PERSIAPAN SURVEI
4 BAB 4. PERSIAPAN SURVEI
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa terampil dalam menggunakan form pengamatan
fisiografi dan morfologi tanah,
2. Mahasiswa terampil menggunakan Survey 123 sebagai salah
satu software online untuk survey tanah,
3. Mahasiswa mampu memberikan simbol horizon dari data
morfologi tanah yang disediakan oleh asisten.
INSTRUKSIONAL PEMBELAJARAN
Menentukan horizon genetik dari data morfologi yang
disediakan oleh asisten
58
biasanya akan sulit untuk menulis) yang kedua sisinya berisi
parameter pengamatan. Satu sisi berisi informasi umum (meliputi
nomor lapangan dan laboratorium, nama lokasi mulai dukuh
hingga provinsi, koordinat titik, waktu pengamatan, nama
pengamat atau surveyor, dan sebagainya) dan parameter
fisiografis (meliputi penggunaan lahan, sketsa, relief, bahan induk,
dan sebagainya). Sisi yang berada di baliknya berisi parameter
morfologi yang dibagi ke dalam tiap horizon. Parameter yang
terdapat pada morfologi tanah di antaranya adalah simbol
horizon, kedalaman tanah (cm), batas horizon baik dari kejelasan
maupun topografinya, dan sebagainya.
b. Mengisi Informasi Umum dan Parameter Fisiografis
Lembar informasi umum dan fisiografi lahan berisi
parameter yang cukup kompleks. Dari keseluruhan parameter,
pengamat atau surveyor diharapkan menulis semua informasi
yang dibutuhkan agar reliabilitas data lapangan menunjukkan
hasil yang baik. Di bawah ini adalah gambar lembar fisiografi
lahan dan penjelasan cara pengisian.
• Nomor Lapangan
Nomor lapangan diisi menyesuaikan dengan
kesepakatan kode yang dibuat untuk survei. Fungsi nomor
lapangan untuk memudahkan sortasi data lapangan, apalagi
jika titik survei terdapat dalam jumlah yang besar. Penamaan
nomor lapangan yang tidak sistematis membuat data sulit
60
untuk dipilah. Contoh sederhana nomor lapangan seperti di
bawah ini :
Nomor Lapangan : 20_LS_035
a) Angka 20 menunjukkan tahun pengamatan, artinya
pengamatan dilakukan tahun 2020.
b) LS adalah singkatan dari ketua tim atau pengamat. Misal di
sini pengamat atau ketua timnya adalah Luqman
Sholahuddin, maka disingkat LS.
c) 035 adalah kode titik atau nomor urut titik lokasi
pengamatan. Ditulis 3 digit apabila jumlah titik pengamatan
hingga ratusan, 4 digit bila ribuan, dst. Angka 035
menunjukkan titik tersebut adalah titik pengamatan ke-35.
• Nomor Laboratorium
Nomor Laboratorium dikosongkan, karena nanti akan diisi
oleh laboran yang bertugas. Nomor laboratorium baru diisi jika
titik pengamatan yang diambil ini terpilih sebagai pedon tipikal
atau satelit yang sampel tanahnya akan dianalisa.
• Daerah Survei
Berisi lokasi daerah dari titik pengamatan. Contoh :
Daerah Survei : DAS Kali Konto
• Pemeta
Pemeta Diisi dengan kode atau singkatan nama dari ketua
tim dan anggotanya, masing-masing 2 atau 3 digit. Nama
pemeta perlu dicantumkan agar jika suatu saat ada data yang
kurang jelas terkait deskripsi profil atau lainnya, akan mudah
untuk mencari siapa yang dapat ditanyai informasinya.
• Tanggal Pengamatan
Diisi dengan hari, nomor hari, bulan, dan tahun ketika
pengamatan dilakukan. Informasi ini untuk memudahkan
sortasi data.
• Famili
Informasi ini diisi setelah deskripsi profil tanah selesai
dilakukan. Kolom ini berisi klasifikasi tanah sampai ke famili
• Peta Topografi
Berisi informasi tentang nomor lembar (sheet) dan nama
peta yang digunakan untuk menentukan titik pengamatan ini.
• Peta Geologi
Berisi informasi tentang nomor dan nama lembar peta
geologi yang terdapat titik pengamatan ini di dalamnya.
Fungsinya untuk mengetahui informasi geologi dari lembar
peta geologi tersebut seperti batuan induk, bahan penyusun,
kode geologi, dsb.
• Foto Udara
Berisi nomor RUN foto udara dan nomor urut foto udara
yang digunakan. Misalnya RIX-26.
• Satuan IFU
Satuan interpretasi foto udara atau IFU bisa diisi dengan
simbol pada peta bentuk lahan yang mengacu pada salah satu
antara Dessaunettes (1977), Balsem dan Buurman (1990),
Marsoedi, dkk (1994), atau sistem klasifikasi bentuk lahan
yang lainnya.
• SPT (Satuan Peta Tanah)
Informasi SPT berisi nomor atau kode SPT pada titik
tersebut sesuai yang ada pada peta yang digunakan.
• Elevasi
Informasi mengenai ketinggian tempat dari permukaan
air laut yang dapat diambil dari altimeter, GPS, smartphone,
smartwatch, atau alat lain yang dapat menunjukkan data
ketinggian tempat.
62
• Fisiografi
Berisi simbol atau kode bentuk lahan (Landform) sesuai
dengan yang ada pada foto udara atau peta bentuk lahan yang
digunakan.
• Bahan Induk
Bahan induk adalah massa lunak yang memiliki susunan
anorganik atau organik, merupakan hasil pelapukan dari
batuan induk atau sedimentasi yang dapat ditemukan dalam
bentuk lepas dan kukuh. Bahan induk yang mengalami
pelapukan nantinya akan menjadi tanah.
