Anda di halaman 1dari 9

Bulletin of Applied Industrial Engineering Theory

Volume 1 Number 1
1

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK PADA INDUSTRI


PENGOLAHAN PRODUK SIRUP BUAH MELON LOKAL

A. Kafi Muhammad (201844500549) B. Sefiya Mardiyati (201844500598)


B. Andi Satrio (201844500511) D. Suryo Pamungkas (202044570019

Abstrak

Tahun 2011 Masyarakat Kota Depok membuat olahan buah Melon menjadi produk yang
dikembangkan oleh Badak LNG.Berdasarkan data penjualan tahun 2016, jumlah permintaan sirup
Melon selalu mengalami peningkatan.Berdasarkan hal tersebut, masalah dalam usaha pengolahan
produk sirupMelon di Kota Depok tidak akan terus berkembang apabila masih dikonsumsi secara
terbatas dan diproduksi dengan cara sederhana. Sehingga pengembangan industri pengolahan sirup
Melon skala industri pabrik perlu dilakukan agar menambah nilai tambah dari buah Melon. Penentuan
lokasi pabrik dengan menggunakan metode kualitatif (ranking procedure) menetapkan bahwa Malatek,
Depok sebagai lokasi terbaik pendirian pabrik dengan total skor 23,15. Tata letak fasilitas pabrik yang
dianggap paling optimal berdasarkan alasan tingkat hubungan dan kedekatan antar fasilitas sesuai
sistem penilaian ARC, ARD, dan AAD yaitu fasiliatas kantor yang berada di depan pintu masuk pabrik
yang berdekatan dengan fasilitas penerimaan dan fasilitas pengiriman, fasilitas pengiriman dan
penerimaan terletak berdekatan yang berdekatan langsung dengan halaman parkir, gudang bahan
berdekatan langsung dengan gudang peralatan, fasilitas produksi berada ditengah- tengah fasilitas
pabrik yang berdekatan dengan gudang bahan, laboratorium, gudang produk jadi, ruang peralatan dan
ruang pengawasan, pembangkit listrik berada di belakang pabrik yang berdekatan dengan fasiliatas
ruang peralatan dan ruang pengawasan, dan bak penampungan berdekatan langsung dengan
pengolahan limbah.

Kata Kunci: Melon, Ranking Procedure, Proses Produksi, Mesin, dan Tata Letak

Abstract

In 2011 Depok City Community made processed Melon into a product developed by Badak LNG. Based
on sales data in 2016, the amount of demand for Melon syrup products is always increasing.According
to it, the problem in processing Melon fruit to become a syrup in Depok will not be continued if it still
has limited consumption and simple production. The industrial development of processing Melon syrup
in the factory scale must be done to increase the value of Melon fruit itself. The determination of the
factory location used qualitative method (ranking procedure) to determine that Malatek is the best
location industrial factory with the total score 23,15. The most optimal factory facility layout is based
on the level of relationship and proximity between facilities according to ARC, ARD, and AAD scoring
systems, those are, the office facility is in the factory entrance near the reception and delivery facilities,
the reception and delivery facilities are located near the parking lot, the material warehouse is near
the toolshed, the production facility is in the middle of factory facility which is near the material
warehouse, laboratory, finished product warehouse, equipment and surveillance rooms, the power
plant is located behind the factory which is near the equipment and surveillance rooms, and the tub
shelter is near the waste treatment.

