BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah memperhatikan dari kebiasaan warga samarinda dalam mengeluarkan
uang, kami menyelediki dan menemukan fakta bahwa, hampir semua kalangan
anak muda di samarinda mengeluarkan uang mereka untuk membeli makanan
serta cemilan terutama pada wanita yang dimana behaviour kebanyakan dari
wanita senang sekali untuk membeli cemilan. Maka dari itu kami memutuskan
untuk membuat sebuah produk yang kami beri nama “taysuki” yang dimana
singkatan dari “satay suki”. satay suki sendiri merupakan makanan street food
khas jepang yang sangat digemari oleh anak muda disana bahkan orang dewasa
sekalipun, demikian juga pada anak muda di Indonesia, kebanyakan dari mereka
sangatlah menyukai makanan serta cemilan street food yang berasal dari asia
karena produk tersebut sangatlah memiliki banyak varian produk yang disajikan
seperti odeng,sosis, kornet dll. Lalu setelah pemikiran yang matang serta analisis
kompetitor kami menemukan bahwa di samarinda sendiri belum ada usaha yang
menjualkan produk tersebut, maka dari itu kami melihat peluang dengan
memikirkan segala aspek dan mengambil keputusan untuk membuka usaha
taysuki ini.
BAB II
STRATEGI PEMASARAN
2.1 Kondisi Pasar
Kami memilih pramuka sebagai tempat kami berjualan dikarenakan kami
melihat behaviour dari warga yang berada di tempat tersebut sudah pasti
akan mencari makanan, lebih tepatnya mereka akan mencari cemilan
karena pramuka sendiri sudah terkenal dengan tempat yang menjual
berbagai macam cemilan, terlebih kawasan tersebut merupakan kawasan
mahasiswa tinggal. Tentu ditempat tersebut kami akan terkena dampak
dari perang harga karena sudah jelas di kawasan tersebut banyak sekali
penjual yang menawarkan berbagai macam makanan yang serupa dengan
harga yang tidak berbeda jauh dari penjual lain. Salah satu cara untuk
mengatasi dari perang harga tersbut ialah dengan menjual produk yang
belum dijual oleh penjual di kawasan tersebut, kami telah melakukan
observasi terhadap semua lingkungan di samarinda yang ramai sekali
terhadap kegiatan jual beli dan belum satupun menemukan penjual yang
menjual produk seperti produk yang akan kami jual. Lalu kami melihat dari
berbagai social media khususnya Instagram, kami melihat berbagai
postingan dari akun para penjual tersebut, kebanyakan dari mereka
hanyalah berfokus memposting bentuk fisik dari produk yang mereka jual
tanpa memperhatikan ide konten lain yang dapat mempertahankan
konsumen yang mereka dapatkan sebelumnya, atau menarik konsumen
baru. Maka dari itu kami telah menemukan strategi yang bagus untuk
memberikan postingan yang tidak hanya berfokus dengan penampilan fisik
dari produk yang kami jual, melainkan konten lain yang dapat mempererat
hubungan antara kami dengan konsumen.
BAB III
FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG
Weakness
Orang bisa beli dan menggoreng sendiri
Harga bahan baku tidak stabil
Opportunity
Mudah dalam pemasaran, karena makanan banyak orang yang tertarik
kepada cemilan
Alat dan bahan mudah di temukan, sehingga kami tidak merasa kesulitan
dalam pembuatan camilan ini
Modal yang di butuhkan tidak besar, sehingga kami mampu
memproduksinya terus-menerus.
Harga terjangkau.
Threat
Jika ada produsen baru yang membuat produk sama seperti kami.
Adanya produk serupa dengan kualitas baik dan harga murah
Melakukan strategi pemasaran yang lebih kompetitif.
BAB VI
ASPEK PRODUKSI
1.3 Bahan
BAB VI
PENUTUP
6.2 Kesimpulan
Menurut kami usaha ini dapat berkembang dan akan mencapai keberhasilan.
Kami sangat yakin bahwa usaha ini akan maju dan terus berkembang karena
dilakukan oleh orang–orang yang mempunyai kualitas dalam menjalankan setiap
pekerjaan. Kami sadar bahwa usaha ini tak akan langsung berkembang pesat tapi
kami akan terus berjuang untuk terus menjalankan dan mengembangkan usaha
ini.