KAJIAN TEORITIK
intervensi (tindakan / proyek / kebijakan), baik berbasis bukti atau berbasis teori,
Menurut Per Nilson, bahwa ilmu implementasi lahir dari keinginan untuk
1
Richard Boulton, Jane Sandall, Nick Sevdalis. “The Cultural Politics of Implementation Science”,
(Journal of Medical Humanities (2020) 41:379–394), h. 379
2
Richard Boulton, Jane Sandall, Nick Sevdalis. “The Cultural Politics of Implementation Science”,
(Journal of Medical Humanities (2020) 41:379–394), h. 386
14
dan bidang praktik profesional lainnya.3 Sebagaimana dinyatakan oleh Eccles dan
Mittman dalam Bauer dan Laura, bahwa ilmu implementasi adalah sebagai studi
penelitian, dan praktik berbasis bukti lainnya ke dalam praktik rutin, dan karenanya,
Nilson, riset implementasi awal didorong secara empiris, dan tidak selalu
menyeluruh dari penggunaan teori, model dan kerangka kerja dalam ilmu
implementation. 5
3
Per Nilsen. “Making sense of implementation theories, models and frameworks”,
(Implementation Science (2015) 10:53, DOI 10.1186/s13012-015-0242-00120242000136955), h. 1
4
Mark S. Bauer, Laura Damschroder, dkk. “An introduction to implementation science for the non-
specialist”, (Bauer et al. BMC Psychology (2015) 3:32 DOI 10.1186/s40359-015-0089-9), h. 3
5
Per Nilsen. “Making sense of implementation theories, models and frameworks”,
(Implementation Science (2015) 10:53, DOI 10.1186/s13012-015-0242-00120242000136955), hh.
3-4
15
Gambar 2.1
Tiga Tujuan Penggunaan Pendekatan Teoritis Dalam Ilmu Implementasi
dan Lima Kategori Teori, Model dan Kerangka Kerja
adalah seperangkat istilah yang mengacu pada penerapan intervensi yang efektif
konsep dasar ilmu implementasi adalah elemen penting dari keberhasilan proses
implementasi dan untuk memperjelas basis bukti dari suatu intervensi. Konsep
6
Loob dan Colditz dalam Frances Rapport, Robyn Clay‐Williams, Kate Churruca, dkk, “The struggle
of translating science into action: Foundational concepts of implementation science”, (Journal of
Evaluation In Clinical Practice 2018;24:117–126), h. 118
16
dasar yang dimaksud adalah diffusion, dissemination, implementation, adoption,
dan sustainability.7
Gambar 2.2
Konsep Dasar : 5 Kategori Ilmu Implementasi
dan masalah terapan yang terus-menerus dan berkembang yang telah ditangani,
tetapi tidak diselesaikan oleh paradigma penelitian dominan dalam disiplin ilmu
seperti psikologi , sosiologi, dan ilmu politik.8 Bahwa ilmu diseminasi adalah studi
7
Frances Rapport, Robyn Clay‐Williams,| Kate Churruca, dkk.“The struggle of translating science
into action: Foundational concepts of implementation science”, (Journal of Evaluation In Clinical
Practice 2018;24:117–126), hh. 118-119
8
James W Dearing dan Kerkf Kee. “Historical Roots of Dissemination and Implementation Science”,
(OUP UNCORRECTED PROOF – FIRST-PROOF, 12/26/11, NEWGEN, DOI:
10.1093/acprof:oso/9780199751877.003.0003), h.56
17
tentang bagaimana praktik, program, dan kebijakan berbasis bukti, yang dapat
dikomunikasikan dengan baik ke sektor sosial antar organisasi, dari pengadopsi dan
Sedangkan ilmu implementasi adalah studi tentang apa yang terjadi setelah adopsi
terjadi, terutama dalam pengaturan organisasi. Dan implementasi adalah satu tahap
efektif, di mana peran konteks, aktor, ide, institusi dan kekuasaan adalah pusat
(tindakan / proyek / kebijakan), baik berbasis bukti atau berbasis teori, untuk
Dennis menyarankan empat model sebab akibat yang umum digunakan dalam ilmu
9
James W Dearing dan Kerkf Kee. “Historical Roots of Dissemination and Implementation Science”,
(OUP UNCORRECTED PROOF – FIRST-PROOF, 12/26/11, NEWGEN, DOI:
10.1093/acprof:oso/9780199751877.003.0003), h. 56
10
Valéry Ridde, Dennis Pérez, dan Emilie Robert.”Using implementation science theories and
frameworks in global health”, (BMJ Global Health 2020;5:e002269. doi:10.1136/bmjgh-2019-
002269), h. 1
11
Valéry Ridde, Dennis Pérez, dan Emilie Robert..”Using implementation science theories and
frameworks in global health”, (BMJ Global Health 2020;5:e002269. doi:10.1136/bmjgh-2019-
002269), h. 2
18
grand theory, serta penggunaan tiga model untuk memahami implementasi, yaitu
oleh tiga prinsip utama, yaitu : (1) Perubahan perilaku melekat pada terjemahan
Menurut Hizam Mutairi, kata 'idarah berasal dari kata 'idar ( ) إدارartinya dikelola.
