Anda di halaman 1dari 19

Sampah dan Pemanasan 

Global

Oleh : Nopia Wati, SKM.,MKM

        
Kebanyakan aktifitas manusia berujung pada mengahasilkan sampah, mulai dari hal yang
kecil seperti membuka bungkus permen, membeli jajanan di warung, berbelanja di pasar,
mencetak kertas untuk tugas sekolah dan kantor dan lain-lain. Pertama sampah membentuk
tumpukan , timbunan, onggokan, sampai jika seluruh sampah itu di kumpulkan akan menjadi
gunungan yang besar dan mengerikan. Tahun 2006 contohnya Bandung sempat disoroti
tentang “Bandung Lautan Sampah” akibat kacaunya pengelolaan pembuangan akhir sampah
kota Bandung. Timbunan sampah menggunung di pinggiran jalan, tempat-tempat umum,
menyebarkan bau yang kurang sedap, dan banyak mengundang lalat.

            Sebelumnya di Bandung juga, sampah sampai menelan korban jiwa. Ketika gunugan
sampah di Tempat Pembuangan Akhir sampah di Leuwigajah longsor pada 21 Februari 2005.
Saat itu, 32 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya tertimbun oleh sampah yang ada
disana. Sampah sudah menjadi masalah nasional. Bank Dunia mencatat produksi sampah
perkotaan Indonesia mencapai 10 juta ton per tahun. Per tahunnya timbunan itu semakin
membesar, dan mirisnya pertumbuhan itu tidak diimbangi dengan sarana teknis pengelolaan
sampah sehingga banyak sampah tidak terurus. Keterbatasan pengelolaan sampah diperburuk
dengan cara pandang masyarakat sebagian besar bahwa sampah dan limbah rumah tangga
atau limbah industru sudah tidak bermanfaat lagi.
            Setiap rumah tangga membuang berbagai macam sampah. Berdasarkan sifatnya,
sampah dibedakan menjadi sampah “basah” dan sampah “kering”. Sampah basah atau
organik pada umumnya berasal dari makhluk hidup seperti daun-daunnan, sayuran, buah,
serta sampah dari bekas makanan. Sampah organik dapat terurai oleh mikroorganisme,
namun dalam prosesnya menghasilkan bau yang tidak sedap dan gas rumah kaca seperti
metana. Sedangkan sampah kering mencakup sampah plastik, karet, kertas, gelas, dan masih
banyak lagi contoh sampah anorganiknya lainnya. Sebagian sampah kering masih
mempunyai nilai jual, misalnya botol, besi, kertas,dan kaleng. Terdapat pula sampah yang
berbentuk limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, contohnya seperti baterai bekas, botol obat
nyamuk, sisa bahan kimia, parfum, tinta,dll. Tanpa  ada sistem pembuangan yang benar, sisa
racun akan rawanmeresap ek dalam tanah dan mencemari air, tanah ataupun tanaman.

            Terlalu banyak sampah yang dihasilkan dan kurang bijaknya pengelolaan sampah
dapat menimbulkan bencana bagi manusia dan lingkungan. Seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk di Indonesia, Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) memperkirkan sampah
yang dihasilkan per hari akan mencapai sekitar 190 ton per tahun pada tahun 2020. Metana
dan karbondioksida termasuk gas rumah kaca penyebab pemanasan global dan perubahan
iklim. Melihat dengan begitu besarnya dampak metana bagi pemanasan global, tidak heran
jika para pakar meyakini upaya pengelolaan sampah yang tepat akan berperan besar dalam
penanganan pemanasan global.

            Betapapun kreatifnya kita mengelola sampah, pembatasan jumlah sampah tetap aka
menjadi kuncinya. Mengurangi sampah berarti memperlambat berkurangnya sumber daya
dan memperlambat laju kerusakan alam. Penghematan sumber daya juga akan memberikan
waktu bagi alam untuk pulih dan seimbang kembali setelah terkikis demi menopang
kelangsungan hidup kita sehari-hari. Dan sebaiknya berpikirlah sejenak sebelum kita
membuang sesuatu.

            Disini ada beberapa tips bagaimana cara mengurangi sampah dan tips bagaimana cara
mendaur ulang sampah.

