Anda di halaman 1dari 15

BAB 5

SEKILAS TENTANG
ALIRAN SENI RUPA

5.1 Batasan Pengertian Aliran dalam Seni Rupa


Aliran, gaya, isme, mazhab, dan paham, adalah sebutan-sebutan yang kerap dipakai
dalam seni rupa. Aliran, seperti dalam istilah bidang lain, sama dengan ‘haluan pendapat" .
Seseorang yang berpendapat bahwa suatu objek harus digambarkan secara nyata, tanpa
ditambah-tambah, tanpa dilebih-lebihkan, dalam lukisan yang dibuat oleh orang yang
berpendapat seperti itu akan tampak gambaran paham tersebut. Secara kasat mata, aliran itu bisa
diibaratkan sebuah pakaian. Seorang seniman yang berpikiran rumit, penuh embel-embel, ingin
mengisi seluruh ruang garapannya, akan menampilkan karya yang kita kenal sebagai karya yang
penuh hiasan, bahkan horror vacui. kepada maesenas tersebut.
Aliran, pada awalnya hanya gambaran ciri milik individu tertentu. Aliran, bisa juga awalnya
merupakan gambaran ciri kelompok tertentu. Dalam perkembangan seni rupa Barat, aliran
muncul tidak saja bertumbuhan secara bersama, tetapi juga bersimpang-siur. Bahkan kadang-
kadang bertentangan yang satu dengan yang lainnya . Reaksi terhadap kaum bangsawan yang
lebih suka kemewahan, misalnya, memunculkan aliran yang mengusung penggambaran kondisi
nyata di luar istana. Sejalan dengan ciri masyarakat modern Barat pada saat aliran-aliran itu
mulai muncul, banyak seniman yang kemudian berganti-ganti aliran sesuai dengan pola dasar
pencarian yang tanpa henti. Di Indonesia, misalnya pelukis Affandi, pada periode melukis
tertentu dia menggunakan gaya naturalistis untuk melukis tokoh-tokoh yang dekat dengannya,
ibu misalnya.
Pergantian paham, seperti dikemukakan Jung, tampaknya menggambarkan gaya-pikir
masyarakat modern yang enggan kemapanan. Dalam masyarakat tradisi kita mengenal seni
tradisi yang diikat oleh aneka pakem, yang dipegang oleh dalang adalah menempatkan tokoh-
tokoh cerita wayang secara terpola.Tokoh-tokoh baik ditempatkan di sebelah kanan dalang,
sedangkan tokoh-tokoh buruk di sebelah kiri dalang. Begitupun ketika dalang memainkan
boneka tokoh tertentu, suara tokoh, sabetan, cara berlaga-lagu, harus memenuhi aturan pakem.
Kalau ada tokoh dalang yang kemudian menampilkan gaya humor, aliran dagelan, seperti yang
dimulai oleh tokoh dalang wayang golek dari Jelekong-Jawa Barat, Asep Sunandar Sunarya, juga
beberapa dalang keluarganya, atau juga yang ditampilkan oleh dalang wayang kulit Ki Anom
Suroto, pada awalnya pertunjukan mereka mendapat banyak protes dari masyarakat pendukung
jenis kesenian tersebut.
Dalam dunia seni rupa, yang paling cepat mengalami perubahan adalah seni imba, seperti seni
lukis, seni patung, dan seni grafis, dibanding seni bangun. Sementara itu, seni imba, karena
terkait dengan kebebasan pribadi, seni yang mewakili gambaran pribadi senimannya, lebih bebas
mengalami perubahan sejalan dengan keinginan masing-masing pribadi seniman. Beberapa
aliran seni bangun sempat berpengaruh terhadap para seniman, tetapi pengaruh tersebut tidak
seperti yang muncul dalam pengaruh seni imba. Seni lukis sudah sejak awal abad sembilan belas
terlibat dalam perselisihan tentang gaya,
dan melaju agak cepat ke arah cara pengungkapan yang lebih mutakhir, sedangkan seni patung
mulai melangkah maju dalam paruh kedua abad ke sembilan belas. Hanyalah di bagian terakhir
abad sembilan belas terdapat kelas menengah yang lumayan banyaknya sebagi pencinta kesenian
dengan sikap baru.