Keywords :Melon, Ranking Procedure, Production Process, Machine, and Layout

Jurnal Teknik Industri, Universitas Indraprasta PGRI


Bulletin of Applied Industrial Engineering Theory
Volume 1 Number 1
2

pengumpulan data yang dibutuhkan adalah primer dan


1. Pendahuluan sekunder maka dilakukan wawancara dengan
kelompok tani melon dan para pemilik usaha melon
Pohon melon merupakan salah satu buah-buahan di
agar mendapatkan informasii internal dan eksternal.
kawasan tropis. Pohon Melon tumbuh disepanjang di
Untuk mendapat keuntungan yang maksimal dari tiga
perkebunan warga kota Depok sudah sejak lama.
alternatif lokasi maka dilakukan metode observasi dan
Sejak tahun 2011 masyarakat Kota Depok telah
kuesioner.
membuat olahan buah Melon menjadi produk sirup
yang dibuat secara berkelompok oleh sepuluh
Mengikuti rumusan masalah, tujuan, dan jenis data
kelompok usaha di bawah naungan community
yang didapatkan maka tahapan pengolahan data yang
development PT Sirup Alami Jaya. Berdasarkan hasil
dilakukan adalah tahap data-data yang sudah didapat
wawancara dengan ibu Jumiati dan ibu Aminah, dua
akan diolah dengan beberapa cara mengikuti aspek
dari sepuluh pelaku usaha yang masih bertahan
yang akan diteliti untuk mengikuti pola yang
hingga saat ini mengatakan produk olahan buah
sistematis. Tahapan awal adalah memilih dua pemilik
Melon menjadi produk sirup memiliki potensi.
usaha dan satu ketua kelompok tani untuk
menentukan lokasi yang dipilih dan menganalisa
Berdasarkan data penjualan pada tahun 2016, jumlah faktor-faktor yang signifikan dan memiliki kaitan
permintaan terhadap produk sirup melon selalu dengan pemilihan lokasi pabrik. Tahapan kedua yaitu
mengalami peningkatan. Dalam memproduksi sirup memberikan nilai kepada faktor yang diidentifikasi
Melon setiap pelaku usaha mampu memproduksi
menurut derajat kepentingannya (weighted
sebanyak 200 botol dalam sebulan bahkan dapat
procedure) yang sudah ditentukan oleh tiga orang
mencapai 1.000 botol sebulan karena tingginya
pilihan tadi. Tahapan ketiga yaitu memberi nilai
permintaan. Kapasitas produksi setiap pelaku usaha
kepada faktor yang telah diidentifikasi menggunakan
yaitu sebesar 1.200 botol dengan bahan baku yang
rentang angka dari 0 sampai 10 dengan 10 adalah nilai
masih tersedia sebanyak kurang lebih 1.000 pohon di
sempurna, dan dari setiap alternatif lokasi yang
luas lahan sebesar 300 hektar. dianalisa yang cocok dengan 3 (tiga) alternative lokasi
sesuai matriks nilai. Tahapan keempat dan terakhir
Berdasarkan hal tersebut, masalah dalam usaha adalah menghitung jumlah perkalian antara nilai dan
pengolahan buah melon menjadi sirup di Kota Depok bobot dari hasil kali bobot dari setiap faktor dengan
tidak akan terus berkembang apabila masih setiap alternatif. Menurut Wignjosoebroto, (2009)
dikonsumsi secara terbatas dan diproduksi dengan dari hasil total perkalian maka pemilihan lokasi
cara sederhana yaitu oleh industri rumahan dan dianggap terbaik jika mendapat nilai alternatif
diproduksi secara berkelompok. Sehingga untuk tertinggi.
mengetahui prospek pengembangan industri rumahan
menjadi industri skala pabrik, maka terlebih dahulu
Menurut Hadiguna dan Setiawan (2008) langkah
perlu dilakukan penelitian perancangan tata letak
konvensional dari perancangan tata letak, langkah
pabrik pengolahan produk sirup buah Melon, dimana
pertama adalah mengidentifikasi kegiatan-kegiatan
pada penelitian ini akan menganalis penentuan lokasi
yang telah ditentukan sebagai fasilitas-fasilitas pabrik.
pabrik, proses produksi dari pabrik yang akan
didirikan, mesin yang digunakan untuk proses Penentuan tata letak pabrik yang harus dilakukan
produksi, dan pembuatan tata letak fasilitas dari dengan metode ARC, ARD, AAD, yaitu menyiapkan
pabrik yang dianggap paling optimal. lembaran ARC dan mengisi daftar nama fasilitas-
fasilitas yang sudah ditentukan pada tahapan awal,
2. Bahan dan Metode menentukan penyebab-penyebab yang dapat
digunakan untuk dasar fasilitas-fasilitas bisa
Buah melon jenis sonneratia oyata adalah jenis melon dijauhkan atau harus dibuat berdekatan, menentukan
yang dipakai untuk produk sirup dari pabrik yang penilaian sesuai aturan yang telah disetujui,
dijadikan objek penelitian tata letak. Ada dua metode meringkas hasil penilaian ARC menjadi work sheet
pendekatan yang sebaiknya digunakan untuk menentukan block template beberapa fasilitas yang
menentukan alternatif lokasi pabrik yaitu kuantitatif akan dirancang, menentukan ARD sesuai tingkat
dan kualitatif (ranking procedure). Metode kualitatif hubungan, menyiapkan area template sesuai
yang ambil dalam penelitian ini adalah AAD dengan kebutuhan luas lantai dari setiap fasilitas, dan sebagai
membuat block template dan activity relationship chat tata letak akhir rancangan dibuat AAD.
work sheet, ARC, dan ARD. Urutan langkah yang
dilakukan untuk memecahkan masalah dalam Langkah selanjutnnya setelah pengumpulan data yaitu
penelitian ini adalah langkah persiapan, pengumpulan analisa dan pembahasan, analisis dalam menentukan
data, pengolahan data, analisa dan pembatasan, dan alternatif pembangunan pabrik yang telah dipilih dari
terakhir penutup. hasil mengolah data menggunakan metode kualitatif,
menurut data primer dari pemilik usaha yang
Penelitian diawali dengan melihat langsung melakukan produksi secara manual dan data sekunder
lokasi pabrik pengolahan melon di Depok, dari proses produksi yang dilakukan, lalu dianalisa
Bulletin of Applied Industrial Engineering Theory
Volume 1 Number 1
3