Isi kolom ini dengan informasi bahan induk sesuai
dengan yang ada pada peta atau lembar geologi, ditambah
dengan pengamatan yang ditemukan di lapangan.
Ketidakcocokan data bahan induk di peta geologi dengan yang
ditemukan di lapangan dapat menjadi bahan koreksi. Hal ini
bisa terjadi karena mungkin batas lembar geologi yang kurang
tepat atau mungkin sudah terjadi penumpukan material baru
pada daerah tersebut atau karena alas an lain. Hal ini sangat
penting untuk ditelaah karena dapat mempengaruhi kalsifikasi
tanah yang ada di daerah tersebut.
• Formasi Geologi
Sesuaikan atau isi informasi ini sama dengan yang ada
pada peta atau lembar geologi. Misalnya titik pengamatan
terdapat di Lembar Geologi Blitar, dengan kode geologi Qvk
batuan atau bahan induknya endapan lahar, breksi gunungapi,
tuff, dan lava. Kode geologi ini memiliki formasi geologi
bernama Endapan Gunungapi Kelud.
64
Gambar 3. Contoh sketsa fisiografi lahan
• Relief
Relief menunjukkan perbedaan elevasi dan sudut lereng.
Relief makro juga disebut dengan bentuk wilayah. Marsoedi,
dkk (1997) telah membagi relief dengan penjelasan seperti di
bawah ini :
Tabel 3. Pembagian relief
Bentuk Wilayah Lereng Beda
Simbol Uraian (%) Tinggi (m)
f Datar (flat) <1 <2
n Agak datar (nearly flat) 1-3 <2
u Berombak (undulating) >3 - 8 2 - 10
r Bergelombang (rolling) >8 - 15 10 - 50
o Bergumuk (hummocky) >15 - 30 < 10
c Berbukit Kecil >15 - 30 10 - 50
h (hillocky)(hilly)
Berbukit >30 - 40 50 - 300
m Bergunung >40 >300
(montainous)
• Relief Mikro
Relief mikro adalah beda tinggi alami ataupun buatan
pada jarak yang masih dekat atau beberapa meter saja.
klasifikasi relief mikro berdasarkan FAO (1990) adalah sebagai
berikut :
66
a) Gilgai
- Gilgai rendah, beda tinggi pada jarak 10m, <20m
- Gilgai sedang, beda tinggi pada jarak 10m, 20-40m
- Gilgai tinggi, beda tinggi pada jarak 10m, >40m
b) Termit atau gundukan sarang semut
c) Galian Binatang
d) Bukit-bukit kecil (hummock)
- Hummock rendah, beda tingginya <20m
- Hummock sedang, beda tingginya 20-40m
- Hummock tinggi, beda tingginya >40m
e) Terracetes atau teras-teras kecil
• Stasiun Iklim
Data iklim dikumpulkan dari stasiun iklim yang
berpengaruh pada lokasi pengamatan tersebut. Jika di daerah
survei mencakup yang luas, sehingga terdapat beberapa
stasiun iklim yang mempengaruhi, maka penentuan satuan
peta yang dipengaruhi stasiun iklim dapat menggunakan
metode Poligon Thiessen atau Isohyet. Di bawah ini adalah
contoh garis-garis isohyet dan Poligon Thiessen yang
mengelilingi tiap stasiun iklim.
(a) (b)
Gambar 5. (a) Garis-garis isohyet dan (b) Thiessen Poligon
68
saluran drainase atau irigasi tidak diperhitungkan kecuali jika
perubahan tersebut menyebabkan perubahan morfologi tanah.
Kelas drainase alami dibagi menjadi tujuh, yaitu :
1. Cepat. Air meresap sangat cepat dari permukaan tanah. Air
tanah sangat jarang dijumpai atau ada tetapi sangat dalam.
Tanah umumnya bertekstur kasar dan memiliki
kondutivitas hidrolik sangat tinggi atau tanah sangat
dangkal.
2. Agak cepat. Air meresap dari tanah dengan cepat. Air tanah
biasanya sangat dalam. Tanah umunya bertekstur kasar dan
konduktivitas hidrolik jenuhnya tinggi. Ciri yang dapat
ditemukan di lapangan adalah warna tanah homogen tanpa
gejala redoksi morfik (karatan besi, glei, dll).
3. Baik. Air mudah meresap dari tanah tetapi tidak cepat. Air
tanah umunya dalam atau sangat dalam. Secara umum, air
dapat tersedia bagi tanaman sepanjang musim tanam di
wilayah humid. Keadaan lengas tanah yang cukup tinggi
tidak menghambat pertumbuhan akar selama periode
musim tumbuh. Ciri yang dapat ditemukan di lapangan
adalah tidak akan ditemukan gejala redoksi morfik yang
berhubungan dengan kelengasan.
4. Sedang atau agak baik. Air meresap agak lambat selama
beberapa periode dalam setahun. Air tanah biasanya cukup
dalam secara tidak permanen hingga permanen. Tanah
dalam keadaan basah terjadi hanya dalam waktu yan
singkat selama masa pertumbuhan, tetapi cukup lama,
sehingga cukup berpengaruh pada kebanyakan tanaman
mesophytic. Tanah berkonduktivitas hidrolik sedang sampai
agak rendah pada kedalaman hingga 100 cm, dan/atau
secara berkala menerima curah hujan yang tinggi. Ciri yang
dapat ditemukan di lapangan adalah tanah berwarna
homogen tanpa bercak atau gejala redoksi morfik pada
lapisan 0-50 cm.
