Anda di halaman 1dari 6

Dalil-dalil Tentang Kewajiban dan Keutamaan

Puasa Ramadhan

Dalil-dalil tentang kewajiban puasa Ramadhan sangatlah banyak dalam nash-nash Al-
Qur`an dan Sunnah. Di antaranya adalah firman Allah Ta’âla,

‫أَيَّا ًم ا‬ . َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِمنْ قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُ ون‬ ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم‬
َ ِ‫الص يَا ُم َك َم ا ُكت‬ َ ِ‫يَ ا أَيُّ َه ا الَّ ِذينَ آ َمنُ وا ُكت‬
ٌ‫سفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِمنْ أَيَّ ٍام أُ َخ َر َو َعلَى الَّ ِذينَ يُ ِطيقُونَهُ فِ ْديَ ة‬ َ ‫ضا أَ ْو َعلَى‬ ً ‫ت فَ َمنْ َكانَ ِم ْن ُك ْم َم ِري‬ ٍ ‫َم ْعدُودَا‬
‫ش ْه ُر‬ َ  . َ‫َص و ُموا َخ ْي ٌر لَ ُك ْم إِنْ ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُم ون‬ َ
ُ ‫ين فَ َمنْ تَطَ َّو َع َخ ْي ًرا فَ ُه َو َخ ْي ٌر لَهُ َوأنْ ت‬ ٍ ‫س ِك‬ ْ ‫طَ َعا ُم ِم‬
‫ش ِه َد ِم ْن ُك ُم‬ َ ْ‫ت ِمنَ ا ْل ُه دَى َوا ْلفُ ْرقَ ا ِن فَ َمن‬ ٍ ‫س َوبَيِّنَ ا‬ِ ‫ضانَ الَّ ِذي أُ ْن ِز َل فِي ِه ا ْلقُ ْرآنُ ُه دًى لِلنَّا‬ َ ‫َر َم‬
‫س َر َواَل‬ ْ ُ‫س فَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِمنْ أَيَّ ٍام أُ َخ َر يُ ِري ُد هَّللا ُ بِ ُك ُم ا ْلي‬ َ ‫ضا أَ ْو َعلَى‬ ً ‫ص ْمهُ َو َمنْ َكانَ َم ِري‬ ُ َ‫ش ْه َر فَ ْلي‬ َّ ‫ال‬
. َ‫ش ُك ُرون‬ ْ َ‫س َر َولِتُ ْك ِملُوا ا ْل ِع َّدةَ َولِتُ َكبِّ ُروا هَّللا َ َعلَى َما َهدَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم ت‬
ْ ‫يُ ِري ُد بِ ُك ُم ا ْل ُع‬

aArtiny :
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (yaitu) dalam
beberapa hari yang tertentu. Maka, barang siapa di antara kalian sakit atau berada
dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggalkan
itu pada hari-hari yang lain. Wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya, (jika
mereka tidak berpuasa), membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.
Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan dengan kerelaan hati, itulah yang lebih baik
baginya. Berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. (Beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan)
Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu,
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Oleh karena itu, barangsiapa di antara
kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, hendaklah ia berpuasa pada bulan
itu, dan barangsiapa yang sakit atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib
berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Allah meng-
hendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian.
Hendaklah kalian mencukupkan bilangan (bulan) itu dan hendaklah kalian mengagungkan
Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian supaya kalian bersyukur.” [Al-
Baqarah: 183-185]

Dalam hadits Abdullah bin Umar riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Nabi shallallâhu
‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa puasa adalah salah satu rukun Islam yang agung dan
mulia,

، ‫الص الَ ِة‬ ُ ‫ش َها َد ِة أَنْ الَ إِلَ هَ إِالَّ هَّللا ُ َوأَنَّ ُم َح َّمدًا َر‬
َّ ‫ َوإِقَ ِام‬، ِ ‫س و ُل هَّللا‬ َ ‫س‬ٍ ‫س الَ ُم َعلَى َخ ْم‬ ْ ‫بُنِ َي ا ِإل‬
َ‫ضان‬ َ ‫ص ْو ِم َر َم‬ َ ‫ َو‬، ‫ َوا ْل َح ِّج‬، ‫َوإِيتَا ِء ال َّز َكا ِة‬
Artinya :
“Islam dibangun di atas lima (perkara, pondasi): Syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa Anna
Muhammadan ‘Abduhu wa Rasûluhu, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berhaji ke
Rumah Allah, dan berpuasa Ramadhan.”
Juga dalam hadits Thalhah bin Ubaidullah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan
Muslim, ketika seorang A’raby bertanya kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
sallam tentang Islam, beliau bersabda,

