleh

lembaga masyarakat bersama Kepala Desa akan menetukan suatu

pembangunan dan kemajuan Desa. Maka barulah dilakukan suatu

usaha dalam menggalang kekuatan untuk perencanaan pembangunan


Desa sehingga didalam pembangunan dapat dijalankan dengan baik

serta bisa berkembang secara teratur.

Menurut Sjafrizal (2016) perencanaan pembangunan daerah

pada dasarnya adalah bersifat multidisipliner karena cakupannya

yang luas meliputi aspek geografi, ekonomi, sosial, politik,

pemerintahan dan fisik. Dari berbagai penjelasan teori para ahli

diatas, maka dapt penulis menjabarkan bahwa dengan melakukan

perencanaan yang matang maka kemungkinan-kemungkinan atau

akibat yang tidak diinginkan ketika melakukan sesuatu pekerjaan

dapat diminimalisir. Karena perencanaan yang produktif merupakan

syarat bagi setiap pekerjaan untuk mewujudkan tujuan yang optimal.

Dalam kerangka ini, maka perencanaan dalam suatu pekerjaan yang

matang harus memperhatikan sistem pertangung jawaban yang tepat,

jelas, dan legitiminasi. Sehingga aktivitas pekerjaan yang

dilaksanakan dapat berlangsung berdaya guna bersih dan tangung

jawab. Selain itu juga perencanaan merupakan proses untuk

menentukan kemana harus melangkah dan mengindentifikasi

berbagai persyaratan yang dibutuhkan dengan cara eferktif dan

efisien.

1) Meratakan pembangunan

Pemerataan pembangunan merupakan sebuah langkah

yang cukup besar untuk menuju pemerataan ekonomi. Dengan

kemampuan ekonomi yang lebih baik, sebuah daerah maupun


negara dapat menghidupi dirinya sendiri. Setelah tercapainya

infrastruktur yang baik, maka semua akan mendapatkan

kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses ekonomi di

dalamnya.

2) Menciptakan lapangan kerja baru

Kegiatan pembangunan infrastruktur Indonesia sendiri

sebenarnya juga membuka lapangan pekerjaan baru untuk dan

bagi penduduk daerah Indonesia. Hal ini akan membuka

lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ada di daerah

Indonesia pastinya. Faktor utama untuk membangun

infrastruktur Indonesia pastinya sangat membutuhkan akan

pengelolaan dan keterlibatan dari tenaga masyarakat Indonesia

itu sendiri.

3) Membantu pemerataan pertumbuhan ekonomi

Dengan terbukanya kesempatan seperti ini melalui

pembangunan infrastruktur Indonesia, maka akan semakin

banyak juga investor yang ikut serta memajukan daerah tersebut

dan membuat Indonesia semakin mencapai apa yang telah

dicita-citakan selama ini. Memutuskan untuk berinvestasi tentu

itu bukan hal yang mudah, akan tetapi jika manfaatnya yang

kalian dapatkan bukan hanya memberi keuntungan bagi diri

kalian sendiri, mengapa bisa dibilang demikian? Jika kalian

ingin bergelut dalam bisnis investasi mengenai pembangunan


infrastruktur Indonesia, sebelumnya ada baiknya dan disarankan

sekali untuk kalian mencari wawasan terlebih dahulu mengenai

prospek untuk kedepannya seperti apa.

B. PenelitianTerdahulu

1. Hasil penelitian Meida Anggraeni Setywati (2014)

Peneliti Meida Anggraeni Setywati (2014), berjudul “Implementasi

Program PembangunanInfrastruktur Perdesaan (PPIP) di Kabupaten

Temanggun Tahun 2014”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti, dapat disimpulkan bahwa Program Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan (PPIP) di Temanggung pada tahun 2010-2014 sudah di

Implementasikan dengan baik. Terlihat dalam program Pembangunan

Infrastruktur Perdesaan (PPIP) di Desa Getas Kecamatan Kalora telah

mencapai tujuan Program Pembangunan Infrastuktur (PPIP) diantaranya

pengatasan kemiskinan dan pemberdayaan perempuan dalam program

tersebut. Untuk yang pertama yaitu pengetasan kemiskinan dengan cara

menunjang perbaikan perekonomian masyaratat di Desa Getas. Berupa

pembangunan jalan yaitu rabat beton yang sehari-hari digunakan

masyarakat untuk pergi kesawah, kepasar, untuk menjual gasil

panennya, pergi bekerja dan sebagainya menjadi lebih efesien.

2. Hasil penelitian Ahmad Sururi (2015)

Penelitian Ahmad Sururi berjudul “Pemberdayaan Masyarakat

Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam


Kabupaten Lebak”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti,

dapat disimpulkan bahwa Pemberdayaan Masyarakat melalui Proram

Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak

sudah melaksanakan 10 (sepuluh) dari 12 (dua belas) prinsip-prinsip

pemberdayaan masyarakat yang dikemukankan Dahatma dan Bhatnagar

dalam Mardikanto ( 2013:106) yaitu analisi minat dan kebutuhan,

analisis prinsi-prinsip pengorganisasian masyarakat, analisis keragaman

budaya Lokal, analisis perubahan budaya, analisis belajar sambil bekerja,

analisis penggunaan metode yang sesuai, analisis kepemimpinan ,

analisis spesialis yang terlatih, analisis segenap keluarga dan analisis

kepuasan.

3. Hasil penelitian Riva Rizal Muhammad Fauzi (2010)

Penelitian Riva Rizal Muhammad Fauzi (2010), berjudul

“Implementasi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan. (Study

Pada Pavigisasi Jalan Desa di Kecamatan Dander Kabupaten

Bonegoro)”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat

disimpulkan bahwa Pavigisasi jalan di Kecamatan Dander Kabupaten

Bojonegoro dilaksanakan melalui dua sistrm, yaitu:

a. sistem kontaktual, pelaksanaanjalan pavigisasi jalan desa melalui

sistem kotraktual yaitu pelaksanaa dengan sitem pavigisasi jalan

desa yang dilakuakan atas kerjasama antar Dinas Pekerja Umum

(PU) dengan penyedia jasa kontruksi melalui sistem pengadaan


barang dan jasa. Pada sistem kraktraktual kegiatan pemrograman,

penganggaran, perencanaan teknis seluruhnya dikerjakan oleh Dinas

PU. Pelaksanaan kontruksi atau pekerjaan fisik jalan dikerjakan oleh

penyediajasa kontruksi. Sementara pada pelaksanaan pengoprasian

dan pemeliharaan jalan desa dilakukan besama dengan masyarakat

desa.

b. sistem pemberian bantuan paving (sahring) Pelaksanaan pavigisasi

jalan desa melalu sistem pacing sharing adalah kegiatan pemberian

bantuan paving dari pemerintah Daerah kepada Pemerintah Desa

yang bermanfaat pada pemberdayaan masyarakat desa. Sementara

penyediaan material pendukung pekerja fisikdisediakan oleh

Pemerintah Desa melalui Dana Alokasi Desa (ADD). Pelalksanaan

Pekerjaan fisik/pemasangan paving juga dilaksanakan oleh

Pemerintah Desa menggunakan tega kerja tersebut.

4. Hasil penelitian Giffried R.Rumpia Burhanuddin Kiay Helly F.Kolonda

(2019)

Penelitian Giffried R.Rumpia Burhanuddin Kiay Helly F.Kolonda

(2019), berjudul “Efektivitas Pelaksanaan Program Pembangunan

Infrastruktur. (study: Desa Bulude, Kecamatan Kabaruan Kabupaten

Kepulauan Talud, Sulawesi Selatan)”. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa Program pembanguan

Infrastruktur Perdesaan di Desa Buludejika dilihat dari tiga indikator

efektifitas mulai dari pencapaian tujuan dalam pelaksanaan program


tersebut sudah tepat waktu dan tepat sasaran dan untuk indikator yang

kedua yaitu integrasi, dimana program tersebut telah atau sudah pernah

disosialisasikan dalam musyawarah desa dan indikator yang ketiga yaitu

adaptasi dimana untuk perencanaan program dan pelaksanaannya

dilapangan sudah bertahap dan sesuai dengan ketentuannya. Dan untuk

indikator kedua yaitu sudah dukategorikan baik karena untuk masing-

masing indikator sudah mencapai keberhasilan dan keefektivan program

tersebut.

5. Hasil penelitian Yoga Harianto, Shulis dan Figur Adhiyakama (2021)

Penelitian Yoga Harianto, Shulis dan Figur Adhiyakama (2021),

berjudu “Peranan Pemerintah dalam Pembangunan Infrastruktur”.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan

bahwa Desa kelimaks adalah salah satu desa yang sedang mengalami

pembangunan baik sumber daya maupun infrastruktur. Pemrintah Desa

kalimas memeiliki peranan yang penting dalam pengelolaan dana desa

akan memprioritaskan kebutuhan yang lebih penting dan tidsk mengikuti

keinginan masyarakat yang tidak sesuai dengan kebutuhan desa. Dalam

proses pembangunan desakalimas untuk sementara waktu terhambat

karena dampak civid 19. Hal ini mebuat dana desa yang tadinya sebagai

faktor pendukung pembangunan desa beralih fungsi sebagai sarana untuk

membantu kebutuhan materil masyrakat yang terdampak covid.


