Anda di halaman 1dari 26

STRUKTUR MANAJEMEN LABOLATORIUM

TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA


Dosen Pembimbing: Bapak Maryono, S.Si., M.Si.,MM., Apt.

Disusun Oleh:

KASMITA SRI HARTINI


200106500007

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas petunjuk dan bimbingan-
Nya, karena tanpa ridho-Nya, saya tidak dapat menyelesaikan tugas ini. Penulisan
tugas ini sangat penting bagi saya. Disamping dapat menuangkan gagasan dalam
bentuk tulisan, melalui makalah ini, saya juga dapat berlatih menjadi insan yang
baik dimasa depan. Ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak selaku dosen pengampuh mata kuliah Pengelolaan Laboratorium


Kimia
2. Teman-teman mahasiswa/i jurusan Kimia yang telah memotivasi
3. Keluarga terutama untuk kedua orang tua yang selalu mendoakan dan
memberikan dukungan dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Semoga Allah SWT memberikan berkat, rahmat, dan hidayah serta kemulian-
Nya atas kebaikan kita semua. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.

Gowa , 6 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULULAN ................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3. Tujuan …………………………………………………………………...3

BAB II ..................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4

2.1. Struktur Labolatorium……………………………………………………..4


2.2. Tugas Komponen Struktur Labolatorium………………………………….5
2.3. Pengertian Manajemen Laboratorium……………………………………..6
2.4. Manajemen Operasional Laboratorium…………………………………....9
2.5. Administrasi Laboratorium……………………………………………....13
2.6. Kedisiplinan Manajemen Pengelolaan Laboratoruim…………………….17
2.7. Keterampilan Manajemen Laboratorium………………………………....17
2.8. Peraturan umum di Laboratorium…………………………………….…..17
2.9. Penanganan Masalah Umum………………………..……………………18

BAB III ................................................................................................................. 21

PENUTUP ............................................................................................................. 21

3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

iii
BAB I

PENDAHULULAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan Nasional bertugas dan bertanggung jawab untuk menghantar


bangsa ini agar siap menyongsong dan mampu persaingan dengan adanya era
globalisasi dan perubahan menjadi peluang dan kemudian mengelolanya
menjadi kekuatan yang mampu meningkatkan kualitas hidup kehidupan bangsa
dan Negara di masa depan. Pembelajaran kimia khususnya dan IPA pada
umumnya merupakan pembelajaran yang mengembangkan ranah kognitif,
afektif, sekaligus psikomotor secara simultan. Oleh karena itu rancangan
pembelajaran kimia/IPA harus dapat memuat pengembangan ketiga ranah
tersebut. Untuk mengembangkan ranah afektif dan psikomotor tidak cukup
hanya mengandalkan pembelajaran di kelas, tetapi perlu ditunjang dengan
pembelajaran di luar kelas, baik dalam bentuk aktivitas proyek maupun aktivitas
terarah berupa praktikum maupun eksperimen. Aktivitas tersebut biasanya di
lakukan di laboratorium.
Laboratorium adalah tempat untuk melaksanakan kegiatan praktik yang
mendukung pembelajaran di kelas, termasuk workshop/bengkel, lahan
percobaan, studio dan sanggar. Laboratorium Universitas merupakan sarana
pembelajaran yang dapat menentukan kualitas hasil belajar. Untuk mendukung
proses pembelajaran, maka laboratorium haruslah dilayani oleh tenaga
laboratorium yang kompeten, peralatan yang lengkap, serta pengelolaan yang
baik. Adanya personil laboratorium seperti kepala laboratorium, laboran,
teknisi dan dosen mata pelajaran yang belum memiliki kompetensi tentang
pengelolaan laboratorium. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman dari
personil laboratorium sering menjadi penghambat dalam pengelolaan
laboratorium. Untuk itu sangat diperlukan adanya pelatihan dan penataran
khusus mengenai pengelolaan laboratorium kimia sehingga menghasilkan