ُ
Kata ini bermula dari lafad tudiiruu ( ) ﺗ ِﺪ ُﻳﺮوartinya dikelola/dijalankan, 14
12
Valéry Ridde, Dennis Pérez, dan Emilie Robert..”Using implementation science theories and
frameworks in global health”, (BMJ Global Health 2020;5:e002269. doi:10.1136/bmjgh-2019-
002269), h.2
13 Word Hippo. How to say management in Arabic. https://www.wordhippo.com/what-is/the/arabic-
word-for-982d46d22d9597c30d79d368dc9197f5f1fe5956.html (diakses 04 November 2019)
14
Al-Alukah. ﻤﻔﻬﻮم اﻹدارة ﻓﻲ اﻹﺳﻼم.
https://www.alukah.net/culture/0/25987/ (diakses 04 November
2019)
19
ۗ َ ُ ُ ۡ َ ٌ َ ُ ۡ ُ ۡ َ َ َ ۡ َ َ ۡ ُ َ ۡ َ َ َ ٓ َ ُ َ َٰ َ ً َ َ ٗ ُ ُ و
ﻮﻫﺎ ِإﻻ ان ﺗﻛﻮن ِﺗﺠﺮة ﺣ ِﺎﺿﺮة ﺗ ِﺪﻳﺮ ﻧﻬﺎ ﺑﻴﻨﻛﻢ ﻓﻟﻴﺲ ﻋﻟﻴﻛﻢ ﺟﻨﺎح اﻻ ﺗﻛـﺘﺒ
Kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di
antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. 15
Kata yang umum digunakan untuk istilah manajemen adalah kata at-tadbir
QS. Yunus ayat 3 & 31, QS. ar-Ra'du ayat 2, dan QS. An-Nazi'at ayat 5 :
ۡ َ
ض ُﺛﻢ َﻳ ۡﻌ ُﺮ ُج ِإﻠ ۡﻴ ِﻪ ِﻓﻲ َﻳ ۡﻮ ٖم َﻜ َﺎن ِﻤ ۡﻘ َﺪ ُار ُﻩۥٓ اﻠ َﻒ َﺳ َﻨ ٖﺔ رۡ ُﻳ َﺪ ّﺑ ُﺮ ا ۡﻻ ۡﻤ َﺮ ِﻤ َﻦ اﻠﺴ َﻣ ٓﺎ ِء ِإ َﻠﻰ ا ۡﻻ
ِ ِ
َِّﻤﻣﺎ َﺗ ُﻌﺪون
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu. (QS. As-Sajdah ayat 5)
15
Aplikasi Qur’an In word 2010
16
Al-Alukah, loc. cit.
20
ۡ
َﻓﺎﻠ ُﻣ َﺪ ِّﺑ َٰﺮ ِت ا ۡﻤ ٗﺮا
Dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia). (QS. An-
Nazi'at ayat 5)17
praktek manajerial Nabi Muhammad saw dalam mengelola negara Islam Madinah
dan bimbingan yang diberikan oleh Allah swt, sebagai kontribusi Islam dalam
yang beriman dalam hal tidak ditemukan petunjuknya secara khusus dalam Al-
17
Aplikasi Qur’an In word 2010
18
Golam Mohiuddin dan Foyez Ahmed Bhuiyan, “Muslim's Contributions in Management,”
(EJBM-Special Issue: Islamic Management and Business ISSN 2222-1719 (Paper) ISSN 2222-2863
(Online) Vol.5 No.11 2013), hh.8-9
19
Golam Mohiuddin, Golam Mohiuddin, Mohammad Muzahidul Islam, “Decision Making Style in
Islam: A Study of Superiority of Shura (Participative Management) and Examples from Early Era
of Islam”, (EJBM-Special Issue : Islamic Management and Business www.iiste.org, Vol 3, No.1
(Special Issue), 2015), h.7
20
Aplikasi Qur’an In word 2010
21
Mutu (quality) dalam padanan kata bahasa Arab adalah al-jaudah
yaitu al-jaudah, al-itqan, dan al-kafa’ah. Haji Malik Syah menyebutkan tiga istilah
yang paling mendekati karakteristik mutu (quality), yaitu ihsan, itqan dan hasanah.