5.2 ALIRAN-ALIRAN SENI RUPA MODERN


Seperti tealah disebutkan, aliran-aliran dalam seni rupa, sebetulnya lebih banyak mengacu
kepada keberadaan aliran yang muncul dalam seni imba, terutama semi lukis. Seni lukis malahan
telah menjadi seni paling utama. Indonesia, para teoretisi seni, juga telah mengikuti pola
penempatan karya-karya seni rupa seperti yang dilakukan oleh para teoretisi seni rupa Barat.
Para teoretisi seni rupa Indonesia, sama sekali tidak pernah memperdulikan kondisi
ketidakseimbangan sikap penghargaan tersebut.

Pada pertengahan abad ke-19 muncul berbagai aliran yang menyertakan kata neo, karena
kejenuhan, kebuntuan, setelah mengalami klimaks pada masa Barok. Setelah masa Barok
lahirlah masa pengaruh Rococo. Kelahiran Neo Gothic, Neo Renaissance, dan Neo Barok
merupakan upaya mengubah kondisi tesebut. Seni patung, pada permulaan abad ke-19, belum
mengalami perubahan seperti seni bangun. Pada masa itu dikenal nama Antonio Canova dan
Auguste Rodin.
Museum Lovre yang baru dibuka pada awal abad sembilan belas , mereka berkenalan dengan
kekayaan adikarya masa lampau dan seni rupa garib . Kecuali seni primitif dan prakoloni
Amerika, hampir semua gaya masa lampau terdapat di museum itu dan merupakan sumber
pertolongan dan sumber ilham yang utama bagi para seniman.
5.2.1 Neoklasisime
Revolusi besar Perancis telah menumbangkan kekuasaan raja dan melahirkan demokrasi. Akan
tetapi, juga menimbulkan kepesatan dunia pemikiran yang sebelumnya belum pernah terjadi.
Kekuasaan dan kekayaan kaum istana sanggup menyerap seniman-seniman terbaik, dan mereka
dilindungi oleh istana. Dan, golongan ini, bersama seniman-seniman ternama, ditempatkan di
suatu academy yang sepenuhnya dilindungi oleh raja. Kekuasaan dan kekayaan kaum istana
sanggup menyerap seniman-seniman terbaik, dan mereka dilindungi oleh istana. Dan, golongan
ini, bersama seniman-seniman ternama, ditempatkan di suatu academy yang sepenuhnya
dilindungi oleh raja. Yang menjadi pedoman, seni yang bermutu adalah seni Renaissance . Istana
sebagai pelindung, sepenuhnya menentukan tema apa yang harus dibuat oleh senima, terutama
temalingkungan istana dan mitologi Yunani.Seniman yang bekerja di luar istana biasanya
merupakan seniman muda, dengan sendirinya memiliki pemikiran dan sikap tanggapan yang
lain. Raja Louis XVI adalah raja pelindung utamanya. Tokoh utama seniman Neoklasisisme
adalah Jaques Louis David.
Louis David benar-benar seorang tokoh yang plin-plan. Ketika Raja Louis XVI dipaksa turun
tahta kerajaan dan dipenggal ,David ikut menandatangani persetujuan hukuman mati tersebut.
Ketika Napoleon I diasingkan ke Pulau Elba, David ikut menentang Napoleon. Atlantik ,
Pemerintah Perancis tidak dapat mengampuni perbuatan David. Lukisan Odalisque karya Ingres
adalah lukisan yang terkenal dari aliran ini. Tetapi, bila dibandingkan dengan romantisme yang
lahir pada zaman kemudian, apa yang ditampilkan Ingres sangat jauh berbeda.

5.2.2 Romantisme
Aliran ini lebih banyak menampilkan gambar kejadian yang dahsyat, penuh hayal, dan gejolak
perasaan. Hal-hal yang fantastik atau tentang kejadian-kejadian masa kuno, dan petualangan,
merupakan ciri yang digambarkan dalam lukisan-lukisan aliran ini. IGerakan Raomantisme
dimulai di Inggris.
Rakit Medusamerupakan satu di antara karya TheodoreGericault yang terkenal. XVIII yang
secara tidak langsung telah berbuat ceroboh menyebabkan ratusan imigran asal Perancis
menemui ajalnya karena kecelakaan kapal laut. Di Perancis, romantisme sangat kuat
mempengaruhi seni bangun. Aliran ini sangat jelas meng-ambil unsur seni Romawi dan Yunani
yang diungkapkan secara romantis. Di samping Gericault, ada Eugene Delacroix yang sejak awal
tidak setuju dengan perilaku dan keputusan-keputusan David. Delacroix tidak senang dengan
tema-tema yang disodorkan akademi kepada para seniman.

