Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Metode Problem based learning (PBL) merupakan inovasi dalam suatu
metode pembelajaran dengan tujuan untuk melatih mahasiswa berfikir kritis,
kreatif, rasional dan meningkatkan pemahaman materi serta memberikan
pengalaman nyata terhadap mahasiswa. Proses pendekatan ini diharapkan
membuat mahasiswa belajar dengan aktif untuk meningkatkan pengetahuannya
dengan dosen bertindak sebagai fasilitator. (Mahardika, 2017)
Problem based learning (PBL) pertama kali diimplementasikan di
Fakultas Kedokteran Universitas McMaster, Kanada, tahun 1969, sebagai
sebuah cara belajar baru yang radikal dan inovatif dalam pendidikan dokter.
Sejak itu PBL telah menjadi trend baru di kedokteran. Saat ini PBL telah
diterapkan pada banyak Fakultas Kedokteran di seluruh dunia. Sejak awal
terbentuknya, saat ini kurikulum PBL telah digunakan secara luas di berbagai
Fakultas kedokteran di negara Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika,
Asia mulai dari Inggris, swedia, Brazili, Chili, Afrika Selatan, Hongkong dan
Indonesia. Di Indonesia, PBL diterapkan pertama kali di Fakultas Kedokteran
UGM di Yogyakarta sejak awal 1990an dan di Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret PBL mulai diterapkan sejak 2007. Model Problem
Based Learning (PBL) diharapkan lebih efektif dibandingkan dengan metode
konvensional. (Amelia,2016)
Dalam dunia kedokteran, pendekatan PBL salah satunya dilaksanakan
melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara berdiskusi antar
anggota kelompok yang disebut tutorial. Dalam diskusi tutorial dikenal apa
yang disebut sebagai seven jumps step yaitu tahapan dalam melaksanakan
diskusi meliputi klarifikasi istilah dan konsep, merumuskan masalah,
brainstorming, menetapkan masalah, menetapkan tujuan pembelajaran, belajar
mandiri dan mencari informasi kembali serta mempresentasikan hasil belajar

1
Universitas Muhammadiyah Palembang
2

mandiri. Seven jumps step dianggap merupakan tahapan penting bagi


mahasiswa dalam dikusi tutorial untuk dapat memecahkan masalah secara tepat
dan sistematis guna memperoleh pengetahuan yang luas, mendapatkan memori
jangka panjang mengenai suatu pengetahuan (priorknowledge) dan juga proses
recalling memori yang lebih cepat. Langkah pertama sampai kelima dilakukan
pada pertemuan pertama, langkah keenam dan ketujuh dilakukan pada
pertemuan kedua. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 8-
13 mahasiwa dimana mereka diberikan masalah sebagai trigger pembelajaran
dan dibimbing oleh seoang tutor yang bertugas sebagai fasilitator.
(Indrajanti,2015)
Sejak tahun 2008 hingga sekarang, FK Muhammadiyah Palembang
menggunakan sistem kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan memakai
metode pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Pendekatan metode
pembelajaran PBL di FK Muhammadiyah Palembang salah satunya dilakukan
melalui proses tutorial berdasarkan seven jumps step.
Dalam pelaksanaannya Mahasiswa FK Muhammadiyah Palembang
telah melaksanakan diskusi tutorial setiap blok, dimana mahasiswa FK
Muhammadiyah Palembang juga telah diberikan pengetahuan yang cukup
mengenai tahapan dalam diskusi tutorial yang pernah didapatkan pada blok
Keterampilan Belajar dan Pengantar metode Ilmiah. Sebagian besar
mahasiswa juga dapat menyebutkan urutan pelaksanaan seven jumps step
dengan benar, namun terdapat perbedaan persepsi mahasiswa dalam penerapan
seven jumps step. Hal ini terlihat ketika pelaksanaan tutorial hanya beberapa
orang mahasiswa saja yang aktif dalam mengemukakan pendapat. Hal ini juga
dipengaruhi oleh dorongan mahasiswa untuk belajar, konsentrasi dan
mengerjakan tugas – tugas pembelajaran yang biasa disebut sebagai motivasi
belajar. Motivasi mempunyai hubungan yang kuat dengan pencapaian minat
belajar. Motivasi dianggap meningkatkan minat dan kompetesi mahasiswa
dalam belajar. Apabila mahasiswa tidak termotivasi maka pencapaian hasil
belajar tidak akan maksimal. Hal ini didukung oleh penelitan sebelumnya yang
dilakukan oleh Izzati (2017) Terdapat hubungan antara pengetahuan seven

Universitas Muhammadiyah Palembang


3

jumps dengan penerapan proses pembelajaran tutorial. Berdasarkan penelitian


yang dilakukan oleh Liliswati (2015) hasil penelitian menunjukan terdapat
korelasi positif antara skor total motivasi dengan hasil belajar tutorial.
Berdasarkan hasil uraian di atas, peneliti tertarik ingin melakukan penelitian
mengenai pengaruh persepsi mahasiwa dengan penerapan seven jumps step
terhadap motivasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh persepsi mahasiwa dengan penerapan seven
jumps step terhadap motivasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Menganalisis persepsi mahasiwa dengan penerapan seven jumps
step terhadap motivasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Mengetahui pengaruh persepsi mahasiwa dengan penerapan seven
jumps step di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang pada angkatan 2014,2015 dan 2016.
2. Mengetahui motivasi belajar dalam tutorial pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang pada angkatan
2014,2015 dan 2016.
3. Menganalisis persepsi mahasiwa dengan penerapan seven jumps step
terhadap motivasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang pada angkatan 2014,2015,2016.

Universitas Muhammadiyah Palembang


4

1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
khususnya di bidang pendidikan kedokteran dan dapat memberikan data ilmiah
mengenai pengaruh persepsi mahasiwa dengan penerapan seven jumps step
terhadap motivasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang

1.4.2. Manfaat Praktisi


1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya
mengenai seven jumps step dan motivasi belajar tutorial agar mampu berfikir
kritis dalam memecahkan masalah.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi
yang relevan dan landasan untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Keaslian Penelitian


Tabel 1.1 Daftar Penelitian Sebelumnya
Nama Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
Vina 2015 Evaluasi Diri Problem Kualitatif Hasil evaluasi
Latukonsina Based Learning (PBL) penilaian Problem
Pada Blok Biomedik 5 based learning (PBL)
Mahasiswa Semester 2 yang cukup baik dari
Fakultas Kedokteran mahasiswa yang
Universitas Pattimura ditunjukan dari hasil
evaluasi menunjukan
bahwa 58% menilai
diskusi tutorial
berjalan baik.

Universitas Muhammadiyah Palembang


5

Virgin Pioh 2016 Efektivitas kelompok Kualitatif 1. Efektivitas


diskusi tutorial kelompok diskusi
problem based tutorial Problem
learning di Fakultas Based Learning di
Kedokteran Universitas Fakultas Kedokteran
Sam Ratulangi Universitas Sam
Ratulangi umumnya
baik.
2. Dilihat dari ketiga
aspek yaitu kognitif,
motivasi,
demotivational yang
memengaruhi
efektivitas kelompok
diskusi tutorial
Problem Based
Learning, ketiganya
diperoleh penilaian
baik (Kognitif 87%,
motivasi 92%,
demotivational 70%).

Galuh Izzati 2017 Hubungan Pengetahuan Observasional Terdapat hubungan

Universitas Muhammadiyah Palembang


6

Seven Jumps Dengan dengan antara pengetahuan


Penerapan Proses pendekatan seven jumps dengan
Pembelajaran Tutorial cross sectional penerapan proses
Pada Mahasiswa Div pembelajaran tutorial
Kebidanan Tahun Pengetahuan yang
Kedua Di Universitas baik dapat
Aisyiyah Yogyakarta mempengaruhi proses
Tahun 2017 jalannya
pembelajaran tutorial
yang benar dan tepat.
Ayub Anwar 2013 Motivasi dan Strategi Observasional 1. Ada perbedaan
Belajar Siswa dalam dengan motivasi dan strategi
Pendidikan pendekatan belajar pada
Pembelajaran Berbasis cross sectional mahasiswa dengan
Masalah dan strategi pendidikan
Collaborative Learning collaborative
di Fakultas Kedokteran learning dan problem
Gigi Universitas based learning,
Hasanuddin kecuali dalam
komponen organisasi
dan komponen
kecemasan.
2. Motivasi dan
strategi belajar pada
mahasiswa problem
based learning lebih
besar nilai meannya
dari mahasiswa
collaborative
learning.

BAB II

Universitas Muhammadiyah Palembang


7

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Problem-Based Learning (PBL)
2.1.1.1 Definisi Problem-Based Learning (PBL)
PBL adalah pendekatan pembelajaran berbasis masalah yang
berpusat pada mahasiswa. PBL dirancang untuk membantu mahasiswa
dalam mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan
menyelesaikan masalah. Mahasiswa dituntut untuk mengidentifikasi
masalah dan kemudian mencari pengetahuan yang digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut. Masalah–masalah ini akan merangsang
mahasiswa untuk mengeksplorasi ilmu–ilmu dasar maupun klinis.
(Rustam, 2013)
Problem based learning (PBL) adalah metode pembelajaran dalam
bentuk kelompok kecil, yang menggabungkan pengetahuan dengan
perkembangan keterampilan umum dan sikap. Dalam PBL mahasiswa
menggunakan “pemicu” dari kasus masalah atau skenario untuk
menetapkan sasaran pembelajaran. Mahasiswa melakukan pembelajaran
secara mandiri sebelum kembali ke kelompok untuk mendiskusikan dan
menyaring pengetahuan yang didapat. Jadi PBL bukan tentang pemecahan
masalah, tetapi lebih baik menggunakan masalah-masalah yang tepat untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengertian. (Indrajanti, 2010)
Dalam PBL mahasiswa menggunakan masalah dari sebuah
skenario sebagai “pemicu” (trigger) untuk menentukan tujuan
pembelajaran (learning objective), lalu mahasiswa melakukan studi secara
mandiri dan diarahkan sendiri, sebelum kembali ke dalam kelompok untuk
membahas dan menyempurnakan pengetahuan yang diperoleh. Jadi
terdapat perbedaan antara konsep PBL (problem-based learning) dan
pemecahan masalah (problem solving). Pemecahan masalah menempatkan
masalah sebagai target untuk dipecahkan. PBL menggunakan masalah
yang tepat sebagai pemicu untuk meningkatkan pengetahuan dan