1
tenaga laboratorium yang handal terutama kepala laboratorium. Karena Kepala
laboratorium merupakan unsur terpenting dalam suatu laboratorium. Sesuai
dengan tupoksinya, kepala laboratorium kimia diantaranya harus mampu
mengelola semua hal yang berhubungan dengan laboratorium, yaitu personil,
peralatan dan bahan, sarana dan prasarana, serta kegiatan yang dilaksanakan di
laboratorium.
Menurut Bartol dan Martin manajemen adalah proses untuk mencapai
tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama,
yaitu : merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), memimpin
(Leading), dan mengendalikan (controlling). Sedangkan menurut Stoner
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan
sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan (Ditjen PMPTK, 2010).
Menurut Pusdiklat Pegawai Depdiknas (2008: 127-128), manajemen atau
pengelolaan dapat berarti bermacam – macam bergantung pada siapa yang
membicarakan. Istilah manajemen sendiri berasal dari kata kerja (Bahasa
Inggris) “manage” yang padanannya dalam bahasa Indonesia “kelola” yang
dapat berarti : menangani, mengendalikan, membuat patuh, mengurus,
mengubah, atau melaksanakan dengan satu tujuan.
Menurut GR. Terry dalam Ditjen PMPTK, (2010) terdapat empat fungsi
manajemen yakni : (1) planning (perencanaan); (2) organizing
(pengorganisasian); (3) actuating (pelaksanaan) dan (4) controlling
(pengawasan). Henry Fayol menyebutkan lima fungsi manajemen, meliputi :
(1) planning (perencanaan); (2) organizing (pengorganisasian); (3)
commanding (pengaturan), dan (4) coordinating (pengoordinasian) dan (5)
controlling (pengawasan).
Berkaitan dengan hal itu, maka perlu kiranya kita sebagai mahasiswa kimia
untuk memahami dan menguasai cara-cara memanajemen/mengelola
laboratorium secara baik dan tepat, meskipun di Universitas telah ada laboran
maupun teknisi. Hal ini karena pengelolaan laboratorium yang efektif sangat

2
menentukan besar kecilnya kontribusi laboratorium dalam proses pembelajaran
kimia, terutama pada pengembangan ranah afektif dan psikomotor.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur labolatorium ?


2. Apa saja tugas dari struktur labolatorium ?
3. Apa yang dimaksud dengan manajemen labolatorium ?
4. Apa saja komponen manajemen operasional laboratorium ?

1.3. Tujuan
1. Mendeskripsikan apa saja struktur dari labolatorium.
2. Menjelaskan tugas dari setiap komponen struktur labolatorium.
3. Mendeskripsikan tentang manajemen labolatorium.
4. Menjelaskan komponen manajemen operasional labolatorium.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Struktur Labolatorium

Secara umum laboratorium diartikan sebagai suatu tempat dilakukannya


percobaan dan penelitian (Depdikbud, 1994: 7). Pengertian ini bermakna lebih
luas, karena tidak membatasi laboratorium sebagai suatu ruangan, artinya kebun,
lapangan, ruang terbukapun dapat menjadi laboratorium. Laboratorium adalah
sarana penunjang jurusan dalam studi yang bersangkutan, dan sumber unit daya
dasar untuk pengembangan ilmu dan Pendidikan. Dalam pendidikan
laboratorium adalah tempat proses belajar mengajar melalui metode praktikum
yang dapat menghasilkan praktikum hasil pengalaman belajar. Dimana
praktikan berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi
gejala-gejala yang dilengkapinya secara langsung. Praktikum didalam
pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metode mendidik untuk belajar dan
mempraktekkan segala aktifitas dalam proses belajar mengajar untuk menguasai
suatu keahlian.
Tujuan penggunaan laboratorium bagi praktikan antara lain:
1. Mengembangkan keterampilan (pengamatan, pencatatan data, penggunaan
alat, dan pembuatan alat sederhana)
2. Melatih bekerja cermat serta mengenal batas-batas kemampuan pengukuran
lab.
3. Melatih ketelitian mencatat dan kejelasan melaporkan hasil percobaan.
4. Melatih daya berpikir kritis analitis melalui penafsiran eksperimen.
5. Memperdalam pengetahuan.
6. Mengembangkan kejujuran dan rasa tanggungjawab.
7. Melatih merencanakan dan melaksanakan percobaan lebih lanjut dengan
menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang ada.
8. Memberikan pengalaman untuk mengamati, mengukur, mencatat,
menghitung, menerangkan, dan menarik kesimpulan.