para peneliti lebih mengekplorasi itqan dan ihsan sebagai istilah yang menunjukkan
atau menggambarkan mutu (quality) dalam perspektif Islam. Wan Ab Aziz dan
kesopanan (ihsan) sebagai faktor moderat bersifat dinamis dan memiliki potensi
kinerja bisnis. Kedua faktor tersebut diyakini akan meningkatkan dan memastikan
praktik manajemen mutus yang kuat dan halus, didorong oleh prinsip-prinsip
Islam. 23
a. 1tqan ()اﺗﻘﻦ
ٔ
Menurut Ibnu Mundhir, al-itqan menurut bahasa adalah penguasaan
sesuatu secara sempurna.24 Mohamed dan Faiza berpendapat, bahwa dalam bahasa
21
Google Terjemahan., Kulaitas”; https://translate.google.co.id/?hl=id#view=home&op = translate
&sl=id&tl =ar&text = kualitas. (diakses 11 November 2019)
22
Firman Shakti Firdaus, Muhammad Nasri Md. Hussain, Mohd Norhasni Mohd Asaad and Rushami
Zien Yusoff, “Quality Management Concept Based On Islamic Worldview’” (International
Academic Research Journal of Business and Technology 1(2) 2015 Page 208-213), h. 210
23
W.A. Wan Ab Aziz, S.B. Mohamed, Z. Ibrahim, M.S. Muda, A.H. Abdullah, “Strengthening of
Islamic Quality Management Practices Through Culture of Perfection (Itqan) and the Value of
Courtesy (Ihsan) Toward the Business Perfomance of Muslim Entrepreneur,” (Jurnal : Advances in
Natural and Applied Sciences, 8(4) April 2014, Pages: 237-243), h. 242
24
Ibnu Mundhir dalam Kamal D, ﻤﻔﻬﻮم اﻠﺠﻮدة ﻓﻲ اﻹﺳﻼم:اﻠﻣﻮﺿﻮع.
https://hrdiscussion.com/hr14873.html. (diakses 11 November 2019)
22
mahir.25 Sheikh berpendapat, itqan berarti kebaikan, yang merupakan tingkat mutu
pekerjaan. Itqan berarti mengatur dan membuang hal-hal dengan cara ilmiah dan
bahwa iṭqan berarti kesempurnaan, atau konotasi spiritual untuk dicintai oleh Allah
(swt), dan juga berarti penciptaan Allah (swt) yang sempurna dan tanpa cacat.27
Sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah SWT QS. An-Naml [27] ayat 88 :
َﺎب ۚ ُﺻ ْﻨ َﻊ ِ اﻠ ِﺬي ا ْﺗ َﻘﻦ ََو َﺗ َﺮى ْاﻠ ِﺠ َﺒ َﺎل َﺗ ْﺤ َﺴ ُﺒ َﻬﺎ َﺟ ِﺎﻤ َﺪ ًة َو ِﻫ َﻲ َﺗ ُﻣﺮ َﻤﺮ اﻠﺴﺤ
ِ
ﻮنَ ُﻜﻞ َﺷ ْﻲ ٍء ۚ ِإﻧ ُﻪ َﺧﺒ ٌﻴﺮ ﺑ َﻣﺎ َﺗ ْﻔ َﻌ ُﻟ
ِ ِ
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah)
perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.28
Kata itqan juga disebut dalam sabda Nabi Muhammad SAW dalam Hadis
riwayat At-Tabrani :
25
Mohamed Hassan Mahmoud Farg, Faiza Mohamed Hassan Khalil dan Hafiz Ibrahim Salih,
“Factors Affecting Perfection And Quality Of Work (Itqan) Applied Study On Workers Who Belong
To Shaqra University, College Of Science And Humanities Studies (Thadiq), KSA,” (International
Journal of Business and Management Review Vol.4, No.5, pp.73-84, July 2016), h. 73
26
Ahamad Faosiy Ogunbado, Asia Mus’ad Al-Otaibi, “Is Quality Management An Islamic Value?,”
(IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM) e-ISSN: 2278-487X.Volume 8, Issue 3
(Mar. - Apr. 2013), PP 06-13), h. 7
27
Jobnoun dalam Afroza Bulbul Afrin, Rafikul Islam, “A Conceptual Model of Continuous
Improvement in Total Quality Management from Islamic Perspective,” (Australian Academy of
Business and Economics Review Volume 4 Issue 1 January 2018), h. 2
28
Aplikasi Qur’an In word 2010
29
Nesia Andriana. Ihsan dan Itqan Dalam Beramal. https://www.hidayatullah.com/kajian/gaya-
