Anda di halaman 1dari 50

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil ANC


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien

3. Tahap kerja
Persiapan Pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Persiapan alat
1. Timbangan badan
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Stetoskop leanec / Fetoskope
5. Reflex Hammer
6. Jangka panggul
7. Metline
8. Pengukur tinggi badan
9. Pengukur waktu
10. Buku catatan
Pelaksanaan
1. Anamnesa
a. Umum
b. Keluarga
2. Pemeriksaan Umum
a. Menimbang BB
b. Mengukur TB
c. Mengukur LILA
d. Mengukur Tekanan Darah, Nadi, RR
3. Pemeriksaan Inspeksi
a. Cara berjalan
b. Bentuk tubuh fisik (Head To Toe)
4. Pemeriksaan Palpasi
a. Atur posisi pasien berbaring senyaman mungkin
b. Lakukan palpasi leher
c. Lakukan palpasi mamae dan ketiak
d. Lakukan palpasi perut / uterus Leopold I-IV
5. Pemeriksaan Auskultasi
a. Tentukan letak punctum Maximum
b. Hitung DJJ
6. Pemeriksaan panggul luar
a. Atur posisi pasien
b. Ukur distansia spinarum
c. Ukur distantia cristarum
d. Ukur Boudeloque
e. Ukur lingkar panggul
7. Pemeriksaan Perkusi
a. Atur posisi pasien duduk senyaman mungkin
b. Ketuk daerah patella

4. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Rapikan pasien dan kembalikan peralatan
3. Cuci tangan
4. Catat hasil pemeriksaan pada KMS ibu
5. Buat diagnose / kesimpulan

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Anamnesa Pada Ibu Nifas


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menanyakan kesiapan pasien

3. Tahap kerja
Persiapan Pasien
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien
Persiapan alat dan bahan
1. Buku catatan
2. pulpen
Pelaksanaan
1. Menyapa pasien dengan sopan
2. Memperkenalkan diri
3. Memposisikan pasien senyaman mungkin
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Merespon keluhan pasien
6. Persiapkan tempat pemeriksaan dan alat
7. Menanyakan biodata pasien dan suami
8. Menanyakan keluhan utama
9. Menanyakan riwayat perkawinan
10. Menanyakan riwayat haid
11. Menanyakan riwayat obstetric
12. Menanyakan riwayat persalinan sekarang
13. Menanyakan riwayat kontrasepsi
14. Menanyakan riwayat penyakit lalu
15. Menanyakan riwayat penyakit keluarga yang menurun dan menahun
16. Menanyakan riwayat diet
17. Menanyakan riwayat ambulasi
18. Menanyakan riwayat eliminasi
19. Menanyakan tentang proses menyusui
20. Menanyakan mengenai tanda bahaya post partum
21. Menanyakan mengenai kondisi psikososiospiritual ibu

4. Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat
4. Mencatat kesimpulan

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Asuhan Persalinan Normal


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien
3.
Tahap kerja
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitosin dan memasukan alat suntik sekali pakai
2½ ml ke dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastik.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan degan
sabun dan air mengalir.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan
digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi
dengan oksitosin dan letakan kembali ke dalam wadah partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan
gerakan vulva ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam (pastikan pembukaan sudah lengkap
dan selaput ketuban sudah pecah).
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai
(pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa
ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
dan pastikan ia merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm,
memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan
atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke
arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah
(selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin).
25. Melakukan penilaian selintas : (a) Apakah bayi menangis kuat dan
atau bernafas tanpa kesulitan? (b) Apakah bayi bergerak aktif ?
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti
handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi di
atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem
tersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di
kepala bayi.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari
vulva.
35. Meletakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan
kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah
dorsokrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan mengulangi prosedur.
37. Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros
jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial).
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase (pemijatan) pada
fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler
menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus
baik (fundus teraba keras)
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan
kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban
sudah lahir lengkap, dan masukan ke dalam kantong plastik yang
tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara
terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5 % selama
sepuluh menit. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir,
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering. Kemudian pakai sarung tangan untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi.
44. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
45. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes
mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha
kiri anterolateral.
46. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
47. Celupkan tangan dilarutan klorin 0,5% ,dan lepaskan secara terbalik
dan rendam, kemudian cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir, keringkan dengan handuk bersih dan pakai sarung tangan.
48. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
49. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
50. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
51. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pasca persalinan.
52. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik.
53. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di
dekontaminasi.
54. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai
pakaian bersih dan kering.
56. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum.
57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya
dalam larutan klorin 0,5%.
59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
60. Melengkapi partograf.

Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Mencuci tangan
4. Mencatat dalam lembar keperawatan
4.
……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Health Education Pada Ibu Nifas


Nama Mahasiswa :-
Tangga Ujian OSCE : -
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
3. Melakukan verifikasi data sebelumnya
4. Mencuci tangan

2. Tahap orientasi
4. Memberikan salam kepada pasien
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
6. Menanyakan kesiapan pasien
7. Kontrak waktu
3.
Tahap kerja
Pelaksanaan
Kebutuhan Personal Hygiene Pada Ibu
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan
perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri
dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan
alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik
dengan menggunakan antiseptik (PK / Denthol) dan selalu diingat bahwa
membersihkan perineum dari arah depan ke belakang. Jaga kebersihan diri
secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun
kulit.
a. Pakaian
Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak
tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi
iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.
b. Kebersihan Rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat
gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis
dibandingkan keadaan normal. Jumlah kerontokan berbeda-beda antara wanita
satu dengan yang lain. Cucilah rambut dengan conditioner yang cukup, lalu
menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.
c. Kebersihan Kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan
dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan
pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam
minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat
yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar
kulit tetap kering.
d. Kebersihan Vulva dan sekitarnya

 Membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah


sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil
atau besar.
 Sarankan ibu untuk mengganti pembalut / kain pembalut, setidaknya
dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
 Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
 Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu
untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci
menggunakan sabun.
4.
Tahap Terminasi
6. Evaluasi perasaan klien
7. Cuci tangan
8. Dokumentasi

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Perawatan Luka Perineum


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak

1. Tahap pra interaksi


1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan

3. Tahap kerja
Peralatan
1. Bak instrument berisi: Kassa dan pinset anatomis
2. Perlak dan pengalas
3. Selimut mandi
4. Hand schoen 1 pasang
5. Bengkok 2 buah
6. Tas plastic 2 buah
7. Kom berisi kapas basah (air dan kapas direbus bersama)
8. Celana dalam dan pembalut wanita
9. Pispot
10. Botol cebok berisi air hangat
11. Obat luka perineum
Prosedur
1. Memasang sampiran/menjaga privacy
2. Memasang selimut mandi
3. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
4. Memasang alas dan perlak dibawah pantat
5. Melepas celana dan pembalut kemudian memasang pispot, sambil
memperhatikan lochea. Celana dan pembalut dimasukkan dalam tas
plastic yang berbeda
6. Mempersilahkan pasien untuk BAK/BAB bila ingin
7. Perawat memakai sarung tangan kiri
8. Mengguyur vulva dengan air matang
9. Mengambil pispot
10. Meletakkan bengkok ke dekat vulva
11. Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil kapas basah.
12. Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri
13. Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora
kanan, labia minora kiri, labia minora kanan, vestibulum, perineum.
Arah dari atas ke bawah dengan kapas basah (1 kapas, 1 kali usap)
14. Mengobati luka dan menutup luka dengan kassa steril
15. Memasang celana dalam dan pembalut wanita
16. Mengambil alas, perlak dan bengkok
17. Merapikan pasien, mengambil selimut mandi

4. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Mempersiapkan alat

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien

3. Tahap kerja
Persiapan Pasien
1. Melakukan pemeriksaan beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Atur posisi untuk mempermudah pemeriksaan, atur pasien seefisien
mungkin
Persiapan alat
1. Alat pelindung diri petugas
2. Baki beralas 1 buah
3. Tensimeter dan stetoskop
4. Botol 3 buah
5. Tissue
6. Lampu senter
7. Hammer
8. Spatel lidah
9. Kapas dan air DTT
10. Hand scoen 1 pasang
11. Pinset
12. Bengkok
13. Tempat sampah
14. Larutan klorin 0,5%
Pelaksanaan
1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada ibu
2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan
3. Cuci tangan keseluruhan dengan sabun dan air mengalir serta
mengeringkan dengan handuk
4. Minta ibu berbaring terlentang diatas tempat tidur pemeriksaan
5. Pemeriksaan umum
Memeriksa TTV : tekanan darah, suhu tubuh, nadi dan pernapasan
6. Pemeriksaan fisik pada ibu
a. Muka dan mata
Periksa apakah ada oedema pada wajah, periksa tingkat anemia ibu
dengan memeriksa warna kulit muka (wajah) dan konjungtiva. Serta
periksa pisio untuk menilai ada tidaknya ;pisiot atau kuning.
Konjungtiva yang pucat manandakan ibu anemis
b. Pemeriksaan pada leher
Minta ibu sedikit mendongak. Lakukan palpasi kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe. Perhatikan adanya pembesaran kelenjar tiroid dan
pembengkakan kelenjar limfe.
c. Pemeriksaan pada payudara
1) Melakukan inspeksi terlebih dahulu mengenai bentuk payudara
(simetris atau tidak), kemerahan/tidak, keadaan putting
pecah/tidak.
2) Pasien berbaring terlentang dengan lengan kiri diatas
kepala,kemudian palpasi payudara kiri secara sistematis
melingkar searah jarum jam sampai axilla. Catat adanya massa,
benjolan yang membesar, pembengkakan atau abses, periksa
pengeluaran ASI ;pisio/tidak. Ulangi prosedur yang sama untuk
payudara sebelah kanan.
d. Pemeriksaan fisik pada perut
1) Lakukan inspeksi pada perut apakah ada luka beka operasi/tidak.
2) Palpasi untuk menilai kontraksi uterus, melakukan pengukuran
TFU
3) Lakukan pemeriksaan diastasis rektus abdominalis dengan cara
menganjurkan ibu untuk membungkukkan kepalanya kemudian 2
jari petugas diletakkan di bagian linea nigra. Apabila terdapat
jarak lebih 2 jari menunjukkan adanya peregangan otot rectus
abdominalis.
e. Pemeriksaan fisik pada genetalia
1) Mengatur posisi ibu dorsal recumbent
2) Memakai sarung tangan
3) Memberitahu ibu tentang prosedur pemeriksaan genetalia
4) Memeriksa jahitan episiotomi ada atau tidaknya REEDA
( Redness (kemerahan), Edema (bengkak), Ecchymosis
(Ekimosis), Discharge (discharge), Aproximation (pendekatan).
5) Memeriksa lokea yang keluar
6) Memeriksa adanya hemoroid dengan cara menganjurkan pasien
dalam posisi sims, yaitu posisi seperti memeluk guling dan
kemudian melakukan pemeriksaan pada anus
7) Meletakkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%
f. Pemeriksaan fisik pada kaki
1) Adanya oedema dengan cara menekan daerah mata kaki apabila
dalam waktu >3 detik tidak Kembali lagi berarti mengalami
oedema
2) Lihat adanya varises yaitu dengan cara meminta ibu untuk posisi
sims dan melihat ada tidaknya varises pada betis
3) Memeriksa ada tidaknya tromboflebitis dengan cara menekuk
kedua kaki ibu kemudian tekan betis/ meminta klien
menghentakkan kaki kearah tangan\ petugas dan tanyakan
apakah ada nyeri atau tidak (tanda Homan)
4) Melakukan pemeriksaan reflek patella