4
Dalam sebuah laboratorium juga terdapat struktur organisasi laboratorium
yang mana akan mengatur dan menegelola laboratorium di universitas.
Organisasi laboratorium adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok orang,
barang, atau unit tertentu tentang laboratorium, untuk mencapai tujuan.
Mengorganisasikan laboratorium berarti menyusun sekelompok orang atau
petugas dan sumber daya yang lain untuk melaksanakan suatu rencana atau
program guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang paling
berdaya guna terhadap labolatorium.

Laboratorium Kimia dibagi menjadi beberapa unit spesifik. Secara umum,


Laboratorium Kimia dikelola oleh Kepala Laboratorium yang memiliki
kompetensi dan berpengalaman di dalam organisasi Laboratorium. Kepala
Laboratorium membawahi beberapa Koordinator Laboratorium yang mengelola
setiap unit Laboratorium. Koordinator tersebut berasal dari Tenaga
Pengajar/Tenaga Peneliti yang memang sesuai dengan bidang keahliannya dan
telah berkecimpung cukup lama dalam kegiatan penelitian dan pengajaran.
Untuk membantu teknis pengelolaan laboratorium, Laboratorium Kimia
memiliki beberapa Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) atau laboran yang
berasal dari berbagai latar belakang, seperti: analisis kimia, administrasi, dan
teknik elektronika.

2.2. Tugas Komponen Struktur Labolatorium

Tugas Kepala Laboratorium adalah :

1. Mempertanggungjawabkan semua kegiatan di laboratorium, dengan


dibantu oleh anggota laboratorium, yaitu laboran, agar kelancaran
aktifitas laboratorium dapat terjamin.
2. Memimpin, membina, dan mengkoordinir semua aktifitas internal
laboratorium, dan mengadakan kerja sama dengan pihak eksternal yang
meliputi jurusan atau fakultas lain atau perguruan tinggi sekitar. Kerja

5
sama dengan pihak luar sangat penting sebagai wahana untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi.
3. Mengerjakan tugas di bidang administrasi dan keuangan, sehingga
sistem administrasi dan keuangan yang ada di laboratorium berjalan
dengan lancar dan terjamin.
4. Menginventarisasi jumlah dan kondisi peralatan yang ada di
laboratorium, sirkulasi pemakaian alat, dan surat-menyurat bila
diperlukan.

Tugas Laboran adalah :


1. Bertanggungjawab dalam menyediakan peralatan untuk keperluan
pengujian atau penelitian, dan mengembalikan peralatan tersebut
setelah digunakan ke tempatnya semula.
2. Membantu aktifitas mahasiswa dan dosen dalam melakukan suatu
pengujian.
3. Bertanggungjawab atas operasional peralatan, khususnya peralatan
yang sensitif, agar peralatan tersebut tidak cepat rusak karena
dioperasionalkan oleh yang bukan ahlinya.

Tugas Staff Administrasi Akademik:


1. Mendokumentasi surat masuk dan keluar ke dan dari laboratorium,
laporan praktikum, dan penelitian.
2. Mempersiapkan dan menyusun jadwal praktikum.
3. Mengkoordinasi peserta praktikum atau penelitian.
4. Operator data base laboratorium.

2.3. Pengertian Manajemen Laboratorium

Menurut Arifin Abdurrachman sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim


Purwanto (2008:7), mengartikan manajemen sebagai kegiatan-kegiatan
untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan
dengan menggunakan orang-orang pelaksana. Dengan demikian, kegiatan

6
dalam manajemen adalah mengelola orang-orangnya sebagai pelaksana.
Sedangkan menurut Goerge R. Terry dalam Hidayat (2010) menyebutkan
bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumberdaya lainnya.

Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan


berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan dan
pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai
macam disiplin ilmu. Pembelajaran atau riset-riset pengembangan ilmu
tersebut dilakukan terhadap berbagai macam ilmu yang telah dikenal
sebelumnya, atau terhadap ilmu yang baru dikenal. Pada dasarnya
laboratorium juga dapat merujuk pada suatu ruangan tertutup, kamar atau
ruangan terbuka.

Dengan demikian, manajemen laboratorium adalah suatu proses


dalam perancanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian
peralatan dan perlengkapan yang secaralangsung dan secara tidak langsung
dipergunakan untuk menunjang jalannya proses pendidikan untuk
pengajaran,penelitian, pengamatan, pelatihan dan pengujian ilmiah.

Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk


mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang
terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh
adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen
laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
laboratorium sehari-hari. Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih
efektif bilamana dalam struktur organisasi laboratorium didukung oleh Board of

7
Management yang berfungsi sebagai pengarah dan penasehat. Board of
Management terdiri atas para senior/profesor yang mempunyai kompetensi
dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.

Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk


memudahkan pemakaian laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas
tersebut ada yang berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum
merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai Laboratorium
contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik dan gas.
Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelar, contohnya meja
siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan,
ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain-
lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemennya adalah sumber daya
manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan laboratorium. Pentingnya
pengelolaan laboratorium mencakup hal:

1. Memelihara kelancaran penggunaan laboratorium

2. Menyediakan alat atau bahan yang diperlukan

3. Membuat format peminjaman

4. Pendokumentasian atau pengarsipan

5. Peningkatan laboratorium

Manajemen berdasarkan fungsinya, dapat dipahami sebagai


proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpim dan mengendalikan
pekerjaan anggota organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah
ditetapkan.

Pertama merencanakan diartikan bahwa manajer memikirkan dengan


matang terlebih dahulu sasaran serta tindakan mereka berdasarkan beberapa
metode, atau logika dan bukan berdasarkanpada perasaan; kedua

8
mengorganisasikan adalah proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan,
wewenang, dansumber daya antara anggota organisasi yang direncanakan;
ketiga memimpin itu meliputi, mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi
karyawan untuk melaksanakan tugas yang penting yang telah dibagikan;
keempat mengendalikan bahwa seorang manajer harus yakin tindakan yang
dilakukan olehanggota organisasi benar-benar menggerakkan organisasi
ke arah sasaran yang telah di rumuskan sebelumnya.

Sumber-sumber yang dimaksud dalam pengertian di atas adalah


mencakup sumberdaya manusia, sumberdaya uang, sumberdaya fisik, dan
sumbe rdayainformasi yang semuanya di arahkan dan di koordinasikan
agar terpusat dalam rangka mencapai tujuan.

Laboratorium adalah bagian integral dari bidang akademik (bukan bagian


dari rumah tangga atau administrasi), maka manajemen laboratorium perlu
direncanakan seiring dengan perencanaan akademik (program dan
anggaran). Peranan laboratorium sangat besar dalam menentukan mutu
pembelajaran karena laboratoriumlah yang menghasilkan karya-karya ilmiah
yang membanggakan, yang tak dapat dihasilkan oleh institusi lainnya.
Sehingga bagi sekolah, perguruan tinggi yang bermutu, laboratorium
menjadi bagian yang dikedepankan untuk mencapai tujuan
pendidikan (Richard, 2013:20-23).

Pelaksanaan manajemen laboratorium di sekolah/universitas pada


dasarnya meliputi:1) perencanaan, 2) pengadaan, 3) inventarisasi, 4)
penyimpanan,5) penataan, 6) penggunaan, 7) pemeliharaan, dan 8)
penghapusan.Kedelapan manajemen laboratorium tersebut akan diuraikan
berikut ini.