5. Agak lambat atau agak terhambat. Air meresap dengan
lambat sehingga tanah tetap basah pada kedalaman yang
70
Gambar 6. Ilustrasi kelas drainase
• Permeabilitas
Permeabilitas dapat diukur melalui konduktivitas
hidrolik, atau dapat ditentukan dengan cara menghitung
kedalaman perembesan air pada sejumlah berat tanah tertentu
dalam keadaan jenuh air dalam satu jam, yang dinyatakan
dalam satuan sentimeter, ditunjukkan seperti di bawah ini :
- Sangat cepat : >25,0 cm/jam
- Cepat : 12,5-25,0 cm/jam
- Agak cepat : 6,5-12,5 cm/jam
- Sedang : 2,0-6,5 cm/jam
- Agak lambat : 0,5-2,0 cm/jam
- Lambat : 0,1-0,5 cm/jam
- Sangat lambat : <0,1 cm/jam
• Genangan Banjir
Kelas frekuensi dan lamanya genangan (banjir) diukur
dengan kriteria seperti di bawah ini :
Lamanya
Ekstrim Singkat (ES) <4 jam (hanya banjir)
Sangat singkat (SS) 4 – 48 jam
Singkat (S) 2 – 7 hari
Lama (L) 7 hari – 1 bulan
Sangat lama (SL) >1 bulan
Tabel 5. Kelas kejadian air tanah internal
Kelas Kriteria
Tebal Jika Perched
Ekstrim tipis (ET) <10 cm
Sangat tipis (ST) 10 – 30 cm
Tipis (T) 30 cm – 100 cm
Tebal (Tb) >100 cm
Kedalaman
Sangat dangkal (SD) <25 cm
Dangkal (D) 25 – 50 cm
Agak dalam (AD) 50 cm – 100 cm
Dalam (D) 100 cm – 150 cm
Sangat dalam (SD) >150 cm
72
• Pengelolaan Air
Tulis informasi terkait pengelolan air (irigasi dan/atau
drainase) pada satuan lahan, khususnya di lokasi pengamatan.
Kedalaman air tanah, glei, konkresi/karatan diukur dari
permukaan tanah dalam satuan centimeter. Kedalaman glei
adalah tanda terjadinya proses reduksi yang telah lanjut,
ditandai oleh warna tanah kelabu atau kehijauan. Jika ada
sebutkan tebal dan kedalamannya. Untuk karatan dan konkresi
dapat disebutkan tebalnya dalam centimeter, seperti
karatan/konkresi (misalnya Fe, Mn, Si) dengan kriteria jumlah
seperti berikut :
- Sedikit (Sd), jika luasnya <2% dari keseluruhan luas
permukaan
- Biasa (Bi), jika luasnya 2–20% dari keseluruhan luas
permukaan
- Banyak (Ba), jika luasnya >20% dari keseluruhan luas
permukaan
• Erosi
Erosi dibagi menjadi beberapa kelas kriteria untuk
menunjukkan tingkat erosi yang terjadi pada suatu lahan saat
pengamatan. Jelaskan macam erosinya, apakah erosi
permukaan (P), erosi alur (A), atau erosi parit atau gully (G).
kelas erosi adalah seperti di bawah ini :
- Kelas 1. Tanah mengalami sedikit kehilangan, yaitu rata-rata
<25% dari horizon A atau E. Kelas ini ditandai oleh (1)
terdapat beberapa alur, (2) akumulasi endapan di dasar
lereng atau dalam cekungan, (3) lapisan olah pada tempat-
tempat tertentu mengandung bahan-bahan dari lapisan
bawah, dan (4) bukti terdapat pembentukan alur yang lebar
dan dalam atau parit dangkal tanpa pengurangan dalam
ketebalan atau perubahan sifat antara alur dan parit.
Berdasarkan FAO (1990), Sebagian kecil horizon A tererosi.
- Kelas 2. Tanah mengalami kehilangan rata-rata 25-75% dari
horizon A atau E semula atau pada kedalaman 20 cm teratas,
jika tebal horizon A atau E mula-mula kurang 20 cm.
BAB 4. PERSIAPAN SURVEI| 73
Kebanyakan daerah yang diusahakan lapisan atasnya terdiri
atas campuran horizon A atau E asal dan bahan-bahan dari
bawah.
- Kelas 3. Tanah telah mengalami kehilangan >75% horizon A
atau E asal. Pada lapisan olah, bahan-bahan dari horizon atau
lapisan bawah tersingkap ke permukaan. Jika tebal horizon A
atau E sangat tebal, paling tidak terjadi percampuran dengan
bahan yang berasal dari bawahnya. Berdasarkan FAO(1990),
semua horizon A telah tererosi dan pengolahan tanahnya
telah sampai pada horizon B atau C.
- Kelas 4. Tanah ini telah kehilangan semua horizon A atau E
asal. Kebanyakan memperlihatkan pola parit yang jelas.
Menurut FAO (1990) sebagian besar solum tanah telah
tererosi.
• Padas
Padas adalah lapisan atau horizon tanah yang mengeras,
baik yang tersementasi ataupun tidak yang merupakan hasil
proses pedogenik. Lapisan ini tidak tertembus akar, bukan juga
duripan, fragipan, claypan, atau tapak bajak. Untuk
menentukan jenis padas dapat dilakukan uji sederhana (lihat
Kunci Taksonomi Tanah, 2014).