4. Tahap Terminasi
1. Membereskan alat
2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan handuk yang bersih
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien
4. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Mengganti Balutan Post SC


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien

3. Tahap kerja
Persiapan alat
1. Set steril yang terdiri atas :
a. Pembungkus
b. Kapas atau kasa untuk membersihkan luka
c. Com tempat untuk larutan
d. Larutan anti septic
e. 2 pasang pinset
f. Kassa untuk menutup luka.
2. Alat-alat yang diperlukan lainnya seperti : extra balutan dan zalf
3. Gunting
4. Kantong tahan air untuk tempat balutan lama
5. Plester atau alat pengaman balutan
6. Selimut mandi jika perlu, untuk menutup pasien
7. Alkohol untuk mengeluarkan bekas plester
Pelaksanaan
1. Jelaskan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan. Jawab
pertanyaan pasien.
2. Jaga privasi dan tutup jendela/pintu kamar
3. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang menyenangkan. ukan
hanya pada daerah luka, gunakan selimut mandi untuk menutup pasien
jika perlu.
4. Tempatkan tempat sampah pada tempat yang dapat dijangkau. Bisa
dipasang pada sisi tempat tidur.
5. Angkat plester atau pembalut.
6. Jika menggunakan plester angkat dengan cara menarik dari kulit
dengan hati-hati kearah luka. Gunakan alkohol untuk melepaskan jika
perlu.
7. Keluarkan balutan atau surgipad dengan tangan jika balutan kering
atau menggunakan sarung tangan jika balutan lembab. *ngkat balutan
menjauhi pasien.
8. Tempatkan balutan yang kotor dalam kantong plastik.
9. Buka set steril
10. Tempatkan pembungkus steril di samping luka
11. Angkat balutan paling dalam dengan pinset dan perhatikan jangan
sampai mengeluarkan drain atau mengenai luka insisi. 0ika gaas
dililitkan pada drain gunakan 2 pasang pinset, satu untuk mengangkat
gaas dan satu untuk memegang drain.
12. Catat jenis drainnya bila ada, banyaknya jahitan dan keadaan luka.
13. Buang kantong plastik. 8ntuk menghindari dari kontaminasi ujung
pinset dimasukkan dalam kantong kertas, sesudah memasang balutan
pinset dijauhkan dari daerah steril.
14. Membersihkan luka menggunakan pinset jaringan atau arteri dan
kapas dilembabkan dengan anti septik, lalu letakkan pinset ujungnya
labih rendah daripada pegangannya.
15. Gunakan satu kapas satu kali mengoles, bersihkan dari insisi kearah
drain :
a. Bersihkan dari atas ke bawah daripada insisi dan dari tengah keluar
b. Jika ada drain bersihkan sesudah insisi
c. Untuk luka yang tidak teratur seperti dekubitus ulcer, bersihkan dari
tengah luka kearah luar, gunakan pergerakan melingkar.
16. Ulangi pembersihan sampai semua drainage terangkat.
17. Olesi zalf . Ratakan zalf (Bioplasenton) diatas luka dan gunakan alat
steril.
18. Gunakan satu balutan dengan plester atau pembalut
19. Amankan balutan dengan plester atau pembalut
20. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang menyenangkan.
21. Angkat peralatan dan kantong plastik yang berisi balutan kotor.
ersihkan alat dan buang sampah dengan baik.

4. Tahap Terminasi
1. Cuci tangan
2. Laporkan adanya perubahan pada luka atau drainage kepada perawat
yang bertanggung jawab.
3. Catat penggantian balutan, kaji keadaan luka dan respon

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Memberikan Bimbingan Menyusui Yang Benar


Nama Mahasiswa :-
Tangga Ujian OSCE : -
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan

2.
Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien
4. Kontrak waktu
3.