TIPS MENGURANGI SAMPAH

 Pilih produk-produk yang berukuran besar dan yang dapat di isi ulang, karena selain
lebig ekonomis, juga bisa mengurangi sampah kemasan.
 Bawa tas kain sendiri pada saat berbelanja berguna untuk mengurangi penggunaan tas
plastik.
 Jangan membakar sampah. Karena dengan membakarnya justru akan melepas karbon
dioksida dan zat-zat berbahaya (apalagi jika yang di bakar seperti sampah plastik,
elektronik, atau ban).
 Hindari penggunaan produk dalam kemasan sachet.

TIPS MENDAUR ULANG SAMPAH

 Pergunakan sedapat mungkin barang bekas secara kreatif. Kotak, kaleng dan botol
bekas misalnya, dapat dipergunakan sebagai wadah penyimpanan.
 Pisahkan antara sampah kering dan sampah basah. Dan berikan sampah daur ulang
kepada pemulung, dan di tangan pemulung dan pendaur ulang sampah kembali
mempunyai nilai ekonomis sebagai bahan mentah produk baru dan tidak hanya
sedekar teronggok memenuhi TPA.
 Jika mengganti barang elektronik dengan yang baru, maka barang elektronik yang
lama jangan dibuang begitu saja. Pertimbangkan untuk menjualnya ke pasar loak atau
kepada para pendaur ulang, agar masih bisa untuk dimanfaatkan kembali.

PEMANASAN GLOBAL
PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)

GAMBARAJAH DI BAWAH MENUNJUKKAN KEJADIAN FENOMENA


PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global merupakan satu fenomena pemerangkapan gas yang dikenali sebagai gas
rumah hijau yang mana kumpulan gas ini menghalang dan memerangkap haba bumi daripada
terbebas keluar ke angkasa. Sifat kumpulan gas ini ialah membenarkan bahangan matahari
menembusinya tetapi menghalang pembebasan semula bahangan bumi ke atmosfera. Contoh
gas rumah hijau ialah karbon dioksida, karbon monoksida, kloroflorokarbon (CFC), metana,
nitrogen oksida dan lain-lain. Kebiasaannya, fenomena pemanasan global dapat dirasai
dengan lebih jelas di kawasan kutub utara dan selatan, kawasan pembangunan perindustrian,
kawasan perbandaran dan banyak lagi tempat dunia.

PUNCA-PUNCA BERLAKUNYA PEMANASAN GLOBAL

1. PERINDUSTRIAN

Aktiviti perindustrian merupakan punca utama kepada


fenomena pemanasan global. Pembakaran bahan api fosil seperti gas dan arang batu bagi
menggerakkan mesin dan jentera telah mengeluarkan banyak gas rumah hijau terutamanya
gas karbon dioksida.

Semakin banyak gas karbon dioksida dihasilkan, semakin banyak haba yang dan
terperangkap oleh lapisan gas lalu meningkatkan suhu udara secara global.

2. PENGANGKUTAN
Kenderaan bermotor kini merupakan pengangkutan utama bagi
manusia memudahkan pergerakan mereka di bumi ini.

Penggunaan kenderaan yang menggunakan minyak sebagai bahan bakar utama bagi
menggerakkan enjin kenderaan khususnya minyak tanpa plumbum telah banyak
membebaskan gas karbon dioksida dan gas karbon monoksida

3. PEMBAKARAN HUTAN

Kegiatan pembakaran hutan secara besar-besaran dan berleluasa untuk


membersihkan kawasan hutan bagi menjalankan aktiviti pertanian, petempatan atau
sebagainya telah menyumbang kepada pemanasan global

Pembakaran hutan telah menyebabkan imbangan kandungan oksigen dengan karbon dioksida
tidak seimbang. Lebihan karbon dioksida terjadi dan berlakulah pemanasan global

Asap yang terbebas ke angkasa daripada pembakaran hutan juga mengandungi banyak gas
karbon dioksida.

4. PERTANIAN DAN PENTERNAKAN


Aktiviti pertanian yang menggunakan racun-racun serangga dan baja
kimia secara berlebihan.

Penggunaan racun-racun serangga dan baja kimia yang secara berlebihan ini telah
mengeluarkan banyak gas rumah hijau terutamanya gas metana.

Kegiatan perternakan juga menyebabkan berlakunya pemanasan global. Hasil buangan najis
haiwan ternakan seperti kambing dan lembu telah menghasilkan dan membebaskan banyak
gas metana ke angkasa.