6. Hasil Peneliti Dita Alvi Fauzana (2020)

Penelitian Dita Alvi Fauzana (2020), berjudul “Realisasi

Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam Peningkatan

Pembangunan Infrastruktur Desa Masda Makmur Kecamatan Rambah

Samo Kabupaten Rokan Hulu dalam Perspektif Ekonomi Syariah”.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan

bahwa:

a. pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam meningkatkan

pembangunan infrastruktur Desa Masda Makmur berjalan dengan

dengan berdasarkan peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 8 Tahun

2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Alokasi Dana Desa. Kebrhasilan

pengelolaan ADD dinilai dari beberapa indikator yaitu:

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang adanya Alokasi

Dana Desa, meningkatkannya partisipasi masyarakat dalam

Musyawara Perencanaan Pembangunan tingkat Desa, meningkatnya

pengetahuan masyarakat tentang pertanggungjawaban penggunaan

Alokasi Dana Desa oleh Pmenrintah Desa, terlaksananya dengan

baik dan benar oleh Pengelolaan APBDesa dalam Perencanaan,

pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban baik fisik maupun

Keuangan APBDesa. Berdasarkan indikator tersebut Pemerintah

Desa Masda Makmur dalam merealisasikan pengelolaan ADD sudah

sesuai dengan Perbub. Dalam hal ini berarti tujuan dari pengelolaan
yaitu untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur di Desa Masda

Makmur sesuai dengan prioritas.

b. jika ditinjau dari Ekonomi Syariah, realisasi pengelolaan Alokasi

Dana Desa (ADD) dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur

Desa Masda Makmur Kecamatan Rambah Rokan Hulu sesuai

dengan prinsip syariah karena dalam kegiatan pengelolaan ADD

diharuskan pertanggungjawabn sehingga menuntut Para Pengelola

ADD untuk bersikap jujur dalam pengelolaannya.

7. Hasil penelitian Yuni Anggraeni., Nabila Muthia Pusparini., dan Dea

Amira Kurniawan (2018)

Penelitian Yuni Anggraeni., Nabila Muthia Pusparini., dan Dea

Amira Kurniawan (2018), berjudul “Peran Kepala Daerah dalam

Pembangunan Infrastruktur”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa Kepalah Daerah merupakan

peran penting dalam memajukan suatu daerah. Kepala Daerahpemegang

kekuasaan tertinggi disuatu daerah, bertugas melakukan pembanguanan

di daerah tertentu guna meningkatkan perekonomian daerah, memberikan

fasilitis yang lebih baik lagi untuk daerah daerahnya, dan untuk

menyejahterakan masyarakat di daerah tersebut. Salah satu langkah

Kepala Daerah untuk memajukan daerah tersebut adalah melakukan

pembangunan dalam bidang infrastruktur seperti perbaikan jalan,

pembanguan jembatan, dan lain-lain. Pembangunan harus dilakuakan

secara merata di daerah tersebut, pembangunan tidak hanya berfokus


pada pembangunan di kota, melainkan berfokus pada pembangunan di

Desa.

8. Hasil penelitian Muhammad Dwi Nurfaisal., Dyah Mutiarin., dan sakir.

(2019)

Penelitian Muhammad Dwi Nurfaisal., Dyah Mutiarin., dan sakir.

(2019), berjudul “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa dalam

Pembangunan Infrastruktur di Desa Tegalrejo Kecamatan Gendangsasi

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016”. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa Akuntabilitas

pengelolaan dana desa untuk pembanguanan infrastruktur di Desa

Tegalrejo kurang baik. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu sebagai

berikut: belum ada rincian waktu terkait waktu pelaksanaan program

pembangunan infrastruktur; kurang trasparan dalam menyampaikan

lapoaran pengelolaan anggaran dalam pembangunan infrastruktur; belum

semuanya masyarakat berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan

pembangunan infrastruktur; belim maksimal dalam pemanfaatan Sistem

Internet Desa (SID) sebagai sarana untuk membangunan infrastruktur ;

dan Perangkat desa kurang berkoordinasi dengan masyarakat terkait

pelaksanaan pembangunan infrastruktur.

9. Hasil penelitian Heri Azwansyah., dan Feri Jniardi (2014)

Penelitian Heri Azwansyah., dan Feri Jniardi (2014), berjudul

“Studi Pengelolaan Infrastruktur Dasar di Kecamatan Telok Batang

Kabupaten Kayong Utara (study kasus; Desa Sungai Paduan dan Desa
Mas Bangun)”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti,

dapat disimpulkan bahwa Pendekatan penanganan infrastruktur untuk

kedua desa keseluruhan adalah melakukan perbaikan atau penyediaan

sarana trasportasi menuju tempat pelayanan yang dapat menunjang

aktiviftas penduduk , hal ini dimaksudkan untuk memprmudah mobilitas

pergerakan lebih cepat, mudah dan nyaman.

10. Hasil penelitian Fransisca Winarni dan Pandhu Yuanjaya (2016)

Penelitian Fransisca Winarni dan Pandhu Yuanjaya (2016),

berjudul “Implementasi Kebijakan Dana Desa Meningkatkan

Pembangunan di Desa Wukitsari Kabupaten Sleman”. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa

Implementasi Kebijakan penggunaan Dana Desa dalam rangka

peningkatan pembangunan di Desa Wukirsari Kecamatan Cangringan

Kabupaten Sleman terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan

kebijakan., Keberhasilan program tersebut dapat diliahat pada produk

pembangunan yang telah selesai dilaksanakan dengan menggunakan dana

desa secara 100%.

C. Kerangka Pikir

Berikut adalah diagram secara garis besar alur penelitian yang ingin

diteliti oleh peneliti.

1) Implementasi Kebijkan merupakan tindakan yang telah dilaksanakan

pemerintah untuk tujuan tertentu yang berorientasi pada kepentingan


masyarakat. Implementasi kebijakan dapat diukur dari beberapa indikator

yaitu, komunikasi, sumber daya, Disposisi atau sikap, Struktur birokrasi.

2) good governance merupakan serangkaian proses interaksi sosial politik

antara pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang

berjaitan dengan kepetingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas

kepentingan-kepentingan. Untuk itulah Aparatur Desa harus berpegang

pada prinsip-prinsip yaitu; Prinsip Partisipasi, Prinsip Transparansi,

Prinsip Akuntabilitas, prinsip kepastian hukum.

3) Pembangunan Infrastruktur sebagaiman yang dikemukanakanSusantono,

(2012) bahwa Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek

penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional

maupun regional. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai

salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. ada beberapa aspek

atau prinsip yang penelitiki akan teliti yaitu; pengertian Pembangunan

Infrastruktur, metode Pembangunan Infrastruktur, Proses Pembangunan

Infrastruktur, Tujuan Pembangunan Infrastruktur.

Implemenntasisi Kebijakan
XI

H1
Pengelolaan Infrastruktur
Y

H2
Good Governance
X2

Gambar 1. Kerangka Pikir


D. Hipotesis

Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap

masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan

kebenaranya, yang akan diuji kebenaranya dengan data yang akan

dikumpulkan. Makan dugaan sementara dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H1: Terdapat pengaruh implementasi kebijakan dan penerapan good

governance terhadap pembangunan infrastruktur di Desa Tanah Towa

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

H2: Tidak ada pengaruh implementasi kebijakan dan penerapan good

governance terhadap pembangunan infrastruktur di Desa Tanah Towa

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.


BAB III

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu di Desa Tanah Towa

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, Waktu penelitian selama 2 bulan

yaitu bulan mei sampai bulan juli 2021.

B. Metode Penggumpulan Data

Metode penggumpulan data yang dipilih pada penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif dengan mengolah data primer yang diproleh dari

jawaban responden atas pertnyaan-pertanyaan kuesioner yang disebar kepada

responden kemudian akan menganalisis dengan program SPSS sehingga

memproleh data dan hasil yang untuk menjawab masalah pokok yang ada.

Metode penelitian kuantif merupakan metode penelitian yang menjadikan

filsafat positivisme sebagai landasan, hanya meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, pada umumnya teknik yang digunakan untuk mengumpulkan

data, analisis data berupa kuantitatif atau statistik yang bertujuan untuk

menguji hipotesis yang ditetapkan menurut Sugiyono, (2017)

Adapun pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Wawancara

Metode wawancara atau interview merupakan teknik penggumpulan

data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewancara kepada


informan untuk mendapatkan data-data yang yang lengkap, tepat dan

akurat.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data

untuk membantu atau melengkapin data-data yang telah diperoleh, arsip-

arsip dan file-file yang berkaitan dengan penelitian.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik atau cara pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan satu set berupa pertanyaan-

pertanyaan secara tertulis kepada masing-masing responden untuk

kemudian dijawab.

C. Jenis dan Sumber Data

Penulis menggunakan metode penggumpulan data kuantitatif yang

relevan. Sumber data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah informan yang menjadi informan kunci,

yaitu Aparatur Desa.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan data pendukung yang diambil

perwakilan 5 dari 4.229 penduduk desa tanah towa setiap dusun, dimana

setiap dusun melibatkan Tokoh Adat, Kepala Dusun, Mahasiswa atau

pelajar serta Masyarakat dan melalui dokumentasi berisi informasi yang

dibutuhkan peneliti.
D. Populasi dan Sample

1. Populasi

Suharsimi (2012), populasi adalah satu kesatuan individu atau

subyek pada wilaya dan waktu dengan kualitas tertentu yang akan.

