Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri pariwisata saat ini terbilang sangat cepat. Hal ini
dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang melakukan perjalanan,
ditambahnya jalur – jalur penerbangan dengan rute – rute baru, investasi besar – besaran
dibidang pariwisata seperti pembukaan destinasi – destinasi wisata dengan produk –
produknya yang baru, meningkatnya pembangunan sarana akomodasi, sampai pada
perbaikan infrastruktur.

Secara umum pariwisata telah menjadi industri sipil yang terpenting didunia.
Menurut Dewan perjalanan dan pariwisata Dunia (World Travel and Tourism Council-
WTTC). Saat ini pariwisata merupakan industri terbesar didunia dengan menghasilkan
pendapatan dunia lebih dari $3,5 trillun pada tahun 1993 atau 6% dari pendapatan kotor
dunia. Pariwisata merupakan industri yang lebih besar dari industri kendaraan, baja,
elektronik maupun pertanian. Industri pariwisata memperkerjakan 127 juta pekerja (satu
dalam 15 pekerja di dunia). Secara keseluruhan industri pariwisata diharapkan
meningkat dua kali pada tahun 2005 (WTTC, 1992).

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang dimana semakin


canggih, perkembangan dunia pariwisata juga semakin meningkat. Dimana pariwisata
merupakan penghasil devisa terbesar bagi suatu negara yang mempunyai potensi kaidah
alam. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau.
Masing-masing pulau tersebut memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, baik itu dari
keindahan alamnya maupun dari kebudayaan dan adat istiadat yang beraneka ragam.
Khususnya pulau Bali memiliki potensi keindahan alam yang cukup tinggi. Hal ini
menyebabkan semakin banyaknya bermunculan industri-industri yang bergerak di
bidang pariwisata..
Sebagai salah satu tempat wisata favorit, maka Indonesia telah melengkapi
diri dengan berbagai sarana dan prasarana wisata yang dapat membantu para wisatawan
dalam memenuhi segala keperluan mereka selama liburan di Indonesia. Salah satu
keperluan yang paling vital bagi para wisatawan adalah kebutuhan akan sarana
akomodasi yang nyaman dan memadai.
Dengan banyaknya wisatawan yang datang ke Indonesia, akan membuat
industri pariwisata di Indonesia semakin berkembang khususnya dalam bidang
perhotelan. Hal ini juga dikarenakan oleh beberapa faktor salah satunya adalah saluran
distribusi. Saluran distribusi ini merupakan salah satu kekuatan perusahaan dalam
memasarkan produk yang dihasilkan dengan harapan mencapai tingkat penjualan yang
besar sehingga dapat memberikan upaya agar penyaluran produk dapat secepatnya
sampai ke tangan konsumen.

GO dan Pine (1995) mendefinisikan sebuah saluran distribusi sebagai salah


satu yang menyediakan "informasi yang cukup untuk orang yang tepat pada waktu yang
tepat dan di tempat yang tepat untuk memungkinkan keputusan pembelian yang akan
dibuat, dan menyediakan mekanisme dimana konsumen dapat membeli produk yang di
perlukan ". Distribusi yang efektif sangatlah penting dalam sektor perhotelan, karena
dapat mengoptimalkan pendapatan kamar hotel. Perusahaan Hotel juga membutuhkan
sistem distribusi untuk membuat produk mereka tersedia untuk pelanggan. Namun,
berbeda dengan produk fisik, hotel dengan perantara jarang mengambil kepemilikan
produk yang akan didistribusikan. Konsep aliran produk, aliran kepemilikan dan
perpindahan kepemilikan tidak selalu berlaku di mana didistribusikan tersebut tidak
berwujud. Meskipun konsumen harus datang dalam kontak dengan perusahaan untuk
menerima layanan ini, sering ada bukti nyata sedikit pengalihan kepemilikan.
Sebaliknya itu adalah informasi - tentang ketersediaan, harga, kualitas dan kenyamanan
yang ditransfer, dikomunikasikan dan dimanipulasi (Poon 1993).

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi
para pemakainya. Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar
sebagai berikut: tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu
(timeliness), dan tepat nilainya atau akurat (accurate) (Jogiyanto, 2003). Informasi
diakui sebagai "sumber kehidupan" dari industri pariwisata, seperti dalam ketiadaan,
motivasi pelanggan potensial dan kemampuan yang sangat terbatas. Kebutuhan
informasi ini akan meningkat dengan sifat tidak berwujud, kompleks dan saling
bergantung dari produk pariwisata.

Buhalis (2003) menyatakan, "semakin besar tingkat risiko yang dirasakan


dalam konteks pra-pembelian, semakin besar kecenderungan konsumen untuk mencari
informasi tentang produk". Akibatnya, konsumen mencari informasi untuk
meminimalkan kesenjangan antara harapan dan pengalaman mereka yang sebenarnya
dan pertukaran data cepat yang efisien telah menjadi penting untuk layanan pelanggan
yang efektif. Teknologi informasi merupakan suatu alat yang menyediakan semua
proses ini. Untuk distribusi hotel, sistem teknologi informasi lebih efisien daripada
sistem manual atau berbasis kertas karena mereka tidak memiliki keterbatasan
kapasitas, menawarkan jangkauan jauh lebih geografis, memiliki biaya marjinal yang
rendah dan dengan mudah dapat menggabungkan data dinamis seperti persediaan dan
harga kamar. Namun, penyediaan informasi seperti itu tidaklah cukup. Informasi juga
harus menjelaskan tentang mekanisme untuk memungkinkan pelanggan melakukan
pembelian (O'Connor & Frew 2001).

Saluran non-elektronik biasanya harus digunakan secara berpasangan untuk


berhasil menghasilkan reservasi baik sebagai media sebuah iklan (misalnya, brosur atau
buku panduan), dan media interaktif (seperti, misalnya, agen penjualan lewat telepon
atau agen perjalanan) adalah diperlukan untuk menyelesaikan transaksi. Teknologi
informasi sistem distribusi berbasis berpotensi dapat memenuhi kedua peran dan dengan
demikian memungkinkan para wisatawan untuk melakukan pemesanan di sebagian
kecil dari biaya, waktu dan ketidaknyamanan diperlukan metode tradisional, manfaat
yang telah mengubah cara di mana perjalanan barang dan jasa yang dijual.

Penggunaan distribusi elektronik menguntungkan, tetapi juga mahal dan tidak


memiliki fleksibilitas. Antara 1993 dan 1997, komisi dan biaya reservasi lainnya sekitar
117% (Waller 1999). Peningkatan biaya, ditambah dengan kemajuan teknologi
informasi, yakin banyak perusahaan dari kebutuhan untuk menemukan cara-cara
alternatif untuk mendistribusikan produk mereka.

Di era globalisasi seperti saat ini dunia teknologi dan informasi


perkembangannya sangat pesat, khususnya dunia komputer. Komputer saat ini
merupakan kebutuhan manusia di dalam melakukan berbagai kegiatan, ditambah
dengan adanya teknologi informasi yang semakin berperan di dalam dunia pekerjaan.
Dengan menggunakan piranti teknologi informasi yang tepat, maka akan dihasilkan
informasi yang tepat dan akurat sesuai dengan kebuutuhan sehingga keputusan dapat
diambil dengan cepat.

Salah satu piranti teknologi adalah internet, yaitu sebuah jaringan online
global tanpa batas yang menyediakan berjuta jenis informasi. Menurut Karcher (1995),
sistem distribusi elektronik di bidang pariwisata dimulai sebagai sistem persediaan
dilaksanakan oleh maskapai penerbangan di awal 1960-an. Selanjutnya agen perjalanan
diberi akses langsung ke sistem, yang memungkinkan mereka untuk melihat
ketersediaan real time dan informasi harga, dan untuk membuat pemesanan instan.
Deregulasi penerbangan dipercepat adopsi agen perjalanan tentang teknologi, sebagai
sistem komputerisasi menjadi untuk sebagian besar penting untuk melepaskan
peningkatan jumlah penerbangan dan pilihan tarif. Pada saat yang sama, sistem
penerbangan yang paling reservasi mulai cross-selling produk perjalanan pelengkap
untuk membantu meringankan biaya modal mereka.

