Anda di halaman 1dari 165

IMPLEMENTASI METODE SOROGAN MODIFIED DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KITAB KUNING


DI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM CIPUTAT

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh

SOFIA HASANAH FITRIANUR


NIM: 1110011000098

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PBNGESAHAN PENGUJI
Skripsi Berjudul Implementasi Metode Sorogan Modijied dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat disusun oleh SOFIA HASANAH FITRIANUR
Nomor Induk Mahasiswa 1110011000098, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan
lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 10 Februari 2015 di hadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana SI (S. Pd.I) dalam
bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 1 I Februari 2015

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jursan/Program Studi) Tanggal

Dr. H. Abdul Majid Khon. MA


NrP. 1 95 807 07 t987 03 r00s
'/"?'F:
Sekretaris (Sekretaris JurusarVProdi)
rz f 7Nl
Marhamah Shaleh.Lc. MA "'/" " "'
NrP. 197203 1 3200801201 0

Penguji I --
Drs. Masan AF. M.Pd
;tf^-ury
.t.t.......
toF
furf:
NrP. 1 95 1 0716198 103 1005
Penguji II

Ahmad Irfan Mufid. MA


NIP. 1 97403 1 82003 121002
Yto4l*
Mengetahui,
Dekan Fakultas ILmu Tarbiyah dan K

NrP 1 95910201 986032001


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

IMPLEMENTASI METODE SOROGAN MODI FIED


DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA KTTAB KUNING
DI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM CIPUTAT

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat
unhrk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

SOFIA HASANAH FITRIANUR


NrM. 1110011000098

Mengetahui,
Dosen_Bemffing
\-/
\ \*'- ./ -/-'
,'fW
,\r/'

\
-'-'-.t
Dr. DIMYATi. M.A
NrPJ9640704 199303 1003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAI\ KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2At4
LBMBAR PBI{GESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Implementasi Metode Sorogan ModiJied dalam


Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Di Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat, disusun 'oleh Sofia Hasanah Fitrianur NIM.
1110011000098, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 03 Oktober 2014

Yang Mengesahkan,

. DIMYA M.A.
rP. 19640704 199303 1003
STJRAT PENGESAHAI\ KARYA SEI{DIRI

Yang bertanda tangan di bawa h ini:


Nama Sofia Hasanah Fitrianur

TempaVTanggal Lahir Bogor, 22 September 7997

NIM 11 1001 1000098

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Angkatan 2010

MENYATAKAN DENGAN SE SI.INGGUHNYA

Bahwa Skripsi yang berjudul "IMPLEMENTASI METODE SOROGAN


MODIFIED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
KITAB I(UNING DI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM CIPUTAT''
Adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan

Dosen Pembimbing : Dr. Dimyati, M.A.


NiP : 19640704 199303 1003
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya

siap menerima segala konsekuensi apabila skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta,O3 Oktober 2014

Sofia Hasanah F rtrianur


NIM. 1 110011000098
ABSTRAK

Sofia Hasanah Fitrianur (1110011000098). Implementasi Metode Sorogan


Modified dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di
Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.

Kata Kunci: Metode Sorogan modified, Kemampuan Membaca Kitab Kuning

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang


positif antara metode sorogan modified dengan kemampuan membaca kitab
kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Metode yang digunakan adalah
korelasional, teknik pengambilan sampel yaitu probability sampling, instrumen
angket yang digunakan adalah angket pernyataan. Sedangkan teknik korelasi yang
digunakan adalah product moment.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara metode sorogan modified dengan kemampuan membaca kitab
kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Hasil penelitian menunjukan
bahwa nilai rhitung > rtabel, baik pada taraf signifikasi 1% maupun 5% yakni rhitung =
0,650 > rtabel taraf 1% = 0,368 dan pada taraf 5% = 0,284.
Korelasi antara variabel x dan variabel y termasuk ke dalam kategori sedang
atau cukup (nilai rhitung 0,40-0,70) dengan KD sebesar 42%. Dengan demikian
terdapat hubungan yang cukup signifikan antara metode sorogan modified
terhadap kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam
Ciputat.
ABSTRACT

Sofia Hasanah Fitrianur (1110011000098). Implementation of Sorogan


Modified Method to Improve Reading “Kitab Kuning” Ability at Pesantren
Luhur Sabilussalam Ciputat.

Key Words: Sorogan Modified Method, Reading “Kitab Kuning” Ability

The purpose of this research is to know whether there is positive correlation


between sorogan modified method and reading “kitab kuning” ability or not at
Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. The method of this research was
correlation method- product moment technique. The technique of this research
was probability sampling. And the instrument used was Angket statement
questionnaire.
This research found that there is significant correlation between sorogan
modified method and reading “kitab kuning” ability at Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat. The result of this research shows that significant level 1%
and 5% is tT > tT in 1% is 0,650 and 0,368 for 5% then Tb is 0,284.
The result means there is correlation between variabel x and variabel y, includes
medium catagory, the score of tT is 0,40-0,70, with the score of KD is 42%. So
there is fair significant between sorogan modified method and reading “kitab
kuning” ability at Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.
KATA PENGANTAR

As-Salaamu’alaikum, Wr. Wb.

Al-Hamdulillahi rabbil ‘aalamiin, Puji syukur peneliti panjatkan kepada


Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga
skirpsi ini bisa terselesaikan. Shalawat seiring salam semoga tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Saw sebagai suri tauladan bagi kita semua.

Skripsi yang berjudul “Implementasi Metode Sorogan Modified


dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di Pesantren
Luhur Sabilussalam Ciputat” disusun untuk memenuhi syarat gelar sarjana
strata satu (S1) Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selesainya skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan yang telah diberikan
selama masa perkuliahan baik berupa ilmu pengetahuan, tenaga, waktu serta do’a
restu serta motivasi dari berbagai pihak lain, baik langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Phd, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan yang telah memberikan pengetahuan serta bimbingan yang
dapat memotivasi peneliti.
2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Ibu Marhamah Shaleh, MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang selalu memberikan motivasi
serta nasihat untuk peneliti.
4. Bapak Dr. Dimyati, MA, sebagai dosen pembimbing skripsi yang sabar,
memberi masukan dan meluangkan wakatu dalam proses penyusunan
skripsi.
5. Bapak Rusydi Jamil, MA, Dosen Penasehat Akademik yang telah
membimbing peneliti selama kurang lebih 4 tahun dalam proses
perkuliahan.

i
ii

6. Segenap dosen Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan


motivasi untuk peneliti.
7. Bapak H. Asep Anwar, S.Pd Kabid Kurikulum Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat, berserta staf pengarjar dan santri yang telah
membantu peneliti selama pelaksanaan penelitian.
8. Khususnya Kedua orang tua, yaitu Ayahanda Muhammad Nawawi dan
Ibunda Halimatus Sa’diyah yang telah merawat serta mendidik peneliti
dengan penuh kasih sayang, mendoakan dan mencukupi moril dan
materil sejak kecil hingga saat ini.
9. Kakak Muhammad Kastelani serta adiku Rifki Ulul Albab yang selalu
memberikan senyum semangat untuk peneliti.
10. Teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam 2010 yang
telah memberikan dukungan, semangat, motivasi, serta bantuannya.
Khususnya teman-teman Molose PAI C 2010 yang selalu menyemangati
serta menjaga kekompkan untuk bisa lulus dan sarjana, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.
11. Muhammad Musta’in telah memberikan semangat untuk peneliti, semoga
segera menyusul untuk menyelesaikan penelitian skripsi.
12. Semua pihak yang tidak peneliti sebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat dan saran untuk penelitian skripsi.

Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan dapat menjadi amal
baik dan mendapat balasan dari Allah Swt. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi peneliti khusunya dan umumnya bagi khazanah ilmu
pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 03 Oktober 2014
Peneliti,

Sofia Hasanah Fitrianur


NIM. 1110011000098
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ vi
DAFTAR TABEL ......................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK ...................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ........................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI


A. Metode Sorogan Modified
1. Pengertian Metode ................................................................... 8
2. Metode yang digunakan dalam Pendidikan Islam ................... 10
3. Pengertian Metode Sorogan .................................................... 11
4. Pelaksanaan Metode Sorogan Modified .................................. 14
B. Kemampuan Membaca
1. Pengertian Membaca ............................................................... 16
2. Indikator Membaca Kitab Kuning ........................................... 18
3. Kitab-kitab yang dipelajari ...................................................... 18
C. Kitab Kuning
1. Pengertian Kitab Kuning ......................................................... 19
2. Sejarah Kitab Kuning .............................................................. 20
3. Pentingnya Pembelajaran Kitab Kuning ................................. 21

iii
iv

4. Kesulitan Mempelajari Kitab Kuning ..................................... 22


D. Penelitian Relevan .......................................................................... 23
E. Kerangka Berpikir .......................................................................... 26
F. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 28
B. Metode Penelitian ........................................................................... 28
C. Variabel Penelitian ......................................................................... 29
D. Populasi dan Sampel ....................................................................... 29
E. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 31
F. Instrumen Penelitian ....................................................................... 32
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .............................. 36
H. Tekhnik Pengolahan Data ............................................................... 38
I. Tekhnik Analisis Data .................................................................... 40
J. Hipotesis Statistik ........................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Biografi Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat ............................. 42
B. Deskripsi Data
1. Data Scor Variabel X ............................................................... 56
2. Data Scor Variabel Y ............................................................... 58
3. Pembahasan Hasil Tanggapan Responden terhadap
Variabel X & Y ....................................................................... 59
C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Item Soal Angket Variabel X .................................... 74
2. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................... 77
3. Pengujian Hipotesis ................................................................. 80
D. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 84
E. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 85

BAB V PENUTUP
v

A. Kesimpulan ..................................................................................... 86
B. Implikasi ......................................................................................... 86
C. Saran ............................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Kuesioner ........................................................................................... 88


Lembar Wawancar .......................................................................................... 95
Jawaban Hasil Wawancara .............................................................................. 96
Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel X ................................................. 97
Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel Y ................................................. 99
Uji Normalitas Variabel X .............................................................................. 101
Uji Normalitas Variabel Y .............................................................................. 103
Uji Homogenitas ............................................................................................. 105
Perhitungan Variabel X ................................................................................... 109
Skor Variabel X ............................................................................................... 111
Perhitungan Variabel Y ................................................................................... 113
Skor Variabel Y ............................................................................................... 115
Skor Variabel X dan Y .................................................................................... 117
Korelasi Variabel X dan Y .............................................................................. 119
Uji Validitas Variabel X .................................................................................. 122
Uji Validitas Variabel Y .................................................................................. 126
Ujia Reliabilitas Variabel X dan Y ................................................................. 130
Uji Referensi
Surat Permohonan Izin Penelitian
Surat Bimbingan Skripsi
Surat Keterangan
vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Ranah Pendidikan Agama Islam ........................................... 3


Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................... 28
Tabel 3.2 : Daftar Rincian Jumlah Populasi Penelitian ........................... 30
Tabel 3.3 : Sampel Penelitian .................................................................. 31
Tabel 3.4 : Kisi-kisi Kuesioner Variabel X dan Y .................................. 33
Tabel 3.5 : Kategori Reliabilitas ............................................................ 38
Tabel 3.6 : Interpretasi Data .................................................................... 40
Tabel 4.1 : Badan Pendiri Yayasan Sabilussalam ................................... 43
Tabel 4.2 : Data Guru .............................................................................. 46
Tabel 4.3 : Data Santri ............................................................................ 47
Tabel 4.4 : Struktur Organisasi Pesantren Luhur Sabilussalam
Ciputat ................................................................................... 49
Tabel 4.5 : Struktur Organisasi KMPLS ................................................. 50
Tabel 4.6 : Jadwal Mata Pelajaran Pesantren Luhur Sabilussalam
Ciputat ................................................................................... 51
Tabel 4.7 : Jadwal Kegiatan Harian Pesantren Luhur Sabilussalam
Ciputat ................................................................................... 54
Tabel 4.8 : Distribusi Frekuensi Variabel X ........................................... 57
Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Variabel Y ........................................... 58
Tabel 4.10 : Hasil Presentase Ustadz Membuka Pelajaran dengan Membaca
Do’a ....................................................................................... 59
Tabel 4.11 : Hasil Presentase Santri Tepat Waktu Masuk Kelas .............. 59
Tabel 4.12 : Hasil Presentase Santri Menelaah Kitab Kuning
di Kamar ................................................................................ 60
Tabel 4.13 : Hasil Presentase Metode Sorogan Modified Mempersulit
Membaca Kitab Kuning ........................................................ 60
Tabel 4.14 : Hasil Presentase Meperhatikan Santri Lain ketika Membaca dan
Mengartikan Kitab Kuning ................................................... 61
Tabel 4.15 : Hasil Presentase Implementasi Metode Sorogan Modified
viii

disenangi Santri ..................................................................... 61


Tabel 4.16 : Hasil Presentase Santri Tidak Pernah Bolos ........................ 62
Tabel 4.17 : Hasil Presentase Usaha Santri untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Kitab Kuning ........................................................ 62
Tabel 4.18 : Hasil Presentase Metode Sorogan Modified
Membosankan ....................................................................... 63
Tabel 4.19 : Hasil Presentase Berdiskusi ketika Menemukan Mufradat yang
Sulit ....................................................................................... 63
Tabel 4.20 : Hasil Presentase Ustadz Membimbing Proses
Pembelajaran ......................................................................... 64
Tabel 4.21 : Hasil Presentase Metode Sorogan Modified Memberi Peluang
Untuk Mengembangkan Kemampuan Membaca Kitab
Kuning ................................................................................... 64
Tabel 4.22 : Hasil Presentase Metode sorogan Modified Berlangsung
Efektif .................................................................................... 65
Tabel 4.23 : Hasil Presentase Ustadz Memberi Kesempatan Bertanya .... 65
Tabel 4.24 : Hasil Presentase Mengakhiri Pelajaran dengan Berdo’a ...... 66
Tabel 4.25 : Hasil Presentase Membaca Kitab Kuning dengan Baik
dan Benar .............................................................................. 66
Tabel 4.26 : Hasil Presentase Mampu Memahami Isi Bacaan
Kitab Kuning ......................................................................... 67
Tabel 4.27 : Hasil Presentase Metode Sorogan Modified Tidak Berpengaruh
terhadap Kemampuan Membaca Kitab Kuning .................... 67
Tabel 4.28 : Hasil Presentase Mampu Membedakan Tanda-tanda
I’rob ....................................................................................... 68
Tabel 4.29 : Hasil Presentase Mengaplikasikan Teori Nahwu
dan Shorof ............................................................................. 68
Tabel 4.30 : Hasil Presentase Metode Sorogan Modified Tidak Meningkatkan
Kemampuan Membaca Kitab Kuning ................................... 69
Tabel 4.31 : Hasil Presentase Meningkatkan Kemampuan
Berbahasa Arab ..................................................................... 69
ix

Tabel 4.32 : Hasil Presentase Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam


Membaca Kitab Kuning ........................................................ 70
Tabel 4.33 : Hasil Presentase Bingung dalam Memahami dan Menerjemahan
Istilah B. Arab ....................................................................... 70
Tabel 4.34 : Hasil Presentase Bersikap Kritis ........................................... 71
Tabel 4.35 : Hasil Presentase Menyukai Pembelajaran Kitab Kuning ..... 71
Tabel 4.36 : Hasil Presentase Berpeluang Mengikuti Perlombaan Kita
Kuning ................................................................................... 72
Tabel 4.37 : Hasil Presentase Bersemangat untuk Mengikuti Pengkajian Kitab
Kuning di luar Pesantren ...................................................... 72
Tabel 4.38 : Hasil Presentase Metode Sorogan Modified Membantu Lebih
Berkonsentrasi ....................................................................... 73
Tabel 4.39 : Hasil Presentase Kemampuan Membaca Kitab Kuning
Memberikan Manfaat Pada Kehidupan ................................. 73
Tabel 4.40 : Analisis Item Soal Angket Variabel X .................................. 74
Tabel 4.41 : Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Angket Variabel X ........... 76
Tabel 4.42 : Hasil Uji Validitas Variabel X dan Y .................................... 77
Tabel 4.43 : Hasil Uji Normalitas Variabel X ............................................ 79
Tabel 4.44 : Hasil Uji Normalitas Variabel Y ............................................ 79
Tabel 4.45 : Uji Homogenitas Variabel X dan Y ....................................... 80
Tabel 4.46 : Uji Korelasi Variabel X terhadap Variabel Y ........................ 81
x

DAFTAR GRAFIK

Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Skor Variabel X ............ 57


Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Skor Variabel Y ........... 58
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam sejarah perkembangan pendidikan Islam di Nusantara,
pesantren memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
pendidikan Islam. Pada dasarnya peranan pesantren adalah sebagai salah satu
lembaga yang memiliki visi dan tujuan untuk mencetak generasi muda Islam
agar memahami dan menguasai ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi al-din) secara
mendalam.
“Pesantren juga merupakan suatu lembaga pendidikan dan
pengembangan masyarakat, lembaga yang mandiri dan indigenous culture
yang berakar di masyarakat”.1 Jika disandingkan dengan lembaga-lembaga
pendidikan yang muncul di Indonesia, maka menurut para sejarawan
pesantren merupakan produk budaya Indonesia yang indigenous dan
dianggap sebagai pendidikan yang tertua di Indonesia. Dianggap yang tertua
karena pendidikan pesantren berbasis kepada masyarakat yang sudah berdiri
sejak munculnya masyarakat Islam di Nusantara pada abad ke-13.2
Perubahan sosial yang terjadi jelas berpengaruh terhadap bidang
pendidikan, termasuk di dalamnya pesantren, sehingga menuntut penyesuaian
dan perubahan di lingkungan pesantren. Para pendukung pesantren semakin
sadar, terhadap usaha-usaha pemerintah untuk mengusahakan pendidikan
yang intensif berorientasi pada masyarakat.3 Potensi perkembangan
masyarakat dan potensi pendidikan merupakan potensi yang sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan pesantren dalam bidang sosial. Ungkapan
di atas sesuai dengan Firman Allah Swt. sebagai berikut:

1
M.Dian Nafi’, dkk.Praksis Pembelajaran Pesantren, (Yogyakarkta: PT LKiS Pelangi
Aksara, 2007), Cet. I, h. iiv.
2
M. Sulthon Masyhud, dkk. Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka
Jakarta, 2005), Cet. II, h. 1.
3
Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: PT Temprint, 1986),
Cet. I, h. 175.

1
2

             

               

         


“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merubah keadaan. yang ada pada diri mereka
sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia” (QS. al-Ra’du/13: 11)4

Berbicara mengenai pendidikan di lingkungan pesantren, sistem


pendidikan pesantren memadukan penguasaan sumber ajaran Islam
yang bersumber dari Allah Swt. menjadi suatu aktifitas individual
muslim untuk diaplikasikan dalam hidup bermasyarakat. Sejak lama
pesantren mendasarkan diri pada tiga ranah utama; yaitu faqahah
(kecakapan atau kedalaman pemahaman agama), thabi’ah (perangai,
watak, atau karakter), dan kafa’ah (kecakapan, operasional). Jika
pendidikan merupakan upaya perubahan, maka yang berubah dan
yang diubah adalah ketiga ranah itu, tentu saja perubahan ke arah yang
lebih baik.5

Tiga ranah tersebut, memiliki keterkaitan satu sama lain. Ranah


faqahah merupakan proses ta’lim, yaitu proses pembelajaran yang bersumber
dari nash al-Qur’an dan hadits maupun hasil dari ijtihad para ulama. Melalui
proses ta’lim inilah individu memperoleh hasil kecakapan berupa dalil. Jika
pembelajaran dicukupkan pada ranah ini saja, maka dipandang belum
sempurna dalam perspektif pesantren. Mengapa demikian? hal itu
dikarenakan hasil proses ta’lim harus diinternalisasikan terhadap ranah
thabi’ah.
Dalam ranah thabi’ah, taslik merupakan suatu proses penerapan
suatu peragaan atau pengalaman individu sebagai pelaku utamanya. Dalam
ranah ini terjadi proses pemindahan dalil dari tatanan yang abstrak ke tatanan

4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil Al-Qur’an,
2005), h. 250.
5
Nafi’, op. cit., h. 33.
3

tindakan yang nyata, hasil dari proses fase thabi’ah ini adalah uswah
(teladan). Di sini, dalil menjadi praktik dan menghasilkan atsar atau pengaruh
bagi diri individu karena tanpa mengamalkan dalil, individu belum mampu
menjadi uswah bagi dirinya sendiri.
Adapun ranah yang terakhir adalah kafa’ah. Dalam ranah ini uswah
pun belum cukup untuk mengubah pendidikan ke arah yang lebih baik,
karena dalam ranah ini terjadi proses tatsqif, yaitu memindahkan uswah dari
tatanan tindakan nyata pribadi ke tatanan tindakan masyarakat. pernyataan
tersebut memperlihatkan bahwa para penuntut ilmu akan mengaplikasikan
pengetahuannya kepada individu masyarakat, proses tersebut dinamakan
syahadah (kesaksian).
Tabel 1.1
Ranah Pendidikan Agama Islam6
Ranah Proses Hasil

Faqahah Ta’lim Dalil


Thabi’ah Taslik Uswah
Kafa’ah Tatsqif Syahadah

Pesantren memiliki kekhususan tertentu dalam membekali para


santrinya. Ada yang menghususkan dengan pengkajian kitab-kitab kuning
tanpa ada penekanan ilmu-ilmu umum yang kemudian diistilahkan dengan
ma’had salafi (pesantren tradisional). Sedangkan pesantren modern (ma’had
ashry) membekali para santrinya dengan memadukan pembelajaran kitab-
kitab kuning dan ilmu-ilmu umum. Ada pula pesantren yang mengkhususkan
diri dengan kajian al-Qur’an dan mewajibkan santrinya untuk menghafal al-
Qur’an.
Kitab kuning, dikenal sebagai rujukan para santri di pesantren,
dengan kitab kuning pesantren mencoba untuk bersikap, memahami dan
menjawab dari setiap persoalan yang muncul dan terus berkembang.
Persoalan-persoalan tersebut tidak hanya berkisar pada persoalan masa lalu

6
Ibid., h. 34.
4

saja tetapi isu-isu terkini pun pembahasannya sudah ada, atau minimal
diasumsikan ada. Seperti persoalan pembagian harta ahli waris sejak zaman
dahulu hingga saat ini telah termaktub di dalam al-Qur’an dan al-Hadits.
Bahkan pada saat ini permasalahan tersebut telah dibahas secara khusus.
Metode dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh untuk
menyampaikan ajaran yang diberikan. Dalam konteks kitab kuning di
pesantren, ajaran itu adalah apa yang termaktub dalam kitab kuning. Melalui
metode tertentu, suatu pemahaman atas teks-teks pelajaran yang dicapai.
Selama kurun waktu panjang, pesantren telah memperkenalkan dan
menerapkan beberapa metode: weton atau bandongan, sorogan dan hafalan.7
Menurut Wahyu Utomo, Metode sorogan merupakan sebuah sistem
belajar di mana para santri maju satu persatu berhadapan langsung
dengan guru kemudian guru membaca terlebih dahulu setelah itu
murid mengulang bacaan guru, setelah murid terbiasa dengan
bacaannya langkah selanjutnya guru menjelaskan kedudukan dari
setiap bacaan, kemudian jika santri telah mampu membaca dan
memahami kedudukan kitab kuning maka guru hanya mendengarkan
bacaan kitab kuning santri.8
Bandongan adalah sekelompok murid (5-500) mendengarkan
seorang guru yang membaca, menerjemahkan, menerangkan dan sering kali
mengulas buku-buku Islam dalam bahasa Arab.9
Keterlambatan santri membaca dan mempelajari kitab kuning
disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah materi bahasa Arab
belum terintegral sehingga pengaplikasian teori nahwu dan shorof dirasakan
sulit oleh santri ketika membaca kitab kuning, guru kurang memaksimalkan
penggunaan metode pembelajaran, proses pembelajaran lebih menekankan
pada keaktifan guru, santri menulis ulang tulisan arab yang terdapat di kitab
kuning ke dalam buku tulis, kemudian saat pembelajaran berlangsung santri
mencatat arti kata yang disampaikan oleh guru kemudian mendengarkan
penjelasan guru terkait materi yang sedang berlangsung. Implementasi

7
Abdurrahman Wahid, Pesantren Masa Depan, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999),
Cet. I, h. 280.
8
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), Cet. I, h. 150.
9
Wahid, op. cit., h. 153.
5

metode bandongan yang kurang tepat, metode bandongan belum bisa


dipertahankan untuk diaplikasikan pada santri pemula, Karena pada dasarnya
metode bandongan diaplikasikan untuk santri yang sudah tingkat advance
atau lanjutan. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti merasa tertarik untuk
meneliti pelaksanaan pembelajaran kitab kuning di pesantren Luhur
Sabilussalam dengan menerapkan metode sorogan yang telah dimodifikasi
oleh pihak Pesantren. Metode tersebut lebih memprioritaskan keaktifan santri
dalam proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran berlangsung, guru
memfasilitasi salah satu santri untuk membaca serta mengartikan kitab sesuai
dengan kaidah nahwu dan shorof , setelah selesai santri menunjuk salah satu
santri lain untuk melakukan hal yang sama, setelah proses membaca serta
mengkaji arti selesai kemudian guru dan santri mendiskusikan konten dari
kitab kuning tersebut.
Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan secara
bertahap dan simultan (proses), terencana yang dilakukan oleh orang yang
memiliki persyaratan-persyaratan tertentu dalam memberikan sejumlah nilai
kepada anak didik. Dengan nilai tersebut diharapkan anak didik dapat
mengembangkan aktivitas potensi yang ada pada dirinya seoptimal mungkin
sampai pada batas tertentu (kedewasaan).10 Dalam pendidikan masa kini, di
zaman serba maju dan berteknologi sangat maju mayoritas orang memilih
pendidikan umum jika dibandingkan dengan pendidikan agama,
bagaimanakah cara agar pendidikan agama dapat bersaing dengan pendidikan
umum, terutama dalam bidang kitab kuning yang pada era sekarang sangat
jarang diminati.
Sebagai perwakilan dari penelitian ini maka peneliti memilih
Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan penerapan metode sorogan modified dalam upaya meningkatkan
kemampuan membaca kitab kuning. Berdasarkan latar belakang yang telah
peneliti paparkan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan

10
Samsul Nizar, Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001), cet. I, h. 93
6

penelitian, dengan judul: “IMPLEMENTASI METODE SOROGAN


MODIFIED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
KITAB KUNING DI PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM
CIPUTAT”.