sesuai hasil dari peta proses operasi yang Berikut ini adalah skor (nilai) untuk masing-masing
sudah dijalankan pada pengolahan data, faktor yang telah ditentukan oleh para pelaku usaha
analisis mesin dan peralatan apa saja yang dan kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 3.2
digunakan pada proses produksi dari data sebagai berikut:
primer dan sekunder, selanjutnya analisis tata
letak fasilitas yang paling sesuai dan
maksimal sesuai tingkat hubungan dan Tabel 3.2 Penentuan Nilai Skor
Lestari Indah Karya Wanita Daun Harum
kedekatan fasilitas sesuai sistem metode No
Kriteria
T T
ARC, ARD, dan AAD. Analisis menurut hasi Penilaian GS S GS S TL GS S
L L
dari peta proses operasi yang sudah dilakukan Kedekatan
1 dengan pasar 7 8 6 8 8 7 8 7 6
pada pengolahan data.
Sarana
2 6 7 9 7 8 9 7 8 9
transportasi
Pengaruh
3 7 7 7 7 7 8 7 7 8
3. Hasil dan Pembahasan iklim
Harga dan
4 kondisi 6 4 9 6 5 9 8 6 7
3.1 Ranking Procedure tanah

Berikut ini adalah faktor-faktor yang menjadi 5 Lingkungan 6 5 9 7 5 9 9 6 8


pertimbangan dalam penentuan lokasi pendirian
pabrik industri pengolahan buah Melon menjadi
produk sirup adalah sebagai berikut:
1. Kedekatan dengan pasar, Setelah diketahui nilai skor untuk masing-masing kriteria dari
2. Sarana transportasi, alternatif lokasi yang ada maka selanjutnya dilakukan perkalian
3. Pengaruh iklim, antara nilai bobot dan nilai skor yang dapat dilihat pada Tabel
4. Harga dan kondisi tanah, 3.3 yaitu sebagai berikut:
5. Lingkungan.
6. Sosial budaya masyarakat setempat.

Berikut ini adalah bobot kriteria penilaian


yang telah ditentukan oleh para pelaku usaha
dan kelompok tani dapat dilihat pada Tabel
3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Bobot Kriteria


Penilaian
Bobot (%)
Kriteria
No Lestari Karya Daun
Penilaian
Indah Wanita Harum
Kedekatan
Dari hasil perhitungan yang telah didapatkan menurut
1 dengan 20 10 5 masing-masing wilayah adalah Tanjung Laut sebesar
pasar 22,9, Gunung Sari sebesar 19,14, dan sebesar 23,15.
Kedekatan
2 dengan 30 25 30
Berdasarkan hasil perhitungan total matriks pemilihan
bahan baku lokasi untuk setiap lokasi alternatif maka lokasi yang
3
Sarana
10 10 5
terpilih sebagai lokasi pabrik yaitu Malatek.
transportasi
Ketersediaan
4 listrik 5 5 10
Ketersediaan 3.2 Proses Produksi
5 5 20 10
air
Pengaruh 1. Bahan Baku
6 2 5 2
iklim
Tingkat
Menurut hasil pengumpulan data luas kawasan
upah dan konservasi Melon di Kota Depok sebesar 300 Ha.
7 3 5 10
ketersediaan Daerah konservasi Melon yang terdapat dibeberapa
tenaga kerja
Harga dan
daerah di Jawa Barat. Buah Melon yang tumbuh di
8 kondisi 10 5 3 kawasan koservasi antara lain dengan jenis
tanah Brugulera, Sonneratia, Mikromata, dan Aficulata
9 Lingkungan 10 10 5
yang paling dominan. Buah Melon dengan jenis
Sosial
budaya sonneratia digunakan sebagai bahan baku
10 5 5 20
masyarakat pembuatan sirup tumbuh lebih dari 1.000 pohon
setempat yang terdapat di beberapa kawasan konservasi
seluas 300 Ha.
Bulletin of Applied Industrial Engineering Theory
Volume 1 Number 1
4

