Anda di halaman 1dari 6

KEMUKJIZATAN Al-QUR’AN DARI SEGI BAHASA, ILMIAH, DAN SYARIAT

- Mukjizat Al-Qur’an Dari Segi Bahasa


Gaya bahasa yang digunakan Al-Quran berbeda dengan gaya bahasa yang
digunakan oleh orang-orang Arab. gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang Arab pada
saat itu kagum dan terpesona. Walaupun Al-Quran menggunakan bahasa Arab sebagai
bahasa pengantarnya, kalimat demi kalimat mengandung unsur sastra yang sangat baik
namun tetap mudah dipahami tanpa mengurangi sedikitpun kandungan misteri di
dalamnya. Hal tersebut karena keistimewaan aspek gaya ba-hasa yang digunakan oleh
Al-Quran. Bahkan, Umar bin Khaththab pun yang mu-lanya dikenal sebagai seorang
yang paling memusuhi Nabi Muhammad SAW dan bahkan berusaha untuk
membunuhnya, memutuskan untuk masuk Islam dan beriman pada kerasulan
Muhammad hanya karena membaca petikan ayat-ayat Al-Qur’an.
Susunan Al-Qur’an tidak dapat disamakan oleh karya sebaik apapun. 1 Menurut
Muhammad ‘Abd Allah Darrāz, jika diperhatikan secara seksama dalam al-Qur’an
banyak terdapat rahasia kemukjizatannya dari segi bahasa. Hal itu terlihat dari
keteraturan bunyinya yang indah melalui nada-nada hurufnya.2
Pada dasarnya, bunyi-bunyi bahasa terbagi menjadi dua jenis: konsonan dan
vokal. Konsonan adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan menghambat aliran
udara di salah satu tempat dalam saluran suara di atas glottis (misalnya: b, c dan d).
Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan getaran pita suara, dan tanpa
penyempitan dalam saluran suara di atas glottis (misalnya: a, i, u, e, o).3 Dalam
literatur Arab, konsonan (shawāmit) terbagi tujuh bagian:
a. Plosif (shawāmit infijāriyyah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan
penutupan pita suara yang di belakangnya udara terkumpul. Kelompok ini
adalah ba, ta, tha, dlad, kaf, dan qaf.
b. Nasal (shawāmit anfiyyah), yaitu bunyi suara yang dihasilkan dengan
mengeluarkan udara melalui hidung. Huruf-huruf yang termasuk kelompok ini
adalah mim dan wau.
c. Lateral (shawāmit munharifah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan
penutupan sebagian lidah. Huruf yang masuk kelompok ini adalah lam.
d. Getar (shawāmit muharrarah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan arti
kulator yang bergetar secara cepat. Huruf yang termasuk dalam kelompok ini
adalah ra.
e. Frikatif (shawāmit iftikākiyyah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan
penyempitan tempat keluar udara sehingga terjadi pergeseran. Huruf-huruf
yang masuk kelompok ini adalah fa, tsa, sin, shad, zay, ghain, dan ‘ain.
1
Muhammad ‘Alī Al-Shābūnī. al-Tibyān fi ‘Ulūm Al-Qur`ān, (Damaskus: Maktabah Al-Ghazālī, 1390
H), hlm. 105
2
Muhammad ‘Abd Allah Darrāz, al-Naba` al-‘Adhīm, sebagaimana di kutip oleh Mannā’ al-Qaththān,
Mabāhits fī ‘Ulūm Al-Qur`ān, (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1995), hlm. 267-268
3
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: Gramedia, 1983), hlm. 91, 177
f. Plosif frikatif (shawāmit infijāriyyah-iftikākiyyah), yaitu bunyi bahasa yang
dihasilkan dengan proses perpaduan antara plosif dan frikatif. huruf yang
masuk kelompok ini adalah jim.
g. Semivokal (asybah al-shaut), yaitu bunyi bahasa yang memiliki ciri vokal
maupun konsonan, mempunyai sedikit geseran, dan tidak muncul sebagai inti
suku kata. Huruf-huruf yang termasuk kelompok ini adalah wau dan ya’4
- Mukjizat Al-Qur’an Dari Segi Ilmiah
Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa Alquran ada yang
mengandung teori ilmiah. Hal tersebut bahkan mendapat sambutan hangat dan
mengalami perkembangan yang pesat, namun disisi lain mendapat kritikan dari
sebagian ulama, seperti al-Syatibi dalam bukunya beliau mengatakan, “banyak yang
bersifat keterlaluan dalam memahami Al-Quran sehingga mereka mengaitkannya
dengan semua ilmu pengetahuan”.