2.4. Manajemen Operasional Laboratorium

Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-


perangkat manajemen laboratorium, yaitu:

9
1. Tata Ruang

Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan


baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung
sampai pada pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai:
pintu masuk (in), pintu keluar (out), pintu darurat (emergency-exit), ruang
persiapan (preparationroom), ruang peralatan (equipment-room), ruang
penangas (fumehood), ruang penyimpanan (storage-room), ruang staf (staff-
room), ruang teknisi (technician-room), ruang bekerja (activity-room), ruang
istirahat/ibadah, ruang prasarana kebersihan, ruang toilet, lemari praktikan
(locker), lemari gelas (glass-rack), lemari alat-alat optik (opticals-rack), pintu
jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk, fan
(untuk dehumidifier), ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan
persyaratan tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tata ruang
merupakan pusat aktivitas didalam laboratorium.

2. Alat yang baik dan terkalibrasi

Peralatan dalam kondisi yang baik dan memiliki ketepatan dalam


mengukur (kalibrasi). Setiap peralatan yang akan dioperasikan harus memiliki
kodisi siap untuk dipakai, bersih, berfungsi dengan baik, dan terkalibrasi.
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian
(manual-operation). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana
buku manual merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya. Teknisi
laboratorium yang ada harus senantiasa berada di tempat, karena setiap kali
peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat tidak berfungsi dengan baik.
Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur pada tempat
tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk
melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau
studi tertentu. Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-
waktu dapat digunakan.

10
Peralatan laboratoium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan
penggunaanya. Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan dengan :

▪ Sebelum alat digunakan hendaknya diperiksa dulu kelengkapannya.


▪ Harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
▪ Setelah selesai dipergunakan semua alat harus dibersihkan kembali dan
jangan disimpan dalam keadaan kotor.
▪ Kelengkapan alat tersebut harus dicek terlebih dahulu sebelum disimpan.
▪ Setiap alat yang agak rumit selalu mempunyai buku petunjuk atau
keterangan penggunaan. Maka sebelum alat digunakan hendaknya kita membaca
terlebih dahulu petunjuk penggunaan alat dan petunjuk pemeliharaan atau
perawatannya.
▪ Setiap alat baru terlebih dahulu diperiksa atau dibaca buku petunjuk
sebelum digunakan.

Dalam penyimpanan dan penataan alat yang perlu diperhatikan :

a. Jenis bahan dasar penyusun alat tersebut. Dengan diketahuinya bahan dasar dari
suatu alat kita dapat menentukan cara penyimpanannya.

b. Alat yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang terbuat
dari gelas atau porselen.

c. Dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda perlu juga
diperhatikan.

Setelah selesai digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti
semula. Semua alat-alat ini sebaiknya diberi penutup (cover) misalnya plastik
transparan, terutama bagi alat-alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang
tidak ada penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat
yang bersangkutan.

a. Alat-alat gelas (Glassware)

11
Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih, apalagi peralatan gelas yang
sering dipakai. Untuk alat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi, sebaiknya
disterilisasi sebelum dipakai. Semua alatalat gelas ini seharusnya disimpan pada
lemari khusus.

b. Bahan-bahan kimia

Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya


ditempatkan pada ruang/kamar fume (untuk mengeluarkan gas-gas yang
mungkin timbul). Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah menguap.
Ruangan fume perlu dilengkapi fan, agar udara/uap yang ada dapat terhembus
keluar. Bahan-bahan kimia yang ditempatkan dalam botol berwarna
coklat/gelap, tidak boleh langsung terkena sinar matahari dan sebaiknya
ditempatkan pada lemari khusus.

c. Alat-alat optik

Alat-alat optik seperti mikroskop harus disimpan pada tempat yang kering
dan tidak lembab. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan lensa berjamur.
Jamur ini yang menyebabkan kerusakan mikroskop. Sebagai tindakan
pencegahan, mikroskop harus ditempatkan dalam kotak yang dilengkapi dengan
silica-gel, dan dalam kondisi yang bersih. Mikroskop harus disimpan di dalam
lemari khusus yang kelembabannya terkendali. Lemari tersebut biasanya diberi
lampu pijar 15-20 watt, agar ruang selalu panas sehingga dapat mengurangi
kelembaban udara (dehumidifier-air). Alat-alat optik lainnya seperti lensa
pembesar (loupe), alat kamera, microphoto-camera, digital camera, juga dapat
ditempatkan pada lemari khusus yang tidak lembab atau dalam alat desiccator.