‫ش ْه ِر‬َ ‫صيَا ُم‬ِ ‫ إِالَّ أَنْ تَطَّ َّو َع َو‬.َ‫ ال‬: ‫ فَقَا َل َه ْل َعلَ َّى َغ ْي ُرهُنَّ قَا َل‬. ‫ت ِفى ا ْليَ ْو ِم َواللَّ ْيلَ ِة‬ ٍ ‫صلَ َوا‬
َ ‫س‬ ُ ‫َخ ْم‬
‫ص لَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫ َو َذ َك َر لَهُ َر‬. ‫ إِالَّ أَنْ تَطَّ َّو َع‬.َ‫ ال‬: ‫ فَقَا َل َه ْل َعلَ َّى َغ ْي ُرهُ فَقَا َل‬. َ‫ضان‬ َ ‫َر َم‬
ِ ‫ قَا َل فَأ َ ْدبَ َر ال َّر ُج ُل َو ُه َو يَقُ و ُل َوهَّللا‬. ‫ إِالَّ أَنْ تَطَّ َّو َع‬.َ‫ ال‬: ‫سلَّ َم ال َّز َكاةَ فَقَا َل َه ْل َعلَ َّى َغ ْي ُرهَا قَا َل‬
َ ‫َو‬
.‫ق‬ ْ َ
َ ْ‫ أفلَ َح إِن‬: ‫سلَّ َم‬
َ ‫ص َد‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ُ‫الَ أَ ِزي ُد َعلَى َهذا َوالَ أ ْنق‬
ُ ‫ فَقَا َل َر‬.ُ‫ص ِم ْنه‬ َ َ

Artinya :
“Shalat lima waktu (diwajibkan) dalam sehari dan semalam.” Maka, ia berkata, “Apakah
ada kewajiban lain terhadapku?” Beliau menjawab, “Tidak ada, kecuali hanya ibadah
sunnah. Juga puasa Ramadhan.” Maka, ia berkata, “Apakah ada kewajiban lain
terhadapku?” Beliau menjawab, “Tidak ada, kecuali hanya ibadah sunnah,” dan
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam menyebutkan (kewajiban) zakat terhadapnya.
Maka, ia berkata, ‘Apakah ada kewajiban lain terhadapku?’ Beliau menjawab, ‘Tidak
ada, kecuali hanya ibadah sunnah.” Kemudian, orang tersebut pergi seraya berkata,
“Demi Allah, saya tidak akan menambah di atas hal ini dan tidak akan menguranginya.’
Maka, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ia telah beruntung apabila
jujur.’.”

Selain itu, hadits yang semakna dengan ini diriwayatkan pula oleh Al-Bukhâry dan Muslim
dari hadits Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu, dan diriwayatkan oleh Muslim dari hadits
Jâbir bin Abdillah radhiyallâhu ‘anhumâ.

Selanjutnya, dalil lain terdapat dalam hadits Umar bin Khaththab radhiyallâhu


‘anhu riwayat Muslim ,dan hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan
Muslim, tentang kisah Jibril yang masyhur ketika beliau bertanya kepada
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam tentang Islam, Iman, Ihsan, dan tanda-tanda hari
kiamat. Ketika ditanya tentang Islam, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam menjawab,

ُ ‫صالَةَ َوت ُْؤتِ َى ال َّز َكاةَ َوت‬


‫َص و َم‬ ُ ‫ش َه َد أَنْ الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ َوأَنَّ ُم َح َّمدًا َر‬
َّ ‫سو ُل هَّللا ِ َوتُقِي َم ال‬ ْ َ‫سالَ ُم أَنْ ت‬
ْ ‫اإل‬
ِ
.ً‫سبِيال‬ َ
َ ‫ستَطعْتَ إِلَ ْي ِه‬ ْ
ْ ‫ضانَ َوت َُح َّج البَيْتَ إِ ِن ا‬ َ ‫َر َم‬
Artinya :
“Islam adalah bahwa engkau bersaksi bahwa tiada yang berhak untuk diibadahi kecuali
Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah, engkau menegakkan shalat,
mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan, serta berhaji ke rumah (Allah) bila engkau
sanggup menempuh jalan untuk itu.”