Tahap kerja
Persiapan Ibu
1. Meminta ibu untuk cuci tangan.
2. Meminta ibu untuk mengambil posisi yang nyaman = duduk atau
berbaring.
3. Meminta ibu untuk memerah sedikit ASI dan mengoleskan ke
payudara serta memberi penjelasan tentang manfaatnya.
Pelaksanaan
1. Menjelaskan/memberi contoh dan mengarahkan ibu cara
menempatkan bayi dalam posisi yang benar.
2. Menjelaskan perlekatan bayi yang benar.
C : chin
A : areola
L : lips
M : mouth
3. Menjelaskan (dengan menggunakan alat peraga payudara) mengapa
perlekatan bayi harus benar.
4. Menjelaskan kapan sebaiknya ibu memindahakan bayinya untuk
menyusu di payudara yang lain (dan menjelaskan alasannya).
5. Menjelaskan dan memberi contoh cara melepas isapan bayi.
6. Menjelaskan apa yang sebaiknya dilakukan pada payudara setelah
menyusui (mengoles areola dan putting dengan ASI).
4.
7. Menjelaskan dan memberi contoh cara menyendawakan bayi.
8. Menjelaskan pada ibu manfaat menyendawakan bayi setelah menyusui
Tahap Terminasi
9. Evaluasi perasaan klien
10. Rapikan pasien
11. Cuci tangan
12. Dokumentasi

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pijat Oksitosin Pada Ibu Nifas


Nama Mahasiswa :-
Tangga Ujian OSCE : -
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan

2.
Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien
4. Kontrak waktu
3.

Tahap kerja
Persiapan alat dan bahan
1. Bantal
2. Handuk
3. Baby oil
4. Waslap
5. Air hangat
6. Air dingin
Pelaksanaan
1. Melepaskan baju ibu bagian atas, ibu miring ke kanan maupun ke kiri,
lalu memeluk bantal, memasang handuk, melumuri kedua telapak
tangan dengan minyak atau baby oil
2. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan
menggunakan dua kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk ke depan.
3. Menekan kuat kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan
gerakan melingkar kecil – kecil denagn kedua ibu jarinya.
4. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang kearah
bawah dari leher kearah tulang belikat, selama 2- 3 menit. Mengulangi
pemijatan hingga 3 kali.
5. Membersihkan punggung ibu dengan washlap air hangat dan dingin
4. secara bergantian.
6. Merapikan pasien dan alat

Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Rapikan pasien dan kembalikan peralatan
3. Cuci tangan
4. Catat hasil pemeriksaan dan Dokumentasi

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Konseling Penatalaksanaan Menyusui


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien

3. Tahap kerja
Persiapan Pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Persiapan alat
1. Alat Peraga
Pelaksanaan
1. Jelaskan pada ibu tetang cara menyusui
2. Cuci tangan setiap kali sebelum melakukan tindakan
3. Perah sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah putting dan
sekitarnya
4. Tidurkan ibu/dudukan dengan santai
5. Bayi diletakan menghadao ke ibu dengan posisi :
a. Perut bayi menempel ke perut ibu
b. Dagu bayi menempel ke payudara
c. telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus
d. mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar putting
susu
6. cara agar mulut bayi terbuka adalah dengan menyetuhkan putting susu
pada bibir atau pipi bayi
7. setelah mulut bayi terbuka lebar,segera masukan putting dan sebagian
besar lingkaran/daerah gelap sekitar susu dalam mulut bayi
a. berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah
kepayudara lainya
b. makan makanan yangbergizi agar produksi ASI baik dan banyak
c. rawat payudara yang bengkak dengan melakukan masase
d. menjelaskan manfaat ASI yang diberiksn sampai berumur 24 bulan
bahwa ASI adalah makanan paling baik untuk bayi dimasa awal
pertumbuhanya

4. Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat
4. Mencatat kesimpulan

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Senam nifas


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap orientasi
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Kontrak waktu , tempat , topik
4. Menjelaskan tujuan umum
5. Menjelaskan prosedur tindakan
6. Menanyakan kesiapan pasien
7. Mendekatkan alat – alat jika perlu

3. Tahap kerja
Persiapan Pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
a. Gerakan ke I ( Latihan pernapasan iga-iga )
2. Menganjurkan ibu tidur terlentang dengan alas satu bantal dikepala
3. Pimpin ibu untuk melakukan pernapasan iga-iga
4. Anjurkan ibu untuk melakukan gerakan ini sebanyak 15 X pagi dan
sore
b. Gerakan ke II ( Gerakan pergelangan kaki )
5. Menganjurkan ibu tidur terlentang dengan alas satu bantal dikepala
6. Anjurkan kepada ibu agar kakinya lurus dengan kedua tangan ada di
samping badan
7. Anjurkan ibu untuk melakukan gerakan Dorso fleksi-Plantar fleksi
sebanyak 6 X Gerakan
8. Anjurkan ibu melakukan gerakan Inversi- Eversi dengan Circumdukdi
kedalam/keluar , sebanyak 6 X gerakan
c. Gerakan ke III ( Latihan kontraksi ringan otot perut dan otot
bokong)
9. Anjurkan ibu tetap tidur terlentang dengan alas satu bantal di kepala ,
dengan tangan disamping badan
10. Ibu dianjurkan tundukkan kepala ,kerutkan bokong dan sekitarnya
sehingga lepas dari kasur, kemudian lepaskan perlahan lahan
11. Anjurkan ibu agar melakukan gerakan ini 15 X gerakan pagi dan 5 X
gerakan di sore hari
12. Melakukan evaluasi apakah gerakan bisa dilakukan klien
13. Melepas sarung tangan
14. Mencuci tangan

4. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi respon klien
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan dan ucapkan terima kasih

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Teknik Menyusui Bayi


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan

2. Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil nama klien
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga

3. Tahap kerja
Persiapan Pasien
4. Petugas memperkenalkan diri
5. Identifikasi klien
6. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Persiapan alat
1. Catatan perawatan
2. Alat peraga : phantom bayi
Pelaksanaan
1. Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan dilakuka
2. Pastikan privasi klien terjaga
3. Anjurkan klien untuk mengendong bayinya kemudian duduk
bersandar dengan kaki tertopang (tidak menggantung)
4. Anjurkan klien untuk membuka payudaranya
5. Posisikan bayi sejajar dengan payudara (kepala dan badan bayi
bersentuhan dengan badan klien)
6. Tekan perlahan dagu bayi dan arahkan ke puting susu klien hingga
klien mencari puting susu
7. Masukkan seluruh puting susu hingga areola mamae ke mulut bayi (di
atas lidah)
8. Gunakan ibu jari untuk menekan bagian atas payudara, sedangkan jari
lainnya menopang payudara bagian bawah
9. Pertahankan kontak mata selama proses menyusui
10. Masukkan jari kelingking ke salah satu mulut bayi apabila akan
menghentikan pemberian ASI
11. Keringkan payudara ibu dengan menggunakan handuk dan rapikan
kembali pakaian ibu
12. Sendawakan bayi (bayi diposisikan pronasi lalu ditepuk-tepuk
perlahan bagian punggungnya)
4. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Bereskan alat-alat
5. Cuci tangan
6. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawata

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Merawat Tali Pusat


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan

3. Tahap kerja
Persiapan Pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Persiapan alat
1. Kassa steril dalam tempatnya
2. Alkohol 70% pada tempatnya
3. Bengkok 1 buah
4. Perlak dan pengalas
Pelaksanaan
1. Pasang perlak dan pengalas disamping kanan bayi
2. Bersihkan tali pusat dengan kassa Alkohol 70%\
3. Bila tali pusat masih basah, bersihkan dari arah ujung ke pangkal
4. Bila tali pusat sudah kering, bersihkan dari arah pangkal ke ujung
5. Setelah selesai, pakaian bayi dikenakan kembali. Sebaiknya bayi tidak
boleh dipakaikan gurita karena akan membuat lembab daerah tali
pusat sehingga kuman/bakteri tumbuh subur dan akhirnya
menghambat penyembuhan. Tetapi juga harus dilihat kebiasaan orang
tua/ibu (personal hygiene)

4. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pemasangan AKDR


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien

3. Tahap kerja
Persiapan Pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Pelaksanaan
1. Klien datang dan mengambil nomor antrian
2. Klien mendaftar diloket
3. Petugas loket membawa K/IV/KB diruang KIA/KB
4. Petugas ruang KIA/KB memanggil klien sesuai urutan
5. Pertugas mencocokan identitas klien di ruang KIA/KB dengan
K/IV/KB
6. Petugas ruang KIA/KB melakukan anamnesa pada klien
7. Petugas memberi konseling ABPK kepad aklien untuk memilih
pelayanan KB yang di kehendaki. Jika klien setuju maka dilakukan
klien mengisi informed consent. Jika kondisi klien tidak
memungkinkan segera lakukan rujukan
8. Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dalam proses
pemasangan dan mempersilahkan klien untuk bertanya
9. Mempersilahkan klien untuk naik ke tempat tidur gynecology
10. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang (jika diperlukan)
11. Memastikan klien telah mengosongkan kandung kemih
12. Memeriksa genetalia eksterna
13. Melakukan pemeriksaan panggul
14. Melakukan pemeriksaan spekulum
15. Melakukan pemeriksaan mokroskopik bila ada indikasi
16. Memasukkan lengan AKDR Copper T 380 A di dalam kemasan
sterilnya
17. Memasukkan spekulum dan usap vagina serta serviks dengan larutan
antiseptic, gunakan tenakulum untuk menjepit serviks
18. Memasukkan sonde uterus
19. Memasang AKDR Copper T 380 A
20. Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi sebelum melepas
sarung tangan. Membersihkan permukaan yang terkontaminasi
21. Lakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan segera
setelah selesai dipakai
22. Mempersilahkan klien untuk turun dari tempat tidur gynecology
23. Melakukan pemantauan medis dan pemberian nasehat paska tindakan
serta mengajarkan pada klien bagaimana memeriksa benang AKDR
24. Petugas mencatat hasil pelayanan di K/IV/KB dan register kohort KB

4. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Rapikan pasien dan kembalikan peralatan
3. Cuci tangan
4. Catat hasil pemeriksaan pada KMS ibu
5. Buat diagnose / kesimpulan