Universitas Muhammadiyah Palembang


8

pemahaman. Meskipun demikian bisa saja masalah yang digunakan


sebagai pemicu dalam PBL merupakan masalah yang perlu dipecahkan
oleh mahasiswa. (Rustam, 2013)
Tujuan dari pendekatan PBL secara umum ada tiga, yaitu
membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan–keterampilan
analisis dan pemecahan masalah, memberi kesempatan kepada mahasiswa
mempelajari pengalaman–pengalaman dan peranan orang dewasa dan yang
ketiga mendorong mahasiswa meningkatkan kemampuan berfikir dan
menjadi mahasiswa mandiri. (Rusman, 2013)

2.1.1.2 Karakteristik Problem-Based Learning (PBL)


Dalam penelitian Liu (2005) menjelaskan karakteristik dari PBL,
yaitu:
a. Lebih mengutamakan mahasiswa

Proses pembelajaran dalam PBL lebih mengutamakan kepada mahasiswa


sebagai orang yang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori
konstruktivisme dimana mahasiswa didorong untuk dapat mengembangkan
pengetahuannya sendiri.

b. Belajar dari masalah


Masalah yang disajikan kepada mahasiswa adalah masalah yang otentik
sehingga mahasiswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta
dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
c. Proses Belajar Mandiri
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja mahasiswa belum
mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga
mahasiswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku
atau informasi lainnya.
d. Pertukaran pikiran melalui kelompok kecil
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun
pengetahuan secara kolaborasi, maka PBL dilaksanakan dalam kelompok

Universitas Muhammadiyah Palembang


9

kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan
penetapan tujuan yang jelas.
e. Dosen sebagai Fasilitator
Pada pelaksanaan PBL, dosen hanya berperan sebagai fasilitator. Namun,
walaupun begitu dosen harus selalu memantau perkembangan aktivitas
mahasiswa dan mendorong mahasiswa agar mencapai target yang hendak
dicapai.

2.1.2. Tutorial
2.1.2.1 Definisi Tutorial
Tutorial merupakan bagian yang sangat penting dari penerapan PBL.
Tutorial berbentuk diskusi kelompok kecil terdiri dari beberapa mahasiswa
(10-12 orang) dan seorang fasilitator yang memiliki perannya masing–
masing. Fasilitator berfungsi sebagai learning facilitator dan knowledge
transmission. Mahasiswa dituntut untuk berkomunikasi secara aktif,
mendengarkan satu sama lain, memiliki minat terhadap kelompok dan
berpartisipasi secara aktif agar kegiatan tutorial menjadi efektif . Tutorial
dalam PBL merupakan suatu proses belajar aktif dimana mahasiswa
distimulasi oleh suatu problem (skenario) yang bertujuan untuk mengaktifkan
prior knowledge mahasiswa dan difasilitasi oleh seorang fasilitator.
Mahasiswa dalam tutorial dituntut untuk berpartisipasi aktif sehingga dapat
memberikan konstribusi yang merata serta saling melengkapi pengetahuan
diantara mahasiswa mengenai permasalahan yang sedang dipelajari. Kegiatan
tutorial dalam prosesnya terjadi komunikasi antar personal dan interaksi yang
kompleks sehingga harus dikelola dengan baik. Partisipasi mahasiswa
berkaitan dengan efektivitas tutorial dan menentukan keberhasilan belajar.
(Harsono, 2005)

2.1.2.2 Tujuh Langkah Dalam Tutorial (Seven Jumps Tutorial)


Salah satu metode yang digunakan dalam melaksanakan PBL adalah
seven jumps tutorial. Menurut Harsono (2005) Metode ini terdiri dari tujuh

Universitas Muhammadiyah Palembang


10

langkah yang disusun sistematis sehingga diskusi mahasiswa tentang suatu


masalah dapat berjalan dengan optimal dan mencapai tujuan baik sesuai
karakteristik PBL. Tujuh langkah tersebut adalah :
1. Klarifikasi istilah (Clarifyng unfamiliar terms)
Mahasiswa bekerja dalam kelompok, mengidentifikasi dan mengklarifikasi
istilah- istilah asing/ belum dikenal (unfamiliar terms) yang terdapat di dalam
skenario; sekretaris kelompok membuat daftar istilah yang oleh kelompok
dinggap masih belum jelas maknanya Pada langkah ini mahasiswa
menggunakan pengetahuan awal (prior knowledge) yang dimiliki atau dengan
menggunakan kamus bahasa atau kamus kedokteran. Mahasiswa perlu
meyakinkan bahwa seluruh anggota dalam diskusi memiliki pemahaman
yang sama terhadap istilah- istilah yang dimaksud dalam skenario.
2. Mendefinisikan masalah (define the problem)
Di antara mahasiswa mungkin ada berbagai macam perbedaan pendapat
tentang pokok bahasan yang didiskusikan, tapi semuanya harus
dipertimbangkan oleh kelompok; sekretaris kelompok membuat daftar
masalah yang telah disetujui kelompok. Pada langkah kedua ini, setiap
mahasiswa memperoleh kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan di dalam skenario yang perlu
dibahas secara lebih mendalam. Dalam tahapan ini, masingmasing mahasiswa
berhak mengajukan pertanyaan tanpa interupsi dari anggota kelompok lain
atau tutor.
3. Curah pendapat (brainstorming)
Mahasiswa berdiskusi dengan menggunakan prior knowledge, setiap
mahasiswa menyumbangkan pendapat mereka dan kemudian
mengidentifikasi area yang masih belum jelas atau belum lengkap; sekretaris
kelompok mencatat hasil diskusi mereka. Pada langkah ini mahasiswa
memberikan jawaban sementara (hipotesis) terhadap pertanyaanpertanyaan
yang telah disepakati dalam langkah kedua. Setiap mahasiswa dapat
mengemukakan pendapat dan pengetahuannya mengenai topik yang sedang
dibahas (brainstorming). Selanjutnya jawaban-jawaban tersebut didiskusikan

Universitas Muhammadiyah Palembang


11

bersama untuk dicari kesepakatan kelompok atas hipotesis dari pertanyaan


yang sedang dibahas. Pada tahap ketiga ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjadi menerapkan prinsip belajar secara aktif, mahasiswa harus mampu
mendengarkan, menulis dan berdiskusi dengan mahasiswa lain untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam skenario.
4. Mahasiswa membuat kesimpulan secara terstruktur (review step 2 and 3)
Mahasiswa membuat tinjauan terhadap hasil pada langkah kedua dan ketiga,
kemudian membuat penjelasan sementara; sekretaris kelompok
mengorganisasikan penjelasan tadi, bila perlu membuat restrukturisasi.
5. Mahasiswa membuat formulasi tujuan belajar (formulating learning
objectives)
Kelompok mencapai konsensus tentang tujuan belajar mereka; tutor
memastikan bahwa tujuan belajar telah terfokus, tercapai, bersifat
komprehensif dan tepat.
6. Mahasiswa bekerja secara mandiri untuk mencapai tujuan pembelajaran
(private study)
Setiap mahasiswa belajar secara mandiri untuk mengumpulkan informasi
yang berkaitan dengan masing- masing tujuan belajar, mereka dapat
menggunakan berbagai sumber pembelajaran yang tersedia, baik berupa
textbook, artikel dan jurnal ilmiah maupun melalui konsultasi dengan pakar
terkait topik yang sedang dibahas.
7. Pelaporan (reporting)
Pada langkah ini, Mahasiswa kembali bertemu untuk mendiskusikan
informasi yang telah didapat, masing- masing mahasiswa menyampaikan
hasil belajar mandirinya dan mendiskusikan dengan mahasiswa lain dalam
kelompok.
Mahasiswa kemudian dapat membuat suatu kesimpulan atau sintesis
berdasarkan kesepakatan bersama. Pada langkah ini tutor memperhatikan
diskusi dan hasil temuan mahasiswa dan dapat membuat penilaian terhadap
kinerja kelompok.

Universitas Muhammadiyah Palembang


12

Tabel 2.1 Tahap Pelaksanaan seven jump step


‘Jump’ Aktivitas Sesi
1 Klarifikasi terminologi dan konsep yang
belum difahami
2 Mendefinisikan Permasalahan
3 Menganalisis permasalahan dan menawarkan Sesi
penjelasan sementara Pertama:
4 Menginventarisir berbagai penjelasanan yang
Pertemuan
dibutuhkan
5 Menformulasi tujuan belajar Pertama
6 Mengumpulkan informasi melalui belajar Sesi Kedua:
mandiri Antar
pertemuan
7 Mensintesis informasi baru dan menguji serta Sesi ketiga:
mengevaluasinya untuk permasalahan yang Pertemuan
sedang dikemukakan. kedua

Melakukan refleksi penguatan hasil belajar.