Berdasarkan dalil-dalil di atas, para ulama bersepakat bahwa siapapun yang mengingkari
kewajiban puasa dianggap kafir, keluar dari Islam, dan dianggap telah mengingkari suatu
perkara, yang kewajibannya telah dimaklumi secara darurat dalam syariat Islam.

Seluruh dalil di atas menunjukkan keutamaan puasa yang sangat besar dan menunjukkan
bahwa betapa agung nikmat dan rahmat Allah bagi umat Islam.

Allah Subhânahu wa Ta’âlâ dan Rasul-Nya telah menjelaskan berbagai macam keutamaan


puasa secara umum dan keutamaan puasa Ramadhan secara khusus. Agar kita dapat bersegera
dalam hal menggapai rahmat Allah dan bergembira terhadap karunia dan nikmat-Nya, berikut
ini, kami menyebutkan beberapa keutamaan puasa. Di antaranya adalah:
 
Pertama, ampunan dan pahala yang sangat besar bagi orang yang berpuasa.
Allah Jalla Tsanâ`uhu menyebutkan sederet orang-orang yang beramal shalih, yang di
antara mereka adalah laki-laki dan perempuan yang berpuasa, kemudian menyatakan pahala
untuk mereka dalam firman-Nya,

‫أَ َع َّد هَّللا ُ لَ ُه ْم َم ْغفِ َرةً َوأَ ْج ًرا ع َِظي ًما‬


Artinya :
“…Allah telah menyediakan, untuk mereka, ampunan dan pahala yang besar.” [Al-Ahzâb:
35]
 
Kedua, puasa adalah tameng terhadap api neraka.
Dalam riwayat Al-Bukhâry dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu,
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫س ابَّهُ أَ َح ٌد أَ ْو‬ ْ َ‫ص ْو ِم أَ َح ِد ُك ْم فَالَ يَ ْرفُ ْث َوالَ ي‬


َ ْ‫س َخ ْب فَإِن‬ َ ‫الصيَا ُم ُجنَّةٌ فَإ ِ َذا َكانَ يَ ْو ُم‬
ِّ ‫َو‬
َ ‫قَاتَلَهُ فَ ْليَقُ ْل إِنِّ ْي ا ْم ُر ٌؤ‬
‫صائِ ٌم‬
Artinya :
“… dan puasa adalah tameng. Bila salah seorang dari kalian berada pada hari puasa,
janganlah ia berbuat sia-sia dan janganlah ia banyak mendebat. Kalau orang lain
mencercanya atau memusuhinya, hendaknya ia berkata, ‘Saya sedang berpuasa.’.”

Juga dalam hadits Jâbir, ‘Utsman bin Abil ‘Âsh, dan Abu Hurairah radhiyallâhu
‘anhu riwayat Imam Ahmad dan selainnya, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

ِ ‫الصيَا ُم ُجنَّةٌ َك ُجنَّ ِة أَ َح ِد ُك ْم ِمنَ ا ْلقِت‬


‫َال‬ ِّ
Artinya :
“Puasa merupakan tameng terhadap neraka, seperti tameng salah seorang dari kalian pada
peperangan.”
 

Ketiga, puasa adalah pemutus syahwat.