LETUSAN GUNUNG BERAPI

Selain punca pemanasan global yang disebabkan oleh aktiviti manusia


terdapat juga disebabkan oleh faktor semulajadi iaitu letusan gunung berapi.

Letupan gunung berapi yang banyak mengeluarkan asap dan debu yang mengandungi banyak
gas rumah hijau contohnya karbon dioksida, gas karbon monoksida, gas sulfur dioksida dan
sebagainya telah menyumbang kepada berlakunya pemanasan global.
Contoh gunung berapi yang pernah meletus ialah Gunung Tambore di Sumbawa dan Gunung
Krakatoa di Selat Sunda.

KESAN-KESAN AKIBAT PEMANASAN GLOBAL

Peningkatan suhu secara global sudah tentu akan mencairkan


litupan salji dan glasier di kawasan-kawasan pergunungan dan kedua-dua kutub. Kenaikan air
laut akibat pencairan ais berupaya memberi dampak yang dahsyat seperti kejadian banjir
besar terhadap negara-negara kepulauan contohnya Fiji dan Maldives serta negara-negara
pada ketinggian yang rendah contohnya Belanda dan Bangladesh. Akibat pencairan ais yang
menyebabkan kejadian banjir besar ini akan mengakibatkan kemusnahan bukan sahaja nyawa
manusia dan harta benda akan musnah tetapi bekalan makanan seperti tanah-tanah pertanian

yang subur akan turut termusnah.

Suhu bumi yang tinggi menyebabkan tanah-tanah yang subur menjadi tandus dan tidak sesuai
bagi aktiviti pertanian. Pokok-pokok tanaman juga tidak dapat hidup dengan subur seterusnya
mengurangkan hasil pertanian. Walaupun hanya berlaku perubahan kecil pada suhu, taburan
hujan dan sinaran matahari,ia boleh menyebabkan hasil pertanian terjejas teruk, sekaligus
mengancam bekalan makanan dunia.
Kekeringan sumber air permukaan bumi/ kemarau
menyebabkan proses sejatan tidak mempunyai wap-wap air untuk membentuk awan yang
tebal bagi menurunkan hujan. Kadar hujan berkurangan, udara menjadi kering dan
persekitaran menjadi panas. Dalam keadaan udara kering memudahkan terbentuknya jerebu/
partikulat-partikulat terampai. Pemanasan global mengakibatkan peningkatan suhu di Lautan
Pasifik. Hal ini mengubah pola tiupan angin lazim dari darat ke laut akibat perbezaan tekanan
yang hebat. Kesannya angin kencang bertiup ke barat Pasifik menyebabkan cuaca panas dan
angin lembab pula bertiup ke timur Pasifik menyebabkan kejadian ribut, banjir dan taufan.

PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Sejak akhir abad
18 suhu rata-rata global bumi telah meningkat sekitar 0,4 – 0,8°C. Para ilmuwan
memperhitungkan bahwa suhu rata-rata bumi akan meningkat menjadi 1,4 – 5,8°C pada
tahun 2100. Nilai peningkatannya menjadi lebih besar dibandingkan dengan nilai-nilai
peningkatan yang pernah terjadi sebelumnya.

Para ahli mengkawatirkan bahwa kehidupan manusia dan ekosistem alam tidak akan
mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim yang sangat cepat. Suatu ekosistem adalah
terdiri dari lingkungan biotik dan abiotik di wilayah tertentu. Pemanasan global dapat
menyebabkan banyak kerusakan.
Penyebab pemanasan global

Para ilmuwan mulai menyelidiki pemanasan global yang terjadi sejak akhir abad 18.
Sebagian besar ahli berkesimpulan bahwa kegiatan manusialah yang menjadi penyebab
utama meningkatnya pemanasan global yang seringkali dikenal dengan efek rumahkaca.
Efek rumah kaca memanaskan bumi melalui suatu proses yang kompleks yang
berhubungan dengan sinar matahari, gas, dan partikel-partikel yang ada di atmosfer.
Gas-gas yang menahan panas di atmosfer disebut gas rumah kaca.