• Pembatas Perakaran (Kontak)
Pembatas akar secara fisik diasumsikan sebagai
terjadinya kontak (sentuhan) dengan batuan, baik keras
maupun lunak. Kontak merupakan persentuhan antara tanah
dengan bahan keras hasil dari proses geogenik, berupa litik,
paralitik, densik, atau fragik. Perubahan sebaran besar butir
seperti pasir berlempung di atas berkerikil, tidak selalu sebagai
penghambat akar secara fisik. Suhu tanah dan/atau sifat kimia
termasuk pembatas perakaran adalah penghambat
pertumbuhan akar akibat sifat fisik. Kelas kedalaman pembatas
perakaran adalah sebagai berikut :
- Sangat dangkal : <25 cm
- Dangkal : 25-50 cm
74
- Agak dalam : 50-100 cm
- Dalam : 100-150 m
- Sangat dalam : >150 cm
• Keadaan Fragmen Batuan di Permukaan
Fragmen batuan pada permukaan tanah dikelaskan
berdasarkan jumlah dan jarak batu dan batuan pada
permukaan tanah. Klasifikasi fragmen batuan di permukaan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 6. Klasifikasi fragmen batuan di permukaan
Tutupan Karak (Dalam meter) antara batu atau
Kelas permukaan batuan jika diameternya adalah
(%) 0.25 m1) 0.6 m 1.2 m Nama
1 0.01 – 0.1 ≥8 ≥20 ≥37 Berbatu atau
berbatuan
2 0.1 – 3.0 1–8 3 – 2- 6–37 Sangat berbatu
atau sangat
berbatuan
3 3.0 – 15 0.5 – 1 1–3 2 – 6 Amat sangat
berbatu atau
amat sangat
berbatuan
4 15 – 50 0.5–0.5 0.5 – 1 1 – 2 Rubby
(Bermakadam)
5 50 – 90 <0.3 <0.5 <1 Very rubby
76
• Rezim Suhu Tanah
Akan dijelaskan lebih rinci pada Bab V
• Simbol Horizon
Simbol horizon atau lapisan terdiri atas 3 (tiga) macam
yang bisa dikombinasikan untuk menandai suatu horizon atau
lapisan. Pertama dengan menggunakan huruf besar yang
berarti sebagai horizon utama. Kedua dengan menggunakan
huruf kecil yang berarti sifat dari horizon utama tersebut.
78
Gambar 7. Lembar pengamatan morfologi tanah
80
1. Akumulasi bahan organik terhumifikasi yang
bercampur sangat intensif dengan fraksi mineral,
dan tidak didominasi oleh sifat-sifat yang
merupakan karakteristik horizon E atau B
(didefinisikan kemudian), atau
2. Memiliki sifat-sifat yang merupakan akibat dari
pengolahan tanah, penggembalaan ternak, atau
jenis-jenis gangguan lain yang serupa.
Apabila suatu horizon permukaan memiliki sifat-sifat
kedua horizon A dan E tetapi kenampakan yang
menonjol adalah akumulasi bahan organik
terhumifikasi, maka horizon tersebut ditetapkan
sebagai suatu horizon A. Bila endapan aluvial berumur
resen atau endapan eolian yang masih memperlihatkan
banyak struktur batuan asli, tidak dianggap sebagai
horizon A, kecuali bila telah dibudidayakan.
d. Horizon E: Horizon tanah mineral yang ciri utamanya
adalah kehilangan liat silikat, besi, aluminium, atau
kombinasi dari senyawa–senyawa tersebut,
meninggalkan suatu konsentrasi partikel-partikel pasir
dan debu. Horizon ini memperlihatkan hilangnya
seluruh atau sebagian besar struktur batuan aslinya.
Horizon E dibedakan dari horizon B di bawahnya
dalam sequum tanah yang sama, oleh warna dengan
value lebih tinggi atau chroma lebih rendah, atau
keduanya, oleh tekstur yang lebih kasar, atau oleh
suatu kombinasi dari sifat-sifat tersebut. Pada sebagian
tanah, warna horizon E merupakan warna dari partikel-
partikel pasir dan debu, tetapi pada kebanyakan tanah
yang lain disebabkan oleh penyelaputan oksida besi
atau senyawa-senyawa yang menutupi warna partikel-
partikel primer. Horizon E paling umum dibedakan dari
horizon A yang terletak di atasnya, oleh warnanya yang
lebih pucat. Umumnya horizon ini mempunyai
84
digunakan untuk air dangkal, es, atau salju yang berada
di atas permukaan tanah.
- Horizon Peralihan
Horizon peralihan adalah horizon yang didominasi oleh
sifat-sifat dari satu horizon utama, tetapi mempunyai
sebagian dari sifat-sifat horizon yang lain. Simbol yang terdiri
atas dua huruf kapital digunakan untuk horizon- horizon
peralihan seperti itu, misalnya AB, EB, BE, atau BC. Huruf
pertama dari simbol ini menunjukkan bahwa sifat-sifat
horizon yang diberi simbol mendominasi horizon peralihan.
Suatu horizon AB, misalnya, mempunyai karakteristik atau
ciri-ciri dari dua horizon, yaitu horizon A yang terletak di
atasnya dan horizon B yang berada di bawahnya, tetapi
horizon ini lebih mirip horizon A daripada horizon B.
Pada sebagian kasus, suatu horizon dapat diberi simbol
sebagai horizon peralihan, walaupun salah satu dari horizon
utama tidak ada. Suatu horizon BE mungkin dapat
ditemukan pada suatu tanah yang terkikis erosi, apabila sifat-
sifatnya serupa dengan keseluruhan sifat-sifat suatu horizon
BE yang berada pada tanah dimana horizon E yang terletak di
atasnya belum hilang oleh erosi. Suatu horizon BC dapat
ditetapkan keberadaannya, sekalipun horizon C yang terletak
di bawahnya tidak ada; horizon tersebut merupakan
peralihan ke bahan induk yang diperkirakan ada sebelumnya.