(Gijselaers, 2005)
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa seven jump step memiliki
tiga sesi belajar, yaitu 1) pertemuan pertama, 2) belajar mandiri, dan 3)
pertemuan kedua. Pada pertemuan pertama, dosen akan menyampaikan
permasalahan yang harus diselesaikan oleh mahasiswa sekaligus
mengembangkan diskusi singkat tentang terminologi atau konsep baru yang
mungkin belum dipahami oleh mahasiswa. Mahasiswa dengan difasilitasi
dosen akan mendefinisikan permasalahan dan menentukan daftar penjelasan
(teori) yang harus dikuasai untuk menjawab permasalahan. Pada bagian akhir
sesi pertama ini, mahasiswa akan menentukan tujuan belajarnya.(Gijselaers,
2005)

Pada sesi kegiatan belajar pertama berlangsung tahap-tahap sebagai


berikut: 1) Klarifikasi terminologi dan konsep yang belum difahami, 2)

Universitas Muhammadiyah Palembang


13

Mendefinisikan permasalahan, 3) Menganalisis permasalahan dan


menawarkan penjelasan sementara, 4) Menginventarisir berbagai
penjelasanan yang dibutuhkan, dan 5) Menformulasi tujuan belajar.
(Gijselaers, 2005)

Pada awal sesi pertama, dosen menyampaikan permasalahan yang


harus dipecahkan oleh mahasiswa (hal ini sebagai ciri khas Problem Based
Learning). Setelah permasalahan dilontarkan, mahasiswa dengan bimbingan
dosen akan mendiskusikan terminologi atau konsep-konsep baru yang
mungkin belum diketahui oleh sebagian atau keseluruhan mahasiswa. Agar
permasalahan lebih kongkrit, dosen perlu untuk membawa permasalahan
tersebut di dalam kelas, baik melalui demonstrasi, pemutaran video, maupun
penggunaan model dari suatu permasalahan. Jalan ini ditempuh agar
mahasiswa dapat mendefinisikan permasalahan secara utuh.(Gijselaers, 2005)
Setelah masalah berhasil didefinisikan secara utuh oleh mahasiswa, diskusi
kelas dikembangkan untuk menganalisis permasalahan dan sekaligus
menawarkan solusi sementara. Solusi sementara ini dibangun berdasarkan
pengalaman atau pengetahuan mahasiswa sebelumnya dan oleh karena itu
harus diuji kebenarannya. Untuk itu dilakukan kajian pustaka dalam rangka
menginventarisir berbagai penjelasan yang dibutuhkan dalam rangka menguji
“solusi sementara” yang telah dilontarkan. Sehingga diakhir sesi pertama ini,
diharapkan mahasiswa dapat menentukan cara yang tepat untuk membuktikan
kebenaran “solusi sementara” melalui serangkaian kegiatan mandiri yang
akan dikerjakan pada sesi kedua pembelajaran.(Gijselaers, 2005)

Sesi kedua kegiatan belajar pada seven jump step adalah kegiatan
mandiri, yaitu mengumpulkan informasi melalui belajar mandiri yang
merupakan langkah keenam seven jump step. Sesi ketiga kegiatan belajar
pada seven jump step adalah mensintesis informasi baru dan menguji serta
mengevaluasinya untuk permasalahan yang sedang dikemukakan dan
Melakukan refleksi hasil belajar. Data dan atau informasi yang telah
dikumpulkan pada sesi belajar sebelumnya, pada tahap ini akan dianalisis

Universitas Muhammadiyah Palembang


14

untuk memperoleh kesimpulan. Jika kesimpulan telah doformulasikan, maka


hal ini berarti permasalahan yang diajukan dalam pembelajaran sudah
terjawab. Setelah itu akan dilakukan diskusi untuk merefleksikan keseluruhan
proses dan hasil belajar yang telah ditempuh.(Gijselaers, 2005)

2.1.2.3 Proses Tutorial


Dalam proses tutorial mahasiswa memilih ketua untuk masing –
masing skenario PBL dan notulen untuk mencatat diskusi. Peran ini digilirkan
untuk setiap skenario. Flip Chart yang sesuai atau dapat digunakan untuk
catatan laporan diskusi. Pada awal sesi, bergantung pada materi pemicu, salah
satu mahasiswa ketua kelompok membacakan skenario seluruhnya dan semua
anggota kelompok mempelajai materi. Mahasiswa mempelajari tentang
riwayat klinis atau pengenalan tanda fisik yang abormal. (Harsno, 2005)
Peran tutor memfasilitasi diskusi adalah membantu ketua
mempertahankan kelompok dinamis dan memastikan bahwa kelompok
meningkatkan sasaran pembelajaran yang tepat. Tutor membutuhkan peran
lebih aktif dalam proses seven jumps step untik memastikan semua
mahasiswa sudah melakukan pekerjaan yang tepat dan membantu ketua untuk
mengajukan sebuah format yang sesuai untuk anggota kelompok yang
digunakan untuk menunjukkan hasil studi mereka. Tutor menganjurkan para
mahasiswa untuk mengecek pengertian mahasiswa akan materi. Tutor juga
dapat menganjurkan pertanyaan terbuka dan bertanya topik –topik yang
terdapat dalam skenario sesuai kata – kata mahasiswa sendiri. (Harsono,
2005) Berikut adalah peran ketua kelompok, sekretaris kelompok, anggota
kelompok dan tutor dalam proses tutorial, yaitu :

Tabel 2.2 Peran Ketua Dalam Diskusi PBL


No Peran ketua kelompok
1. Memimpin proses diskusi kelompok.
2. Mendorong anggota kelompok untuk mengambil bagian dalam
diskusi.
3. Memelihara dinamika kelompok.
4. Mengatur waktu.

Universitas Muhammadiyah Palembang


15

5. Memastikan kelompok mencapai tujuan pembelajaran ( Learning


objective).
6. Memastikan notulen membat catatan yang akurat.
(Harsono, 2005)

Tabel 2.3 Peran Notulen Dalam Diskusi PBL


No Peran Notulen kelompok
1. Mencatat isis diskusi yang dikemukakan kelompok.
2. Membantu kelompok dalam mengurutkan pikiran dan gagasan.
3. Berpartisipasi dalam siskusi.
4. Mencatat buku atau sumber pembelajaran yang digunakan kelompok
(Harsono, 2005)

Tabel 2.4 Peran Peserta Dalam Diskusi PBL


No Peran peserta kelompok
1. Mengikuti urutan langkah proses.
2. Berpartisipasi dalam diskusi.
3. Mendengarkan dan menghargai kontribusi peserta lainnya
4. Mengajukan pertanyaan terbuka
5. Mencapai semua tujuan pembelajaran ( Learning objective).
6. Berbagi informasi dengan peserta lainnya.
(Harsono, 2005)

Tabel 2.5 Peran Tutor dalam diskusi PBL


No Peran Tutor kelompok
1. Mendorong semua anggota kelompok untuk berpartisipasi dalam
diskusi
2. Membantu ketua untuk memlihara dinamika kelompok dan mengatur
waktu.
3. Memastikan bahwa notulen membuat catatan dengan akurat.
4. Mencegah diskusi di luar skenario
5. Memastikan kelompok mencapai tujuan kompetensi (Learning
objective.
6. Memeriksa pemahaman peserta.
7. Menilai Kinerja peserta.
(Harsono, 2005

2.1.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tutorial

Universitas Muhammadiyah Palembang


16

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas tutorial yaitu


sebagai berikut (Prihanti, 2010) :
a. Tutor/Fasilitator
Peran fasilitator bertanggung jawab untuk membimbing mahasiswa dalam
kegiatan diskusi untuk menemukan learning objective dan cara untuk
mempelajari topik masalah. Tutor yang efektif lebih menekankan proses
pembelajaran dari pada isi materi.
b. Skenario
Skenario atau problem digunakan sebagai pemicu pembelajaran mahasiswa
dalam diskusi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Skenario dapat
mempengaruhi diskusi kelompok dan ketertarikan mahasiswa pada topik
diskusi sehingga diharapkan meningkatkan pencapaian belajar mahasiswa
dalam hal kognitif maupun sosial.
c. Mahasiswa
Karakteristik pembelajar dapat mempengaruhi hasil belajar dalam PBL.
Kesiapan belajar mandiri yang dimiliki mahasiswa mempengaruhi usaha
untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, prestasi dan mengembangkan
diri individu yang berdampak pada hasil belajar .

2.1.3. Motivasi
2.1.3.1 Definisi Motivasi Belajar
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan sebagai daya
penggerak dari dalam subjek untuk untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
(Sardiman, 1994). Menurut (Uno, 2008) motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang bertingkah laku. Sedangkan menurut (Hamalik,
1992) Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Universitas Muhammadiyah Palembang


17

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa


individu dalam berperilaku tidak berdiri sendiri, akan tetapi selalu ada hal
yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya.
Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan, akan
mempengaruhi kekuatan dari kegiatan tersebut, tetapi motivasi juga
dipengaruhi oleh tujuan. Semakin tinggi dan berarti suatu tujuan, semakin
besar motivasinya, dan semakin besar motivasi akan semakin kuat kegiatan
dilaksanakan. (Sukianti, 2010)
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan.(Sukianti,2010)
Adapun definisi belajar menurut pandangan beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
a. Belajar menurut Slameto
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
(Djamarah, 2002)
b. Belajar menurut Witting
Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organism sebagai hasil
pengalaman. (Djamarah,2002)
c. Belajar menurut Gage
Belajar sebagai suatu proses dimana organisme merubah perilakunya
diakibatkan pengalaman belajar merupakan perubahan perilaku akibat
pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan
meniru. (Djamarah,2002)
d. Belajar menurut Uno
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Uno, 2008)

Universitas Muhammadiyah Palembang


18

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil suatu


kesimpulan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku
seseorang yang dilakukan dengan melalui usaha dan latihan seta pengalaman
secara sadar dan sengaja yang menimbulkan perubahan baru. (Uno, 2008)
Jadi, yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah dorongan yang
ada pada diri individu untuk melakukan perubahan dalam diri seseorang
untuk menuju ke arah perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Motivasi
belajar bersifat non-intelektual, peraran yang khas adalah dalam hal
menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Mahasiswa
yang mempunyai motivasi belajar yang kuat akan banyak mempunyai energi
untuk melakukan kegiatan belajar dengan lebih baik. Oleh karena itu dalam
proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar. (Uno, 2008)
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang sangat mempengaruhi.
Motivasi belajar timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan
berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapanakan cita-cita. Sedangkan
faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Keduan faktor tersebut
disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk
melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. (Uno, 2008)

2.1.3.2 Jenis Motivasi


Jenis-jenis motivasi menurut Sardiman (1994) dibagi menjadi dua tipe
yaitu intrinsik dan ekstrinsik:
a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada

Universitas Muhammadiyah Palembang


19

dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh orang yang senang


membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin
mencari buku-buku untuk dibacanya.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya
karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh peseta didik mau belajar
karena disuruh, diberi tugas, hadiah, ganjaran, dan lain-lain.

2.1.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar


Menurut Dimyani dan Mujiono (2002) faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar yaitu:
a. Cita-cita atau aspirasi mahasiswa
Cita-cita yang sudah tertanam pada diri mahasiswa merupakan motivasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar.
b. Kemampuan mahasiswa
Menurut pembawaannya, mahasiswa yang satu berbeda dengan yang lain,
pembawaan ini berhubungan dengan kecakapan seseorang dalam
memecahkan persoalan. Oleh karena itu kemampuan ini perlu dimiliki oleh
setiap orang, maka orang menyebut pembawaan tersebut dengan nama
kemampuan umum. Kemampuan ini disebut kecerdasan atau intelegensi.
c. Kondisi siswa
Kondisi ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kondisi psikis dan kondisi
psifik. Kondisi psikis seperti perhatian, minat, perasaan, dan ingatan yang
semuanya dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Kondisi psifik
seperti pendengaran, penglihatan, dan anggota badan yang lain besar
manfaatnya untuk meningkatkan motivasi belajar.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, dan kehidupan masyarakat. Dengan lingkungan yang aman,
tenteran, tertib, dan indah maka semangat motivasi belajar mudah tercapai.

