Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hortikultura merupakan subsektor yang memberikan kontribusi bagi

perekonomian di antara subsektor pertanian lainnya. Hortikultura dibagi menjadi

empat jenis, yaitu buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan biofarmaka. Salah

satu jenis dari hortikultura adalah buah-buahan. Beberapa jenis buah-buahan dapat

dikonsumsi langsung, seperti apel, jeruk, rambutan, dan lain-lain. Selain itu,

banyak jenis buah-buahan yang juga dapat dijadikan bahan baku berbagai jenis

produk olahan yang dapat menghasilkan keuntungan. Kegiatan pengolahan

berbagai komoditas buah-buahan ini merupakan tahap awal dalam pengembangan

bagi produk pertanian di Indonesia. Salah satu buah yang potensial untuk

dikembangkan menjadi produk olahan adalah pisang.

Pisang merupakan salah satu jenis buah-buahan yang cukup digemari oleh

masyarakat luas terutama dalam pengolahan menjadi produk-produk yang

memiliki nilai tambah. Hal ini dikarenakan kemudahan dalam memperoleh buah

pisang di Indonesia. Tabel 1 memperlihatkan pertumbuhan produksi pisang yang

ada di provinsi dengan jumlah produksi pisang terbesar di Indonesia.

Tabel 1. Produksi Pisang Menurut Provinsi, 2014-2017 (Ton)


Produksi Tanaman Buah-buahan
Provinsi Pisang (Ton) Pertumbuhan
2014 2015 2016 2017 2016-2017 (%)
Jawa Timur 1336684 1629437 1865772 1960129 5,06
Lampung 1481693 1937349 1517004 1462423 -3,60
Jawa Barat 1237171 1306288 1204084 1128666 -6,26
Sumber : BPS 2018
Produksi pisang di Indonesia mengalami pertumbuhan yang kurang baik,

kecuali di Provinsi Jawa Timur yang mengalami peningkatan sebanyak 5,06

persen selama tahun 2016-2017. Meskipun demikian, ketiga provinsi di atas

merupakan tiga besar provinsi dengan jumlah produksi terbesar di Indonesia.

Walaupun produksi terbesar pisang berada di Provinsi Jawa Timur, namun

tidak menutup kemungkinan bagi sebuah perusahaan untuk mendirikan industri

pengolahan pisang di provinsi lainnya, seperti Lampung dan Jawa Barat. Hal ini

dikarenakan lokasi yang tidak terlalu jauh. Selain itu, pisang merupakan salah satu

komoditas buah-buahan yang harganya relatif murah.

Keberlimpahan pisang sebagai buah yang digemari masyarakat menjadi

keuntungan tersendiri bagi usaha kuliner yang memanfaatkan pisang sebagai

bahan bakunya. Seiring perkembangan usaha kuliner yang kiat pesat, minat

masyarakat akan produk kuliner dengan inovasi yang tinggi semakin meningkat.

Salah satu produk olahan pisang yang memiliki nilai inovasi adalah pisang lumer.

Pisang lumer sebenarnya merupakan pengembangan dari olahan pisang

goreng konvensional. Hal yang membedakan pisang lumer dari olahan pisang

lumer konvensional adalah penggunaan berbagai macam varian rasa yang

membalut permukaan pisang yang dibalut dengan lapisan kulit lumpia. Produk ini

kini mulai banyak diproduksi oleh para pelaku UKM di wilayah Depok dan

sekitarnya.

Salah satu pelaku UKM di kota Depok adalah Karyabera Perdana.

Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 2013. Didirikan oleh Bapak H.U.

Rachmat Setiawan, M.Si, Saat ini, Pondok Cemilan Karyabera Perdana yang

2
berlokasi di Jl.Swadaya RT.02/09 Kelurahan Pondok Petir Kecamatan Bojongsari,

Depok ini memproduksi tiga produk utama, yaitu donut, rujak cireng, dan pisang

lumer. Selain itu, Karyabera Perdana juga menjual produk olahan UKM lainnya

baik dengan sistem konsinyasi atau dengan cara rebranding.

Dalam menjalankan usahanya, Karyabera Perdana memiliki 80 karyawan

di bagian produksi, dengan rincian 60 orang memproduksi rujak cireng dan 20

orang memproduksi pisang lumer. Dalam sehari, dapat dihasilkan hingga 500

kemasan pisang lumer dengan varian rasa coklat, keju, dan coklat keju.

Sejak berdiri dari tahun 2013, Karyabera Perdana belum memiliki

perencanaan yang optimal, khususnya untuk produk pisang lumer. Hal ini

berakibat pada seringnya perusahaan tidak mampu memenuhi Purchase Order

(PO) yang masuk setiap harinya. Karyabera Perdana sudah bekerjasama dengan

141 toko swalayan di Jabodetabek dalam memasarkan produknya. Sebagai

contoh, ketika persediaan produk tidak cukup untuk memenuhi PO yang masuk

dari satu toko swalayan, sedangkan PO yang masuk lebih dari satu toko swalayan,

maka produk yang tersedia didistribusikan secara merata ke semua PO yang

masuk, dengan konsekuensi jumlah PO yang diminta tidak seluruhnya terpenuhi.

Hal ini berlaku untuk jenis PO yang memiliki masa berlaku hanya satu hari.