Horizon-horizon yang terdiri atas dua bagian nyata,
mempunyai sifat- sifat yang diketahui merupakan sifat-sifat
dari dua jenis horizon utama, ditunjukkan dengan huruf
kapital. Dua huruf kapital yangdigunakan untuk memberi
simbol horizon kombinasi seperti itu, dipisahkan oleh satu
garis miring (/), seperti misalnya E/B, B/E, atauB/C. Sebagian
besar bagian-bagian individual dari salah satu komponen
horizon dikelilingi oleh bagian-bagian horizon yang lain.
Pemberian simbol masih dapat dilakukan, sekalipun
horizon yang serupa dengan salah satu atau kedua komponen
86
mangan, atau titanium. Bahan sementasi tidak boleh berupa
silika, dolomit, kalsit, atau garam-garam yang lebih terlarut.
co___Tanah bersifat koprogen (coprogenous earth). Simbol
ini hanya digunakan bersama-sama horizon L untuk
menunjukkan adanya lapisan limnik dari tanah berkoprogen
(gambut tersedimentasi).
d___Penghambat perakaran secara fisik. Simbol ini
digunakan untuk menunjukkan adanya lapisan penghambat
perakaran yang tidak tersementasi, yang terdapat dalam
sedimen atau bahan yang terbentuk secara alami atau
buatan-manusia. Misalnya: sedimen till basalt (campuran liat,
debu, pasir, kerikil dan bongkah batu endapan glasial es)
yang kompak, padas tapak bajak, dan zone-zone yang
mengalami pemadatan secara mekanik yang lain.
di___Tanah bersifat diatoma (diatomaceous earth). Simbol
ini hanya digunakan bersama-sama horizon L dan
menunjukkan adanya lapisan limnik dari tanah bersifat
diatoma.
e___Bahan organik terdekomposisi tengahan. Simbol ini
digunakan bersama dengan O untuk menunjukkan bahan
organik dengan tingkat dekomposisi sedang atau tengahan.
Kandungan serat bahan organiknya adalah 17 - 40% volume
setelah diremas.
g___Gleisasi kuat. Simbol ini menunjukkan bahwa senyawa
besi telah tereduksi dan dipindahkan selama pembentukan
tanah, atau kondisi jenuh oleh air tergenang telah
menciptakan lingkungan yang bersifat reduksi. Sebagian
besar lapisan-lapisan yang terpengaruh reduksi
mempunyai chroma 2, dan banyak di antaranya yang
memiliki konsentrasi redoks. Chroma yang rendah dapat
merupakan warna dari senyawa besi yang tereduksi, atau
merupakan warna partikel-partikel pasir dari debu tidak
terselaputi akibat senyawa besinya telah dipindahkan.
90
s___Akumulasi senyawa sesquioksida dan bahan organik
secara iluvial. Simbol ini digunakan bersama B untuk
enunjukkan suatu akumulasi, sebagai akibat dari proses
iluviasi, dan komplek bahan organik dan sesquioksida yang
bersifat amorf dan dapat terdispersi; serta apabila kedua
komponen bahan organik dan sesquioksida jumlahnya nyata,
dan juga apabila value warna atau chroma dari horizon,
lembab, adalah 4 atau lebih. Simbol tersebut juga digunakan
berkombinasi dengan ‘h’, seperti pada ‘Bhs’, apabila kedua
komponennya (bahan organik dan sesquioksida) jumlahnya
cukup nyata, dan juga apabila value warna dan chroma
lembab adalah 3 atau kurang.
se___Keberadaan sulfida. Simbol ini menunjukkan adanya
sulfida pada horizon-horizon tanah mineral atau tanah
organik. Horizon yang mengandung sulfida, secara tipikal
mempunyai warna gelap (value <4, chroma <2). Horizon –
horizon ini umumnya terbentuk pada tanah-tanah sekitar
lingkungan pantai yang jenuh atau tergenang secara
permanen (misalnya rawa pasang surut atau muara
sungai/estuarin). Bahan – bahan tanah yang secara aktif
telah mengalami sulfidisasi mengeluarkan gas hidrogen
sulfida yang terdeteksi melalui baunya. Sulfida mungkin juga
terjadi di lingkungan dataran tinggi yang mempunyai suatu
sumber sulfur. Tanah – tanah pada lingkungan tersebut
biasanya terbentuk dari geologi asalnya dan mungkin tidak
menghasilkan bau hidrogen sulfida. Contohnya mencakup
tanah-tanah yang terbentuk dari bahan induk berasal dari
endapan batubara, seperti lignit atau tanah-tanah yang
terbentuk dari endapan dataran pantai, seperti glaukonit,
yang tidak teroksidasi disebabkan adanya lapisan-lapisan
tebal di atasnya.
ss___Adanya bidang kilir. Simbol ini menunjukkan adanya
bidang kilir merupakan akibat langsung dari
penggembungan dan kegagalan gesekan (shear failure),
92
w___Perkembangan warna atau struktur. Simbol ini
digunakan bersama B untuk menunjukkan adanya
perkembangan warna atau perkembangan struktur, atau
perkembangan keduanya, yang tidak secara jelas atau
hanya sedikit memperlihatkan akumulasi bahan secara
iluvial. Simbol ini seyogianya tidak digunakan untuk
menunjukkan adanya horizon peralihan.
x___Sifat fragipan. Simbol ini menunjukkan adanya suatu
lapisan yang terbentuk secara genetik, yang mempunyai
kombinasi sifat teguh dan sifat rapuh, serta biasanya
memiliki berat-volume lebih tinggi dibanding lapisan-lapisan
yang berdekatan. Sebagian lapisan tersebut secara fisik,
bersifat menghambat perakaran.
y___Akumulasi gipsum. Simbol ini menunjukkan adanya
akumulasi senyawa gipsum (CaSO4.2H20).