Universitas Muhammadiyah Palembang


20

2.1.4. Hubungan Motivasi Belajar Dalam Performa Mahasiswa Dalam


Menerapkan Langkah Seven Jumps Step
Belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan
latihan,proses belajar diartikan sebagai memasukkan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip dimana mendorong mahasiswa untuk mempunyai pengalaman. Dalam
kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan
aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar
mahasiswa yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi. Motivasi yang ada pada
setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk
itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta
kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan
bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
individu lain/ organisasi. Mahasiswa dalam menempuh belajar harus memiliki suatu
konsep diri dan motivasi dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Apabila
tidak ada motivasi belajar dalam diri mahasiswa, maka akan menimbulkan rasa malas
untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan
tugas-tugas individu. Orang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar
maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan
kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan jadwal belajar dan
melaksanakannya dengan tekun sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.(Uno,
2008)
Problem based learning (PBL) pertama kali diimplementasikan di Fakultas
Kedokteran Universitas McMaster, Kanada, tahun 1969, sebagai sebuah cara belajar
baru yang radikal dan inovatif dalam pendidikan dokter. PBL memadukan sejumlah
teori dan prinsip pendidikan yang saling melengkapi ke dalam suatu desain sistem
pembelajaran. PBL mengandalkan strategi belajar yang berpusat kepada pelajar
(student-centered), kolaboratif, kontekstual, terpadu, diarahkan sendiri, dan reflektif.
Desain dan pelaksanaan pembelajaran meliputi belajar dalam kelompok-kelompok
kecil. Mahasiswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk membangun
pengetahuan dengan menggunakan kasus masalah yang realistis untuk memicu
proses belajar.

Universitas Muhammadiyah Palembang


21

Problem Based Learning merupakan suatu metode pembelajaran dengan


penggunaan skenario yang disusun secara seksama dengan mengintegrasikan
berbagai disiplin ilmu berdasarkan suatu tema pembelajaran tertentu untuk
menginisiasi dan menstimulasi pembelajaran mahasiswa melalui diskusi dalam suatu
kelompok kecil yang difasilitasi oleh seorang tutor. Metode ini kemudian dikenal
dengan diskusi tutorial. Pada diskusi tutorial, mahasiswa diberi skenario tentang
berbagai permasalahan klinis yang sering dijumpai dalam masyarakat. Mahasiswa
diharapkan dapat mengeksplorasi skenario tersebut dan membahas berbagai aspek
yang terkait dengan skenario tersebut, mulai dari aspek pengetahuan dasar (basic
science) seperti anatomi, fisiologi, histologi dan ilmu biomolekular, aspek klinis
seperti gejala dan tanda dari suatu penyakit, patogenesis dan patofisiologi dari
berbagai gejala yang timbul serta pemeriksaan penunjang dan juga aspek sosial
seperti epidemiologi dari suatu penyakit. Dengan metode belajar seperti ini
diharapkan nantinya pada saat berhadapan dengan pasien yang sesungguhnya,
mereka telah memiliki keterampilan yang cukup dalam penanganan pasien termasuk
kemampuan interpersonal dan profesionalisme sebagai seorang dokter. Salah satu
metode yang digunakan dalam melaksanakan PBL adalah seven jumps tutorial.
Metode ini terdiri dari tujuh langkah yang disusun sistematis sehingga diskusi
mahasiswa tentang suatu masalah dapat berjalan dengan optimal dan mencapai
tujuan baik sesuai karakteristik PBL.(Uno, 2008)
Melalui penerapan langkah seven jumps step tutorial diharapkan dapat
memacu rasa ingin tahu dan memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri.
Mahasiswa perlu mempersiapkan diri sebelum melakukan proses tutorial agar dapat
membahas tujuan belajar yang akan dicapai. Proses tutorial dibutuhkan interaksi
setiap mahasiswa dan kerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga
setiap anggota kelompok harus berpartisipasi aktif agar terjadi proses tutorial yang
efektif. (Mahardika, 2017)
Menurut Oktavany (2016) tutorial dianggap sebagai pemicu yang disusun
dalam format tulisan dimana melalui penerapan langkah seven jumps step harus
mampu membuka rasa keingintahuan mahasiswa dalam melihat gambaran besar atau
bentuk keseluruhan suatu masalah ditinjau dari berbagai sisi cabang ilmu kedokteran

Universitas Muhammadiyah Palembang


22

yang berkaitan. Melalui langkah seven jumps step, tutorial memicu nilai-nilai moral
dan etika, serta kepemimpinan yang diambil oleh mahasiswa selama proses
pengambilan keputusan dalam suatu kasus kedokteran. Materi yang terdapat dalam
tutorial berkaitan dengan pengetahuan mahasiswa yang sudah diperoleh sebelumnya,
artinya bisa sebagai pendalaman materi yang pernah didapat atau prior knowledge
dan bisa juga sebagai penerapan ilmu kedokteran dasar. Tutorial dapat juga
merupakan gambaran nyata masalah kesehatan yang dapat menimpa seorang pasien
yang dibuat menarik dengan cara mengangkat topik yang terbaru atau sedang hangat
dibicarakan, atau yang umum didapat, dan dikemas sedemikian rupa, bisa dengan
bantuan gambar atau ilustrasi yang menarik, agar mahasiswa merasa tertarik untuk
mendiskusikannya. Tutorial melalui penerapan langkah seven jumps step harus
mampu mengarahkan mahasiswa kepada tujuan pembelajaran.

2.2. Kerangka Teori

Ciri Pembelajaran Pembelajaran Berdasarkan


berdasarkan masalah: Masalah

1.Lebih mengutamakan
mahasiswa Tutorial
2. Proses belajar mandiri

3. Belajar dari masalah


Universitas Muhammadiyah Palembang
4. Pertukaran pikiran
melalui kelompok kecil

5. Dosen sebagai
fasilitator
23

Terdiri dari 10-12


orang mahasiswa
dan dosen
fasilitator

7 langkah proses:

1. klarifikasi istilah

2.Mendefinisikan masalah

3. Curah Pendapat

4. Mahasiswa membuat
Kesimpulan secara terstruktur

5.Formulasi Tujuan
Pembelajaran

6. Belajar Mandiri

7. Pelaporan

Motivasi Belajar

Motivasi Ekstrinsik Motivasi Intrinsik


Keterangan :

: diteliti

------------------------ : tidak diteliti

2.3. Hipotesis

2.3.1. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak terdapat pengaruh persepsi mahasiwa dengan penerapan seven jumps step
terhadap motivasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.

Universitas Muhammadiyah Palembang


24

2.3.2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh persepsi mahasiwa dengan penerapan seven jumps step terhadap
motivasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Universitas Muhammadiyah Palembang


25

Penelitian ini bersifat penelitian observasional analitik dengan


pendekatan cross sectional untuk mencari hubungan persepsi mahasiwa dengan
penerapan seven jumps step terhadap motivasi belajar di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Adapun variabel bebas dan variabel terikat dinilai satu kali saja dan diukur
sesuai dengan keadaan dan status saat melakukan observasi. (Notoatmodjo, 2010)

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.

3.2.2. Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan dari bulan September sampai dengan
Desember 2017.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
a. Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
angkatan 2014, 2015 dan 2016 di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
b. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
angkatan 2014, 2015 dan 2016 yang mengikuti semua sesi I dan sesi II
tutorial di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

3.3.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


Sampel merupakan suatu bagian yang akan diteliti. (Sastroasmoro, 2011)
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik

Universitas Muhammadiyah Palembang


26

simple random sampling. Menurut Sugiyono (2005) dinyatakan simple


(sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Margono (2004)
menyatakan bahwa simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan
sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap
unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang
sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Tujuan dari pertimbangan
pengambilan sampel dengan cara simple random sampling pada penelitian ini
adalah populasi telah menguasai langkah diskusi seven jumps step, sehingga
dianggap homogen. Populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan
sebagai sampel penelitian.

3.3.3. Kriteria Sampel


1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang angkatan
2014, 2015 dan 2016 yang hadir dalam proses tutorial sesi I dan sesi II
bersedia untuk menjawab pertanyaan kuesioner dengan baik dan lengkap
yang telah disediakan.

2) Kriteria Eksklusi
a. Mahasiswa yang tidak bersedia untuk mengisi kuesioner.
b. Mahasiswa yang tidak hadir dalam proses tutorial.
c. Mahasiswa yang tidak memahami proses seven jumps step
tutorial yang ditunjukkan dengan menjawab sangat tidak setuju pada
pernyataan no 1 dan 2 dalam kuesioner pendapat mahasiswa
terhadap langkah seven jumps step tutorial.
3.3.4. Besar Sampel
Untuk menentukan ukuran sampel digunakan rumus Slovin. Adapun
penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan sampel,

Universitas Muhammadiyah Palembang


27

jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan


dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel,namun dapat
dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana. (Sugiyono, 2005)

Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :

N
n=
1+ N e 2
n = Jumlah sampel
N = Jumlah total populasi
e = Tingkat kesalahan yang ditoleransi (10%)

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 268 mahasiswa,


sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil
perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk
mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sebgai berikut:

268
n=
1+268 ¿ ¿
268
n=
1+268 (0,01)
268
n=
1+2,68
268
n=
3,68
n=¿ 72,8 (dibulatkan menjadi 73).

Kemudian, untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari masing-


masing angkatan, maka digunakan rumus yaitu:
jumlah mahasiswa angkatan
n= x besar sampel yang ditentukan
jumlah mahasiswa keseluruhan
Sehingga didapatkan hasil seperti yang terlihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Setiap Angkatan

Universitas Muhammadiyah Palembang


28

Jumlah
No Angkatan Mahasiswa/mahasiswi Sampel
aktif
1 2014 90 orang 25
3.4. Variabel Penelitian
orang
2 2015 88 orang 24
orang
3 2016 90 orang 25
orang
268 orang 74
Jumlah
orang

3.4.1. Variabel bebas


Persepsi mahasiswa dengan penerapan seven jumps step tutorial.
3.4.2. Variabel terikat
Motivasi Belajar.