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pencabutan AKDR


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien

3. Tahap kerja
Persiapan Pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Pelaksanaan
1. Klien datang dan mengambil nomor antrian
2. Klien mendaftar diloket
3. Petugas loket membawa K/IV/KB di ruang KIA/KB
4. Petugas ruang KIA/KB memanggil klien sesuai urutan
5. Petugas mencocokkan identitas klien di ruang KIA/KB dengan
K/IV/KB
6. Petugas ruang KIA/KB melakukan anamnesa pada klien
7. Petugas memberi konseling ABPK kepada klien untuk memilih
pelayanan KB yang dikehendaki. Jika klien setuju maka dilakukan.
klien mengisi informed consent.Jika klien tidak setuju maka
dilakukan konseling ulang. Jika kondisi klien tidak memungkinkan
segera lakukan rujukan.
8. Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dalam proses
pencabutan dan mempersilahkan klien untuk bertanya
9. Mempersilahkan klien untuk naik ke tempat tidur gynecology
10. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang (jika diperlukan).
11. Memasukkan spekulum untuk melihat serviks dan benang AKDR.
12. Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptik 2 sampai 3
kali.
13. Mengatakan pada klien bahwa sekarang akan dilakukan
pencabutan.Meminta klien untuk tenang dan menarik nafas
panjang.memberitahu mungkin timbul rasa sakit tapi itu normal.
Pencabutan normal. Jepit benang di dekat serviks dengan
menggunakan klem lurus atau lengkung yang sudah didesinfeksi
tingkat tinggi atau steril dan tarik benang pelan-pelan, tidak boleh
menarik dengan kuat.AKDR biasanya dapat dicabut dengan
mudah.Untuk mencegah benang putus tarik dengan kekuatan tetap dan
cabut AKDR dengan pelan-pelan.Bila benang putus saat ditarik tetap
ujung AKDR masih dapat dilihat maka jepit ujung AKDR tersebut dan
tarik keluar. Pencabutan sulit. Bila benang AKDR tidak tampak,
periksa pada kanalis servikalis dengan menggunakan klem lurus atau
lengkung. Bila tidak ditemukan pada kanalis servikalis, masukkan
klem atau alat pencabut AKDR ke dalam kavum uteri untuk menjepit
benang atau AKDR itu sendiri.
14. Menunjukkan kepada klien AKDR yang telah dicabut.
15. Pasang AKDR yang baru bila klien menginginkan dan kondisinya
memungkinkan.
16. Mempersilahkan klien untuk turun dari tempat tidur gynecology.
17. Melakukan pemantauan medis dan pemberian nasehat pasca tindakan
18. Petugas mencatat hasil pelayanan di K/IV/KB dan register kohort KB
4.
Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Rapikan pasien dan kembalikan peralatan
3. Cuci tangan
4. Catat hasil pemeriksaan pada KMS ibu
5. Buat diagnose / kesimpulan

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pemasangan Implan


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien

3. Tahap kerja
Persiapan Pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Persiapan alat
1. Duk steril berlubang
2. Sarung tangan steril satu pasang
3. Trokart steril + bisturi mess steril
4. Spuit disposable
5. Kasa steril dan perban
6. Patrum norplant
Pelaksanaan
KONSELING PRA PEMASANGAN
1. Sapa klien dengan ramah dan hangat
2. Tanyakan pada klien tujuan pemakaian alat kontrasepsi
3. Bila belum dilakukan konselin implant, berikan konseling sebelum
dilakukan pemasangan
4. Pastikan bahwa klien memang memilih implant
5. Periksa kembali rekam medik untuk menentukan bahwa klien memeng
cocok untuk memakai implant
6. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan atau rujuk bila ada indikasi
7. Nilai pengetahuan klien tentang efek samping yang umum pada
implant
8. Dengarkan kebutuhan dan kekhawatiran klien terhadap implant
9. Jelaskan proses pemasangan implant dan apa yang klien rasakan pada
saat proses pemasagan dan setelah pemasangan
10. Konseling dan pasien mengisi Informed Consent
PEMASANGAN KAPSUL IMPLANT
PERSIAPAN
1. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci
lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air untuk membilasnya
sehingga tidak ada sabun
2. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan ata
3. Beri tanda pada tempat pemasangan
4. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan ke 6 kapsul
implant sudah tersedia
TINDAKAN PRA PEMASANGAN
1. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan air bersih
2. Pakai sarung tangan steril atau DTT ( bila sarung tangan diberi bedak,
hapus bedak dari sarung tangan )
3. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic
4. Pasang kain penutup ( doek ) steril atau DTT di sekeliling lengan klien
PEMASANGAN KAPSUL IMPLANT
1. Suntikkan anestesia lokal tepat dibawah kulit sampai kulit sedikit
menggelembung
2. Teruskan penusukkan jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikan masing-
masing 1 cc diantara pola pemasangan nomor 1 dan 2,3 dan4,5 dan 6
3. Uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit
4. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skapel ( alternatif lain
tusukkan trokar langsung kelapisan dibawah kulit/subdermal )
5. Sambil mengungkit kulit, masukkan terus trokar dan pendorongnya
sampai batas tanda 1 ( pada pangkal trokar ) tepat pada luka insisi
6. Keluarkan pendorong dan masukkan kapsul kedalam trokar ( dengan
tangan atau dengan pinset )
7. Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul kearah ujung dari
trocar sampai terasa adanya tahanan
8. Tahan pendorong di tempatnya dengan satu tangan, dan tarik trokar
keluar sampai mencapai pasangan pendorong
9. Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai batas
tanda 2 terlihat pada luka insisi ( jangan mengeluarkan trokar dari
tempat insisi )
10. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan masukkan
kembali trokar serta pendorongnya sampai tanda 1
11. Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh kapsul
sudah terpasang
12. Raba kapsul untuk memastikan keenam kapsul implant telah terpasang
dalam bola kipas
13. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh dari
insisi
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
1. Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band aid
2. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi
memar
3. Taruh alat suntik di tempat terpisah dan letakkan semua peralatan
dalam larutan klorin untuk dekontaminasi
4. Buang peralatan yang sudah tidak di pakai lagi ke tempatnya ( kapas,
kasa, sarung tangan/alat suntik sekali pakai )
5. Lepas sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
6. Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan denga air
bersih
KONSELING PASCA PEMASANGAN
1. Gambar letak kapsul pada rekam medik dan catat bila ada hal-hal
khusus
2. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan kapan klin harus
dating kembali ke klinik untuk kotrol
3. Yakinkan pada klien bahwa ia dapat datang ke kliniksetiap saat bila
menginginkan untuk mencabut kembali implant
4. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan pasien
pulang
4. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Rapikan pasien dan kembalikan peralatan
3. Cuci tangan
4. Catat kesimpulan
5. Alat didekontaminasi dengan larutan klorin 0,5 % selama 10 menit,
kemudian dicuci dengan memakai sabun dan dibilas sampai bersih,
dikeringkan lalu disteril selama 30 menit.