Dalam hadits ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim,
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ْ‫ َو َمن‬،‫ج‬ َ ‫ َوأَ ْح‬،‫ص ِر‬


ِ ‫ص نُ لِ ْلفَ ْر‬ ُّ ‫ فَإِنَّهُ أَ َغ‬،‫ستَطَا َع ا ْلبَا َءةَ فَ ْليَتَزَ َّو ْج‬
َ َ‫ض لِ ْلب‬ ْ ‫ب َم ِن ا‬
ِ ‫شبَا‬ َّ ‫يَا َم ْعش ََر ال‬
‫ فَإِنَّهُ لَهُ ِو َجا ٌء‬،‫ص ْو ِم‬
َّ ‫ست َِط ْع فَ َعلَ ْي ِه بِال‬
ْ َ‫لَ ْم ي‬

Artinya :
“Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, hendaklah
ia menikah karena hal tersebut lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga
kemaluan, dan barangsiapa yang belum mampu, hendaknya ia berpuasa karena
sesungguhnya (puasa itu) adalah pemutus syahwatnya.”
 

Keempat, orang yang berpuasa mendapat ganjaran khusus di sisi Allah.


Hal tersebut karena puasa merupakan bagian kesabaran, sementara sabar terbagi tiga: sabar
dalam hal menjalankan ketaatan, sabar dalam hal meninggalkan larangan, dan sabar dalam
hal menerima ketentuan Allah. Orang yang berpuasa telah melakukan tiga jenis kesabaran
ini seluruhnya, bahwa ia sabar dalam hal menjalankan ketaatan yang diperintah dalam
pelaksanaan puasa, sabar dalam hal meninggalkan segala hal yang dilarang dan diharamkan
dalam pelaksanaan puasa, serta sabar dalam hal menjalani kepedihan terhadap lapar, haus,
dan kelemahan pada tubuh. Karena puasa merupakan bagian kesabaran, wajar jika orang
yang berpuasa mendapatkan pahala khusus yang tidak terhingga sebagaimana orang yang
sabar mendapat pahala seperti itu. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,

‫ب‬ َ ‫صابِ ُرونَ أَ ْج َر ُه ْم بِ َغ ْي ِر ِح‬


ٍ ‫سا‬ َّ ‫إِنَّ َما يُ َوفَّى ال‬
“Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang pahala mereka dicukupkan
tanpa batas.” [Az-Zumar: 10]
 
Kelima, orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan.
 

Keenam, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau wangian
kasturi.
Tiga keutamaan yang disebut terakhir termaktub dalam hadits Abu Hurairah radhiyallâhu
‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

َّ‫ف قَ ا َل هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل إِال‬ٍ ‫ض ْع‬ َ ‫ش َر أَ ْمثَالِ َها إِلَى‬


ِ ‫س ْب ِع ِمائَ ِة‬ ْ ‫سنَةُ َع‬َ ‫ضاعَفُ ا ْل َح‬ َ ُ‫ُك ُّل َع َم ِل ا ْب ِن آ َد َم ي‬
‫َان فَ ْر َحةٌ ِع ْن َد‬
ِ ‫صائِ ِم فَ ْر َحت‬ َّ ‫ش ْه َوتَهُ َوطَ َعا َمهُ ِمنْ أَ ْجلِ ْي َولِل‬َ ‫ع‬ ْ ‫ص ْو َم فَإِنَّهُ لِ ْي َوأَنَا أَ ْج ِز‬
ُ ‫ي بِ ِه يَ َد‬ َّ ‫ال‬
‫س ِك‬ْ ‫يح ا ْل ِم‬ ُ َ‫ َولَ ُخلُوفُ فِي ِه أَ ْطي‬.‫فِ ْط ِر ِه َوفَ ْر َحةٌ ِع ْن َد لِقَا ِء َربِّ ِه‬
ِ ‫ب ِع ْن َد هَّللا ِ ِمنْ ِر‬
Artinya :
“Setiap amalan Anak Adam, kebaikannya dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh
ratus kali lipat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Kecuali puasa. Sesungguhnya, (amalan)
itu adalah (khusus) bagi-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya karena (orang yang
berpuasa) meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku.’ Bagi orang yang
berpuasa, ada dua kegembiraan: kegembiraan ketika dia berbuka puasa dan kegembiraan
ketika dia berjumpa dengan Rabb-nya. Sesungguhnya, bau mulut orang yang berpuasa
lebih harum di sisi Allah daripada bau  kasturi.” (Lafazh hadits adalah milik Imam Muslim)
 