3.5. Definisi Operasional


Tabel 3.2 Tabel Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Alat Ukur Skala Hasil Ukur


yang diukur Ukur Ukur
Persepsi Menurut Harsono kuesioner kuesioner Ordinal 33-40: sangat
mahasiwa (2005) Metode ini tinggi

Universitas Muhammadiyah Palembang


29

dengan terdiri dari tujuh 25-32: tinggi


penerapan langkah yang 18-24:sedang
Seven Jumps disusun sistematis 10-17:rendah
Step tutorial. sehingga diskusi
mahasiswa
tentang suatu
masalah dapat
berjalan dengan
optimal dan
mencapai tujuan
baik sesuai
karakteristik PBL
Motivasi Motivasi adalah Kuesioner kuesioner Ordinal 35-44: sangat
belajar suatu perubahan tinggi
energi didalam 27-34:tinggi
pribadi seseorang 19-26:sedang
yang ditandai 11-18:rendah
dengan timbulnya
afektif atau
perasaan dan
reaksi untuk
mencapai tujuan
(Hamalik, 2003)

3.6. Instrumen Penelitian


a. Penerapan seven jumps step Tutorial :
Kuesioner pertanyaan oleh Erdiani (2009) dimana terdapat 1 tabel yang berisi
10pertanyaan yang telah dimodifikasi sesuai tujuan penelitian ini. Responden
diminta merefleksikan persepsinya melalui kuesioner yang berisi pegetahuan dan

Universitas Muhammadiyah Palembang


30

pendapat mahasiswa mengenai proses seven jumps steps dalam tutorial di FK


UMP.

b. Motivasi belajar
Kuesioner pertanyaan oleh Liliswati (2015) dimana responden diminta
merefleksikan persepsinya melalui kuesioner yang berisi 11 butir pertanyaan
yang telah dimodifikasi sesuai tujuan penelitian ini. Kuesioner ini menilai minat
responden dalam langkah seven jumps step tutorial yang dapat memotivasi
belajar melalui pendekatan motivasi ekstrinsik dan intrinsik.

3.7. Cara Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah data primer menggunakan
kuesioner pada mahasiswa angkatan 2014, 2015 dan 2016 yang mengikuti proses
tutorial di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Kuesioner
terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Identitas responden
Terdiri dari angkatan, nama dan jenis kelamin.

2. Kuesioner penerapan Seven jumps Step tutorial.

3. Kuesioner Motivasi belajar.

Dilakukan dalam bentuk wawancara terpimpin.

3.8. Cara Pengolahan Data dan Analisis Data


3.8.1. Cara Pengolahan Data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai
berikut:

Universitas Muhammadiyah Palembang


31

1. Editing adalah memeriksa setiap lembar kuesioner untuk memastikan bahwa


setiap pertanyaan yang terdapat pada kuesioner telah terjawab seluruhnya.
2. Coding adalah memberikan kode pada setiap jawaban yang terkumpul pada
kuesioner untuk memudahkan proses pengolahan data.
3. Processing adalah memindahkan atau memasukkan data dari kuesioner ke
dalam komputer untuk selanjutnya diproses menggunakan software statistik.
4. Cleaning adalah proses pemeriksaan data yang telah dimasukkan ke dalam
komputer, apakah terdapat kesalahan pada data tersebut atau tidak.
5. Tabulating adalah mengelompokkan jawaban-jawaban responden yang
sama dengan teliti dan teratur, lalu dihitung dan dijumlahkan kemudian
dituliskan dalam bentuk tabel.

3.8.2. Analisis Data

1. Skor Angket Motivasi Belajar

Angket digunakan untuk mengukur persepsi dan sikap masyarakat.


Angket dilakukan dengan mengajukan lembaran yang berisi daftar pernyataan
kepada responden. Angket yang digunakan merupakan tes skala pengetahuan
seven jumps step terhadap motivasi belajar yang mengacu pada skala likert.
Skala Likert berwujud kumpulan pertanyaan-pertanyaan sikap yang ditulis,
disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respons seseorang terhadap
pertanyaan tersebut dapat diberikan angka (skor) dan kemudian dapat
diinterpretasikan. Skala Likert tidak terdiri dari hanya satu stimulus atau satu
pernyataan saja melainkan selalu berisi banyak item (multiple item measure).
(Risnita, 2012) Prosedur penskalaan Likert didasari oleh dua asumsi yaitu:

1. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai


termasuk pernyataan yang favorable atau pernyataan yang tidak favorable.
(Risnita, 2012)

2. Untuk pernyatataan positif, jawaban yang diberikan oleh individu


yang memiliki sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dari

Universitas Muhammadiyah Palembang


32

jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negative.


Demikian sebaliknya untuk pernyatataan negatif, jawaban yang diberikan oleh
individu yang memiliki sikap negatif harus diberi bobot atau nilai yang lebih
tinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap
positif. (Risnita, 2012)

Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar dalam penerapan langkah


seven jumps step, penulis menggunakan instrument beberapa angket yang
terdiri dari 18 item pertanyaan dan penulis berikan penilaian dengan pedoman
penilaian sebagai berikut:
a. Pilihan jawaban SS dengan nilai 4
b. Pilihan jawaban S dengan nilai 3
c. Pilihan jawaban TS dengan nilai 2
d. Pilihan jawaban STS dengan nilai 1
Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar dalam penerapan langkah seven
jumps step terkategori sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah ditempuh
dengan mencari interval nilai dengan rumus sebagai berikut (Ghozali, 2001):
Skala Likert
i= (Xt – Xr)+1
n
Kategori
Keterangan:
Panjang interval : panjang interval kategori yang digunakan.
Xt : nilai tertinggi ideal.
Xr : nilai terendah ideal.
n
kategori : jumlah kategori yang digunakan.

Sebelum menggunakan rumus resebut untuk menentukan kategori


yang diinginkan, maka terlebih dahulu penulis akan memaparkan tentang nilai
skor ideal yang berlaku dalam penyusunan skripsi ini. Penetapan skor ideal
baik skor tertinggi maupun terendah diperoleh dari jumlah skor dan item
penyekorannya. Dalam penelitian ini jumlah soal angket motivasi belajar
adalah 18, dengan empat item jawaban yaitu SS, S, TS, dan STS yang berskor

Universitas Muhammadiyah Palembang


33

masing-masing 4, 3, 2, 1, maka skor ideal untuk angket motivasi belajar


terkisar antara 18-72. Dimana angka 18 adalah skor ideal terendah dan 72
adalah skor ideal tertinggi.
Setelah diketahui skor ideal terendah dan tertinggi, langkah selanjutnya adalah
penempatkan kategori yang dimaksud dengan rumus yang telah ditetapkan di
atas:
i= (Xt – Xr)+1
n
Kategori
= (44 – 11)+1
4
=8
Dari perhitungan tersebut, kemudian ditentukan interval dan kategorinya
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.3 Interval Penilaian Motivasi Belajar
No Interval Kategori
1. 35 - 44 Sangat tinggi
2. 27 - 34 Tinggi
3. 19 - 26 Sedang
4. 11 - 18 Rendah

2. Skor Angket Seven Jumps Step

Angket digunakan untuk mengukur persepsi dan sikap


masyarakat. Angket dilakukan dengan mengajukan lembaran yang berisi daftar
pernyataan kepada responden. Angket yang digunakan merupakan tes skala
pengetahuan seven jumps step terhadap motivasi belajar yang mengacu pada
skala likert. Skala Likert berwujud kumpulan pertanyaan-pertanyaan sikap
yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respons
seseorang terhadap pertanyaan tersebut dapat diberikan angka (skor) dan
kemudian dapat diinterpretasikan. Skala Likert tidak terdiri dari hanya satu
stimulus atau satu pernyataan saja melainkan selalu berisi banyak item
(multiple item measure). (Risnita, 2012)

Prosedur skala Likert didasari oleh dua asumsi yaitu:

Universitas Muhammadiyah Palembang


34

1. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai


termasuk pernyataan yang setuju atau pernyataan yang tidak setuju. (Risnita,
2012)

2. Untuk pernyatataan positif, jawaban yang diberikan oleh individu


yang memiliki sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dari
jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negative.
Demikian sebaliknya untuk pernyatataan negatif, jawaban yang diberikan oleh
individu yang memiliki sikap negatif harus diberi bobot atau nilai yang lebih
tinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap
positif. (Risnita, 2012)

Untuk mengetahui tingkat penerapan seven jumps step di FK


Muhammadiyah Palembang, penulis menggunakan instrument beberapa angket
yang terdiri dari 17 item pertanyaan dan penulis berikan penilaian dengan
pedoman penilaian sebagai berikut:
a. Pilihan jawaban SS dengan nilai 4
b. Pilihan jawaban S dengan nilai 3
c. Pilihan jawaban TS dengan nilai 2
d. Pilihan jawaban STS dengan nilai 1
Untuk mengetahui tingkat penerapan seven jumps step di FK Muhammadiyah
Palembang terkategori sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah ditempuh
dengan mencari interval nilai dengan rumus sebagai berikut (Ghozali, 2001):

Skala Likert
i= (Xt – Xr)+1
n
Kategori
Keterangan:
Panjang interval : panjang interval kategori yang digunakan.
Xt : nilai tertinggi ideal.
Xr : nilai terendah ideal.

Universitas Muhammadiyah Palembang


35

n
kategori : jumlah kategori yang digunakan.