100
Typic Haplorthod: Ap-E-Bhs-
Bs-BC-C1-C2
Typic Fragiudalf: Oi-A-E-BE-Bt1-Bt2-B/E-
Btx1-Btx2-C
Typic Haploxeralf: A1-A2-Bat-2Bt1-2Bt2-
2Bt3-2BC-2C
Glossic Hapludalf: Ap-E-B/E-Bt1-Bt2-C
Typic Paleudult: A-E-Bt1-Bt2-B/E-B’t1-B’t2-B’t3
Typic Hapludult: O1-A1-A2-BA-Bt1-Bt2-BC-C
Arenic Plinthic Paleudult: Ap-E-Bt-Btc-
Btv1-Btv2-BC-C
Xeric Haplodurid: A-Bw-Bkq-2Bkqm
Vertic Natrigypsid: A-Btn-Btkn-Bky-2By-2Bcy-2Cr
Typic Calciargid: A-Bt-
Btk1-Btk2-C
Typic Dystrudept: Ap-
Bw1-Bw2-C-R
Typic Fragiudept: Ap-Bw-
E-Bx1-Bx2-C
Typic Endoaquept: Ap-Ab-Bg1-Bg2-BCg-Cg
Typic Haplustert: Ap-A-Bss-BCss-C
Typic Hapludox: Ap-A/B-Bo1-Bo2-Bo3-Bo4-Bo5
Typic Udifluvent: Ap-C-Ab-C’
Antrodensic Ustorthent: ^Ap-
^C/B-^Cd-2C
Antroporthic Udorthent:c ^Ap-
^Cu-Ab-Btb-C
Typic Aquiturbel: Oi-OA-Bjjg-
• Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah paling mudah
ditentukan di lapangan. Warna dapat mencerminkan
kandungan bahan organik, kandungan senyawa oksida besi,
104
Warna Karatan
Warna karatan dapat dideskripsikan sebagai warna lain
yang berbeda dari warna matriks tanah. Umumnya adalah
warna litomorfik atau litokromik. Karatan dapat pula disebut
dengan gejala kelainan warna dalam tanah yang diakibatkan
oleh proses reduksi dan oksidasi. Karatan dalam profil tanah
dicatat mengenai jumlah (kadar), ukuran, bandingan (kontras),
batas, bentuk, dan warna.
• Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan antara fraksi pasir,
debu, dan liat dalam massa tanah yang ditentukan di
laboratorium. Berdasarkan perbandingan kandungan ketiga
fraksi tersebut, tekstur tanah digolongkan ke dalam 12 kelas,
seperti tertera dalam gambar di bawah ini :
106
Kelas tekstur Rasa dan sifat tanah
Lempung (L) Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk
bola teguh, dapat sedikit digulung dengan
permukaan mengkilat, serta melekat.
Lempung Licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit
berdebu (SiL) digulung dengan permukaan mengkilat, serta
melekat.
Debu (Si) Rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dapat
sedikit digulung dengan permukaan mengkilat,
serta agak melekat.
Lempung berliat Rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh
(CL) (kering), membentuk gulungan jika dipirid
tetapi mudah hancur, serta melekat sedang.
Lempung liat Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak
berpasir (SCL) teguh (kering), membentuk gulungan jika
dipirid tetapi mudah hancur dan melekat.
Lempung liat Rasa licin jelas, membentuk bola teguh,
berdebu (SiCL) gulungan mengkilat, melekat.
Liat berpasir Rasa licin agak kasar, membentuk bola dalam
(SC) keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung
serta melekat sekali.
Liat berdebu Rasa agak licin, membentuk bola dalam
(SiC) keadaankering, sukar dipijit, mudah digulung,
serta melekat sekali.
Liat (C) Rasa berat, membentuk bola sempurna, bila
kering sangat keras, sangat melekat.
• Kerikil/Batu (%)
Jumlah volume fragmen batuan di dalam tanah
diperhitungkan dari pengamatan di lapangan. Nama-nama
dari fragmen batuan dilihat pada di bawah ini dan digunakan
sebagai modifier dari kelas tekstur tanah, misalnya “lempung
berkerikil”.
• Ukuran
Informasi terkait ukuran batuan atau kerikil dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 8. Bentuk dan ukuran batuan atauk kerikil
Bentuk dan ukuran
Nama Keterangan
diamater (mm)
Bulat seperti kubus
atau bersumbu sama:
Diameter (mm)
2,0-7,5 Kerikil (g) Berkerikil
2,0-5,0 Kerikil halus Berkerikil halus
5,0-20 Kerikil sedang Berkerikil sedang
20-75 Kerikil kasar Berkerikil kasar
75-250 Kerakal (c) Berkerakal
250-600 Batu (s) Berbatu
> 600 Bongkah (b) Berbongkah
Pipih:
Panjang (mm)
2-15 Kereweng Berkereweng
150-380 Batu bendera Berbatu bendera
380-600 Batu Berbatu
> 600 Bongkah Berbongkah
Ukuran yang paling besar volumenya merupakan
penyebut dari modifier, walaupun di dalam tanah masih juga
ditemukan fragmen batuan yang berukuran lebih kecil maupun
lebih besar. Misalnya liat berkerikil biasanya juga mengandung
kerakal yang tidak perlu disebutkan sebagai namanya.
Untuk melakukan estimasi yang lebih baik dari jumlah
fragmen batuan yang dijumpai perlu disebutkan kelasnya.
Misalnya diperlukan informasi yang lebih detail, estimasi
persentase volume fragmen batuan perlu disebutkan. Misalnya
liat berdebu dengan 10% kerikil, lempung berpasir berkerakal
20%, kerakal 10%, kereweng 5%, dan kerikil 20%.