Kegiatan manusia yang menimbulkan pemanasan global adalah pembakaran minyak


bumi, batu bara, dan gas alam dan pembukaan lahan. Sebagian besar pembakaran berasal
dari asap mobil, pabrik, dan pembangkit tenaga listrik. Pembakaran minyak fosil ini
menghasilkan carbon dioxide (CO2), yakni gas rumah kaca yang menghambat radiasi
panas ke angkasa ruang. Pohon-pohon dan berbagai tanaman menyerap CO2 cari udara
selama proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan. Pembukaan lahan dengan
menebangi pohon-pohon ikut meningkatkan jumlah CO2 karena menurunkan
penyerapan CO2, dan dekomposisi dari tumbuhan yang telah mati juga meningkatkan
jumlah CO2.
Pengaruh pemanasan global

Pemanasan global yang terus menerus dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan.


Tanaman dan binatang yang hidup di dalam laut menjadi terganggu. Binatang dan
tumbuhan di daratan terdorong untuk berpindah ke habitat yang baru. Pola cuaca
menjadi berubah menyebabkan tibulnya banjir besar, kekeringan, angin kencang, dan
badai yang besar. Mencairnya es di kutub mengakibatkan peningkatan tinggi permukaan
air laut. Penyakit-penyakit menyerang manusia secara meluas dan terjadi penurunan
hasil panen di beberapa wilayah.

Gangguan kehidupan laut.

Dengan adanya pemanasan global suhu permukaan air laut menjadi lebih hangat,
sehingga meningkatkan tekanan bagi ekosistem laut seperti batu karang yang menjadi
putih. Pada proses ini karang-karang melepaskas ganggang yang memberikan warna dan
makanan pada karang, sehingga karang menjadi putih dan mati. Peningkatan suhu air
juga membantu menyebarkan penyakit-penyakit yang sangat mempengaruhi kehidupan
mahkluk-mahkluk di dalam laut.

Perubahan habitat

Pergeseran secara luas terjadi pada habitat-habitat tanaman dan binatang. Beberapa
spesies sangat sulit untuk dapat bertahan di habitatnya sekarang. Beberapa tanaman
bunga tidak dapat berbunga tanpa mengalami musim dingin yang benar-benar dingin.
Dan kegiatan manusia telah mempersulit tumbuhan dan binatang untuk mencapai habitat
barunya bahkan tidak memungkinkan bagi tumbuhan dan binatang untuk mencari habitat
baru.

Gangguan Cuaca

Kondisi cuaca yang ekstrim bisa sering terjadi sehingga lebih menambah daya rusak.
Perubahan pola hujan dapat meningkatkan banjir dan kekeringan di beberapa daerah.
Angin ribut dan badai tropis bisa muncul dengan kekuatan yang lebih besar.

Meningkatnya permukaan air laut

Peningkatan suhu global selama berabad-abad telah mencairkan sejumlah besar es yang
melapisi sebagian besar antartika. Akibatnya tinggi permukaan air laut menjadi naik di
seluruh dunia. Banyak wilayah pantai yang kebanjiran, erosi, hilangnya daratan dan
masuknya air laut ke wilayah air tawar. Peningkatan permukaan air laut yang tinggi
dapat menenggelamkan kota-kota pantai, negara kepulauan kecil, dan wilayah-wilayah
yang tidak dihuni lainnya.

Mengancam kesehatan manusia.

Penyakit-penyakit tropis seperti malaria dan demam dapat menyebar kewilayah yang
lebih luas. Penderita kanker kulit juga meningkat. Gelombang panas yang terus menerus
dapat menyebabkan penyakit dan kematian. Banjir dan kekeringan meningkatkan
kelaparan dan kekurang gizi.

Perubahan hasil panen.

Kanada dan sebagian rusia bisa jadi lebih diuntungkan dengan meningkatnya hasil
panen, tetapi peningkatan yang terjadi tidak sebanding dengan kerugian yang disebabkan
oleh kekeringan dan kenaikan suhu terutama apabila melebihi beberapa derajad celsius.
Panen di wilayah tropis menurun drastis karena suhu sedemikian tingginya sehingga
tidak dapat ditolerir oleh tanaman.
Membatasi pemanasan global

Para ilmuwan mempelajari cara-cara untuk membatasi pemanasan global. Kunci


utamanya adalah:

1.membatasi emisi CO2 dan


2.menyembunyikan karbon yang juga membantu mencegah karbon dioksida memasuki
atmosfer atau mengambil CO2 yang ada.