3. Infrastruktur Laboratorium

Infrastruktur laboratorium ini meliputi:

12
1) Sarana Utama

Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi


laboratorium dan sarana lain, termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis
meja kerja/pelataran, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis
lampu yang dipakai, kamar penangas, jenis pembuangan limbah, jenis
ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia,
jenis alat optik, jenis timbangan dan instrumen yang lain, kondisi
laboratorium, dan sebagainya.

2) Sarana Pendukung
Mencakup bahasan tentang ketersediaan energi listrik, gas, air, alat
komunikasi, dan pendukung keselamatan kerja seperti pemadam kebakaran,
hidran dsb.

2.5. Administrasi Laboratorium

Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada


di laboratorium, yang antara lain terdiri atas:

1) Inventarisasi peralatan laboratorium

2) Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang
dipinjam/dikembalikan

3) Surat masuk dan surat keluar

4) Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/


penelitian

5) Daftar inventarisasi bahan kimia dan non-kimia, bahan gelas dan sebagainya

6) Daftar inventarisasi alat-alat meubelair (kursi, meja, bangku, lemari dsb.)

13
7) Sistem evaluasi dan pelaporan Kegiatan administrasi ini adalah merupakan
kegiatan rutin yang berkesinambungan, karenanya perlu dipersiapkan dan
dilaksanakan secara berkala dengan baik dan teratur.

a. Organisasi laboratorium

Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan,


serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung
jawab tertinggi organisasi di dalam laboratorium adalah Kepala Laboratorium.
Kepala Laboratorium bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang
dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan yang ada. Para
anggota laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium juga harus
sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan
padanya. Untuk mengantisipasi dan menangani kerusakan peralatan diperlukan
Dalam pengelolaan laboratorium dibutuhkan personalpersonal yang memahami
tugas dan tanggung jawab masing-masing.

b. Fasilitas Pendanaan

Anggaran dimaksud adalah suatu proses yang meliputi perencanaan


sistematik untuk suatu kegiatan yang menghemat uang. Anggaran di buat 2-3
bulan sebelum tahun ajaran dimulai, agar jika ada pembatalan masih cukup
waktu. Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan langkah-langkah
berikut:

1) Cek semua persediaan alat/bahan.

2) Koordinasi dengan laboran serta guru yang menggunakan laboratorium


untuk mengetahui barang habis, rusak, alat baru yang dibutuhkan, hilang,
dsb.

3) Mencari informasi kisaran penerimaan anggaran untuk tahun mendatang.

4) Pengecekan fasilitas seperti listrik, air, gas.

14
5) Mengecek harga alat/ bahan.

6) Membuat daftar kebutuhan mencakup: tipe, model, dan jumlah dari barang
yang dibutuhkan dengan pengelompokkan: bahan habis, alat gelas-plastik-
logam, spesien atau preparat, ATK, dll.

7) Melakukan konsolidasi dengan Ketua Prodi

c. Inventarisasi dan Keamanan

Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi:


1) Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana darimana alat-alat
ini diperoleh/dibeli, misalnya: pendanaan internal, hibah atau sumbangan.

2) Keamanan/security peralatan laboratorium ditujukan agar peralatan


laboratorium tersebut harus tetap berada di laboratorium. Jika peralatan
dipinjam harus ada jaminan dari si peminjam. Jika hilang atau dicuri, harus
dilaporkan kepada kepala laboratorium.

Tujuan yang ingin dicapai dari inventarisasi dan keamanan adalah:

1) Mencegah kehilangan dan penyalahgunaan

2) Mengurangi biaya-biaya operasional

3) Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya

4) Meningkatkan kualitas kerja

5) Mengurangi resiko kehilangan

6) Mencegah pemakaian yang berlebihan

7) Meningkatkan kerjasama.