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Konseling Pra Now


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien

3. Tahap kerja
Persiapan Pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Persiapan alat
1. Alat Peraga
Pelaksanaan
1. Jelaskan pada ibu tetang cara menyusui
2. Cuci tangan setiap kali sebelum melakukan tindakan
3. Perah sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah putting dan
sekitarnya
4. Tidurkan ibu/dudukan dengan santai
5. Bayi diletakan menghadao ke ibu dengan posisi :
a. Perut bayi menempel ke perut ibu
b. Dagu bayi menempel ke payudara
c. telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus
d. mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar putting
susu
6. cara agar mulut bayi terbuka adalah dengan menyetuhkan putting susu
pada bibir atau pipi bayi
7. setelah mulut bayi terbuka lebar,segera masukan putting dan sebagian
besar lingkaran/daerah gelap sekitar susu dalam mulut bayi
a. berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah
kepayudara lainya
b. makan makanan yangbergizi agar produksi ASI baik dan banyak
c. rawat payudara yang bengkak dengan melakukan masase
d. menjelaskan manfaat ASI yang diberiksn sampai berumur 24 bulan
bahwa ASI adalah makanan paling baik untuk bayi dimasa awal
pertumbuhanya

Tahap Terminasi
4. 1. Evaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat
4. Mencatat kesimpulan

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pemeriksaan Golongan Darah


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien

3. Tahap kerja
Persiapan Pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

Persiapan alat
1. Kartu tes golongan darah (bisa diganti dengan object glass)
2. Kapas
3. Alcohol 70%
4. Lancet
5. Tusuk gigi
6. Bengkok

Persiapan bahan
1. Serum alfa
2. Serum beta
3. Serum anti Rhesus

Pelaksanaan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Mencuci tangan terlebih dahulu
4. Gunakan sarung tangan steril
5. Siapkan kartu uji/pbject glass yang telah diberi nomor 1-4
6. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi
dengan alcohol 70%
7. Tusukan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari dengan
steril, lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar
8. Darah yang keluar peratama dibuang untuk menghindari kontaminasi
9. Tekan jari lagi sampai keluar darah lalu teteskan darah pada kartu uji
sebanyak 4 kali pada tempat yang berbeda sesuai nomor
10. Bersihkan darah pada jari dengan kapas alkoholkemudian tetep
tempelkan kapas alcohol pada daerah yang ditusukan
11. Tetesan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertamalalu
aduklah dengan gerakan memutar menggunakan tusuk gigi. Amatilah
apa yang terjadi
12. Lakukan langkah yang sama untuk serum beta serum alfa-beta, dan
serum anti Rhesus. Tentukan golongan darah berdasarkan keterangan
berikut :
a. Jika darah di A menggumpal sedangkan di B tidak menggumpal
maka termaksuk golongan darah A
b. Jika darah di A menggumpal sedangkan di B menggumpal maka
termasuk golongan darah B
c. Jika darah di A dan di B menggumpal maka termasuk golongan
darah AB
d. Jika darah di A dan di B tidak menggumpal maka termasuk
golongan darah O

13. Setelah tindakan selesai bereskan semua alat


14. Mencuci tangan 7 langkah
15. dokumentasi

Tahap Terminasi
4. 1. Evaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat
4. Mencatat kesimpulan

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pemeriksaan Haemoglobin (Hb)


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

3. Tahap kerja
Persiapan alat
Hemoglobinometer (hemometer), sahli terdiri dari :
1. Gelas berwarna sebagai warna standard
2. Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai dengan
22.
3. Skala merah untuk hematokrit.
4. Pengaduk dari gelas
5. Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ul
6. Pipet pasteur.
7. Kertas saring/tissue/kain kassa kering
8. Reagen
9. Larutan HCL 0,1 N
10. Aquades
Pelaksanaan
1. Masukkan kira-kira 5 tetes (angka 2) HC1 0,1 N ke dalam tabung
pengencer hemometer. Darah kapiler/vena dihisap sebanyak 20µl
dengan pipet sahli.
2. Bersihkan ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati jangan
sampai darah dari dalam pipet berkurang.
3. Lalu dimasukkan ke dalam tabung Hb yang telah berisi larutan HCl
0,1 N.
4. Darah dan HCl 0,1 N dicampur, dibilas pipet sampai bersih, dan
jangan sampai terjadi gelembung udara.
5. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap asam HC1 yang jernih itu ke
dalam pipet 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah yang masih
tinggal dalam pipet.
6. Isi tabung dikocok sampai homogen supaya terjadi hematin asam yang
berwarna coklat tua (dalam waktu 3-5 menit).
7. Aquadest ditambahkan setetes demi setetes diaduk dengan batang
pengaduk yang tersedia sampai warna sama dengan standart warna.
Setiap kali penambahan aquadest harus dikocok sampai homogen.
8. Kadar Hb dibaca dalam satuan gram/dl.
Nilai normal :
- Pria : 14- 16 g/dl
- Wanita : 12- 14 g/d

