Anda di halaman 1dari 4

Nama: Zulfa Fajryani

NIM: 19053101

Mata Kuliah: Pengantar Ekonomi Pembangunan

Resume

A. Beberapa pertimbangan dasar pilihan kebijakan meliputi; perbaikan distribuís


pendapatan, kebijakan moneter, kebijakan fiscal, kebijakan harga dalam
pembangunan
1. PerbaikanDistribusiPendapatan
Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau tidaknya pembagian
hasil suatu Negara dikalangan penduduknya. Untuk mengukur ketidak merataan
distribusi pendapatan, bisa menggunakan Kurva Lorenz atau Indeks Gini. Koefisien
Gini merupakan ukuran ketidakmerataan agregat dan nilainya terletak antara 0
(kemerataan sempurna) sampai 1 (ketidakmerataan sempurna). Koefisien Gini dari
negara-negara yang mengalami ketidak merataan tinggi berkisar antara 0,50-0,70;
ketidakmerataan sedang antara 0,36- 0,49; dan yang mengalami ketidak merataan
rendah berkisar antara 0,20-0,35. Indikator tersebut merupakan indikator tingkat
ketidak merataan yang paling umum digunakan dan diumum kan oleh negara-negara
di dunia.
Ketimpangan distribusi pendapatan pada daerah-daerah dapat disebabkan oleh
pertumbuhan dan keterbatasan yang dimiliki masing-masing daerah yang berbeda
beda serta pembangunan yang cenderung terpusat pada daerah yang sudah maju. Hal
ini menyebabkan pola ketimpangan distribusi pendapatan daerahdan merupakan salah
satu faktor pendorong terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan daerah semakin
melebar.
Mengatasi ketimpangan distribusi pendapatan yaitu dengan cara melaksanakan
pembangun didaerah-daerah yang terindentifikasi ketimpangan, jika pembangunan
dilaksanakan di daerah tersebut, maka penyerapan tenaga kerja terutama masyarakat
lokal dapat terpenuhi, dengan menyerapnya banyak tenaga kerja maka akan tingkat.

2. Kebijakan moneter

Kebijakan moneter adalah seperangkat kebijakan ekonomi yang mengatur ukuran


dan tingkat pertumbuhan pasokan uang dalam suatu perekonomian negara. Ini adalah
tindakan terukur untuk mengatur variabel makroekonomi seperti inflasi dan
pengangguran. Kebijakan moneter dilaksanakan dengan cara, penyesuaian suku
bunga, pembelian atau penjualan sekuritas pemerintah, dan mengubah jumlah uang
tunai yang beredar dalam pasar. Bank sentral atau badan negara pengatur yang
bertanggung jawab atas hal ini yang berhak merumuskan kebijakan ini. Untuk di
Indonesia sendiri kebijakan moneter diatur tunggal oleh Bank sentral yaitu Bank
Indonesia.
Bank-bank sentral menggunakan berbagai instrumen untuk mengimplementasikan
kebijakan tersebut diantara nya:

1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin
menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga
pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat
berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat
Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan


memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang
mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk
membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank
sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar
berkurang.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.

4. Pengawasan pinjaman secara selektif ( kredit selektif)

Yaitu kebijakan yang digunakan untuk mengendalikan dan mengawasi corak


pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank

5. Himbauan Moral (Moral Persuasion)

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar
dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit
untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang
3. Kebijakan fiskal

Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan menstabilkan


perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang beredar.
Pemerintah mengeluarkan obligasi untuk meminjam uang dari negara asing untuk
pembangunan sarana infrastruktur yang mampu mendongkrak perekonomian
masyarakat. Pemerintah mewajibkan masyarakat memiliki NPWP untuk menambah
wajib pajak.

4. Kebijakan harga dalam pembangunan

Kebijakan pricing atau kebijakan penetapan harga dalam manajemen atau


perusahaan merupakan kebijakan yang tidak terdegar asing di telinga kita, oleh karena
itu, penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan sebagai acuan dalam
menetapkan harga produk yang mereka produksi.Kebijakan penetapan harga haruslah
sesuai dengan berapa besar, kecilnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
memproduksi suatu produk tersebut.

B. Pendekatan kebijakan untuk negara berkembang dan negara maju melalui


program kependudukan.
Ada tiga pendekatan kebijakan, yaitu:
1. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara berkembang untuk
mempengaruhi dan mengendalikan pertumbuhan serta persebaran penduduk
2. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara maju untuk mengurangi
konsumsi umber daya yang berlebihan dan pemerataan distribusi atas keuntungan
kemajuan perekonomian global
3. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara maju dan lembaga-
lembaga bantuan internasional untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan yang
hendak dicapai negara-negara berkembang.

Pemerintah negara-negara berkembang juga dapat mencanangkan kebijakan


dalam jangka pendek:

1. Mempengaruhi pola pikir masyarakat agar memilih pola keluarga kecil


melalui berbagai media, baik media formal maupun informal.
2. Melancarkan program keluarga berencana yang diiringi dengan penyediaan
fasilitas yang memadai secara besa-besaran. Program ini bisa dengan
dukungan penuh pemerintah maupun oleh lembaga swadaya masyarakat.
3. Memanipulasi insentif maupun disinsentif ekonomi. Hal ini bisa dilakukan
dengan dengan memberi reward atau pun hukuman untuk kategori-kategori
tertentu, misalnya jaminan kesehatan, pendidikan, karir, jaminan hari tua ,dan
keamanan dari negara pada keluarga kecil yang hanya mempunyai dua anak,
namun akan hangus apabila ada kelahiran anak ke empat.
4. Pemerintah mencanangkan kebijakan atau perundang-undangan paksa agar
rakyatnya tidak mempunyai banyak anak dan memberikan sanksi-sanksi
tertentu kepada yang melanggar.
Program-program nagara maju untuk membantu negara berkembang

Bantuan yang dimaksud tidak hanya pada bantuan keuangan dari sektor publik
dan swasta saja, namun juga hubungan jangka panjang seperti misalnya dalam
perdagangan dan keringanan tarif serta cuaki dan pajak laiinya. Meningkatkan impor
bahan primer yang merupakan andalan dari negara-negara berkembang juga akan
sangat membantu mengangkat perekonomian negara-negara berkembang. Lalu
dengan pembagian yang adil pada sumber daya yang langka.

Kegiatan nyata yang paling penting dari negara maju ada dua, yaitu yang
pertama adalah penyediaan bantuan-bantuan riset untuk mengembangkan metodologi
dan teknologi pengendalian kelahiran. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
berbagai risiko berkenaan dengan reproduksi.

Kegiatan ini sebenarnya telah dilakukan selama bertahun-tahun dan hampir


seluruhnya dibiayai oleh lembaga bantuan internasional, lembaga bantuan swasta dan
lembaga-lembaga bantuan negara maju.

Namun dalam pelaksanaanya masih diperlukan banyak perbaikan. Kemudian


untuk tindakan yang kedua yaitu dengan memberikan bantuan keuangan terhadap
negara berkembang untuk menjalankan program keluarga berencana, pengembangan
sarana-sarana pendidikan umu, dan kegiatan-kegiatan penelitian guna merumuskan
kebijakan kependudukan nasional yang seefektif mungkin. Program ini juga telah
lama dilakukan oleh negara-negara maju, namun dalam praktiknya dilapangan,
dengan penyediaan alat-alat pendudkung keuarga berencana yang serba canggih
belum dapat memenuhi harapan, karena penduduk tidak dimitivasi sendiri untuk
menekan jumlah anggota keluarga mereka secara sukarela.

Anda mungkin juga menyukai