Sementara hotel awalnya memuat berbagai jenis kamar mereka, deskripsi dan
kategori harga ke kapasitas cadangan pada sistem penerbangan, masalah arsitektur
database berarti bahwa informasi rinci yang diperlukan untuk menjual hotel tidak efektif
dapat dimasukkan. Kebanyakan perusahaan 'menanggapi masalah ini dengan sistem
mereka kemudian mengembangkan sendiri dengan struktur database yang lebih sesuai,
dan kemudian secara elektronik menghubungkan dengan Sistem Distribusi Global
(GDS), karena sistem penerbangan menjadi dikenal. Untuk memfasilitasi ini, keduanya
harus dikembangkan, baik yang teknis dan mahal, dan dalam kebanyakan kasus
beberapa yang diperlukan karena masing-masing dilayani pasar GDS geografis yang
berbeda. Untuk meminimalkan biaya, perusahaan hotel besar bekerja sama untuk
menciptakan sebuah "saklar universal" - penerjemah dua arah menghubungkan sistem
reservasi hotel ke banyak platform GDS . Akibatnya, setiap perusahaan hanya
dibutuhkan satu antarmuka (antara sistem dan Switch), untuk memberikan akses ke
semua sistem GDS utama. Namun, biaya modal pengembangan dan pemeliharaan
Sistem Reservasi Tengah (CRS) masih cukup besar.
Peningkatan biaya, ditambah dengan kemajuan teknologi informasi, banyak
perusahaan mencari cara-cara alternatif untuk mendistribusikan produk mereka. Salah
satunya adalah Pengembangan Web sebagai media perdagangan elektronik.. Hensdill
(1998) menyatakan menggambarkan Web sebagai "media yang sempurna untuk
menjual perjalanan". Menurut Survei 1998 Seluruh Dunia Teknologi HOTEL itu, 81%
dari para pelaku bisnis perhotelan di seluruh dunia dianggap mampu untuk menerima
pemesanan melalui Web di tahun 1999. Saat ini sudah diterima secara luas penggunaan
Web untuk perdagangan elektronik.
Potensi Web sebagai saluran distribusi biaya rendah adalah memiliki efek
mendalam pada kedua bisnis dan konsumen. Ada sejumlah alasan untuk ini. Biaya
untuk membangun dan hosting situs web sangat bervariasi tergantung pada ruang
lingkup proyek, tetapi dapat relatif rendah. Web menawarkan kemungkinan kecepatan
tinggi transfer informasi global, tingginya tingkat interaksi dan link ke reservasi
terkomputerisasi dan sistem database, terlepas dari geografi, zona waktu, atau sistem
komputer. Karena itu ada manfaat dalam memperluas pemasaran perusahaan mencapai
ke pasar global; menggantikan saluran distribusi tradisional, dan memungkinkan
konsumen potensial lamanya waktu browsing dengan menggunakan teknologi Web.
Kebanyakan perusahaan hotel telah mulai bereksperimen dengan Web
mendistribusikan produk dan telah memiliki pengaruh besar pada cara di mana produk
hotel dipasarkan, didistribusikan, dijual dan terpenuhi. Mungkin efek yang paling
signifikan adalah menggoyang dalam saluran distribusi sedang berlangsung. Selain
bekerja sama satu sama lain seperti yang mereka lakukan di masa lalu, peserta saluran
yang paling mulai bersaing dengan membuat situs Web sendiri dengan penyediaan
informasi dan fasilitas pemesanan.
Sebuah survei tahun 2002 dari perusahaan hotel atas lima puluh
mengungkapkan bahwa lebih dari 95% dari rantai memiliki situs Web perusahaan,
dengan hampir 90% dari fasilitas reservasi menyediakan untuk memungkinkan
pelanggan untuk memesan langsung (O'Connor 2003). Situs Rantai tampaknya sangat
efektif, dengan mayoritas pemesanan internet mengalir melalui situs tersebut bukan
melalui perantara Web (HSMAI 1999)
Melihat dari pernyataan di atas, elektronik distribusi sekarang sudah mulai
berkembang dalam penggunaananya, yang dulu digunakan dalam maskapai
penerbangan dan sekarang sudah digunakan oleh beberapa usaha akomodasi lainnya.
Namun dalam penggunaan elektronik distribusi harus secara tepat, apabila tidak
penggunaan elektrik distribusi ini akan menjadi tidak berguna dan tidak akan ada
manfaatnya.
Untuk itu, penulis akan membahas tentang bagaimana cara memanfaatkan
elektrik distribusi dalam sebuah hotel agar dalam penggunaannya sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai oleh hotel tersebut.

1.2 Rumusan masalah


“ Bagaimana memanfaatkan elektrik distribusi dalam hotel yang perusahaan
kita kelola?”

1.3 Tujuan
Agar mengetahui bagaimana cara penggunaan elektronik distribusi dalam
hotel secara tepat.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian
lanjutan yang lebih mendalam. Selain itu, dengan hasil penelitian ini diharapkan pihak
akademisi bisa memberikan kontribusi bagi pengembangan khasanah Ilmu Manajemen
Pemasaran Pariwisata, khususnya terkait dengan pemasaran produk dengan
mengunakan elektronik distribusi dalam hotel.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi kalangan
praktisi industri hotel, khususnya dalam upaya meningkatkan kinerja industri perhotelan
berbasis elektronik distribusi salah satu media pemasaran.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hotel

Hotel berasal dari kata hospitium dari bahasa Latin yang artinya ruangan
tamu yang berada dalam suatu monastery. Kemudian kata hospitium digabungkan
dengan kata hospes dari bahasa Perancis, lalu menjadi hospice. Dalam perkembangan
selanjutnya, kata hospice berkembanga lagi menjadi hostel untuk membedakan antara
guest house dengan mansion house. Setelah lama digunakan, huruf „s‟ di kata hostel
dihilangkan sehingga menjadi hotel (Dimyati, 1989).

Hotel dapat diartikan sebagai sejenis akomodasi yang menyediakan fasilitas


dan pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa-jasa lainnya untuk umum yang
tinggal untuk sementara waktu, dan dikelola secara komersial (Dimyati, 1989).

2.2 Sistem

Sistem dapat didefinisikan dengan dua pendekatan yaitu :

1) Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari


prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu.

2) Pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen


yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai tujuan tertentu.

Suatu sistem sebenarnya terdiri atas dua bagian, yaitu struktur dan proses.
Struktur adalah komponen dari sistem tersebut dan proses adalah prosedurnya
(Jogiyanto, 2003).

2.3 Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi
para pemakainya. Informasi berasal dari bahasa latin “informare” yang artinya
mengusahakan agar berbentuk. Jadi informasi adalah segala sesuatu yang yang
dikomunikasikan di antara orang-orang (kini juga orang dengan mesin, dan mesin
dengan mesin), melakukan komunikasi pada pokoknya memberitahukan pengertian
kepada orang lain. Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar
sebagai berikut: tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu
(timeliness), dan tepat nilainya atau akurat (accurate) (Jogiyanto, 2003).

2.4 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang saling


berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-
proses-output yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi sehingga
lebih berguna bagi pengguna (Kadir, 2003). Sistem informasi mencakup sejumlah
komponen (manusia, komputer, dan teknologi informasi), ada sesuatu yang diproses
(data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

Jadi, system informasi merupakan suatu proses pengolahan data menjadi


informasi yang lebih berguna bagi pengguna. Dalam pengolahan data tersebut ada
beberapa komponen yang perlu diperhatikan, yaitu manusia, computer, dan teknologi
informasi.

2.5 Saluran Distribusi

Keputusan mengenai saluran distribusi dalam pemasaran adalah merupakan


salahsatu keputusan yang paling kritis yang dihadapi manajemen. Saluran yang
dipilihakan mempengaruhi seluruh keputusan pemasaran yang lainnya. Dalam
rangkauntuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen maka
perusahaan harus benar-benar memilih atau menyeleksi saluran distribusi yang
akandigunakan, sebab kesalahan dalam pemilihan saluran distribusi ini dapat
menghambat bahkan dapat memacetkan usaha menyalurkan barang atau jasa tersebut

2.5.1 Pengertian Saluran Distribusi

Menurut Warren J. Keegan (2003) Saluran Distribusi“Saluran yang


digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke
konsumen atau pemakai industry”.Menurut Djaslim Saladin (2006:153)“Saluran
Distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam
proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Pengertian saluran distribusi menurut Kotler dan Keller (2007:49) saluran
pemasaran adalah organisasi-organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam
proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau
dikonsumsi. Mereka adalah perangkat jalur yang diikuti produk atau jasa setelah
produksi, yang berkulminasi pada pembeli dan penggunaan oleh pemakai akhir.

Sedangkan menurut Alma (2007:49) saluran distribusi merupakan lembaga


yang saling terkait untuk menjadi produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi.
Menurut Tjiptono (2008:285) saluran distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan
jasa dari produsen kekonsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperluas
(jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan).

Menurut Daniel (2001:8) saluran distribusi adalah serangkaian dari organisasi


yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan sebagaimana
produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna atau pelanggan.

Sedangkan menurut Kotler (2010:106) saluran pemasaran adalah sekelompok


orgnaisasi yang saling begantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa
yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran merupakan
seprangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam
pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir.