Kemukjizatan Al-Quran tidak sekedar meletakkan pada cakupannya dengan
teori-teori ilmiah saja yang selalu baru dan berubah, tetapi cakupannya terletak pada
motivasinya untuk berpikir menggunakan akal. Dari sudut pandang ini Imam Al-
Ghazali serius dalam menggalakkan penafsiran ilmiah.
Ustadz Afif Thabarah yang mengklarifikasi tentang pembuktian ilmiah yang
dinukilkan dari kitabnya Ruh al-Din al-Islamiah. Teori ilmiah Alquran berupa:
a. Kesatuan Alam
Teori ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa bumi
adalah salah satu dari kumpulan planet yang telah memisah darinya dan
membeku sehingga cocok untuk dihuni manusia. Teori ini didukung oleh
adanya gunung yang memuntahkan lahar panas. Teori ini seperti yang terdapat
dalam surat al-Ambiya’ [21] ayat 30 sebagai berikut:
‫ ِمنَ ْال َم ۤا ِء ُك َّل َش ْي ٍء‬W‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْق ٰنهُ َم ۗا َو َج َع ْلنَا‬ ِ ‫اَ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذ ْينَ َكفَر ُْٓوا اَ َّن السَّمٰ ٰو‬
َ ْ‫ت َوااْل َر‬
٣٠ َ‫َح ۗ ٍّي اَفَاَل ي ُْؤ ِمنُوْ ن‬
Artinya: “ Tidaklah orang-orang kafir tahu bahwa beberapa langit dan atau
keduanya bersatu, lalu kami belah keduanya? Kami jadikan tiap-tiap
sesuatu yang hidup dari air. Tidaklah mereka percaya?” (QS. Al-
Ambiya’ [21] : 30)

b. Terjadinya perkawinan dalam tiap-tiap benda


Orang-orang berkeyakinan bahwa perkawinan hanya terjadi antara laki-
laki dan perempuan dan hanya akan terjadi pada jenisnya itu, manusia dan
hewan. Kemudian ilmu pengetahuan modern menetapkan bahwa perkawinan
akan terjadi pula pada tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati, demikian juga
pada tiap-tiap benda terdapat perkawinan. Bahkan sampai listrik sekalipun
4
Mahmūd Ahmad Najlah, Lughah al-Qur`ān Fī al-Juz ‘Amma, (Beirut: Dār al-Nahdlah
Al-‘Arabiyyah, 1981), hlm. 332-334
berpasangan min dan plus, dan seterusnya. Firman Allah dalam surat Al-
Zariyat [51] ayat 49 menjelaskan:
٤٩ َ‫َو ِم ْن ُكلِّ َش ْي ٍء َخلَ ْقنَا َزوْ َج ْي ِن لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬
Artinya: “Tiap-tiap sesuatu kami jadikan berpasangan (jantan dan betina),
semoga kamu sekalian mendapat peringatan” (QS. Al-Zariyat [51] :
49)
c. Perbedaan sidik jari manusia
Pada beberapa abad yang silam tepatnya di Inggris tahun 1884 M telah
digunakan cara mengenali seseorang lewat sidik jarinya. Kemudian cara itu
dilakukan oleh setiap Negara. Hal ini dipahami bahwa kulit jari manusia
mempunyai garis yang berbeda-beda dan tidak akan pernah bias berubah.
Berbeda dengan garis tubuh lainnya, maka garis jari-jari ini tiap orang pasti
berbeda dengan yang lainnya, tiada kada yang sama atau serupa.
