Anda di halaman 1dari 3

Field et al.

Implementation Science 2014, 9:172


http://www.implementationscience.com/content/9/1/172

SYSTEMATIC REVIEW Open Access

Using the Knowledge to Action Framework in


practice: a citation analysis and systematic
review
Becky Field1*, Andrew Booth1 , Irene Ilott2 and Kate Gerrish3,4,5

Abstrak

Latar Belakang :
Kerangka kerja konseptual direkomendasikan sebagai cara menerapkan teori untuk
meningkatkan pelaksanaan kinerja. Kerangka kerja model Pengetahuan untuk Bertindak
(Knowledge to Action / KTA) dikembangkan di Kanada oleh Graham dan rekan-rekannya
pada tahun 2000-an, dengan meninjau 31 teori tindakan yang telah direncanakan. Kerangka
kerja ini memiliki dua komponen: Penciptaan Pengetahuan dan Siklus Aksi (integrasi
pengetahuan), yang masing-masing terdiri dari beberapa fase. Tinjauan ini berusaha
menjawab dua pertanyaan: 'Apakah Kerangka kerja model KTA digunakan dalam praktek?
Dan jika demikian, bagaimana caranya?’
Metode :
Penelitian ini merupakan analisa sitasi dan tinjauan sistematis. Kutipan indeks untuk
makalah yang asli diidentifikasi dari tiga basis data—Web of Science, Scopus, dan Google
Scholar—sebagai fasilitas pencarian kutipan. Pembatasan bahasa Inggris dan tahun terbit
2006-Juni 2013 telah ditetapkan. Sebuah taksonomi yang mengategorikan sebuah kontinum
penggunaan telah dikembangkan. Hanya studi yang menerapkan kerangka kerja untuk
pelaksanaan proyek yang termasuk. Data diekstraksi dan dipetakan terhadap setiap fase
dari kerangka kerja untuk studi di mana itu tidak terpisahkan dari pelaksanaan proyek.

Hasil :
Pencarian kutipan menghasilkan 1.787 catatan. Sebanyak 1.057 judul dan abstrak disaring.
Seratus empat puluh enam studi menjelaskan penggunaan hingga tingkat yang berbeda-
beda, mulai dari yang direferensikan hingga yang terintegrasi. Dalam sepuluh studi,
kerangka kerja model KTA merupakan bagian tak terpisahkan dari desain, penyampaian,
dan evaluasi implementasi kegiatan. Dari sepuluh, semuanya dijelaskan menggunakan
Siklus Aksi dan tujuh mengacu pada Penciptaan Pengetahuan. Kerangka kerja KTA
diterapkan pada pelayanan kesehatan dan pengaturan akademik yang berbeda-beda
dengan proyek yang ditargetkan pada pasien, masyarakat, tenaga keperawatan dan tenaga
kesehatan lainnya.

Kesimpulan :
Kerangka kerja KTA masih digunakan dalam praktek dengan tingkat kelengkapan yang
berbeda-beda. Ini sering dikutip, dengan penggunaan mulai dari atribusi sederhana melalui
sebuah referensi, melalui perencanaan penginformasian, hingga membuat sebuah
kontribusi intelektual. Ketika kerangka kerja merupakan bagian dari penerjemahan
pengetahuan, itu memandu tindakan kedalam cara-cara istimewa dan ada ketepatan
teorinya disana. Kebijaksanaan yang berlaku mendorong penggunaan teori-teori, model-
model dan kerangka kerja yang konseptual, namun penerapannya kurang jelas dalam
prakteknya. Ini mungkin adalah sebuah artefak pelaporan, menunjukkan prospektifnya,
penelitian primer diperlukan untuk mengeksplorasi nilai sebenarnya dari Kerangka kerja KTA
dan sejenisnya.

Kata kunci :
Penerjemahan pengetahuan, Kerangka kerja konseptual, Tinjauan sistematis, Implementasi,
Analisa kutipan, Kerangka Kerja Pengetahuan untuk Bertindak, Teori, Ketepatan teori.
Field et al. Implementation Science 2014, 9:172
http://www.implementationscience.com/content/9/1/172
Field et al. Implementation Science 2014, 9:172
http://www.implementationscience.com/content/9/1/172

Latar Belakang
Para profesional kesehatan di seluruh dunia berbagi tantangan dalam menerjemahkan bukti
ilmiah terbaik yang tersedia menjadi sebuah intervensi kesehatan yang nyata secara tepat
waktu guna menyediakan pelayanan dan perawatan yang paling efektif. Kerangka Kerja
Pengetahuan untuk Bertindak [1] ('Kerangka kerja KTA') adalah kerangka kerja konseptual
yang dimaksudkan untuk membantu mereka yang berfokus pada penerjemahan
pengetahuan, memberikan intervensi berbasis bukti yang berkelanjutan.
Penerjemahan pengetahuan telah didefinisikan sebagai sebuah proses ‘yang mengandung
perpaduan, penyebaran, pertukaran dan etika penerapan pengetahuan yang baik untuk
meningkatkan…kesehatan…menyediakan produk dan pelayanan kesehatan yang lebih
efektif, dan memperkuat sistem pelayanan kesehatan’ [2].
Kerangka kerja konseptual direkomendasikan sebagai cara untuk mempersiapkan
berbagai faktor yang dinamis dan interaktif, yang memengaruhi penyerapan bukti ilmiah
dalam praktek [3-5]. Meskipun istilah kerangka kerja konseptual, teori-teori, dan model-
model sering digunakan secara bergantian, kerangka kerja konseptual itu luas dan
deskriptif, sedangkan teori-teori dan model-model itu lebih spesifik dan lebih dapat diterima
untuk pengujian hipotesis [6]. Kerangka konseptual menyediakan sebuah kerangka acuan
untuk mengatur pemikiran, sebuah panduan untuk tindakan dan interpretasi. Manfaat
potensial dari penerapan kerangka kerja konseptual termasuk membuat proses
penerjemahan pengetahuan lebih sistematis, dengan kemungkinan adanya perubahan
praktik dan penyebaran bukti [4,6-9]. Beberapa kerangka kerja konseptual sesuai untuk
penatalaksanaan para ilmuwan, termasuk tindakan promosi pada Penatalaksanaan
Penelitian di Bidang Pelayanan Kesehatan (Research Implementation in Health Services /
PARIHS) [5,10] Kerangka Kerja Terkonsolidasi untuk Implementasi Penelitian (Consolidated
Framework for Implementation Research /CFIR) [3] serta Kerangka Kerja KTA [1].

Anda mungkin juga menyukai