Membatasi emisi CO2

Tehnik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi
minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua
penggunaan energi minyak sehemat mungkin.

Energi alternatif yang dapat digunakan diantaranya angin, sinar matahari, energi nuklir,
dan panas bumi. Kincir angin dapt merubah energi angin menjadi energi listrik. Sinar
matahari juga dapat dirubah menjadi energi listrik atau sumber panas yang bisa
dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi panas bumi bisa
dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Sumber energi alternatif memang lebih
mahal dibanding energi minyak namun penelitian lebih lanjut akan membantu untuk
lebih menekan biaya.

Penggunaan minyak bumi secara efisien

Emisi CO2 dapat dikurangi jika mobil-mobil bisa lebih hemat bahan bakar. Para
ilmuwan dan insinyur telah bekerja untuk menciptakan mesin yang hemat bahan bakar.
Penemuan-penemuan telah mengembangkan alat untuk menggantikan mesin
pembakaran atau menggunakan mesin yang lebih kecil. Sebuah mobil dengan tenaga
batery listrik telah memasuki pasar, tetapi masih dilengkapi dengan mesin kecil berbahan
bakar minyak. Bahan bakar sel yakni sebuah alat yang mampu merubah energi kimia
menjadi energi listrik bisa dikembangkan untuk mobil-mobil di masa depan.

Menyembunyikan karbon dapat dilakukan dengan dua cara:


1. Di bawah tanah atau penyimpanan air tanah
2. Penyimpanan di dalam tumbuhan hidup.

Bawah tanah atau air bawah tanah bisa digunakan untuk menyuntikkan emisi CO2 ke
dalam lapisan bumi atau ke dalam lautan. Lapisan bumi yang dapat digunakan adalah
penyimpanan alami minyak dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan
memompakan Co2 kedalam tempat-tempat penyimpanan minyak di perut bumi akan
membantu mempermudah pengambilan minyak atau gas yang masih tersisa. Hal ini bisa
menutupi biaya penyembunyian karbon. Lapisan garam dan batubara yang dalam juga
bisa menyembunyikan karbon dioksida.

Lautan juga dapat menyimpan banyak karbon dioksida, tetapi para ilmuwan belum dapat
menetapkan pengaruhnya terhapad lingkungan hidup di dalam laut.

Penyimpanan di dalam tanaman hidup

Tumbuhan hijau menyerap Co2 dari udara untuk tumbuh. Kombinasi karbon dari CO2
dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk gula sederhana yang disimpan di dalam
jaringan. Setelah tanaman mati maka tubuhnya akan terurai dan melepaskan CO2.
Ekosistem dengan tumbuh-tumbuhan yang berlimpah seperti hutan atau perkebunan
dapat menahan lebih banyak karbon, tetapi generasi manusia yang akan datang harus
tetap menjaga ekosistem agar tetap utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam
tanaman akan lepas kembali ke atmosfer.

Pemanasan Global atau global warming yakni kenaikan suhu rata-rata bumi yang dapat
mempengaruhi:
1. Gangguan kehidupan laut.
2. Perubahan habitat
3. Gangguan Cuaca
4. Naiknya permukaan air laut
5. Mengancam kesehatan
6. Perubahan hasil panen

Kita dapat membantu untuk mengurangi efek pemanasan Global dengan melakukan:
1. Menggunakan kendaraan umum dibanding pribadi
2. Memilih kendaraan yang hemat bbm
3. Energi alternatif selain fosil
4. Menggunkan peralatan yang hemat listrik
5. Mengurangi pemakaian kertas
6. Mengurangi penggunaan minyak goreng
7. Menanam pohon untuk penghijauan

Vulnerability of human societies to climate change mainly lies in the effects of extreme
weather events rather than gradual climate change. Impacts of climate change so far
include adverse effects on small islands, adverse effects on indigenous populations in
high-latitude areas,[96] and small but discernable effects on human health. Over the 21st
century, climate change is likely to adversely affect hundreds of millions of people
through increased coastal flooding, reductions in water supplies, increased malnutrition
and increased health impacts.