Sebelum menggunakan rumus resebut untuk menentukan kategori


yang diinginkan, maka terlebih dahulu penulis akan memaparkan tentang nilai
skor ideal yang berlaku dalam penyusunan skripsi ini. Penetapan skor ideal
baik skor tertinggi maupun terendah diperoleh dari jumlah skor dan item
penyekorannya. Dalam penelitian ini jumlah soal angket motivasi belajar
adalah 18, dengan empat item jawaban yaitu SS, S, TS, dan STS yang berskor
masing-masing 4, 3, 2, 1, maka skor ideal untuk angket motivasi belajar
terkisar antara 18-72. Dimana angka 18 adalah skor ideal terendah dan 72
adalah skor ideal tertinggi.
Setelah diketahui skor ideal terendah dan tertinggi, langkah selanjutnya adalah
penempatkan kategori yang dimaksud dengan rumus yang telah ditetapkan di
atas:
i= (Xt – Xr)+1
n
Kategori
= ( 40 – 10)+1
4
= 7,75

Dari perhitungan tersebut, kemudian ditentukan interval dan kategorinya


sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3.4 Interval Angket Seven Jumps Step


No Interval Kategori
1. 33-40 Sangat Tinggi
2. 25-32 Tinggi
3. 18-24 Sedang
4. 10-17 Rendah

3. Uji Analisis Data

Universitas Muhammadiyah Palembang


36

Data penelitian ini akan dianalisa dengan menggunakan SPSS 16


(Statistical Package for Social Science) dan analisis data statistik
menggunakan uji chi square.Uji Chi-Square dengan menggunakan program
SPSS 16 (Statistical Product and Service Solution). Bila nilai signifikansinya
p<0,5 maka terdapat hubungan yang bermakna antara variabel dependent dan
variabel independent. Bila p>0,5 maka tidak terdapat hubungan yang
bemakna antara variabel dependent dan variabel independent. Menggunakan
uji hipotesis Chi-Square karena hasil penelitian ini merupakan variabel
kategorik tidak berpasangan. Syarat dari uji Chi-Square, yaitu:
a. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga
Actual Count (F0) sebesar 0 (Nol).
b. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 cell
saja yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”)
kurang dari 5.
c. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misak 2 x 3, maka jumlah cell
dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.

3.9. Alur Penelitian

Kriteria inklusi Populasi

 Mahasiswa angkatan Mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kedokteran


2014, 2015 dan 2016 Universitas Muhammadiyah Palembang
FK UMP.
 Mahasiswa yang
bersedia mengisi Mahasiswa/mahasiswi angkatan 2014, 2015 dan 2016
kuesioner. FK UMP

Universitas Muhammadiyah Palembang


37

Sampel

Kriteria eksklusi

 Mahasiswa yang Sosialisasi pengisian kuesioner


tidak bersedia
mengisi kuesioner.
 Mahasiswa yan
tidak hadir dalam
Mengolah data penelitian
proses tutorial.

Hasil dan Pembahasan

Simpulan dan Saran

3.10. Rencana Jadwal Kegiatan dan Anggaran

Tabel 3.5 Rencana Jadwal Kegiatan

Kegiatan Mei Jun Juli Agustus Septembe Oktober Novembe Desember


i r r
Penyusunan
proposal
skripsi
Seminar
skripsi

Universitas Muhammadiyah Palembang


38

Perbaikan
proposal
Surat izin
pengambila
n data
Pelaksanaan
penelitian
Penyusunan
skripsi

Tabel 3.6 Rencana Anggaran

Keperluan Barang Jumlah Harga Total


Kertas HVS A4 80 gram 3 RIM Rp 40.000,00 Rp 120.000,00
Pembuatan
Tinta printer 4 buah Rp 30.000,00 Rp 120.000,00
proposal

Seminar Jilid 3 eksemplar Rp 3.000,00 Rp 9.000,00


Map kertas 3 buah Rp 3.000,00 Rp 9.000,00
proposal Kertas HVS A4 80 gram 2 RIM Rp 40.000,00 Rp 80.000,00

Penelitian
Kertas HVS 1 RIM Rp 40.000,00 Rp 40.000,00
Penyusuna Kertas HVS A4 80 gram 1 RIM Rp 40.000,00 Rp 40.000,00
Jilid 7 eksemplar Rp 50.000,00 Rp 350.000,00
n laporan Map kertas 3 buah Rp 3.000,00 Rp 9.000,00

Total Rp 777.000,00

Universitas Muhammadiyah Palembang


39

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


4.1.1 Karakteristik subyek
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mahasiswa angkatan
2014, 2015 dan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang, terdapat sejumlah 80 mahasiswa menandatangani surat
persetujuan (Informed consent) yang berarti bersedia berpartisipasi dalam
penelitian. Responden penelitian berdasarkan kriteria inklusi, dimana pada
angkatan 2014 diambil 3 kelompok tutorial, pada angkatan 2015 diambil 2
kelompok tutorial dan pada angkatan 2016 diambil 3 kelompok tutorial.
Pemilihan kelompok tutorial berdasarkan pada semua anggota kelompok
yang bersedia mengisi kuesioner dan semua anggota kelompok hadir dalam
proses tutorial.

Universitas Muhammadiyah Palembang


40

Pada aspek pernyataan 1 mahasiswa yang setuju sebanyak 70%,


sangat setuju 26 % dan terdapat 4% yang tidak setuju. Hal menandakan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
telah mengenal langkah diskusi dengan baik.
Pada aspek pernyataan 2 mahasiswa yang setuju sebanyak 72,5%,
sangat setuju 10 % dan terdapat 11,2% yang tidak setuju. Hal menandakan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
tidak mengalami kesulitan menerapkan langkah seven jumps step dalam
tutorial.
Pada aspek pernyataan 3 mahasiswa yang setuju sebanyak 75%,
sangat setuju 13,8 % dan terdapat 16,2% yang tidak setuju serta 1,2 % yang
sangat tidak setuju . Hal menandakan mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang mampu melakukan klarifikasi istilah
berdasarkan skenario kasus tutorial dengan baik.
Pada aspek pernyataan 4 mahasiswa yang setuju sebanyak 82,5 %,
sangat setuju 7,5 % dan terdapat 8,8% yang tidak setuju serta 1,2 % yang
sangat tidak setuju . Hal menandakan mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang mampu menetapkan permasalahan
dalam skenario dengan baik.
Pada aspek pernyataan 5 mahasiswa yang setuju sebanyak 55%,
sangat setuju 7,5 % dan terdapat 33,8 % yang tidak setuju serta 3,8 % yang
sangat tidak setuju . Hal menandakan mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang dapat melakukuan brainstorming
materi pembelajaran dengan baik namun ada juga yang belum dapat sejumlah
besar mahasiswa belum mampu melakukan braistorming dengan baik.
Pada aspek pernyataan 6 mahasiswa yang setuju sebanyak 68,8%,
sangat setuju 2,5 % dan terdapat 27,5% yang tidak setuju serta 1,2 % yang
sangat tidak setuju . Hal menandakan sebagian besar mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang dapat menyusun
kerangka konsep dengan baik.

Universitas Muhammadiyah Palembang


41

Pada aspek pernyataan 7 mahasiswa yang setuju sebanyak 80%,


sangat setuju 8,8 % dan terdapat 11,2% yang tidak setuju. Hal menandakan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
telah mampu mencari learning objective dengan baik dalam skenario.
Pada aspek pernyataan 8 mahasiswa yang setuju sebanyak 45%,
sangat setuju 6,2% dan terdapat 45 % yang tidak setuju serta 3,8 % yang
sangat tidak setuju . Hal menandakan hanys sebagian mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang dapat
melaksanakan kegiatan belajar mandiri dengan baik.
Pada aspek pernyataan 9 mahasiswa yang setuju sebanyak 60%,
sangat setuju 7,5% dan terdapat 31,2 % yang tidak setuju serta 1,2 % yang
sangat tidak setuju . Hal menandakan sebagian besar mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang dapat memaparkan
hasil belajar dengan baik.
Pada aspek pernyataan 10 mahasiswa yang setuju sebanyak 61,2 %, sangat
setuju 6,2 % dan terdapat 32,5% yang tidak setuju. Hal menandakan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
hanya sebagian besar saja yang merasa hasil belajar sesuai tujuan
pembelajaran.

Pada aspek pertanyaan 2

4.2.2 Tujuh Langkah Dalam Tutorial (Seven Jumps Tutorial)

Universitas Muhammadiyah Palembang


42

Salah satu metode yang digunakan dalam melaksanakan PBL adalah


seven jumps tutorial. Menurut Harsono (2005) Metode ini terdiri dari tujuh
langkah yang disusun sistematis sehingga diskusi mahasiswa tentang suatu
masalah dapat berjalan dengan optimal dan mencapai tujuan baik sesuai
karakteristik PBL. Tujuh langkah tersebut adalah :
1. Klarifikasi istilah (Clarifyng unfamiliar terms)
Mahasiswa bekerja dalam kelompok, mengidentifikasi dan mengklarifikasi
istilah- istilah asing/ belum dikenal (unfamiliar terms) yang terdapat di dalam
skenario; sekretaris kelompok membuat daftar istilah yang oleh kelompok
dinggap masih belum jelas maknanya Pada langkah ini mahasiswa
menggunakan pengetahuan awal (prior knowledge) yang dimiliki atau dengan
menggunakan kamus bahasa atau kamus kedokteran. Mahasiswa perlu
meyakinkan bahwa seluruh anggota dalam diskusi memiliki pemahaman
yang sama terhadap istilah- istilah yang dimaksud dalam skenario.
2. Mendefinisikan masalah (define the problem)
Di antara mahasiswa mungkin ada berbagai macam perbedaan pendapat
tentang pokok bahasan yang didiskusikan, tapi semuanya harus
dipertimbangkan oleh kelompok; sekretaris kelompok membuat daftar
masalah yang telah disetujui kelompok. Pada langkah kedua ini, setiap
mahasiswa memperoleh kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan di dalam skenario yang perlu
dibahas secara lebih mendalam. Dalam tahapan ini, masingmasing mahasiswa
berhak mengajukan pertanyaan tanpa interupsi dari anggota kelompok lain
atau tutor.
3. Curah pendapat (brainstorming)
Mahasiswa berdiskusi dengan menggunakan prior knowledge, setiap
mahasiswa menyumbangkan pendapat mereka dan kemudian
mengidentifikasi area yang masih belum jelas atau belum lengkap; sekretaris
kelompok mencatat hasil diskusi mereka. Pada langkah ini mahasiswa
memberikan jawaban sementara (hipotesis) terhadap pertanyaanpertanyaan
yang telah disepakati dalam langkah kedua. Setiap mahasiswa dapat