bentuk ukuran bangunan pabrik yang ada juga


bisa teratasi oleh pola aliran zig zag ini. Sehingga
usulan proses produksi dari industri skala pabrik
. dengan penggunaan mesin dan peralatan secara
2. Spesifikasi bahan baku otomasi yang tepat untuk proses produksi dari
Pada proses produksi sirup bahan baku pabrik yang akan didirikan adalah proses sortir
utama yang digunakan adalah buah bertujuan untuk memilih dan menimbang buah
Melon dengan jenis Sonneratia banyak Melon menjadi seragam sesuai dengan kriteria
tumbuh di beberapa bagian area Kota buah layak yang telah ditentukan untuk masuk ke
Depok. Buah Melon yang dapat dipanen dalam proses produksi, untuk memisahkan
agar bisa di produksi adalah dengan usia kotoran yang menempel pada kulit buah
pohon empat sampai dengan lima tahun dilakukan nya dengan proses pencucian , dan
dan tinggi pohon kurang lebih satu meter. penghalusan buah Melon dilakukan dengan
Buah Melon jenis Sonneratia dengan proses pemblenderan. Proses perebusan bertujuan
bentuk bulat pipih, berdiameter lingkaran untuk memisahkan antara sari buah Melon dengan
tiga sampai empat centimeter yang ampasnya atau partikel lain yang terikut selain
ditandai dengan terbukanya kelopak sari dari sirup Melon tersebut, proses penyaringan
bunga dari buah Melon tersebut (Akbar, bertujuan untuk memisahkan antara biji dengan
2016). ampasnya atau partikel lain yang terikut selain
sari dari sirup melon tersebut, proses pemanasan
3. Ketersediaan bahan baku bertujuan untuk mencampurkan sari dari buah
Kapasitas buah dalam setiap pohon melon dengan larutan gula dengan perbandingan
Melon dengan jenis sonneratia tersebut buah sebanyak satu kilo dengan campuran dua
dapat menghasilkan sebanyak tiga kilo gula dan dua liter air setiap prosesnya selama
kilogram buah dalam setiap kali panen satu jam perebusan, proses pengemasan sirup
dan buah pada usia panen dapat berbuah buah Melon ke dalam botol sebagai wadah dari
lagi setiap dua sampai tiga hari sekali. sirup Melon yang telah disterilisasi sebelumnya,
Dengan kebutuhan bahan baku sebanyak proses pasteurisasi bertujuan untuk mensterilkan
10 kg setiap kali produksi dalam waktu kuman melalui pemanasan pada suhu 6000 C
dua minggu, potensi buah Melon sebagai selama 30 menit dengan tujuan membunuh
bahan baku dalam jumlah produksi yang bakteri patogen, proses labelisasi bertujuan untuk
besar masih sangat tersedia. Kapasitas memberikan karakter dari produk sirup Melon
produksi masih dapat terus ditingkatkan agar mudah dikenal oleh masyarakat, dan proses
karena tidak seluruhnya luas kawasan pengepakan bertujuan untuk mempersiapkan
hutan Melon di Kota Depok dijadikan sirup Melon yang siap untuk dijual. Tipe produk
area untuk persediaan bahan baku untuk dalam perencanaan pabrik yang akan didirikan
kebutuhan produksi adalah make to stock. Make to stock yang
. diterapkan karena tipe produksi ini untuk menjaga
4. Kapasitas Produksi persediaan produk jadi melalui penyimpanan
Jumlah produksi disetiap pelaku usaha sejumlah produk di gudang. Tipe ini ditujukan
sirup melon bisa memproduksi sebanyak untuk pasar yang menginginkan produk dengan
200 botol sampai dengan 1.000 botol cepat. Pasar umumnya menginginkan pengiriman
sebulan, dengan kapasitas produksi dan penyediaan yang sesegera mungkin
sebesar 1.200 botol dengan bahan baku (immediately). Sehingga pelanggan tidak
yang tersedia sebanyak kurang lebih mengizinkan adanya keterlambatan.
1.000 pohon di luas lahan sebesar
300 hektar. Jadi keseluruhan kapasitas 3.2 Mesin dan Peralatan
produksi dari pabrik yang akan didirikan
dari dua pelaku usaha yang masih Proses produksi dari pabrik yang akan didirikan
bertahan yaitu sebesar 2.400 botol. disetiap prosesnya yaitu proses sortir yang secara
langsung memisahkan buah yang layak atau tidak
5. Proses Produksi untuk diproduksi selanjutnya menggunakan alat
timbangan digital yang digunakan untuk
Pola aliran yang digunakan dalam proses mengetahui banyaknya buah yang digunakan
produksi pada pabrik yang akan didirikan dalam proses produksi. Proses pencucian
ini adalah pola aliran zig zag. Pola aliran menggunakan bak penampungan yang berisi air
zig zag ini digunakan karena aliran proses kemudian setelah bersih lanjut ke proses
produksi lebih panjang dari pada panjang pemblenderan menggunakan mesin blend. Setelah
area yang tersedia. Dengan membelokan buah tersebut lumat, selanjutnya masuk ke dalam
aliran, proses produksi yang panjang pun proses perebusan menggunakan mesin perebus.
akan teratasi, dan keterbatasan area serta Kemudian untuk mendapatkan sari buah dilakukan
Bulletin of Applied Industrial Engineering Theory
Volume 1 Number 1
5