Sesungguhnya hal ini pun mukjizat Tuhan sebagaimana firmannya dalam
Alquran surat al-Qiyamah [75] ayat 3-4:
Wَ ‫ بَ ٰلى ٰق ِد ِر ْينَ ع َٰلٓى اَ ْن نُّ َس ِّو‬٣ ۗ ٗ‫اَيَحْ َسبُ ااْل ِ ْن َسانُ اَلَّ ْن نَّجْ َم َع ِعظَا َمه‬
٤ ٗ‫ي بَنَانَه‬
Artinya: “Adakah manusia mampu mengira bahwa kami tidak akan
mengumpulkan tulang-tulangnya? Ya, kami kuasa mengembalikan
semua jari-jarinya (meski kecil-kecil) (QS. Al-Qiyamah [75] : 3-4)
d. Berkurangnya Oksigen
Sejak manusia mampu menyeruak ruang angkasa dengan pesawat maka
dengan pengamatan dan para ilmuan sampai pada kesimpulan bahwa di
angkasa itu kurang oksigen. Manakala penerbang meluncur tinggi ke ruang
angkasa, dadanya terasa sesak dan sulit bernafas. Oleh karena itu para
penerbang butuh oksigen buatan. Penemuan ini disinggung dalam Alquran
jauh sebelum manusia melakukan penerbangan seperti dalam firman Allah
dalam surat al-An’am [6] ayat 125:
‫هّٰللا‬
‫يِّقًا‬W‫ض‬ َ ْ‫ل‬WW‫لَّهٗ يَجْ َع‬W‫ُّض‬
َ ‫ ْد َر ٗه‬W‫ص‬ ِ ‫اَل ۚ ِم َو َم ْن ي ُِّر ْد اَ ْن ي‬W‫ ْد َر ٗه لِاْل ِ ْس‬W‫ص‬
َ ْ‫ َرح‬W‫هٗ يَ ْش‬WWَ‫فَ َم ْن ي ُِّر ِد ُ اَ ْن يَّ ْه ِدي‬
‫هّٰللا‬
١٢٥ َ‫س َعلَى الَّ ِذ ْينَ اَل ي ُْؤ ِمنُوْ ن‬ َ ْ‫ص َّع ُد فِى ال َّس َم ۤا ۗ ِء َك ٰذلِكَ يَجْ َع ُل ُ الرِّج‬ َّ َ‫َح َرجًا َكاَنَّ َما ي‬
Artinya: “Barang siapa yang Allah.menghendaki, akan memberikan
kepadanya
petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk memeluk agama
Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya,
niscaya Allah jadikan dadanya sesat lagi sempit seolah-olah ia
sedang
naik ke langit”(QS. Al-An’am [6] : 125)
e. Khasiat Madu dan Daftar Istilah
Dari hasil penelitian USA bahwa dalam 100 gr madu akan terdapat
beberapa khasiat dan juga banyak zat yang terdapat didalamnya. Hal ini biasa
langsung diserap oleh usus tanpa melalui proses mineral kalsium sebagai
pembentukan tulang dan gigi. Teori modern ini sesuai dengan firman Allah
dalam Surah An-Nahl ayat 69 sebagai pembentuk tulang dan sebagainya.
Dari teori-teori ilmiah lain dalam Al-Quran tentang sel-sel manusia,
pembagian atom serta manunggalnya alam kosmos, dan masih banyak lagi
teori ilmiah yang terdapat dalam Al-Quran sebagai bagian dari I’jaz - I’jaz Al-
Quran.5
- Mukjizat Al-Qur’an Dari Segi Syariat
Dalam sejarah kehidupannya, manusia telah banyak mengenal berbagai macam
doktrin, pandangan hidup, sistem dan perundang-undangan yang bertujuan
membangun hakikat kebahagiaan individu di dalam masyarakat. Namun tidak satupun
dari padanya yang dapat mencapai seperti yang dicapai Alquran dalam kemukjizatan
syariatnya.6
Tak kalah menakjubkan lagi ketika Al-Qur`an berbicara tentang hukum
(syariat) baik yang bersifat individu, sosial (pidana, perdata, ekonomi serta politik)
dan ibadah. Sepanjang sejarah peradaban umat, manusia selalu berusaha membuat
hukum-hukum yang mengatur sekaligus sebagai landasan hidup mereka dalam
kehidupan mereka. Namun demikian hukum-hukum tersebut selalu direkonstruksi
diamandement bahkan dihapuskan sesuai dengan tingkat kemajuan intelekstualitas dan
kebutuhan dalam kehidupan sosial yang semakin kompleks. Perkara ini tak berlaku
pada Alquran. Hukum-hukum Alquran selalu kontekstual berlaku sepanjang hayat,
dimanapun dan kapanpun karena Alquran datang dari Zat yang Maha Adil lagi
Bijaksana.