hidup-muslim/read/2015/07/30/74773/ihsan-dan-itqan-dalam-beramal.html (diakses : Senin, 11
November 2019)
23
Mukayat dan Muslich Anshori berpendapat, bahwa itqan berarti
membuat dan menata sesuatu dengan ilmiah dan indah agar mendapatkan hasil yang
sempurna. Itqan adalah sikap untuk menghasilkan produk terbaik, bermutu, dan
memiliki standar tinggi. Itqan adalah integritas dan mutu, berarti sikap yang
bermutu.30 Menurut Razi, itqan atau etqon bermakna rapi, teliti, cermat, terbaik.
adalah budaya yang sering merujuk pada implementasi dan penyelesaian pekerjaan
untuk dicintai oleh Allah (swt), dan juga berarti penciptaan Allah (swt) yang
sempurna dan sempurna.33 Menurut Wan Ab Aziz dan Mohamed, dampak budaya
30
Mukayat dan Muslich Anshori, “Application of Islamic Values in Business Management and
Relation to Behavior, Performance, and the Islamic Welfare Employees Working at PT Freeport
Indonesia in Papua Provinc,” (Journal of Philosophy, Culture and Religion ISSN 2422-8443 An
International Peer-reviewed Journal Vol.14, 2015), hh. 25-26
31
Razi dalam Shukri Ahmad, Mohamad Khadafi Rofie, “Extrinsic And Intrinsic Principle On Islamic
Work Ethic : An Analisis Of Malay Literatures In Malaysia On Islamic Work Ethic,” (The Social
Sciences 11 (24) : 5845-5854, 2016), h. 5850
32
Azman dalam W.A. Wan Ab Aziz, S.B. Mohamed, Z. Ibrahim, M.S. Muda, A.H. Abdullah,
“Strengthening of Islamic Quality Management Practices Through Culture of Perfection (Itqan) and
the Value of Courtesy (Ihsan) Toward the Business Perfomance of Muslim Entrepreneur,” (Jurnal :
Advances in Natural and Applied Sciences, 8(4) April 2014, Pages: 237-243), h. 238
33
Jobnoun dalam Afroza Bulbul Afrin, Rafikul Islam, “A Conceptual Model of Continuous
Improvement in Total Quality Management from Islamic Perspective,” (Australian Academy of
Business and Economics Review Volume 4 Issue 1 January 2018), h. 2
24
kesempurnaan (itqan) sebagai faktor pemoderasi dan nilai-nilai welas asih yang
b. Ihsan ( ) ٕاﺣﺴﺎن
Menurut Anis, ihsan secara bahasa adalah orang yang bekerja dengan
baik dan pekerjaan yang terbaik.35 Menurut Al- Ghamdi, al-iḥsan secara harfiah
berarti kebaikan. Ini merujuk pada tindakan ibadah oleh orang beriman dengan
keyakinan bahwa Allah hadir dan menyaksikan tindakan ibadah itu. Dengan kata
mengawasinya.36 Menurut Sohaimi dan Gunawan, bahwa ihsan terkait dengan nilai
didasarkan pada Sabda Nabi Muhammad saw tentang ihsan yang tercantum dalam
34
W.A. Wan Ab Aziz, S.B. Mohamed, Z. Ibrahim, M.S. Muda, A.H. Abdullah, “Strengthening of
Islamic Quality Management Practices Through Culture of Perfection (Itqan) and the Value of
Courtesy (Ihsan) Toward the Business Perfomance of Muslim Entrepreneur,” (Jurnal : Advances in
Natural and Applied Sciences, 8(4) April 2014, Pages: 237-243), h. 242
35
Kamal D, ﻤﻔﻬﻮم اﻠﺠﻮدة ﻓﻲ اﻹﺳﻼم:اﻠﻣﻮﺿﻮع. https://hrdiscussion.com/hr14873.html. (diakses 11
November 2019)
36
Al-Ghamdi dalam Amal Salim Kadhim, Shukri B. Ahmad, Musa Yusuf Owoyemi. Muhammad
Ahmad, “Islamic Ethics: The Attributes of Al-Ihsan in the Quran and Its Effects on Muslim
Morality,” (International Journal of Business and Social Science Volume 8, Number 11, November
2017), h. 102
37
Sohaimi dan Gunawan dalam W.A. Wan Ab Aziz, S.B. Mohamed, Z. Ibrahim, M.S. Muda, A.H.