Ketujuh, puasa sehari di jalan Allah menjauhkan wajah seseorang dari neraka sejauh
perjalanan selama tujuh puluh tahun.
Dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudry radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim,
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫يل هَّللا ِ إِالَّ بَا َع َد هَّللا ُ بِ َذلِ َك ا ْليَ ْو ِم َو ْج َه هُ َع ِن النَّا ِر‬


َ‫س ْب ِعين‬ ِ ِ‫س ب‬
َ ‫ص و ُم يَ ْو ًم ا ِفى‬
ُ َ‫َما ِمنْ َع ْب ٍد ي‬
‫َخ ِريفًا‬
Artinya :
“Tidak seorang hamba pun yang berpuasa sehari di jalan Allah, kecuali, karena
(amalannya pada) hari itu, Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka (sejauh
perjalanan) selama tujuh puluh tahun.”
 

Kedelapan, pintu khusus di surga bagi orang-orang yang berpuasa.


Dalam hadits Sahl bin Sa’ad As-Sâ’idy radhiyallâhu ‘anhumâ riwayat Al-Bukhâry dan
Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫الص ائِ ُمونَ يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة الَ يَ د ُْخ ُل َم َع ُه ْم أَ َح ٌد‬ َّ ُ‫إِنَّ فِي ا ْل َجنَّ ِة بَابًا يُقَ ا ُل لَ هُ ال َّريَّانُ يَ د ُْخ ُل ِم ْن ه‬
َ ِ‫صائِ ُمونَ فَيَد ُْخلُونَ ِم ْنهُ فَإ ِ َذا د ََخ َل آ ِخ ُر ُه ْم أُ ْغل‬
‫ق فَلَ ْم يَد ُْخ ْل ِم ْنهُ أَ َح ٌد‬ َّ ‫َغ ْي ُر ُه ْم يُقَا ُل أَيْنَ ال‬
Artinya :
“Sesungguhnya, di surga, ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyân. Orang-orang yang
berpuasa akan masuk melaluinya pada hari kiamat. Tidak ada seorang pun yang
melewatinya, kecuali mereka. Dikatakan, ‘Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Lalu
mereka memasukinya. Jika (orang) terakhir dari mereka telah masuk, (pintu) itupun dikunci
sehingga tidak ada seorang pun yang melaluinya.”
 

Kesembilan, puasa termasuk kaffarah (penggugur) dosa hamba.


Dalam hadits Hadzaifah Ibnul Yamân radhiyallâhu ‘anhumâ riwayat Al-Bukhâry dan
Muslim, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ص َدقَةُ َواألَ ْم ُر‬


َّ ‫صالَةُ َوال‬ ِ ‫فِ ْتنَةُ ال َّر ُج ِل فِ ْي أَ ْهلِ ِه َو َمالِ ِه َونَ ْف‬
ِّ ‫س ِه َو َولَ ِد ِه َو َجا ِر ِه يُ َكفِّ ُرهَا‬
َّ ‫الصيَا ُم َوال‬
ِ‫َن ا ْل ُم ْن َكر‬
ِ ‫وف َوالنَّ ْه ُى ع‬ ِ ‫بِا ْل َم ْع ُر‬
Artinya :
“Fitnah seseorang terhadap keluarga, harta, jiwa, anak, dan tetangganya dapat ditebus
dengan puasa, shalat, shadaqah, serta amar ma’ruf dan nahi mungkar.” (Konteks hadits
adalah milik Imam Muslim)

Juga dalam hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Muslim, Rasulullah shallallâhu


‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ض انَ ُم َكفِّ َراتٌ َم ا بَ ْينَ ُهنَّ إِ َذا‬ َ ‫س َوا ْل ُج ُم َع ةُ إِلَى ا ْل ُج ُم َع ِة َو َر َم‬


َ ‫ض انُ إِلَى َر َم‬ ُ ‫الص لَ َواتُ ا ْل َخ ْم‬َّ
ْ َ َ‫اجتَن‬
‫ب ال َكبَائِ َر‬ ْ
Artinya :
“Shalat lima waktu, (dari) Jum’at ke Jum’at, dan (dari) Ramadhan ke Ramadhan, adalah
penggugur dosa (seseorang pada masa) di antara waktu tersebut sepanjang ia menjauhi
dosa besar.”
Bahkan, puasa menjadi bagian kaffarah pada beberapa perkara seperti pelanggaran
sumpah[1], zhihâr [2], sebagian amalan haji[3], pembunuhan Ahludz Dzimmah ‘orang yang
berada di bawah perjanjian’ tanpa sengaja[4], dan pembunuhan hewan buruan saat ihram[5].
 