4.
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

….…………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pemeriksaan Urine Protein


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3.
Tahap kerja
Persiapan alat
1. Asam asetat 6% dan pipetnya
2. Tabung reaksi dan ralenya
3. Pemegang tabung reaksi
4. Kertas saring dan corong
5. Lampu spiritus
6. Larutan chlorin 0,5% dalam tempatnya
7. Korek api 8. Sarung tangan
8. Bengkok
9. Gelas ukur/spuit
Pelaksanaan
1. Urine terlebih dahulu disaring dengan kertas saring dengan
menggunakan corong ke dalam tabung reaksi.
2. Urine dituangkan kedalam 2 tabung reaksi masing – masing 5cc.
3. Tabung 1 dipanaskan di atas lampu spiritus dengan posisi miring dan
digoyangkan sampai mendidih.
4. Perhatikan ada kekeruhan atau tidak dan bandingkan dengan tabung 2.
5. Kemudian tetesi urine yang telah dipanaskan dengan asam asetat 5%
3-5 tetes kemudian panaskan kembali.
6. Amati apakah ada perubahan bila urine tetap jernih maka hasilnya
negative. Bila urine keruh hasilnya positif.
7. Cara membaca hasil :
Negative (-) : Urine tidak keruh
Positif (+) : Urine keruh
Positif (++) : Kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan halus
Positif (+++) : Kekeruhan mudah dilihat endapan lebih jelas terlihat
Positif (++++) : Urine sangat keruh disertai endapan menggumpal.
8. Catat hasilnya dan beritahu hasilnya pada pasien.
9. Bersihkan dan rapikan alat-alat.
10. Masukan tangan yang memakai saring tangan ke dalam larutan chlorin
0,5 % dan lepas sarung tangan keadaan terbalik.

Tahap Terminasi
4. 1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

…….………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pemeriksaan Kadar Gula dalam Urine


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3.
Tahap kerja
Persiapan alat
1. Gelas kimia
2. Tabung reaksi
3. Penjepit tabung
4. Pipet pasteur
5. Pipet ukur 1 dan 5 ml
6. Rak tabung
7. Bunsen
8. Reagen fehling A
9. Reagen fehling B
10. Sampel urine
Pelaksanaan
1. Masukkan larutan Fehling A dan Fehling B ke dalam tabung reaksi
sebanyak 1 cc.
2. Campurkan urin patologis 2 cc ke dalam tabung yang telah berisi
Fehling A dan Fehling B.
3. Panaskan tabung di atas spritus/Bunsen dan sambil dikocok perlahan
sampai mendidih.
4. Dinginkan dan amati terjadi perubahan warna atau tidak.
Cara membaca hasil :
Negatif (-) : bila larutan tetap berwarna biru jernih atau sedikit
kehijau-hijauan dan agak keruh.
Positif (+) : bila larutan berwarna hijau kekuning-kuningan dan keruh,
kadar glukosa 0,5-1gr%.
Positif (+ +) : bila larutan berwarna kuning keruh, kadar glukosa 1-1,5
gr%.
Positif (+ + +) : bila warna larutan jingga atau warna lumpur keruh,
kadar glukosa 2-3,5gr%.
Positif (++++) : bila warna merah keruh, kadar glukosa >3,5 gr%.

4. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

……………………….,20
Penguji,

…………………………..
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pemeriksaan Vaksin TT


Nama Mahasiswa :...............................................................................................
Tangga Ujian OSCE : ..............................................................................................
No Prosedur/Langkah Klinik Skala
Penilaian
Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap kerja
Persiapan alat
1. Disposible 0.5 cc
2. Kapas steril dan air hangat
3. Vaksin TT
4. Kartu/buku imunisasi
5. Safety box
Pelaksanaan
1. Ambil vaksin TT 0.5 yang telah disiapkan dengan terlebih dahulu
dikocok agar suspensi menjadi homogen.
2. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas yang telah dibasahi air
bersih/hangat, jangan menggunakan alkohol/desimfektan lain sebab
akan merusak vaksin.
3. Suntikkan vaksin tesebut pada lengan atas pertengahan musculus
deltoideus dengan posisi jarum 45 derajat terhadap permukaan kulit
dengan kedalaman penyuntikan tidak lebih dari setengah inchi.
4. Lakukan aspirasi dulu sebelum vaksin disuntikkan untuk memastikan
jarum tidak menembus pembuluh darah.
5. Suntikkan vaksin pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit dan
cabutlah jarum dari lokasi penyuntikan bila telah selesai.
6. Tekan dengan kapas baru yang kering dilokasi bekas penyuntikan tadi
(jangan memijat-mijat bekas penyuntikan tadi).
7. Jika terjadi perdarahan kapas tetap ditekan pada lokasi penyuntikan
sampai darah berhenti keluar.
8. Buanglah disposible yang telah dipakai pada kotak pengaman (safety
box) dalam keadaan jarum telanjang / tidak ditutup kembali.
4. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

……………………….,20
Penguji,

…………………………..

Anda mungkin juga menyukai