15
Dalam mempermudah pemeriksaan perlu dilakukan inventarisasi secara
sitematik yang disusun dalam sebuah buku atau secara komputerisasi. Hal yang
perlu diperlukan pada inventarisasi yaitu:

1) Kode alat/bahan

2) Nama alat/bahan

3) Spesifikasi alat/bahan (merk, tipe, dan pabrik pembuatan)

4) Sumber pemberi alat dan tahun pengadaan

5) Jumlah atau kuantitas

6) Kondisi alat, baik atau rusak

Inventarisasi merupakan suatu proses pedokumentasian seluruh sarana dan


prasaran serta aktivitas laboratorium. Laboratorium di sekolah terdiri atas beberapa
jenis dengan karakteristik yang berbeda, namun dari sudut pandang
pengadministrasian memiliki pola dan aspek yang serupa. Untuk keperluan
administrasi diperlukan beberapa format yang terdiri atas:

1) Format A : Data ruangan laboratorium

2) Format B1 : Kartu barang

3) Format B2 : Daftar barang

4) Format B3 : Daftar Penerimaan/pengeluaran barang

5) Format B4 : Daftar usulan/penerimaan barang

6) Format C1 : Kartu alat

7) Format C2 : Daftar alat

8) Format C3 : Daftar penerimaan/ pengeluaran alat

16
9) Format C4 : Daftar usulan/ permintaan alat

10) Format D1 : Kartu zat

11) Format D2 : Daftar zat

12) Format D3 : Daftar penerimaan/pengeluaran zat

13) Format D4 : Daftar usulan/permintaan zat

2.6. Kedisiplinan Manajemen Pengelolaan Laboratoruim

Pengelola laboratorium harus menerapkan disiplin yang tinggi pada seluruh


pengguna laboratorium (mahasiswa, asisten, laboratoriumoran/teknisi) agar
terwujud efisiensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola
kebiasaan dan perilaku dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pengguna
laboratorium harus menyadari tugas, wewenang dan fungsinya. Sesama pengguna
laboratorium harus ada kerjasama yang baik, sehingga setiap kesulitan dapat
dipecahkan/diselesaikan bersama

2.7. Keterampilan Manajemen Laboratorium

Pengelola laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua tenaga


laboratoriumoran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui
pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, pelatihan
(workshop) maupun magang di tempat lain. Peningkatan keterampilan juga dapat
dilakukan melalui bimbingan dari staf dosen, baik di dalam laboratorium maupun
antar laboratorium.

2.8. Peraturan umum di Laboratorium

Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya pekerjaan


di laboratorium, dirangkum sebagai berikut:

1) Dilarang makan/minum di dalam laboratorium

17
2) Dilarang merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti. Kontaminasi
melalui tangan, Ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar, dan Uap/gas
beracun, akan terhisap melalui pernafasan

3) Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi

4) Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.

5) Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara penggunaannya.


Sebaiknya tanyakan pada orang yang kompeten.

6) Diharuskan menulis laboratoriumel yang lengkap, terutama pada bahan-bahan


kimia.

7) Dilarang mengisap/menyedot dengan mulut segala bentuk pipet. Semua alat


pipet harus menggunakan bola karet pengisap (pipet - pump).

8) Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga sarung tangan dan gogles,
terutama sewaktu menuang bahan-bahan kimia yang berbahaya.

9) Beberapa peraturan lainnya yang spesifik, terutama dalam pemakaian sinar X,


sinar Laser, alat-alat sinar UV, Atomic Absorption, Flamephoto-meter,
Bacteriological Glove Box with UV light, dan sebagainya, harus benar-benar
dipatuhi. Semua peraturan tersebut di atas ditujukan untuk keselamatan kerja di
laboratorium.

2.9. Penanganan Masalah Umum

a. Mencampur zat-zat kimia

Jangan campur zat kimia tanpa mengetahui sifat reaksinya. Jika belum tahu
segera tanyakan pada orang yang kompeten.

b. Zat-zat baru atau kurang diketahui

18
Demi keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum menggunakan zat-
zat kimia baru atau yang kurang diketahui. Semua zat-zat kimia dapat
menimbulkan resiko yang tidak dikehendaki.