Kesepuluh, puasa termasuk amalan yang mengakibatkan seseorang dimasukkan ke dalam


surga.
Dalam haditsnya riwayat Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, An-Nasâ`i, Ibnu Hibban, dan lain-lain,
Abu Umâmah radhiyallâhu ‘anhu berkata kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam,

َّ ‫ قَا َل َعلَ ْيكَ بِال‬. َ‫سو َل هَّللا ِ فَ ُم ْرنِ ْي بِ َع َم ٍل أَد ُْخ ُل بِ ِه ا ْل َجنَّة‬
.ُ‫ص ْو ِم فَإِنَّهُ الَ ِم ْث َل لَه‬ ُ ‫يَا َر‬
Artinya :
“Wahai Rasulullah, perintahlah saya untuk mengerjakan suatu amalan, yang dengannya,
saya dimasukkan ke dalam surga. Beliau bersabda, ‘Berpuasalah, karena (puasa) itu tak
ada bandingannya.’.”
 

Kesebelas, puasa memberi syafa’at pada hari kiamat.


Dalam hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallâhu ‘anhumâ, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫ت‬ َّ ‫ي َر ِّب َمنَ ْعتُهُ الطَّ َع ا َم َو‬


ِ ‫الش َه َوا‬ ْ َ‫الصيَا ُم أ‬
ِّ ‫ان لِ ْل َع ْب ِد يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة يَقُو ُل‬
ِ ‫شفَ َع‬ْ َ‫الصيَا ُم َوا ْلقُ ْرآنُ ي‬
ِّ
َ ُ‫ قَا َل فَي‬.‫شفِّ ْعنِ ْي فِي ِه‬
.‫شفَّ َعا ِن‬ َ َ‫ َويَقُو ُل ا ْلقُ ْرآنُ َمنَ ْعتُهُ النَّ ْو َم بِاللَّ ْي ِل ف‬.‫شفِّ ْعنِ ْي فِي ِه‬
َ َ‫بِالنَّ َها ِر ف‬
Artinya :
“Puasa dan Al-Qur`an akan memberi syafa’at untuk seorang hamba pada hari kiamat.
Puasa berkata, ‘Wahai Rabb-ku, saya telah melarangnya terhadap makanan dan syahwat
pada siang hari, maka izinkanlah saya untuk memberi syafa’at baginya.’ Al-Qur`an
berkata, ‘Saya telah menghalanginya dari tidur malam, maka izinkanlah saya untuk
memberi syafa’at baginya.’ (Beliau) bersabda, ‘Maka, keduanya mendapat izin untuk
mensyafa’ati (hamba) tersebut.’.” (HR. Ahmad, Muhammad bin Nash Al-Marwazy, Al-
Hâkim, dan selainnya. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Tamâmul Minnah hal.
394-395)
 

Kedua belas, pada Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup,
serta syaithan dibelenggu.
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim,
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫شيَا ِطين‬ ِ ‫صفِّ َد‬


َّ ‫ت ال‬ ُ ‫اب ا ْل َجنَّ ِة َو ُغلِّقَتْ أَ ْب َو‬
ُ ‫اب النَّا ِر َو‬ ُ ‫ضانُ فُتِّ َحتْ أَ ْب َو‬
َ ‫إِ َذا َجا َء َر َم‬
Artinya :
“Jika Ramadhan telah tiba, pintu-pintu surgadibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan
syaithan-syaithan dibelenggu.”
 

Ketiga belas, orang yang berpuasa pada Ramadhan, karena keimanan dan hal mengharap
pahala, dosa-dosanya diampuni.
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim,
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫سابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِمنْ َذ ْنبِ ِه‬ ْ ‫ضانَ إِي َمانًا َو‬
َ ِ‫احت‬ َ ‫صا َم َر َم‬
َ ْ‫َمن‬
Artinya :
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan hal mengharap pahola,
dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

Anda mungkin juga menyukai