Abdullah, “Strengthening of Islamic Quality Management Practices Through Culture of Perfection
(Itqan) and the Value of Courtesy (Ihsan) Toward the Business Perfomance of Muslim
Entrepreneur,” (Jurnal : Advances in Natural and Applied Sciences, 8(4) April 2014, Pages: 237-
243), h. 239
38
Al Habshi dalam Ahamad Faosiy Ogunbado, Asia Mus’ad Al-Otaibi, “Is Quality Management An
Islamic Value?,” (IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM) e-ISSN: 2278-
487X.Volume 8, Issue 3 (Mar. - Apr. 2013), PP 06-13), h. 7
25
َ
َﻗ َﺎل » ا ْن َﺗ ْﻌ ُﺒ َﺪ َ َﻜﺎﻧ َﻚ َﺗ َﺮ ُاﻩ َﻓ ِﺈ ْن ﻠ ْﻢ َﺗ ُﻛ ْﻦ.َﻗ َﺎل َﻓﺎ ْﺧ ِﺒ ْﺮِﻧﻰ َﻋ ِﻦ ِاﻹ ْﺣ َﺴ ِﺎن
َﺗ َﺮ ُاﻩ َﻓ ِﺈﻧ ُﻪ َﻳ َﺮ َاك
Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? Beliau menjawab : Kamu
menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika
kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu. 39
bahwa ihsan menandakan konsentrasi penuh dalam pelaksanaan tugas, serta harus
sebagaimana disebut dalam QS. Yunus [10] ayat 26 dan QS. Al-Baqarah [2] ayat
195 :
َﻮﻫ ُﻬ ْﻢ َﻗ َﺘ ٌﺮ َو َﻻ ِذﻠ ٌﺔ ۚ ا َٰوﻠ ِﺌﻚ
َ ِﻠﻟ ِﺬ َﻳﻦ ا ْﺣ َﺴ ُﻨﻮا ْاﻠ ُﺤ ْﺴ َﻨ ٰﻰ َوز َﻳ َﺎد ٌة ۖ َو َﻻ َﻳ ْﺮ َﻫ ُﻖ ُو ُﺟ
ِ
َﺎب ْاﻠ َﺠﻨ ِﺔ ۖ ُﻫ ْﻢ ِﻓ َﻴﻬﺎ َﺧﺎ ِﻠ ُﺪون ُ ا ْﺻ َﺤ
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga)
dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan
tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal
di dalamnya.(QS. Yunus [10] ayat 26)
ُ َ ْۚ ٓ ُ ۡ َ َ ُ ۡ َ ۡ ُ ۡ ْ ُ ۡ ُ َ َ َ ْ ُ َ
ﻴﻞ ِ وﻻ ﺗﻟﻘﻮا ِﺑﺎﻳ ِﺪﻳﻛﻢ ِإﻠﻰ اﻠﺘﻬﻟﻛ ِﺔ واﺣ ِﺴﻨﻮا ِإن ﻳ ِﺤﺐ
ِ ِ ِ ۡوا ِﻧﻔﻘ
ﺒﺳ ﻲ ﻓ ﻮا
َ اﻠ ُﻣ ۡﺤ ِﺴ ِﻨ
ﻴﻦ
39
Adika Mianoki. Meraih Derajat Ihsan. https://muslim.or.id/4101-meraih-derajat-ihsan.html
(diakses 18 November 2019)
40
Al-habshi dan Al-Baurey dalam Ahamad Faosiy Ogunbado, Asia Mus’ad Al-Otaibi, “Is Quality
Management An Islamic Value?,” (IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM) e-
ISSN: 2278-487X.Volume 8, Issue 3 (Mar. - Apr. 2013), PP 06-13), h.7
26
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik.( QS. Al-Baqarah [2] ayat 195)41
Akif Lutfi dan Majed Radi mengidentifikasi pendapat para ahli, bahwa
yaitu : (1) Seni (artistry), yaitu melakukan pekerjaan yang benar, lengkap dan
sempurna tanpa cacat, yang merujuk pada QS. [27] ayat 88. (2) Perbaikan
(improvement), yaitu menunjukkan kata atau tindakan terbaik dan melakukan yang
sempurna, merujuk QS. Al-Baqarah [2] ayat 195. (3) Perbuatan baik (Good Deed),
yaitu melakukan yang benar tanpa penyimpangan dari yang ideal sambil menjaga
hati yang sangat tulus kepada Allah, merujuk pada QS. Al-Kahfi [18] ayat 107.