proses penyaringan menggunakan mesin 3. Penerimaan


penyaring. Setelah tersisa sari dari buah 4. Gudang bahan
Melon, selanjutnya dilakukan 5. Gudang produk jadi
pencampuran dengan gula sebagai 6. Pengiriman
pemanis kemudian masuk ke proses 7. Ruang peralatan
pemanasan menggunakan mesin mixing. 8. Laboratorium
Setelah sirup selesai dicampur selanjutnya 9. Ruang pengawasan
ke proses pengemasan dengan 10. Halaman parkir
menggunakan mesin konveyor berjalan 11. Pembangkit listrik
dari pemasangan tutup botol dengan 12. Bak penampung
menggunakan mesin filling hingga produk 13. Penampungan limbah
jadi siap dipasarkan. Sebelum dilakukan
pengemasan dilakukan proses pasteurisasi Pusat-pusat kegiatan sebenarnya terdiri atas unit-unit
dengan mesin pasteurisasi. Terakhir proses kegiatan yang lebih kecil. Namun, atas pertimbangan
labelisasi dan pengepakan produk yang efisiensi penggunaan luas lantai, pada perancangan
dimasukkan kedalam karton kemasan yang tata letak pabrik dilakukan penggabungan. Langkah
siap untuk dipasarkan. awal yang dilakukan adalah menganalisis tingkat
hubungan dengan menggunakan ARC. Agar proses
3.3 ARC, ARD, dan AAD penilaian tingkat hubungan menghasilkan penilaian
yang baik, maka terlebih dahulu merumuskan alasan-
Adapun fasilitas-fasilitas yang akan dibuat alasan tingkat hubungan antar pusat kegiatan dapat
dalam perancangan tata letak pabrik dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
berdasarkan jenis-jenis kegiatan yang
dinyatakan oleh Hadiguna dan Setiawan Tabel 3.4 Alasan Tingkat Hubungan
(2008), adalah sebagai berikut: No Alasan
1 Urutan aliran kerja
2 Membutuhkan area yang sama
3 Menggunakan tenaga kerja yang sama
1. Kantor 4 Melaksanakan kegiatan kerja yang sama
5 Debu dan bising
Secara terperinci, fasilitas kantor sebagai 6 Bau dan kotor
pelayanan administrasi adalah sebagai
berikut: Memberikan penilaian berdasarkan sistem penilaian yang
a. Recepcionist, telah disepakati. Alasan-alasan nomor 1 sampai nomor 4
b. Ruang tamu, menunjukkan tingkat hubungan kedekatan antar pusat
c. Direktur utama, kegiatan. Sebaliknya, alasan-alasan nomor 5 sampai
d. Departemen teknik, nomor 6 menunjukkan tingkat hubungan untuk dijauhkan.
penelitian dan pengembangan, Hasil penilaian secara keseluruhan menggunakan Activity
e. Departemen keuangan, Relationship Chart (ARC) fasilitas pabrik dapat dilihat
f. Departemen pemasaran, pada Gambar 3.1 yaitu sebagai berikut:
g. Departemen produksi,
h. Departemen sumber daya manusia
dan umum,
i. Ruang arsip,
j. Ruang rapat,
k. Ruang istirahat,
l. Mushola,
m. Dapur, dan
n. Toilet,
2. Produksi
Secara terperinci, fasilitas mesin-mesin
yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Timbangan digital,
b. Bak pencuci,
c. Mesin blend,
Gambar 3.1 Activity Relatioship Chart (ARC)
d. Mesin perebus,
e. Mesin penyaring, Dimana pada tabel dibawah tingkat hubungan antaf fasilitas
f. Mesin mixing, diisi sesuai dengan kolom A yaitu mutlak perlu berdekatan, E
g. Mesin konveyor, yaitu sangat penting berdekatan, I yaitu penting berdekatan, O
h. Mesin filling, yaitu tidak ada masalah, U yaitu perlu berjauhan, dan X yaitu
i. Mesin pasteurisasi, dan mutlak berjauhan sesuai dengan tingkat hubungan antar
j. Meja produk akhir, keseluruhan fasilitas pada pabrik. Work sheet hasil penilaian:
Bulletin of Applied Industrial Engineering Theory
Volume 1 Number 1
6