Gericault dan Delacroix adalah penganut romantisme. Dengan surutnya kekuasaan istana,
surutlah pengaruh Neoklasisisme, yang mengangkat posisi Romantisme menjadi aliran yang
sangat berpengaruh, terutama pada zaman Revolusi Perancis. Di akademi, setelah masa
Romantisme, orang berpendapat bahwa lukisan yang baik harus mengambil subjek yang baik.
5.2.3 Realisme
Setelah Revolusi Perancis, orang tidak lagi menyukai hal-hal yang mendebarkan. Orang mulai
lagi menginginkan hal-hal yang wajar. Ini melahirkan aliran baru, Realisme.
Courbet yang menghebohkan adalah yang berjudul Penguburan di Ornan dan pekerja,
Courbetlah yang kemudian memberi nama gaya lukisan seperti yang dibuatnya dengan sebutan
Realisme. Pada waktu itu yang menjadi kiblat seni lukis dan saeni patung adalah Roma, tempat
dihimpunnya karya-karya seniman Renaissance. Untuk melukis adegan kehidupan sebenarnya di
dalam studio, diperlukan model adegan yang didatangkan ke studio. Jadi, dalam melukiskan
kisah penguburan di Ornan, tokoh setempat yang mau dilukis, didatangkan ke studio.
Dengan munculnya kebiasaan melukis kehidupan sehari-hari, yaitu kehidupan orang yang nya-ta,
maka dituntut penggambaran latar belakang yang alami juga. Tempat mereka berkumpul adalah
sebuah desa bernama Barbizon, dekat hutan Fountainblue. Bahkan, di antara mereka ada yang
kemudian mengkhususkan diri melukis pemandangan. Sebenarnya, di Belanda sudah ada pelukis
yang menggambarkan pemandangan alam secara khusus, tetapi mereka melukis pemandangan
secara hayal.
Theodore Raousseau dianggap sebagai pemimpin kelompok pelukis Barbizon ini. Di antara
pelukis-pelukis yang tergabung dalam kelompok Barbizon ada pelukis yang tidak tertarik dengan
tema pemandangan, yaitu Daumier. Daumier terkenal sebagai karikaturis yang terbesar dalam
sejarah. Daumier sering masuk-keluar penjara karena dianggap menghina kaum istana.
Pelukis-pelukis ini meyatakan diri mereka sebagai pelukis plain air . Biasanya, cat minyak dibuat
di dalam studio oleh para pelukis yang berstatus murid. Seorang pelukis kelahiran Amerika,
Rand, menemukan cara baru dalam mengawetkan, mengemas cat minyak secara aman.
Meskipun penemuan ini kecil, tetapi bagi pelukis-pelukis plain air hal itu adalah sebuah jalan
besar untuk kelancaran kegiatan mereka.
5.2.4 Impressionisme
Melukis plain air ternyata menuntut teknik yang baru dalam melukis. Cuaca di luar studio cepat
berubah-ubah, sehingga menghendaki cara yang berlainan dengan cara melukis di dalam studio
yang tidak dibatasi oleh perubahan suasana dan cuaca alam.
Kebiasaan melukis di luar studio ditentang oleh masyarakat, karena dianggap sangat ceroboh dan
lukisannya dianggap belum selesai. Tetapi, para pelukis telah menganggap selesai lukisan yang
mereka buat. Lahirlah lukisan yang tampilannya hanya menggambarkan kesan saja, seperti yang
ditulis oleh seorang kritikus yang membahas pameran Mo-net. Lukisan yang Ditolak. Pameran
tersebut mendapat perhatian pengunjung, tetapi sekadar menertawakan «orang yang baru belajar
melukis, yang menentang putusan para seniman yang baik.
Calude Monet namanya. Bahkan, Monet menganjurkan untuk sama sekali tidak seolespun
melukis di dalam studio, kecuali jika langsung berhadapan dengan bendanya. Monet memiliki
sebuah perahu untuk melukis langsung pemandangan sungai, dan perahu tersebut telah menjadi
studionya. Yang menarik adalah yang pernah dilakukan oleh seorang pelukis asal Amerika yang
kemudian menetap di London: James McNeill Whistler.
Salon Lu-kisan yang Ditolak. Ruskin mengeritik habis-habisan perilaku Wistler, dengan tulisan
saya tidak pernah menduga akan mendengar seorang badut meminta 200 guinea untuk
tingkahnya melempari muka umum dengan sebotol cat». Wistler ditanya tentang harga yang
dipasangnya untuk sebuah lukisan yang telah dibuatnya hanya memakan waktu dua hari saja.