(4) Melakukan terbaik (best doing), yaitu penyelesaian, kesempurnaan, dan kinerja
tentang ciri-ciri mutu berdasar pada al-Qur’an dan tradisi kenabian, yang terangkum
dalam lima nilai, yaitu : 1) Mutu adalah elemen yang menguntungkan (azabad)
merujuk pada QS. Ar-Ra’du [13]: 17. 2) Mutu adalah kesempurnaan (ahsan)
merujuk pada QS. Al-Mulk [67] ayat 2-4. 3) Mutu sebagai tindakan yang
terjadi dalam tindakan wajib (ibadah wajibah). 4) Mutu mengikuti standar terbaik,
merujuk pada QS. Az-Zumar [39] ayat 55. 5) Mutu lebih utama dari kuantitas,
41
Aplikasi Qur’an In word 2010
42
Akif Lutfi Al-Khasawneh, Majed Radi Al-Zoubi and Fayez Jumah Alnajjar, “Quality between the
Contemporary Management & Islamic Thought Perspectives: Comparative Study,” (Journal of
Emerging Trends in Economics and Management Sciences (JETEMS) 4(2):281-290 (ISSN: 2141-7016),
h. 285-288), hh. 285-286
27
merujuk pada hadis bahwa Nabi saw mengingatkan untuk melakukan yang terbaik
dalam ibadah.43
perbaikan diri, merujuk pada perjuangan yang berkelanjutan dengan diri sendiri,
untuk perbaikan diri, dalam upaya mencapai pekerjaan yang lebih baik.44 Pendapat
ini merujuk pada QS. At-Taubah [9] ayat 105 dan QS. At-Tin [94] ayat 7.
Edward Sallis
untuk penyebutan atau sebagai terjemahan dari Total Quality Management (TQM).
manajemen dalam MMT, bahwa setiap orang dalam institusi, apapun status, posisi
produksi, tetapi sebagai sebuah jasa atau layanan. Istilah yang digunakan untuk
mutu dalam pendidikan disebut mutu jasa, sedangkan untuk produksi disebut mutu
produk. Keduanya berbeda dalah hal hubungan antara pemberii dan pengguna,
43
Amal hayati ishak dan Muhammad Rahimi Osman, “Understanding Islamic Perspectives On
Quality Management : From Concept To Practice,” (Journal of Engineering and Applied Sciences
14 (4) : 1262-1266, 2019), h. 1263
44
Brannie dan Pollard dalam Mastura binti Ahmad, Mohd Shahril Bin Ahmad Razimi, “Training
Based Organization Approach From Islamic Perspective,” (IKONOMIKA: Journal of Islamic
Economics and Business Volume 3, No 1 (2018) Page : 35 – 42), h. 37
45
Edward Sallis, “Total Quality Management In Education ( Manajemen Mutu Pendidikan)”,
(IRCiSoD, Yogyakarta : 2012), h. 74
28
produktivitas.46 Terpadu dalam MMT, bahwa setiap orang yang berada di dalam
organisasi, harus terlibat dalam upaya peningkatan secara terus menerus.47 MMT
merupakan perluasan dan pengembangan dari jaminan mutu. Jaminan mutu adalah
sebagai cara produksi yang bebas dari cacat dan kesalahan, sedangkan MMT
sebagai usaha menciptakan budaya mutu, yang mendorong orang yang terlibat,
mencoba mengerjakan segala sesuatu dengan “selalu baik secara awal”.49 MMT
terus, dan alat- dan teknik peningkatan mutu.50 Dalam filosofi perbaikan terus
pelanggan dan kliennya.51 Alat dan teknik adalah media untuk mengidentifikasi dan
digunakan. Teknik yang dapat digunakan antara lain : Afinitas jaringan kerja,
Diagram Tulang Ikan atau Diagram Ishikawa, Analisis Kekuatan Lapangan, Grafik
mulai diterapkan di perguruan tinggi di Amerika dan Inggris pada tahun 1990-an,
46
Edward Sallis, Ibid., hh. 61-66
47
Edward Sallis, Ibid., h. 74
48
Edward Sallis, Ibid., hh. 58-59
49
Edward Sallis, Ibid., h. 74
50
Edward Sallis, Ibid., h. 75
51
Edward Sallis, Ibid., h. 78
52
Edward Sallis, Ibid., h. 197
53
Edward Sallis, Ibid., hh. 197-210
29
penerapan diduniai pendidikan, terjadi di Inggris raya , bertepatan dengan lahirnya
pertama dari 14 Poin Deming, yaitu menciptakan tujuan secara konstan, untuk
Kebutuhan Pelanggan/Pelajar
Siapakah pelanggan kita?
