Anda di halaman 1dari 2

Definisi Teori Kutub Pertumbuhan

Konsep Growth Pole menurut Perroux: berdasarkan fakta dasar perkembangan keruangan
(spasial), pertumbuhan tidak terjadi di sembarang tempat dan juga tidak terjadi secara serentak;
pertumbuhan itu terjadi pada titik-titik atau kutub-kutub perkembangan, dengan intensitas
yang berubah-ubah; dan pertumbuhan itu menyebar sepanjang saluran-saluran yang beraneka
ragam terhadap keseluruhan perekonomian.

Nichols (1969), Growth Pole merupakan suatu pusat kegiatan ekonomi di perkotaan yang
mengalami pertumbuhan secara self sustaining, dan sampai suatu titik pertumbuhan itu didorong
ke luar daerah pusat terutama ke daerahdaerah yang kurang berkembang.

Parr (1973), Growth Pole adalah suatu pusat pengembangan yang umumnya di
representasikan dalam suatu pusat perkotaan dengan dimana variable pertumbuhan yang
diukur berdasarkan pada ukuran populasi yang berupa pertumbuhan penduduk (kesempatan
kerja) pada tingkat yg lebih besar dari rata-rata pertumbuhan regional.

Pusat pertumbuhan mempunyai empat ciri antara lain

♦ Adanya hubungan internal dari berbagai macam kegiatan

Hubungan internal sangat menentukan dinamika sebuah kota. Ada keterkaitan satu sektor
dengan sektor lainnya sehingga apabila ada satu sektor yang tumbuh akan mendorong sektor
lain karena saling terkait. Kehidupan kota menjadi satu irama dengan berbagai komponen
kehidupan kota dan menciptakan synergi untuk saling mendukung terciptanya pertumbuhan.

♦ Ada effek penggandaan (multiplier effect)

Keberadaan sektor-sektor yang saling terkait dan saling mendukung akan menciptakan effek
penggandaan. Permintaan akan menciptakan produksi baik sektor tersebut maupun sektor yang
terkait yang akhirnya akan terjadi akumulasi modal. Unsur efek penggandaan sangat berperan dalam
membuat kota mampu memacu pertumbuhan daerah belakangnya.

♦ Adanya konsentrasi geografis

Konsentrasi geografis dari berbagai sektor/ fasilitas selain menciptakan efisiensi diantara sektor-
sektor yang saling membutuhkan juga meningkatkan daya tarik dari kota tersebut.

♦ Bersifat mendorong daerah belakangnnya

Hal ini antara kota dan wilayah belakangnya terdapat hubungan yang harmonis. Kota membutuhkan
bahan baku dari wilayah belakangnya dan menyediakan berbagai kebutuhan wilayah belakang
untuk dapat mengembangkan dirinya.

Hambatan-Hambatan Yang Sering Ditemui Dalam Penerapan Teori Pusat Pertumbuhan

Urbanisasi besar-besaran. Berkembangnya penduduk menimbulkan permasalahan lingkungan di


daerah perkotaan itu sendiri. Leading industri itu sendiri dapat merosot. Memang pada tahap
tertentu dengan berkembangnya penduduk dapat menurunkan biaya rata-rata perusahaan, namun
setelah itu kerugian-kerugian skala mulai melebihi manfaat-manfaat aglomerasi. Beberapa
kerugian tersebut ditimbulkan dengan makin naiknya biaya pelayanan umum, makin naiknya harga-
harga faktor produksi seperti upah dan sewa tempat/bangunan. Biaya sosial (external costs)
juga makin meningkat, seperti konversi lahan pertanian ke nonpertanian, kebisingan, polusi
udara, menurunnya debit dan kualitas air, kemacetan lalu lintas, dan semakin jauhnya jarak
perjalanan yang harus ditempuh. Lebih jauh lagi berakibat pada terjadinya pengangguran dan
kemiskinan di daerah perkotaan. Hal ini telah menjadi masalah besar yang dapat mendorong
terjadinya kerusuhankerusuhan/konflik sosial.

Anda mungkin juga menyukai