Populasi penelitian ini adalah Masyarakat Kajang. Dengan jumlah

populasi 4.229 orang (N=4.229) orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011) sampel adalah segian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh sampel. Sampel diambil dengan

pertimbanganbahwa populasi yang di ambil terlalu besar dan tidak

mungkin diambil secara keseluruhan mengingat keterbatasan dan, waktu,

dan tenaga maka peneliti dapat menggunakan sampel yang dari populasi

itu. Disamping itu sampel yang diambil dalam suatu penelitian agar

menghasilkan data yang resfresentatif dilakukan dengan beberapa

pertimbagan.

Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

proportionate staraitifed random sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang digunakan apabila populasi mempunyai anggota yang tidak

homogen dan berstrata secara proporsional yaitu responden yang diambil

dariperwakilan dusun desa tanah towa. Dengan menggunakan rumus

sampel kelompok (Sugiyono, 2011)

Ni
Ni= Xn
N
Keterangan:

ni = banyaknya sampel pada starata

Ni = Banyaknya populasi pada strata

N = Banyaknya Populasi keseluruhan

N = Banyaknya sampel Keseluruhan

Dengan demikian, jumlah populasi 4.229 jiwa (N=4.229) jadi

jumlah sampel dapat ditentukan sebagai berikut.

N
n=
1+Ne

4.229
n=
1+4.229(15%)2

4.229
n=
1+4.229(0,15) 2

4.229
n=
1+4.229(0,0225)

n = 95.175

n = 96

jadi sampel yang diambil adalah 95.175 orang dibulatkan menjadi

96 orang. Sehingga Sumber Daya Manusia yang dijadikan sampel adala

sebagai beriku :

Kepala Dusun : 9 orang

Toko adat : 18 orang

Mahasiswa/Pelajar : 24 orang
Masyarakat : 35orang

Aparatur desa : 10orang

Jumlah Responden : 96 orang

E. Metode Analisis

Metode penelitian merupakan salah satu aspek yang berperan penting

dalam kelancaran atau keberhasilan dalam penelitian, dengan menggunakan

metode penelitian yang tepat maka permasalahan peneliti dapat terjawab dan

tujuan penelitian tercapai. Metode digunakan dalam penelitian ini adalah

Analisis regresi berganda, yaitu pendekatan yang terkait dengan teknik-teknik

survei sosial seperti wawancara terstruktur, kuesioner, analisis statisti, dan

lain sebagainya. Data kuantitatif adalah data yang yang berbentuk angka atau

data kualitatif yang diangkat.

1. Uji Kualitas Data

a) Uji Validitas Data

Uji validasi data sejauh mana ketetapan dan kecermatan

pengukuran dalam melakukan fungsi Ukurannya. Dalam artian lain,

Validitas data adalah suatau ukuran yang menunjukkan bahwa

veriabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak

diteliti oleh peneliti. Hal ini berarti, uji validitas dilakukan untuk

mengukur kuesioner yang digunakan oleh peneliti itu valid.

Kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan dalam kuesioner

mampu untuk mengukur sesuatu yang diukur oleh kuesioner.


Semakin banyak pertanyaan dalam kuesioner tersebut maka semakin

valid kuesioner tersebut.

Teknik pengujian data yang digunakan peneliti dalam uji

validitas ini, yaitu dengan menggunakan korelasi Bivariete Person.

Untuk melakukan analisis data dengan pengujian ini dilakukan

dengan mengkorelasikan antara masing-masing skor item dengan

skor total dengan tingkat signifikan 0,05, dikatakan valid apabila r

hitungan ≥ r tabel yang dihitung dengan menggunakan program

SPSS.

b) Uji Raliabilitas

Reliabilitas dari kata reliability yang artinya keanjengan

pengukuran. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handa jika

jawaban seseorang tehadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu . pengukuran reliabilatas dilakukan dengan

menggunakan ujiCronbach Alpha, suatu variabel kuesioner

dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai alpha Cronbach ≥ 0,6

menurut pendapat yang dikemukanakan Ghozali, (2013)

2. Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model

regresi mempunyai nilai residu yang berdistribusi normal. Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Komogrove

Smirnov digunakan karena memiliki beberapa keunggulan


diantaranya untuk menguji dengan jumlah data yang banyak. Dengan

Uji Komogorov Smirnov jika nilai probabilitas ≥ 0,05 maka data

residual berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai probalibilitas ¿

0,05 maka data residual tidak berdistribusi normal sebagaimana yang

di kemukanakan Ghozali, (2013)

b) Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas merupakan pengujian yang dilakukan

dengan tujuan untuk menunjukkan adanya korelasi atau hubungan

kuat antara variabel bebas . dikatakan adanya Multikolonieritas

dalam model regresi berganda apabila nilai Tolerance ¿0,1 dan

variabel Inflating Faktor (VIF) ¿10 menurut Ghozali, (2013)

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas merupakan salah satu pengujian asumsi

klasik yang harus ada dalam model regresi linear. Uji

Heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

apakah terjadi ketiksamaan variance residual dari satu pengamatan

kepengamatan yang lain dalam model regresi. Untuk menguji ada

atau tidaknya heteroskedastisitas maka dilakukan uji Glejser. Dalam

uji Glejser akan dihasilkan nilai signifikansi dari masing-masing

variabel. Apabila nilai signifikansi ¿ 0,05, maka variabel tersebut

tidak heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Berganda


Analisis regresi berganda merupakan analisis yang digunakan

untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dependen dua atau

lebih variabel indenpenden. Namun dalam penelitian ini tidak hanya

menggunakan variabel independen dan variabel dependen. Berikut ini

merupakan persamaan regresi berganda.

Y : a+b1XI+b2X2

Keterangan,

Y : Pembangunan Infrastruktur

B1,b2: Angka arah atau koefisien regresi

XI : Implementasi kebijakan

X2 : Good Governance

4. Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji t atau yang sering dikenal dengan uji persial, digunakan

untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara masing-

masing terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan cara

membandingkan nilai signifikansi denganα dimana besar α adalah

0,05 atau 5% . jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka

hipotesis yang diajukan diterimah atau dapat dikatakan signifikan

yang berarti viriabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen. Sedangkan apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05

atau 5% maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dapat dikatakan

tidak signifikan yang berarti variabel independen tidak


berberpengaruh terhadap variabel dependen, sebgaiman yang

dikemukankan Ghozali, (2013).

b. Uji F

Uji F atau dikenal juaga dengan uji Anova , digunakan untuk

mengetahui Goodness of Fit model. Uji F dilakukan dengan cara

membandingkan nilai signifikan α diman besaran α adalah 0,05 atau

5% . jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka H0

yang diajukan diterimah atau dapat dikatakan yang berarti variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan

apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 atau 5% maka H0 yang

diajukan ditolak atau dapat dikatakan tidak signifikan yang berarti

varibel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen,

menurut Ghozali, (2013)

5. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi-variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel

dependen.
F. Defenisi Operasional

Defenisi Operasional dari masing-masing variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas/ Independen (X)

a. Implemntasi Kebijakan (XI)

Implementasi Kebijkan merupakan tahapan yang paling sulit

dilakukan, sehingga untuk mewujudkan proses implementasi

kebijakan enggan baik bukanlah pekerjaan yang mudah. Menurut

Anderson (2012) dengan mengemukakan bahwa implementasi

dimaknai sebagai pengelolaan hukum (karena kebijakan telah

disahkan dalam bentuk hukum) dengan mengerahkan semua sumber

daya yang ada agar kebijakan tersebut mampu mencapai atau

mewujudkan tujuannya. Implementasi dipahami sebagai suatu proses

menjalankan, menyelenggarakan atau mengupayakan agar altenatif-

alternatif yang telah diputuskan dapat berjalan sesuai ketentuan

dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh pelaksana.

Dalam penelitian ini implementasi kebijakan diukur dengan

menggunakan kuesioner dengan menggunakan 4 indikator, yaitu ;

(1) Komunikasi, (2) Sumber Daya, (3) Disposisi atau sikap, (4)

Struktur Birokrasi, Dimana semua pernyataan diukur menggunakan

skala ordinal 1 sampai 5 . Jawaban yang didapatkan dibuat skor,

yaitu nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) Netral, (4)

setuju, dan (5) sangat setuju.


b. Good governance (X2)

Good Governancemerupakan serangkaian proses interaksi

sosial politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai

bidang yang berjaitan dengan kepetingan masyarakat dan intevensi

pemerintah atas kepentingan-kepentingan tersebut.

Dalam penelitian ini implementasi kebijakan diukur dengan

menggunakan kuesioner dengan menggunakan 4 indikator, yaitu ;

(1) Prinsip Partisipaasi, (2) Prinsip Transparansi, (3) Prinsip

Akuntabilitas, Dimana semua pernyataan diukur menggunakan skala

ordinal 1 sampai 5 . Jawaban yang didapatkan dibuat skor, yaitu nilai

(1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) Netral, (4) setuju, dan (5)

sangat setuju.

2. Variabel terkait/Dependen (Y)

Infrastruktur (Y) merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha

pertumbuhan perubahan yang dilakukan secara terencana untuk

membangun sarana prasarana atau segala sesuatu yang merupakan

penunjang utama terselenggaranya suatu proses pembangunan.


BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Desa Tanah Towa

1. Letak Geografis Desa Tana Towa

Gambar 2. Letak Geografis Desa Tana Towa

Dalam rangka menegetahui lebih jauh menegenai daerah penelitian,

penulis berusaha memberikan gambaran umum daerah penelitian, yang

sangat memberikan andil dalam pelaksanaan penelitian terutama pada

saat pengambilan data , dalam hal ini untuk menentukan teknik

pengambilan data yang digunakan terhadap suatu masalah penelitian. Di

sisi lain pentingnya mengetahui daerah penelitian dengan mengetahui

situasi baik dari segi kondisi wilayah, jarak tempuh dan keadaan

masyarakat.Kabupaten Bulukumba, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini

terletak dikota Bulukumba, memeiliki luas wilayah 1.154.67 km dan

penduduk sebanyak 437.607 jiwa (sesnsus penduduk tahun 2020).

Kabupaten Bulukumba memilik 10 Kecamatan, 28 kelurahan, serta 108

desa. (Kabupaten Bulukumba dalam angka 2020).


2. Visi Misi Pemerintah Kabupaten Bulukumba

a. Visi

Mewujudkan Masyarakat Produktif, yang Berkarakter Kearifan

Lokal Menuju Bulukumba Maju dan Sejahtera.

b. Misi

1) Meningkatkan kesadaran toleransi dan beragama dalam

masyarakat.

2) Meningkatkan tata kelola Pemerintahan dan Layanan Publik.

3) Mewujudkan tata kelola Pertanian yang berkualiatas dan

Berdaya saing untuk memenuhi kebutuhan Daerah dan Ekspor.

4) Meningkatkan produktifitas sumber daya Kelautan dan

Perikanan untuk memenuhi Kebutuhan Daerah, Nasional dan

Internasioanal.

5) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui

Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter Kearifan Lokal .

6) Meningkatkan Kualitas dan Layanan Kesehatan Masyarakat.

7) Mengembangkan Destinasi Wisata untuk menarik Wisatawan

Domestik dan Mancanegara.

8) Membangun dan Meningkatkan Perdagangan dan Perindustrian

untuk melancarkan aktivitas Masyarakat.

9) Membangun dan Meningkatkan Perdagangan serta Perindustrian

untuk mewujudkan Ekonomi Mandiri berbasis investasi dan

Bantuan Pemerintah.
10) Membina Generasi Muda yang berkarakter dengan menjujung

tinggi Sportivitas dan Profesionalisme.

11) Membangun Desa Mandiri untuk meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat.

12) Penegakan Supermasi Hukum dan Pertahanan dan Keamanan.

Secara kewilayaan, kabupaten Bulikumba berada pada kondisi

empat dimensi, yakni dataran pada kaki Gunung Bawakaraeng-

Lompobattang, dataran rendah, Pantai dan laut lepas. Kabupaten

Bulukumba terletak diujung bagian selatan ibu kota Provinsi Sulawesi

Selatan, terkenal dengan kawasan adat Ammatoa, wisata bahari, serta

industri perahu phinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi

bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Luas Wilayah Kabupaten

Bulukumba 1.154.67 km dengan jarak tempuh dari Kota Makassar

sekitar 153 km.

Letak geografis Desa Tana Towa antara 5020’ LS dan 120022’ BT.

Desa Tanah Towa merupakan salah satu dari sembilan belas

desa/kelurahan di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba Sulawesi

Selatan. Kecamatan Kajang memiliki luas wilayah 129,06 km terpilah ke

dalam dua kelurahan yakni kelurahan Tana Jaya yang juga sebagai

ibukota kecamatan dan kelurahan Laikang, serta tujuh belas desa (Bonto

Biraeng, Bonto Rannu, Lembang, Lembang Lohe, Possi Tana,

Lembanna, Tambangan, Sangkala, Bonto Baji, Pattiroang, Sapanang,

Batu Nilamung, Tana Towa, Maleleng, Mattowanging, Lolisang dan


Pantama). Khusus Desa Tana Towa memiliki luas wilayah 5,25 kilometer

persegi.

Ibukota desa ini terletak di Dusun Balagana. Karena sebagian

besar wilayah Kecamatan Kajang merupakan kawasan adat sehingga

secara umum sering diidentikkan semua wilayah ini sebagai kawasan

Tana Towa. Wilayah Desa Tana Towa sendiri terbagi kedalam delapan

dusun yaitu Dusun Sobbu, Dusun Benteng, Dusun Pangi, Dusun

Tombolo, Dusun Lurayya, Dusun Balambina, Dusun Jannaya dan

Dusun Balagana. Dusun Jannaya dan Dusun Balagana merupakan

dusun peralihan (dusun calabai/waria) karena selain menganut tata nilai

yang bersumber dari ajaran pasang, juga menganut tata nilai yang tidak

bersumber dari ajaran pasang. Dusun ini terletak di wilayah pantarang

Embaya, yaitu wilayah di luar kawasan AmmaTowa. Sedangkan 6

dusun lainnya masuk dalam kawasan Ilalang Embaya, yaitu di dalam

kawasan Ammatowa. Sesuai letaknya yang terletak nyaris ditengah-

tengah, Desa Tana Towa dikelilingi oleh desa-desa yang masih berada

dalam wilayah Kecamatan Kajang , Oleh karena itu Desa Tana Towa

memiliki batas wilayah sebagai berikut:

 Bagian utara berbatasan dengan Desa Batunilamung

 Bagian Selatan berbatasan dengan Desa Bontobaji

 Bagian Barat berbatasan dengan Desa Pattiroang

 Bagian Timur berbatasan dengan Desa Malleleng


Topografi Desa Tana Towa berupa dataran rendah dengan

ketinggian 200 mdpl dan curah hujan rata-rata 2000 – 2500 mm/tahun.

Suhu udara rata-rata 270 C–310 C. Desa Tana Towa dibatasi oleh

empat sungai. Keempat sungai ini kemudian dijadikan sebagai batas

alam, yaitu Sugai Limba di bagian timur, Sungai Doro di bagian barat,

Sungai Tuli di bagian utara dan Sungai Sangkala di bagian selatan.

Keempat sungai inilah yang dijadikan pagar (emba) pembatas kawasa

Ilalang Embaya (dalam pagar) dengan Ipantarang Embaya (di luar

pagar). Istilah emba digunakan oleh masyarakat Tana Towa untuk

mendefinisikan keberadaan ekosistemnya dengan segala karakteristik

khas yang mereka miliki.

3. Demografi Desa Tana Towa

Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

memiliki penduduk sebanyak 5.182 jiwa .

a. Luas wilayah

No Peruntuk Wilayah Luas

1 Luas Tanah Sawah 52,00 Ha

2 Luas Tanah Kering 207, 00 Ha

3 Luas Tanah Perkebunan 125,00 Ha

4 Luas Fasilitas Umum 14,00 Ha

5 Luas Tanah Hutan 331,00 Ha

Total Luas 729,00 Ha

Table 1. Luas Wilayah Menurut penggunaan


b. Jumlah Penduduk Desa Tanah Tahun 2021 berjumlah 4504 jiwa.

Berikut penjabarabnya dalam tabel

No Jenis kelamin Jumlah

1 Laki-Laki 2.109 Jiwa

2 Perempuan 2.396 jiwa

Total 4.505 Jiwa

Table 2. Jumlah Penduduk

c. Pendidikan

No Pendidikan Laki-Laki Perempuan

1 Buta Huruf 1147 orang 1344 orang

2 TK/Play Grup 22 orang 32 orang

3 SD/Sederajat 56 orang 49 orang

4 SMP/ Sederajat 56 orang 46 orang

5 SMA / Sederajat 57 orang 44 0rang

6 D1/D2/D3/D4/S1/S2/S3 28 Orang 20 orang

Total 1.366 orang 1.535 orang

Table 3. Pendidikan Masyarakat Tanah Towa

Pemerintah melalui program wajib belajar 12 tahun berusaha

untuk memastikan usaha pengembangan dan peningkatan sumber

daya manusia melalui keterjangkauan pendidikan sampai ke pelosok

desa.Melalui program ini maka diharapkan terciptanya sumber daya

manusia yang mampu bersaing semenjak dari pedesaan, hal ini


terlihat dari keseriusan pemerintah mengusahakan fasilitas berupa

Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah

Menengah Atas di Desa Tanah Towa.Meski dalam realitasnya,

warga desa Tanah Towa kebanyakan hanya menyelesaikan jenjang

pendidikannya sampai ke tingkat Sekolah Dasar.Setidaknya hal ini

mampu menekan jumlah warga yang buta huruf.

d. Kesehatan

Dalam rangka pemenuhan fasilitas kesehatan, Pemerintah

Daerah memberikan perhatian yang serius ke desa-desa. Khusus di

desa TanahTowa melalui data Kecamatan Kajang dalam Angka 2021

terdapat 1 (satu) Puskesmas, 1 (satu) Puskesmas Pembantu, dan 5

(lima) Posyandu.Tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, maupun

bidang tentusangat dibutuhkan dalam menjamin keterjangkauan

layanan kesehatan ke desa-desa. Di desa Tanah Towa terdapat 1

(satu) dokter, 7 (tujuh) perawat, 5 (lima) bidan, l (satu) laboraturium

kesehatan ,serta 5(lima) dukun bersalin terlatih.

e. Potensi Sumber Daya Manusia

Desa Tanah Towa mempunyai Potensi Sumber Daya Manusia

sebagai berikut:
No Mata Pencaharian JumlahJiwa Persentase

1 Belum/TidakBekerja 2.365 37,15%

2 Petani 1.075 28,01%

3 BuruhTani 348 10,78%

4 PegawaiNegeriSipil 12 0,17%

5 Pedagang 128 4,27%

6 Peternak 48 0,04%

7 Jasa 5 0,04%

8 TukangKayu 98 1,61%

9 TukangBatu 347 1,87%

10 Penisunan PNS - -

11 TNI dan POLRI - -

12 Pelajar/Mahasiswa 758 16,06%

Jumlah 5.182 100 %

Table 4. Potensi Sumber Daya Manusia

4. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Desa Tana Towa

Sebuah masyarakat memiliki kaitan erat dengan kehidupan

sosial dan budaya-budaya setempat, karena adanya kehidupan social

budaya merupakan ciri sebuah masyarakat yang "hidup". Sebuah

masyarakat dikatakan "hidup" manakala anggota masyarakatnya

menjalin kehidupan sosial dan memiliki budaya yang merupakan

nilai-nilai luhur dari masyarakat itu sendiri. Demikian pula yang

terdapat pada masyarakat Desa Tana Towa Kecamatan Kajang.