B. Identifikasi Masalah
Faktor-faktor penyebab keterlambatan santri dalam membaca kitab
kuning telah peneliti paparkan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Materi bahasa Arab yang kurang terintegral sehingga Pengaplikasian
teori nahwu dan shorof dirasakan sulit oleh santri ketika membaca kitab
kuning.
2. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum maksimal.
3. Implementasi metode bandongan yang kurang tepat untuk santri
pemula.
4. Santri pemula kesulitan dalam memba kitab kuning.
5. Metode sorogan klasik yang menekankan santri hanya untuk bisa
membaca dan menghafal.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang akan diteliti
dibatasi pada tingkat Implementasi metode sorogan modified dalam
meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi serta pembatasan masalah, maka
peneliti merumuskan, yaitu: Adakah hubungan metode sorogan modified
dengan kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam
Ciputat?
7

E. Tujuan Penelitian
Tujuan mengadakan penelitian ini adalah dengan maksud untuk
mengetahui kemampuan membaca kitab kuning dengan menggunakan
metode sorogan modified sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan
kemampuan membaca kitab kuning.

F. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Penelitian ini merupakan salah satu proses untuk mengembangkan diri
sebagai guru yang professional.
2. Guru Pendidikan Agama Islam dan guru lainnya dapat menjadi bahan
acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode atau media pembelajaran yang sesuai dengan materi
yang akan diajarkan.
3. Institusi pendidikan, agar dapat mengungkapkan hambatan-hambatan yang
dihadapi dalam penerapan metode pada setiap mata pelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Metode Sorogan Modified


1. Pengertian Metode
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam
proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu
komponen pemgirim pesan (guru), komponen penerima pesan (murid), dan
komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.1
Terkadang dalam proses belajar mengajar terjadi kegagalan komunikasi,
mengapa demikian? Hal tersebut terjadi karena materi pelajaran atau pesan
yang disampaikan guru tidak dapat diterima atau diserap baik oleh murid,
lebih buruknya lagi jika murid sebagai penerima pesan salah memahami isi
pesan yang disampaikan. Untuk mengantisipasi hal tersebut agar tidak
terjadi maka guru harus menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan.
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata
“metha” yang berarti melalui, dan “hodos” yang berarti jalan yang dilalui.
Dalam istilah pendidikan metode merupakan alat yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan.2 Metode mengandung iplikasi bahwa proses
penggunaannya bersifat sistematis, mengingat murid yang sedang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode
adalah suatu cara yang direncanakan dan dipersiapkan untuk kelangsungan
dan keberhasilan proses belajar mengajar di ruangan kelas guna mencapai
tujuan pembelajaran, yaitu mengetahui adanya peningkatan santri dalam
membaca kitab kuning.

1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011), Cet. VIII, h. 162.
2
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. V, h.
89.

8
9

Pemilihan metode secara tepat tentunya menjadi sangat penting,


dikarenakan jenis metode pembelajaran sangatlah bervariatif, mungkin
suatu metode sangat efektif digunakan untuk mata pelajaran tertentu, akan
tetapi belum tentu efektif untuk diterapkan pada mata pelajaran lainya.
Oleh sebab itu, agar memperoleh metode yang tepat, diperlukan beberapa
strategi dalam memilih metode. Sebagimana yang dikatakan oleh Novan,
yaitu:
a. Tujuan yang akan dicapai dan pembelajaran yang akan disampaikan
mencakup domain kognitif, afektif dan psikomotorik guna
mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dunia dan
akhirat.
b. Murid yang memiliki potensi dan kelemahan indivual baik kondisi
fisik, psikis dan usianya. Kompleksitas bakat dan minat masing-
masing murid harus dilihat dan diperlakukan secara humanis dengan
cara yang bijak.
c. Situasi dan Kondisi lingkungan pembelajaran, baik dari aspek fisik-
materiil, sosial dan psikis emosional.
d. Fasilitas dan media pendidikan yang tersedia beserta kualitasnya.
e. Kompetensi Guru (baik kompetensi profesional, pedagogik, sosial
maupun kepribadian). 3

Berdasarkan pertimbangan di atas peneliti melihat bahwa


penggunaan metode menjadi fleksibel, relatif dan tentatif. Fleksibel
bermakna metode pembelajaran bisa berubah sesuai dengan materi yang
akan diajarkan. Relatif bermakna tidak ada kemutlakan kebenaran
penggunaan metode karena maing-maing metode memiliki kelebihan dan
kekurangan. Tentatif bermakna tidak ada metode yang cocok untuk semua
murid dalam semua situasi dan kondisi.
Oleh karena itu seorang guru harus pandai dalam memilih
metode, namun perlu diperhatikan di dalam penerapan metode. Karena
meskipun metode belajar yang dipilih telah sesuai, namun apabila dalam
penerapan kurang tepat, maka tidak akan didapatkan peningkatan dalam
proses pembelajaran. Hendaklah seorang pendidik di dalam menerapkan

3
Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), h. 186.
10

metode mampu menciptakan suasana belajar menjadi suasana yang


menyenangkan.
Menurut Muhibbin, “proses belajar mengajar yang terjadi di
dalam kelas sebaiknya terpusat pada peseta didik (student centered) tidak
pada guru (teacher learned) sehingga pembelajaran pun lebih berorientasi
pada kepentingan learn‟s learning bukan teacher‟teaching”.4 Guru lebih
banyak berperan sebagai fasilitator dengan menggunakan metode
pembelajaran, sehingga murid dapat menguasai materi pembelajaran yang
tercermin pada perubahan tingkah laku baik kognitif, psikomotorik
maupun afektif.

2. Metode yang digunakan dalam Pendidikan Islam


Para pendidik muslim dalam berbagai situasi dan kondisi yang
berbeda, telah menerapkan berbagai macam metode pembelajaran.
Metode-metode yang dipergunakan tidak hanya metode pembelajaran
namun metode belajar yang dipergunakan oleh murid. Sebagaimana
dikatakan Arifin, yaitu:
a. Al-Gazali
Dalam kitab Ihya Ulumuddin juz III, Al-Gazali
menguraikan bahwa “metode untuk melatih murid amat penting.
Karena murid merupakan amanat yang dipercayakan oleh orang
tua”. Murid memiliki hati yang bersih, murni, dan bersih dari
gambaran apa pun, karena murid menerima tiap ukiran yang
digoreskan dan cenderung mengikuti ke arah manapun yang
dikehendaki. Oleh karena itu, sebaiknya murid dibiasakan dengan
sifat-sifat yang baik.
b. Ibnu Khaldun
Prinsip yang digunakan oleh Ibnu Khaldun dalam metode
mengajar didasarkan atas pendekatan psikologis, seperti menghindari
memberikan ilmu yang melebihi kemampuan akal pikiran murid,

4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), Cet. XIII, h. 199.
11

karena hal itu menyebabkan murid menjauhi ilmu tersebut dan


membuatnya malas mempelajarinya.
c. Ibnu Sina
Murid harus diperhatikan pendidikan akhlaknya. Metode
yang diperlukan dalam mendidik akhlak murid di antaranya metode
pembiasaan, perintah dan larangan, contoh teladan serta memotivasi
dengan pemberian hadiah dan hukuman.
d. Muhammad Abduh
Dalam kegiatan mengajar menekankan pada metode yang
berprinsip pada rasio dalam memahami ajaran Islam sebagai
pengganti metode verbalisme (menghafal). Sering pula mengajarkan
huruf Arab dengan jelas dan sederhana. 5
Nilai yang terkandung dari metode yang digunakan para ulama
muslim terdahulu tentunya merupakan dasar terbentuknya metode-metode
pembelajaran yang ada dalam proses pendidikan pada saat ini. Metode
yang diterapkan oleh guru akan berdaya guna dan berhasil dalam mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

3. Metode Sorogan
a. Pengertian Metode Sorogan
Menurut Abdullah Syukri, “Kata sorogan berasal dari
bahasa jawa (sorog) yang berarti menyodorkan kitab kehadapan
kyai. Metode sorogan adalah bentuk pengajaran yang bersifat
individual, di mana para santri satu persatu datang menghadap kyai
atau pembantunya dengan membawa kitab tertentu”.6
Metode sorogan, pelajaran diberikan oleh kyai. Mula-mula
kyai tersebut membacakan materi yang ditulis dalam bahasa
Arab, kemudian menerjemahkan kata demi kata dalam
bahasa daerah dan menerangkan maksudnya, setelah itu
santri diperintahkan untuk membaca dan mengulangi

5
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), Cet. I, h. 92.
6
Abdullah Syukri, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 73.
12

pelajaran tersebut satu persatu sehingga setiap santri


menguasainya.7
Pengertian lain mengenai metode sorogan adalah
pembelajaran yang bersifat individual di mana para santri satu
persatu datang menghadap kyai dengan membawa kitab tertentu.
Selanjutnya kyai membacakan kitab tersebut beberapa baris atau
kalimat demi kalimat dengan maknya. Setelah selesai santri
mengulang bacaan tersebut sampai dirasa cukup dan bergantian
dengan yang lainnya.8
Sebagai contoh dalam menerjemahkan dengan bahasa
Jawa, kata utawi digunakan untuk menunjukan mubtada‟ sedangkan
kata iku digunakan untuk menunjukan khabar sedangkan kata wis
untuk menunjukan bahwa kalimat itu adalah fi‟il madhi.9
Metode pembelajaran ini diberikan kepada santri pemula
yang memang masih membutuhkan bimbingan khusus secara
intensif, karena dilakukan seorang demi seorang sehingga kyai
mampu mengetahui kemampuan pribadi santri satu persatu. Namun
metode ini membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kedisiplinan
santri, sehingga dalam metode sorogan ini diharapkan santri
memantapkan diri sebelum dapat mengikuti pembelajaran.
Pengajaran di pesantren hampir seluruhnya dilakukan dengan
pembacaan kitab.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode sorogan adalah suatu cara penyajian
pelajaran yang bersifat individual dengan guru (ustadz) dan murid
(santri) saling berhadapan selanjutnya guru membaca kitab kuning,
murid meniru bacaan guru sehingga dalam proses penerimaan murid

7
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), h.145.
8
Syukri, op. cit., h.73.
9
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Ciputat: Ciputat Press,
2002), Cet. I, h. 151.
13

terhadap pelajaran akan lebih mendalam, serta guru dapat


mengetahui kemampuan murid.
Modified berasal dari kata bahasa Inggris yaitu modify
yang artinya memodifikasi, memperbaharui, mengubah.10
Berdasarkan pengertian di atas metode sorogan modified adalah
suatu cara penyajian metode sorogan yang pada umumnya
digunakan dalam pembelajaran di pesantren, kemudian diperbaharui
cara penyajiannya serta diterapkan oleh Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat pada pelajaran kitab kuning, di mana ustadz
menunjuk salah satu santri untuk membaca kitab kuning serta artinya
di tempat duduknya, kemudian setelah selesai membaca santri
menunjuk santri lain untuk melanjutkan bacaan. Setelah seluruh
santri telah memba kitab kuning tahap selanjutnya ustadz dan santri
mendiskusikan maksud dari bacaan kitab kuning tersebut.
b. Dasar Metode Sorogan
Metode sorogan bermula dari peristiwa ketika Rasulullah
menerima wahyu dari malaikat Jibril, antara Rasul dan malaikat
Jibril saling berhadapan satu persatu. Sehingga Rasulullah bersabda:

“Tuhanku telah mendidikku dengan sebaik-baiknya didikan.11


Berdasarkan hal tersebut, kemudian Rasul mempraktikan
pendidikan seperti itu bersama sahabat-sahabatnya dalam
menyampaikan dakwah Islam.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sorogan
1) Kelebihan
a) Terjadinya hubungan yang erat dan harmonis antara guru
dengan santri.

10
John M. Echols, Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama,2003), cet. XXV, h. 384.
11
Armai, loc., op, cit.
14

b) Memungkinkan bagi seorang guru untuk mengawasi, menilai


dan membimbing secara maksimal kemampuan seorang santri.
c) Guru dapat mengetahui secara pasti kualitas yang telah dicapai
santrinya.
d) Santri yang IQ-nya tinggi akan cepat menyelesaikan pelajaran,
sedangkan yang IQ-nya rendah ia membutuhkan waktu yang
cukup lama.
2) Kekurangan
a) Membuat santri cepat bosan karena metode ini menuntut
kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi.
b) Santri kadang hanya menangkap kesan verbalisme semata
terutama mereka yang tidak mengerti terjemahan dari bahasa
tertentu.12

4. Pelaksanaan Metode Sorogan Modified


Pondok Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, memperbaharui
metode sorogan yang pada umumnya digunakan dalam pembelajaran di
pesantren dengan santri menyodorkan kitab kehadapan kyai. Sedangkan
pelaksanaan metode sorogan modified dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Santri berkumpul di ruangan kelas dengan waktu yang telah
ditentukan yaitu 18.30-21.30 WIB. Dengan masing-masing
membawa kitab yang hendak dikaji.
b. Ustadz masuk ke dalam ruangan kelas dan duduk ditempat yang
telah disediakan.
c. Santri yang mendapat giliran untuk membaca kitab kuning beserta
terjemahan di tempat duduk masing-masing.
d. Ustadz beserta santri lain mendengarkan bacaan kitab kuning yang
sedang dibacakan.

12
Ibid., h. 152.
15

e. Setelah semua santri telah selesai membaca dan menerjemahkan


kitab kuning, ustadz membimbing santri untuk membahas kitab
kuning terkait ilmu nahwu dan shorof.
f. Berdiskusi konten kitab kuning yang telah dibacakan oleh santri.
g. Ustadz menutup pembelajaran dengan do‟a.13
Ada beberapa hal yang dipersiapkan sebelumnya oleh ustadz
maupun santri, di antaranya yaitu:
a. Penyusunan kurikulum yang berisi jenis materi pembelajaran.
b. Santri di himbau untuk mengkaji kitab kuning di kamar sebelum
pembelajaran berlangsung.
c. Santri membawa kamus bahasa Arab.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk kelancaran
proses pembelajaran kitab kuning dengan metode sorogan modified, yaitu:
a. Menciptakan komunikasi empat arah antara santri dengan santri,
maupun ustadz dengan santri.
b. Dalam membaca kitab dan menerjemahkan ustadz membimbing
santri untuk bersikap kritis mengkoreksi bacaan kitab santri lain.
c. Setelah membaca dan menerjemahkan dengan baik da benar, ustadz
membimbing santri untuk berdiskusi menjelaskan maksud dari teks
yang telah dibacakan.
d. Kemudian ustadz memberi penguatan penjelasan yang telah
disampaikan oleh santri.
Untuk mengevaluasi kemampuan para santri dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode sorogan modified, dilakukan
kegiatan sebagai berikut:
a. Penilaian formatif ketika santri diminta untuk membaca dan
menerjemahkan kitab kuning secara mandiri dihadapan santri lain
dan ustadz.
b. Penilaian UTS yang dilakukan setiap 3 bulan.

13
Hasil pengamatan di Pondok Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, pada tanggal 5
Mei 2014
16

c. Penilaian UAS yang dilakukan setiap 6 bulan.


Hal-hal yang diperhatikan dalam menilai tingkat kemampuan
para santri dengan metode sorogan modified, sebagai berikut:
a. Bacaan santri, apakah sudah benar sesuai dengan tata bahasa Arab
saraf maupun dengan kedudukan suatu kata dalam struktur kalimat
Nahwu.
b. Pemahaman terhadap teks yang telah dibaca dalam bentuk
penjelasan ataupun intisari dari teks kitab kuning yang telah
dibaca.14

B. Kemampuan Membaca
Membaca merupakan sarana yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Membaca bermanfaat dalam memberikan pengalaman, memperluas
cakrawala, mengaitkan dengan umat yang lampau, menjadikannya mampu
memahami masa sekarang dan merencanakan masa depan.15
Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk
membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Membaca tidak hanya
menginterpretasikan huruf-huruf, gambar-gambar dan angka-angka saja, akan
tetapi yang lebih luas dari itu adalah kemampuan seseorang untuk dapat
memahami makna dari sesuatu yang dibacanya. Karena itulah membaca
merupakan kegiatan intelektual yang dapat mendatangkan pandangan, sikap,
dan tindakan yang positif.

1. Pengertian Membaca
Kata membaca merupakan kata yang berasal dari kata “baca”
yang berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan
melisankan atau hanya dihayati. Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh peneliti melalui media kata-kata atau bahasa

14
Hasil wawancara dengan ustadz Asep pengampu pembelajaran kitab kuning.
15
Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Al-Kautsar,
2005), cet. I, h. 136.
17

tertulis.16 Dalam bahasa Arab pun kata baca (iqro) merupakan fiil amr
yang artinya kalimat perintah. Dengan kata lain mengandung perintah
untuk melaksanakannya. Sebagaimana dalam ayat Al-Qur‟an surat Al-
Alaq, yang berbunyi:

              

          
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan
perantara kalam, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya” (QS. Al-„Alaq: 1-5).17
Ayat di atas menjelaskan bahwa membaca adalah salah satu
kunci untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Ayat tersebut
mengisyaratkan untuk membaca, hal tersebut terlihat dari kata yang tertulis
secara berulang. Oleh karena itu dengan membaca selain membuat
perkembangan berpikir menjadi luas juga memperkaya diri seseorang
untuk mempersiapkan diri menjadi manusia yang lebih berkualitas.
Pendidikan Islam merupakan salah satu upaya membentuk
kepribadian seseorang sesuai dengan ajaran Islam, namun
permasalahannya adalah dengan cara bagaimana ajaran yang telah
sempurna dapat dipahami oleh murid, tentunya salah satu cara untuk
memperkuat pemahaman murid tentang ajaran Islam adalah dengan cara
membaca, referensi ajaran Islam yang sebaiknya dibaca serta dipahami
oleh murid adalah kitab kuning.
Kemampuan ialah suatu yang benar-benar dapat dilakukan oleh
seseorang.18 Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai
berbagai bidang studi, karena kemampuan membaca dalam suatu bidang

16
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Edisi III, h. 83.
17
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil al-Qur‟an,
2005), h. 597.
18
Departemen Pendidikan Nasional, op, cit., h. 707.
18

studi melibatkan berbagai aspek termasuk aspek bahasa dan kaidah-


kaidahnya yang menjadi modal utama dalam penguasaan unutk mampu
membaca kitab kuning.
2. Indikator Membaca Kitab Kuning
Indikator santri dapat dikatakan memiliki kemampuan membaca
kitab kuning adalah sebagai berikut:
a. Ketepatan dalam membaca
Ketepatan dalam membaca kitab kuning didasarkan atas
kaidah-kaidah aturan membaca di antaranya santri mengetahui dan
menguasai kaidah-kaidah nahwiyah atau shorfiyah sebagaimana
diutarakan dan dirumuskan oleh Taufiqul Hakim dalam amsilati.
b. Pemahaman mendalami isi bacaan
Aktivitas membaca tidaklah hanya sebatas membaca teks
tertulis, melainkan membaca yang disertai dengan memahami teks
tertulis tersebut, baik berupa ide-ide gagasan dan pokok pikiran yang
dikehendaki oleh penulis.
c. Dapat mengungkapkan isi bacaan
Setelah santri mampu membaca dengan tepat, santri
diminta untuk dapat mengungkapkan isi bacaan dengan bahasa
sendiri. Karena idealnya adalah mampu membaca kitab kuning
disertai juga mampu mengungkapkan isi bacaan. 19
3. Kitab-kitab yang dipelajari di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat
Kitab kuning yang diajarkan di Pesantren Luhur Sabilussalam
ciputat dengan menggunakan metode sorogan modified, yaitu:
a. Mukhtashor ihya „uluumuddiin karya asy-Syaikh al-Imam Hujatul
Islam Muhammad bin Muhammad Abu Hamid Al-Ghazali.
b. Mabaahitsu Fii „Uluumil Qur‟an karya Manaa‟ul Qathan.

19
Khoirul Umam, “Hubungan Minat Belajar Kitab Alfiyyah dengan Kemampuan
Membaca Kitab Kuning Murid MA NU TBS Kudus”, Skripsi pada Sekolah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo, Semarang, 2009, h. 22, tidak dipublikasikan.
19

c. Bidaayatul Mujtahid wa Nihaayatul Muqtashid karya al-Imam al-


Qhadi al-walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad
bin Rusydi al-Qurtubi al-Andalusi.
d. Taisiiru musthalahul hadiits karya Mahmud Thohan.
e. Tanbiihul Ghaafiliin karya asy-Syaikh Nasr bin Muhammad bin
Ibrahim as-Sarqindi.