Sedangkan untuk jenis PO yang memiliki masa berlaku lima hari, perusahaan

terpaksa menunda pengiriman dikarenakan persediaan produk yang tidak

mencukupi saat PO masuk. Hal ini sangat disayangkan, mengingat Karyabera

Perdana kini sudah ditunjuk oleh Walikota Depok menjadi salah satu UKM

3
percontohan dalam Kawasan UKM di wilayah Kecamatan Bojongsari, Kota

Depok khususnya untuk produk olahan rujak cireng dan pisang lumer.

Salah satu perencanaan yang belum optimal adalah perencanaan

persediaan bahan baku pisang. Pihak perusahaan tidak memiliki pemasok pisang

tetap, melainkan langsung membeli pisang yang sudah dalam keadaan masak yang

ada di pasar ketika dibutuhkan. Jika pisang yang tersedia di pasar belum masak,

maka terpaksa perusahaan untuk sementara waktu menunda produksi, sampai

mendapatkan pisang dalam keadaan masak di pasar. Selain persoalan persediaan

bahan baku pisang, bahan baku lainnya juga memiliki kendala yang serupa,

seperti persediaan coklat, keju, terigu, dan lain-lain.

Salah satu solusi untuk menanggulangi permasalahan di atas adalah

dengan mengoptimalisasi produksi dengan memperhatikan faktor-faktor produksi

dan persediaan faktor produksi Untuk mengoptimalisasikan produksi diperlukan

suatu instrumen untuk membuat sebuah rumusan yang dapat dijadikan acuan

dalam pengambilan keputusan, sehingga tujuan dari kegiatan produksi tercapai.

Program linier dianggap sebagai solusi yang tepat untuk membuat keputusan

terhadap alokasi sumber daya yang terbatas untuk penggunaan secara optimal.

Secara umum, terdapat dua tujuan yang dapat dipilih oleh pengusaha dalam

memanfaatkan program linier, yakni maksimisasi keuntungan dan minimisasi

biaya.

Dari permasalahan di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian

yang diharapkan mampu memberikan informasi kepada pemilik usaha mengenai

penerimaan maksimal yang dapat diperoleh Karyabera Perdana. Selain itu,

4
penelitian ini juga menginformasikan seputar jumlah produk yang akan

diproduksi dan pengaturan terhadap persediaan bahan baku. Judul penelitian yang

diambil oleh penulis adalah “OPTIMALISASI PRODUKSI PISANG LUMER

(Studi Kasus UKM Karyabera Perdana Bojongsari, Depok)”.

1.2 Rumusan Masalah

Sumber daya yang terbatas menjadikan perusahaan diharuskan untuk

mengoptimalkan sumber daya yang tersedia supaya menghasilkan jumlah produksi

yang sesuai dengan target dan tujuan perusahaan. Perencanaan ini meliputi sumber

daya seperti bahan baku, mesin, tenaga kerja,dan sumber daya lainnya secara

optimal sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Perencanaan produksi secara optimal ini penting bagi perusahaan,

mengingat pisang lumer merupakan salah satu dari dua produk unggulan dari

Karyabera Perdana, yaitu rujak cireng dan pisang lumer. Karena itu, perlu adanya

kombinasi produksi yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan dalam kegiatan

produksinya.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka rumusan masalah penelitian

adalah:

1. Bagaimana tingkat kombinasi produksi optimal pisang lumer pada

Karyabera Perdana?
2. Bagaimana alokasi sumberdaya yang dimiliki oleh Karyabera Perdana

untuk mencapai kondisi optimal?


3. Bagaimana perubahan-perubahan ketersediaan sumberdaya dan

keuntungan perusahaan yang dijalankan tanpa merubah kondisi optimal?

5
4. Bagaimana solusi optimal yang diterapkan apabila terjadi penambahan

tenaga kerja langsung?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai

berikut :
1. Menentukan tingkat kombinasi produksi optimal pisang lumer mentah

pada UKM Karyabera Perdana.


2. Menganalisis alokasi sumberdaya yang dimiliki oleh UKM Karyabera

Perdana untuk mencapai kondisi optimalnya.


3. Menganalisis perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap

ketersediaan sumberdaya dan keuntungan perusahaan dapat diterapkan

tanpa mengubah kondisi optimal.


4. Menganalisis seberapa jauh solusi optimal yang diterapkan apabila terjadi

penambahan tenaga kerja langsung.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi praktisi,

teoritis, dan akademis.

1. Secara praktisi, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:


a. Pengusaha, diharapkan mampu memberikan informasi seputar alokasi

sumber daya produksi yang optimal untuk menghasilkan keuntungan

yang maksimal. Sehingga pengusaha mampu untuk menentukan jumlah

produksi serta persediaan bahan baku yang harus dipersiapkan.


b. Penulis diharapkan dapat memenuhi syarat untuk lulus strata satu di

Program Studi Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat mengenai

program linier, khususnya maksimisasi keuntungan.


3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai

perbandingan dan acuan untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berfokus pada analisis optimalisasi produksi pada UKM

Karyabera Perdana dengan menggunakan pendekatan program linier.

Penggunaan program linier bertujuan untuk mengetahui kombinasi alternatif

sumber daya yang optimal untuk memaksimalkan pendapatan.

Anda mungkin juga menyukai