Kondisi sosial budaya masyarakat Desa Tana Towa

Kecamatan Kajang tergolong kondusif. Hal ini terlihat dari toleransi

sosial kemasyarakatan yang terjalin antar anggota masyarakat.

Kondisi sosial budaya yang kondusif ini juga dibuktikan dengan

turut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam kegiatan-kegiatan

kebudayaan Desa Tana Towa Kecamatan Kajang.

Upacara A'tompolo, upacara ini mirip dengan upacara aqiqah

yang biasa dilaksanakan umat Islam sebagai rasa syukur atas

kelahiran seorang bayi dalam sebuah keluarga. Hari pelaksanaan pun

sama yakni pada hari ketujuh setelah bayi dilahirkan, Akkalomba

merupakan upacara memohon keselamatan agar anak-anak terhindar

dari penyakit,

Akkatere, upacara ini mirip dengan acara pemotongan rambut

bagi anak bayi yang baru dilahirkan dikalangan suku Bugis

Makassar. Upacara Akkatere sarat dengan makna dan simbol

utamanya peralatan- peralatan dan bahan-bahan yang dipakai pada

saat upacara. Akkatere menjadi lebih penting apabila dihadiri oleh ke

26 dewan adat AmmaTowa (Ada' ruampulongannang).

Upacara Passalang yaitu upacara khitanan atau yang biasa

juga disebut Passunnakkang (pengislaman) , Pa'buntingan atau

upacara pesta perkawinan, Upacara Tilapo, A'dampo, Lajo-lajo atau

Pa'dangangang yaitu upacara kematian dan upacara ini

mememerlukan biaya yang paling besar dibanding upacara-upacara


lainnya dan prosesi acaranya berlangsung selama 100 hari. Nai' ri

Bola yaitu upacara yang dilaksanakan sehubungan mulainya

ditempati rumah yang baru, Situru'turu yaitu pesta dalam rangka

pembangunan rumah. Biasanya seorang Uragi atau seorang ahli

pertukangan memimpin upacara ini. Upacara U'matang yaitu

upacara untuk pemujaan roh-roh leluhur, Doangang yaitu upacara

untuk memohon keselamatan.

Selanjutnya Upacara Akkaharu yaitu upacara yang

berhubungan dengan dunia pertanian terutama tanaman padi dan

jagung, mulai dari pemilihan bibit, penanaman dan penyimpanan.

Kondisi dianggap khusus bila terjadi serangan hama dan penyakit

pada tanaman, apalagi jika hamanya adalah hama tikus. Tompang

yaitu upacara yang berhubungan dengan dunia peternakan. Upacara

ini dilaksanakan untuk mengusir penyakit yang menyerang hewan

ternak. Angnganro ri Sapo yaitu upacara yang dilakukan di rumah

(sapo), skala acara ini cukup besar dilaksanakan bila ada musibah di

bidang pertanian atau panen berhasil dan biasanya upacara ini

dilaksanakan di Possi tanah.

Upacara Pangnganroang, yaitu upacara untuk memanjatkan

doa dan memohon kepada Tuhan untuk diberi keselamatan dan

terhindar dari wabah penyakit. Selain itu upacara ini biasa juga

dilakukan untuk memohon turunnya hujan, Paruntu'Panganro

Sibatu Lino¸yaitu upacara ritual untuk keselamatan alam semesta


dengan segala isinya. Allisa' Ere Tallasa yaitu upacara pada waktu

seorang anak pertama kali menginjakkan kakinya di Tanah. Upacara

ini dilaksanakan untuk memohon berkah agar langkah anak-anak

mereka di kemudian hari menjadi langkah-langkah yang berguna

bagi keluarga dan masyarakat, Appanganro Akkatto yaitu upacara

ritual yang dilakukan Amma Towa untuk menyambut dewa padi

Sangiasserri dari peraduannya menuju ke istananya yaitu di

lumbung penyimpanan (Para Bola).

5. Kehidupan Sosial Keberagamaan Masyarakat Desa Tana Towa

Kehidupan sosial keberagamaan merupakan "ruh" dari sebuah

masyarakat di samping kehidupan sosial kebudayaan masyarakat.

Masyarakat akan kehilangan "cita rasanya" seandainya dalam sebuah

masyarakat tidak terjalin interaksi sosial antar anggota

masyarakatnya, dan tidak memiliki kebudayaan dan pedoman agama

yang melekat dalam diri anggota masyarakat itu sendiri . Menurut

Abdul Aziz AMD seorang tokoh agama mengatakan bahwa segi

kehidupan sosial, masyarakat Kajang sangat baik seperti masih

lestarinya budaya gotong royong, kerja bakti, dan adanya toleransi

antar sesama Suku Kajang.

Meskipun anggota masyarakat Desa Tanah Towa Kecamatan

Kajang Kabupaten Bulukumba memiliki berbagai macam perbedaan

dalam keyakinan masalah kebudayaan, namun hal ini tidak lantas

menimbulkan adanya kesenjangan dan ketiadaan rasa tenggang rasa


antar sesama Suku Kajang, melainkan sebaliknya mereka tetap

menjalin persaudaraan dan bertenggang rasa antar sesama. Hal ini

dibuktikan dengan masih adanya kebudayaan gotong royong dalam

pembangunan sarana dan tempat ibadah, serta pembersihan

lingkungan sekitar desa.

Kerukunan antar umat seagama yang tertanam dalam diri

anggota masyarakat Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba juga diimplentasikan pada saat diselenggarakannya

kegiatan-kegiatan desa, seperti Upacara Pa'buntingan. Saat diadakan

acara ini, semua lapisan masyarakat Desa Tana Towa senantiasa

berpartisipasi untuk memeriahkannya. Tidak memandang anggota

masyarakat tersebut berasal dari dalam kawasan Adat Tana Towa

atau berada di Luar Tanah Adat, semua anggota masyarakat bersatu

padu untuk memeriahkannya, karena masyarakat Desa Tana Towa

merupakan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kerukunan

dalam bermasyarakat. Berawal dari kebiasaan dan kehidupan sosial

semacam ini, maka lahirlah sebuah kebudayaan dimana anggota

masyarakat tidak lagi terpaku dan hanya mementingkan individu

atau kelompok adat mereka sendiri, melainkan saling bahu membahu

untuk menciptakan sebuah suasana sosial yang rukun dan tenteram.

Kegiatan sosial keberagamaan yang berjalan di Desa Tana

Towa, bagi masyarakat Kajang yang semuanya memeluk agama

Islam, mulai dari penyelenggaraan Majelis Ta’lim Umum Ibu dan


Bapak tiap setelah Solat Shubuh, Pengajian Kitab Ibu-Ibu yang

diadakan tiap satu bulan sekali, Majelis Ta’lim Khusus Remaja dan

diadakan empat kali seminggu dan adanya kegiatan Taman

Pendidikan Al-qur'an (TPA) tiap sore hari bagi anak-anak. Kegiatan-

kegiatan ini merupakan sebuah wujud nyata yang dilakukan oleh

masyarakat DesaTana Towa Kecamatan Kajang yang memandang

sangat penting untuk menjunjung tinggi nilai- nilai agama.

Kegiatan sosial keberagamaan yang diselenggarakan di Desa

Tana Towa tentu akan membuahkan anggapan bahwa kesadaran

beragama dalam diri individu anggota masyarakat Desa Tana Towa

sudah sangat matang. Namun, pada kenyataannya anggapan tersebut

sangat bertolak belakang. Kenyataannya, masih banyak anggota

masyarakat Desa Tana Towa yang belum memiliki kesadaran dalam

menjalankan ibadah agamanya masing-masing. Seperti halnya masih

banyaknya anggota masyarakat yang jarang melaksanakan ibadah

shalat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, dan masih adanya

anggota masyarakat yang belum terbuka hatinya untuk

membayarkan zakat fitrah dan/atau zakat malnya.