5.2.5 Post Impressionisme


Pada saat Impressionisme telah diterima oleh masyarakat dan sebagain besar kritikus, sejumlah
pelukis merasa perlu kembali memperhatikan cara melukis yang mendasar. Renoir mempelajari
kembali lukisan-lukisan Rubens dan karya seniman Venesia. Georges Seurat, Paul Cezanne,
incent van Gogh, dan Paul Gauguin, adalah pelukis muda yang mengikuti langkah Renoir.
Dengan ditemukannya teori spektrum warna, yang menyanggah bahwa cahaya matahari hanya
cahaya polos saja, hal ini memberi inspirasi kepada Signac untuk membuat teori bahwa suasana
selalu dipengaruhi oleh spaktrum yang berubah-ubah. Pendapat ini mempengaruhi lahirnya cara
melukis di luar kebiasaan. Cara ini sangat sulit, membutuhkan kepatuhan yang keras, berbeda
dengan yang biasa dikerjakan dalam lukisan impressionisme yang memungkinkan penempatan
cat atau warna secara bebas, lincah, dan seadanya. Pada perkembangan selanjutnya ada di antara
mereka yang kemudian membawa aliran baru yang lebih sering disebut Expressionisme.

Cubisme digagas oleh Pablo Picasso dan George Braque. Lukisan dengan gaya ini memiliki
bahasa ungkapan yang khas. Kesan kedalaman benda tidak lagi mengikuti cara pandang gaya
pelukisan natural. Cara pandang ini seperti yang biasa digunakan oleh anak-anak, manusia
prasejarah, maupun senimanseniman masa lalu ketika menggambarkan sesuatu.
Lukisan-lukisan karya para Cubist ini pada awalnya tidak mendapat dukungan dari seniman lain.
Mereka mengikuti gaya kubis, yang kemudian mempengaruhi perkembang-an baru di Italia,
Jerman, Rusia, dan Inggris. Picasso melahirkan karya ini setelah dia menjelajahi Afrika dan
tertarik oleh gaya patung suku Iberia. Dalam lukis-an yang digubah tahun 1907 ini, tampak sifat
mendua yangditampilkan Picasso. Sebagian bentuk perempuan tampak dalam pola stilir,
sebagian lagi merupakan wujud yang dipengaruhi oleh patung primitif. Pengaruh patung tersebut
tampak lebih jelas pada lukisan Picasso yang lain Grande Denseuse.
Pada awal perkembangannya, bentuk tiruan manusia masih mudah dikenali karena perubahan
bentuk yang dibuat oleh pelukis hanya sekadar menampakkan stiliran, pemalihan rupa, atau
pemiuhan . Tetapi pada perkembang-an selanjutnya, bentuk-bentuk semakin dikaburkan dalam
jalinan dan serakan bidang-bidang.

5.2.7 Futurisme, Daddaisme, Surrealisme, Abstract, Dan ...


Futurisme misalnya, adalah aliran senirupa yang dibangun di luar Perancis, yaitu di Italia. Aliran
ini pada dasarnya mendobrak paham kubis yang dianggap statis dalam soal komposisi, garis, dan
warna. Dalam kreativitas seninya, kaum surrealist membebaskan diri dari kontrol kesadaran,
sebebas orang yang sedang bermimpi. Dalam penampilannya ada yang fotografis ada juga yang
amorfis. Abstrak Impressionis masih menyisakan bentuk tertentu yang telah dimodifikasi, semi
abstrak, abstraksi. Abstrak Ekspressionis , dan Abstrak Geometris dianggap sebagai abstrak yang
sebenarnya, non-objektif.
Pada masa selanjutnya, masa Post-Modern, aliran seni rupa muncul lagi sejalan dengan pola
pikir zaman. Optic Art dan Pop Art adalah dua di antara aliran-aliran yang muncul sejalan
pikiran modern kekinian. Op Art mi-salnya, mengulang-ulang bentuk yang pada teori seni rupa
sebelumnya dianggap sesuatu yang tabu. Pop Art pun demikian, para pelukis yang menggunakan
pola pikir Pop Art, mereka mendaurulang karya orang lain untuk disusun dalam suatu gubahan
baru yang menarik.
Di Barat aliran seni rupa bermunculan sesuai dengan waktu yang tepat.Aliran yang satu menjadi
penentang aliran yang lainnya, ataupun sebagai penerus aliran lainnya. Tetapi di Indonesia,
aliran yang pada dasarnya bertentangan, atau aliran yang di Barat urutannya mengikuti pola
sebab-akibat, aliran-aliran tersebut bisa muncul bersamaan tanpa saling terkait satu sama lainnya.
Untuk mengkajinya secara runtut menjadi sangat sulit.Terutama bila ingin menafsir isi aliran,
atau gambaran keinginan para senimannya.