C. Kitab Kuning
1. Pengertian Kitab Kuning
Dalam khazanah keislaman, khususnya di pesantren tradisional,,
istilah kitab kuning bukanlah suatu hal yang asing. Istilah kitab kuning
pada mulanya diperkenalkan oleh kalangan luar pesantren sekitar dua
dasawarsa yang silam dengan nada merendahkan. Dalam pandangan
mereka, kitab kuning dianggap sebagai kitab yang berakar keilmuan
rendah, ketinggalan zaman, dan mejadi salah satu penyebab terjadinya
stagnasi berpikir umat. Namun, kemudian nama kitab kuning diterima
secara luas sebagai salah satu istilah teknis dalam studi kepesantrenan.
Di antara semakin banyak hal yang menarik dari pesantren dan yang
tidak terdapat di lembaga lain adalah mata pelajaran bakunya yang
ditekstualkan pada kitab-kitab salaf (klasikal) yang sekarang ini
terintroduksi secara populer dengan sebutan kitab kuning. Disebut
kitab kuning karena memang kitab-kitab itu dicetak di atas kertas
berwarna kuning, meskipun sekarang sudah banyak yang dicetak
ulang pada kertas putih.20
Di kalangan pesantren sendiri, di samping istilah Kitab Kuning
beredar juga istilah “kitab klasik”. Bahkan, karena tidak dilengkapi dengan
sandangan (syakal), kitab kuning juga kerap disebut oleh kalangan
pesantren sebagai “kitab gundul”. Dan karena rentang waktu sejarah yang
sangat jauh dari kemunculannya sekarang, tidak sedikit yang menjuluki
kitab kuning sebagai “kitab kuno”.
Pengertian umum beredar di kalangan pemerhati masalah pesantren
adalah bahwa kitab kuning selalu dipandang sebagai kitab-kitab
keagamaan berbahasa Arab atau berhuruf Arab, sebagai produk

20
Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Social, (Yogyakarta: LKiS, 2003), Cet. II, h. 263.
20

pemikiran ulama-ulama masa lampau yang ditulis dengan format


khas pra modern, sebelum abad ke-17an M. dalam rumusan yang
lebih rinci, definisi kitab kuning adalah kitab-kitab yang ditulis
oleh ulama-ulama asing, tetapi secara turun menurun menjadi
refrence yang dipedomani oleh para ulama Indonesia sebagai karya
tulis yang independent, dan ditulis oleh ulama Indonesia sebagai
komentar atau terjemahan atas kitab karya ulama asing.21
Bangsa Indonesia, menggunakan kata yang berbeda untuk yang
ditulis dalam huruf latin dan buku yang ditulis dalam tulisan Arab. Buku
yang ditulis dalam huruf latin, disebut dengan “buku” sementara itu, buku
yang ditulis dalam tulisan Arab baik itu berbahasa Arab, Melayu, Jawa,
Madura atau lainnya biasa disebut dengan “kitab”.22 Kitab kuning
merupakan kepustakaan dan pegangan para kyai atau ulama di pesantren.
Bahkan, kyai atau ulama dan kitab kuning boleh dikatakan tidak dapat
dipisahkan. Kitab kuning meupakan kodifikasi nilai-nilai ajaran agama
Islam, sedangkan kyai atau ulama merupakan personifikasi dari nilai-nilai
tersebut.
Kitab-kitab Islam klasik yang lebih popular dengan sebutan
“kitab kuning”. Kitab-kitab ini ditulis oleh ulama-ulama Islam pada zaman
pertengahan. Kepintaran dan kemahiran seorang santri diukur dari
kemampuannya membaca serta mensyarahkan (menjelaskan) isi kitab-
kitab tersebut.23 Dari pernyataan di atas, peneliti dapat melihat bahwa kitab
kuning merupakan karya ilmiah para ulama terdahulu yang dibukukan
dengan menggunakan kertas berwarna kuning dan merupakan kodifikasi
nila-nilai keislaman.

2. Sejarah Kitab Kuning


Sejarah mencatat bahwa, sekurang-kurangnya sejak abad ke-16 M,
sejumlah kitab kuning, baik dengan menggunakan bahasa Arab,
bahasa Melayu maupun bahasa Jawa, sudah beredar dan
menjadikan bahan informasi dan kajian mengenai Islam. Kenyataan

21
Abdurrahman Wahid, Pesantren Masa Depan; Wacana Pemberdayaan dan
Transformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), cet. I, h. 222.
22
Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning : Pesantren dan Tarekat, (Bandung: Mizan,
1999), Cet.III, h. 132.
23
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h. 63.
21

ini menunjukan bahwa karakter dan corak keilmuan yang


dicerminkan kitab kuning tidak bisa dilepaskan dari tradisi
intelektual Islam Nusantara yang panjang, kira-kira sejak abad
sebelum pembakuan kitab kuning di pesantren.24
Term kitab kuning bukan merupakan istilah untuk kitab kuning
yang kertasnya kuning saja, akan tetapi ia merupakan istilah untuk kitab
yang dikarang oleh para cendikiawan masa silam. Istilah tersebut
digunakan karena mayoritas kitab klasik menggunakan kertas kuning,
namun belakangan ini penerbit-penertbit banyak yang menggunakan kertas
putih.
Menurut Van Martin Bruinessen, “kitab kuning yang
berkembang di Indonesia pada dasarnya merupakan hasil pemikiran ulama
abad pertengahan”.25 Kitab kuning ini termasuk ke dalam kurikulum dalam
sistem pesantren, dan identik pada pesantren karena pesantren adalah
lembaga pendidikan yang menjadikan kitab kuning ini menjadi pelajaran
yang sangat utama dan menjadi khas suatu pesantren. Sehingga banyak
dari alumni pesantren yang mahir dalam membaca kitab kuning. Oleh
sebab itu, kitab kuning sangatlah penting untuk dipelajari. Tidak hanya
untuk alumni pesantren tetapi di pelajari untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai para ulama terdahulu, akidah, hukum Islam dan lain sebagainya.

3. Pentingnya Pembelajaran Kitab Kuning


Islam adalah agama yang Allah Swt anugerahkan kepada umat
manusia melalui perantara Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur‟an sebagai
mu‟jizatnya. Isi kandungan dari Al-Qur‟an berkaitan dengan seluruh
ciptaan-Nya yang sangat luar biasa. Bermula dari kitab suci tersebut,
dikemudian hari menimbulkan pemikiran, pengkajian dan penafsiran yang
dilakukan oleh para ulama serta cendikiawan muslim. Al-Quran sejak
dahulu hingga saat ini memiliki jumlah yang tetap, tidak bertambah dan
tidak berkurang. Allah Swt berfirman:

24
Wahid, op. cit., h. 256.
25
Bruinessen, op. cit., h. 37.
22

       


“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur‟an dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (Al-Hijr: 9)26
Ayat tersebut menunjukan bahwa Allah Swt memberikan
jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur‟an selama-lamanya. Pada
kenyataannya Al-Qur‟an merupakan sumber pengetahuan yang sangat
penting yang mencakup seluruh aspek kehidupan di dunia ini. Sebagai
buktinya banyak karya dan pemikiran para ulama serta cendikiawan baik
yang berasal dari golongan kaum muslimin sendiri dan golongan non
muslim yang mengkaji Al-Qur‟an.
Hasil pemikiran, pengkajian dari para cendikiawan atau ulama
muslim tersebut, kemudian diabadikan ke dalam tulisan yang berbentuk
buku atau kitab. Sehingga karya-karya mereka tetap terjaga dan dipelajari
oleh generasi berikutnya. Oleh karena itulah, keberadaan kitab kuning
sebagai khazanah keilmuan Islam sangat penting untuk dikaji.

4. Kesulitan Mempelajari Kitab Kuning


Sitematika penyusunan kitab kuning umumnya sudah terbilang
maju dengan urutan kerangka yang lebih besar, kemudian sub-sub
kerangka itu dituturkan sampai yang paling kecil. Misalnya kitabun (bab)
kemudian babun (sub-bab) fashlun (sub-sub bab) dan seterusnya.27
Ciri lain dari kitab kuning adalah tidak menggunakan tanda baca
yang lazim, tidak menggunakan titik, koma, tanda seru, tanda tanya
dan lain sebagainya. Subjek dan predikat sering dipisahkan dengan
jumlah mu‟taridah (klausa parentetika) yang cukup panjang dengan
tanda-tanda tertentu. Ciri inilah yang sangat memerlukan
kecermatan dan keterampilan agar pembaca dapat memahami
makna dan kandungannya, bahkan dapat menginterpretasikan dan
menganotasikannya secara luas.28
Masih terdapat ciri lain, khususnya yang terdapat pada kitab-
kitab fikih mazhab Syafi‟i. Pada kitab-kitab ini selalu digunakan istilah

26
Departemen Agama, op. Cit., h. 262.
27
Mahfudh, op, cit., h. 258.
28
Ibid., h. 259.
23

dan rumus-rumus tertentu. Misalnya, untuk menyatakan pendapat yang


kuat dipakai istilah al-mazhab (pendapat/teori),29 al-ashlah (lebih baik),
as-shahih (benar), al-arjah (pendapat yang lebih diutamakan atau lebih
unggul), ar-raji (pendapat yang lebih umum digunakan atau unggul)30 dan
seterusnya. Misalnya lagi untuk mengatakan kesepakatan antara ulama
beberapa mazhab digunakan istilah ijma‟an dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu mazhab digunakan istilah ittifaqan. Padahal
kata tersebut secara bahasa mempunyai arti yang sama.31
Berangkat dari karakteristik kitab kuning tersebut, membuat
santri kesulitan ketika membaca, menerjemahkan serta memahami kitab
kuning. Ketika membaca kitab kuning dalam memahami dan
menerjemahkannya membutuhkan ketelitian untuk memahami istilah-
istilah bahasa Arab yang digunakan. Jadi, menurut peneliti kitab kuning
merupakan hasil karya pemikiran para ulama dan cendikiawan muslim
terdahulu yang kemudian dibukukan dengan menggunakan kertas yang
berwarna kuning. Kitab kuning merupakan kajian keilmuan islam yang
mencakup: ilmu fiqh, ilmu hadist, ilmu tafsir, ilmu ushul fiqh, ilmu tarikh
dan lain sebagainya. Kitab kuning memiliki karakteristik yang khas, yaitu:
tulisannya tidak dilengkapi dengan sandangan (syakal). Oleh karena hal itu
kitab kuning kerap sulit untuk dipahami dan dibaca oleh santri. Untuk
menyikapi hal tersebut, maka untuk mampu menguasai kitab kuning
dibutuhkan ilmu khusus yang disebut degan ilmu alat nahwu, sharaf dan
sebagainya.

D. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan


Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini beberapa penelitian
yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut
antara lain:

29
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir: Kamus Arab Indonesia,..., h. 453
30
Mahfudh, op, cit., h. 475.
31
Mahfudh, op, cit., h 260.
24

1. Azizatul Habibah
Penelitian yang dilakukan oleh Azizatul Habibah Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Program S1.
Penelitian tersebut berjudul “Penerapan Metode Sorogan dalam
Memahami Kitab Kuning di Kelas Shorof Pondok Pesantren Al-
Luqmaniyah Yogyakarta”, berdasarkan hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwasannya: penerapan metode sorogan dalam pembelajaran
kitab kuning yang diselenggarakan di kelas shorof yang disampaikan
secara individual di mana seorang santri berhadapan langsung dengan
Ustadz, terjadi interaksi dua arah. Metode sorogan ini lebih mengutamakan
adanya ikatan emosional yang kuat serta adanya pemahaman seorang
santri dalam menguasai bahasa Arab.
Adapun faktor penghambat penerapan metode sorogan dalam
pembelajaran kitab kuning di kelas shorof Pondok Pesantren Al-
Luqmaniyah di antaranya adalah:
a. Timbulnya kejenuhan atau rasa bosan dalam proses pembelajaran.
b. Memerlukan waktu yang lama.
c. Banyaknya santri kelas shorof merasa kesulitan dalam membaca
kitab kuning sehingga akan menghambat santri lain untuk
menyetorkan bacaannya.
Perbedaan penelitian ini adalah peneliti sebelumnya melakukan
penelitian dengan pendekatan kualitatif, teknik keabsahan data yang
digunakan teknik triangulasi, sedangkan penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif product moment dan menggunakan tes validitas dan
reliabilitas untuk pengujian instrumen.

2. Mahrus
Penelitian yang dilakukan oleh Mahrus Jurusan Pendidikan
Agama Islam di IAIN Walisongo Semarang Program S1. Penelitian
tersebut berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning
Melalui Metode Sorogan di Pondok Pesantren Nurul Huda Simbangkulon
Buaran Pekalongan Semester Gasal”, berdasarkan hasil penelitian tersebut
25

menyatakan bahwasannya: metode sorogan salah satu usaha untuk


meningkatkan kemampuan membaca dan memahami kitab kuning di
Pondok Pesantren Nurul Huda hal tersebut dapat dilihat dari hasil
penelitian dengan persentase (92%) santri cukup dapat membaca kitab
kuning.
meskipun hasil analisi statistik menunjukan bahwa kemampuan
santri dalam membaca kitab kuning cukup baik, namun terdapat sejumlah
hal yang menyebabkan metode sorogan ini kurang efektif dalam
menghantarkan murid untuk berbahasa secara baik dan benar.
Perbedaan penelitian ini adalah peneliti terdahulu melakukan
penelitian tindakan kelas (PTK) sedangkan penelitian ini menggunakan
korelasi product moment. Instrumen yang digunakan oleh peneliti
terdahulu lembar observasi dan evaluasi sedangkan penelitian ini
menggunakan angket sebagai instrumen penelitian.

3. M. Muchtar Mubarok
Penelitian yang dilakukan oleh M. Muchtar Mubarok Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Program S1.
Penelitian tersebut berjudul “Penerapan Metode Sorogan dalam
Memahami Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al-Munawwir, berdasarkan
hasil penelitian tersebut menyatakan bahwasannya: metode sorogan efektif
dalam mendidik santri agar lebih aktif dalam mempelajari dan memahami
kitab kuning. Terlihat dalam proses pembelajaran di mana santri secara
individual dapat meningkatkan keaktifan dalam memhami dan membahas
permasalah dalam membaca kitab kuning.
Namun masih terdapat beberapa kendala dalam penerapan
metode sorogan di antaranya:
a. Metode sorogan membutuhkan waktu yang relatif lama apalagi
santri yang belajar sangat banyak.
b. Terkadang Ustadz dan santri datang kurang tepat pada waktunya.
26

c. Terdapat beberapa santri yang merasa kesulitan untuk membaca


kitab kuning karena belum menguasai tata bahasa Arab sehingga
santri merasa sulit dalam mencari dan mengartikan suatu kalimat.
Perbedaan penelitian ini, peneliti terdahulu menggunakan
pendekatan kualitatif dan menggunakan metode sorogan yang masih murni
sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi product
moment serta menggunakan metode sorogan yang sudah dimodifikasi oleh
pihak Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.
E. Kerangka Berpikir
Peranan guru dalam pembelajaran tidak bisa diganti oleh mesin,
radio, televisi, komputer dan alat modern yang canggih sekalipun, karena
terdapat hal-hal manusiawi yang tidak bisa digantikan dengan alat seperti,
sikap, nilai perasaan, cara guru menyampaikan pelajaran. Metode
pembelajaran merupakan salah satu cara guru dalam menyampaikan
pelajaran, yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun tercapai secara optimal.
Sorogan adalah salah satu metode pembelajaran kitab kuning yang
klasik, seiring berkembangnya pendidikan pesantren, Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat melakukan inovasi dengan memodifikasi metode
sorogan yang sudah ada, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan
membaca kitab kning.
Kitab kuning adalah kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab atau
berhuruf Arab, sebagai produk pemikiran ulama-ulama masa lampau yang
ditulis dengan format khas pra modern. Pemikiran-pemikiran tersebut
didasarkan pada ajaran Islam agama Allah Swt yang menganugrahkan kepada
umat manusia melalui perantara Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur‟an
sebagai mu‟jizatnya, bahasa al-Qur‟an adalah bahasa Arab. Oleh karena itu
mempelajari bahasa Arab dan memiliki kemampuan membaca kitab kuning
tentuya sangat penting untuk memperdalam pengetahuan Islam melalui al-
Qur‟an dan kitab-kitab klasik.
27

Berdasarkan uraian di atas diduga metode pembelajaran sorogan


modified berperan aktif sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan
membaca kitab kuning, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah anggapan sementara terhadap permasalahan yang
peneliti angkat dalam skripsi ini melalui kumpulan data dengan proses
pengujian. Setelah hipotesis yang dimaksud diuji dengan menggunakan
analisis statistik kemudian terbukti kebenarannya, maka hipoesis tersebut
berubah menjadi fakta.
Adapun hipotesis penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai
berikut:
H0 = Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara metode sorogan
modified dan kemampuan membaca kitab kuning
Ha = Terdapat korelasi positif yang signifikan antara metode sorogan
modified dan kemampuan membaca kitab kuning
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini yang akan diteliti adalah mengenai hubungan metode
sorogan modified dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning di
Pesantren Luhur Sabilussalan Ciputat. Pesantren ini berlokasi di Jl. WR.
Supratman Gg Bacang No. 81 RT. 02/09 Kp. Utan, Ciputat Timur, Tangerang
Selatan. Adapun waktu penelitian dimulai pada bulan Mei 2014 dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan Waktu

Study Pendahuluan 22 Februari


Menyusun Surat Izin Penelitian 18 Maret 2014
Membuat atau menyiapkan instrumen penelitian 15 April 2014
Melihat kondisi belajar Pesantren Luhur Sabilussalam 05 Mei 2014
Menyebarkan angket 28 Mei 2014
Analisis data 01 Juni 2014
Penyelesaian laporan penelitian/skripsi 03 Oktober 2014

Peneliti mengambil lokasi tersebut dikarenakan peneliti pernah


bermukim di Pondok pesantren Sabilussalam selama kurang lebih 2 tahun,
selain itu keterbatasan geografis seperti waktu, biaya dan tenaga perlu pula
dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian. Oleh karena itu
peneliti melakukan penelitian di pesantren tersebut.

B. Metode Penelitian
Menurut Mardalis, “Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis
yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri
diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

28
29

untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan


sistematis untuk mewujudkan kebenaran”.1 Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan teknik
analisis. Penggunaan tehnik korelasional bertujuan untuk mengetahui
keberadaan hubungan antar variabel dan tingkat kekuatan hubungan antar
variabel, yakni metode sorogan modified (variabel X) dan kemampuan
membaca kitab kuning (variabel Y). Tehnik korelasional yang digunakan
adalah korelasional product moment dan pengumpulan data menggunakan
angket

C. Variabel Penelitian
Variable adalah obyek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.2 Dalam penelitian ini terdapat dua variable yang
dijadikan sebagai acuan dalam pengamatan, guna memperoleh data dan
kesimpulan empiris mengenai implementasi metode sorogan modified dalam
meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning. Kedua variable tersebut
adalah:
1. Variable bebas (variable independent), yaitu variabel yang dapat
memberikan pengaruh tehadap variabel lain, yaitu implementasi metode
sorogan modified (variabel X).
2. Variable terikat (variable dependent), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas, yaitu kemampuan membaca kitab kuning (variabel Y.)

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Dalam pelaksanaan penelitian kuantitatif, dikenal dengan istilah
populasi dan sampel. Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan
diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang
terjadi. Populasi dalam penelitian di sini adalah seluruh santri Pesantren

1
Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. VI, h. 24.
2
Suharsinmi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118.
30

Luhur Sabilussalam Ciputat berjumlah 101 santri. Dengan rincian yang


peneliti papaarkan pada tabel 3.2 sebagai berikut:
3.2
Daftar Rincian Jumlah Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah

1 2A 21
2 2B 32
3 4A 17
4 4B 14
5 6A 17
Jumlah Total Populasi Penelitian 101

2. Sampel
Sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan
langsung dalam penelitian. Dikarenakan dalam penelitian ini populasi
penelitian jumlahnya lebih dari 100 orang, maka diberikan ketentuan
dalam penentuan jumlah sampel, yakni berkisar antara 20% - 25% dari
populasi yang ada.3
Dalam menentukan responden, teknik sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah probability sampling. Teknik probability
sampling adalah4 teknik pengambilan sampel yang mendasarkan bahwa
setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik acak sistematis (systematic random sampling)
dengan menggunakan rumus:

3
Ibid., h. 134.
4
Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, 2011), Cet. VI, h. 122.
31

Populasi1
Sampel1 = x Total sampel
Total Populasi
Peneliti mengambil sampel sebesar 25% sehingga didapatkan
sampel sebanyak 25 responden, akan tetapi melihat antusiasme responden
terhadap penelitian ini maka peneliti menggenapkan responden dalam
penelitian ini menjadi 50 responden dengan rincian sebagai berikut:

Sampel1 = x 50 = 26

Sampel1 = x 50 = 15

Sampel1 = x 50 = 17

Maka sampel dalam penelitian ini peneliti uraikan pada tabel 3.3
sebagai berikut:
3.3
Sampel Penelitian
Kelas
Jumlah
2 4 6

26 15 9 50

E. Prosedur Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang obyektif berdasarkan kebenaran yang
terjadi di lapangan maka digunakan beberapa teknik pengumpulan data di
antaranya:
1. Angket
Angket atau kuesioner adalah alat pengumpula data secara
tertulis yang berisi daftar pertanyaan atau pernyataan yang digunakan
untuk menghimpun informasi yang akan diselidiki.5 Angket yang dibuat
merupakan angket tertutup yang disertai dengan sejumlah jawaban yang

5
Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet. I, h. 177.
32

sudah disediakan, berupa pernyataan dalam dua variabel yakni metode


sorogan modified dan kemampuan membaca kitab kuning. Dengan empat
alternatif jawaban.
Pemilihan empat alternatif jawaban pada angket didasarkan pada
penanggulangan kecendrungan responden dalam memilih jawaban tengah
dan butir pernyataan angket bersifat positif dan negatif. Dalam
pelaksanaanya, angket diberikan kepada responden penelitian dan
kemudian hasilnya dianalisa. Pada angket ini, peneliti menyebarkan 15
item pernyataan pada tiap variabel.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui
komunikasi langsung (tatap muka) antara pihak penanya dengan pihak
yang ditanya atau penjawab.6 Wawancara dilaksanakan terhadap guru
mata pelajaran kitab kuning untuk memperkuat keterangan data dari
angket implementasi metode sorogan modified dalam meningkatkan
kemampuan membaca kitab kuning.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat bantu yang digunakan untuk memperoleh data
pada penelitian ini adalah: angket atau kuesioner. Angket digunakan untuk
mengukur variabel X yaitu metode sorogan modified terhadap kemampuan
membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Adapun
kisi-kisi angket dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4
Kisi-kisi Kuesioner Implementasi Sorogan Modified dengan
Kemampuan Membaca Kitab Kuning

Butir Soal Jumlah


No Variabel Dimensi Indikator
+ - Soal

1 metode sorogan  Kualitas  Membuka pelajaran 1 1

6
Ibid., h. 194.
33

modified (X) mengajar dengan berdoa


 Membimbing proses 11 1
pembelajaran
 Memberi kesempatan 14 1
bertanya
 Menutup pelajaran 15 1
dengan berdoa
 Inisiatif  Menelaah kitab 3 1
dalam belajar kuning sebelum
pelajaran di mulai
 Berusaha 8 1

meningkatkan
kemampuan
membaca kitab
kuning
 Layanan  Metode sorogan 6 1
dalam modified lebih
pembelajaran disenangi santri
 Metode sorogan
9 1
modified
membosankan
12 1
 Metode sorogan
modified memberi
kesempatan untuk
lebih
mengembangkan
kemampuan
membaca kitab
kuning
 Metode sorogan
13 1
34

modified berlangsung
 Kemampuan efektif 4 1
Belajar  Kesulitan membaca
 Disiplin kitab kuning 2 1
 On time masuk kelas 7 1
 Keaktifan  Tidak pernah bolos
 Memperhatikan 5 1

santri ketika
membaca kitab
kuning
 Berdiskusi ketika
menemukan kosa 10 1

kata yang sulit


Jumlah Butir Soal 15
2 Kemampuan  Motivasi  Memberikan
membaca kitab berpretasi peluang untuk
kuning (Y) bersikap kritis 10
terhadap bacaan
yang kurang tepat
 Membuka peluang
untuk mengikuti
perlombaan kitab 12
kuning
 Memicu semangat
santri untuk
mengkaji kitab 13
kuning di luar
pesantren
 Mempersulit santri
unutk membaca 3
35

kitab kuning
 Motivasi diri  Membuat santri
menyukai 11
pembelajaran kitab
kuning
 Membantu untuk
lebih berkonsentrasi
dalam proses 14
pembelajaran kitab
kuning
 Bingung dalam
memahami dan
menerjemahkan
istilah-istilah bahasa 9
Arab
 Mempermudah
 Kemampuan santri untuk
membaca membaca kitab
kitab kuning kuning dengan baik 1

dan benar
 Santri mampu
memahami isi
bacaan kitab kuning 2

 Mampu
membedakan tanda-
tanda i’rob ketika
membaca kitab 4

kuning
 Mampu
mengaplikasikan
teori nahwu dan 5
36

shorof
 Tidak ada
peningkatan
kemampuan
membaca kitab 6
kuning
 Meningkatkan
kemampuan
berbahasa Arab 7