B. Struktur Organisasi Desa Tanah Towa

BPD KEPALA DESA


SALAM

SEKRETARIS DESA
MUHAMMAD ABBAS, S.Sos

KASI KASI KASI KAUR UMUM KAUR KAUR


PEMERINTAH KESEJAH PELAYANAN ZAINUDDIN KEUANGAN PERENCANAAN
JAMALUDDIN TERAAN KAMALUDDIN, ROSMAWATI
MUSLIM M. RIFAI, S.Pd SE

KADUS BALAGANA KADUS JANNAYA KADUS SOBBU KADUS PANGI KADUS BONGKINA
M. JAFAR ARMAN SUHARTO, ST BOLONG BAHARUDDIN B, SH
HAMSA

KADUS TOMBOLO KADUS BENTENG KADUS LURAYA KADUS BALAMBINA


ASDAR, S.IP BUTONG(PLT) HAMSIN ABDUL RAHIM

Gambar 3. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang


Kabupaten Bulukumba
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

1. Karakteristi Responden

Pada poin ini di jelaskan tentang deskripsi umum responden untuk

mempermudah penulis dalam menggambarkan keadaan responden dalam

penelitian dilihat dari latar belakang responden berdasarkan jenis kelamin

dan pendidikan terakhir. Karaktersitik tersebut dimaksudkan sebagai

karakteristik responden dalam penelitian karena memiliki pengaruh

dalam proses komunikasi, dimana dalam bentuk pendekatan untuk

mengubah sikap tentunya berbeda jika berkomunikasi dengan perempuan

dan laki-laki. Begitupun jika dilihat dari segi latar belakang pendidikan

karena pada dasarnya beda orang beda karakter tentu berbeda pula dalam

cara berkomunikasi. Pengelompokkan masing-masing jawaban

didasarkan pada kuesioner yang disebarkan kepada responden.

Dari 96 eksemplar kuesioner yang disebarkan kepada responden,

yang dapat diterima serta terjawab oleh responden sebanyak 82

kuesioner. Data yang terkumpul dari hasil jawaban kuesioner yang

disebarkan kepada responden adalah sebagai berikut:


Tabel 5. Distribusi jenis kelamin

Jenis kelamin Responden Persentase%


Perempuan 55 67
Laki – laki 27 33
Total 82 100
Sumber: Data diolah 2021

Dari tabel terlihat bahwa jumlah responden laki-laki dari sampel

lebih dominan dibandingkan perempuan yaitu responden laki-laki

sebanyak 55orang(%) sedangkan responden perempuan sebanyak

27orang (%).

Tabel 6. Distribusi pendidikan terakhir

Pendidikan Responden Persentase%


SD 34 42
SMP 3 4
SMA 24 29
D3 1 1
S1 20 24
Total 82 100
Sumber : Data diolah 2021

Pada tabel dapat dilihat dari segi pendidikan, tamatan SD lebih

dominan sebanyak 34 orang (%), tamatan SMP 3 orang (%), tamatan

SMA 24 orang (%), tamatan D3 1 orang (%), dan tamatan S1sebanyak

20 orang (%).

2. Karakteristik Variabel

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

kevalidan atau kesahihan suatu instrument


Tabel 7. Uji Validitas Instrumen Implementasi Kebijkan (X1)

Butir r hitung r tabel keterangan


1 0.756 0,220 Valid
2 0.819 0,220 Valid
3 0.823 0,220 Valid
4 0.822 0,220 Valid
5 0.638 0,220 Valid
6 0.800 0,220 Valid
7 0.713 0,220 Valid
8 0.632 0,220 Valid
Sumber : Data diolah 2021

Tabel 8. Uji Validitas Intstrumen Good Governance (X2)

Butir r hitung r tabel Keterangan


1 0.597 0,220 Valid
2 0.724 0,220 Valid
3 0.690 0,220 Valid
4 0.391 0,220 Valid
5 0.378 0,220 Valid
6 0.494 0,220 Valid
7 0.362 0,220 Valid
8 0.558 0,220 Valid
Sumber : Data diolah 2021

Tabel 9. Uji Validitas Instrumen Pembangunan Infrastruktur (Y)

Butir r hitung r tabel Keterangan


1 0.600 0,220 Valid
2 0.767 0,220 Valid
3 0.081 0,220 Valid
4 0.718 0,220 Valid
5 0.477 0,220 Valid
6 0.715 0,220 Valid
7 0.270 0,220 Valid
8 0.718 0,220 Valid
Sumber : Data diolah 2021
b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsitensi dan

reliabilitas dari pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuisioner

terhadap variabel utamanya.

Tabel 10. Uji Reliabilitas

Variabel r hitung r tabel Keterangan


Implementasi 0,828 0,6 Reliabel
Kebijakan (X1)
Good Governance 0,653 0,6 Reliabel
(X2)
Pembangunan 0,662 0,6 Reliabel
Infrastruktur (Y)
Sumber : Data diolah 2021

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut iman Ghozali(2011) model regresi dikatakan

berdistribusi normal jika data ploting (titik-titik) yang

mengambarkan sesungguhnya mengikuti garis diagonal.

Gambar 4. Uji Normalitas

Sumber : Data diolah 2021


b. Uji multikolinieritas

Tabel 11. Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized Collinearity Statistic
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
(Constant) 3,707 1,416 2,618 ,011
Implementasi ,586 ,031 ,805 19,140 ,001 ,846 1,82
Kebijakan
Good ,322 ,052 ,261 6,210 ,001 ,846 1,82
Governance
a. Dependent Variable: Pengelolaan Infrastruktur
Sumber : Data diolah 2021

Berdasarkan tabel 13, hasil analisis multikolinieritas tidak

terdapat multikolinieritas yang berarti antar masing-masing variabel

independen dalam model regresi, karena:

 Nilai tolenransi > dari 0.10

 Nilai VIF < dari 10.00


c. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 12. Uji Heteroskedastisitas

Correlations

Implementasi Good Unstandardized


Kebijakan Governance Residual
(X1) (X2

Implementasi Kebijakan (X1) Correlation 1,000 ,201 ,054


Cofficient
Sig.(2-tailed) ,070 ,632
N 82 82 82
Good Governance (X2) Correlation ,201 1,000 ,006
Cofficient
Sig.(2-tailed) ,070 ,959
N 82 82 82
Unstandardized Residual Correlation ,054 ,006 1,000
Cofficient
Sig.(2-tailed) ,632 ,959
N 82 82 82

Sumber : Data diolah 2021

Berdasarkan tabel 14, semua pridiktor dengan nilai residual

>0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang diperoleh

terbebas dari kasus heteroskedastisitas. Nilai signifikasi 2-tailed XI

0.632 dan X2 0.959, > dari 0.05. hal ini menyatakan bahwa varian

residual model regresi ini adalah homogen atau model regresi yang

di peroleh terbatas dari kasus heteroskedastisitas.


4. Uji Analisis Regresi Berganda

Tabel 16. Uji Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
(Constant) 3,707 1,416 2,618 ,011
Implementasi ,586 ,031 ,805 19,140 ,001
Kebijakan
Good ,322 ,052 ,261 6,210 ,001
Gornance
a. Dependent Variable: Pengelolaan Infrastruktur
Sumber : Data diolah 2021

Bila hasil perhitungan dari print out komputer dengan bantuan

program SPSS dapat menarik garis regresinya menjadi :

Y ^= 3,707 + 0,586X1 + 0,322X2 + e

5. Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji t dimaksud untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh

variabel independen (implementasi kebijakan dan good governance)

secara individual dalam menerangkan variabel dependen

(pengelolaan infrastruktur). Untuk menguji apakah H1 diterima atau

ditolak maka dilakukan uji t. Untuk menentukan df (degree of

freedom) maka digunakan rumus:

df = n-k

df = 82-3
df = 79

Keterangan:

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel

Tolak ukur penerimaan atau penolakan H1 adalah:

H1 diterima jika t hitung lebih kecil dari t tabel

H2 ditolak jika t hitung lebih besar dari t tabel

1) Variabel Implementasi Kebijakan

H1 : Terdapat pengaruh implementasi kebijakan terhadap

pembangunan infrastruktur di Desa Tanah Towa Kecamatan

Kajang Kabupaten Bulukumba.

H2 : Tidak ada pengaruh implementasi kebijakan terhadap

pembangunan infrastruktur di Desa Tanah Towa Kecamatan

Kajang Kabupaten Bulukumba.

Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 16, diperoleh

t hitung sebesar 19,140 dan t tabel sebesar 2,000 dengan tingkat

signifikansi 0,001. Dengan demikian dikarenakan t hitung

19,140 > t tabel 2,000 dengan tingkat signifikansi 0,001 dengan

menggunakan batas signifikansi 0,05, maka dengan demikian

H2 ditolak dan H1 diterima, yang artinya terdapat pengaruh

implementasi kebijakan terhadap pembangunan infrastruktur di

Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.