Apa yang diharapkan pelanggan kita?
Apa yang harus dilakukan untuk memenuhi harapan pelanggan ?
Apa yang dibutuhkan para peljar dari institusi?
Metode apa yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelajar/pelanggan?
Mutu
Apa standar yang kita gunakan?
Bagaimana kita menyampaikan mutu?
Biaya apa yang harus kita keluarkan untuk mutu?
Mengevaluasi Proses
Apakah kita memiliki proses tertentu dalam menghadapi sesuatu yang salah?
Bagaimana kita tahu bahwa kita telah sukses?
54
Edward Sallis, Ibid., hh. 43-45
55
Edward Sallis, Ibid., hh. 211-212
30
terhadap mutu harus datang dari atas, (b) Menggembirakan adalah tujuan MMT, (c)
(i) Memperkerjakan konsultasi ekternal, (j) Memprakarsai pelatihan mutu bagi para
(m) Mengaplikasikan alat dan teknik mutu, melalui pengembangan kelompok kerja
“daftar uji”. Instrument ini digunakan oleh tim audit yang melibatkan manajemen
senior, guru dan tenaga kependidikan, dan pelajar (murid). Tim audit ini, bertugas
dengan daftar uji ini,bertujuan tujuan menyoroti praktek yang baik, dan
perencanaan.57
56
Edward Sallis, Ibid., hh. 243-253
57
Edward Sallis, Ibid., hh. 255-256
31
4. Aktualisasi Pondok Pesantren Muhammadiyah Sebagai Pesantren Modern
modern Gontor. PontrenMu berdiri pada tahun 1919. Sedangkan pesantren modern
Gontor berdiri pada tahun 1926. PontrenMu pada waktu itu bernama Sekolah
Qismul Arqa. Pendiri dan pengajarnya adalah KH. Ahmad Dahlan, pendiri
metode yang dikembangkan sendiri oleh KH. Ahmad Dahlan,58 berupa metode
induktif, ilmiah, naqliyah dan tanya jawab,59 serta bercorak kontekstual melalui
proses penyadaran.60 Pada tahun 1921, Sekolah Qismul Arqa berubah menjadi
menjadi Madrasah Mua’allimin untuk santri laki-laki, dan Mu’allimat untuk santri
perempuan.
Cita rasa PontrenMu sebagai pesantren modern, dapat dilihat pula dari
58
Agus Miswanto, “Eksistensi Pesantren Muhammadiyah Dalam Mencetak Kader Persyarikatan
(Studi di Kabupaten Magelang),” (Jurnal : Jurnal Tarbiyatuna Vol. 10 No. 1 (2019) pp. 81-102
pISSN: 2085-0889 | eISSN: 2579-4981. DOI: https://doi.org/10.31603/tarbiyatuna. v10i1.2717),
hh. 87-88
59
Nadlifah, “Muhammadiyah Dalam Bingkai Pendidikan Humanis ( Tinjauan Psikologi
Humanistik),” (AL-BIDAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar Islam Volume 8, Nomor 2, Desember
2016; ISSN : 2085-0034), h. 146
60
Zetty Azizatun Ni’mah, “Pemikiran Pendidikan Islam Perspektif KH. Ahmad Dahlan (1869-1923
M) Dan KH. Hasyim Asy’ari 1871-1947( M) : Study Komparatif dalam Konsep Pembaruan
Pendidikan Islam di Indonesia,” (Jurnal : Didaktika Religia Volume 2 , No. 1 Tahun 2014), h.148
32
dari kreasi dan inovasi para pendirinya, baik secara perseorangan atau secara
pesantren. (c) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian Mudir dan Wakil Mudir.