Agak sulit jika berharap seni rupa Indonesia memberi warna seni rupa dunia. Karena, apa yang
dimunculkan dalam kegiatannya hanya mendaurulang apa yang pernah muncul, pernah digarap,
atau pernah dilakukan di Barat. Indonesia seperti sekarang ini.
Berikut adalah bagian dari sebuah tulisan yang membahas secara khusus tentang Cubisme.
Tulisan ini adalah sebuah makalah yang ditulis oleh Jajang Suryana, yang disampaikan di FPs
FSRD ITB tahun 1993.

5.3 SUBJEKTIVISME DALAM SENI RUPA MODERN:


Kupasan Tentang Lukisan Cubism
Oleh Jajang Suryana
Dalam paham tradisional, estetika dikelompokkan sebagai cabang filsafat, sama seperti
epistemologi, etika, metafisika, politik, dan sebagainya. Sebaliknya, dalam perkembangan masa
kini, estetika dianggap sebagai ilmu tentang peng-alaman nyata, tentang tanggapan cerapan, yang
bisa diteliti dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Estetika Barat konvensional lahir pada
abad XVIII. Konsep estetika tersebut terutama muncul dalam tesis filsuf dan penulis Jerman
seperti Baumgarten, Kant, dan Schiller.
Para filsuf masa lalu, sekalipun berselisih paham tentang pendefinisian istilah estetika, mereka
sepakat bahwa dalam kajian estetika ada tiga tingkat pertanyaan. Estetika filosofis memiliki
gugus tugas analisis «kebenaran» konsep, pernyataan seni. Estetika saintifis --estetika ilmiah ini
disebut juga sebagai estetika psikologis, karena menggunakan perangkat teori psikologi--
meliputi pertanyaan-pertanyaan keilmuan yang bisa dijawab melalui metode empiris.

ESTETIKA FILOSOFIS
Estetika filosofis disebut juga metacriticism. Pertanyaan, penafsiran, dan penilaian seni
merupakan bahasan yang mendasar. Berbeda dengan filsafat pada umumnya yang banyak
memperhatikan keindahan dan keagungan aspek alam, metecriticism cenderung mengabaikan
alam, ia adalah filsafat kritik seni, seni ciptaan manusia.
Beberapa teori estetis yang dikelompokkan ke dalam estetika filosofis adalah sebagai berikut.
Attitude Theory dipelopori oleh Edward Bullough. Keindahan sebuah objek adalah hasil pikiran
penikmat, penonton, karena semua objek adalah objek estetis. Hasil karya seni adalah alat
komunikasi. Apresiator bisa «mencipta» kembali apa yang dimaksud oleh seorang seniman
melalui penikmatan karya.
Teori estetis yang lain adalah evaluative theories. Beberapa teori penilaian (evaluative theory) ini
di antaranya:
1. Intuitionism: teori ini menegaskan bahwa penilaian sesuatu itu indah, baik, buruk, menunjuk
kepada sesuatu yang bernilai non-empiris, hanya bisa dinilai secara intuitif. Teori keindahan
milik Plato merupakan versi awal intuitionism ini.
2. Subjectivism: agark berbeda dengan intuitionism. Penilaian indah, baik, atau buruk itu me-
nunjuk bahwa bila sesuatu dinilai indah, sesuatu itu, paling tidak, menyenangkan pencerapan;
baik bisa berarti “saya menyukainya”; dan buruk mungkin bermakna “saya tidak
menyetujuinya”, dan sebagainya.
3. Emotivism: sebuah pandangan yang mengandung penilaian bahwa indah, baik, atau buruk itu
hanya menunjuk pada perasaan pengguna kata tersebut. Keindaha misalnya, adadalam mata
pelihat. Konsep ini hampir sama dengan teori Bullough.
4. Instrumentalism: dalam teori ini pendefinisian istilah penilaian yang digunakan dalam meng-
ukur keindahan sangat dihindari. Kerja seni yang baik, dalam pandangan paham ini, adalah
ibarat membuat suatu pengalaman estetis yang berharga bagi penikmat. Berolah seni adalah
kegiatan mimesis (meniru). Tesis ini adalah buah pikir Plato. Peniruan, menurut Plato, bukanlah
meniru sesuatu yang kasat mata, melainkan sesuatu yang ada di balik dunia nyata. Bentuk-
bentuk hasil tiruan alam nyata oleh Plato ditempatkan dalam posisi yang lebih rendah, hanya
sekadar techne.