Dari definisi diatas dapat tergambar bahwa saluran distribusi merupakan


suatu lembaga pemasaran baik itu milik produsen maupun bukan yang bertugas
untuk menyalurkan produk baik ke konsumen maupun ke konsumen industri
berdasarkan prinsip manajemen perusahaan yang telah ditetapkan. Kedudukan saluran
distribusi di dalam saluran pemasaran bahwa saluran distribusi merupakan bagian dari
saluran pemasaran yang berfungsi dalam membantu produsen menyalurkan hasil
produksinya untuk bisa ke tangan konsumen dimana tugasnya mencakup penyebaran
promosi transportasi dan sebagainya tetapi saluran distribusi tidak melakukan tugas
yang seperti dilakukan fungsi saluran pemasaran dimana tugasnya melakukan seluruh
tugas yang dilakukan saluran distribusi ditambah sebagai fasilitator, artinya orang atau
lembaga yang memfasilitasi kegiatan atau operasional kegiatan perusahaan diantaranya
pelayanan perbaikan dansebagainya sehingga dapat diketahui bahwa cakupan saluran
distribusi relatif lebihkecil daripada saluran pemasaran

Dari definisi di atas dapat di simpulan bahwa saluran distribusi adalah suatu
lembaga ekonomi yang harus dilewati oleh produsen untuk menyalurkan produknya
kepada konsumen

2.5.2 Fungsi Saluran Distribusi

Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen


kekonsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran
distribusiharus melakukan pertimbangan yang baik.Adapun fungsi-fungsi saluran
distribusi menurut Kotler dan Amstrong (2001;08)adalah sebagai media :

a. Information, yaitu mengumpulkan dan mendistribusikan riset


pemasaran dan informasi intelejen tentang faktor – faktor dan
kekuatan kekuatandalam lingkungan pemasaran yang dibutuhkan
untuk merencanakan dan membantu terjadinya pertukaran.
b. Promotion, yaitu mengembangkan dan menyebar luaskan
komunikasi persuasive berkenaan dengan suatu penawaran.
c. Kontak, menemukan dan berkomunikasi dengan pembeli prospektif
d. Mencocokan, membentuk dan menyesuaikan penawaran terhadap
kebutuhan pembeli, termasuk seperti manufaktur, memilah, merakit
dan mengemas.
e. Negosiasi, mencapai suatu kesepakatan atas harga dan kondisi lain
dari penawaran sehingga kepemilikan dapat dipindahkan.
f. Distribusi fisik, memindahkan dan menyimpan barang.
g. Pendanaan, mendapatkan dan menggunakan dana untuk menutup
biaya pendistribusian
h. Pengambilan resiko, memperhitungkan risiko menjalankan
tugas pendistribusian.

Hal penting yang harus dilakukan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan


saluran pemasaran terhadap produsen adalah memperhatikan dan menentukan jenis
saluran distribusi yang akan digunakan agar penyaluran barang dari produsen ke
konsumen dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Karena terdapat beberapa jenis
dari tingkatan saluran distribusi yang berbeda dimana tugasnya melakukan seluruh tugas
yang dilakukan saluran distribusi ditambah sebagai fasilitator, artinya orang atau
lembaga yang memfasilitasi kegiatan atau operasional kegiatan perusahaan diantaranya
pelayanan perbaikan dan sebagainya sehingga dapat diketahui bahwa cakupan saluran
distribusi relatif lebih kecil daripada saluran pemasaran.Dari definisi di atas dapat di
simpulan bahwa saluran distribusi adalah suatu lembaga ekonomi yang harus dilewati
oleh produsen untuk menyalurkan produknya kepada konsumen.

2.5.3 Bentuk - Bentuk Saluran Distribusi

Saluran distribusi dapat dibedakan menurut jumlah tingkatannya. Tiap


perantara yang melakukan tugas membawa produk dan kepemilikannya lebih dekat ke
pembeli akhir merupakan satu tingkatan. Karena produsen dan konsumen akhir
keduanya aktif, maka mereka merupakan bagian dari tiap saluran. Dalam hal ini akan
digunakan jumlah tingkat dari perantara untuk menentukan panjang sebuah saluran dan
melukiskan beberapa saluran distribusi barang konsumsi dengan panjang yang berbeda.

Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh DRS. Djaslim Saladin


(2004:155) bentuk – bentuk saluran distribusi yang digunakan untuk menyalurkan
barang konsumsi yaitu :

1. Saluran nol tingkat (saluran pemasaran langsung)

Saluran pemasaran ini terdiri dari seorang produsen yang langsung menjual
ke konsumen akhir. Cara utama pemasaran langsung adalah penjualan door to door,
pesanan lewat surat, pemasaran melalui telepon, dan melalui toko – toko yang dimiliki
produsen sendiri.

2. Saluran satu tingkat

Saluran ini berisi satu perantara penjualan, seperti pedagang eceran dalam
barang – barang konsumsi dan agen dalam barang – barang industri.
3. Saluran dua tingkat

Saluran ini berisi dua perantara. Dalam pasar barang – barang konsumsi
biasanya adalah pedagang besar dan pedagang eceran. Sedangkan dalam pasar barang
industri merupakan perwakilan produsen serta distributor industri.

4. Saluran tiga tingkat

Saluran ini berisi tiga perantara. Dalam pasar barang – barang konsumsi
mereka adalah pedagang besar, pemborong, dan pedagang eceran.

Saluran pemasaran dengan tingkat yang lebih tinggi juga dapat ditemukan
tetapi saluran ini jarang terjadi.

Begitu pula dengan saluran distribusi yang biasa digunakan dalam


pemasaran barang industri. Produsen barang industri dapat menggunakan tenaga
penjualnya untuk menjual langsung ke konsumen industri. Atau ia dapat menjual ke
distributor yang menjual ke konsumen industri. Atau dapat juga menjual lewat
perwakilan perusahaan manufaktur atau cabangnya sendiri langsung ke pelanggan
industri, atau menggunakannya untuk menjual lewat distributor industri. Maka saluran
pemasaran nol tingkat, satu tingkat, dan dua tingkat tidak cukup aman dalam saluran
pemasaran industri.

Menurut William J. Stanton (1996:81) alternatif saluran distribusi yang


digunakan untuk menyalurkan barang konsumsi adalah sebagai berikut :

1. Produsen Konsumen

Saluran distribusi paling pendek dan sederhana untuk barang – barang


konsumen adalah dari produsen langsung ke konsumen. Tanpa campur tangan
perantara, penjual dapat menjual dari door to door atau pesan lewat pos (mail order).

2. Produsen Konsumen Pengecer

Banyak perusahaan – perusahaan pengecer besar membeli langsung kepada


produsen – produsen industri dan pertanian.
3. Produsen Pedagang besar Pengecer Konsumen

Andaikata memang ada yang dinamakan saluran “tradisional” barang –


barang konsumen, maka inilah saluran itu beribu – ribu pengecer kecil dan produsen
industri kecil menganggap saluran ini sebagai satu – satunya pilihan yang paling
ekonomis.

4. Produsen Agen Pengecer Konsumen

Daripada mengunakan jasa – jasa pedagang besar, banyak produsen


menggunakan jasa agen, makelar atau agen perantara lain untuk mencapai pasar
konsumen.

5. Produsen Agen Pedagang besar Pengecer Konsumen

Untuk dapat mencapai pengecer – pengecer kecil, produsen juga banyak


menggunakan jasa agen perantara, yang sebaliknya juga menghubungi pedagang –
pedagang besar yang menjual kepada pengecer kecil

Bentuk saluran distribusi untuk barang – barang industri, ada 4 macam


saluran yang digunakan yaitu sebagai berikut :

1. Produsen Pemakai industri

Hubungan langsung ini menyalurkan produk industrial dengan nilai dolar


lebih besar dibandingkan dengan saluran distribusi lain. Produsen instalansi – instalansi
besar seperti kapal terbang, generator, instalansi pemanasan, umumnya menjual
langsung ke konsumen.

2. Produsen Distributor industrial Pemakai

Produsen – produsen kelengkapan operasi atau peralatan aksesori kecil kerap


kali menggunakan jasa distributor industrial untuk memasuki pasaran mereka. Produsen
material bangunan dan peralatan pangatur udara (air conditioner equipment) merupakan
contoh dua perusahaan yang banyak menggunakan jasa distributor industrial.
3. Produsen Agen Pemakai

Perusahaan – perusahaan yang tidak mempunyai bagian pemasaran sendiri


menganggap saluran itu penting. Selain itu, perusahaan yang hendak memasarkan
produk baru atau hendak memasuki pasaran baru mungkin lebih suka menggunakan jasa
agen daripada menggunakan jasa penjualan sendiri.

4. Produsen Agen Distributor Industrial Pemakai

Saluran ini mirip yang disebut di atas. Cara ini dipakai dalam keadaan
produsen tidak mampu menjual lewat agen langsung kepada pemakai industrial. Jumlah
persatuan penjualan mungkin terlampau kecil untuk melakukan penjualan langsung.
Atau persediaan produk diberbagai pasar diperlukan agar pemakai dapat cepat
mendapatkan barang yang diperlukan. Dalam hal ini jasa – jasa penggudangan
distributor industrial diperlukan.

Bentuk saluran dagang untuk barang – barang industri tersebut di atas dapat
digambarkan sebagai berikut :

Pemakai Industri

Peniaga dagang besar Peniaga dagang besar

(distributor industrial) (Distributor Industrial)

Agen Agen

Pemakai Barang – barang Industri

Gambar 2..3 Saluran Pemasaran Barang Industri

Dari uraian bentuk – bentuk saluran distribusi di atas, baik menurut


Kotler maupun Stanton mengenai penentuan bentuk – bentuk saluran distribusi pada
dasarnya memiliki prinsip yang sama yaitu bagaimana produsen menyalurkan
produknya agar sampai ke tangan konsumen, baik itu dengan menggunakan jasa
perantara maupun tidak melalui jasa perantara (pemasaran langsung). Namun hal yang
membedakan kedua pendapat tersebut di atas adalah Stanton mengemukakan saluran
distribusi berdasarkan bentuk lembaga yang di lalui produk. Sementara Kotler lebih
menekankan pada jumlah tingkat perantara yang dilalui oleh suatu produk sebelum
sampai ke tangan konsumen. Selain itu Stanton juga lebih memperjelas antara bentuk
saluran distribusi untuk barang konsumen dan barang industri, sementara Kotler
cenderung untuk menggabungkan kedua bentuk tersebut dalam satu ungkapan.