kepada Ustadz dan Karyawan. (e) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian
Pamong dan Musyrif. (f) Badan Pembina Pesantren Muhammadiyah. (g) Penilaian
hasil belajar santri. (h) Sarana dan prasarana. (i) Pengelolaan keuangan dan
33
kekayaan pesantren. (j) Pengelolaan Mesjid Pesantren Muhammadiyah. (k)
Pesantren sehat. (l) Kerjasama pesantren. (m) Pembinaan dan pembimbingan santri.
(n) Organsasi santri. (o) Pelayanan santri berkebutuhan khusus. (p) Alumni
pesantren. (r) Penghargaan dan sanksi pesantren. (s) Pengawasan. (t) Tata cara
pelaporan pimpinan pesantren. (u) Tata cara penataan kelembagaan pesantren. dan
(v) Tata cara peralihan kepemilikan pesantren dari atas nama perseorangan dan
jenis, yaitu pesantren struktural dan pesantren kultural. Pesantren struktural, adalah
Singaparna.
34
dan SMA/SMK/MA, dan PontrenMu tingkat tinggi, yaitu pendidikan tingkat
perguruan tinggi.
(tiga) sistem pendidikan, yaitu sistem pendidikan madrasah, Boarding School, dan
agama lebih banyak daripada ilmu umum. Sebab, para santri/siswa dipersiapkan
sebagai calon da’i Muhammadiyah. Penulisan nama pesantren model ini, seperti
bermukim di asrama sekolah dalam jangka waktu tertentu, untuk mempelajari ilmu-ilmu
agama. Hanya saja, dipesantren model ini, muatan pelajaran ilmu umum dibandingkan
dengan ilmu agama. Penulisan nama pesantren ini, disisipkan “Muhammadiyah Boarding
tertentu, untuk menghasilkan calon lulusan yang memahami bidang tertentu pula,
sesuai bidang ilmu yang ditetapkan oleh pesantren tersebut. Contoh Perguruan
35
yang secara khusus mempelajari ilmu keagamaan bidang tarjih, dan
alumni dengan berbagai profesi, memiliki lima belas cabang yang tersebar di seluruh
nusantara, mendirikan puluhan pusat ekonomi serta prestasi santri di tingkat nasional
maupun internasional.
36
Jurnal ditulis oleh Mukhtar, Hidayat, Siti Mariah Ulfah, dengan judul
dan optimal, diantaranya adalah tiga pondok pesantren yang ada di provinsi jambi,
yaitu kampus Darussalam Gontor 10, Pondok Pesantren Talwah Al-Munawwaroh, dan
hal keterpaduan. Begitu pula, beberapa standar mutu yang diterapkan oleh pemerintah,
belum dapat dipenuhi secara maksimal yaitu, standar pendidik dan tenaga
dalam pengembangan karakter peserta didik di Provinsi Jambi. Hasil dan diskusi
Hidayah, Kota Jambi, sebagai komitmen atas instruksi pusat bukan inisiatif sendiri.
karakter yang sama dengan pondok pusat, zero defect belum tercapai dan
37
peningkatannya belum diukur. Model manajemenn pondok pesantren terpadu berbasis
TQM dalam pembinaan karakter santri di Provinsi Jambi, merupakan komitmen dan
dan prasarana.
Jurnal ditulis oleh Imam Syafi’i dan Lailatul Fitriyah, dengan judul
Lembaga Pendidikan Islam Di Era Revolusi Industri 4.0”, diterbitkan oleh Jurnal
Pedagogik, Vol. 07 No. 02, Juli-Desember 2020. Penelitian mengambil latar belakang
anak-anak oleh masyarakat di masa sekarang ini, tetapi masih memiliki berbagai
kelemahan. Salah satu bentuk usaha memperbaiki mutu, dapat dilakukan dengan
memperbaiki manajemen. Sebagai salah satu alternatif yang dapat diupayakan untuk
penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis studi literatur. Pengumpulan data
bersumber dari buku-buku maupun jurnal, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil
era revolusi industri 4.0, memaksa lembaga pendidikan Islam melakukan inovasi
dan canggih, akan memberikan kemudahan bagi lembaga pendidikan Islam, dalam
38