110
Gambar 11. Pembentuk struktur secara pedogenik
112
Butir tunggal (single grain) simbol sg. Bahan tanah
butir tunggal mempunyai konsistensi lepas, lembut atau
sangat gembur, dan dalam keadaan pecah terdiri atas 50%
partikel-partikel tanah mineral terpisah.
Pejal (massive) simbol m. Bahan tanah pejal biasanya
mempunyai konsistensi lebih kuat dan dalam keadaan pecah
lebih lekat.
Baji (wedge) simbol ws. Struktur tanah yang terjadi
akibat pergesekan tanah pada saat mengembang dan
mengkerutnya tanah karena proses pembasahan (musim
hunan) dan pengeringan (musim kemarau) pada tanah yang
didominasi oleh mineral liat monmorilonit. Umumnya terjadi
pada tanah Grumusol atau Vertisols.
Ukuran struktur tanah dibedakan menjadi 5 kelas,
yaitu: sangat halus, halus, sedang, kasar, dan sangat
kasar/sangat besar. Batas ukuran dari kelas tersebut
berbeda menurut bentuk struktur seperti tabel di bawah ini :
Tabel 9. Kelas ukuran struktur tanah
Prisma
Lempeng*) Gumpal Kersai
Kelas ukuran dan Tiang
mm mm mm
mm
Sangat halus
<1 < 10 <5 <1
(very fine = vf)
Halus (fine =
1-2 10-20 5-10 1-2
f)
Sedang
2-5 20 - 50 10-20 2-5
(medium = m)
Kasar (coarse
5-10 50 - 100 20 - 50 5-10
= c)
Sangat kasar
(very coarse = > 10 > 100 > 50 > 10
vc)
Tingkat perkembangan struktur tanah dibedakan dalam
tiga kelas sebagai berikut:
a. Lemah (weak), simbol = 1: bentuk satuan struktur hampir
tidak jelas, kemantapan kecil, sehingga kalau diremas
BAB 4. PERSIAPAN SURVEI| 113
bahan hancur pecah menjadi campuran antara agregat
alamiah dan pecahan-pecahan agregat yang tidak
mempunyai bidang-bidang permukaan agregat. Perbedaan
antara tidak berstruktur dan tingkat perkembangan
struktur lemah kadang-kadang sukar ditentukan.
b. Sedang (moderate), simbol = 2: bentuk satuan struktur
cukup jelas, kemantapan cukup, sehingga kalau diremas
sebagian besar bentuk satuannya tetap, sebagian kecil
berupa pecahan agregat dan unit-unit struktur lain.
c. Kuat (strong), simbol = 3: bentuk satuan struktur cukup
jelas, kemantapan cukup kuat, sehingga kalau diremas
bentuk satuannya tetap utuh. Permukaan ped umumnya
berbeda nyata dengan bagian dalamnya.
• Konsistensi
Konsistensi adalah tingkat kohesi/adhesi massa tanah,
ditentukan dengan cara menekan, meremas, memijit atau
memirid dengan tangan. Menentukan konsistensi tanah di
lapangan dilakukan pada tiga keadaan, yakni lembab, basah,
dan kering.
1. Konsistensi lembab
Konsistensi lembab adalah jika kadar air tanah berada
di antara titik layu permanen dan kapasitas lapangan.
Konsistensi lembab ditentukan dengan cara meremas massa
tanah dengan ibu jari dan jari telunjuk. Cara penetapan
kelas konsistensi tanah lembab di lapangan disajikan
dalam tabel di bawah ini :
114
Tabel 10. Penetapan konsistensi tanah lembab
Konsistensi lembab Penjelasan
Lepas atau loose (l) Butir tanah terlepas, satu dengan
lainnnya tidak terikat.
Sangat gembur atau Dengan sedikit tekanan antara ibu jari
very friable (vf) dan telunjuk tanah mudah hancur.
Gembur atau friable Dengan sedikit tekanan antara ibu jari
(f) dan telunjuk tanah dapat hancur.
Teguh atau firm (t) Massa tanah hancur dengan tekanan
yang sedang.
Sangat teguh Massa tanah hancur dengan tekanan
atauvery firm (vt) yang kuat antara ibu jari dan telunjuk.
Sangat teguh sekali Massa tanah sangat tahan terhadap
atau extremely firm remasan, kecuali dengan tekanan yang
(et) sangat kuat (diinjak pakai kaki).
2. Konsistensi basah
Konsistensi basah adalah jika kadar air tanah Iebih
dan kapasitas lapangan. Konsistensi basah ditetapkan dalam
dua cara, yaitu berdasarkan kelekatan dan plastisitasnya.
Kelekatan (stickiness) adalah derajat adhesi tanah,
ditentukan dengan memijat tanah antara ibu jan dan
telunjuk. Cara penetapan kelas konsistensi tanah basah di
lapangan disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 11. Penetapan konsistensi tanah basah
Konsistensi
Penjelasan
basah
Tidak lekat atau Setelah ditekan dengan jari tidak ada
non sticky (po) massa tanah tertinggal di ibu jari atau
telunjuk
Agak lekat atau Setelah ditekan, massa tanah ada yang
slightly sticky (ss) tertinggal di kedua jari.
Lekat atau sticky Setelah ditekan kembali pada massa
(s) tanah, hanya salah satu jari yang masih
membawa massa tanah, secara nyata.
Sangat lekat atau Setelah ditekan, massa tanah melekat
very sticky (vs) pada kedua jari dan kalau ditarik massa
tanah tersebut seperti elastis antara jari
dan massa tanah.
116
Tabel 13. Penetapan plastisitas tanah di lapangan
Plastisitas Penjelasan
Tidak plastis
Apabila dibentuk dengan 4 cm panjang dan
ataunon plastic 6 mm tebal, dipegang ujungnya, bentuk
(po) tersebut akan hancur.