2.5.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran Distribusi

Oleh karena saluran distribusi seharusnya ditentukan oleh pola


pembelian konsumen, sifat dan corak pasar merupakan faktor kunci yang
mempengaruhi pemilihan saluran oleh pemimpin perusahaan. Faktor – faktor
pertimbangan lain adalah produk yang bersangkutan, perantara dan perusahaan itu
sendiri. Pada dasarnya, pada waktu memilih saluran distribusi perusahaan harus
berpedoman pada ukuran yaitu channel control (pengendalian saluran), market
coverage (liputan pasar), dan cost (biaya) yang cocok dengan taraf pelayanan pembeli.

Dalam rangka memilih saluran distribusi yang akan digunakan,


produsen harus mempertimbangkan berbagai faktor yang sangat berpengaruh dalam
pemilihan saluran distribusi. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran
distribusi sebagai berikut :

1. Pertimbangan pasar

Mungkin hal yang paling jelas yang perlu dipertimbangkan adalah persoalan
apakah dimaksudkan untuk pasar konsumen atau untuk pasar industrial. Jika
dimaksudkan untuk para industrial, tentu saja pengecer tidak diikutkan dalam saluran
distribusi. Dalam hal ini, variabel pasaran yang perlu dipertimbangkan adalah

a. Jumlah pelanggan potensial. Dengan adanya pelanggan potensial, yakni mungkin


dapat menjadi pelanggan, dalam jumlah relatif sedikit, produsen industri dapat
menggunakan tenaga penjualan sendiri untuk menjual langsung kepada
konsumen atau pemakai industrial. Jika pelanggan berjumlah banyak, produsen
agaknya akan menggunakan jasa perantara. Suatu hal yang sangat bertalian
dengan hal ini adalah jumlah jenis industri yang berbeda – beda yang menjadi
pembeli produk produsen. Perusahaan yang menjual perlengkapan dan peralatan
pemboran kepada industri minyak, menjual langsung kepada pemakai.
Sebaliknya, produsen kertas dan hasil kertas, banyak menggunakan jasa – jasa
distributor industrial untuk dapat sampai pada industri pemakai yang begitu
banyak ragamnya.

b. Kondisi geografis pasaran. Penjualan langsung kepada industri tekstil atau


pakaian jadi dapat terlaksana oleh karena sebagian besar pembeli terpusat
dibeberapa daerah georafis saja. Penjual dapat mengadakan cabang – cabang
penjualan dalam pasar – pasar yang berpenduduk padat, akan tetapi dalam pasar
yang penduduknya kurang padat, digunakan jasa perantara.

c. Besarnya pesanan. Seorang produsen hasil bahan makanan biasanya akan


menjual langsung kepada rantai toko – toko bahan makanan karena besarnya
pesanan dan jumlah total transaksi telah membuat saluran ini secara ekonimis
sangat menarik. Akan tetapi, agar mencapai toko – toko kecil produsen itu
menggunakan jasa pedagang besar.

2. Pertimbangan produk.

a. Nilai satuan. Nilai satuan mempengaruhi jumlah dana yang tersedia untuk
distribusi. Jadi, makin rendah nilai satuan, makin panjang pula saluran – saluran
distribusi. Akan tetapi, jika produk dengan nilai rendah dijual dalam volume
besar atau jika dijual bersama dengan barang jenis lain sebagai pesanan total
menjadi besar, maka saluran distribusi yang lebih pendek dapat dipertanggung
jawabkan secara ekonomis.

b. Sifat cepat rusak. Produk yang secara fisik dapat cepat rusak, atau cepat
ketinggalan mode harus segera disalurkan. Karena biasanya saluran distribusi
juga pendek.

c. Sifat teknik produk. Suatu produk industri yang bersifat teknis tinggi kebanyakan
didistribusikan langsung kepada pemakai industri. Tenaga penjualan produsen
harus banyak menyediakan jasa penjual dan purna jual, umumnya pedagang besar
tidak dapat melakukan hal ini. Produk konsumen yang bersifat teknis tinggi
merupakan suatu tantangan besar bagi usaha distribusi oleh produsennya.
Biasanya, produsen tidak dapat menjual langsung kepada konsumen. Produsen
berusaha sebanyak mungkin kepada pengecer, akan tetapi servis barang produk
itu tetap merupakan masalah.

3. Pertimbangan perantara.

a. Jasa – jasa disediakan oleh perantara. Setiap produsen hendaknya memilih


perantara yang mampu menyediakan jasa – jasa pemasaran yang tidak dapat
disediakan oleh produsen atau tidak dapat disediakan secara ekonomis.

b. Tersedianya perantara yang dikehendaki. Mungkin sekali perantara yang


dikehendaki produsen tidak ada. Mereka mungkin sudah menjual produk pesaing
dan tidak ingin menambah jenis barang lain.

c. Sikap perantara terhadap kebijakan produsen. Kadangkala jumlah pilihan saluran


distribusi terbatas bagi produsen. Oleh Karena kebijakan pemasaran tidak dapat
diterima oleh golongan perantara tertentu. Pengecer atau pedagang besar tertentu
umpamanya bersedia menjual suatu produk hanya jika mereka diberi hak jual
tunggal (Exclusive Franchice) dalam daerah mereka.

4. Pertimbangan perusahaan.

a. Sumber – sumber dana keuangan. Suatu perusahaan yang kuat secara financial
akan kurang membutuhkan perantara dibandingkan dengan perusahaan yang
lemah keuangannya. Suatu usaha dengan cukup dana keuangan mengadakan
tenaga penjualan sendiri, memberikan kredit atau menyimpan persediaan barang
dalam gudang sendiri. Perusahaan yang lemah keuangannya akan merasakan
keharusan menggunakan perantara yang menggunakan jasa – jasa ini.

b. Kemampuan manajemen pilihan. Saluran dipengaruhi pengalaman pemasaran


dan kemampuan manajemen perusahaan. Banyak perusahaan yang tidak
mempunyai pengetahuan pemasaran lebih suka menyerahkan tugas distribusi
kepada perantara.
c. Keinginan hendak menguasai saluran. Produsen – produsrn tertentu akan lebih
baik mengadakan saluran pendek. oleh karena mereka ingin menguasai atau
mengontrol distribusi produk mereka, sekalipun biaya saluran distribusi pendek
itu lebih tinggi. Dengan cara mengendalikan saluran distribusi sendiri, produsen
dapat menjalankan promosi yang lebih giat dan lebih mampu untuk menguasai
segarnya barang dagangan serta penetapan harga eceran.

d. Jasa – jasa yang disediakan oleh penjual. Seiring keputusan produsen mengenai
saluran distribusi dipengaruhi oleh jasa – jasa pemasaran yang dapat mereka
berikan yang berkaitan dengan jasa – jasa atau servis yang diminta oleh
perantara. Umpamanya sering rantai toko – toko pengecer tidak akan menjajakan
suatu produk jika belum ada kepastian akan lakunya barang sebagai hasil
kampanye pengiklanan yang gigih oleh produsen.

Sedangkan menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Djaslim Saladin


(2004:157) bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi saluran distribusi adalah sebagai
berikut :

1. Karakteristik produk

Produk yang tidak tahan lama haruslah memakai pemasaran langsung karena
bahaya yang timbul karena penundaaan penanganan yang berulang – ulang. Produk
yang berukuran besar seperti materi – materi gedung atau minuman ringan butuh
saluran yang dapat meminimalisasikan jarak pengapalan dan jumlah penanganan ketika
berpindah dari produsen ke konsumen. Produk yang tidak terstandarisasi seperti mesin
yang khusus dibuat dan kertas – kertas cetakan bisnis yang khusus secara langsung
dijual oleh tenaga penjual perusahaan. Produk – produk yang memerlukan instalansi dan
pelayanan serta perawatan biasanya dijual dan ditangani oleh perusahaan itu sendiri atau
oleh jaringan penyalur yang eksklusif. Produk – produk yang mempunyai nilai unit
yang tinggi lebih sering dijual melalui organisasi penjualan perusahaan daripada
melalui perantara.
2. Karakteristik perantara

Perancangan saluran menunjukkan kekuatan dan kelemahan berbagai jenis


perantara yang berbeda. Ketika menangani tugas tertentu misalnya, representative
produsen dapat berhubungan dengan pelanggan dengan biaya per pelanggan lebih
rendah karena total biaya dibagi kepada beberapa klien. Tetapi usaha – usaha penjualan
akan kurang giat jika tenaga penjualan itu melakukan penjualan sendiri. Pada umumnya
perantara pemasaran berbeda dalam sikap penanganan promosi, negoisasi,
penyimpanan, kontak, dan kredit.

3. Karakteristik pesaing

Perancangan saluran pemasaran dipengaruhi oleh saluran pemasaran pesaing.


Produsen dapat bersaing dengan toko – toko yang sama yang menjual produk – produk
pesaing. Maka produsen menginginkan produk mereka dipamerkan bertetangga dengan
produk pesaing. Pada industri – industri lainnya, produsen dapat menginginkan
menghindari saluran – saluran pemasaran yang digunakan oleh pesaing.