Tesis Plato tentang seni banyak berpengaruh kepada filsuf angkatan selanjutnya. Ia
mengembangkan teori chatarsis sebagai tandingan terhadap apa yang disalahmengertikan oleh
Plato tentang pengaruh seni terhadap penonton.
Berdasarkan pada teori keindahan dari Plato, St. Agustine mengembangkan konsep keindahan
seni yang berhubungan dengan nilai keagamaan. Pandangannya sangat berpengaruh dalam
konsep ruang seni bangun Gothic. Teori Plato dan Aristotle terus berpengarunkepada filsuf
Ranaissance. Penerjemahan juga perbaikan konsep-konsep yang pernah mereka kemukakan,
terus dilakukan. Yang paling menarik adalah yang dikembangkan oleh Leo Battista Alberti, yang
kemudian hari sangat berpengaruh kepada prinsip keruangan dalam lukisan.
Anthony Ashley Cooper yang mengembangkan konsep metafisik neoplatonistik yang
dikelompokkan sebagai estetika masa modern awal. Gagasan Cooper tentang estetika
perenungan, yang berasas keseimbangan alam dengan manusia dan dalam menilai keindahan
mengutamakan rasa serta citarasa moral, dibantah oleh Thomas Hobbes. Hume menegaskan
bahwa kualitas keindahan bukanlah sesuatu yang objektif. Seperti Hume, Immanuel Kant
menganggap bahwa objek yang disebut indah adalah ketika bentuknya menunjukkan kerukunan
yang saling berpengaruh antara citra dan pengertian.
Hasil fisik hanyalah sebagai sebuah penolong dalam penciptaan kembali seni dalam pikiran
penikmat. Oleh karena itu, seni adalah emosi seniman. George Santayana yang menyebut dirinya
sebagai seorang materialist, sama seperti Hume dan Kant, menyangkal bahwa keindahan adalah
sifat objektif sesuatu. Keindahan serupa dengan kesenangan yang dialami ketika objek-objek
khusus dicerap, keindahan adalah sifat objek, perasaan senang diobjektifkan dalam pencerapan
objek.
Santayana pun menganggap penting faktor-faktor fisik dan psikik yang meliputi pengalaman
estetik. Dikuasai oleh paham pragmatis, John Dewey, seorang filsuf Amerika, mempertahankan
pendapatnya bahwa seni adalah bagian dari kehidupan yang biasa. Salahlah memisahkan seni
dari kehidupan.
ESTETIKA ILMIAH
Estetika ilmiah meliputi pertanyaan ilmiah yang bisa dijawab melalui kegiatan empiris,
menggunakan perangkat percobaan psikologi. Oleh karen itu, estetika ilmiah biasa juga disebut
estetika psikologis. Gustav Fechner dianggap sebagai penggagas estetika eksperimental, yang
mencoba meme-cahkan persoalan-persoalan estetika melalui metode laboratoris.
Meskipun I.A. Richard tidak melakukan percobaan-percobaan, tulisan Principle of Literary
Criticism-nya menunjukkan contoh ketertarikan Richard terhadap pengeruh teori psikologi eks-
perimental dalam estetika. Dia mencoba menelaah pengalaman estetik melalui pendekatan
pengertian psikologi behavioristik. Pengalaman estetik digolongkan sebagai sebuah
keseimbangan gerak hati yang disebabkan oleh penglaman kegiatan seni.
Psikologi introspektif memberi banyak sumbangan penting kepada estetika. Introspeksionis yang
lain, Theodor Lipps, mengembangkan teori empati, yaitu proyeksi perasaan manusia dalam
pencerpan objek. Gestaltism menekankan perhatian kepada sifat-sifat keseluruhan, sedangkan
bagian bagian dianggap sebagai hal yang sekunder. Bagian hanya mempunyai arti sebagai unsur
dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian yang lain. keseluruhan tampak