2) Variabel Good Governance

H1 :Terdapat pengaruh good governance terhadap

pembangunan infrastruktur di Desa Tanah Towa

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

H2 :Tidak ada pengaruh good governance terhadap

pembangunan infrastruktur di Desa Tanah Towa

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 10, diperoleh

t hitung sebesar 6,210 dan t tabel sebesar 2,000 dengan tingkat

signifikansi 0,001. Dengan demikian dikarenakan t hitung 6,210

> t tabel 2,000 dengan tingkat signifikansi 0,001 dengan

menggunakan batas signifikansi 0,05, maka dengan demikian

H2 ditoak dan H1 diterima, yang artinya terdapat pengaruh good

governance terhadap pembangunan infrastruktur di Desa Tanah

Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.


b. Uji F

Hasil perhitungan parameter model regresi secara bersama-

sama diperoleh pada tabel berikut:

Tabel 17. Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


1 Regression 2054,091 2 1027,045 294,53 ,001b
9
Residual 275,470 79 3,487
Total 2329,561 81
a. Dependent Variable: Pengelolaan Infrastruktur
b. Predictors: (Constant), Good Gornance, Implementasi
Kebijakan
Sumber : Data diolah 2021
Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh

variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara

simultan (bersama-sama).Pengujian pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan

menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai F

hitung = 294,539 dengan signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Hal ini

berarti bahwa secara bersama-sama implementasi kebijakan dan

penerapan good governance berpengaruh terhadap pembangunan

infrastruktur di Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba.
6. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel

kepuasan kerja dapat dijelaskan oleh kedua variabel independennya yaitu

variabel kompensasi (X1) dan variabel iklim kerja (X2).

Tabel 18. Analisis Kofiesien Determinasi

Model Summaryb
Model Std. Error
R Adjusted R of the
R Square Square Estimate
d1 ,939a ,882 ,879 1,867
i
m
e
n
s
i
o
n
0
a. Predictors: (Constant), Good Governance,
Implementasi Kebijakan
b. Dependent Variable: Pengelolaan Infrastruktur
Sumber : Data diolah 2021

Tabel diatas menjelaskan besarnya koefisien determinasi

atau adjusted R Square yaitu sebesar 0,879 atau 87,9%. Hal ini

menunjukkan bahwa Pengelolaan Infrastruktur dapat dijelaskan

sebesar 87,9% oleh variabel independen yaitu Good Governance dan

Implementasi Kebijakan. Sedangkan sisanya (100%-87,9%) adalah

12,1% variasi Pengelolaan Infrastruktur dijelaskan oleh variabel-

variabel diluar variabel independen penelitian ini.


B. Pembahasan

1. Proses Pembangunan Infrastruktur dengan penerepakan Implementasi

Kebijakan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi Kebijakan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembangunan Infrastruktur.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung 19,140 > nilai t tabel 2,000 dan

signifikansi sebesar 0,001 yang jauh lebih kecil dibandingkan taraf

signifikansinya (0,05). Hal ini di artikan semakin tinggi partisipasi

keterlibatan masyarakat dan transparansi anggaran pembangunan

infratsruktur di desa tanah towa dalam pengimplementasikan kebijakan

menunjukkan bahwa hak dan tanggungjawab pemerintah dalam

menjalakan roda kepemerintahan tidak sewenang-wenang dalam

mengembang amanah yang diberikan masyarakat. Hal ini sesusi dengan

penelitian yang dilakukan Meida Anggraeni Setyawati (2014) yang

menyatakan pembangunan Infrastruktur berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Implementasi kebijakan.

Pembangunan infrastruktur merupakan penggerak roda

peretumbuhan ekonomi dan berpengaruh tehadap peningkatan kualitas

hidup serta kesejahteraan masyarakat. sehinggah dalam

mengimplementasikan kebijakan pembangunan infrastruktur.

Komponen-komponen dalam proses pembangunan infrastruktur dalam


mengimplementasikan kebijakan yang di jalannkan pemerintah meliputi:

prinsip partisipasi masyarakat, komunikasi, sikap dan prinsip

transfarasansi. Dimana masyarakat memiliki hak dan tanggun jawab

dalam mengembangkan dan memajukan suatu daerah dalam hal ini

terlibat langsung dalam merealisasikan anggaran pembangunan

infrastruktur.

Dalam penelitian ini pembangunan infrastruktur di ukur dengan

keterlibatan masyarkat dalam meninplementasikan kebijakan pemerintah

dalam merealisasikan pembangunan infrastruktur. Misalnya melibatkan

masyarkat dalam musyawarah tahun untuk pembangunan yang akan

direalisasikan.

2. Pengaruh prinsip-prinsip good governance terhadap pembangunan

infrastruktur

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip-prinsip good

governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan

pembangunan infrastruktur. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung

6,210 > nilai t tabel 2,000 dan signifikansi sebesar 0,001 yang jauh

lebih kecil dibandingkan taraf signifikansinya (0,05). Dalam hal ini

diartikan penerapan good governance dalam pembangunan infrastruktur

di desa tanah towa, pemerintah menciptakan pemerintahan yang bersih.

Setiap aktivitas pada instansi pemerintah senantiasa mengaplikasikan

konsep good governance dalam pengelolaan insfrastruktur desa.


Good gevernance merupakan suatu bentuk manajemen

pembangunan di mana pemerintah menjadi agen of change suatu

masyarakat dalam mendorong pembangunan suatu daerah melalui

kebijakan dan perencanaan infastruktur yang tepat dalam merealisasikan

angaran pembangunan infrastruktur yang transparansi dan akuntabilitas.

Dalam menjalankan roda pemerintahan aparatur desa menerapkan prinsip

partisipasi masyarakat dan transparansi anggaran serta mematuhi prinsip

kepatian hukum.

Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden

padakuesioner penerapan prinsip-prinsip good governance terhadap

pembangunan infrastruktur desa tanah towa telah terealisasikan dengan

baik serta pemerintah menjalankan roda pemerintahan yang bersih

pengelolaan pembangunan infrastruktur.

3. Pengaruh implementasi kebijakan dan penerapan prinsip-prinsip good

governance terhadap pembangunan infrastruktur

Berdasarkan hasil uji dengan bantuan SPSS yang telah dilakukan

diperoleh hasil bahwa hubungan atau korelasi antara Implementasi

Kebijakan (X1) dan Good Governance (X2) terhadap Pengelolaan

Infrastruktur (Y) dapat dilihat melalui koefisien korelasi atau R sebesar

0,939, yang menunjukkan bahwa hubungan antara Implementasi

Kebijakan dan Good Governance terhadap Pengelolaan Infrastruktur

mempunyai hubungan yang kuat sebesar 93,9%. Diketahui juga dari hasil

koefisien determinasi atau adjusted square adalah 0,879 menunjukkan


bahwa 87,9% Pengelilaan Infrastruktur dipengaruhi oleh Implementasi

Kebijakan dan Good Governance, sementara sisanya sebesar 12.1%

dipengaruhi oleh varabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian. Hasil

pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat

dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan menunjukkan F

= 294,539 dengan signifikansi 0,001 dengan menggunakan batas

signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan H2 ditilak dan H1 diterima, yang

berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas Implementasi

dan Good Governance secara bersama-sama terhadap variabel

Pembangunan Infrastruktur.
BAB VI

KESIMPILAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

kesimpilan berdasarkan hasil analisis dan pembahasana yang telah

diuraikan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Implementasi kebijakan terhadap pembangunan infrastruktur di Desa

Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba dengan

melakukan uji hipotis (t) dihasilkan pengaruh implementasi kebijakan

terhadap pembangunan infrastruktur sebesar 19,140 > dari nilai t tabel

2,000 dan signifikansi sebesar 0,001 yang jauh lebih kecil dibandingkan

taraf signifikansinya (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh positif dan signifikan implementasi kebijakan terhadap

pembangunan infrastruktur di Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba.

2. Prinsip-prinsip good governance terhadap penerapan pembangunan

infrastruktur di Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba dengan melakukan uji hipotis (t) dihasilkan pengaruh good

governance terhadap pembangunan infrastruktur sebesar 6,210 > dari

nilai t tabel 2,000 dan signifikansi sebesar 0,001 yang jauh lebih kecil

dibandingkan taraf signifikansinya (0,05). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan good


governance terhadap pembangunan infrastruktur di Desa Tanah Towa

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

3. Hubungan atau korelasi antara implementasi kebijakan dan good

governance terhadap pengelolaan infrastruktur sebesar 0,939, yang

berarti implementasi kebijakan dan good governance terhadap

pengelolaan infrastruktur mempunyai hubungan sebesar 93,9%. Dan dari

hasil koefisien determinasi atau adjusted square sebesar 0,879

menunjukkan bahwa 87,9% pengelolaan infrastruktur dipengaruhi oleh

implementasi kebijakan dan good governance. Pengaruh variabel bebas

secara bersama-sama terhadap variabel terikat diperoleh hasil

perhitungan F sebesar 294,539 dengan signifikansi 0,001 dengan

menggunakan batas signifikan 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas implementasi

kebijakan dan good governance secara bersama-sama terhadap variabel

Pembangunan Infrastruktur.

B. Saran

1. Pemerintah sebaiknya berkolaborasi dengan masyarakat setempat dalam

membangun infrastruktur desa disetiap dusun agar pembangunan

infrastruktur baik non fisik ataupun fisik sehingga dalam

mengimplementaskan kebijakan pembangunan mampu

terakomodir/terkontrol dengan dalam penganggaran sesuai dengan

harapan masyarakat setempat.


2. Pemerintah harus turun lapangan untuk survei kebutuhan masyarakat

dalam hal memastikan kebutuhan dan harapan masyarakat mampu

terealisasikan dengan baik tanpa membutuhkan perantara yang kemudian

menyampaikan keresahan masyarakat mengenai penanganan perbaikan

jalan dan irigasi. Karena 99% kebutuhan dan harapan masyarakat hanya

bertumpah pada sektor pertanian, jadi sebaiknya aparat desa mampu

memfasilitasi pembangunan irigasi yang mampu menopang masyarakat

dengan adanya isigasi yang mumpuni.