4. Karakteristik perusahaan

Karakteristik perusahaan memcerminkan peranan penting dalam perancangan


saluran. Saluran pemasaran perusahaan akan dipengaruhi oleh tujuan – tujuan, sumber –
sumber, bauran produk, dan strategi pemasaran.

5. Karakteristik lingkungan

Apabila kondisi ekonomi lesu, produsen akan memindahkan barang – barang


ke pasaran dengan cara yang ekonomis. Ini berarti menggunakan saluran distribusi yang
lebih pendek dan melepaskan pelayanan yang tidak perlu, menambah harga akhir dari
barang – barang itu. Regulasi dan pembatasan hukum juga mempengaruhi saluran
pemasaran. Hukum menganggap negatif terhadap pengaturan saluran pemasaran yang
cenderung menciptakan suatu monopoli.

2.5.1 Perkembangan Sistem Saluran Distribusi

Sistem pemasaran konvensional (SPK), adalah sistem yang menggambarkan


saluran pemasaran sebagai jaringan yang terpisah – pisah, di mana hubungan
antara produsen, grosir, dan pengecer sangat longgar atau berdiri sendiri. Jadi,
sistem pemasaran konvensional tidak menggambarkan suatu keterpaduan antara
produsen,grosir, dan pengecer, tetapi masing – masing terpisah – pisah.

a. Sistem Pemasaran Saluran Vertikal ( Vertical Marketing System )

Sistem pemasaran dengan saluran vertikal yaitu saluran sistem dimana


produsen,grosir, dan pengecer bertindak dalam suatu keterpaduan.
SPV bisa dikuasai oleh produsen, grosir, ataupun pengecer.

b. Sistem Pemasaran Saluran Horizontal

Disini ada kerja sama antara dua atau lebih perusahaan yang
bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul.

c. Sistem Pemasaran Saluran Ganda

Menggunakan dua saluran untuk meraih satu atau dua segmen


konsumen. Jadi,sistem pemasaran saluran ganda terjadi jika
perusahaan mendirikan dua saluran pemasaran atau lebih untuk
perusahaan satu segmen konsumen atau lebih.

d. Sistem pemasaran Multi Saluran

 Apakah perusahaan menggunakan dua atau lebih saluran pemasaran


untuk mencapai satu atau beberapa segmen pelanggan

2.5.5 Jenis Konflik Dalam Saluran Distribusi 

Jika produsen membentuk saluran vertikal yang terdiri atas pedagang besar
dan pengecer. Produsen tersebut mengharapkan kerja sama saluran yang
akanmenghasilkan laba yang lebih besar bagi masing – masing anggota saluran.
Namun,konflik vertical, horizontal, dan multi saluran dapat terjadi.

a. Konflik saluran vertikal 

berarti konflik antara tingkat – tingkat yang berbeda dalam saluran yang
sama. Misal Supermarket sekarang telah menampilkan atau menjual pula
alat – alat kecantikan, obat – obatan, pakaian, majalah dan berbagai
macam makanan lainnya. Akibatnya, para pengecer lain menjadi terjepit,
sehingga timbullah konflik yang tidak diinginkan. Konflik bisa juga
terjadi antara produsen dengan perantara. Perantara selalu berusaha
menambah jenis barang baru untuk menarik pelanggan lebih banyak dan
menambah laba, sedang produsen selalu berusaha menambah para
penyalur atau perantara untuk memperluas pasar sasaran.

b. Konflik saluran horizontal 

adalah konflik antara anggota – anggota pada tingkatyang sama dalam


saluran tersebut.

c. Konflik multi saluran

terjadi apabila produsen tersebut menciptakan dua atau lebih saluran


yang melakukan penjualan ke pasar yang sama.

2.6 Website

Website merupakan salah satu media pemasaran bagi hotel yang difungsikan
sebagai media komunikasi untuk menyediakan informasi bagi pasar sasarannya dan
sebagai media transaksi untuk memfasilitasi aktivitas transaksi secara online. Sebagai
media pemasaran, website diharapkan memiliki kinerja yang baik. Kinerja suatu website
dilihat dari output yang dihasilkan oleh website tersebut (Eagleton and Dobler, 2007:
164). Output website beberapa diantaranya adalah online booking dan online revenue.
(Scharl, Wober and Bauer, 2004).

Kinerja website dinyatakan tinggi atau rendah berdasarkan dari nilai output
tersebut. Ditinjau dari sudut komunikasi, tinggi atau rendahnya output website berakar
dari input website. Input website adalah isi atau content dari suatu website. Content
website disebutkan sebagai dasar dari kinerja website yang efektif (Strauss and Hogan,
2001 : 15), Rachman and Buchanan (1999) menyatakan bahwa content merupakan
faktor kunci kesuksesan website. Ranganathan and Ganapathy (2002) mengungkapkan
bahwa website yang efektif harus menyediakan banyak sumber informasi. Kekayaan
informasi sangat penting pada website yang menyediakan informasi intensif mengenai
produk atau jasa (Mahfouz, 2000; Palmer and Griffith, 1998) dan industri perhotelan
dikarakteristikan sebagai industri intensif informasi (Doolin et al, 2002; O’Connor,
2003). Temuan tersebut menunjukkan bahwa efektivitas website dipengaruhi oleh faktor
input yaitu content dan tingkat kelengkapan content (richness).

2.7 Situs Web

Berdasarkan informasi dari http://www.anneahira.com/ mengemukakan bahwa website


atau situs merupakan kumpulan halaman yang menampilkan informasi data, teks,
gambar, data animasi, suara, dan gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis
maupun yang bersifat dinamis yang membentuk suatu rangkaian bangunan yang saling
terkait dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).

Unsur-unsur yang harus ada dalam penyediaan website atau situs di antaranya sebagai
berikut:

1). Nama Domain (Domain name / URL –Uniform Resource Locator)

Alamat unik di dalam dunia maya (internet) yang berguna untuk menemukan sebuah
website. Umumnya URL ini diperjualbelikan dengan sistem sewa tahunan. Biasanya di
belakang URL ini mempunyai akhiran sesuai dengan lokasi dan kepentingan atas
dibuatnya website tersebut, sebagai contoh adalah co.id

2). Rumah Tempat Website (Web Hosting)

Web Hosting merupakan ruangan yang terdapat dalam hard disk antara lain sebagai
tempat penyimpanan data, file, video, email, dan database yang nantinya akan
ditampilkan di dalam website tersebut.

3). Bahasa Program (Scripts Program)

Bahasa Program merupakan bahasa yang digunakan untuk menterjemahkan setiap


perintah pada saat website tersebut sedang dijalankan.contoh dari bahasa program,
antara lain HTML, PHP, Java Script, XML, dan JSP.
4). Desain Website

Pendesainan website merupakan hal yang penting. Faktor userfriendly harus diterapkan
dalam pembuatan desain sebuah website. Membuat pemakai website merasa nyaman
dan mudah dalam penggunaannya membuat pemakai website akan terus
mengunjunginya.

5). Program Transfer Data ke Pusat Data

FTP (File Transfer Protocol) merupakan akses yang diberikan pada saat kita memesan
web hosting, FTP brguna untuk memindahkan file-file website yang ada pada komputer
kita ke pusat web hosting agar dapat terakses ke seluruh dunia.

2.8 Internet

Imadewira (2009) mendefinisikan internet sebagai rangkaian atau jaringan


sejumlah komputer yang saling berhubungan. Internet berasal dari kata interconnected-
networking. Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan suatu jaringan
(network) dengan jaringan lainnya di seluruh dunia. Media yang menghubungkan bisa
berupa kabel, kanal satelit, ataupun frekuensi radio.

Jaringan internet bekerja berdasarkan suatu protokol (aturan). Transmission


Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah protocol standar yang digunakan
untuk menghubungkan jaringan-jaringan di dalam internet sehingga data dapat dikirim
dari satu komputer ke komputer lainnya. Setiap komputer diberikan suatu nomor unik
yang disebut dengan alamat Identity Personel (IP)

Sejarah internet dimulai dari Advanced Research Project Agency Network


(ARPANet), yaitu sebuah proyek Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Pada tahun
1969 dilakukan sebuah riset tentang bagaimana cara menghubungkan suatu komputer
dengan komputer lainnya atau membentuk suatu jaringan. Pada tahun 1970 mereka
berhasil menghubungkan lebih dari 10 komputer yang membentuk jaringan. Kemudian
tahun 1973 jaringan ARPANet mulai dikembangkan di luar Amerika Serikat. Sejarah
internet berlanjut ketika komputer di University College di London ikut bergabung
dengan jaringan ARPANet. Pada tahun-tahun selanjutnya jaringan ini semakin
berkembang.
Pada tahun 1982, karena banyaknya komputer yang bergabung maka
dibutuhkan sebuah protokol resmi yang menghubungkan semua komputer dan jaringan
dan dibentuklah Transmission Control Protocol/Identity Personel. Kemudian di tahun
1984 diperkenalkan sistem penamaan domain yang dikenal dengan DNS (Domain
Name System). Internet kemudian tumbuh secara pesat di tahun 1990-an hingga
sekarang.