terlebih dahulu, baru disusul bagian-bagian.
SUBJEKTIVISME DALAM LUKISAN CUBISM
Sejumlah lukisan gaya cubism dari beberapa pelukis yaitu Pablo Picasso, Georges Braque,
Fernand Leger, Juan Gris, Charles Edouard Jeanneret, dan Ameede Ozenfant akan mejadi bagian
bahasan dalam paparan ini. Pemilihan karya-karya bahasan dilakukan secara acak dari sejumlah
besar lukisan gaya cubism yang cukup dikenal. Penunjukan karya-karya yang dianggap
«populer» adalah dengan mempertimbangkan kekerapan lukisan dimaksud sebagai contohan
dalam sejumlah bahasan buku. Lukisan bergaya cubism memiliki bahasa ungkapan yang khas.
Dalam menerjemahkan alam sebagai objek-tiruan untuk lukisan, bentuk digambarkan dalam
kesan datar.
Penggagas gaya pelukisan cubism adalah Pablo Picasso dan Georges Braque. Pada awal
pencariannya dalam wilayah olah gaya baru ini, mereka tidak mendapat dukungan dari seniman-
seniman lain pada masanya. Rupa manusia merupakan objek yang banyak ditampilkan dalam
lukisan-lukisan cubism. Dalam menggambarkan objek pelukis seakan mengelilingi objek.
Mereka setia terhadap figur objek, sekalipun mereka melepaskan diri dari keterikan terhadap
penggambaran sosok secara nyata.
Lukisan Still Life dengan unsur alat musik seperti gitar dan biola, merupakan tema yang banyak
dipilih oleh para cubist. Mereka tampaknya sangat menyukai tema ini. Ada sejumlah lukisan
yang mereka buat dengan tema dan objek yang hampir sama, tema alat musik seperti biola, gitar,
gelas, botol, dan sejenisnya.
Sesuai dengan latar belakang cara pandang para Cubist terhadap alam yang subjektif, mereka
membuat jarak dengan rupa nyata. Faktor subjektif ini sangat menonjol, sehingga kebebasan
dalam menggubah bentuk yang mereka miliki tidak membatasi keinginan mereka dalam
mengembalikan rupa contohan ke dalam bentuk dasar geometris, silindris, yang merupakan
proses berpikir abstrak. Cara pikir abstrak yang menjauhi dunia nyata, dimiliki juga oleh
manusia-manusia prasejarah. Bentuk tampilan akhirlah yang berbeda. Lukisan cubism misalnya,
hanyalah bentuk hasil garapan yang lahir dari masa dan lokasi tertentu.
Para pelukis modern, pada kenyataannya lebih tertarik dengan kenyataan-dalam. Mereka
menggambarkan tiruan bangun alam secara penggayaan , pemiuhan , peniskalaan samar , bahkan
peniskalaan . Kegiatan meniru saja tidak dianggap sebagai sebuah prestasi, karena bentuk-bentuk
tiruan nyata terlalu mudah dicerna siapa saja, tanpa memerlukan pernungan. Seniman modern,
begitu juga umumnya manusia modern, memiliki sifat yang individualis. Produk kesenian yang
dihargai adalah produk yang secara pasti menunjukkan ciri khas individu, bukan yang
mencirikan kolektivitas.
Untuk menunjukkan ciri pribadi, seniman modern membangun suatu tata autran, konsep
berkarya untuk melahirkan karya yang berbeda dari karya yang lain. Pada kumpulan
kecenderungan tadi muncullah mazhab, aliran, atauisme. Dalam mencari sesuatu yang baru, pada
akhirnya seniman harus mampu mengalahkan konsep yang telah ada sebelumnya. Sebagai
contoh, lahirnya impressionisme adalah hasil reaksi terhadap kebiasaan melukis dalam ruangan
yang dilakukan oleh para seniman realis dan naturalis. Pergantian pengaruh aliran dalam seni
rupa modern merupakan hal yang sangat biasa.
PENGELOMPOKAN ALIRAN SENI RUPA MODERN
Seperti telah disebutkan, Jung membagi kelompok aliran seni rupa modern berdasarkan