Jumlah Butir Soal 15

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian


Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas
untuk dapat mengetahui apakah item-item yang digunakan mengukur apa
yang seharusnya dan dapat diandalkan konsistensinya.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.7 Untuk mengetahui apakah
instrumen tersebut sudah benar mengukur apa yang seharusnya diukur,
maka uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan rumus product
moment pearson, dengan responden berjumlah 50. Rumus yang digunakan
sebagai berikut:

∑ (∑ ) (∑ )
=
√[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]

Keterangan:
= Koefisien korelasi antara x dan y
= Jumlah responden uji coba

7
Arikunto, op, cit., h. 211.
37

∑ = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y


∑ = Jumlah skor tiap-tiap item
∑ = Jumlah skor total
∑ = Jumlah kuadrat seluruh skor x
∑ = Jumlah kuadrat seluruh skor y

2. Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.8
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menunjukan reliabilitas
instrumen tes adalah dengan menggunakan teknik belah dua. Dalam
teknik ini, angket yang telah diberikan dibagi menjadi dua bagian.
Kemudian tiap-tiap bagian diberikan skor secara terpisah. Terdapat
dua prosedur yang dapat digunakan untuk membelah menjadi dua
bagian sebuah angket.
Menurut, “Kusaeri Suprananto memaparkan bahwa Salah
satu cara yang lebih dikenal adalah menggunakan metode belah
nomor ganjil dan genap”. Metode seperti ini dilaksanakan dengan
cara, seluruh butir soal angket yang bernomor ganjil dikumpulkan
menjadi satu kelompok, demikian pula angket dengan butir soal
yang bernomor genap.
metode yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas
dalam penelitian ini adalah metode ganjil-genap. Setelah hasil
diperoleh, ditentukan nilai reliabilitas dengan mengkonsultasikan
pada koefisien reliabilitas tes dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai
berikut:

8
Ibid., 221.
38

Tabel 3.5
Kategori Reliabilitas9
Rentang Nilai Kategori

< 0,20 Rendah Sekali


0,21-0,40 Rendah
0,41-0,70 Sedang
0,71-0,90 Tinggi
0,91-1,00 Sangat Tinggi

H. Tekhnik Pengolahan Data


Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui kemampuan membaca kitab
kuning dengan menggunakan metode sorogan modified di Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat, maka data yang peneliti sebarkan diolah menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing
Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan
adalah editing. Hal ini menunjukan bahwa angket harus diteliti
kelengkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari
kekeliruan dan kesalahan.
2. Skoring
Setelah melalui tahap editing, selanjutnya peneliti memberikan
skor terhadap pernyataan yang ada pada angket. Pernyataan positif diberi
skor 4,3,2,1 untuk pernyataan negatif sebaliknya.
3. Tabulating
Tahap selanjutnya adalah perhitungan terhadap skor yang telah
ada. Peneliti memindahkan jawaban responden ke dalam blanko yang telah
tersusun rapih dan rinci dalam bentuk tabel, melaui perhitungan-

9
Ruseffendi, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang non-Eksata Lainnya,
(Bandung: PT Tarsito Bandung, 2010), Cet. I, h. 160.
39

perhitungan dengan menggunakan data statistik berupa prosentase atau


frekuensi relatif dengan menggunakan rumus:10

F
P= x 100 %

P = Presentase
F = Frekuensi Jumlah Responden
N = Jumlah Data Responden

Angka presentase yang digunakan adalah:


100% = Seluruhnya
85%-99% = Hampir seluruhnya
68%-84% = Sebagian besar
51%-67% = Lebih dari setengah
50% = Setengah
34%-49% = Hampir Setengah
17%-33% = Sebagian kecil
1%-16% = Sedikit
0% = Tidak ada
Peneliti akan memasukan hasil prosentase ke dalam tabel
kemudian menganalisa dan menginterpretasikan data tersebut sebagai hasil
penelitian. Setelah itu peneliti menentukan kriteria data kuantitatif
berdasarkan nilai rata-rata angket, sebagai berikut:
76%-100% = Kategori sangat baik
56%-75% = Kategori baik
36%-55% = Kategori cukup baik
10%-35% = Kategoti tidak baik

I. Tekhnik Analisis Data


Untuk menganalisis hubungan antara kedua variabel tersebut, maka
peneliti menggunakan teknik analisis korelasi dengan rumus product moment
yaitu:11
10
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), Cet. V, h. 43.
40

∑ (∑ ) (∑ )
=
√[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]

= Angka indeks korelasi “r” product moment

= Number of cases

∑ = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

∑ = Jumlah seluruh skor X

∑ = Jumlah seluruh skor Y

Tabel 3.6
Interpretasi Data

Besarnya “r” Product


Interpretasi
Moment (rxy)

0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang


terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu
sangat lemah atau sangat rendah sehingga
korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi antara variabel X dan variabel Y).

0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang lemah atau rendah.

0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang sedang atau cukup.

0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang kuat atau tinggi.

0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.

11
Ibid., h. 206.
41

Untuk mengetahui apakah antara variabel X dan variabel Y


terdapat signifikan atau tidak, maka “r” hasil perhitungan dibandingkan
dengan “r tabel”. Dan sebelum membandingkan terlebih dahulu dicari derajat
bebasnya dengan menggunakan rumus:

Df = N-nr
Keterangan:
Df = Degree of Freedom
N = Number of Cases
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Setelah itu hasilnya dicocokan dengan tabel nilai koofisien korelasi


“r” Product moment baik taraf signifikan 5% atau pada taraf 1% . Apabila
rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka H0 ditolak dan Ha diteriama, begitupula
sebaliknya apabila rhitung lebih kecil dari pada rtabel maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Rumus selanjutnya adalah untuk mencari konstribusi variabel X
terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

KD : Koefision Determination (konstribusi variabel X terhadap variabel Y)

r2 : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

J. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji sebagai berikut:
H0 = rhitung < rtabel
Ha = rhitung > rtabel
Keterangan:
rhitung = angka nilai atau skor korelasi yang dihitung atau diobservasi
rtabel = angka nilai atau skor korelasi yang terdapat pada tabel nilai “r”
Product Moment
Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut:
Terima H0 jika rhitung < rtabel
Tolak H0 jika rhitung > rtabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat


1. Sejarah Berdiri Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat
Membahas tentang sejarah berdirinya Pesantren Luhur
Sabilussalam tidak terlepas dari sejarah Yayasan Islam Sabilussalam,
karena pesantren Sabilussalam ini berada di bawah pengelolaan Yayasan
Islam Sabilussalam juga sejak awal berdirinya para pendiri Yayasan ini
tidak langsung membentuk pesantren, akan tetapi didahului oleh
Madrasah Diniyyah dan Raudhatul Athfal (TK). Oleh karena itu, sebelum
masuk dalam pembahasan latar belakang berdirinya Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat, peneliti hendak menjelaskan sejarah Yayasan
Islam Sabilussalam terlebih dahulu.
Yayasan Islam Sabilussalam berkedudukan di Kecamatan
Ciputat kabupaten Tanggerang Banten. Yayasan ini didirikan pada
tanggal 24 Oktober 1981 dengan akte notaris No. 23 tanggal 12
November 1981 dengan Notaris R. Soerojo Wongsiwidjojo, SH. Berdiri
di atas lahan tanah seluas 710 m2 (tujuh ratus sepuluh meter persegi)
yang awalnya hasil wakaf dari tanah bekas milik adat. Yayasan ini
merupakan wadah bagi penyelenggara pendidikan, dakwah dan kegiatan
sosial.
Pendiri yayasan ini diprakarsai oleh beberapa orang dari tenaga
pengajar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta (saat ini telah ,emjadi Universitas Islam Negeri (UIN)) dan
beberapa warga masyarakat Kampung Utan Ciputat. Adapun susunan
Badan Pendiri Yayasan tersebut peneliti uraikan pada tabel 4.1 antara
lain:

42
43

Tabel 4.1
Badan Pendiri Yayasan Sabilussalam
No. Nama Jabatan

1. Prof. Dr. H.A.R. Patrosentono Ketua


2. Prof. Drs. H. Chatibul Umam Anggota
3. Drs. H. Muchsin Idham Anggota
4. Drs. Ibrahim Gade Anggota
5. Drs. H. Mohammad Mansyur Anggota
6. H. Ir. A. Sjofjan Anggota
7. J. Rosyadi Anggota

Latar belakang berdirinya yayasan ini karena semata-mata


mereka terpanggil dan merasa bertanggung jawab atas pendidikan anak-
anak dan masyarakat sekitarnya maupun masyarakat luas. Pendirian
yayasan ini juga ikut membantu program pemerintah. Yayasan ini
didirikan oleh para pemuka masyarakat di daerah Kampung Utan desa
Cempaka Putih kecamatan Ciputat kabupaten Tanggerang.
Khusus untuk lembaga pesantren, baru dibuka pada tahun 1994
untuk tahun ajaran 1994-1995. Cita-cita pendirian pesantren mahasiswa
ini telah ada sebelum Yayasan dibentuk (sekitar tahun 1980-an), yaitu
berawal dari cita-cita Bapak H.M. Mansyur, salah satu pendiri Yayasan
Islam Sabilussalam ketika masih menjalani studi S1 di IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, ia bersama teman-temannya dari jurusan Bahasa
Arab (antara lain: H.D Hidayat, S. Shodikin dan Fahrurrazi) memiliki
kegiatan dakwah keliling melalui pengajian mingguan secara bergilir di
sekitar Kampung Utan desa Cempaka Putih kecamatan Ciputat. Dari
jalan dakwah itulah akhirnya ada salah seorang warga yang mewakafkan
tanahnya untuk kepentingan dakwah. Tanah tersebut yang pada saat ini
berdiri Yayasan Islam Sabilussalam, yang di dalamnya terdapat
Raudhatul Athfal (TK), Madrasah Diniyyah dan akhirnya pada periode
1991-1993 dibangun gedung Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.
44

Sejak dibuka pada tahun 1994 hingga saat ini pesantren tersebut telah
mewisudakan 7 angkatan.
Selain itu, faktor lain didirikannya Pesantren Sabilussalam ini
adalah parapendiri merasakan sangat kurangnya sarjana Islam yang
memiliki kemampuan memadai dalam membaca dan memahami
khazanah keislaman yang berbahasa Arab. Akibatnya sering terdengar
sajian dalam berbagai diskusi memahami tentang agama secara tidak
utuh, sehingga berakibat banyak mengundang reaksi dari masyarakat.
2. Visi, Misi dan Tujuan
Adapun tujuan didirikannya Pesantren Luhur Sabilussalam
Ciputat, antara lain:
a. Membantu usaha pemerintah Indonesia dalam membangun manusia
Indonesia seutuhnya, khususnya di bidang pendidikan dan sosial.
b. Membangun manusia Indonesia yang sejahtera, berpengetahuan luas,
berakhlak luhur, beramal ikhlas, cinta kepada nusa, bangsa dan
agama serta bertaqwa kepada Allah Swt.
c. Mencetak pemikir Islam yang mampu memahami dan
mengaplikasikan hasil karya ulama-ulama besar zaman klasik,
pertengahan, maupun zaman kontemporer yang terdapat pada buku-
buku bahasa Arab.
d. Mendidik kader ulama yang mendalami ilmu keagamaan karena
semakin langka ulama pada dewasa ini.
Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat ini merupakan badan
otonom yayasan Islam Sabilussalam Ciputat. Namun pengelolaannya
secara teknik operasional di bawah lembaga Pesantren Sablussalam
Ciputat serta secara administratif di bawah Yayasan Islam Sabilussalam.
Adapun Visi Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat adalah:
“Melahirkan generasi Islam yang memiliki pemahaman yang
integral tentang Islam serta mampu memberikan solusi bagi
permasalahan masyarakat dan ummat dengan bersandarkan pada al-
Qur’an dan al-Hadits”.
45

Misi Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat adalah:


a. Membina pribadi muslim yang mampu memahami dan
mengaplikasikan hasil karya ulama-ulama besar dari zaman klasik
pertengahan maupun zaman kontemporer yang terdapat pada buku-
buku berbahasa Arab.
b. Mendidik kader ulama yang mendalami ilmu keagamaan, karena
langkanya ulama dewasa ini.
c. Menumbuhkan kepekaan dan rasa tanggung jawab terhadap masalah
sosial masyarakat.
3. Letak Geografis
Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat berlokasi di Jl. WR.
Supratman Gg Bacang RT. 002/09 Kp. Utan, desa Cempaka Utih,
kecamatan Ciputat Timur 15412, kabupaten Tanggerang, provinsi
Banten. Secara geografis, batas-batas wilayah keberadaan pesantren
adalah:
Sebelah Barat : RT. 02/09 Jl. WR. Supratman
Sebelah Timur : RT.03/09, persawahan dan komplek mabad
Sebelah Utara : RT. 02/09, kelurahan Pondok Ranji
Sebelah Selatan : RT. 01/09, Gg H. Echo
Pesantren ini berada tidak jauh dengan kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, kurang lebih berjarak 2 km. Alat transportasi yang
dapat digunakan untuk mencapai lokasi pesantren dari kampus UIN naik
angkot S10 (jurusan Ciputat-Bintaro).
4. Guru dan Tenaga Kependidikan
Pondok Pesantren Sabilussalam di bawah naungan Yayasan
Islam Sabilussalam memiliki beberapa dewan pengajar yang terdiri dari
para dosen yang berpengalaman.
Saat ini Pesantren Luhur Sabilussalam dipimpin oleh Prof. Dr.
H.D Hidayat, MA. Uniknya beliau tidak berkenan disebut kyai dalam
jabatannya, akan tetapi lebih suka disebut sebagai Direktur Pesantren.
Saat ini tenaga pengajar di Pondok Pesantren Sabilussalam berjumlah 19
46

orang. Untuk lebih jelasnya peneliti menguraikan jumlah pengajar di


Pesantren Luhur Sabilussalam ke dalam tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Data Guru
NO. Nama Pendidikan Terakhir

1. Prof. Dr. HD. Hidayat, MA Strata 3


2. Prof. Dr. Suwito, MA Strata 3
3. Dr. H. Moch. Muslih Idris, Lc.,MA Strata 3
4. Dr. H. Udjang Thalib,MA Strata 3
5. H. Ahmad Syaikhuddin, M.Ag Strata 3
6. Dede Abdul Fatah, SHI.,Msi Strata 3
7. Prof. Dr. H. Matsna HS, MA Strata 3
8. Mugy Nugraha, M.Si Strata 2
9. M. Fudhail Rahman, Lc., MA Strata 2
10. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Strata 2
11. Iip Irpana, S.Pd.I Strata 1
12. H. Badru Jamal, S. Sos.I Strata 1
13. M. Nur Khozin, MA Strata 2
14. H. Alit Rasyad, Lc., MA Strata 2
15. H. Asep Anwar, S.Pd Strata 1
16. Abdul Rahman Hakim, S. Ud Strata 1
17. Ali Efendi, S. Si Strata 1
18. M. Nashruddin Akhyar, S.Pd Strata 1
19. M. Tajudin Fatah, S. Pd Strata 1

5. Peserta Didik
Sejak Pesantren Sabilussalam dibuka pada tahun 1994,
Sabilussalam telah menerima mahasantri sebanyak 19 angkatan.
Pesantren ini mengadakan penerimaan santri baru setiap tahun sekali.
Untuk lebih jelasnya jumlah santri dari angkatan pertama sampai
sekarang dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
47

Tabel 4.3
Data santri
No. Tahun Jumlah Santri

1. 1994 12
2. 1995 7
3. 1996 17
4. 1997 17
5. 1998 16
6. 1999 18
7. 2000 15
8. 2001 17
9. 2002 14
10. 2003 25
11. 2004 20
12. 2005 18
13. 2006 33
14. 2007 -
15. 2008 -
16. 2009 31
17. 2010 45
18. 2011 45
19. 2012 49
20. 2013 62
21. 2014 50 (rencana)

Saat ini Pesantren Sabilussalam sedang membuka pendaftaran


mahasantri baru untuk angkatan ke-21 tahun ajaran 2014-2015.
Pendaftaran dibuka melalui 2 gelombang, yaitu:
Gelombang I : Tanggal 16 Agustus 2014
Gelombang II : Tanggal 23 Agustus 2014
48

Adapun persyaratan pendaftaran calon mahasantri Pesantren


Sabilussalam adalah:
a. Mengisi formulir pendaftaran
b. Pas foto ukuran 3 x 4 (2 lembar)
c. Mahasiswa/Mahasiswi
d. Mengikuti tes masuk, yang terdiri dari tes tulis dan tes lisan
e. Membayar biaya pendaftaran Rp.100.000,00
6. Sarana dan Prasarana
Pondok Pesantren Sabilussalam memiliki sarana dan prasarana
sebagaimana layaknya sebuah tradisi pesantren. Fasilitas yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
a. Pondok (asrama)
Pondok atau asrama yang dimiliki Sabilussalam terdiri
dari asrama untuk putra, serta pengurus pesantren. Adapun keadaan
fisik asrama sebagai berikut:
Luas asrama 250 M2 dengan kapasitas 4 ruangan yang
berada di lantai II untuk kamar tidur santri dengan diberi nama
kamar Abu Bakar, kamar Umar bin Khattab, kamar Usman bin
Affan dan kamar Ali bin Abi Thalib, 1 kamar untuk keperluan
pengurus pesantren (berada di lantai dasar), 6 kamar mandi dan 1
ruang kantor/sekretariat.
b. Ruang Belajar Mengajar
Pesantren Sabilussalam memiliki ruang belajar yang
terletak di lantai dasar dengan kondisi fisik: berjumlah 5 ruang kelas.
Dan 1 aula mini. Pada masing-masing kelas terdapat 1 buah white
board. Ruangan ini juga berfungsi sebagai tempat diskusi, seminar
dan musyawarah.
c. Mushalla
Pada umumnya, sebuah pesantren memiliki masjid sebagai
tempat mendidik para santri, shalat berjama’ah dan lain-lain.
Begitupun Pesantren Sabilussalam memiliki tempat yang sama
49

fungsinya, yaitu mushalla. Dengan luas 50 M2 (dengan panjang: 10


M, lebar: 5 M).
d. Perpustakaan
untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar dan
tercapainya tujuan pendidikan yang hendak dicapai, maka Pesantren
Sabilussalam memfasilitasi sarana perpustakaan bagi para santri
walaupun masih sangat sederhana.
7. Struktur Organisasi
Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berada di bawah
naungan Yayasan Islam Sabilussalam, Pesantren Luhur Sabilussalam
Ciputat memiliki struktur organisasi. Untuk lebih jelasnya peneliti
menguraikan pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Struktur organisasi
Pesantren luhur sabilussalam ciputat

Yayasan Islam Sabilussalam

Raudhatul Athfal (TK) Pesantren Luhur Madrasah Diniyyah

Direktur
Prof. Dr. H.D Hidayat, MA

Dewan Asatidz Asisten Pengurus

Bag. Kurikulum Bag. Administrasi Bag. Kesantrian

Mahasantri
50

Selain itu, para santri memiliki organisasi santri yang diberi


nama Keluarga Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalam. Susunan
kepengurusan organisasi santri KMPLS ini dapat dilihat pada tabel 4.5 di
bawah ini:
Tabel 4.5
Struktur organisasi kmpls

PEMBINA
(PENGURUS PESANTREN)

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

DEP. DEP. DEP. DEP. DEP.


DEP. ORSENI
KEILMUAN KEAGAMAAN BAHASA KESEHATAN KEPUTRIAN

8. Kurikulum Pendidikan Pesantren Luhur Sabilussalam


Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat, menetapkan kurikulum
yang tidak terbatas pada bidang pengajaran. Semua kegiatan baik di kelas
maupun di luar kelas (masih dalam lingkungan pesantren) mengacu
kepada kurikulum terapan yang baku dan dinamis. Kurikulum yang
digunakan oleh Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat terdiri dari:
a. Kegiatan Klasikal
Kegiatan klasikal yang dimaksud adalah proses
pembelajaran (pengajian) yang dilakukan di kelas. Kegiatan ini
dilakukan dalam satu minggu hanya 5 hari (Senin-Jum’at) dengan
waktu malam hari dan subuh. Hal ini dilakukan karena
51

menyesuaikan dengan jadwal kuliah para santri di kampusnya


masing-masing.
Berikut peneliti cantumkan contoh jadwal pengajian
Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat semester genap ajaran 2013-
2014 pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Jadwal Mata Kuliah
Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat
Semester Genap Tahun Akademik 2013-2014
Semester II
Hari Pukul A B
Mata Kuliah Lkl KD Mata Kuliah Lkl KD

05.00-06.30
Senin 18.50-20.15 Nahwu A 14 Sharaf B 18
20.15-21.30 Sharaf A 16 Nahwu B 14
05.00-06.30 Tahsinul Qira'ah B 12 Tahsinul Qira'ah B 12
Selasa 18.50-20.15 S.N Ulumul Hadis A 13 SN. Ulumul Qur'an B 10
20.15-21.30 SN. Ulumul Qur'an A 17 S.N Ulumul Hadis A 13
05.00-06.30 SN. Pemikiran Islam E 02 SN. Pemikiran Islam E 02
Rabu 18.50-20.15 SN. Ushul Fiqh A 09 SN. Tarikh Islam B 04
20.15-21.30 SN. Tarikh Islam A 04 SN. Ushul Fiqh A 09
05.00-06.30 KMPLS KMPLS
Kamis 18.50-20.15 KMPLS KMPLS
20.15-21.30 KMPLS KMPLS
05.00-06.30 KMPLS KMPLS
Jum'at
18.30-20.00 Ilmu Balaghah E 01 Ilmu Balaghah E 01

Semester IV
A B
Hari Pukul
Mata Mata Mata Mata
Mata Kuliah Mata Kuliah
Kuliah Kuliah Kuliah Kuliah

05.00-06.30
Senin SN. Ihya
18.50-20.15 04 15
'Ulumuddin C Public Speaking C
52

Public SN. Ihya


20.15-21.30 15 04
Speaking C 'Ulumuddin D
05.00-06.30 Kajian Alfiyah B 16 Kajian Alfiyah B 16
18.50-20.15 TOAFL C 03 TOAFL C 03
Selasa
English English
20.15-21.30
Translation C 05 Translation C 05
SN. Pemikiran SN. Pemikiran
05.00-06.30 02 02
Islam E Islam E
Rabu
18.50-20.15 S.N. Koran E 06 S.N. Koran C 06
20.15-21.30 Nahwu C 08 Nahwu E 08
05.00-06.30 KMPLS KMPLS
Kamis 18.50-20.15 KMPLS KMPLS
20.15-21.30 KMPLS KMPLS
05.00-06.30 KMPLS KMPLS
Jum'at
18.30-20.00 Ilmu Balaghah E 01 Ilmu Balaghah E 01

Semester VI
A B
Hari Pukul
Mata Mata Mata Mata
Mata Kuliah Mata Kuliah
Kuliah Kuliah Kuliah Kuliah

05.00-06.30
SN. Ihya
18.50-20.15 04 15
Senin 'Ulumuddin C Public Speaking C
Public SN. Ihya
20.15-21.30 15 04
Speaking C 'Ulumuddin D
05.00-06.30 Kajian Alfiyah B 16 Kajian Alfiyah B 16
18.50-20.15 TOAFL C 03 TOAFL C 03
Selasa
English English
20.15-21.30
Translation C 05 Translation C 05
SN. Pemikiran SN. Pemikiran
05.00-06.30 02 02
Islam E Islam E
Rabu
18.50-20.15 S.N. Koran E 06 S.N. Koran C 06
20.15-21.30 Nahwu C 08 Nahwu E 08
05.00-06.30 KMPLS KMPLS
Kamis
18.50-20.15 KMPLS KMPLS
53

20.15-21.30 KMPLS KMPLS


05.00-06.30 KMPLS KMPLS
Jum'at
18.30-20.00 Ilmu Balaghah E 01 Ilmu Balaghah E 01

b. Kegiatan non-Klasikal
Kegiatan non-klasikal merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh para santri di luar jadwal kelas. Pesanterl Luhur Sabilussalam
ini para santri tidak hanya dibekali pelajaran yang bersifat materi
ajar, akan tetapi diajarkan pula cara berorganisasi dan
bermasyarakat. Organisasi yang dibentuk oleh, dari (kesadaran) dan
untuk (kepentingan) santri yang diberi nama Keluarga Besar
Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalam (KMPLS). Kegiatan yang
dilakukan oleh KMPLS berada di baawah bimbingan pengurus
pesantren. Adapun beberapa kegiatan santri yang dimaksud antara
lain:
1) Kegiatan Keilmuan
a) Mengadakan diskusi, dengan mengundang nara sumber
yang dilakukan oleh internal organisasi ataupun bekerja
sama dengan pihak lain.
b) Membudayakan berdialog bahasa Arab dan Inggris di
lingkungan pesantren.
c) Mengadakan bimbingan tes (bimtes) masuk UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
d) Mengadakan debat atau lomba pidato bahasa Arab dan
Inggris.
2) Kegiatan Keagamaan dan kemasyarakatan
a) Mengadakan jadwal muadzin, bilal, imam dan khatib jum’at
di Masjid Dasussalam dengan melibatkan santri sebagai
petugasnya.
b) Mengajak para santri ikut serta dalam kegiatan tahlilan di
lingkungan Gg Bacang.
54

c) Mewajibkan para santri untuk shalat subuh berjama’ah dan


memberikan kultum secara bergiliran di mushalla
Sabilussalam setiap hari.
d) Mengadakan Perngatan Hari Besar Keagamaan (PHBI) di
lingkungan masyarakat Gg Bacang bekerja sama dengan
para remaja dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM)
Masjid Darussalam seperti, Maulid Nabi, Isra Mi’raj dan
lain-lain.
e) Mengadakan penyembelihan dan penyaluran hewan qurban
pada Hari Raya Idul Adha.
9. Materi Pendidikan Pesantren Luhur Sabilussalam
Materi pendidikan yang terdapat di Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat disusun berdasarkan pengembangan dari materi
poko (dasar) yang terdiri dari kajian ilmu keagamaan seperti, ilmu tauhid,
tafsir, fiqih, hadits, ilmu qawa’id. Nahwu, sharaf dan balaghah.
10. Metode Pembelajaran Pesantren Luhur Sabilussalam
Adapun metode pembelajaran yang digunakan oleh Pesantren
Luhur Sabilussalam Ciputat adalah memperbaharui metode sorogan yang
pada umumnya digunakan dalam pembelajaran di pesantren dengan
santri menyodorkan kitab kehadapan kyai, sebagaimana yang telah
peneliti paparkan pada bab sebelumnya.
11. Jadwal Kegiatan dan Tata Tertib Pesantren Luhur Sabilussalam
a. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan harian di Pesantren Luhur Sabilussalam
Ciputat tertuang dalam tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Jadwal Kegiatan Harian
Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat Periode 20014
Hari
No Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at
Waktu

1. 04.00-04.30 Qiyamullail Qiyamullail Qiyamullail Qiyamullail Qiyamullail


55

2. 04.30-05.00 Shubuh* Shubuh* Shubuh* Shubuh* Shubuh*


3. 05.00-05.30 Muraja’ah Muraja’ah Muraja’ah Muraja’ah Muraja’ah
4. 05.30-06.30 Ngaji Pagi Ngaji Pagi Ngaji Pagi Ngaji Pagi Ngaji Pagi
5. 06.30-07.00 Persiapan Persiapan Persiapan Persiapan Persiapan
6. 07.00-17.30 Reguler Reguler Reguler Reguler Reguler
7. 17.30-18.00 Persiapan Persiapan Persiapan Persiapan Persiapan
8. 18.00-18.30 Magrib** Magrib** Magrib** Magrib** Magrib**
Ngaji Ngaji Ngaji Ngaji Ngaji
9. 18.30-21.30
Malam Malam Malam Malam Malam
Studi Studi Studi Studi Studi
10. 21.30-23.00
Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri
11. 23.00-04.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat

Keterangan:
Berjama’ah di Pesantren *
Berjama’ah di Masjid Darussalam **

b. Tata Tertib
Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat menetapkan tata
tertib agar proses pembelajaran yang berlangsung berjalan sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Adapun bentuk tata
tertib yang terdapat di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat adalah:
a) Santri wajib memenuhi semua tata tertib dan ketentuan yang
telah ditetapkan.
b) Santri wajib mengikuti seluruh kegiatan yang diselenggarakan
oleh pihak pesantren.
c) Santri wajib shalat subuh secara berjama’ah di pesantren.
d) Santri harus mempersiapkan diri minimal 5 menit sebelum jam
pelajaran dimulai.
e) Santri yang mengikuti perkuliahan kurang dari 75% tidak
diperkenankan mengikuti ujian dan akan diberikan sanksi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
56

f) Santri harus berpakaian rapih dan tidak berambut panjang


ketika mengikuti pelajaran di pesantren dan tidak boleh
memakai kaos oblong.
g) Santri harus mendapat izin tertulis (tashrieh) kepada pegurus
pesantren bila berhalangan hadir untuk mengikuti kuliah.
h) Santri harus menjaga kebersihan, kerapihan dan ketenangan di
lingkungan pesantren.
i) Santri wajib menjaga nama baik pesantren dengan tidak
melakukan perbuatan yang mencoreng nama baik pesantren.
j) Tamu wajib lapor dan tidak diperbolehkan mengganggu
aktivitas pembelajaran atau kegiatan di Pesantren Sabilussalam
Ciputat.
k) KMPLS bersama pengurus harian membentuk jadwal piket
harian di sekitar komplek Sabiluusalam.
l) Bagi yang membawa komputer pribadi atau laptop harap
dikondisikan di ruang komputer atau lapor ke pengurus
pesantren.
Bila santri melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di atas,
maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan berat dan ringannya
pelanngaran. Sanksi yang diberikan terdapat tiga kategori, yaitu:
a) Sanksi ringan, berupa peringatan untuk tidak mengulanginya
lagi.
b) Sanksi sedang, berupa peringatan tertulis dengan disertai
penugasan atau denda dengan sejumlah uang.
c) Sanksi berat. Dikeluarkan dari pesantren.
B. Deskripsi Data
1. Data Scor Variabel X ( Implementasi Metode Sorogan Modified)
Data diperoleh dari hasil angket berjumlah 15 item pernyataan
yang diberikan kepada 50 responden maka diperoleh hasil angket variabel
X (implementasi metode sorogan modified). Penyajian data dalam bentuk
distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
57

Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi
Kelas Interval Frekuensi Komulatif > F

34-36 3 > 33,5 50


37-39 5 > 36,5 47
40-42 6 > 39,5 42
43-45 8 > 42,5 36
46-48 10 > 45,5 28
49-51 10 > 48,5 18
52-54 8 > 51,5 8
50 > 54,5 0

Dari data di atas, dapat dilihat skor implementasi metode


sorogan modified dengan jumlah kelas interval adalah 3 kelas dengan
jumlah sampel sebanyak 50 responden. Diperoleh hasil angket variabe X
skor terendah (34) skor tertinggi (54), rata-rata (45,74) dengan nilai tengah
(46,4) dan nilai yang sering muncul (48,5) dapat digambarkan dalam
bentuk histogram dan poligon pada grafik 4.1 sebagai berikut:

Grafik 4.1
Histogram Dan Poligon Distribusi Frekuensi Skor
Implementasi Metode Sorogan Modified

Implementasi Metode Sorogan Modified


12

10

8
Frekuensi

0
34-36 37-39 40-42 43-45 46-48 49-51 52-54
Kelas Interval
58

2. Data Skor Variabel Y (Kemampuan Membaca Kitab Kuning)


Data variabel Y (kemampuan membaca kitab kuning) di peroleh
dari hasil angket berjumlah 15 item pernyataan, yang diberikan kepada 50
responden. Skor hasil angket peneliti paparkan dalam bentuk distribusi
frekuensi, yang dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi
Kelas Interval Frekuensi Komulatif > F

29-33 4 > 28,5 50


34-38 5 > 33,5 46
39-43 12 > 38,5 41
44-48 19 > 43,5 29
49-53 8 > 48,5 10
54-58 2 > 53,5 2
50 > 58,5 0

Dari data di atas, dapat dilihat skor kemampuan membaca kitab


kuning dengan jumlah kelas interval adalah 5 kelas dengan jumlah sampel
sebanyak 50 responden. Diperoleh hasil angket variabe X skor terendah
(29) skor tertinggi (58), rata-rata (43,8) dengan nilai tengah (44,55) dan
nilai yang sering muncul (45,44) dapat digambarkan dalam bentuk
histogram dan poligon pada grafik 4.2 sebagai berikut:
Grafik 4.2
Histogram Dan Poligon Distribusi Frekuensi Skor
Kemampuan Membaca Kitab Kuning

Kemampuan Membaca Kitab Kuning


20

15
Frekuensi

10

0
29-33 34-38 39-43 44-48 49-53 54-58
Kelas Interval
59

3. Pembahasan Hasil Tanggapan Responden terhadap Variabel X dan Y


Pembahasan hasil tanggapan responden terhadap angket
implementasi metode sorogan modified dengan kemampuan membaca
kitab kuning. Peneliti mengolah data dengan perhitungan presentase,
Untuk lebih jelasnya peneliti menguraikan hasil angket ke dalam tabel
4.10 sampai 4.39 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

F
P= x 100 %
N
Keterangan:
P = Presentase yang di cari
F = Frekuensi
N = Number of Cases (banyak individu)

Tabel 4.10
Ustadz membuka pelajaran dengan membaca do’a
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 26 52%
Sering 13 26%
1
Kadang-kadang 11 22%
Tidak Pernah - -
Jumlah (N) 50 100%

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa Ustadz


membuka pembelajara selalu dengan membaca do’a. Responden yang
menjawab Ustadz selalu membuka pembelajaran dengan membaca do’a
sebanya 52% dan responden yang menjawab tidak pernah tidak ada.

Tabel 4.11
Santri tepat waktu masuk kelas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

2 Selalu 3 6%
60

Sering 21 42%
Kadang-kadang 26 52%
Tidak Pernah - -
Jumlah (N) 50 100%

Tabel tersebut menunjukan bahwa mayoritas responden


menjawab kadang-kadang tepat waktu masuk kelas dengan perolehan
presentase (52%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar santri
terkadang masuk kelas tepat pada waktunya.

Tabel 4.12
Implementasi metode sorogan modified menjadikan santri
menelaah kitab kuning di kamar
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 4 8%

3 Sering 14 28%
Kadang-kadang 31 62%
Tidak Pernah 1 2%
Jumlah (N) 50 100%

Dengan melihat tabel di atas, implementasi metode sorogan


modified terkadang membuat santri ingin menelaah kitab kuning di kamar
sebelum pembelajaran kitab kuning berlangsung. Hal tersebut terlihat
dengan presentase 62% untuk jawaban kadang-kadang. 14 orang (28%)
menjawab sering menelaah kitab kuning di kamar sebelum pembelajaran
kitab kuning berlangsung. 1 orang (2%) menjawab tidak pernah menelaah
kitab kuning di kamar sebelum pembelajaran kitab kuning berlangsung.

Tabel 4.13
Metode sorogan modified mempersulit santri untuk
membaca kitab kuning
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

4 Selalu 5 10%
61

Sering 6 12%
Kadang-kadang 14 28%
Tidak Pernah 25 50%
Jumlah (N) 50 104
Metode sorogan modified yang digunakan Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat, mempermudah santri untuk membaca kitab kuning
hal tersebut terlihat dari jumlah presentase 50% untuk pernyataan metode
sorogan modified mempersulit santri untuk membaaca kitab kuning.

Tabel 4.14
Memperhatikan santri lain ketika membaca dan
mengartikan kitab kuning
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 23 46%
Sering 21 42%
5
Kadang-kadang 5 10%
Tidak Pernah 1 2%
Jumlah (N) 50 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat (2%) santri yang


menjawab “tidak pernah” memperhatikan santri lain ketika membaca dan
mengartikan kitab kuning, sedikit responden yang menjawab “kadang-
kadang”, hampir setengah (46%) dari respoden menjawab “selalu”. Hal ini
menunjukan bahwa mayoritas santri memperhatikan santri lain ketika
sedang membaca dan mengartikan kitab kuning dalam proses
pembelajaran.
Tabel 4.15
Implementasi metode sorogan modified disenangi oleh santri
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 14 28%
6
Sering 24 48%
62

Kadang-kadang 11 22%
Tidak Pernah 1 2%
Jumlah (N) 50 100%

Dengan melihat tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian


santri (48%) menjawab “sering”. Hal tersebut merupakan wujud bahwa
santri senang pada metode sorogan modified, dan terdapat (2%) santri
yang tidak menyenangi metode sorogan modified.

Tabel 4.16
Santri yang tidak pernah bolos di Pesantren Sabilussalam
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 2 4%
Sering 32 64%
7
Kadang-kadang 14 28%
Tidak Pernah 2 4%
Jumlah (N) 50 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih dari


setengah (64%) santri menjawab “sering” sedikit (4%) responden
menjawab “tidak pernah”. Hal ini menunjukan bahwa hampir mayoritas
siswa pernah bolos tidak mengikuti pembelajaran di Pesantren Luhur
Sabilussalam ciputat.
Tabel 4.17
Usaha santri untuk meningkatkan kemampuan membaca
kitab kuning
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 28 56%
Sering 16 32%
8
Kadang-kadang 4 8%
Tidak Pernah 2 4%
Jumlah (N) 50 100%
63

Dengan memperhatikan tabel di atas dapat diketahui bahwa


minoritas (4%) responden menjawab “tidak pernah” berusaha untuk
meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning, sebagian besar (56%)
menjawab “selalu”. Hal ini memperlihatkan bahwa sebagian besar santri
berusaha untuk meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning.

Tabel 4.18
Metode sorogan modified membosankan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 3 6%
Sering 9 18%
9
Kadang-kadang 27 54%
Tidak Pernah 11 22%
Jumlah (N) 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa (6%) responden


menjawab “selalu” merasa bosan dengan penerapan metode sorogan
modified, sedikit (18%) menjawab “sering” merasa bossan dengan
penerapan metode sorogan modified, lebih dari setengan (54%) responden
menjaawab “jarang”. Hal ini menunjukan bahwa hampir seluruh santri
tidak merasa bosan terhadap penerapan metode sorogan modified dalam
proses pembelajaran.
Tabel 4.19
Berdiskusi ketika menemukan mufradat yang sulit
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 18 36%
Sering 22 44%
10
Kadang-kadang 8 16%
Tidak Pernah 2 4%
Jumlah (N) 50 100%
64

Dengan memperhatikan tabel di atas dapat diketahui bahwa


(4%) menjawab “tidak pernah” berdiskusi ketika menemukan mufradat
yang sulit, sebagian besar (44%) responden menjawab “sering”. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar santri berdiskusi ketika menemukan
mufradat yang sulit.

Tabel 4.20
Ustadz membimbing proses pembelajaran
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 29 58%
Sering 16 32%
11
Kadang-kadang 5 10%
Tidak Pernah - -
Jumlah (N) 50 100%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahawa (0%) responden


yang menjawab “tidak pernah” dapat dikatakan bahwa Ustadz selalu
membimbing proses pembelajaran, mayoritas (58%) responden menjawab
“selalu”, dan sebagian kecil (10%) responden menjawab kadang-kadang.
Hal ini memperlihat bahwa Ustadz membimbing santri dalam proses
pembelajaran.

Tabel 4.21
Metode sorogan modified memberi peluang untuk santri
mengembangkan kemampuan membaca dan mengartikan
kitab kuning
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 26 52%
Sering 16 32%
12
Kadang-kadang 7 14%
Tidak Pernah 1 2%
Jumlah (N) 50 100%
65

Tabel di atas menunjukan bahwa sedikit (2%) responden


menjawab “Tidak Pernah” memberikan peluang santri mengembangkan
kemampuan membaca dan mengartikan kitab kuning, mayoritas (52%)
responden menjawab “selalu”. Hal ini menandakan bahwa dengan
penerapan metode sorogan modified dalam pembelajaran kitab kuning
memberikan peluang terhadap santri untuk mengenbangkan
kemampuannya dalam membaca dan mengartikan kitab kuning.

Tabel 4.22
Metode sorogan modified berlangsung efektif
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 16 32%
Sering 18 36%
13
Kadang-kadang 14 28%
Tidak Pernah 2 4%
Jumlah (N) 50 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa setengah (36%)


responden menjawab “sering”, responden menjawab “selalu” (32%),
sedangkan responden yang menjawab “tidak pernah (4%)”. Hal ini
memperlihatkan bahwasannya penerapan metode sorogan modified efektif
dalam proses pembelajaran kitab kuning.

Tabel 4.23
Ustadz memberi kesempatan untuk bertanya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 26 52%
Sering 14 28%
14
Kadang-kadang 10 20%
Tidak Pernah - -
Jumlah (N) 50 100%
66

Dengan memperhatikan tabel di atas dapat diketahui bahwa


setengan (28%) responden menjaawab “sering”, lebih dari setengah (52%)
responden menjawab “selalu”, responden menjawab “tidak pernah” (0%).
Hal ini menunjukan bahwa Ustadz memberi kesempatan santri untuk
bertanya dalam proses pembelajaran.

Tabel 4.24
Ustadz mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 32 64%
Sering 8 16%
15
Kadang-kadang 10 20%
Tidak Pernah - -
Jumlah (N) 50 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa hampir setengan (64%)


responden menjawab “selalu”, mengakhiri pelajaran dengan membaca
do’a, setengan (20%) responden menjawan “kadang-kadang”, responden
menjawab “tidak pernah” (0%). Hal ini berarti bahwa hampir seluruh
santri menyatakan bahwa Ustadz mengakhiri pelajaran dengan membaca
do’a.

Tabel 4.25
Santri dapat membaca kitab kuning dengan baik dan benar
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 18 36%


Baik 20 40%
16
Cukup 9 18%
Kurang 3 6%
Jumlah (N) 50 100%
67

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir


setengan (36%) menjawab “sangat baik” membaca kitab kuning , hampir
setengan (40%) responden menjawab “baik”, sebagian kecil (6%)
menjawab “kurang”. Hal ini menunjukan bahwa santri dapat membaca
kitab kuning dengan baik dan benar.

Tabel 4.26
Santri mampu memahami isi bacaan kitab kuning
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 6 12%


Baik 29 58%
17
Cukup 11 22%
Kurang 4 8%
Jumlah (N) 50 100%

Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian


kecil (8%) responden menjawab “kurang”, setengah responden (22%)
menjawab “cukup”, lebih dari setengah (58%) responden menjawab “baik”
dan sebagian kecil (12%) responden menjawab “sangat baik”. Hal ini
menunjukan bahwa santri mampu memahami isi bacaan kitab kuning
dengan baik.

Tabel 4.27
Metode sorogan modified tidak berpengaruh terhadap
kemampuan membaca kitab kuning
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 6 12%


Baik 5 10%
18
Cukup 16 32%
Kurang 23 46%
Jumlah (N) 50 100%
68

Tabel di atas menunjukan bahwa sedikit (10%) responden


menjawab “baik”, setengan (46%) responden menjawab “kurang”.
Perolehan persentase tersebut menunjukan bahwa sebagian besar santri
mengganggap bahwa metode sorogan modified berpengaruh terhadap
kemampuan membaca kitab kuning.

Tabel 4.28
Santri mampu membedakan tanda-tanda i’rob
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 12 24%


Baik 26 52%
19
Cukup 10 20%
Kurang 2 4%
Jumlah (N) 50 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahu sedikit (4%) responden
menjawab “kurang” mampu membedakan tanda-tanda i’rob, setengah
(20%) responden menjawab “cukup”, setengah (24%) responden
menjawab “sangat baik” dan lebih dari setengah (52%) responden
menjawab “baik”. Hal ini menunjukan bahwa santri mampu membedakan
tanda-tanda i’rob dengan baik.

Tabel 4.29
Santri mampu mengaplikasikan teori nahwu dan sorof
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 8 16%


Baik 25 50%
20
Cukup 13 26%
Kurang 4 8%
Jumlah (N) 50 100%
69

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian kecil (16%)


responden menjawab “sangat baik”, lebih dari setengah (50%) responden
menjawab “baik”, setengah (26%) responden menjawab “cukup”, dan
sebagian kecil (8%) menjawab “kurang”. Pesentase di atas menunjukan
bahwa santri mampu mengaplikasikan teori nahwu dan sorof dengan baik.

Tabel 4.30
Metode sorogan modified tidak membantu santri dalam
meningkatkan kemampuan mengkaji kitab kuning
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 3 6%
21 Baik 11 22%
Cukup 18 36%
Kurang 18 36%
Jumlah (N) 50 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa sebagian kecil


(6%) responden menjawab “sangat baik”, setengah (36%) responden
menjawab kurang. Hal ini memperlihatkan bahwa metode sorogan
membantu santri dalam meningkatkan keampuan mengkaji kitab kuning.

Tabel 4.31
Meningkatkan kemampuan bahasa Arab
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 12 24%


Baik 30 60%
22
Cukup 7 14%
Kurang 1 2%
Jumlah (N) 50 100%

Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian


kecil (2%) responden menjawab “kurang” meningkatkan kemampuan
behasa Arab, (14%) responden menjawab “cukup”, sebagian (24%)
70

respoden menjawab “sangat baik” dan lebih dari setengah (60%)


responden menjawab “baik”. Hal ini menunjukan bahwa metode sorogan
modified meningkatkan kemampuan bahasa Arab santri dengan baik.

Tabel 4.32
Meningkatkan kepercayaan diri untuk membaca kitab
kuning dengan baik dan benar
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 15 30%


Baik 23 46%
23
Cukup 9 18%
Kurang 3 6%
Jumlah (N) 50 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa setengah (30%)
responden menjawab “sangat baik”, lebih dari stengah (46%) menjawab
“baik”, (18%) responden menjawab “cukup” dan minoritas (6%)
responden menjawab “kurang”. Hal tersebut menunjukan bahwa
meningkatnya kepercayaan diri santri dalam membaca kitab kuning
dengan baik dan benar.

Tabel 4.33
Bingung dalam memahami dan menerjemahkan istilah-
istilah bahasa Arab yang terdapat dalam kitab kuning
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 1 2%
Baik 9 18%
24
Cukup 25 50%
Kurang 15 30%
Jumlah (N) 50 100%
Tabel di atas menunjukan bahawa sebagian (30%) responden
menjawab “kurang”, lebih dari sebagian (50%) responden menjawab
“cukup”, (18%) responden menjawab “baik” dan minoritas (2%)
71

responden menjawab “sangat baik”. Persentase tersebut menunjukan


bahawa terkadang santri cukup bingun dalam memahami dan
menerjemahkan istilah-istilah bahasa Arab yang terdapat dalam kitab
kuning.

Tabel 4.34
Bersikap kritis ketika mendengar santri lain kurang tepat
membaca kitab kuning
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 8 16%


Baik 23 46%
25
Cukup 13 26%
Kurang 6 12%
Jumlah (N) 50 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa setengah (46%)


responden menjawab “baik”, kurang dari setengan (26%) responden
menjawab “cukup”, (16%) responden menjawab “sangat baik” dan
sebagian kecil (12%) responden menjawab “kurang”. Hal tersebut
menunjukan bahwa sikap kritis santri ketika mendengar santri lain kurang
tepat membaca kitab kuning sudah baik.

Tabel 4.35
Tidak menyukai pembelajaran kitab kuning
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 5 10%


Baik 8 16%
26
Cukup 26 52%
Kurang 11 22%
Jumlah (N) 50 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian kecil (10%)


responden menjawab “sangat baik”, (16%) responden menjawab “baik”,
72

lebih dari setengah (52%) responden menjawab “cukup” dan kurang dari
setengah (22%) responden menjawab “kurang”. Persentase tersebut
menunjukan bahwa setengah dari santri cukup tidak menyukai
pembelajaran kitab kuning.

Tabel 4.36
Berpeluang mengikuti perlombaan kitab kuning

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 4 8%
Baik 17 34%
27
Cukup 18 36%
Kurang 11 22%
Jumlah (N) 50 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (8%) responden


menjawab “sangat baik”, kurang dari setengah (22%) responden menjawab
“kurang”, setengah (36%) responden menjawab “cukup” dan (34%)
responden menjawab “baik”. Hal ini memperlihatkan bahwasannya
peluang santri untuk mengikuti perlombaan kitab kuning sudah cukup
baik.

Tabel 4.37
Bersemangat untuk mengikuti pengkajian kitab kuning di
luar pesantren
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 15 30%


Baik 24 48%
28
Cukup 9 18%
Kurang 2 4%
Jumlah (N) 50 100%
73

Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian


besar (48%) responden menjawab “baik”, sebagain (30%) responden
menjawab “sangat baik”, (18%) responden menjawab “cukup” dan
minoritas (4%) menjawab “kurang”. Hal ini menunjukan bahwa santri
bersemangat untuk mengikuti pengkajian kitab kuning di luar pesantren.

Tabel 4.38
Membantu santri untuk lebih berkonsentrasi dalam proses
pembelajaran kitab kuning
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 10 20%


Baik 31 62%
29
Cukup 7 14%
Kurang 2 4%
Jumlah (N) 50 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa minoritas


(4%) responden menjawab “kurang” membantu santri untuk lebih
berkonsentrasi dalam peoses pembelajaran kitab kuning, (14%)
responden menjawab “cukup”, kurang dari setengah (20%) responden
menjawab “sangat baik” dan lebih dari setengah (62%) responden
menjawab “baik”. Persentase tersebut menunjukan bahwa santri sudah
baik dalam membantu santri lain untuk lebih berkonsentrasi dalam proses
pembelajaran kitab kuning.

Tabel 4.39
Mampu membaca kitab kuning, memberikan banyak
manfaat terhadap kehidupan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Baik 19 38%


30 Baik 21 42%
Cukup 10 20%
74

Kurang - -
Jumlah (N) 50 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (0%)


responden menjawab “kurang” mampu membaca kitab kuning dan
kemampuan membaca kitab kuning banyak memberikan manfaat
terhadap kehidupan, sebagian besar (42%) responden menjawab “baik”,
(38%) menjawab “sangat baik” dan kurang dari setengah (20%)
responden menjawab “cukup”. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan
membaca kitab kuning memberikan manfaat terhadap santri di dalam
kehidupannya.
C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Item Soal Angket Variabel X
Berdasarkan uraian di atas, selanjutnya peneliti mencari skor
jawaban responden dengan kriteria penialaian sebagai berikut:
Untuk skor jawaban pertanyaan positif adalah:
Selalu :4 Kadang-kadang :2
Sering :3 Tidak Pernah :1
Utuk skor jawaban pertanyaan negatif adalah:
Selalu :1 Kadang-kadang :3
Sering :2 Tidak Pernah :4
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skor jawaban responden
variabel X (implementasi metode sorogan modified) dalam tabel 4.40
sebagai berikut:

Tabel 4.40
Analisis Item Soal Angket Implementasi
Metode Sorogan Modified
No. Soal
Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 54
2 4 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 49
75

3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 4 38
4 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 42
5 2 2 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 47
6 4 2 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 47
7 4 2 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 49
8 4 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 4 45
9 4 2 2 2 4 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 40
10 4 3 3 3 4 3 1 4 3 3 4 4 4 4 4 51
11 4 3 2 1 2 3 3 4 1 3 4 2 2 4 4 42
12 4 3 3 1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 52
13 4 4 4 2 3 2 2 4 2 4 2 3 4 2 3 45
14 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 45
15 4 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 2 2 4 44
16 4 2 3 2 4 2 3 4 2 4 4 3 3 3 3 46
17 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 51
18 2 2 2 3 4 2 4 1 3 4 4 2 2 4 2 41
19 2 3 2 3 2 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 48
20 2 3 2 2 2 1 3 4 2 1 3 3 1 2 4 35
21 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 4 34
22 2 3 3 3 4 3 1 4 2 3 3 3 3 2 2 41
23 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 49
24 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 52
25 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 54
26 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 42
27 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 44
28 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 46
29 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 4 4 46
30 2 3 2 2 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 2 44
31 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 53
32 4 2 3 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 51
33 4 3 2 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 52
34 2 2 1 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 45
35 2 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 44
76

36 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 2 47
37 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 50
38 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 54
39 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 50
40 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 54
41 4 3 2 3 3 4 3 4 1 3 4 4 4 3 4 49
42 3 2 2 1 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 46
43 3 2 2 1 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 42
44 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 37
45 4 2 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 51
46 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 46
47 3 2 2 2 1 3 3 1 2 1 4 1 2 4 3 34
48 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 37
49 3 3 2 4 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 38
50 4 2 2 1 4 2 2 4 3 4 4 2 4 4 4 46
Jumlah 2286

Setelah jumlah skor dibagi dengan jumlah responden (2286/50),


maka hasil yang diperoleh adalah 45,72. Dengan demikian jumlah skor
rata-rata implementasi metode sorogan modified di Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat adalah cukup baik. Dari tabel 4.41 diketahui bahwa
jumlah skor jawaban santri dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 4.41
Klasifikasi jumlah skor jawaban responden dari angket
metode sorogan modified
Klasifikasi Jumlah Siswa Keterangan Jumlah Skor

76%-100% - Sangat baik

56%-75% - Baik

36%-55% 50 Cukup baik

10%-35% - Tidak baik


77

Tabel 4.41 menunjukan bahwasannya implementasi metode


sorogan modified berdasarkan tanggapan santri Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat dianggap cukup baik yakni antara klasifikasi 36-
55%.
2. Pengujian Persyaratan Analisis
a. Uji Validitas
Untuk mengetahui intrumen dalam penelitian ini valid
atau tidak valid, peniliti menggunakan rumus product moment.
Peneliti paparkan hasil uji validitas instrumen angket implementasi
metode sorogan modified terhadap kemampuan membaca kitab
kuning, pada tabel 4.42 sebagai berikut:

Tabel 4.42
Hasil Uji Validitas Variabel X dan Y
Validitas
No. Soal
Rxy (r hitung) Rkritis Kesimpulan

1 0,59 0,30 Valid


2 0,48 0,30 Valid
3 0,44 0,30 Valid
4 0,44 0,30 Valid
5 0,68 0,30 Valid
6 0,67 0,30 Valid
7 0,39 0,30 Valid
8 0,69 0,30 Valid
9 0,52 0,30 Valid
10 0,60 0,30 Valid
11 0,68 0,30 Valid
12 0,72 0,30 Valid
13 0,54 0,30 Valid
14 0,55 0,30 Valid
78

15 0,52 0,30 Valid


16 0,65 0,30 Valid
17 0,69 0,30 Valid
18 0,30 0,30 Valid
19 0,63 0,30 Valid
20 0,60 0,30 Valid
21 0,33 0,30 Valid
22 0,74 0,30 Valid
23 0,66 0,30 Valid
24 0,36 0,30 Valid
25 0,51 0,30 Valid
26 0,31 0,30 Valid
27 0,50 0,30 Valid
28 0,66 0,30 Valid
29 0,72 0,30 Valid
30 0,74 0,30 Valid

b. Uji Reliabilitas
Perhitungan uji reliabilitas pada variabel x dan variabel y
dengan mnggunakan rumus genap-ganjil diperoleh nilai rhitung 0, 86.
Berdasarkan koefisien reliabilitas tes maka rhitung 0,86 memiliki
kategori reliabel yang cukup tinggi (0,71-0,90). Maka instrumen
tersebut dapat dipercaya dan dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data serta dapat digunakan dalam penelitian ini.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui apakah data yang akan diteliti berdistribusi normal atau
tidak berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas menggunakan
rumus chi-kuadrat dengan taraf signifikasi 5%. Adapun hasil uji
normalitas variabel X (Implementasi metode sorogan modified)
peneliti gambarkan pada tabel 4.43 sebagai berikut:
79

Tabel 4.43
Hasil Uji Normalitas Variabel X
Variabel Sampel x2 hitung x2 tabel Keterangan

X 50 5,39 7,81 Normal

Dari tabel di atas diketahui x2 hitung (5,39) dan x2tabel


(7,81) dengan nilai 5% (0,05). Suatu data dikatakan normal jika
x2hitung x2tabel. Tabel di atas menunjukan nilai x2hitung (5,39)
lebih kecil dari nilai x2tabel (7,81) oleh karena itu data variabel X
berdistribusi normal.
Adapun hasil uji normalitas pada variabel Y (kemampuan
membaca kitab kuning) peneliti paparkan pada tabel 4.44 sebagai
berikut:

Tabel 4.44
Hasil Uji Normalitas Variabel Y
Variabel Sampel x2 hitung x2 tabel Keterangan

X 50 6,15 7,81 Normal

Tabel di atas menunjukan x2hitung (6,15) dan x2tabel


(7,81). Nilai x2hitung (6,15) lebih besar dari nilai x2tabel (7,81)
sehingga data variabel Y (kemampuan membaca kitab kuning)
berdistribusi normal.
d. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan rumus
varians, untuk mengetahui fhitung maka nilai varians harus diketahui
terlebih dahulu. Adapun hasil perhitungan varians dapat dilihat pada
tabel 4.45 sebagai berikut:
80

Tabel 4.45
Uji Homogenitas
Varians terbesar Varians terkecil

6,29 5,50

Setelah diketahui nilai varians terbesar dan terkecil,


selanjutnya untuk mengetahui fhitung menggunakan rumus:

=
Mencari ftabel yaitu, dk pembilang (n-1) dk penyebut (n-1)
dengan taraf signifikasi 5%. Diketahui sampel (n) adalah 50 maka dk
pembilang (50-1), dk penyebut (50-1). ftabel (49,49) dengan nilai
5% (0,05) dapat diketahui ftabel adalah 1,60. Dengan demikian, fhitung
(1,14) dan ftabel (1,60), maka data homogen karena fhitung (1,14) <
ftabel (1,60).
3. Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian persyaratan analisis data telah diperoleh, tahap
selanjutnya adalah pengujian hipotesis. pengujian hipotesis bertujuan
untuk mengetahui adakah hubungan antara variabel X dan variabel Y dan
seberasa besar hubungan antara dua variabel tersebut. Rumus yang
digunakan untuk prngujian hipotesis adalah product moment. Perhitungan
r product moment berdasarkan scor angket variabel X dan Y dapat dilihat
pada tabel 4.46 sebagai berikut:

Tabel 4.46
Uji Korelasi Variabel X terhadap Variabel Y
No Variabel X Variabel Y X2 Y2 XY

1 54 43 2916 1849 54
2 49 38 2401 1444 49
81

3 38 46 1444 2116 38
4 42 41 1764 1681 42
5 47 50 2209 2500 47
6 47 47 2209 2209 47
7 49 48 2401 2304 49
8 45 40 2025 1600 45
9 40 46 1600 2116 40
10 51 48 2601 2304 51
11 42 35 1764 1225 42
12 52 47 2704 2209 52
13 45 45 2025 2025 45
14 45 43 2025 1849 45
15 44 42 1936 1764 44
16 46 39 2116 1521 46
17 51 46 2601 2116 51
18 41 31 1681 961 41
19 48 42 2304 1764 48
20 35 45 1225 2025 35
21 34 33 1156 1089 34
22 41 43 1681 1849 41
23 49 50 2401 2500 49
24 52 56 2704 3136 52
25 54 56 2916 3136 54
26 42 39 1764 1521 42
27 44 39 1936 1521 44
28 46 45 2116 2025 46
29 46 45 2116 2025 46
30 44 47 1936 2209 44
31 53 53 2809 2809 53
32 51 48 2601 2304 51
33 52 51 2704 2601 52
34 45 46 2025 2116 45
35 44 50 1936 2500 44
82

36 47 47 2209 2209 47
37 50 44 2500 1936 50
38 54 50 2916 2500 54
39 50 44 2500 1936 50
40 54 49 2916 2401 54
41 49 52 2401 2704 49
42 46 44 2116 1936 46
43 42 29 1764 841 42
44 37 30 1369 900 37
45 51 41 2601 1681 51
46 46 46 2116 2116 46
47 34 35 1156 1225 34
48 37 39 1369 1521 37
49 38 34 1444 1156 38
50 46 38 2116 1444 46
N= 50 ∑ = 2289 ∑ = 2185 ∑ = 106245 ∑ = 97429 ∑ = 101124

∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑


83

Berdasarkan perhitungan data di atas, didapatkan hasil angka


korelasi antara variabel x dan y bertanda positif. Selanjutnya untuk
mencari derajat bebas (db) menggunakan rumus sebagai berikut:
df = N-nr
Keterangan:
df = Degrees of freedom
N = Number of cases
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Untuk mencari df yaitu:
Df = N - Nr
= 50 - 2
= 48
Dengan diperolehnya hasil db maka dapat dicari besarnya “r”
yang tercantum dalam tabel nilai “r” Product Moment, baik pada taraf
signifikasi 5% maupun pada taraf signifikasi 1%. Maka dapat diketahui
bahwa dengan df sebesar 48, diperoleh “r” Product Moment pada taraf
signifikasi 5% = 0,284 dan pada taraf signifikasi 1% = 0,368. Dengan
istilah lain:
rt pada t.s. 5% = 0,284
rt pada t.s. 1% = 0,368
Diketahui, yang kita peroleh adalah = 0,650, sedangkan rt
masing-masing sebesar 0,284 dan 0,368. Dengan demikian ternyata ro >
(lebih besar) daripada rt, baik pada taraf signifikasi 5% maupun 1%.
Karena ro > rt maka hipotesis alternatif diterima, sedang hipotesis nihil
ditolak. Selanjutnya apabila dilihat besarannya yang di dapat dari ro
terletak antara 0,40-0,70. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan
di bab sebelumnya bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y itu
adalah korelasi yang tergolong sedang atau cukup.
Dengan demikian hipotesis nihil (H0) ditolak, sedangkan
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ini menandakan bahwa terdapat
hubungan atau korelasi yang positif atau signifikan antara metode
84

sorogan modified dengan kemampuan membaca kitab kuning. Kemudian


untuk mengetahui seberapa besar hubungan kedua variabel tersebut maka
dapat dihitung dengan menggunakan rumus Koefisien Determinasi, yaitu
KD = r2 x 100%. KD = (0,650)2 x 100% = 0,42 x 100% = 42%. Dari
hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa hubungan metode
sorogan modified dengan kemampuan membaca kitab kuning adalah
sebesar 42%.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis menunjukan
bahwa hipotesis nihil (H0) tidak terbukti kebenarannya. Dengan demikian
berarti hipotesis alternatif (Ha) yang teruji kebenarannya. Oleh karena itu
asumsi-asumsi yang mendasari pengkajian teoritis ternyata didukung oleh
data empirik yang diperoleh dari responden. Pembahasan lebih lanjut tentang
hasil penelitian ini diuraikan sebagai berikut: hasil penelitian ini terdapat
hubungan yang positif antara penggunaan metode sorogan modified dengan
kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat.
Hasil perhitungan korelasi Product Moment (rhitung) diketahui
bahwa rhitung > (lebih besar) daripada rtabel, baik pada taraf signifikasi 1%
maupun pada taraf signifikasi 5%, yakni rhitung = 0,650 > rtabel taraf 1% =
0,368 dan pada taraf 5% = 0,284.
Memperhatikan hasil penelitian, terlihat bahwa hubungan
penggunaan metode sorogan modified dengan kemampuan membaca kitab
kuning berada pada tingkatan sedang. Dengan demikian metode sorogan
modified pada pembelajaran kitab kuning harus ditingkatkan kembali, maka
kemampuan membaca kitab kuning santri akan meningkat. Pada hasil
penelitian ini dikemukakan pula besarnya hubungan penggunaan metode
sorogan modified pada kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren
Sabilussalam Ciputat, hasil perhitungan menunjukan bahwa metode sorogan
modified memberikan pengaruh sebesar 42% terhadap kemampuan membaca
85

kitab kuning di Pesantren Sabilussalam Ciputat, 58% di pengaruhi oleh faktor


lain seperti sarana prasarana, latar belakang pendidikan, motivasi belajar.

E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilaksanakan tentunya memiliki beberapa
keterbatasan yaitu:
1. Keterbatasan waktu penelitian, Penelitian ini dilaksanakan selama
pembuatan skripsi, waktu yang cukup singkat ini mempersempit ruang
gerak penelitian, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian yang telah
dilaksanakan.
2. Keterbatasan dalam melihat kondisi psikologi responden, kondisi
responden tidak diamati secara khusus, sehingga memungkinkan
responden kurang berkonsentrasi dalam mengisi angket dan tidak
menunjukkan keadaan yang sesungguhnya .
BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
hubungan antara metode sorogan dengan kemampuan membaca kitab kuning
di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Penelitian ini terdiri dari dua
variabel yaitu implementasi metode sorogan modified sebagai variabel bebas
(X) yang mempengaruhi, kemampuan membaca kitab kuning sebagai variabel
terikat (Y) yang di pengaruhi.
Berdasarkan hasil rxy diperoleh rhitung sebesar 0,650 sedangkan rtabel
pada taraf signifikan 0,05% = 0,284 dan pada taraf signifikan 0,01% = 0,368.
Ternyata nilai rhitung > rtabel baik pada taraf signifikasi 0,05% (0,650 > 0,284)
maupun pada taraf signifikasi 0,01% (0,650 > 0,368). Hal ini menunjukan
Hipotesis nihil (H0) ditolak sehingga Hipotesi Alternatif (Ha) diterima, artinya
ada hubungan positif antara metode sorogan modified terhadap kemampuan
membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat dengan
korelasi yang tergolong sedang atau cukup, serta kemampuan membaca kitab
kuning di Pesantren Sabilussalam Ciputat dipengaruhi oleh metode sorogan
modified sebesar 42% dan 58% dipengaruhi oleh faktor lain.
B. Implikasi
Peneliti menarik implikasi yang merupakan konsekuensi logis dari
kesimpulan atau hasil temuan yang perlu dikembangkan atau ditindaklanjuti.
Adapun implikasi hasil penelitian ini, yaitu:
1. Peningkatan kemampuan membaca kitab kuning dengan mengaplikasikan
teori nahwu dan shorof ketika membaca kitab kuning.
2. Perencanaan dalam menentukan metode dalam proses pembelajaran kitab
kuning lebih mengutamakan keaktifan santri.
3. Perlu adanya kompetisi membaca kitab kuning untuk memacu keinginan
santri agar mampu membaca kitab kuning.

86
87

4. Penggunaan metode sorogan modified pada Pesantren salafi hendaknya


dimodifikasi.

C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti akan memberikan saran
antara lain sebagai berikut:
1. Kepada Guru Pesantren Luhur Sabilussalam
Hendaknya Ustadz selalu memberikan motivasi atau dorongan
serta pendekatan kepada santri dengan tujuan agar kesan sulit mempelajari
kitab kuning perlahan dapat terkikis dan hilang, sehingga kemampuan
membaca kitab kuning dapat meningkat dengan baik.
2. Kepada Santri
a. Hendaknya santri tetap semangat belajar, belajar kitab kuning
dengan menggunakan metode sorogan modified, karena dengan
metode sorogan modified ustadz dapat mengetahui kemampuan
santri dalam membaca kitab kuning.
b. Hendaknya santri mulai menyadari akan pentingnya mempelajari
kitab kuning, karena jika santri mampu menguasai salah satu kitab
kuning maka santri pasti akan dengan mudah mengkaji kitab-kitab
kuning lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdussalam Al-Khalili, Amal, Mengembangkan Kreatifitas Anak, Jakarta: Al-


Kautsar, Cet. I, 2005.

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, Cet. I, 2002.

Arifin, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis


Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. I,
2003.

Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. V, 2010.

arikunto, Suharsinmi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT


Rineka Cipta, Cet. XIII, 2006.

Barnawi, Novan Ardy Wiyani, Ilmu Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz


Media, 2012.

Daulay, Haidar Putra, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam


di Indonesia, Jakarta: Prenada Media Group, 2007.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Syaamil Al-


Qur’an, 2005.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai


Pustaka, Edisi III, 2005.

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2005.

Mahfudh, Sahal, Nuansa Fiqih Social, Yogyakarta: LKiS, Cet. II, 2003.
Mardalis, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VI, 2003.

Masyhud, M. Sulthon, dkk, Manajemen Pondok Pesantren Jakarta: Diva Pustaka


Jakarta, Cet. II, 2005.

Nafi’, M. Dian, dkk, Praksis Pembelajaran Pesantren, Yogyakarkta: PT LKiS


Pelangi Aksara, Cet. I, 2007.

Nizar, Samsul, Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media


Pratama, cet. I, 2001.

Prasetyo, Bambang, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,


(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, Cet. VI, 2011.

Ruseffendi, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang non-Eksata Lainnya,


Bandung: PT Tarsito Bandung, Cet. I, 2010.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Jakarta: Kencana Prenada Media, Cet. VIII, 2011.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, Cet. V, 2005.

Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2006.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, Cet. XIII, 2013.

Syukri, Abdullah, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada, 2005.
Umam, Khoirul, Hubungan Minat Belajar Kitab Alfiyyah dengan Kemampuan
Membaca Kitab Kuning Murid MA NU TBS Kudus, Skripsi pada Sekolah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang, 2009.

Van Bruinessen, Martin, Kitab Kuning : Pesantren dan Tarekat, Bandung: Mizan,
Cet.III, 1999.

Wahid, Abdurrahman, Pesantren Masa Depan; Wacana Pemberdayaan dan


Transformasi Pesantren, Bandung: Pustaka Hidayah, Cet. I, 1999.

Ziemek, Manfred, Pesantren dalam Perubahan Sosial, Jakarta: PT Temprint, Cet.


I, 1986.
88

LEMBAR KUESIONER

Assalaamu’alaikum wr.wb.

Saya adalah mahasiswi fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang sedang melakukan penelitian tentang Implementasi
Metode Sorogan Modified dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab
Kuning di Pesantren Sabilussalam Ciputat. Berkaitan dengan ini, saya
membutuhkan bantuan Anda untuk menjadi responden dalam penelitian ini
dengan mengisi skala yang terlampir.
Pada skala ini terdapat beberapa pernyataan yang harus Anda isi sesuai
dengan apa yang Anda rasakan atau anda pikirka tentang diri Anda. Isilah
kuisioner ini dengan sejujur-jujurnya sesuai keadaan diri anda yang sebenarnya.
Data maupun jawaban yang Anda berikan terjamin kerahasiannya dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Wassalaamu’alaikum wr.wb.

Peneliti,
Sofia Hasanah Fitrianur
89

Identitas Responden
Nama/Inisial :
Semester :
Jenis Kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
Usia :
Status Pernikahan : a. Menikah
b. Belum Menikah
Kegiatan :

*Lingkari yang Sesuai

Nama/Inisial dan Tanda Tangan


90

A. Petunjuk Umum
1. Sebelum menjawab pertanyaan hendaklah dimulai dengan membaca
basmallah.
2. pilihlah alternatif jawaban yang menggambarkan Anda. Dalam hal ini
tidak ada jawaban yang dianggap benar atau salah. Saya harapkan
semua soal dalam angket ini dapat terisi.
3. Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat dan teliti sebelum menjawab
serta jawablah seluruh pertanyaan yang ada, periksa kembali jawaban
Anda sebelum angket dikumpulkan.
4. Terimakasih atas kesediaannya untuk mengisi angket.

B. Petunjuk Pengisian
Variabel X (Metode SoroganModified)
Di bawah ini terdapat 15 pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dan
berilah tanda check list (√) pada kolom yang paling menggambarkan diri Anda.
Isilah setiap pernyataan sesuai dengan keadaan diri Anda yang sebenarnya.
Pilihan Jawaban:
TP : Tidak Pernah
JR : Jarang
SR : Sering
SL : Selalu

Selamat Mengerjakan
Jawaban
No Pernyataan
TP JR SR SL

1 Ustadz membuka pembelajaran dengan membaca


do’a
2 Saya termasuk santri yang On Time (tepat waktu)
masuk kelas
3 Dengan menggunakan metode sorogan modified,
saya menelaah kitab kuning terlebih dahulu di
91

kamar
4 Saya merasa kesulitan membaca kitab kuning
dengan menggunakan metode sorogan modified
5 Saya memperhatikan saat santri lain membaca dan
mengartikan kitab kuning
6 Saya lebih senang dalam pembelajaran kitab
kuning menggunakan metode sorogan modified,
dengan menggunakan metode tersebut saya mudah
untuk membaca kitab kuning
7 Saya termasuk santri yang tidak pernah bolos di
Pesantren
8 Saya berusaha untuk mampu meningkatkan
kemampuan membaca kitab kuning
9 Saya merasa bosan ketika pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan metode sorogan
modified
10 Saya berdiskusi dengan santri lain ketika
menemukan mufradat (kosa kata) yang sulit
11 Ustadz membimbing ketika proses pembelajaran
kitab kuning berlangsung
12 Dengan menggunakan metode sorogan modified,
saya berkesempatan untuk mengembangkan
kemampuan membaca serta mengartikan kitab
kuning
13 Implementasi metode sorogan modified di kelas
berlangsung dengan efektif
14 Ustadz memberikan kesempatan untuk bertanya
15 Ustadz mengakhiri pembelajaran dengan membaca
do’a

Semoga Allah membalas kebaikan dan memudahkan segala urusan Anda


92

Variabel Y (Kemampuan Membaca Kitab Kuning)


Berikut ini terdapat 15 pernyataan. Jawablah setiap pernyataan dengan cara
sebagai berikut:
a. Bayangkanlah seolah-olah pernyataan tersebut adalah sesuatu yang sedang
anda rasakan.
b. Untuk melengkapi pernyataan, lingkarilah salah satu dari angka 1 hingga 4
yang paling menggambarkan respon Anda.
Pilihan Jawaban
1. : Kurang
2. : Cukup
3. : Baik
4. : Sangat Baik

1. Penggunaan metode sorogan modified dalam pembelajaran kitab kuning


dapat mempermudah Anda untuk membaca kitab kuning dengan baik dan
benar.
1 2 3 4

2. Setelah mengikuti pembelajaran di Pondok Pesantren Sabilussalam


Ciputat, ketika membaca kitab kuning anda mampu memahami bacaan
kitab kuning.
1 2 3 4

3. Penggunaan metode sorogan modified tidak berpengaruh terhadap


kemampuan anda dalam membaca kitab kuning.
1 2 3 4

4. Setelah mengikuti pembelajaran di Pondok Pesantren Sabilussalam, ketika


membaca kitab kuning Anda mampu membedakan tanda-tanda i’rob.
93

1 2 3 4

5. Anda merasa mampu untuk mengaplikasikan teori nahwu dan sorof


1 2 3 4

6. Tidak ada peningkatan kemampuan membaca kitab kuning setelah


menggunakan metode sorogan modified
1 2 3 4

7. Pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan


modified, meningkatkan kemampuan bahasa Arab Anda.
1 2 3 4

8. Penggunaan metode sorogan modified membantu meningkatkan


kepercayaan diri Anda untuk membaca kitab kuning dengan baik dan
benar.
1 2 3 4

9. Anda merasa bingung memahami dan menerjemahkan istilah-istilah


bahasa Arab yang terdapat di dalam kitab kuning.
1 2 3 4

10. Penggunaan metode sorogan modified, membuat Anda lebih bersikap kritis
ketika mendengar santri lain kurang tepat membaca kitab kuning.
1 2 3 4

11. Metode sorogan modified membuat Anda tidak menyukai pelajaran kitab
kuning.
1 2 3 4
94

12. Setelah mengikuti pembelajaran kitab kuning di pesantren Sabilussalam


dengan menggunakan metode sorogan modified, membuka peluang Anda
untuk mengikuti perlombaan kitab kuning.
1 2 3 4

13. Penggunaan metode sorogan modified di pensantren Sabilussalam,


membuat Anda bersemangat untuk mengikuti pengkajian kitab kuning di
luar pesantren.
1 2 3 4

14. Penggunaan metode sorogan modified, membantu Anda untuk lebih


berkonsentrasi dalam proses pembelajaran kitab kuning
1 2 3 4

15. Penggunaan metode sorogan modified di Pondok Pesantren Sabilussalam


mampu mempermudah anda membaca kitab kuning. Dan hal tersebut
memberikan banyak manfaat terhadap kehidupan Anda.
1 2 3 4
95

LEMBAR WAWANCARA

Hari/Tanggal :
Nama :
Jabatan :
Waktu :
Tempat :

1. Sejak kapan Bapak menjadi guru studi kitab kuning di Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat?
2. Bagaimana penilaian Bapak terhadap pelaksanaan metode sorogan
modified terhadap pembelajaran kitab kuning di Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat?
3. Kendala atau kesulitan apa yang Bapak hadapi dalam pembelajaran kitab
kuning sebagai guru pengampu di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat?
4. Khusus untuk bidang studi kitab kuning, menurut Bapak sejauhmana
kualitas kemampuan santri dalam membaca kitab kuning?
5. Mengapa dalam pembelajaran kitab kuning di Pesantren Luhur
Sabilussalam Ciputat menggunakan metode sorogan modified?
6. Apakah metode sorogan modified, memiliki peran yang signifikan dalam
meningkatkan kemampuan santri dalam membaca kitab kuning di
Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat?
7. Menurut Bapak apakah waktu yang tersedia cukup untuk melaksanakan
pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan
modified?
96

JAWABAN HASIL WAWANCARA

1. Sejak tahun 2011 saya sudah mulai mengajar di Pesantren Luhur


Sabilussalam Ciputat
2. Pelaksanaan berjalan dengan baik, dan menjadikan metode pada
pembelajaran kitab kuning seperti ini “metode sorogan modified”
3. Kendala atau kesulitan yang saya alami selaku guru pengampu
pembelajaran kitab kuning seperti, keberagaman latar belakang santri
sehingga beragam pula kemampuan dasarnya. Akibatnya perlu adanya
penyesuaian berdasarkan latar belakang kemampuan sehingga
diadakannya klasifikasi kelas.
4. Jika ditinjau kualitas bacaan santri tentunya beragam pula, terdapat santri
yang masih kurang, cukup, sedang bahkan terdapat pula yang sangat
mahir dalam membaca kitab kuning.
5. Penggunaan metode sorogan modified di Pesantren Luhur Sabilussalam
Ciputat dikarenakan basic Pesantren Luhur Sabilussalam adalah studi
naskah, jadi mata pelajaran apapun itu termasuk kitab kuning perlu
menggunakan metode sorogan modified untuk mengkaji naskah-naskah.
6. Ya, cukup signifikan karena dapat memberikan santri kesempatan untuk
mempraktikan kitab kuning dan memberikan motivasi santri untuk
membaca kitab kuning.
7. Ya, waktu cukup karena dilakukan selama 1 semester.
97

Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel X

A. Rentang
Rentang = Data terbesar – Data terkecil
= 34 - 54
= 20
B. Kelas Interval
Kelas Interval = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 50
= 1 + 3,3 (1,69897)
= 1 + 5, 606601
= 6,60 dibulatkan menjadi 7
C. Panjang Kelas

Panjang Kelas =

=
= 2,85 dibulatkan menjadi 3
Berdasarkan hasil yang diperoleh, peneliti susun pada tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Kelas Interval Xi Fi Fi.Xi

34-36 35 3 105
37-39 38 5 190
40-42 41 6 246
43-45 44 8 352
46-48 47 10 470
49-51 50 10 500
52-54 53 8 424
98

50 2287

D. Mean

̅=∑

45,74

E. Modus

Modus = +P( )

= 45,5 + 3 ( )

= 45,5 + 3
= 48,5
F. Median

Median = +P( )

= 45,5 + 3 ( )

= 45,5 + 3.

= 45,5 + 0,9
= 46,4
99

Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel Y

A. Rentang
Rentang = Data terbesar – Data terkecil
= 56 - 29
= 27
B. Kelas Interval
Kelas Interval = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 50
= 1 + 3,3 (1,69897)
= 1 + 5, 6
= 6,6
C. Panjang Kelas

Panjang Kelas =

= 4,09 dibulatkan menjadi 5


Berdasarkan hasil yang diperoleh, peneliti susun pada tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Kelas Interval Xi Fi Fi.Xi

29-33 31 4 124
34-38 36 5 180
39-43 41 12 492
44-48 46 19 874
49-53 51 8 408
54-58 56 2 112
50 2190
100

D. Mean

̅=∑

43,8

E. Modus

Modus = +P( )

= 43,5+ 5 ( )

= 45,5 + 1,94
= 45,44
F. Median

Median = +P( )

= 43,5+ 5 ( )

= 43,5 + 5.

= 45,5 + 1,05
= 44,55
101

Uji Normalitas Variabel X

Batas Luas
Nilai f Z F(Z) Ei Oi (Ei-0i /Ei
Kelas Interval

34-36 3 33,5 -2,3094 0,01


37-39 5 36,5 -1,7434 0,041 0,030172457 1,508623 3 1,4743285
40-42 6 39,5 -1,1774 0,12 0,078894012 3,944701 5 0,2823172
43-45 8 42,5 -0,6113 0,27 0,150967402 7,54837 6 0,3176116
46-48 10 45,5 -0,0453 0,482 0,211447235 10,57236 8 0,6258814
49-51 10 48,5 0,52075 0,699 0,216790313 10,83952 10 0,0650201
52-54 8 51,5 1,08679 0,861 0,162704554 8,135228 10 0,4274466
54,5 1,65283 0,951 0,089381558 4,469078 8 2,7897054
Jumlah 50 5,982311

Perhitungan Uji Normalitas:


A. Mencari nilai Z yaitu:

̅
Z=

B. Menghitung F (Z) menggunakan rumus excel:


= Normsdists (Nilai Z)
C. Luas interval, angka baris kedua pada kolom f(z) dikurangi baris pertama
dan begitu seterusnya.
D. Mencari Ei yaitu: luas interval dikalikan dengan n (jumlah responden).
E. Oi, kolom Oi adalah frekuensi absolute.

F. Mencari chi-kuadrat dengan rumus: ∑ (

Setelah dihitung hasil dari ∑ ( yaitu 5,98

G. Menentukan taraf nyata dan chi-kuadrat tabel


Keterangan:
= 5% (0,05)
102

Maka mencari di tabel (0,05,4) diperoleh 9,49


H. Menentukan kriteria pengujian
1. Jika hitung tabel maka terima Ho artinya data berdistribusi
normal
2. Jika hitung tabel maka maka tolak Ho artinya data tidak
berdistribusi normal.
I. Kesimpulan
hitung adalah 5,98
tabel adalah 9,49
hitung < tabel maka terima Ho artinya data berdistribusi Normal
103

Uji Normalitas Variabel Y

Batas Luas
Nilai f Z F(Z) Ei Oi (Ei-0i /Ei
Kelas Interval

29-33 4 28,5 -2,5082 0,00607


34-38 5 33,5 -1,6885 0,04566 0,039587832 1,97939 4 2,06268346
39-43 12 38,5 -0,8689 0,19246 0,146808631 7,34043 5 0,74622587
44-48 19 43,5 -0,0492 0,48039 0,287923876 14,3962 12 0,3988377
49-53 8 48,5 0,77049 0,7795 0,299108098 14,9554 19 1,09383528
54-58 2 53,5 1,59016 0,9441 0,164605179 8,23026 8 0,00644198
0,047919084 2,39595 2 0,06543519
Jumlah 50 4,37345948

Perhitungan Uji Normalitas:


J. Mencari nilai Z yaitu:

̅
Z=

K. Menghitung F (Z) menggunakan rumus excel:


= Normsdists (Nilai Z)
L. Luas interval, angka baris kedua pada kolom f(z) dikurangi baris pertama
dan begitu seterusnya.
M. Mencari Ei yaitu: luas interval dikalikan dengan n (jumlah responden).
N. Oi, kolom Oi adalah frekuensi absolute.

O. Mencari chi-kuadrat dengan rumus: ∑ (

Setelah dihitung hasil dari ∑ ( yaitu 4,37

P. Menentukan taraf nyata dan chi-kuadrat tabel


Keterangan:

= 5% (0,05)
104

Maka mencari di tabel (0,05,4) diperoleh 7,81


Q. Menentukan kriteria pengujian
3. Jika hitung tabel maka terima Ho artinya data berdistribusi
normal
4. Jika hitung tabel maka maka tolak Ho artinya data tidak
berdistribusi normal.
R. Kesimpulan
hitung adalah 4,37
tabel adalah 7,81
hitung < tabel maka terima Ho artinya data berdistribusi Normal
105

UJI HOMOGENITAS

Responden X Y XY

1 54 43 2322 2916 1849


2 49 38 1862 2401 1444
3 38 46 1748 1444 2116
4 42 41 1722 1764 1681
5 47 50 2350 2209 2500
6 47 47 2209 2209 2209
7 49 48 2352 2401 2304
8 45 40 1800 2025 1600
9 40 46 1840 1600 2116
10 51 48 2448 2601 2304
11 42 35 1470 1764 1225
12 52 47 2444 2704 2209
13 45 45 2025 2025 2025
14 45 43 1935 2025 1849
15 44 42 1848 1936 1764
16 46 39 1794 2116 1521
17 51 46 2346 2601 2116
18 41 31 1271 1681 961
19 48 42 2016 2304 1764
20 35 45 1575 1225 2025
21 34 33 1122 1156 1089
22 41 43 1763 1681 1849
23 49 50 2450 2401 2500
24 52 56 2912 2704 3136
25 54 56 3024 2916 3136
26 42 39 1638 1764 1521
27 44 39 1716 1936 1521
106

28 46 45 2070 2116 2025


29 46 45 2070 2116 2025
30 44 47 2068 1936 2209
31 53 53 2809 2809 2809
32 51 48 2448 2601 2304
33 52 51 2652 2704 2601
34 45 46 2070 2025 2116
35 44 50 2200 1936 2500
36 47 47 2209 2209 2209
37 50 44 2200 2500 1936
38 54 50 2700 2916 2500
39 50 44 2200 2500 1936
40 54 49 2646 2916 2401
41 49 52 2548 2401 2704
42 46 44 2024 2116 1936
43 39 29 1131 1521 841
44 37 30 1110 1369 900
45 51 41 2091 2601 1681
46 46 46 2116 2116 2116
47 34 35 1190 1156 1225
48 37 39 1443 1369 1521
49 38 34 1292 1444 1156
50 46 38 1748 2116 1444
N= 60 ∑ 2286 ∑ 2185 ∑ 101037 ∑ 106002 ∑ 97429

Perhitungan Uji Homogenitas:


A. Varians Variabel X

∑ ∑

107

5,50
B. Varians Variabel Y


6,29
108

C. Mencari Fhitung

= 1, 14
D. Mencari Ftabel
Dk pembilang = n-1, dk penyebut = n-1, 5% (0,05)
Jadi, dk pembilang= 50 - 1, dk penyebut = 50 – 1
Cari di tabel F= 49,49 dengan 0,05 maka adalah 1,60
E. Kriteria Pengujian
1. Jika maka terima Ho, artinya data
homogeny
2. Jika maka tolak Ho, artinya data
tidak homogeny
F. Kesimpulan
Fhitung 1,14
Ftabel 1,60
Fhitung 1,14 < Ftabel 1,60, maka data homogen.
109

Tabel Perhitungan Variabel X


(Implementasi Metode Sorogan Modified)
No. Soal
No Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 54
2 4 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 49
3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 4 38
4 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 42
5 2 2 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 47
6 4 2 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 47
7 4 2 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 49
8 4 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 4 45
9 4 2 2 2 4 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 40
10 4 3 3 3 4 3 1 4 3 3 4 4 4 4 4 51
11 4 3 2 1 2 3 3 4 1 3 4 2 2 4 4 42
12 4 3 3 1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 52
13 4 4 4 2 3 2 2 4 2 4 2 3 4 2 3 45
14 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 45
15 4 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 2 2 4 44
16 4 2 3 2 4 2 3 4 2 4 4 3 3 3 3 46
17 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 51
18 2 2 2 3 4 2 4 1 3 4 4 2 2 4 2 41
19 2 3 2 3 2 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 48
20 2 3 2 2 2 1 3 4 2 1 3 3 1 2 4 35
21 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 4 34
22 2 3 3 3 4 3 1 4 2 3 3 3 3 2 2 41
23 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 49
24 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 52
25 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 54
26 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 42
110

27 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 44
28 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 46
29 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 4 4 46
30 2 3 2 2 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 2 44
31 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 53
32 4 2 3 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 51
33 4 3 2 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 52
34 2 2 1 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 45
35 2 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 44
36 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 2 47
37 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 50
38 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 54
39 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 50
40 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 54
41 4 3 2 3 3 4 3 4 1 3 4 4 4 3 4 49
42 3 2 2 1 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 46
43 3 2 2 1 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 42
44 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 37
45 4 2 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 51
46 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 46
47 3 2 2 2 1 3 3 1 2 1 4 1 2 4 3 34
48 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 37
49 3 3 2 4 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 38
50 4 2 2 1 4 2 2 4 3 4 4 2 4 4 4 46
111

Variabel X (Implementasi Metode Sorogan Modified)

Respondenn Skor Variabel X

1 54
2 49
3 38
4 42
5 47
6 47
7 49
8 45
9 40
10 51
11 42
12 52
13 45
14 45
15 44
16 46
17 51
18 41
19 48
20 35
21 34
22 41
23 49
24 52
25 54
26 42
27 44
112

28 46
29 46
30 44
31 53
32 51
33 52
34 45
35 44
36 47
37 50
38 54
39 50
40 54
41 49
42 46
43 42
44 37
45 51
46 46
47 34
48 37
49 38
50 46
113

Perhitungan Variabel Y
(Kemampuan Membaca Kitab Kuning)

No. Soal
No Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 43
2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 4 1 3 3 3 38
3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 3 3 2 46
4 3 2 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 3 3 4 41
5 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 50
6 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 3 3 3 47
7 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 48
8 4 3 4 2 1 2 3 2 4 1 2 2 3 3 4 40
9 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 3 3 2 46
10 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 48
11 2 1 3 3 2 3 3 2 4 1 3 1 1 3 3 35
12 2 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 47
13 4 3 1 3 3 2 3 4 2 4 2 4 3 4 3 45
14 3 2 4 2 2 4 3 2 2 3 4 3 4 2 3 43
15 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 42
16 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 2 3 3 3 39
17 4 3 1 4 4 2 4 4 3 2 1 2 4 4 4 46
18 1 1 4 2 2 4 2 1 3 1 3 1 2 2 2 31
19 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 42
20 2 3 4 4 4 4 3 1 3 4 3 2 4 2 2 45
21 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2 33
22 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 3 3 3 4 43
23 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 50
24 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 56
25 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 56
114

26 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 39
27 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 39
28 3 3 3 2 3 4 3 4 2 4 2 3 3 3 3 45
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
30 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 47
31 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 53
32 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 1 4 4 4 4 48
33 3 4 2 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 51
34 4 3 1 4 2 1 3 3 3 3 4 3 4 4 4 46
35 4 3 1 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 50
36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 47
37 4 4 1 4 3 1 3 3 2 4 1 3 4 4 3 44
38 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 50
39 4 3 4 1 2 4 3 3 4 3 1 1 4 3 4 44
40 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 1 2 4 3 4 49
41 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 52
42 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 4 3 3 44
43 1 2 3 2 1 3 2 2 2 1 4 1 2 1 2 29
44 1 2 3 1 1 4 2 1 4 2 4 1 1 1 2 30
45 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 4 2 3 3 3 41
46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 46
47 3 1 4 3 3 3 1 2 2 1 3 1 3 3 2 35
48 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 39
49 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2 2 2 34
50 2 1 3 2 1 3 3 3 2 4 2 2 4 2 4 38
115

Variabel Y (Kemampuan Membaca Kitab Kuning)

Responden Skor Variabel X

1 43
2 38
3 46
4 41
5 50
6 47
7 48
8 40
9 46
10 48
11 35
12 47
13 45
14 43
15 42
16 39
17 46
18 31
19 42
20 45
21 33
22 43
23 50
24 56
25 56
26 39
27 39
116

28 45
29 45
30 47
31 53
32 48
33 51
34 46
35 50
36 47
37 44
38 50
39 44
40 49
41 52
42 44
43 29
44 30
45 41
46 46
47 35
48 39
49 34
50 38
117

Skor Variabel X dan Variabel Y


Responden Variabel X Variabel Y

1 54 43
2 49 38
3 38 46
4 42 41
5 47 50
6 47 47
7 49 48
8 45 40
9 40 46
10 51 48
11 42 35
12 52 47
13 45 45
14 45 43
15 44 42
16 46 39
17 51 46
18 41 31
19 48 42
20 35 45
21 34 33
22 41 43
23 49 50
24 52 56
25 54 56
26 42 39
27 44 39
118

28 46 45
29 46 45
30 44 47
31 53 53
32 51 48
33 52 51
34 45 46
35 44 50
36 47 47
37 50 44
38 54 50
39 50 44
40 54 49
41 49 52
42 46 44
43 42 29
44 37 30
45 51 41
46 46 46
47 34 35
48 37 39
49 38 34
50 46 38
119

Korelasi Variabel X dan Variabel Y

No Variabel X Variabel Y X2 Y2 XY

1 54 43 2916 1849 54
2 49 38 2401 1444 49
3 38 46 1444 2116 38
4 42 41 1764 1681 42
5 47 50 2209 2500 47
6 47 47 2209 2209 47
7 49 48 2401 2304 49
8 45 40 2025 1600 45
9 40 46 1600 2116 40
10 51 48 2601 2304 51
11 42 35 1764 1225 42
12 52 47 2704 2209 52
13 45 45 2025 2025 45
14 45 43 2025 1849 45
15 44 42 1936 1764 44
16 46 39 2116 1521 46
17 51 46 2601 2116 51
18 41 31 1681 961 41
19 48 42 2304 1764 48
20 35 45 1225 2025 35
21 34 33 1156 1089 34
22 41 43 1681 1849 41
23 49 50 2401 2500 49
24 52 56 2704 3136 52
25 54 56 2916 3136 54
26 42 39 1764 1521 42
27 44 39 1936 1521 44
120

28 46 45 2116 2025 46
29 46 45 2116 2025 46
30 44 47 1936 2209 44
31 53 53 2809 2809 53
32 51 48 2601 2304 51
33 52 51 2704 2601 52
34 45 46 2025 2116 45
35 44 50 1936 2500 44
36 47 47 2209 2209 47
37 50 44 2500 1936 50
38 54 50 2916 2500 54
39 50 44 2500 1936 50
40 54 49 2916 2401 54
41 49 52 2401 2704 49
42 46 44 2116 1936 46
43 42 29 1764 841 42
44 37 30 1369 900 37
45 51 41 2601 1681 51
46 46 46 2116 2116 46
47 34 35 1156 1225 34
48 37 39 1369 1521 37
49 38 34 1444 1156 38
50 46 38 2116 1444 46
N= 50 ∑ = 2289 ∑ = 2185 ∑ = 106245 ∑ = 97429 ∑ = 101124

∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑


121


122

Uji Validitas Variabel X (Metode Sorogan Modified)

Butir Pertanyaan
Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 54
2 4 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 49
3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 4 38
4 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 42
5 2 2 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 47
6 4 2 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 47
7 4 2 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 49
8 4 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 4 45
9 4 2 2 2 4 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 40
10 4 3 3 3 4 3 1 4 3 3 4 4 4 4 4 51
11 4 3 2 1 2 3 3 4 1 3 4 2 2 4 4 42
12 4 3 3 1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 52
13 4 4 4 2 3 2 2 4 2 4 2 3 4 2 3 45
14 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 45
123

15 4 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 2 2 4 44
16 4 2 3 2 4 2 3 4 2 4 4 3 3 3 3 46
17 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 51
18 2 2 2 3 4 2 4 1 3 4 4 2 2 4 2 41
19 2 3 2 3 2 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 48
20 2 3 2 2 2 1 3 4 2 1 3 3 1 2 4 35
21 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 4 34
22 2 3 3 3 4 3 1 4 2 3 3 3 3 2 2 41
23 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 49
24 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 52
25 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 54
26 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 42
27 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 44
28 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 46
29 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 4 4 46
30 2 3 2 2 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 2 44
31 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 53
32 4 2 3 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 51
124

33 4 3 2 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 52
34 2 2 1 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 45
35 2 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 44
36 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 2 47
37 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 50
38 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 54
39 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 50
40 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 54
41 4 3 2 3 3 4 3 4 1 3 4 4 4 3 4 49
42 3 2 2 1 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 46
43 3 2 2 1 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 42
44 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 37
45 4 2 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 51
46 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 46
47 3 2 2 2 1 3 3 1 2 1 4 1 2 4 3 34
48 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 37
49 3 3 2 4 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 38
50 4 2 2 1 4 2 2 4 3 4 4 2 4 4 4 46
125

N 50 2289
Jumlah 165 127 121 132 166 151 134 170 146 156 174 167 144 164 172
rhitung 0,590 0,480 0,449 0,446 0,680 0,676 0,399 0,692 0,528 0,604 0,689 0,727 0,541 0,550 0,529
rkritis 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Status valid valid valid valid valid valid Valid valid valid valid valid valid valid valid Valid
126

Uji Validitas Variabel Y (Kemampuan Membaca Kitab Kuning)

Butir Pertanyaan
responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 43
2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 4 1 3 3 3 38
3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 3 3 2 46
4 3 2 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 3 3 4 41
5 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 50
6 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 3 3 3 47
7 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 48
8 4 3 4 2 1 2 3 2 4 1 2 2 3 3 4 40
9 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 3 3 2 46
10 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 48
11 2 1 3 3 2 3 3 2 4 1 3 1 1 3 3 35
12 2 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 47
13 4 3 1 3 3 2 3 4 2 4 2 4 3 4 3 45
14 3 2 4 2 2 4 3 2 2 3 4 3 4 2 3 43
127

15 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 42
16 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 2 3 3 3 39
17 4 3 1 4 4 2 4 4 3 2 1 2 4 4 4 46
18 1 1 4 2 2 4 2 1 3 1 3 1 2 2 2 31
19 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 42
20 2 3 4 4 4 4 3 1 3 4 3 2 4 2 2 45
21 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2 33
22 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 3 3 3 4 43
23 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 50
24 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 56
25 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 56
26 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 39
27 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 39
28 3 3 3 2 3 4 3 4 2 4 2 3 3 3 3 45
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
30 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 47
31 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 53
32 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 1 4 4 4 4 48
128

33 3 4 2 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 51
34 4 3 1 4 2 1 3 3 3 3 4 3 4 4 4 46
35 4 3 1 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 50
36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 47
37 4 4 1 4 3 1 3 3 2 4 1 3 4 4 3 44
38 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 50
39 4 3 4 1 2 4 3 3 4 3 1 1 4 3 4 44
40 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 1 2 4 3 4 49
41 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 52
42 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 4 3 3 44
43 1 2 3 2 1 3 2 2 2 1 4 1 2 1 2 29
44 1 2 3 1 1 4 2 1 4 2 4 1 1 1 2 30
45 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 4 2 3 3 3 41
46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 46
47 3 1 4 3 3 3 1 2 2 1 3 1 3 3 2 35
48 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 39
49 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2 2 2 34
50 2 1 3 2 1 3 3 3 2 4 2 2 4 2 4 38
129

N 50 2185
Jumlah 153 137 149 148 137 151 153 150 142 133 158 114 152 149 159
rhitung 0,650 0,691 0,301 0,634 0,601 0,337 0,744 0,667 0,369 0,515 0,314 0,504 0,664 0,724 0,747
rkritis 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Status valid valid valid valid valid valid Valid valid valid valid valid valid valid valid valid
130

Uji Reliabilitas

Jawaban variabel x

Ganjil Genap
Responden
1 3 5 7 9 11 13 15 x1 2 4 6 8 10 12 14 y1

1 4 4 4 2 4 4 4 4 30 3 3 3 3 4 4 4 24
2 4 2 4 2 3 4 4 4 27 2 2 3 4 3 4 4 22
3 3 2 3 2 3 3 2 4 22 2 3 2 3 2 2 2 16
4 2 3 3 3 3 3 3 4 24 2 3 2 2 3 3 3 18
5 2 2 4 4 4 3 3 4 26 2 3 3 4 3 4 2 21
6 4 2 3 3 3 4 2 3 24 2 2 3 4 4 4 4 23
7 4 2 4 3 4 3 3 4 27 2 3 3 3 4 4 3 22
8 4 2 3 2 3 3 2 4 23 4 3 3 3 2 3 4 22
9 4 2 4 2 3 3 2 4 24 2 2 3 3 2 2 2 16
10 4 3 4 1 3 4 4 4 27 3 3 3 4 3 4 4 24
11 4 2 2 3 1 4 2 4 22 3 1 3 4 3 2 4 20
12 4 3 3 3 4 4 3 4 28 3 1 4 4 4 4 4 24
13 4 4 3 2 2 2 4 3 24 4 2 2 4 4 3 2 21
131

14 2 2 3 3 3 4 2 3 22 3 2 3 4 3 4 4 23
15 4 2 4 2 3 4 2 4 25 2 2 3 4 3 3 2 19
16 4 3 4 3 2 4 3 3 26 2 2 2 4 4 3 3 20
17 4 2 4 3 4 4 4 2 27 2 4 4 4 4 4 2 24
18 2 2 4 4 3 4 2 2 23 2 3 2 1 4 2 4 18
19 2 2 2 3 3 4 4 4 24 3 3 4 4 2 4 4 24
20 2 2 2 3 2 3 1 4 19 3 2 1 4 1 3 2 16
21 3 2 3 2 3 2 1 4 20 2 2 2 2 2 2 2 14
22 2 3 4 1 2 3 3 2 20 3 3 3 4 3 3 2 21
23 4 2 3 3 3 4 4 4 27 2 3 4 3 3 4 3 22
24 4 2 4 3 3 4 2 4 26 3 3 4 4 4 4 4 26
25 4 3 4 3 3 4 4 3 28 2 4 4 4 4 4 4 26
26 3 4 3 3 1 3 3 2 22 3 3 3 3 3 3 2 20
27 3 3 3 3 3 3 3 2 23 2 4 3 3 3 3 3 21
28 3 2 3 3 3 3 2 4 23 3 3 3 4 3 4 3 23
29 3 3 4 3 2 4 2 4 25 2 3 3 3 3 3 4 21
30 2 2 3 3 2 4 3 2 21 3 2 3 4 4 3 4 23
31 4 3 4 3 4 4 3 4 29 3 3 4 3 4 3 4 24
132

32 4 3 3 3 2 4 4 4 27 2 2 4 4 4 4 4 24
33 4 2 4 3 4 3 4 4 28 3 3 4 4 2 4 4 24
34 2 1 3 3 4 4 2 3 22 2 3 3 4 3 4 4 23
35 2 3 4 3 3 3 3 2 23 3 3 2 4 3 3 3 21
36 3 2 3 2 3 4 4 2 23 3 3 3 4 3 4 4 24
37 4 3 3 3 3 4 3 4 27 3 3 3 3 3 4 4 23
38 4 3 4 2 4 4 3 4 28 2 4 4 4 4 4 4 26
39 4 2 4 3 4 2 3 4 26 3 3 4 3 3 4 4 24
40 4 3 4 2 4 4 2 4 27 3 4 4 4 4 4 4 27
41 4 2 3 3 1 4 4 4 25 3 3 4 4 3 4 3 24
42 3 2 4 3 3 4 3 4 26 2 1 3 3 4 4 3 20
43 3 2 3 3 3 3 3 4 24 2 1 4 2 2 4 3 18
44 3 2 2 3 3 2 2 3 20 2 3 2 2 3 2 3 17
45 4 4 4 3 3 4 4 4 30 2 2 3 4 3 4 3 21
46 3 2 3 2 3 3 3 4 23 4 3 3 3 4 3 3 23
47 3 2 1 3 2 4 2 3 20 2 2 3 1 1 1 4 14
48 2 2 3 3 3 2 3 2 20 2 2 2 3 2 3 3 17
49 3 2 2 2 2 3 2 2 18 3 4 2 3 3 3 2 20
133

50 4 2 4 2 3 4 4 4 27 2 1 2 4 4 2 4 19

Jawaban Variabel Y

Ganjil Genap
Responden
1 3 5 7 9 11 13 15 x1 2 4 6 8 10 12 14 y1

1 3 3 3 2 3 4 3 3 24 3 3 2 3 3 2 3 19
2 2 3 2 3 3 4 3 3 23 2 2 3 2 2 1 3 15
3 4 3 3 4 3 4 3 2 26 3 3 3 4 2 2 3 20
4 3 2 3 3 2 2 3 4 22 2 3 2 4 3 2 3 19
5 3 4 3 3 3 4 3 4 27 4 4 4 3 3 2 3 23
6 4 3 3 4 3 4 3 3 27 3 3 3 4 2 2 3 20
7 4 3 3 3 3 4 3 3 26 3 3 4 3 3 3 3 22
8 4 4 1 3 4 2 3 4 25 3 2 2 2 1 2 3 15
9 4 3 3 4 3 4 3 2 26 3 3 3 4 2 2 3 20
10 3 4 3 3 3 4 3 3 26 3 3 4 3 3 3 3 22
11 2 3 2 3 4 3 1 3 21 1 3 3 2 1 1 3 14
12 2 4 3 3 4 4 3 3 26 3 3 4 3 2 3 3 21
13 4 1 3 3 2 2 3 3 21 3 3 2 4 4 4 4 24
134

14 3 4 2 3 2 4 4 3 25 2 2 4 2 3 3 2 18
15 3 3 2 3 3 3 2 3 22 3 3 3 3 3 2 3 20
16 3 3 3 2 2 4 3 3 23 2 2 2 3 2 2 3 16
17 4 1 4 4 3 1 4 4 25 3 4 2 4 2 2 4 21
18 1 4 2 2 3 3 2 2 19 1 2 4 1 1 1 2 12
19 3 3 3 3 3 3 3 3 24 2 3 3 3 3 1 3 18
20 2 4 4 3 3 3 4 2 25 3 4 4 1 4 2 2 20
21 2 3 2 2 3 3 2 2 19 2 2 3 2 2 1 2 14
22 3 3 2 4 2 2 3 4 23 3 3 3 3 2 3 3 20
23 4 4 3 3 4 4 3 3 28 3 3 4 3 3 3 3 22
24 4 4 4 4 2 4 4 4 30 4 4 2 4 4 4 4 26
25 4 4 4 4 2 4 4 4 30 4 4 4 4 3 3 4 26
26 3 2 2 3 2 2 2 3 19 3 3 2 3 3 3 3 20
27 3 2 2 3 2 4 2 3 21 2 3 2 2 3 3 3 18
28 3 3 3 3 2 2 3 3 22 3 2 4 4 4 3 3 23
29 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 21
30 3 4 3 3 3 4 2 3 25 3 4 4 3 3 2 3 22
31 4 3 4 4 2 4 3 4 28 3 4 4 4 3 4 3 25
135

32 4 1 4 4 1 1 4 4 23 4 4 1 4 4 4 4 25
33 3 2 4 4 3 4 4 4 28 4 4 2 4 3 3 3 23
34 4 1 2 3 3 4 4 4 25 3 4 1 3 3 3 4 21
35 4 1 3 3 4 4 3 4 26 3 3 4 4 3 3 4 24
36 3 3 3 3 3 3 4 4 26 3 3 3 3 3 2 4 21
37 4 1 3 3 2 1 4 3 21 4 4 1 3 4 3 4 23
38 3 4 3 3 4 4 3 4 28 3 4 4 3 3 2 3 22
39 4 4 2 3 4 1 4 4 26 3 1 4 3 3 1 3 18
40 4 4 3 4 3 1 4 4 27 3 3 3 4 4 2 3 22
41 4 4 3 4 4 4 4 4 31 3 3 4 4 2 1 4 21
42 3 3 2 3 3 3 4 3 24 3 3 4 3 2 2 3 20
43 1 3 1 2 2 4 2 2 17 2 2 3 2 1 1 1 12
44 1 3 1 2 4 4 1 2 18 2 1 4 1 2 1 1 12
45 2 2 3 3 3 4 3 3 23 3 3 3 3 1 2 3 18
46 3 3 3 3 3 3 3 4 25 3 3 3 3 3 3 3 21
47 3 4 3 1 2 3 3 2 21 1 3 3 2 1 1 3 14
48 2 3 4 3 3 2 2 2 21 2 3 2 3 3 3 2 18
49 2 3 2 2 3 4 2 2 20 2 2 3 2 2 1 2 14
136

50 2 3 1 3 2 2 4 4 21 1 2 3 3 4 2 2 17

x1 x2 x y1 y2 y x y xy x2 y2

30 24 54 24 19 43 54 43 2322 2916 1849


27 23 50 22 15 37 50 37 1850 2500 1369
22 26 48 16 20 36 48 36 1728 2304 1296
24 22 46 18 19 37 46 37 1702 2116 1369
26 27 53 21 23 44 53 44 2332 2809 1936
24 27 51 23 20 43 51 43 2193 2601 1849
27 26 53 22 22 44 53 44 2332 2809 1936
23 25 48 22 15 37 48 37 1776 2304 1369
24 26 50 16 20 36 50 36 1800 2500 1296
27 26 53 24 22 46 53 46 2438 2809 2116
22 21 43 20 14 34 43 34 1462 1849 1156
28 26 54 24 21 45 54 45 2430 2916 2025
24 21 45 21 24 45 45 45 2025 2025 2025
22 25 47 23 18 41 47 41 1927 2209 1681
25 22 47 19 20 39 47 39 1833 2209 1521
26 23 49 20 16 36 49 36 1764 2401 1296
27 25 52 24 21 45 52 45 2340 2704 2025
23 19 42 18 12 30 42 30 1260 1764 900
24 24 48 24 18 42 48 42 2016 2304 1764
19 25 44 16 20 36 44 36 1584 1936 1296
20 19 39 14 14 28 39 28 1092 1521 784
137

20 23 43 21 20 41 43 41 1763 1849 1681


27 28 55 22 22 44 55 44 2420 3025 1936
26 30 56 26 26 52 56 52 2912 3136 2704
28 30 58 26 26 52 58 52 3016 3364 2704
22 19 41 20 20 40 41 40 1640 1681 1600
23 21 44 21 18 39 44 39 1716 1936 1521
23 22 45 23 23 46 45 46 2070 2025 2116
25 24 49 21 21 42 49 42 2058 2401 1764
21 25 46 23 22 45 46 45 2070 2116 2025
29 28 57 24 25 49 57 49 2793 3249 2401
27 23 50 24 25 49 50 49 2450 2500 2401
28 28 56 24 23 47 56 47 2632 3136 2209
22 25 47 23 21 44 47 44 2068 2209 1936
23 26 49 21 24 45 49 45 2205 2401 2025
23 26 49 24 21 45 49 45 2205 2401 2025
27 21 48 23 23 46 48 46 2208 2304 2116
28 28 56 26 22 48 56 48 2688 3136 2304
26 26 52 24 18 42 52 42 2184 2704 1764
27 27 54 27 22 49 54 49 2646 2916 2401
25 31 56 24 21 45 56 45 2520 3136 2025
26 24 50 20 20 40 50 40 2000 2500 1600
24 17 41 18 12 30 41 30 1230 1681 900
20 18 38 17 12 29 38 29 1102 1444 841
30 23 53 21 18 39 53 39 2067 2809 1521
23 25 48 23 21 44 48 44 2112 2304 1936
20 21 41 14 14 28 41 28 1148 1681 784
20 21 41 17 18 35 41 35 1435 1681 1225
138

18 20 38 20 14 34 38 34 1292 1444 1156


27 21 48 19 17 36 48 36 1728 2304 1296
Jumlah 2425 2049 100584 118979 85775
LEMBAR UJI REFERENSI

Nama Sofia Hasanah Fitrianur

NIM 11 1001 1000098

Jurusan/Prodi Pendidikan Agami Islam

Judul Skripsi Implementasi Metode Sorogan Modified dalam Meningkatkan


Kemampuan Membaca Kitab Kuning

Halaman Paraf
No Daftar Referensi
Skripsi Pembimbing

BAB I
M. Dian Nafi', dkk, Prahis Pembelajaran
I I Pesantren, (Yogyakarta: PT LkiS Pelangi
Aksara,2007), Cet. I
M. Sulthon Masyhud, dkk. Manajemen
2 I Pondok Pesontren, (Jakarta: Diva Pustaka
Jakarta,2005), Cet. II

3 I
Manfred Ziemek, Pesantren dalam
Perubohan Sosial, (Jakarta: PT Temprint,
(n
1986), Cet. I t ,'
Departemen Agama R[, Al-Qur'an dan

4 2 Terjemahannya, (Bandung: Syaamil Al-


Qur'an,2005)
Abdurrahman Wahid, Pesantren Masa
5 4 Depan, (Bandung: Pustaka Hidayah,
1999), Cet.I
Armai Arief, Pengantar llmu dan I
6 4 Metodologi Pendidilmn Islam, (JakBsl
Ciputat Pers, 2002), Cet. I, h. 150.
Sarnsul Nizar, Dasar-dasar Pemikiran
7 5 Pendidikan Islom, (Jakarta: Gaya Media
\
Pratama,2001), Cet. I

BAB II
Wina Sanjaya Strategi Pembelajaran
Berorientasi Stsndar Proses Pendidikan,
8
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011),
cet. VIII
Muzayyin Arifin, Filsofat Pendidikan Islam,
9 8
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. V, h. 89.

Novan Ardy Wiyani dan Bamawi, Ilmu


10 9 Pendidikan Islam, (Jogiakarta: Ar-Ruzz
',, (\//
Media,2012)
I ti
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan
1l dengan Pendekstan Boru, (Bandung: PT
Y/)
10

Remaja Rosdakary a, 2013), Cet. XIII


M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam:
Tinjauan Teoritis dan Prahis Berdasarkan
t2 l1
Pendekstan Interdisipliner, (Jakarta: PT
Bumi Aksar4 2003), Cet. I
Abdullah Syukri, Gontor dan
t3 1l Pembaharuan Pendidikan Pesantren,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persad4 2005),

Hasbullah, Sejorah Pendidikan Islam di


l4 t2 Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persad4
200s)

Armai Arief, Pengantar llmu dan rr

t5 12 Metodologi Pendidikan Islam, (Ciputat:


Ciputat Press, 2002), cet.l
t6 13 John M. Echols, Hassan Shadily, Kamus
Inggris-Indonesio, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama,2003), cet. XXV
Amal Abdussalam Al-Khalili,
T7 t6 Mengembangkan Kreatifitas Anak,
(Jakarta: Al-Kautsar, 2005), cet. I, h. 136.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
l8 t7 Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Edisi III
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan
t9 t7 Terj emahannya, (Bandtng: Syaamil al-Qur' an,

2005

Khoirul lJmam, "Hubungan Minat Belajar


Kitab Alfiyyah dengan Kemampuan Membaca
20 l8 Kitab Kuning Murid MA NU TBS Kudus",
Slcripsi pada Sekolah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo, Semarang, 2009

Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Social,


2t I9 tl/\
i
(Yogyakarta: LKiS, 2003), cet.II ti

Abdurrahman Wahid, Pesantren Masa


1

Depan; Wacona Pemberdayoan dan


22 t9
Transformasi Pesantren, (Bandung:
Pustaka Hidayah, 1999), cet. I \

Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning :

23 t9 Pesantren dan Tarekar, (Bandung: Mizan, !

1999), cet III


Haidar Putra Daulay, Sejarah
Pertumbuhan dan Pembaharuan
24 20
Pendidiknn Islam di Indonesia, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2007) t

BAB III
t7
25 30 Bambang Prasetyo, Metode Penelitian \i
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,
(Jakarta:PT Raja Grafindo Persad4 20ll),
Cet. VI, h.122.
Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), Cet. VI

Suharsinmi arikunto, Prosedur Penelitian


Suatu Pendekstan Prahik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118.
Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan
Luar Sekolah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet. I

Ruseffendi, Dasar-dasar Penelitian


Pendidikan dan Bidang non-Eksata
Lainnya, (Bandung: PT Tarsito Bandung,
2010), Cet. I

Anas Sudijono, Pengantar Statistik


Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2005), Cet. V, h.43.

I akarta, 03 Oktober 20 I 4

..Pembimbigi
\/
\
\,/.r't )
KEMENTERIAN AGAMA No- :
Dokumen FITK-FR-AKD-085

& UIN JAKARTA FORM (FR)


Tgl.Terbit : 1 Maret 2010
luiii
L-\--l I rmx
Jt. lr. H. Juanda No 95 ciutat 15412 tndoresia
No. Revisi: :
Hal
01
1t1

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.01/F.1fi(M.01.3/ 12014 Iakarta 18 Februari 2014


Lampiran
Hal , ni*bingun Skripsi

Kepada Yth.
Dr. Dimyati, M.A.
Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

As s alamu' alaikum w r.w b.

Dengan ini diharapkan kesediaan Bapak untuk menjadi pembimbing l/Il


(materi/teknis) penulisan skripsi mahasi swa:
Nama Sofia Hasanah Fitrianur
NIM il 1001 1000098
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semester VIII (Delapan)
Judul Skripsi IMPLEMENTASI METODE SOROGAI\ MODIFIED
DALAM MEITINGKATKAI\ KEMAMPUAN
MEMBACA KITAB KUNING
Judul tersebut telah disetujui oleh jurusan yang bersangkutan pada tanggal 04
Februari 2014, abstraksr/outline terlampir. Bapak dapat melakukan perubahan
redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan subtansial dianggap perlu,
mohon pembimbing menghubungi jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan dalam waktu 6 (enam) bulan dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih.

Was salamu' al aikum w r.w b.

a.n Dekan.
Kajur Pendidikan Agama Islam

m, M.Ag.
1 002

Tembusan:
l. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs.
KEMENTERIAN AGAi'A No. :
Dokumen FITK-FR-AKD-082
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FORM (FR)
FITK No. Revisi: : 01
Jl. lr. H. Jenda No 95 Cip.Aat fi112 lndoffiia
Hal 1t1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.Olff. lA(M.01.3/ 12014 Jakart4 l8 Maret 2014


Lamp. : Outline/Proposal
Hal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yth.

Kepala TU Pondok Pesantren Sabilussalam


di
Tempat

As s al amu' al ai kum w r.w b.

Dengan hormat kami sampaikan bahw4

Nama Sofia Hasanah Fitrianur


NIM I I 1001 1000098
Jurusan Pendidikan Agama Islam (Pf)
Semester MII @elapan)
Judul Skripsi IMPLEMENTASI METODE SOROGA}T MODIFIED
DALAM MEI\INGKATKAIY KEMAMPUAN
MEMBACA ICTAB IilNING
adalah benar mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta
yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di
instansi/sekolah/madrasah yang Bapak pimpin.

Untuk itu kami mohon Bapak dapat mengizinkan mahasiswi tersebut


melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih.

Was solamu' alaikum wr.w b.

Agama Islam

M.Ag.
I 002
Tembusan:
l. Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswi yang bersangkutan
PE'ANTREN LUHUR SAB I LU S SALAM
Il. WR. Supratman Gg.Bacang No. 81 RT. 02 RW. 09 Kp. Utan L5412
Telp. (021) 742 3372, Ciputat Timur - Tangsel - Banten

SURAT KETERANGAN
No: i V/trL SS/SEf/'r/1Zot/

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dr. Dede Abdul Fatah, S. HI., M. Si


Jawaban : Ketua Harian
Alamat : Jl. WR. SupratmanGgBacang No. 8l RT. 02109 Kp. Utan,
C iputatTimur, Tangerang Selatan

Dengan ini menerangkan bahwa:


Nama Sofia Hasanah Fitrianur
NIM 11 1001 1000098

Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan
Jurusan Pendidikan Agama Islam

Adalah benar telah mengadakan penelitian di Pesantren Luhur Sabilussalam


Ciputat dalam rangka penyelesaian tugas akhir penyusunan skripsi dengan judul
..IMPLEMENTASI METODE SOROGAN MODIFIED DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KITAB KTINING DI
PESANTREN LUHUR SABILUSSALAM CIPUTAT".
Demikianlah surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, dan dapat
dipergunakan sebagaimana semestinya.

ffi
iputat, 28 Mei 2AA

bdul Fatah, S. HI., M. Si

Anda mungkin juga menyukai