Universitas Muhammadiyah Palembang


43

mengemukakan pendapat dan pengetahuannya mengenai topik yang sedang


dibahas (brainstorming). Selanjutnya jawaban-jawaban tersebut didiskusikan
bersama untuk dicari kesepakatan kelompok atas hipotesis dari pertanyaan
yang sedang dibahas. Pada tahap ketiga ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjadi menerapkan prinsip belajar secara aktif, mahasiswa harus mampu
mendengarkan, menulis dan berdiskusi dengan mahasiswa lain untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam skenario.
4. Mahasiswa membuat kesimpulan secara terstruktur (review step 2 and 3)
Mahasiswa membuat tinjauan terhadap hasil pada langkah kedua dan ketiga,
kemudian membuat penjelasan sementara; sekretaris kelompok
mengorganisasikan penjelasan tadi, bila perlu membuat restrukturisasi.
5. Mahasiswa membuat formulasi tujuan belajar (formulating learning
objectives)
Kelompok mencapai konsensus tentang tujuan belajar mereka; tutor
memastikan bahwa tujuan belajar telah terfokus, tercapai, bersifat
komprehensif dan tepat.
6. Mahasiswa bekerja secara mandiri untuk mencapai tujuan pembelajaran
(private study)
Setiap mahasiswa belajar secara mandiri untuk mengumpulkan informasi
yang berkaitan dengan masing- masing tujuan belajar, mereka dapat
menggunakan berbagai sumber pembelajaran yang tersedia, baik berupa
textbook, artikel dan jurnal ilmiah maupun melalui konsultasi dengan pakar
terkait topik yang sedang dibahas.
7. Pelaporan (reporting)
Pada langkah ini, Mahasiswa kembali bertemu untuk mendiskusikan
informasi yang telah didapat, masing- masing mahasiswa menyampaikan
hasil belajar mandirinya dan mendiskusikan dengan mahasiswa lain dalam
kelompok.
Mahasiswa kemudian dapat membuat suatu kesimpulan atau sintesis
berdasarkan kesepakatan bersama. Pada langkah ini tutor memperhatikan

Universitas Muhammadiyah Palembang


44

diskusi dan hasil temuan mahasiswa dan dapat membuat penilaian terhadap
kinerja kelompok.

4.1.3. Motivasi Belajar


Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan sebagai daya
penggerak dari dalam subjek untuk untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
(Sardiman, 1994). Menurut (Uno, 2008) motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang bertingkah laku. Sedangkan menurut (Hamalik,
1992) Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa
individu dalam berperilaku tidak berdiri sendiri, akan tetapi selalu ada hal
yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya.
Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan, akan
mempengaruhi kekuatan dari kegiatan tersebut, tetapi motivasi juga
dipengaruhi oleh tujuan. Semakin tinggi dan berarti suatu tujuan, semakin
besar motivasinya, dan semakin besar motivasi akan semakin kuat kegiatan
dilaksanakan. (Sukianti, 2010)
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan.(Sukianti,2010)
Adapun definisi belajar menurut pandangan beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
a. Belajar menurut Slameto
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
(Djamarah, 2002)

Universitas Muhammadiyah Palembang


45

b. Belajar menurut Witting


Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organism sebagai hasil
pengalaman. (Djamarah,2002)
c. Belajar menurut Gage
Belajar sebagai suatu proses dimana organisme merubah perilakunya
diakibatkan pengalaman belajar merupakan perubahan perilaku akibat
pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan
meniru. (Djamarah,2002)
d. Belajar menurut Uno
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Uno, 2008)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku
seseorang yang dilakukan dengan melalui usaha dan latihan seta pengalaman
secara sadar dan sengaja yang menimbulkan perubahan baru. (Uno, 2008)
Jadi, yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah dorongan yang
ada pada diri individu untuk melakukan perubahan dalam diri seseorang
untuk menuju ke arah perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Motivasi
belajar bersifat non-intelektual, peraran yang khas adalah dalam hal
menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Mahasiswa
yang mempunyai motivasi belajar yang kuat akan banyak mempunyai energi
untuk melakukan kegiatan belajar dengan lebih baik. Oleh karena itu dalam
proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar. (Uno, 2008)
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang sangat mempengaruhi.
Motivasi belajar timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan
berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapanakan cita-cita. Sedangkan
faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang

Universitas Muhammadiyah Palembang


46

kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Keduan faktor tersebut


disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk
melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. (Uno, 2008)

4.1.4 Jenis Motivasi


Jenis-jenis motivasi menurut Sardiman (1994) dibagi menjadi dua tipe
yaitu intrinsik dan ekstrinsik:
a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh orang yang senang
membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin
mencari buku-buku untuk dibacanya.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya
karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh peseta didik mau belajar
karena disuruh, diberi tugas, hadiah, ganjaran, dan lain-lain.

4.2. Analisis Kelayakan Etik


Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan
desain cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan
persepsi mahasiwa dengan penerapan seven jumps step terhadap motivasi
belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan
Desember 2017 di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang yang akan dipilih dengan cara simple random sampling. Adapun
populasi terjangkaunya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang angkatan 2014,2015,2016. Hasil penelitian
disajikan dalam table distribusi frekuensi yang akan dibahas secara narasi
dengan cara membandingkan teori yang sudah ada dengan hasil penelitian yang

Universitas Muhammadiyah Palembang


47

didukung dengan uji korelasi Chi-Square. Penelitian ini menggunakan sumber


data primer . Data primer yang diambil langsung melaui kuisioner yang diisi
oleh mahasiswa mengenai pendapat mereka tentang seven jumps step dan
motivasi belajar. Identitas responden tidak akan dicantumkan, hanya variable
penelitian saja yang akan dimasukkan dalam pembahasan penelitian.

4.3. Prosedur Informed Consent


Peneliti akan menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur penelitian
kepada responden, serta menjelaskan bahwa data responden akan dijamin
kerahasiannya. Kemudian peneliti akan menanyakan kembali, apakah
prosedur penelitian sudah dapat dimengerti. Selanjutnya, responden yang
bersedia berpartisipasi akan menandatangani surat persetujuan (informed
consent).

4.4. Simpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
penelitian ini memiliki landasan ilmiah yang kuat. Bermanfaat untuk
dilaksanakan dengan cara yang baik, tidak membahayakan responden dan
menghormati responden sebagai manusia yang penuh martabat dan harga diri.
Peneliti yakin bahwa penelitian ini layak etik untuk dilaksanakan.

Universitas Muhammadiyah Palembang


48

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Ayub. 2013. Motivasi dan Strategi Belajar Siswa dalam Pendidikan Pembelajaran Berbasis
Masalah dan Collaborative Learning di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.
Makassar : Universitas Hasanuddin.

Abror, A. Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogya: Tiara Wacana.

Aruan N. 2013. Gambaran Kesiapan Self-Directed Learning Pada Mahasiswa Tahap Pendidikan Klinik
UIN SYARIF Hidayatullah Dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan (skripsi). Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Darmayanti T. 2001. Self-Directed Learning Readiness Scale: Adaptasi Instrumen.


(http://simpen.lppm.ut.ac.id, diakses pada 16 Juli 2017).

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dwifitri, Amelia.2016. Penerapan Problem Based Learning (PBL) Dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Journal Kedokteran dan Kesehatan Vol 1 No.4 . Jambi: Fakultas Kedokteran
Universitas Jambi.

Endriani,R. 2009. Pendapat Mahasiswa Terhadap Implementasi Kurikulum berbasis Kompetensi (KBK)
dengan Problem Base Learning di Fakultas Kedokteran Universitas Riau Pekanbaru.Journal
Jilid 3 No.1. Pekanbaru: Universitas Riau.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Gijselaers. 2005. The tutorial process in problem-based learning. Diakses pada tanggal 16 Agustus
2017 (http://www2.glos.ac.uk/offload/ceal/resources/tutorial.pdf.)

Universitas Muhammadiyah Palembang


49

Hamalik, Umar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Harsono. 2005. Pengantar Problem Based Learning. Yogyakarta: UGM.

Hellock J. 2009. A Praticial Guide dor Medicine Teachers. China: Churchill Livingstone Elsevier.

Islamuddin, H. 2012. Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Izzati, Galuh. 2017. Hubungan Pengetahuan Seven Jumps Dengan Penerapan Proses Pembelajaran
Tutorial Pada Mahasiswa Div Kebidanan Tahun Kedua Di Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Tahun 2017. Yogyakarta : Universitas Aisyiyah.

Indrajanti, M. 2015. Peran Problem Based Learning dalam Proses Belajar Mengajar. Jurnal
Kedokteran Meditek volume 21 No.55 Januari-April 2015.Jakarta : Universitas Kristen Krida
Wacana.

Khan, A., Al-Swailmi, K. 2015. Perceptions of faculty and students regarding Problem Based
Learning: A mixedmethods study. Journal of Department of Surgery Volume 65 No.12.
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26627518, diakses pada 16 Juli 2017).

Konsil Kedokteran Indonesia.2012. Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. Jakarta: Konsil
Kedokteran Indonesia.

Latukonsina, Vina.2015. Evaluasi Diri Problem Based Learning (PBL) Pada Blok Biomedik 5
Mahasiswa Semester 2 Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura. Jurnal Kedokteran
Molucca Medika volume 5 NO.1. Ambon: Universitas Pattimura.Loyens SMM, Magda J,
Rikers RMJP. 2008. Self-directed learning in problembased learning and its relationships
with self-regulated learning. Journal Educational Psychology Review Volume 20
(https://repub.eur.nl/pub/14250/, diakses pada 16 Juli 2017).

Lisiswanti,R., Sanusi,R. Prihatiningsih,T.S. 2015. Hubungan Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa
Kedokteran. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia vol. 1 No. 4 . Yogyakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Liu M. 2005. Motivating Students Through Problem-based Learning. Austin: University of Texas.

Mahardika, N.2017. Hubungan Kesiapan Belajar Mandiri Dengan Performa Mahasiswa Fk Unila
Angkatan 2015 Dalam Mengikuti Tutorial Blok Spesial Sense(Skripsi). Lampung :
Universitas Lampung.

Margono.2004.Metodologi Penelitian Pendidika. Jakarta: Rineka Cipta.

Martinus, Rahayu GR, Emilia O. 2012. Pengaruh kinerja tutor terhadap kemandirian belajar mahasiswa
dalam Problem based learning di Fakultas Kedokteran UISU. Jurnal pendidikan kedokteran
Indonesia. Medan: Universitas UISU.