Beberapa hal yang berhubungan dengan internet adalah: WWW, HTTP,


URL. WWW (World Wide Web) merupakan bagian dari internet yang cepat
berkembang dan paling populer. WWW merupakan jaringan beribu-ribu komputer yang
dikategorikan menjadi dua yaitu: client dan server. Dua hal yang perlu diperhatikan
adalah software web server dan software web browser. HTTP (Hypertext Transfer
Protocol) adalah protokol yang menentukan aturan yang perlu diikuti oleh web browser
dan web server. HTTP merupakan protokol standar yang digunakan dalam mengakses
dokumen HTML. Sementara itu, URL (Uniform Resource Locator) adalah suatu sarana
untuk menentukan informasi pada suatu web server. URL dapat diibaratkan sebagai
suatu alamat. URL terdiri atas: (1) Protokol yang digunakan oleh suatu browser untuk
mengambil informasi; (2) Nama komputer (server) di mana informasi tersebut berada;
dan (3) Jalur (path) serta nama file dari suatu informasi. Sebagai contoh URL adalah
http://www.detiksport.com/sepakbola/index.php, dengan rincian sebagai berikut:

 http adalah protokol yang digunakan


 www.detiksport.com adalah nama host atau server komputer di mana
informasi yang dicari.
 sepakbola adalah jalur (path) dari informasi yang dicari.
 index.php adalah nama file di mana informasi tersebut berada.

2.9 Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (2003:10), pemasaran adalah suatu proses sosial yang


didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Kotler dan Amstrong dalam Hendra
(2001:10), pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan dan
keinginan pelanggan (customer), menentukan pasar sasaran yang dilayani dengan baik
oleh perusahaan, dan merancang produk, jasa serta program yang tepat untuk melayani
pasar tersebut.

Swastha (2002:10) menyatakan bahwa pemasaran adalah keseluruhan dari


kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan
baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Selanjutnya, Kotler dalam
Swastha (2002:7) menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah penganalisisan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk
mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju untuk mencapai tujuan organisasi.
Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan
distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar. Pemasaran
jasa yaitu setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak
yang lain dan merupakan barang tidak berwujud (intangible) serta tidak berakibat pada
kepemilikan akan sesuatu (Rismiati, 2001: 270).

Pemikiran pemasaran pada mulanya berkembang dari penjualan produk fisik.


Sementara itu pertumbuhan jasa yang luar biasa terjadi semenjak tahun 1969-an ketika
keadaan pasar semakin menurun dan meningkatnya pergolakan lingkungan, sehingga
pemasaran jasa menjadi salah satu megatrend utama. Akan tetapi, pada era berikutnya
terjadi konsolidasi dan peperangan perebutan pasar, karena adanya over expansion of
supply di tiap-tiap bidang sektor jasa seperti hotel, penerbangan, broker, keuangan, surat
kabar hingga bisnis eceran. Hal ini mendorong tumbuhnya perhatian khusus dalam
masalah pemasaran jasa. Salah satu cara membedakan sebuah perusahaan adalah
memberikan jasa dengan kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten. Kuncinya
adalah memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sasaran mengenai kualitas jasa oleh
penyedia jasa.

Pemasaran hotel menurut Ritherford dalam Yoeti (2001: 9) adalah aktivitas


yang menggunakan strategi dan taktik yang direncanakan sedemikian rupa untuk
menyampaikan cerita tentang pelayanan yang dapat diberikan oleh suatu hotel, dengan
memberikan rangsangan yang bergairah pada tamu untuk mau memilih pesan yang
disampaikan hotel dibandingkan hotel pesaing. Sedangkan Kotler dalam Yoeti (2001:
10) memberikan batasan tentang pemasaran hotel bahwa pemasaran hotel adalah ilmu
yang bertujuan untuk menyenangkan tamu dan dari kegiatan itu hotel memperoleh
keuntungan.

2.10 Pemasaran Berbasis Internet


Markplus Research (2010) menemukan bahwa jumlah populasi di Indonesia
meningkat tajam yaitu 45 juta orang. Kotler (2000 : 663) menyatakan bahwa pengguna
internet berusia muda menggunakan internet sebagai alat hiburan dan sosialisasi.
Sementara untuk pengguna berusia kerja menggunakan internet untuk investasi atau
yang bersifat serius.
Kotler (2000 : 664) mengidentifikasi beberapa keuntungan yang diperoleh
konsumen melalui kemajuan teknologi internet ini, yaitu:
1) Konsumen dapat memperoleh informasi yang obyektif
mengenai beberapa merek dari suatu produk, termasuk
informasi mengenai biaya, harga, fitur dan kualitas tanpa harus
menunggu bantuan dari tenaga penjual.
2) Konsumen dapat langsung menanyakan informasi yang
diperlukan kepada produsen.
3) Konsumen dapat mendesain apa yang mereka perlukan.
4) Konsumen dapat menggunakan agen pencari dan meminta
beberapa produsensekaligus untuk memberikan penawaran.
Pemasaran dengan cara on-line ini juga memberi manfaat kepada pemasaran
(Kotler, 2000 : 665) diantaranya :
5) Penyesuaian yang cepat terhadap situasi pasar, perusahaan
dapat menambah produk yang ditawarkan.
6) Biaya yang lebih murah; pemasar on-line terhindar dari biaya
pemeliharaan toko, biaya sewa, biaya listrik dan biaya lainnya.
Perusahaan juga dapat membuat katalog secara digital dengan
biaya yang jauh lebih murah daripada mencetak katalog dan
pengirimannya.
7) Membangun hubungan komunikasi; pemasar on-line dapat
berkomunikasi dengan konsumen dan mempelajari
konsumennya, pemasar juga dapat medownload laporan-
laporan yang bermanfaat.
8) Mengukur jumlah yang hadir, pemasar dapat mempelajari
berapa jumlah konsumen yang mengunjungi situs web-nya, dan
berapa jumlah konsumen yang berhenti pada tempat tertentu di
dalam situsnya. Informasi ini dapat membantu dalam
meningkatkan penawaran dan iklan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perkembangan Elektronik Distribusi Dalam Industri hospitality


Menurut Karcher (1995), sistem distribusi elektronik di bidang pariwisata
dimulai sebagai sistem persediaan dilaksanakan oleh maskapai penerbangan di awal
1960-an. Awalnya dikembangkan sebagai pengendalian internal sistem, ruang lingkup
mereka diperluas pada awal tahun 1970 dengan menginstal terminal di agen perjalanan
dan perjalanan dari departemen perusahaan besar, memberikan pelanggan akses
langsung pada ketersediaan penerbangan dan informasi harga, serta kemampuan untuk
membuat pemesanan langsung pada sistem.

Jika dilihat pada saat sekarang ini perkembangan teknologi informasi


terutama di Indonesia, elektronik distribusi tidak hanya digunakan dalam maskapai
penerbangan namun sudah berkembang di beberapa sektor pariwisata. Dengan adanya
peranan Teknologi Informasi ini,maka dapat memudahkan kita untuk memperkenalkan
objek –objek wisata yang ada di Indonesia ini. Dalam dunia pariwisata perkembangan
teknologi informasi mulai dirasakan dampak positifnya karena dengan berkembangnya
teknologi informasi dunia pariwisata mulai memperlihatkan perubahan yang cukup
signifikan. Banyak hal yang terasa berbeda dan berubah dibandingkan dengan cara yang
berkembang sebelumnya. Karena para wisatawan sangat mudah untuk menentukan
objek wisata yang akan ingin dikunjunginya .

Dalam bidang perhotelan, perkembangan teknologi informasi sangat


berpengaruh terhadap system informasi yang digunakan dalam perhotelan. Salah
satunya adalah internet. Penggunaan internet dalam hotel sudah menjadi bagian dari
perkembangan ilmu tehnologi dan banyak membantu dalam hal pemasaran hotel lewat
Internet. Selain itu penggunaan Web yang merupakan salah satu elektronik distribusi
yang menawarkan industri hotel saluran distribusi yang memungkinkan pelanggan di
seluruh dunia memesan kamar hotel.
3.2 Penggunaan Elektronik Distribusi Dalam Hotel

Pada industri jasa perhotelan sendiri, elektronik distribusi digunakan sebagai


alat untuk mendukung kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan jasa tersebut.
Beberapa hotel telah menerapkan software yang digunakan secara internal untuk
mendukung kegaitan operasional Hotel dari saat tamu datang (check in) hingga tamu
keluar (check out). Hal ini menjadi sangat penting karena dalam era yang semakin cepat
dan tanpa batas ini, tamu atau pelanggan mengharapkan hal yang lebih dari suatu
produk baik barang maupun jasa.

Dengan menggunakan elektronik distribusi, akan dapat mengetahui informasi


mengenai kepastian pemesanan kamar, kepastian rekening tamu, informasi tamu yang
akan datang ke hotel, tamu yang sedang tinggal di hotel dan tamu yang akan
meninggalkan hotel. Informasi yang cepat, tepat dan akurat tersebut akan membuat
tamu puas dan senang tinggal dihotel. Kepuasan tamu akan menyebabkan tamu akan
kembali lagi untuk berlibur di Indonesia dan tinggal di hotel tersebut. Jika dikaitkan
dengan tujuan berdirinya sebuah hotel, yakni : Profit through guest satisfaction, and get
a repeat business through word of mouth communication, peranan elektronik distribusi
dirasakan sangat vital.

Perkembangan internet, adalah faktor pendorong perkembangan e-commerce.