c. Membuang material-material yang berbahaya

Sebelum membuang material-material yang berbahaya harus diketahui


resiko yang mungkin terjadi. Karena itu pastikan bahwa cara membuangnya
tidak menimbulkan bahaya. Jika tidak tahu tanyakan pada orang yang kompeten.
Demikian juga terhadap air buangan dari laboratorium. Sebaiknya harus ada bak
penampung khusus, jangan dibuang begitu saja karena air buangan mengandung
bahan berbahaya yang menimbulkan pencemaran. Air buangan harus
di”treatment”, antara lain dengan cara netralisasi sebelum dibuang ke
lingkungan.

d. Tumpahan

Tumpahan asam diencerkan dahulu dengan air dan dinetralkan dengan


CaC03 atau soda abu, dan untuk basa dengan air dan dinetralisir dengan asam
encer. Setelah itu dipel dan pastikan kain pel bebas dari asam atau alkali.
Tumpahan minyak, harus ditaburi dengan pasir, kemudian disapu dan
dimasukkan dalam tong yang terbuat dari logam dan ditutup rapat.

Catatan: Penanganan terhadap lain-lain masalah yang belum diketahui, sebaiknya


berkonsultasi kepada ahlinya, sebelum mengambil tindakan. lngat keselamatan
lebih diutamakan dari yang lainnya.

Jenis Pekerjaan

Berbagai pekerjaan laboratorium seperti praktek, penelitian, dan layanan


umum, harus didiskusikan sebelumnya dengan Kepala Laboratorium. Setelah itu
dilanjutkan dengan cara pelaksanaannya. Pemahaman jenis pekerjaan di
laboratorium diperlukan untuk:

19
a. Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan-bahan kimia, air, listrik, gas dan alat-
alat laboratorium.

b. Meningkatkan efisiensi biaya (operasional cost).

c. Meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu, baik dari pengguna maupun pengelola

laboratorium

d. Meningkatkan kualitas dan ketrampilan pengelola laboratorium dan laboran.

e. Baik pengelola laboratorium dan laboran/teknisi harus dapat bekerja sama


dengan baik sebagai satu Team-Work. ” Bekerja dengan satu team, jauh lebih
baik dari pada bekerja secara sendiri/mandiri”

f. Meningkatkan pendapatan (income) dari laboratorium yang bersangkutan.

20
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Agar semua kegiatan yang dilakukan di labolatorium dapat berjalan


dengan lancar dibutuhkan sstem manajemen operasional labolatorium yang baik
dan sesuai dengan situasi kondisi setempat. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa
hal yang telah dijelaskan diatas, perlu diperhatikan. Peran kepala labolatorium
sangat penting dalam menerapkan proses manajemen pengelolaan labolatorium,
termasuk dukungan keterampilan dari segala elemen yang ada didalamnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen PMPTK, 2010. Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah dalam pembelajaran


inovatif. Jakarta : Binatama raya.

Djas, Fachri, 1998. Manajemen Laboratorium (Laboratory Management).


Penataran Pengelolaan Laboratorium (Laboratory Management). Fakultas
Kedokteran USU, Medan

Djas, Fachri, 1998. Manajemen Peralatan Laboratorium Terpusat di USU.


Lokakarya

Djas, Fachri, Syaiful Bahri Daulay, 1997, Manajemen Laboratorium (Laboratory

Hidayat, Ara dan Imam Machali. 2010. Pengelolaan Pendidikan Konsep,Prinsip


dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah danMadrasah.Bandung: Pustaka
Educa.

http://fmipa.unj.ac.id/biologi/laboratorium/struktur-manajemen/

http://sipil.ub.ac.id/lab.struktur/id/profil-2/struktur-organisasi/

https://www.academia.edu/10388137/STRUKTUR_ORGANISASI_LABORATO
RIUM

Kemendiknas Ditjen PMPTK Dittendik, 2010.Pengembangan Kompetensi


manajerial dan Organisasi Laboratorium (Modul 2). Bandung: Ditjen
PMPTK

Management). Penataran Tenaga Laboran dalam Lingkungan Fakultas Pertanian


USU, Medan

Purwanto, M. Ngalim. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.Bandung:


Remaja Rosdakarya

22
Richard, Decaprio. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Jogjakarta: DIVA
Press.

23

Anda mungkin juga menyukai