Future warming of around 3 °C (by 2100, relative to 1990-2000) could result in


increased crop yields in mid- and high-latitude areas, but in low-latitude areas, yields
could decline, increasing the risk of malnutrition.[95] A similar regional pattern of net
benefits and costs could occur for economic (market-sector) effects. Warming above 3
°C could result in crop yields falling in temperate regions, leading to a reduction in
global food production.[99] Most economic studies suggest losses of world gross
domestic product (GDP) for this magnitude of warming.
Mari mengenal pemanasan global dan perubahan iklim

Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Pemanasan global dan perubahan iklim telah menjadi salah satu isu global terbesar pada saat
ini. Di mana saja orang-orang mulai membicarakan, mendiskusikan dan mewacanakan
perubahan iklim. Dampaknya disebut-sebut akan melindas semua orang, tua-muda, miskin-
kaya, masyarakat pesisir-masyarakat pegunungan. Tulisan ini berusaha untuk menjelaskan
secara sederhana proses, penyebab dan dampak dari perubahan iklim.

Apa itu Pemanasan Global ?

Pemanasan global merupakan sebuah fenomena yang menggambarkan terjadinya kenaikan


rata-rata temperatur permukaan bumi sejak dimulainya revolusi industri pada abad 18,
dimana kenaikan temperatur ini diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan
meningkatnya aktivitas ekonomi dunia.  Pemanasan Global disebabkan oleh sebuah efek
yang disebut dengan efek rumah kaca. Efek rumah kaca ini sebenarnya merupakan efek yang
alami yang menyebabkan temperature bumi menjadi hangat dan mendukung manusia bisa
hidup di bumi.

Ada beberapa komponen yang berperan dalam menciptakan efek tersebut. Pertama, ada
matahari. Matahari memiliki peranan yang sangat penting untuk iklim di bumi. Prosesnya
adalah sebagai berikut: matahari mengeluarkan radiasi dalam bentuk cahaya inframerah, yang
tidak bisa kita lihat. Komponen lain yang berperan adalah atmosfer[1]. Matahari
mengeluarkan radiasi, radiasi masuk ke dalam atmosfer bumi. Kemudian ada radiasi yang
diserap oleh tanah, air dan komponen bumi lainnya, itu sebabnya jika ada air diletakkan di
bawah sinar matahari, materinya lebih panas, karena dia menyerap. Itu sebabnya kita
membutuhkan ruang terbuka, karena ruang terbuka dapat menyerap radiasi matahari. Tidak
semua radiasi matahari dapat diserap oleh bumi, Sebagian, belum sampai di bumi, sudah
dipantulkan oleh awan, dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa. misalnya, lapisan es,
karena lapisan es lebih banyak memantulkan.
Sumber: azimuthproject.org

Biasanya radiasi matahari  yang masuk ke bumi sebesar 342 watt/m 2.  Dalam kondisi normal,
ada radiasi yang diserap dan ada yang dipantulkan sehingga menyebabkan terciptanya
keseimbangan. Besaran yang diserap adalah sekitar 168 watt dan yang dipantulkan oleh
permukaan bumi sebesar 30  dan dipantulkan oleh awan sebesar 77 watt.

Dalam beberapa kondisi, besarannya dapat berubah, karena ada sun spot yang mennyebabkan
radiasi matahari panasnya bisa berubah.  Sejumlah ilmuwan berpendapat bahwa radiasi
matahari-lah yang menjadi penyebab dari perubahan iklim, bukan aktivitas manusia. Mereka
percaya pada perubahan radiasi akibat sun spot dan badai matahari yang mempengaruhi
tingkat radiasi . Argumentasi ini tidak lagi valid karena dari sejumlah ilmiah, memang badai
matahari memberi pengaruh pada perubahan iklim, hanya saja tidak terjadi dalam jangka
panjang, melainkan bersifat jangka pendek.

Mengapa disebut dengan efek rumah kaca?

Pemanasan global sering disebut sebagai efek rumah kaca. Mengapa demikian? Karena
memang fenomena pemanasan global mirip dengan femonena kenaikan temperatur dalam
rumah kaca. Di dalam rumah kaca, ketika cahaya masuk dan menembus kaca, panjang
gelombangnya akan berubah.[2]
sumber-persma.com

Efek yang sama yang terjadi dalam proses pemanasan global. Kaca dapat kita umpamakan
sebagai atmosfer. Ketika radiasi yang masuk ke bumi, tidak dapat dipantulkan dengan
sempurna karena atmosfer bumi, yakni lapisan troposfer, mengandung gas-gas rumah kaca.