Tabel 3.5 Work Sheet Fasilitas Pabrik


Ruangan Tingkat Hubungan
No Data yang diperlukan selanjutnya adalah kebutuhan
atau Bagian A E I O U X
1 Kantor - 10 3,6 2,4,5,7,8,9 12 11,13 luas lantai setiap pusat kegiatan atau fasilitas.
4,7,12, Kebutuhan luas lantai dinilai berdasarkan dari hasil
2 Produksi 8,9 13 6 1,3,5,10 11 -
perhitungan penentuan lokasi pabrik yang telah
11,12,1 didapatkan yaitu Malatek yang beralamatkan di
3 Penerimaan - 4,6,10 1,7 2,5,8,9 3 -
4 Gudang - 2,3 7,9 1,5,6,8,10,12,1 11 -
Jalan Soekarno Hatta RT 04 Kelurahan Kanaan,
bahan 3 Kecamatan Depok Barat ini memiliki luas lahan
Gudang 1,2,3,4,7,9,10, sebesar 100 m3 x 200 m3. Kebutuhan luas lantai
5 8 6 - 12 11
produk jadi 13 dalam total space requirement sheet dapat dilihat
1,2,8,1 pada Tabel 3.6 yaitu sebagai berikut:
6 Pengiriman - 3,5 0 4,7,9,13 11,12 -
Ruang
7 peralatan - 2,11 3,4 1,5,6,8,9,10 12,13 - Tabel 3.6 Total Space Requirement Sheet
1,3,4,7,10,12,1
8 Laboratorium 2,5 - 6,9 3 - 11 No Dimensi Luas Kebutuhan
Ruangan
(m x m) (m2) Modul (16
Ruang 1,3,5,6,7,11,12 atau Bagian
9 2 - 4,8 10 - x16)
pengawasan ,13
1 Kantor 24 x 24 576 36
Halaman
10 parker - 1,3 6 2,4,5,7,8,12 9 11,13 2 Produksi 32 x 16 512 32
3 Penerimaan 12 x 6 72 4
Pembangkit 1,5,8,1
11 - 7 - 9,12,13 2,3,4,6 4 Gudang 12 x 10 120 8
listrik 0
bahan
Bak
1,3,5,6,
12 penampunga - 2 - 4,8,9,10,11,13 -
7
n
Penampunga 5 Gudang 10 x 8 80 5
13 - 2 - 4,5,6,8,9,11,12 3,7 1,10 produk
n limbah
jadi
6 Pengiri 16 x 10 160 10
Block template merupakan template yang berisi man
pusat kegiatan dan tingkat hubungan antar setiap 7 Ruang 12 x 10 120 7
peralata
pusat kegiatan. Block template dapat dilihat pada n
Gambar 3.2 sebagai berikut: 8 Laborat 8x8 64 4
orium
9 Ruang 12 x 4 48 3
pengaw
asan
10 Halama 22 x 8 176 11
n
parker
11 Pemban 4x4 16 1
gkit
listrik
12 Bak 14 x 8 112 7
penamp
ungan
13 Penamp 12 x 4 48 3
ungan
limbah

Gambar 3.2 Block Template


Bulletin of Applied Industrial Engineering Theory
Volume 1 Number 1
7

5 Gudang 10 x 8 80 5
produk jadi
6 Pengiriman 16 x 10 160 10
7 Ruang 12 x 10 120 7
peralatan
8 Laboratorium 8x8 64 4
9 Ruang 12 x 4 48 3
pengawasan
10 Halaman 22 x 8 176 11
parker
11 Pembangkit 4x4 16 1
listrik
12 Bak 14 x 8 112 7
penampungan
13 Penampungan 12 x 4 48 3
limbah