Internet merupakan jaringan global yang menyatukan jaringan komputer di seluruh
dunia yang memungkinkan terjalinnya komunikasi dan interaksi antara satu dengan
yang lain diseluruh dunia. Penggunaan media internet dalam rangka memasarkan suatu
produk barang atau jasa menjadi semakin marak. Hal ini tidaklah aneh, mengingat
potensi yang diberikan e-commerce sangatlah menggiurkan. Potensi yang dimaksud
misalnya adalah segmen pasar yang semakin luas dan informasi tentang produk yang
bisa diakses calon konsumen kapanpun, selama 24 Jam.

Implementasi elektronik distribusi untuk layanan hotel on-line mencakup


semua aspek dalam internal bisnis proses seperti data pegawai, data inventaris hotel
yang mecakup penyediaan barang-barang keperluan hotel seperti market list dapur,
guest supplies, penyediaan sarana transportasi, printing stationary, papare supplies,
cleaning supplies, dan serta semua yang berhubungan dengan keuangan seperti gaji
pegawai, pembayaran supplier hotel serta kontrak rekanan.  Dan dibutuhkan staff
khusus untuk menangani hal ini, dimana akan dibagi divisi internal hotel ( administrasi
dan vendor ) dan external (tamu), hotel online, reservasi online, booking kamar dan
fasilitas hotel, guest registratration / administrasi, guest in house, room konfigurasi,
otorisasi staff,  hotel facility dan MICE.

Internet telah mengubah bagaimana memesan kamar hotel dibandingkan


cara-cara konvensional. Dan cara lama itu memerlukan waktu relatif lama diantara
ketidak-pastian mendapatkan kamarnya. Biasanya kita enggan untuk terlalu banyak
bertanya tentang kamar yang kita inginkan, nego rate, fasilitas yang tersedia, apalagi
lokasi hotel berada serta bagaimana menjangkaunya.

Pesan kamar melalui internet memangkas waktu pemesanan. Kepastian


mendapatkan kamar didapat saat itu juga. Kitapun mendapatkan informasi hotel lebih
banyak berikut gambar dan lokasi hotel. Travel online ini juga melengkapinya dengan
peta yang biasanya diambil dari Google Map. Review dari tamu sebelumnya, juga
memudahkan untuk mendapatkan gambaran hotel sesungguhnya. Cara pembayarannya
juga lebih sederhana dan cepat, cukup dengan kartu kredit. Voucher dikirimkan melalui
email dan tinggal mencetak kemudian membawanya saat check-in. Tidak perlu
menunggu lama saat check-in karena pihak hotel juga mendapatkan konfirmasi seketika
dari travel online ini.

Banyak travel online yang menjual kamar hotel dengan pilihan hotelyang
sangat beragam baik travel lokal maupun international. Diantaranya adalah
Booking.com,Bookingadvisor.com,FastBooking,Agoda.com,TravelhematAsiarooms.co
m, bookinghotelsonline.net dan lain sebagainya.  Namun masing-masing provider harga
dan cara pembayarannya bisa berbeda. Syarat dan kondisi transaksi juga relatif sama.
Secara umum masing-masing memiliki fasilitas yang hampir sama namun memiliki
kelebihan dan kekurangan. Dari sistem ini hotelpun dapat meningkatkan occupancy 
kamar, hotel cenderung menggunakan sistem di atas untuk bekerjasama dengan
perusahaan jasa ”hotel reservation”.

salah satu kunci menjanjikan dari Internet distribusi adalah jaringan ketat dan
mahal perantara bahwa pariwisata sebelumnya ditandai akan dilewati. Untuk
perusahaan hotel, keuntungan dari pengaturan website mereka sendiri jelas - beberapa
muka biaya modal, biaya tidak periodik, biaya transaksi yang lebih rendah, sumber
tambahan pemesanan dan loyalitas pelanggan meningkat. Hal ini telah membuat
Berbasis web yang sangat menarik distribusi, khususnya bagi banyak perusahaan yang
lebih kecil yang tidak mampu dimasukkan dalam GDS saluran (Wade 1998). Meski
awalnya lambat untuk merespon, pada tahun 1999, lebih dari 90% dari jaringan hotel
memiliki sebuah website, dengan hampir 80% ini menyediakan beberapa jenis fasilitas
reservasi (O'Connor dan Horan 1999).

Selain memungkinkan pemasok untuk mendistribusikan langsung ke


konsumen, Web menyediakan berpotensi lebih media jual efektif daripada berbasis teks
GDS lebih tua, memungkinkan gambar, multimedia dan bahkan video yang akan
dikirimkan pada permintaan untuk melengkapi yang sangat rinci - namun pada saat
yang sama waktu sangat terfokus - deskripsi data (Murphy et al 1996.).

Web merupakan salah satu elektronik distribusi yang menawarkan industri


hotel saluran distribusi yang memungkinkan pelanggan di seluruh dunia memesan
kamar hotel. Internet-enabled strategi distribusi telah digembar-gemborkan sebagai cara
bagi perusahaan kecil dan menengah untuk bersaing secara lebih sama dengan
organisasi yang lebih besar (Watson dan Zinkhan, 1997). Hotel web kemampuan
reservasi saat ini mencakup beberapa fitur berikut:

 on-line pencarian,
 on-line ketersediaan cek
 on-line reservasi bentuk,
 on-line pengambilan reservasi,
 on-line pembatala
 pemrosesan real-time,
 membuat / memodifikasi profil, dan
 e-mail pemesanan.

Mayoritas jaringan hotel sekarang mengambil keuntungan dari Web sebagai


media reservasi. Survei saat ini telah mengungkapkan pertumbuhan di segala bidang
reservasi Web untuk produk hotel. Secara signifikan ada lebih dari tiga kali lebih
banyak jaringan hotel kini menawarkan fasilitas pencarian on-line dan real-time seperti
pada Mei 1997. Sejalan dengan industri lainnya, pelanggan Hotel sekarang mengambil
peran aktif dalam proses pembelian. Sebuah survei oleh HIMG telah menunjukkan
bahwa pelancong bisnis telah menyatakan minat yang kuat dalam pemesanan kamar
hotel melalui Web (katering & Hotelkeeper, 1996), dan industri hotel telah merespon
perubahan tren dalam perilaku konsumen.

3.3 Hotel Internet & Pemasaran Elektronik

Hotel internet & Pemasaran Elektronik sudah menjadi bagian dari perkembangan ilmu
tehnologi dan banyak membantu dalam hal pemasaran hotel lewat Internet.  Internet
akan menjadi alat utama untuk hotel yang juga berfungsi meliputi :

 Analis website hotel untuk ultimate kinerja.

 Hotel Website Design & Development

 Hotel Internet marketing & promotion

 Search Engine Optimization & Pengembangan Link.

 Hotel Revenue Management.


Produk yang dijual juga sebagai pemasaran dari perusahaan, untuk itu
gunakan sebagian dari anggaran  Sales Marketing, iklan, dan anggaran Public Relation
untuk anggaran pemasaran, bila perlu  sewa  desainer profesional untuk menset rencana
iklan, baik itu iklan outdoor (billboard, baliho ) ataupun web design.  Pertimbangkan
"desain" dalam arti kata luas, desain hotel  (dalam dan luar) juga gunakan peraga
pengalaman tamu, model untuk membuat desain yang luar biasa yang  membuat orang-
orang berbicara.  Dan orang-orang mengatakan hal-hal baik tentang prioduk yang dari
hotel kita. Bagaimana Website Hotel mudah dicari dan dapat menghasilkan   pemesanan
kamar.

 Cari tahu apa yang mempengaruhi persentasi tertinggi dari jumlah


reservasi online ( analysa pasar, analisa kunjungan, geography dll )

 Pendekatan yang dapat Anda gunakan untuk mendapatkan


kepercayaan, meningkatkan pengunjung atas  kepercayaan Hotel, dan
meningkatkan pemesanan online
 Gunakan newsletter Hotel yang exclusive untuk menawarkan dan
menaikkan pengunjung ke Website Hotel. Gunakan ”Key Word” yang
mudah dicari SEO pada penawaran dan promosi hotel

 Gunakan situs Hotel untuk membuat penawaran melalui e-mail dan


buat link ke Website Hotel untuk menetapkan harga tanpa dibatasi
oleh tawaran Hotel lain

 Lakukan kerjasama dengan perusahaan reservasi ”Online” atau Travel


Online yang mempunyai reputasi bagus, baik itu di dalam negri
maupun diluar negri.

 Periksa apakah Website  sudah menggunakan  mesin pencari yang


dioptimalkan Search Engine Optimization [SEO] dalam waktu kurang

dari 1 menit

 Apakah Website Hotel bisa muncul tanpa SEO

 Gunakan Peta wilayah pada hasil pencarian ( Google Map ) yang


menunjukkan lokasi geografis hotel.

 Up date selalu Site Hotel dengan hal-hal baru ( event, menu, seminar )
ataupun “Key Word” yang selalu dicari pada search engine.