perbedaan dan persamaan kejiwaan yang menjadi ciri tampilan aliran tertentu. Secara garis besar,
aliran-aliran seni rupamodern terbagi atas empat kelompok, seperti berikut.
1. Kelompok Realisme, Naturalisme, dan Impressionisme
Seniman-seniman yang termasuk ke dalam kelompok aliran ini, meminjam konsep hasil kajian
Jung, dalam kegiatan berkarya mengutamakan unsur pikir. Peniruan terhadap alam mereka
lakukan dalam peniruan dunia-luar. Peniruan terhadap alam mereka lakukan dalam peniruan
dunia-luar. Mereka mencontoh alam secara nyata. Kenyataan yang mereka tangkap dalam
kanvas adalah kenyataan yang tidak memerlukan penafsiran penikmat. Para seniman realist dan
naturalist lebih menampilkan sikap extravert, karena mereka mengutamakan peniruan dunia-luar
alam.
Agak berbeda dengan kaum impressionist,meskipun mereka mengacu bentuk objek, objek tidak
selalu sesuatu yang tampak sebagai kenyataan. Sikap objektif mereka dibarengi sikap subjektif
dalam menangkap objek untuk digambarkan kembali.
2. Kelompok Surrealisme dan Futurisme
Kelompok seniman ini, menurut Jung, lebeih dipengaruhi perasaan dalam mengolah objek
karyanya. Keinginan melebih-lebihkan penggambaran sesuatu menjadi ciri tampilan karya
mereka. Mereka menunjukkan perhatian terhadap nilai-nilai spiritual dalam menanggapi dunia
luar alam.
Imajinasi, bagi kelompok ini, sangat diagungkan. Seniman yang memiliki sikap extravert, harus
bersetuju dengan kenyataan dalam usaha menampilkan materi untuk memenuhi tuntutan
imajinasinya. Tetapi yang introvert, mereka lebih mementingkan otomatisasi perasaan yang
dikuasai oleh alam bawah sadarnya.
3. Kelompok Fauvisme dan Expressionisme
Peranan sensasi sangat kuat dalam konsep kegiatan kelompok ini. Seniman-seniman yang
menganut gaya berkarya kelompok ini banyak menampilkan unsur kejutan-kejutan,ekspresi yang
mengalir deras. Karya mereka menampilkan kerinduan terhadap sensasi rasa perseorangan
senimannya.
Kegiatan berkarya seniman-seniman kelompok ini dilatari oleh sikap objektif dan subjektif.
Tetapi, seperti yang ditemukan oleh Jung, reaksi pada objek bukan pada kenyataannya, bukan
pula pada tampilan yang dangkal, melainkan pada nilai sensasi. Objek sebagai hasil pengalaman
penginderaan, ditampilkan dengan titik berat pada tujuan sensasi.
4. Kelompok Cubisme. Constructivisme, dan Functionalisme
Konsep berpikir seniman pada kelompok ini, menurut Jung, sangat dipengaruhi intuisi.Mereka
menunjukkan keasyikan mengolah bentuk-bentuk objek yang mujarad .Intuisi mereka, meskipun
menjadi penggerak utama cara pikir mereka, tidak langsung berhubungan dengan bentuk
eksternal di luar ekspresi.
Read menyebutkan apa yang dikemukakan oleh Jung hanyalah model hipotesis.Sebagai sebuah
pendekatan alternatif, hal tersebut bisa dijadikan sebagai bahan kajian yang bisa melengkapi
kajian estetika dengan pendekatan yang lain. Hanya sebagian kecil masyarakat saja, yaitu
masyarakat tertentu, yang bisa menerima kehadirannya. Banyak isu dan konsep berpikir yang
melatarbelakangi kehadiran jenis-jenis karya seni rupa modern, yang tidak mudah bahkan tidak
bisa dicerna oleh masyarakat kebanyakan. Pencarian yang terus-menerus, kebaruan, dan
keunikan merupakan tiga hal yang kerap dijadikan patokan berkarya oleh para seniman modern.

Anda mungkin juga menyukai