Kemudian, hasil perancangan disebut Activity


Relationship Diagram (ARD). Perancangan sangat
memperhatikan tingkat hubungan tingkat hubungan
setiap pusat kegiatan. Penggunaan block template
bertujuan memudahkan pengendalian proses
perancangan, sehingga pusat kegiatan yang harus
berdekatan atau berjauhan dapat dirancang secara
konsisten. ARD yang telah diperoleh sudah
mencerminkan rancangan tata letak akhir. Perancang
pun masih bisa menyesuaikan hasil ARD apabila ada
kebutuhan yang belum terakomodasi pada tahap-
tahap sebelumnya. Block layout menggunakan
Activity Relationship Diagram (ARD) dapat dilihat
pada Gambar 3.3 sebagai berikut:

Gambar 3.4Area Templete Setiap Fasilitas

Membuat Area Allocating Diagram (AAD) sebagai


tata letak akhir rancangan. Setelah penentuan
templete, langkah selanjutnya adalah membuat Area
Allocating Diagram (AAD). AAD pada prinsipnya
merupakan area templete yang disusun berdasarkan
ARD. AAD merupakan gambaran tata letak akhir,
namun setiap pusat kegiatan belum berisi fasilitas.
AAD akan memperlihatkan formasi akhir tata letak
pabrik yang akan dibangun. AAD memberikan
kemungkinan penyesuaian tata letak apabila hasil
ARD masih kurang tepat. Namun, penyesuaian tidak
boleh melanggar tingkat hubungan yang telah
ditetapkan. Artinya, pusat kegiatan yang harus
Gambar 3.3Block Layout Menggunakan ARD
berjauhan tidak dibenarkan menjadi berdekatan atau
sebaliknya, yang memiliki tingkat hubungan
Menyiapkan area template berdasarkan kebutuhan
berdekatan tidak dibenarkan menjadi berjauhan.
luas lantai setiap fasilitas. ARD yang diperoleh
Adapun Area Allocating Diagram (AAD) dapat
menjadi dasar perancangan tata letak akhir pabrik.
dilihat pada Gambar 3.5 yaitu sebagai berikut:
Dalam penelitian ini, ukuran modul yang digunakan
adalah 16 x 16. Jumlah modul yang dibutuhkan telah
dihitung dalam tabel total space requirement sheet
sebelumnya. Area templete setiap fasilitas dapat
dilihat pada Gambar 3.4 yaitu sebagai berikut:
Bulletin of Applied Industrial Engineering Theory
Volume 1 Number 1
8

Gambar 3.6 Denah Tata Letak Pabrik

Gambar 3.5 Area Allocating Diagram (AAD) Kebutuhan luas lantai dinilai berdasarkan dari hasil
perhitungan penentuan lokasi pabrik yang telah
Berdasarkan hasil layoutpabrik yang dilakukan didapatkan yaitu Malatek yang dipilih sebagai
dengan menggunakan metode Activity Relationship alternatif lokasi pabrik industri pengolahan produk
Chart (ARC), metode Activity Relationship Diagram sirup Melon. Malatek yang beralamatkan di Jalan
(ARD), dan metode Area Allocating Diagram Soekarno Hatta RT 04 Kelurahan Kanaan, Kecamatan
(AAD).Adapun denah tata letak pabrik dapat dilihat Depok Barat ini memiliki luas lahan sebesar 100 m3 x
pada Gambar 3.6 yaitu sebagai berikut: 200 m3. Sehingga kebutuhan luas lantai disesuaikan
dengan alternatif lokasi yang terpilih dan ditentukan
berdasarkan pedoman teknis kawasan industri.
Umumnya, perancang memilih bentuk departemen
empat persegi walaupun mungkin pula menggunakan
bentuk unik lainnya. Bentuk empat persegi hanya
ditunjukkan untuk mempermudah proses penempatan
atau tata letak akhir. Kebutuhan luas lantai dalam total
space requirement sheet untuk masing-masing
fasilitas yang ditentukan berdasarkan lahan dari lokasi
pabrik yang tersedia dan disesuaikan dengan
kebutuhan aktivitas kegiatan disetiap fasilitas serta
kesesuaian kelayakan berdasarkan peraturan Mentri
Perindustrian Republik Indonesia nomor 40/M-
IND/PER/6/2016 tentang pedoman teknis
pembangunan kawasan industri dan berdasarkan data
arsitek dalam buku Ernst Neufert edisi 33 jilid 2
Bulletin of Applied Industrial Engineering Theory
Volume 1 Number 1
9