 Jalin Link dengan hal-hal yang banyak dicari orang seperti dengan
Web Site Media Nasional - Internatonal, Web Site Ekonomi, Traveler,

Asosiasi Nasional – International, Group Reservasi, Airline ataupun


 dengan Education ( Offline / Online )
seperti www.virtualhotelinstitute.com

3.4 Keamanan Dari Elektronik Distribusi Dalam Industri Hospitaliti

Seringkali sulit untuk membujuk management perusahaan atau pemilik


sistem informasi untuk melakukan investasi di bidang keamanan. Di tahun 1997
majalah Information Week melakukan survey terhadap 1271 system atau network
manager di Amerika Serikat. Hanya 22% yang menganggap keamanan sistem informasi
sebagai komponen sangat penting (“extremely important”). Mereka lebih mementingkan
“reducing cost” dan “improving competitiveness” meskipun perbaikan sistem informasi
setelah dirusak justru dapat menelan biaya yang lebih banyak. Keamanan itu tidak dapat
muncul demikian saja.

Dia harus direncanakan. Ambil contoh berikut. Jika kita membangun sebuah
rumah, maka pintu rumah kita harus dilengkapi dengan kunci pintu. Jika kita terlupa
memasukkan kunci pintu pada budget perencanaan rumah, maka kita akan dikagetkan
bahwa ternyata harus keluar dana untuk menjaga keamanan. Kalau rumah kita hanya
memiliki satu atau dua pintu, mungkin dampak dari budget tidak seberapa. Bayangkan
bila kita mendesain sebuah hotel dengan 200 kamar dan lupa membudgetkan kunci
pintu. Dampaknya sangat besar. Demikian pula di sisi pengamanan sebuah sistem
informasi. Jika tidak kita budgetkan di awal, kita akan dikagetkan dengan kebutuhan
akan adanya perangkat pengamanan (firewall, Intrusion Detection System, anti virus,
Dissaster Recovery Center, dan seterusnya).

Dalam industry hospitality, keamanan system informasi sangatlah penting.


Karena ini akan dapat mempengaruhi proses penggunaan elektronik distribusi. Masalah
keamanan elektronik distribusi merupakan masalah utama yang perlu diperhatikan. Bagi
hotel yang menyediakan elektronik distribusi, tentu akan mempunyai kekhawatiran akan
masalah keamanan, misalnya kehilangan data keungan, reservasi kamar, jumlah tamu,
dll. Sedangkan bagi pelanggan yang menggunakan pelayanan ini, tentu juga mempunyai
perasaan khawatir dalam penggunaannya. Seperti, kehilangan data pribadi, penipuan,
bahkan keuangan mereka. Dalam dunia online sekarang ini, spam, cookie, click streams
merupakan beberapa masalah yang dihadapi oleh perusahaan yang menggunakan
elektronik saluran distribution. Menurut Lardner (1999), kurangnya kepercayaan
masyarakat juga merupakan ancaman besar untuk implementasi penuh teknologi
elektronik dalam e-distribution dalam bisnis perhotelan. Isu-isu ini tidak hanya masalah
pada keamanan, tetapi juga tentang kepercayaan masyarakat terhadap teknologi
informasi.
Masalah keamanan sudah menjadi masalah utama bagi pengguna teknologi
atau perusahaan yang menggunakan e-distribution untuk perhotelan dan pariwisata.
Keamanan dapat didefinisikan sebagai perlindungan data terhadap perusakan yang tidak
disengaja atau disengaja, dan tindakan modifikasi yang tidak sah yang dilakukan oleh
orang yang tidak bertanggungjawab. Masalah keamanan merupakan masalah yang
sering ditemui dalam pemakaian web dalam melakukan transaksi pembelian dan
pemesanan secara online. Menurut Murphy (1998), meskipun masalah keamanan utama
adalah bagi pelanggan yang menggunakan kartu kredit untuk pemesanan hotel secara
online dan layanan lain yang disediakan oleh industri perhotelan, penipuan pembayaran
juga merupakan ancaman besar bagi organisasi berbasis internet.

Ada beberapa masalah keamanan lain yang dihadapi oleh industri perhotelan
dalam menggunakan elektronik distribusi. Komputer adalah slah satu dari perangkat
yang digunanakan dalam menjalankan elektronik distribusi ini. Selain itu, orang yang
mengoprasikan juga bisa sebagai masalah yang dihadapi dalam mengoprasikan
komputer. Penting bagi perusahaan untuk menggunakan distribusi elektronik secara
efektif karena sebagian besar produk mereka bersifat perishable (O'Connor & Frew,
2002). Untuk itulah, hal yang paling penting dalam menggunakan saluran distribusi web
adalah rutenya yang langsung kepada pelanggan.

Keamanan sudah sebagian besar menjadi masalah dalam penggunaan


elektronik distribusi pada industry hospitaliti. Para hacker sudah menjadi musuh utama
bagi pengguna web. Pengguna web khawatiran tentang keamanan dan kerahasiaan e-
mail mereka. Namun sekarang, para peneliti sudah mencari solusi untuk mengatasi
masalah ini. Pendekatan dan penggunaan elektronik distribusi secara cermat dan tepat
harus digunakan untuk mengatur elektronik distribusi yang tepat dalam industri jasa.
Hal ini tidak lepas dari campur tangan oleh beberapa pihak diantaranya pemerintah,
vendor, dan organisasi yang bersangkutan. Teknologi baru yang tersedia untuk
menangani masalah keamanan harus dimanfaatkan. Pengguna web (Web User) dan
password harus dapat dipatuhi sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan . Hal ini
diharapkan dapat mengurangi ancaman keamanan bagi pengguna elektronik distribusi
dalam perhotelan sehingga penggunaannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan perusahaan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Perkembangan internet, adalah faktor pendorong perkembangan e-commerce.


Internet merupakan jaringan global yang menyatukan jaringan komputer di seluruh
dunia yang memungkinkan terjalinnya komunikasi dan interaksi antara satu dengan
yang lain diseluruh dunia. Penggunaan media internet dalam rangka memasarkan suatu
produk barang atau jasa menjadi semakin marak. Hal ini tidaklah aneh, mengingat
potensi yang diberikan e-commerce sangatlah menggiurkan. Potensi yang dimaksud
misalnya adalah segmen pasar yang semakin luas dan informasi tentang produk yang
bisa diakses calon konsumen kapanpun, selama 24 Jam.

Dalam bidang perhotelan, perkembangan teknologi informasi sangat


berpengaruh terhadap system informasi yang digunakan dalam perhotelan. Salah
satunya adalah internet. Penggunaan internet dalam hotel sudah menjadi bagian dari
perkembangan ilmu tehnologi dan banyak membantu dalam hal pemasaran hotel lewat
Internet. Selain itu penggunaan Web yang merupakan salah satu elektronik distribusi
yang menawarkan industri hotel saluran distribusi yang memungkinkan pelanggan di
seluruh dunia memesan kamar hotel.

Elektronik distribusi sangatlah penting dalam melakukan promosi, penjualan


maupun pemasaran. Dimana elektronik distribusi ini yang paling sering digunakan
adalah web dan internet. Namun dalam penggunaannya harus secara cermat dan tepat
agar penggunaannya sesuai dengan tujuan dari perusahaan tersebut.

Selain itu, masalah keamanan dalam penggunaan elektronik distribusi ini


perlu diperhatikan. Dimana masalah ini diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain,
computer dan manusia. Dengan Pengguna web (Web User) dan password diharapkan
dapat mengurangi ancaman keamanan bagi pengguna elektronik distribusi dalam
perhotelan sehingga penggunaannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan perusahaan.

4.2 Saran
1. Menggunakan elektronik distribusi untuk memsarkan produk. Dimana
elektronik distribusi ini dapat memberikan informasi yang lebih cepat
karena tidak dibatasi oleh jarak dan waktu serta dapat menekan biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Selain
itu perusahaan juga bisa mendapat informasi-informasi yang dibutuhkan
untuk kepentingan perusahaan itu sendiri.
2. Menjaga keamanan penggunaan elektronik distribusi. Karena masalah
keamanan bagi pengguna elektronik distribusi ini sudah menjadi masalah
yang besar khususnya yang bergerak dalam bidang perhotelan. Dengan
menjamin keamanan dalam penggunaan elektronik distribusi akan
memberikan kenyamanan bagi pengguna dan menjaga data perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Eagleton, M.B. and Dobler, E. 2007. Reading the Web. New York : The Guilford Press.

Jogianto, HM., Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta. Andi, Agustus1999.

Kotler, P., dan Armstrong, G., Swastha , 2002 : 7-10. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta :
Prenhallindo

Kotler, P, 2000 : 16, “ Dasar-Dasar Pemasaran”. Jakarta : Prenhallindo

O’Connor, Peter and Andrew J Frew (2001).The Future of Hotel Electronic


Distribution: Expert and Industry Perspectives.

Strauss, R. and Hogan, P. 2001. Developing Effective Websites. United States Focal
Press.

Yuhefizar. 10 Jam Meng. Internet, Teknologi, dan Aplikasi. Jakarta: Elex Media
Komputindo. 2005

http://blugpariwisata.wordpress.com/peranan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-
untuk-pariwisata/

http://www.businessteacher.org.uk/free-management-essays/hospitality-industry
distributions/

http://virtualhotelinstitute.com/article/69783/sales--marketing-department.html

http://www.hotelmule.com/management/html/04/n-3704-4.html

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/132/jbptunikompp-gdl-s1-2007-indrayudis-6600-
bab-ii.doc

Anda mungkin juga menyukai