3. Hendaknya seorang kepala desa harus bertanggung jawab atas jalannya

roda pemerintah dan pembangunan di dalam wilayahnya, disamping

menjalankan urusan pemerintah dan pembangunan, kepala desa juga

mempunyai kewajiban lain yaitu menyelenggarakan program dibidang

kemasyarakatan, membina ketentraman, dan keterlibatan masyarakat

serta membina dan mengembangkan jiwa semangat gotong royong

masyarakat. Selain itu juga harus melaksanakan tiga perannya yaitu

melaksanakannya sebagai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

Serta pemerintah memberikan kewenangan kepada desa untuk

membentuk mitra pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat.

4. Pemerintah harusnya menjadi inovator berupa pembuat perubahan

dengan menyiapkan program pembangunan desa dengan bahasan

sederhana serta dapat menggugah keinginan dan keikutsertaan

masyarakat dalam pembangunan serta motivator artinya menggerakkan

partisipasi masyarakat jika terjadi kendala-kendala dalam proses


pembangunan untuk mendorong dan memelihara dinamika pembangunan

desa.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Tahir, (2014) kebijakan publik dan transparansi penyelenggaraan daera,


Penerbit Alfabet.
Dita Alvia Fauzana, (2020).Realisai Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
dalam Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Desa Masda Makmur
Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu dalam Perspektif
Ekonomi Syariah, skripsi, Riau: state Islamic University Of Sultan Syarif
Kasim Riau.
Eko Handayo, (2012). Kebijakan Publik, cet. 1, Penerbit Widiya Karya,
semarang.
Ella Wargadinata., &Ika Sartika, (2019). The Good Governance Implementation
At Village In Nusa Tenggara Privince. Sosiohumiora, 21(3).
Erwan Agus Purwanto, Dyah Ratih Sulistyastut, (2012) Implementasi kebijakan
publik konsep dan aplikasinya di indonesia, Penerbit Gava Media.
Cetakan I.
Fransisca Winami.,& Pandhu Yuanjaya, (2016). Implementasi Kebijakan Dana
Desa dalam Meningkatkan Pembangunan di Desa Wukirs Kabupaten
Sleman,NATAPRAJA, 4(1), hal 49-64
Ginandjar Kartasamita.(1996). Pembangunan Untuk Rakyat. Cet. 1, Penerbit PT.
Pustaka CIDESINDO. Jakarta.
Handoko, T. Hani. 2014. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE,
Yogyakarta.
Hardiwinoto (2017, 2 Desember ) Good Govermen Governance
https://hardiwinoto.com / good-government-governance.
Indra A. Patow., Sofia Pangemanan., Vantje Kasenda, (2018). Implementasi
Pembangunan Infrastruktur dalam Menunjang Aktivitas Perekonomian
Masyarakat (studi di Desa Tempok Selatan Kecamatan Tompaso
Kabupaten Minahasa), jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan, 1(1)
ISSN:2337-5736.
Jones, C. O. 1984. An Introduction to the Study of Public Policy. Monterey, CA:
Brooks/Cole Publishing Company.
M. Manullang. (2014). Manajemen Personalia,Ghalia Indonesia, Jakarta.
Malayu Hasibuan. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Bumi
Aksara. Jakarta
Malayu S.P. Hasibuan, (2015) Manajemen, Dasar, pengertian, dan Masalah,
Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Manullang, 2014, Dasar-Dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Meida Anggraeni Setyowati., & Endang Larasati, (2019). Implementasi Program


Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) di Kabupaten
Temanggung Tahun 2014, JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK, 1(1), ISSN
Online 2685-3582
Mitra Sari Puspita.(2015). Evaluasi Program Pembangunan Infrastruktur di Desa
Sidorejo Kecamatan Panajam Kabupaten Panajam Paser Utara. ejournal
Administrasi Negara, 3 (2), 549-563.
Muhammad Ilham Arisaputra, (2013). Penerapan Prinsip-Prinsip Good
Governance dalam Penyelenggaraan Reformasi Agraria di Indonesia,
Yurdika, 28(2).
Paul Andryani Moento.,Firman.,Andi Patta Yusuf (2019). Good Governance
dalam Pemerintahan, hhtp//jurnal.unmus.ac.id/index/php/fisip, 1(2), 10-
16.
Rendra Setyadirarja.,Suherry & Raja Dachroni, (2018). Implementasi Kebijakan
Pembangunan Desa Pesisir Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau,
Jurnal Ilmu pemerintahan: Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik
Daerah, 3(2): 90.
Robi Wardoni (2020), implementasi Kebijakan Dana Desa dalam Menunjang
Pembangunan dan Pemberdayaan di Desa Sumber Makmur Tahun 2016-
2018, MIMBAR, Jurnal Penelitian Sosial dan Politik, 9(2), ISSN: 2252-
5270 & E-ISSN:2620-6056.
Solichin Abdul Wahab , (2015) Analisis kebijakan publik: Dari formulasi ke penyususnan
model-model implementasi kebijakan publik, Bumi Aksara, BENGKULU.
Winarno Budi, 2014. Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus). CAPS (Center
Of Academic Publishing Service). Yogyakarta.
Yoga Hariyanto., shulis & Figur Adhiyakam (2021). Peranan Pemerintah Desa
dalam Pembangunan Infrastruktur, (KJ-PSH) jurnal Pendidikan
Sosiologi dan Humaniora, 12(1), page 24-29/E-ISSN:2715-1247 dan P-
ISSN:2087-84xx
LAMPIRAN

Lampiran. Hasil Olahan Data SPSS

1. Uji Validitas

Instrumen Implementasi Kebijkan (X1)

Butir r hitung r tabel keterangan


1 0.756 0,220 Valid
2 0.819 0,220 Valid
3 0.823 0,220 Valid
4 0.822 0,220 Valid
5 0.638 0,220 Valid
6 0.800 0,220 Valid
7 0.713 0,220 Valid
8 0.632 0,220 Valid
Sumber : Data diolah 2021

Intstrumen Good Governance (X2)

Butir r hitung r tabel Keterangan


1 0.597 0,220 Valid
2 0.724 0,220 Valid
3 0.690 0,220 Valid
4 0.391 0,220 Valid
5 0.378 0,220 Valid
6 0.494 0,220 Valid
7 0.362 0,220 Valid
8 0.558 0,220 Valid
Sumber : Data diolah 2021

Instrumen Pembangunan Infrastruktur (Y)

Butir r hitung r tabel Keterangan


1 0.600 0,220 Valid
2 0.767 0,220 Valid
3 0.081 0,220 Valid
4 0.718 0,220 Valid
5 0.477 0,220 Valid
6 0.715 0,220 Valid
7 0.270 0,220 Valid
8 0.718 0,220 Valid
Sumber : Data diolah 2021

2. Uji Reliabilitas

Variabel r hitung r tabel Keterangan


Implementasi 0,828 0,6 Reliabel
Kebijakan (X1)
Good Governance 0,653 0,6 Reliabel
(X2)
Pembangunan 0,662 0,6 Reliabel
Infrastruktur (Y)
Sumber : Data diolah 2021

3. Uji Normalitas

Sumber : Data diolah 2021

4. Uji multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized Collinearity Statistic
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
(Constant) 3,707 1,416 2,618 ,011
Implementasi ,586 ,031 ,805 19,140 ,001 ,846 1,82
Kebijakan
Good ,322 ,052 ,261 6,210 ,001 ,846 1,82
Governance
a. Dependent Variable: Pengelolaan Infrastruktur
Sumber : Data diolah 2021

5. Uji Heteroskedastisitas

Correlations

Implementasi Good Unstandardized


Kebijakan Governance Residual
(X1) (X2

Implementasi Kebijakan (X1) Correlation 1,000 ,201 ,054


Cofficient
Sig.(2-tailed) ,070 ,632
N 82 82 82
Good Governance (X2) Correlation ,201 1,000 ,006
Cofficient
Sig.(2-tailed) ,070 ,959
N 82 82 82
Unstandardized Residual Correlation ,054 ,006 1,000
Cofficient
Sig.(2-tailed) ,632 ,959
N 82 82 82

Sumber : Data diolah 2021

6. Uji Analisis Regresi Berganda


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
(Constant) 3,707 1,416 2,618 ,011
Implementasi ,586 ,031 ,805 19,140 ,001
Kebijakan
Good ,322 ,052 ,261 6,210 ,001
Gornance
a. Dependent Variable: Pengelolaan Infrastruktur
Sumber : Data diolah 2021

7. Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


1 Regression 2054,091 2 1027,045 294,53 ,001b
9
Residual 275,470 79 3,487
Total 2329,561 81
c. Dependent Variable: Pengelolaan Infrastruktur
d. Predictors: (Constant), Good Gornance, Implementasi
Kebijakan
Sumber : Data diolah 2021

8. Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model Std. Error
R Adjusted R of the
R Square Square Estimate
d1 ,939a,882 ,879 1,867
i
m
e
n
s
i
o
n
0
c. Predictors: (Constant), Good Governance,
Implementasi Kebijakan
d. Dependent Variable: Pengelolaan Infrastruktur
Sumber : Data diolah 2021

DOKUMENTASI PENELITIAN
SURAT IZIN DAN REKOMENDASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai