Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS MAHASISWA

FARMASI MELALUI NILAI TOEFL

PROPOSAL PENELITIAN

Pengusul
1. Lutfiah S.Pd, MM (Ketua) NIDN; 0705107501
2. Nurkamilah, M.Pd (Anggota) NIDN: 07 160493 01

PROGRAM STUDI ILMU FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL (JIS)
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL
1. Judul Penelitian: Analisis Kemampuan Berbahasa Inggris Mahasiswa
Farmasi Melalui Nilai TOEFL
2. Ketua Peneliti
a. Nama : Lutfiah S.Pd, MM
b. NIDN : 0705107501
c. Jabatan Akademik : Dosen Bahasa Inggris
3. Anggota Peneliti : Nurkamilah, M.Pd
4. Bidang Ilmu yang Diteliti : Pendidikan Bahasa Inggris
5. Lokasi Penelitian : Jember, Jawa Timur
6. Lama Penelitian : 2 Bulan
7. Jumlah Biaya yang Diusulkan: Rp.
8. Jumlah biaya yang disetujui : Rp. …………………….

Mengetahui
Ketua Program Studi Farmasi Pengusul,

Dhina Ayu Susanti, M.Kes., Apt Lutfiah S.Pd, MM


NIDN. 0729098401 NIDN. 0705107501
Menyetujui
Waka II STIKES dr. Soebandi Jember Ketua LPPM

Kustin, SKM., MM., M.Kes Ns. Ahmad Efrizal ., S.Kep., M.Si


NIDN. 0710118403 NIDN. 0708108502
Mengesahkan,
Ketua STIKES dr. Soebandi Jember

Drs.Said Mardijanto,S.Kep.,Ns., MM
NIDK. 8800280018

ii
3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Penelitian...................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................8
2.1 ESP: English for Pharmacy.......................................................................8
2.2 TOEFL sebagai Alat Ukur........................................................................9
2.3 Needs Analysis dengan TOEFL ITP.......................................................10
BAB III MEODOLOGI PENELITIAN.............................................................12
3.1 Jenis dan Bagan Alir Penelitian...............................................................12
3.2 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data.............................................13
3.3 Teknik Analisis Data dan Pengecekan Keabsahan Data.........................13
BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA.......................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterampilan dalam bahasa Inggris (sebagai bahasa asing) dan


keterampilan berkomunikasi merupakan dua hal yang berbeda. Terampil dalam
bahasa Inggris menekankan pada kemampuan menggunakan bahasa Inggris
dalam komunikasi, sedangkan terampil dalam berkomunikasi menunjukkan
kemampuan untuk menggunakan bahasa tulis maupun lisan untuk
menyampaikan informasi dan pendapat secara efektif [CITATION Stu09 \l 1033 ].
Dalam pembelajaran abad 21, keterampilan berkomunikasi menjadi salah satu
keterampilan inti [ CITATION P21 \l 1033 ]yang harus dimiliki oleh pelajar
sehingga mereka akan siap menghadapi tantangan di masa depan. Komunikasi
yang ditekankan dalam pembelajaran abad 21 berintegrasi dengan keterampilan
lainnya seperti berpikir kritis, kreativitas dan inovasi, serta kolaborasi.
Kemampuan berkomunikasi yang baik akan mempermudah tercapainya
keterampilan yang lain. Dengan kata lain, pembelajaran bahasa Inggris dapat
mengintegrasikan peningkatan keterampilan berkomunikasi melalui
penggunaan bahasa Inggris, sehingga belajar akan lebih bermakna bagi peserta
didik.
Pembelajaran Bahasa Inggris yang diajarkan untuk tujuan tertentu atau
English for Specific Purposes (ESP) berfokus pada kebutuhan-kebutuhan
peserta didik sesuai dengan spesifikasi keilmuan dan profesi masing-
masing[CITATION Hut87 \l 1033 ]. Pembelajaran ESP berbeda dengan
pembelajaran bahasa Inggris secara umum (General English) dalam tema dan
topik yang ditawarkan sehingga akan berbeda pula kosakata atau teks
fungsional pendek yang dipelajari. Dalam general English, kosakata dan teks
fungsional pendek yang dipelajari bersifat umum untuk kebutuhan bersosial
dengan masyarakat, seperti kosakata yang muncul di tempat umum seperti
kendaraan umum, nama tempat-tempat umum, hingga nama-nama pekerjaan.
Teks fungsional pendek yang akan dipelajari dapat berupa teks dalam
berkenalan, meminta arah jalan, mengundang, meminta maaf, dan sebagainya.

5
Sebagai contoh, kosakata yang muncul di kelas ESP untuk pemandu wisata
akan berupa nama-nama tempat wisata, nama-nama souvenir, hingga istilah-
istilah dalam perjalanan. Sedangkan teks fungsional pendeknya berupa cara
menjelaskan suatu tempat wisata hingga komunikasi santai untuk membuat
wisatawan nyaman. Karena kekhususan dalam pembelajaran ESP, pelaksanaan
pembelajaran didasarkan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan
ekspektasi yang dimiliki peserta didik. Needs analysis umumnya digunakan
sebagai instrumen untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan-kebutuhan
tersebut.
Dalam bidang ilmu farmasi, kegiatan pembelajaran ESP akan berfokus
pada peningkatan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dalam
bahasa Inggris sesuai dengan konteks-konteks yang umum muncul dalam
bidang ilmu farmasi, seperti dalam berkomunikasi dengan pasien, dokter, pakar
gizi, dan sebagainya. Kosakata serta tata bahasa yang akan dipelajari juga
terbatas pada yang akan digunakan secara kontekstual. Selain itu, kegiatan di
kelas akan lebih banyak menggunakan konteks nyata agar peserta didik dapat
menggunakan bahasa Inggris dengan lebih bermakna [ CITATION Woź18 \l
1033 ]. Lulusan farmasi diharapkan mampu menerapkan keterampilannya
dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis dengan orang lain dalam
lingkungannya, seperti kolega dan petugas kesehatan lainnya secara jelas dan
efektif [ CITATION Stu09 \l 1033 ]. Dalam NAPSAC (2005) disebutkan bahwa
pembelajaran bahasa Inggris di program studi ilmu farmasi berisikan materi
yang menekankan pada pengembangan kemampuan berkomunikasi lulusan,
yaitu kemampuan dalam menyampaikan informasi, argument, dan
menganalisis dengan efektif.
Dalam memenuhi kebutuhan peserta didik, salah satu tantangan yang
umum dihadapi adalah berbedanya kemampuan awal dari tiap peserta didik,
terutama dalam penguasaan bahasa Inggris. Terlebih lagi, pembelajaran ESP
biasanya mendapatkan porsi yang terbatas dalam suatu bidang ilmu sehingga
guru tidak dapat menempatkan peningkatan kemampuan tiap peserta didik
sebagai fokus utama pembelajaran. Ini merupakan situasi serupa di kelas
Bahasa Inggris program studi Farmasi di STIKES dr Soebandi. Dengan

6
beragamnya kemampuan mahasiswa di setiap tahunnya berakibat pada kurang
efektifnya pembelajaran di kelas. Sejauh ini, pembelajaran menekankan pada
pengembangan keterampilan reading mahasiswa. Hal ini dianggap penting
terutama untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan memahami teks-
teks ilmiah kontemporer untuk kebutuhan studi dan penelitiannya di akhir masa
studinya. Di sisi lain, program studi Farmasi mencanangkan peningkatan
kemampuan berkomunikasi lulusannya. Dengan demikian, pembelajaran
bahasa Inggris yang telah berjalan menjadi kurang efektif dalam mencapai misi
program studi tersebut.
Informasi empiris tentang kemampuan mahasiswa didik
merupakan input penting untuk pembelajaran ESP di program studi
Farmasi. Informasi tersebut dapat menjadi bahan analisis dan evaluasi
yang dapat membantu membenahi kurikulum prodi secara umum.
Melihat urgensi tersebut, penelitian ini bermaksud untuk menjabarkan
tentang kemampuan bahasa Inggris mahasiswa farmasi secara empiris
melalui nilai TOEFL terbaru yang telah diambil. Penelitian ini
berfungsi sebagai penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.
STIKES dr Soebandi berupaya meningkatkan kemampuan berbahasa
Inggris mahasiswa dengan menggunakan skor TOEFL sebagai standar.
TOEFL atau test of English as a foreign language merupakan alat
pengukur yang telah digunakan secara global untuk mengetahui
kemampuan berbahasa Inggris, terutama oleh negara-negara di mana
bahasa Inggris bukan sebagai bahasa ibunya (L1). Pembelajaran
bahasa Inggris di STIKES dr Soebandi menjadi

1.2 Rumusan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menjawab rumusan masalah berikut ini:


Bagaimana kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa STIKES dr Soebandi
Prodi Farmasi jika dilihat dari nilai TOEFL nya?

7
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian yang disampaikan di atas, penelitian ini


bertujuan untuk mengetahui kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa
STIKES dr Soebandi Prodi Farmasi dengan melihat nilai TOEFL nya.

1.4 Manfaat Penelitian

Temuan dari penelitian ini akan bermanfaat untuk memberikan gambaran


empiris tentang kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa prodi Farmasi.
Informasi tentang kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa dapat digunakan
sebagai landasan perencanaan pembelajaran atau silabus kelas bahasa Inggris.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 ESP: English for Pharmacy


Definisi ESP atau English for Specific Purposes yang banyak dikutip
hingga saat ini adalah definisi yang dipaparkan oleh Hutchinson & Waters
(1987, p.19) yang menyatakan bahwa ESP merupakan suatu pendekatan pada
pembelajaran bahasa asing dimana materi dan metode yang digunakan di
dalamnya didasarkan pada motif belajar peserta didik. Yang dimaksud dengan
motif belajar adalah alasan utama mengapa bahasa Inggris ingin dipelajari,
yang umumnya berupa upaya untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris
agar dapat digunakan secara komunikatif di suatu disiplin ilmu, bidang
profesi, atau tempat kerja yang menjadi rujukan peserta didik [ CITATION
Mac78 \l 1033 ].
Dalam konteks penelitian ini, ESP yang dimaksud adalah mata kuliah
yang wajib ditempuh oleh mahasiswa ilmu farmasi, yang disebut dengan
English for Pharmacy. Kompetensi dasar yang akan dicapai oleh mahasiswa
adalah berkomunikasi dalam bahasa Inggris dalam konteks-konteks
kefarmasian dengan pihak-pihak terkait. Mata kuliah ini diajarkan dengan
metode Content and Language Integrated Learning atau CLIL. Metode ini
merupakan metode dalam pendekatan ESP yang menekankan pada
penggunaan bahasa target dalam pembelajaran. Metode ini digunakan sebab
dianggap lebih sesuai dalam memberikan pengalaman belajar yang maksimal
pada mahasiswa farmasi [ CITATION Woź18 \l 1033 ]. Dalam
penerapannya, pengajar mengumpulkan informasi langsung dari para pengajar
materi subjek keilmuan farmasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran dari pihak yang mengajar ilmu farmasi. Selanjutnya, pengajar
English for Pharmacy akan mengintegrasikan tema dan topik yang diperoleh
dari pengajar subjek keilmuan farmasi dalam silabusnya. Dengan demikian,
diperolehlah beberapa topik utama seperti English in the hospital dan English
in the pharmacy.

9
Dalam silabus ESP, terdapat beberapa komponen utama yang harus ada,
di antaranya tujuan, metode, materi, dan evaluasi atau penilaian [ CITATION
Agu14 \l 1033 ]. Komponen tujuan pembelajaran merupakan komponen
utama yang menjadi rujukan bagi ketiga komponen lainnya. Hal ini agar
kegiatan dan pengalaman yang dilakukan oleh mahasiswa di dalam kelas
sejalan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Secara umum, silabus
memiliki beberapa kriteria, seperti yang dipaparkan oleh Ur (1996), yaitu 1
terdiri dari unsur isi (kosakata, tata bahasa, topik/tema) dan proses (tugas,
metode), 2) dituliskan secara berurutan, mulai dari unsur yang lebih mudah
dan lebih utama, 3) memiliki tujuan yang jelas dan lugas di awal; 4) bersifat
umum, dapat diakses oleh selain guru, 5) menuliskan jadwal, 6) menuliskan
metode atau pendekatan yang akan digunakan, dan 7) mencantumkan materi-
materi yang akan diajarkan serta sumber yang direkomendasikan.
Dalam perencanaan pembelajaran ESP, salah satu metode yang paling
umum digunakan adalah needs analysis. Tujuan dari pelaksanaan needs
analysis adalah untuk mendapatkan perkiraan yang tepat tentang kebutuhan
belajar peserta didik ataupun profesi. Needs analysis memiliki beberapa tujuan
utama, yaitu untuk memberikan input terhadap materi, desain, dan
implementasi pembelajaran, untuk mengembangkan suatu target, tujuan atau
materi yang telah ada, serta menjadi alat untuk mengevaluasi program yang
sedang atau sudah berlangsung (Richards, 1996). Secara praktis, menurut
Nunan (1988) needs analysis dilaksanakan dengan mengikuti sejumlah
prosedur pengumpulan data untuk mendapatkan informasi terkait kebutuhan
peserta didik. Informasi dapat diperoleh dari calon pengguna lulusan, orang
yang berprofesi serupa, hingga lulusan. Informasi yang diperoleh akan saling
melengkapi sehingga akan disimpulkan dalam pembelajaran yang berupaya
memberikan kebutuhan tersebut.

1.5 TOEFL sebagai Alat Ukur

Test of English as a Foreign Language (TOEFL) merupakan tes untuk


mengetahui tingkat penguasaan bahasa Inggris yang biasanya digunakan
sebagai syarat untuk studi lanjut, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

10
TOEFL juga sering menjadi syarat kelulusan universitas Indonesia
[CITATION Ign18 \l 1033 ]. Dikarenakan syarat tersebut, masing-masing
universitas memiliki pendekatan yang berbeda untuk mempersiapkan
kemampuan bahasa Inggris lulusannya. Beberapa perguruan tinggi di
Kabupaten Jember melalui UPT Pusat Bahasa memberikan kursus khusus
bagi mahasiswanya sebelum mengambil TOEFL. Sedangkan beberapa
perguruan tinggi lainnya memuat pembelajaran TOEFL ke dalam mata kuliah
Bahasa Inggris. Nilai kelulusannya juga beragam. Umumnya perguruan tinggi
strata 1 di Indonesia mengatur batas minimal kelulusan mulai dari 450 hingga
500 pada TOEFL Institutional Testing Program (ITP), yaitu tipe TOEFL yang
banyak digunakan di tingkat perguruan tinggi.

Terdapat 2 jenis TOEFL, yaitu Institutional Testing Program (ITP) dan


Internet-based Test (IBT). Keduanya merupakan alat ukur untuk penguasaan
bahasa Inggris, akan tetapi ITP dianggap lebih sesuai untuk kebutuhan
internal perguruan tinggi karena beberapa alasan. Menurut [CITATION
Edu09 \t \l 1033 ], skor dari ITP lebih banyak digunakan sebagai tes
penempatan (placement test), tes masuk (entrance test), hingga persyaratan
kelulusan, sedangkan skor IBT dapat diterima lebih luas oleh universitas di
mayoritas negara di dunia. Selain itu, pelaksanaan ITP masih menggunakan
kertas, sedangkan IBT seperti namanya telah berbasis internet. Secara
operasional, ITP akan menjadi lebih mudah dilakukan sebab tidak
membutuhkan sarana prasarana yang mungkin belum dimiliki oleh perguruan
tinggi. Yang terakhir, ITP dan IBT memiliki fokus ujian yang berbeda. ITP
memiliki 3 keterampilan yang diujikan, yaitu listening, structure and written
expression, dan reading comprehension. Ketiga keterampilan tersebut bersifat
tertulis sehingga tidak menunjukkan kemampuan test taker dalam speaking.
Oleh sebab itu, TOEFL IBT dirancang untuk melengkapi hal tersebut dengan
memasukkan keterampilan speaking dalam tesnya.

1.6 Needs Analysis dengan TOEFL ITP


Skor pada TOEFL ITP dapat digunakan sebagai data untuk needs analysis
pada pembelajaran ESP. Penguasaan pada listening, structure and written

11
expression, dan reading comprehension akan menunjukkan penguasaan
mahasiswa pada entry level. Pada tiap keterampilan bahasa tersebut,
Penguasaan pada ketiganya dapat menjadi alat untuk mengetahui kebutuhan
belajar mahasiswa untuk pembelajaran ESP. Melalui nilai listening akan
diketahui kemampuan mahasiswa dalam mengenal dan memahami spoken
language secara pasif. Keterampilan ini penting dimiliki bagi calon lulusan
yang akan menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasi di lingkup
profesinya. Selain itu, melalui listening akan diketahui pula pemahaman
bahasa sesuai dengan konteks yang diberikan [ CITATION Hsu10 \l 1033 ].

Skor structure and written expression merupakan indikator untuk


memahami kemampuan mahasiswa dalam bahasa tertulis. Meski skor yang
diperoleh dari TOEFL ITP tidak menunjukkan creative writing, skor ini
dinilai cukup untuk mengetahui kapasitas awal mahasiswa. Oleh sebab itu,
pembelajaran ESP dapat diarahkan untuk menguatkan keterampilan ini jika
skornya diketahui rendah sedangkan penguasaannya penting untuk
ketercapaian kompetensi dasar mata kuliah tersebut. Sedangkan skor dari
reading comprehension dapat memberikan informasi tentang pemahaman dan
kemampuan mahasiswa dalam memahami teks, baik secara isi maupun
kosakata. Dalam reading comprehension, test taker akan diuji kemampuannya
dalam mengenali padanan atau lawanan kata sehingga mampu menguji
perbendaharaan kosakata yang dimiliki di awal. Lemahnya skor pada reading
comprehension akan menyulitkan mahasiswa dalam belajar mandiri sebab
mayoritas rujukan informasi dan keilmuan berbahasa Inggris [ CITATION Ner13
\l 1033 ].

Melalui paparan di atas, penelitian ini akan menganalisis skor TOEFL


mahasiswa yang akan menempuh mata kuliah English for Pharmacy.
Penelitian ini akan menjadi landasan untuk penyusunan silabus mata kuliah
tersebut sehingga diperoleh rancangan yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan.

12
BAB III
MEODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Bagan Alir Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini untuk


mendeskripsikan bagaimana kemampuan penguasaan bahasa Inggris
mahasiswa Farmasi Stikes dr Soebandi melalui nilai TOEFL mereka.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif karena (1) peneliti bertindak sebagai instrumen
utama, karena disamping sebagai pengumpul data dan penganalisis data,
peneliti juga terlibat langsung dalam proses penelitian, (2) mempunyai latar
alami (natural setting), data yang diteliti dan dihasilkan akan dipaparkan
sesuai dengan yang terjadi di lapangan, (3) hasil penelitian bersifat deskriptif,
karena data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan berupa
kata-kata dan kalimat, (4) lebih mementingkan proses dari pada hasil, (5)
adanya batas masalah yang ditemukan dalam fokus penelitian, dan (6) analisis
data cenderung bersifat induktif [CITATION Mol02 \p 48 \l 1033 ].

Kerangka atau bagan alir penelitian ini dimulai dengan merumuskan


proposal penelitian sesuai dengan hasil analisis kebutuhan pada observasi
awal. Peneliti kemudian menentukan subyek penelitian. Peneliti kemudian
menyiapkan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data, yaitu TOEFL
ITP. Peneliti kemudian melakukan analisis data yang diperoleh dengan
pendekatan kualitatif. Hasil analisis data dijadikan temuan penelitian.
Pembahasan temuan penelitian kemudian dikuatkan dan dikerucutkan sebagai
kesimpulan penelitian. Hasil penelitian dituangkan pada laporan penelitian.
Laporan penelitian kemudian dibuat menjadi artikel ilmiah. Artikel akan
dikirim oleh peneliti ke jurnal nasional terakreditasi sinta 4 untuk
dipublikasikan.Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa Prodi S1 Farmasi
STIKES dr. Soebandi, Jember angkatan 2018. Penelitian ini akan
dilaksanakan pada tahun akademik 2019/2020.

1.7 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

13
Instrument penelitian ini nilai tes TOEFL ITP dan catatan lapangan oleh
peneliti. Nilai TOEFL ITP diperoleh setelah mahasiswa dikoordinir oleh
peneliti untuk menempuh tes TOEFL. Selama pelaksanaan tes, peneliti
berperan sebagai pengawas yang akan melakukan observasi terhadap tiap
peserta tes dan menuliskannya pada catatan lapangannya (field notes).
Instrumen pertama, nilai TOEFL ITP, memuat informasi dan data tentang
penguasaan bahasa Inggris dalam listening, structure and written expression,
dan reading comprehension. Sedangkan melalui field notes, peneliti akan
mengumpulkan informasi secara kualitatif tentang kemampuan subyek
penelitian dalam menyelesaikan tiap butir tes. Informasi ini akan menjadi
pelengkap terhadap data dari instrumen pertama.

Data yang diperoleh akan diproses melalui tiga tahapan; reduksi data,
pemaparan data, dan verifikasi data. Pada tahap pertama, data yang diperoleh
dikelompokkan terlebih dahulu sesuai dengan tema yang ditemukan.
Selanjutnya, tema-tema yang berkaitan dengan penelitian akan dipaparkan,
sedangkan yang tidak berhubungan tidak akan digunakan. Tahap terakhir
adalah verifikasi data untuk memastikan data yang digunakan telah valid
sehingga hasil analisis dapat dipertanggungjawabkan.

1.8 Teknik Analisis Data dan Pengecekan Keabsahan Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.


Deskriptif adalah menggambarkan dan menjelaskan semua data yang natural
dan alami dengan menggunakan kalimat untuk menjawab rumusan masalah
dan tujuan penelitian. Keabsahan dilakukan dalam penelitian ini untuk
mengecek keabsahan data. Teknik pengecekan keabsahan data yang bisa
digunakan dalam penelitian ini adalah (a) triangulasi, (b) ketekunan
pengamatan, dan (c) pemeriksaan sejawat [CITATION Mol02 \p 175 \l
1033 ]. Triangulasi adalah suatu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data. Selanjutnya peneliti bersama teman
sejawat melakukan diskusi untuk menentukan ketepatan analisis yang
dilakukan. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara melakukan

14
pengamatan yang teliti, rinci, dan terus-menerus selama kegiatan
pembelajaran. Kegiatan ini akan diikuti dengan kegiatan wawancara secara
intensif sehingga data yang dihasilkan terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan, misalnya subyek berdusta, berpura-pura atau menipu.
Pemeriksaan sejawat adalah mendiskusikan proses dan hasil penelitian
dengan teman sejawat dan pengajar atau dosen. Hal ini dilakukan dengan
maksud untuk mendapatkan masukan baik dari segi metodologi maupun
konteks penelitian. Dengan pemeriksaan teman sejawat diharapkan penelitian
tidak menyimpang dari harapan, dan data yang diperoleh benar-benar
mencerminkan data yang valid.

15
BAB IV (lebih rinci anggarannya bu)
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Penelitian
No Komponen Biaya yang
Diusulkan
1 Pengumpulan Data 2.000.000
2 Pelaporan 500.000
3 Luaran (Artikel Ilmiah) 1.000.000
TOTAL 3.500.000

16
DAFTAR PUSTAKA
(ETS), E. T. (2009). The Official Guide to the TOEFL Test. New York: McGraw-
Hill.
Agustina, T. (2014). English for Specific Purposes (ESP): An Approach of
English Teaching for Non-English Department Students. Beta, 7(1), 37-63.
Hsu, H.-F. (2010). The Impact of Implementing English Proficiency Tests as a
Graduation Requirement at Taiwanese Universities of Technology.
Educational Studies. Retrieved from http://etheses.whiterose.ac.uk/576/
Hutchinson, T., & Waters, A. (1987). English for Specific Purposes: A Learning-
Centred Approach. Cambridge: Cambridge University Press.
Mackay, R., & Mountford, A. (1978). English for Specific Purposes: A Case
Study Approach. London: Longman.
Moleong, L. J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nergis, A. (2013). Exploring the Factors That Affect Reading Comprehension of
EAP Learners. Journal of English for Academic Purposes, 1-9.
Nunan, D. (1988). Syllabus Design. Oxford: Oxford University Press.
P21. (2019). Framework for 21st Century Learning Definitions. A Network for
Battelle for Kids.
Richards, J. C. (2001). Curriculum Development in Language Teaching.
Cambridge: Cambridge University Press
Stupans, I., March, G. J., & Elliot, E. E. (2009). Pharmacy Students’ English
Language Skill Development: are we heading in the right direction?
Pharmacy Education, 9(1), 6-10.
Ur, P. (1996). A Course in Language Teaching.Cambridge: Cambridge University
Press.
Woźniak, M., & Arada, D. A. (2018). English for Pharmacy: an ESP Course in a
CLIL Context. The Journal of Teaching English for Specific and
Academic Purposes, 6(2), 265-275.
doi:https://doi.org/10.22190/JTESAP1802265W
Yuyun, I., Meyling, Laksana, N., & Abednego, D. (2018). A Study of English
Proficiency Test among the First Year Students. Journal of Language and
Literature, 18(1), 1-8.

17
A. Biodata
1 Nama Lengkap Nurkamilah, M.Pd.
2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
3 Jabatan Struktural Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
4 NIK 16 09 784
5 NIDN 07 160493 01
6 Tempat dan Tanggal Situbondo, 16 April 1993
lahir
7 Alamat Rumah Trebungan Barat RT 002 RW 005 Mangaran Situbondo
8 Nomor Telepon/HP 082 331 809 260
9 Alamat Kantor Jalan Karimata 49 Jember
1 Nomor Telepon 0331 336728/ 0331 337957
0
1 Alamat email kantorpusat@unmuhjember.ac.iddan
1 nurkamilah@unmuhjember.co.id
1 Mata Kuliah yang a. Inferential Listening
2 Diampu Comprehension
b. Basic Pronunciation
c. Info Technology for ELT
Media
d. Bahasa Inggris Anak
1 Google Scholar ID https://scholar.google.co.id/citations?
3 user=Xq3Jqa4AAAAJ&hl=id&authuser=1

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan Universitas Negeri Universitas Negeri
Tinggi Malang Malang
Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Pendidikan Bahasa
Inggris Inggris
Tahun Masuk— 2010-2014 2014-2016
Lulus
Judul Skripsi Using Retelling Factors
Technique to Improve Contributing to
Reading Teachers’
Comprehension of the Resistance in
Eighth Graders in Integrating ICT in
SMP 3 Situbondo and EFL Classroom in
MTs Nurul Huda Senior High School
Malang
Nama Prof. Moh. Adnan a. Dr. Mirjam
Pembimbing Latief, Ph.D Anugerahwati,
M.A
b. Sintha

18
Tresnadewi,
Ph.D

C. Pelatihan Profesional
No Tahun Judul Pelatihan Penyelenggara Jangka Waktu
1 2017 Pekerti LLDikti VII 26-29 Januari 2017
2 2018 AA LLDikti VII 23 Februari – 22 Maret
2018

D. Pengalaman Mengajar
No Mata Kuliah Program Jurusan/Program Studi Tahun
Pendidikan Akademik
Inferential Listening Pendidikan Bahasa Inggris 2019/2020
1 S1
Comprehension
2 Basic Pronunciation S1 Pendidikan Bahasa Inggris 2019/2020
3 Info Technology for S1 Pendidikan Bahasa Inggris 2019/2020
ELT Media
4 Bahasa Inggris Anak S1 PG Pendidikan Anak Usia 2019/2020
Dini

E. Produk Bahan Ajar


Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman

F. Pengalaman Penelitian
No Tahun Judul Penelitian Ketua/Anggota Sumber Dana
Factors Contributing to Teachers’ Ketua Mandiri
Resistance in Integrating ICT in
1 2016
EFL Classroom in Senior High
School
2 2017 Does Technology Always Promote Ketua Internal
Learner Autonomy? Investigating
Teacher’s Attitude
2 2019 Penerapan Inovasi Pembelajaran Ketua Belmawa
Khusus Di Perguruan Tinggi

H. Karya Ilmiah
No Tahun Judul Nama Jurnal
1 2016 Factors Contributing to Teachers’ ELLITE Journal
Resistence in Integrating ICT in EFL
Classroom in Senior High School
2 2016 Using Folktales to Encourage Extensive Language Education in
Reading in L2 Asia
3 2017 Does Technology Always Promote Prosiding NELTAL

19
Learner Autonomy: Investigating 2017
University Teacher's Attitude

I. Seminar Ilmiah
No Nama Seminar Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Does Technology
Always Promote
Universitas Negeri
1 NELTAL2017 Learner Autonomy:
Malang, November 2017
Investigating University
Teacher's Attitude
Attribution Theory in
UAD Teaching EFL Teacher’s Universitas Ahmad
2
Conference (5th UTIC) Resistance of Using Dahlan, 2019
Technology

J. Organisasi Ilmiah
No Tahun Jenis Jabatan
- - - -

Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam daftar riwayat hidup ini
adalah benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia
mempertanggungjawabkannya.

Jember, 08 Mei 2020


Ketua,

Nurkamilah, M.Pd
,

20
B. Biodata

1 Nama Lengkap Lutfiah S.Pd,MM


2 Jabatan Dosen Program Studi Farmasi
3 NIDN 0705107501
4 Tempat dan Tanggal Jember, 5 Oktober 1975
lahir
5 Alamat Rumah Jln. Karimata Gg. Renggali No. 226 Jember
6 Nomor Telepon/HP 081 249 299 955
7 Alamat Kantor Jln. Dr. Soebandi
8 Nomor Telepon
9 Alamat email Slametolutfiah@gmail.com
1 Mata Kuliah yang Bahasa Inggris
0 Diampu

B. Riwayat Pendidikan

D3 S1 S2
Nama Academic of Universitas Universitas
Perguruan Foreign Language Muhammadiyah Wijaya Putra
Tinggi (ABA Bhakti Jember Malang
Pertiwi) Jember
Bidang Ilmu Pendidikan Pendidikan Bahasa Magister
Bahasa Inggris Inggris Manajemen
Tahun Masuk— 1998-2001 2005-2007 2008-2010
Lulus
Judul Skripsi The use of The Use of Self- Analisis
reflective essays Assessment Towards manajemen komite
in teaching Students’ Reading sekolah dalam
recount texts in Behavior in a Private meningkatkan
SMA Senior High School kualitas pelayanan
Muhammadiyah 1 in Jember. pendidikan di
Rambipuji Jember SMKN 3 Jember
Nama Soedarsono M.Pd Prof. Moh. Adnan
Pembimbing Latief, Ph.D

Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam daftar riwayat hidup ini
adalah benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia
mempertanggungjawabkannya.

Jember, 08 Mei 2020

( Lutfiah S.Pd,MM)

21

Anda mungkin juga menyukai