Mengenal Gas-Gas Rumah Kaca

Gas-gas rumah kaca ada beberapa jenis: yang paling banyak konsentrasinya adalah CO2, di
mana 80% emisi gas rumah kaca di atmosfer memang dihasilkan dari CO2. Secara alami,
CO2 terdapat dimana-mana, seluruh bumi menyimpan CO2, misalnya tanah, pohon, kayu, dsb.
Itu sebabnya ketika pohon atau kayu dibakar, maka CO2  terlepas ke angkasa. CO2  juga
dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar. Termasuk pembangkit listrik. CO2 di seluruh dunia
sekitar 70% nya dihasilkan oleh sektor energi, seperti transportasi, pembangkit listrik, dll.
Trend lain yang juga mempengaruhi peningkatan CO2 adalah pembabatan lahan gambut.
Padahal lahan gambut itu prinsipnya seperti spons, karena dia menyimpan air dan CO2,
sehingga ketika lahan gambut dikeringkan, sehingga CO2 dan gas methane yang tersimpan di
lahan gambut, akan keluar. Demikian juga ketika hutan digunduli dan lahannya di konversi
menjadi lahan kepala sawit, maka CO2 akan keluar. Sehingga banyak sekali aktivitas industri
di dunia modern yang mempengaruhi CO2 di dunia modern.

Gas rumah kaca lain adalah: zat methane. Methane (CH4) terdapat dalam benda-benda
seperti: kotoran. Methane ini sedikit jumlahnya, global warming potential (GWP)-nya atau
potensinya untuk menciptakan pemanasan global 21 kali lebih tinggi dari CO2. Dengan kata
lain, 1 molekul methane menyerap panas 21 kali lebih banyak dari CO2. Methane dihasilkan
dari lahan pertanian, terutama yang memakai pupuk urea, dan pupuk lainnya. Proses
dekomposisi tanaman busuk dan limbah organic pada dasarnya menghasilkan methane.
Sehingga tempat pembuangan sampah merupakan potensi menghasilkan gas methane.
Demikian juga industri peternakan, karena kotoran ayam, sapi dll, menghasilkan methane.

Gas lain adalah CFCs, yang merupakan zat yang dahulu biasa dipakai oleh perusahaan-
perusahaan AC dan kulkas. Gas ini selain dapat menimbulkan perubahan iklim juga dapat
menyebabkan kerusakan lapisan ozon. Karena sifatnya berbahaya, maka zat-zat ini harus
dihancurkan dengan proses tertentu.  Mengingat hal tersebut, masyarakat internasional
sepakat untuk atas apa yang disebut dengan Protokol Montreal. Salah satu isi dari Protokol
Montreal adalah adanya kewajiban dari negara-negara untuk membuat penampungan khusus
CFC dna HCFCs. Karena Indonesia menandatangani Protocol Montreal, Indonesia memiliki
kewajiban untuk memusnahkan gas-gas CFC dan HCFCs dan menciptakan tempat
penampungannya yang terdapat di Bogor.

Gas rumah kaca lain adalah: Nitrous oxide N20, yang jumlahnya kecil, tapi potensinya rumah
kacanya cuku p besar, karena global warming potential (GWP) nya juga tinggi, 320 kali
CO2.  Gas lain adalah Perflucorcarbon CF4. Yang dihasilkan dari proses-proses penciptaan
aluminum.  Selain ini ada gas rumah kaca lain yang sangat penting dan punya peran besar,
yakni uap air. Di atmosfer, kandungan uap airnya cukup tinggi, yang tercipta dari proses
hidrologi.

Dari mana gas rumah kaca datang?

Gas rumah kaca sudah ada di atmosfer jutaan tahun lalu. Tanpa keberadaan gas rumah kaca,
bumi bisa menjadi terlalu dingin atau terlalu panas, sehingga makhluk hidup seperti manusia
tidak dapat hidup di bumi.

Hanya saja, konsentrasinya meningkat pesat. Pada tahun 1700an, dimulailah revoluasi
industri. Muncul pabrik, muncul kereta api yang keduanya  menggunakan bahan bakar kayu
dan batubara untuk menghasilkan energi. Setelah minyak ditemukan pada akhir abad 19,
maka mesin-mesin mulai bertransformasi menggunakan minyak dan gas alam.