Nila. 2009. Efektivitas Pelaksanaan Diskusi Tutorial PBL Dengan Metode Seven Jumps Dalam Memacu
Critical Thinking Mahasiswa PSIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta:
UMY.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Oktafany. 2016. Hubungan Kinerja Tutor Dengan Kegiatan Belajar Mandiri Dan Pelaporan Hasil
Belajar Mandiri Dalam Diskusi Problem Based Learning Di Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung(Tesis). Jakarta: Universitas Indonesia.

Pioh, Virgin. 2016. Efektivitas kelompok diskusi tutorial problem based learning di Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Universitas Muhammadiyah Palembang


50

Prihanti,G.S.2010. Hubungan antara gaya belajar dan tingkat stres mahasis.wa dengan partisipasi dalam
tutorial(Tesis).Jakarta: Universitas Indonesia.

Risnita. 2012. Pengembangan skala model Likert. Jurnal Pendidikan Vol. 3. Jambi: IAIN.

Rusman. 2013. Model - Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sastroasmoro, S. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi ke – 4. Jakarta : Sagung Seto.

Secondira V, Retno G, Suhoyo Y. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Fakultas


Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk Melaksanakan Pembelajaran yang Konstruktif,
Mandiri, Kolaboratif dan Kontekstual dalam Problem-Based-Learning(Tesis). Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.

Sugiyono. 2005.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukiati, A. 2010. Pengaruh Tingkat Intelegensi dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Akademik
Siswa Kelas II SMA Negeri 99 Jakarta(Skripsi) . Jakarta: Universitas Gunadarma.

Uno HB. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.

Van Berkel J, Dolman. 2006. The influence of tutoring competencies in problem group functioning and
student assesment in Problem Based Learning. Medical Education.
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16869917, diakses pada 16 Juli 2017

Universitas Muhammadiyah Palembang


51

BIODATA

Nama : Viena Aprilia


Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 5 April 1995
Alamat : Jalan Jambu no 10, Mayor Zen Palembang. Sumatera
Selatan.
Telp/Hp : 0812-711-4885
Email : Vienaaprilia5495@gmail.com
Agama : Islam
Nama Orang Tua
Ayah : Taufik Madjid SE
Ibu : DR Triana Rospita SE MM
Jumlah Saudara :2
Anak Ke :2
Riwayat Pendidikan : 1. TK PUSRI 1999
2. SD PUSRI2000-2006
3. SMP PUSRI Palembang tahun 2007-2009
4. SMA Kusuma Bangsa tahun 2010-2012
5. Fakultas Kedokteran Maranatha 2013
6. Fakultas Kedokteran UMP tahun 2014-sekarang

Universitas Muhammadiyah Palembang


52

Palembang, September 2017

(Viena Aprilia)

Lampiran 1
PENGARUH PERSEPSI MAHASIWA DENGAN
PENERAPAN SEVEN JUMPS STEP TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya Viena Aprilia, Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas


Muhammadiyah Palembang, akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Persepsi Mahasiwa Dengan Penerapan Seven Jumps Step Terhadap Motivasi
Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar
mahasiswa dalam tutorial.
Saya mengajak para mahasiswa sekalian untuk ikut dalam penelitian ini
dengan jangka waktu keikutsertaan masing-masing subjek sekitar 15 menit.

Universitas Muhammadiyah Palembang


53

a. Keikutsertaan untuk ikut penelitian


Keikutsertaan mahasiswa dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela dan dapat
menolak untuk ikut dalam penelitian ini atau dapat berhenti sewaktu-waktu tanpa
denda atau sesuatu apapun.
b. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara mahasiswa/ mahasiswi cukup memberikan
tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat
mengenai seven jumps step dan motivasi belajar dalam tutorial. Setiap pernyataan
mengharapkan hanya ada satu jawaban. Setiap angka akan mewakili tingkat
kesesuaian dengan pendapat mahasiswa seklaian. Skor/Nilai jawaban adalah sebagai
berikut :

Skor/Nilai 1 : Sangat tidak setuju (STS)

Skor/Nilai 2 : Tidak setuju (TS)

Skor/Nilai 3 : S (Setuju)

Skor/Nilai 4 : SS (Sangat Setuju)

c. Kewajiban Subjek Penelitian


Peneliti memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang pengisian kuisioner
sesuai pendapat masing - masing. Peneliti tidak akan menjelaskan lebih lanjut
mengenai seven jumps step karena responden dianggap telah mengetahui. Peneliti
hanya memberikan penjelasan mengenai maksud setiap pertanyaan yang diajukan
dalam kuisioner yang mugkin belum sepenuhnya dimengerti responden.
d. Risiko dan Efek Samping dan Penanganannya
Tidak ada risiko dan efek samping dalam penelitian ini, karena perlakuan yang
diberikan kepada para atlet sekalian merupakan perlakuan yang tidak
membahayakan.
e. Manfaat
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah dapat menjadi sumber
bacaan ilmiah untuk menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan

Universitas Muhammadiyah Palembang


54

masyarakat umum dan tenaga medis mengenai seven jumps step dalam memotivasi
belajar.
f. Kerahasiaan
Informasi yang didapatkan dari mahasiswa terkait dengan penelitian ini akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah (Ilmu Pengetahuan).

Para mahasiswa sekalian diberikan kesempatan untuk menanyakan semua hal yang
belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu ada efek samping
atau membutuhkan penjelasan lebih lanjut, atlet dapat menghubungi saya Viena
Aprilia, No. HP 08127114885, Alamat: Jl. Jambu no. 10 Kalidoni Palembang.

Lampiran 2 PENGARUH PERSEPSI MAHASIWA DENGAN


PENERAPAN SEVEN JUMPS STEP TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)


(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :...................................................................

NIM :

Fakultas : Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Universitas Muhammadiyah Palembang


55

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dan manfaat


penelitian yang dilakukan oleh Viena Aprilia yang berjudul :

Hubungan Penerapan Langkah Seven Jumps Step dengan Motivasi


Belajar Mahasiswa dalam proses Problem Base Learning (PBL) di
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Saya menyetujui untuk menjadi informan penelitian dan


keikutsertaan saya dalam penelitian ini bersifat sukarela tanpa adanya
paksaan.
Palembang, ……….....2017

Peneliti Informan
penelitian,

Viena Aprilia (……………………………..)

Lampiran 3 PENGARUH PERSEPSI MAHASIWA DENGAN


PENERAPAN SEVEN JUMPS STEP TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG

KUESIONER

Angkatan :………………

Nama Responden :…………………………………………………………

Jenis Kelamin* :  Laki-Laki  Perempuan

A. Penerapan Seven Jumps Step Tutorial

Universitas Muhammadiyah Palembang


56

Tabel 1. Pendapat Mahasiswa Terhadap Langkah Seven Jumps Step Tutorial

No. Pernyataan Sangat Setuju Tidak Sangat


Setuju Setuju Tidak
Setuju

1. Mahasiwa merasa langkah diskusi


“seven jumps” sudah saya kenal
dengan dengan baik sebelum sesi
diskusi/tutorial berlangsung.

2. Mahasiswa merasa tidak mengalami


kesulitan memahami dan
menerapkan sebagian atau seluruh
langkah-langkah diskusi “seven
jumps” dalam tutorial.

Apabila tidak setuju, Tuliskan


langkah mana dari “seven jumps”
yang belum Anda pahami :

3. Mahasiswa merasa mampu


mengidentifikasi dan
mengklarifikasi istilah/terminologi
penting dalam skenario dengan baik
(langkah 1).

4. Mahasiswa merasa mampu


mengidentifikasi dan menetapkan
permasalahan dalam skenario
dengan baik (langkah 2).

5. Mahasiswa merasa proses


brainstorming permasalahan dan
kemungkinan penjelasan

Universitas Muhammadiyah Palembang


57

permasalahan sesuai pengetahuan


awal mahasiswa berjalan dengan
baik (langkah 3).

6. Mahasiswa merasa mampu


menyusun kerangka konsep dengan
baik (langkah 4).

7. Mahasiswa merasa kelompok diskusi


mampu memformulasikan dan
menetapkan tujuan belajar yang
komprehensif sesuai learning
objective yang ditetapkan (langkah
5).

8 Mahasiswa merasa seluruh anggota


kelompok melaksanakan kegiatan
belajar mandiri (mencari informasi
sesuai tujuan belajar) dengan baik
(langkah 6).

9. Mahasiswa merasa setiap anggota


kelompok mampu berbagi hasil
belajar mandiri, mampu
memaparkan hasil belajarnya kepada
kelompok dengan baik (langkah 7).

10. Mahasiswa merasa Hasil


pembelajaran mampu mencapai
seluruh tujuan belajar kelompok
yang telah ditetapkan pada langkah
(7).

Universitas Muhammadiyah Palembang


58

B. Motivasi Belajar

Tabel 2. Pendapat Mahasiswa Langkah Seven Jumps Step Tutorial terhadap motivasi
belajar.

No. Pernyataan Sangat Setuju Tidak Sangat


Setuju Setuju Tidak
Setuju

1. Secara umum, saya sangat berminat


mengikuti jalannya diskusi ini.

2. Diskusi ini membantu saya


memahami materi yang sedang saya
pelajari.

3. Saya puas dengan proses dan hasil


diskusi yang telah dilakukan.

4. Setelah diskusi selesai, masih


terdapat beberapa hal yang belum
jelas sehingga saya ingin
mempelajarinya lebih lanjut

5. Saya sangat tertarik memahami


materi tutorial ini berdasarkan hasil
diskusi kelompok.

Universitas Muhammadiyah Palembang


59

6. Dalam tutorial ini, saya dapat


mempelajari sesuatu yang baru.

7. Saya yakin dapat belajar mandiri dan


mengerjakan tugas tutorial sendiri.

8. Saya percaya diri dapat memahami


tujuan pembelajaran tutorial ini.

9. Saya percaya akan mendapatkan


nilai yang baik dalam tutorial ini.

10. Melihat teman-temen yang selalu


inisiatif dalam proses tutorial,
membuat saya bersedia meluangkan
waktu untuk belajar.

11. Saya ingin melakukan yang terbaik


dalam tutorial kelompok untuk
menunjukkan kemampuan saya
kepada teman dan lainnya dalam
diskusi.

Universitas Muhammadiyah Palembang

Anda mungkin juga menyukai