Agak plastis
Lempeng 4 cm panjang dan 6 mm tebal
atau slightly
dapat dibentuk, dipegang pada ujungnya
plastic (sp) masih dapat terbentuk, tetapi bila tebalnya
dibuat 4 mm bentuk tersebut akan hancur.
Plastis atau Lempeng 4 cm panjang dan 4 mm tebal
plastic dapat terbentuk dan kalau dipegang pada
(p) ujungnya bentuk tersebut tidak rusak.
Apabila tebalnya menjadi 2 mm, bentuk
tersebut akan rusak.
Sangat plastis Lempeng 4 cm panjang dan 2 mm tebal
atauvery plastic dapat terbentuk, bila dipegang pada
(vp) ujungnya tidak akan rusak bentuknya.
• Pori
Ruang pori adalahistilah untuk void atau rongga dalam
bahan tanah. Istilah itu meliputi pori matriks, non-matriks, dan
antar struktur. Pori matriks terbentuk oleh bahan yang
mengontrol penyusunan pastikel tanah primer. Pori matriks
biasanya lebih halus daripada yang non-matriks. Pori antar
struktur dibatasi oleh satuan struktur. Pori non-matriks dapat
terbentuk oleh akar, binatang, aksi tekanan udara dan bahan
lain. Pori penting untuk pergerakan air, dan ini dideskripsi oleh
jumlah, ukuran, dan kontinuitas vertikal. Kelas jumlah
terhadap satuan luas 1 cm2 untuk yang sangat halus dan halus,
1 dm2 untuk pori sedang dan kasar, serta 1 m2 untuk sangat
kasar. Kelas jumlah dijelaskan sebagai berikut :
- Sedikit :<1 per satuan luas
- Biasa : 1 – 5 per satuan luas
- Banyak : >5 per satuan luas
Dengan kelas ukuran sebagai berikut :
• Jenis Pori
Kebanyakan pori non-matriks adalah vesicular (kurang
lebih bulat/sperikal atau lonjong/elips), atau berbentuk
tabung/tubular (kurang lebih silindris dan memanjang),
beberapa berbentuk kurang teratur.
118
Tabel 14. Deskripsi jenis pori tanah
Deskripsi Kode Kriteria
PORI – PORI TANAH1
Tabung TD Pori-pori berbentuk tabung,
Dentritik memanjang dan bercabang; Misalnya
saluran akar yang terlapuk
• pH NaF
Penetapan pH dengan cairan NaF digunakan untuk
mengetahui kemungkinan adanya mineral alofan atau
penetapan sifat andik.
a = andik, pH NaF >11
b = bukan andik, pH <11
• Reaksi dengan Alpha-Alpha dipiridil
Reagen ini digunakan untuk mengetahui keberadaan
Fe2+. Penggunaannya di lapangan dengan meneteskan
beberapa tetes reagen ke atas permukaan ped. Indikasi
keberadaannya adalah warna menjadi lebih merah atau lebih
terang. Jika terjadi perubahan warna dalam kurun waktu
kurang lebih 30 menit, maka hasilnya ditulis positif, jika tidak
ada perubahan warna, maka ditulis negatif.
• Karatan
Karatan adalah gejala kelainan warna dalam tanah yang
diakibatkan oleh proses reduksi dan oksidasi. Karatan dalam
profil tanah dicatat mengenai jumlah (kadar), ukuran,
bandingan (kontras), batas, bentuk, dan warna.
Kadar: Kadar karatan menunjukkan kelas persentase
karatan yang terdapat pada permukaan yang diamati dan
dibedakan dalam 3 kelas, yaitu:
- Sedikit (few), simbol = f : 0 - 2%
- Cukup (common), simbol = c : 2 - 20%
122
- Jelas (clear), simbol = c : 0,5 - 2 mm
- Baur (diffuse), simbol = d : > 2 mm
Bentuk: bentuk karatan dibedakan sebagai berikut:
- Bintik (bi) : hampir membulat, satu dengan
lainnya tidak bersambung.
- Bintik berganda (bs) : hampir membulat, satu dengan lainnya
bersambung.
- Lidah (li) : memanjang kecil, membujur dari atas
ke bawah.
- Api (ap) : lebar atau besar yang arahnya tidak
menentu.
- Pipa (pi) : bulat memanjang.
Warna. Warna karatan dapat dilihat pada Munsell Soil Color
Chart.
• Perakaran
Jumlah, ukuran, dan lokasi letak perakaran dalam setiap
lapisan/horizon perlu dilakukan pengamatan, demikian juga
hubungan antara perakaran dengan keadaan fisik tanah,
atribut tanah atau dengan struktur tanah, termasuk keragaan
perakarannya sendiri perlu dijelaskan berupa catatan.
Jumlah perakaran dicatat berdasarkan jumlah setiap
ukuran masing- masing perakaran per satuan luas. Satuan luas
berbeda untuk setiap ukuran perakaran:
- 1 cm2untuk ukuran perakaran halus dan sangat halus,
- 1 dm2untuk ukuran perakaran sedang dan kasar,
- 1 m2untuk ukuran perakaran sangat kasar.
Kelas jumlah perakaran sebagai berikut:
- Sedikit : 0,2 sampai 1 per satuan luas, simbol = f
- Biasa : 1 sampai 5 per satuan luas, simbol = c
124
4.3. Cara Input Parameter
Buka aplikasi browser kemudian ke laman ub-
gis.maps.arcgis.com kemudian masukkan username dan password
sebagai berikut. Username : stelafpub20 dan Password :
stela@2020.
1 2
Berikut adalah salah satu hasil dari link dan barcode hasil
form pengamatan.
https://arcg.is/mbWuO
128