Pada akhirnya, seluruh aktivitas manusia modern, menjadi sumber peningkatan gas-gas
rumah kaca. Transportasi menyumbang 13,5%, energi dan listrik, 24,6%, industri, 10,4%,
perubahan tata lahan, 18,2%, pertanian, 13,5%, sampah, 3,6%, serta proses pembakaran
bahan bakar lain, sebesar 9%.

Para ahli sedang menyelidiki dampak meluruhnya kutub. Di daerah kutub, kita bisa melihat
pada dasarnya tanah tertutup salju. Di bawah lapisan salju, tanahnya bersifat tanah gambut
sama seperti yang kita miliki di Kalimantan. Sehingga ketika lapisan esnya meluruh, lahan
gambutnya menjadi terbuka. Gas-gas rumah kaca yang tadinya tersimpan, akhirnya keluar.
Hal inilah yang kemudian berkontribusi pada gas-gas rumah kaca di atmosfer.

Perubahan iklim:

Iklim merupakan pola cuaca yang terjadi dalam jangka panjang, yang sifatnya terus menerus
dan jangka panjang. Misalnya, ada musim hujan di Indonesia yang berlangsung pada bulan
September hingga Maret, dimana hujan akan terus menerus. Lalu ada juga musim kemarau.
Iklim adalah pola cuaca yang berlangsung dalam jangka panjang. Cuacanya sendiri akan
selalu berubah-ubah sifatnya bervariasi. Hanya saja, dalam jangka panjang manusia dapat
memprediksi trendnya. Akan tetapi jika perubahannya terlalu drastis, maka dapat dikatakan
dapat terjadi perubahan iklim. Iklim sendiri memiliki sifat-sifat yang melekat dalam dirinya
sendiri, antara lain, presifitasi (penguapan), curah hujan dan temperatur. Perubahan iklim:
perubahan sifat-sifat dasar iklim dalam jangka panjang, bak penguapan, curah hujan dan
temperaturnya. Hal-hal ini sifatnya saling mempengaruhi satu dengan yang lain dalam satu
sistem iklim.  Ada perubahan iklim yang sifatnya lokal, ada yang sifatnya global. Misalnya,
padang pasir di Timur Tengah, ada pembalikan iklim yang mendorong terjadinya padang
pasir. Padahal dahulu di sana diperkirakan ada hutan, Mengapa? Karena di bawahnya ada
minyak, yang berasal dekomposisi makhluk hidup. Perubahan lahan subur tersebut menjadi
tanda adanya perubahan iklim yang terjadi

Apa tandanya terjadi perubahan iklim?

Setelah ada penelitian, sejak tahun 1880an hingga sekarang temperaturnya naik sebesar 0,5-
1derajat. 0,5 terjadi dalam waktu 30 tahun terakhir. Berdasarkan penelitian menggunaakn es
dan juga batu-batuan, sebelum tahun 1880an, konsentrasi CO2 cenderung stabil. Hanya saja
semakin hari, konsentrasinya semakin naik. Komponen suhu juga diukur dan cenderung
menunjukkan pada trend peningkatan.  Kesimpulannya, kenaikan rata-rata temperature
global, dalam dua dekade terakhir, adalah puncak suhu terpanas dibandingkan 400 tahun
terakhir. Pada tahun 2000-2009 merupakan dekade terpanas yang tercatat sejak tahun 1880.

[1] Atmosfer inilah yang juga membuat bumi bisa ditinggali, selain dari gas-gas rumah kaca.
Planet-planet lain di tata surya tidak memiliki atmosfer, kalaupun ada, komposisinya sangat
berbeda dengan bumi. Di atmosfer terdiri dari beberapa lapis, ada awan, ada uap air, yang
menciptakan peranan yang sangat besar dalam menciptakan gas rumah kaca.

[2] Radiasi matahari punya energi dan juga panjang gelombang. Itu sebabnya kita memiliki
panjang gelombang yang berbeda-beda. Ada yang bisa kita lihat ada yang tidak kita bisa
lihat. Di dalam rumah kaca, sinar matahari yang telah berubah panjang gelombangnya akan
mebuat sinar yang masuk tidak bisa dikeluarkan akibatnya rumah tersebut menjadi panas.

Anda mungkin juga menyukai