penerimaan dan fasilitas pengiriman, fasilitas


tahun 2002 yaitu untuk fasilitas kantor ukuran 24 x 24
pengiriman dan penerimaan terletak berdekatan yang
dengan luas 576 m2, fasilitas produksi ukuran 32 x 16
berdekatan langsung dengan halaman parkir, gudang
dengan luas 512 m2, fasilitas penerimaan ukuran 12 x
bahan berdekatan langsung dengan gudang peralatan,
6 dengan luas 72 m2, fasilitas gudang bahan ukuran 12
fasilitas produksi berada ditengah-tengah fasilitas
x 10 dengan luas 120 m2, fasilitas gudang produk jadi
pabrik yang berdekatan dengan gudang bahan,
ukuran 10 x 8 dengan luas 80 m2, fasilitas pengiriman
laboratorium, gudang produk jadi, ruang peralatan
ukuran 16 x 10 dengan luas 160 m2, fasilitas ruang
dan ruang pengawasan, pembangkit listrik berada di
peralatan ukuran 12 x 10 dengan luas 120 m2, fasilitas
belakang pabrik yang berdekatan dengan fasiliatas
laboratorium ukuran 8 x 8 dengan luas 64 m2, fasilitas
ruang peralatan dan ruang pengawasan, dan bak
ruang pengawasan ukuran 12 x 4 dengan luas 48 m2,
penampungan berdekatan langsung dengan
fasilitas halaman parkir ukuran 22 x 8 dengan luas 176
pengolahan limbah yang berada di belakang fasilitas
m2, fasilitas pembangkit listrik ukuran 4 x 4 dengan
pabrik.
luas 16 m2, fasilitas bak penampungan ukuran 14 x 8
dengan luas 112 m2, dan fasilitas penampungan
limbah ukuran 12 x 4 dengan luas 48 m2. Daftar Pustaka

Hasil penilaian secara keseluruhan menggunakan Akbar, M.Z., 2016, Olahan Buah Melon Jadi Sirup,.
Activity Relationship Chart (ARC) fasilitas pabrik (Online, diakses pada Februari 2017) situs
yang dibutuhkan terdapat hubungan kedekatan dari http://Depok.prokal.co/read/news/7938-olah-
masing-masing fasilitas dalam tata letak pabrik pada buah-Melon-jadi-sirup
industri pengolahan buah Melon menjadi produk Sandyavitri, A., 2008. Pengendalian Dampak
sirup. Adapun derajat hubungan kedekatan untuk tiap- Perubahan Desain terhadap Waktu dan
tiap fasilitas yang mutlak perlu berdekatan, sangat Pekerjaan Konstruksi. Skripsi Jurusan Teknik Sipil,
penting berdekatan, dan penting berdekatan Fakultas Teknik,
merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui Universitas Riau, Pekanbaru
agar layout yang akan dibuat membuat pekerjaan Hadiguna, R.A., dan Setiawan, H., 2008, Tata Letak
menjadi lebih efisien. Selain itu fasilitas apa saja yang Pabrik, Yogyakarta: Andi Offset.
tidak ada masalah, perlu berjauhan, dan mutlak Wignjosoebroto, S., 2009, Tata Letak Pabrik dan
berjauhan juga harus diketahui agar dalam Pemindahan Bahan Edisi Ketiga Cetakan
perancangan tata letak pabrik pada industri Keempat. Surabaya: Guna Widya.
pengolahan buah Melon menjadi produk sirup tidak Asiyanto.2005. Manajemen Produksi untuk Jasa
terjadi kesalahan akibat tata letak fasilitas yang salah. Konstruksi.Pradnya paramitha, Jakarta

4. Kesimpulan

Hasil yang didapatkan dengan menggunakan metode


kualitatif (ranking procedure), yang terpilih sebagai
lokasi pabrik yaitu Malateksebesar 23,15 yang paling
layak untuk dijadikan lokasi pendirian pabrik
pengolahan industri pengolahan produk sirup buah
Melon, karena nilai matriks penilaiannya
menunjukkan hasil yang paling besar, proses produksi
dari pabrik yang akan didirikan adalah proses sortir,
proses pencucian, proses pemblenderan, proses
perebusan, proses penyaringan, proses pemanasan,
proses pengemasan, proses pasteurisasi, proses
labelisasi, dan proses pengepakan, mesin yang
digunakan untuk proses produksi dari pabrik yang
akan didirikan disetiap prosesnya yaitu alat timbangan
digital, bak penampungan, mesin blending, mesin
perebus, mesin penyaring, mesin mixing, mesin
konveyor, mesin filling, mesin pasteurisasi, dan
karton kemasan, dan tata letak fasilitas pabrik yang
dianggap paling optimal berdasarkan alasan tingkat
hubungan dan kedekatan antar fasilitas sesuai sistem
penilaian ARC, ARD, dan AAD yaitu fasiliatas kantor
yang berada di depan pintu masuk pabrik yang
berdekatan dengan fasilitas

Anda mungkin juga menyukai