Dalam menetapkan hukum Al-Qur`an menggunakan cara-cara sebagai berikut;
a. Pertama, secara mujmal. Cara ini digunakan dalam banyak urusan ibadah
yaitu dengan menerangkan pokok-pokok hokum saja. Demikian pula
tentang mu’amalat badaniyah Alquran hanya mengungkapkan kaidah-
kaidah secara kuliyah. Sedangkan perinciannya diserahkan pada Sunnah
dan ijtihad para mujtahid.
b. Kedua, hukum yang agak jelas dan terperinci. Misalnya hukum jihad,
undang-undang perang hubungan umat Islam dengan umat lain, hukum
tawanan dan rampasan perang. Seperti QS. Al-Taubah [9] ayat 41:
‫ ٌر لَّ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬Wْ‫بِ ْي ِل هّٰللا ِ ٰۗذلِ ُك ْم خَ ي‬W‫ ُك ْم فِ ْي َس‬W‫ا َ ْم َوالِ ُك ْم َواَ ْنفُ ِس‬Wِ‫ ب‬W‫ ُدوْ ا‬W‫ااًل َّو َجا ِه‬Wَ‫ا َّوثِق‬Wً‫اِ ْنفِرُوْ ا ِخفَاف‬
٤١ َ‫تَ ْعلَ ُموْ ن‬
Artinya: “Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun

5
Muhammad Amin, ”Menyingkap Sisi Kemukjizatan Al-Quran”. Jurnal At-Tibyan. Vol. 2 No.2, Desember 2017,
hal. 184.
6
Manna al-Qathan, “Mabahits fi Ulum Alquran” diterjemahkan oleh Aunur Rafiq El-
Mazni, Pengantar Studi Alquran, (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2010), cet. Ke-10, h. 345
berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan
Allah.
Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui.” (QS. At-Taubah [9] : 41)
c. Ketiga, jelas dan terpeinci. Diantara hukum-hukum ini adalah masalah
hutang-piutang QS. Al-Baqarah, [2] ayat 282. Tentang makanan yang halal
dan haram, QS. An-Nis`a’ [4] aya 29. Tentang sumpah, QS. An-Nahl [16]
ayat 94. Tentang perintah memelihara kehormatan wanita, diantara QS. Al-
Ahzab [33] ayat 59, dan perkawinan QS. An-Nisa` [4] ayat 22.
Yang menarik diantara hukum-hukum tersebut adalah bagaimana Tuhan
memformat setiap hukum atas dasar keadilan dan keseimbangan baik untuk jasmani
dan rohani,individu maupun sosial sekaligus ketuhanan. Misalnya sholat yang
hukumnya wajib bagi setiap muslim yang sudah aqil-balig dan tidak boleh
ditinggalkan atau diganti dengan apapun.
Dari segi gerakan banyak penelitian yang ternyata gerakan shalat sangat
mempengaruhi saraf manusia, yang intinya kalau shalat dilakukan dengan benar dan
khusuk (konsentrasi) maka dapat menetralisir dari segala penyakit yang terkait dengan
saraf, kelumpuhan misalnya.
Juga shalat yang kusuk merupakan bentuk meditasi yang luar biasa, sehingga
apabila seseorang melakukan dengan baik maka jiwanya akan selamat dari goncangan
– goncangan yang mengakibatkan stres hingga gila. Dalam konteks sosial shalat
mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar seperti dijelaskan dalam QS.
Al-‘Ankabut [29] ayat 45:
‫ ُر‬Wَ‫ر هّٰللا ِ اَ ْكب‬Wُ ‫ ِذ ْك‬Wَ‫م الص َّٰلو ۗةَ اِ َّن الص َّٰلوةَ تَ ْن ٰهى ع َِن ْالفَحْ َش ۤا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َۗول‬Wِِ‫ب َواَق‬
ِ ‫اُ ْت ُل َمٓا اُوْ ِح َي اِلَ ْيكَ ِمنَ ْال ِك ٰت‬
٤٥ َ‫ۗ َوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم َما تَصْ نَعُوْ ن‬
Artinya: “Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Alquran)
dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-‘Ankabut [29] : 4)
Contoh lain misalnya al-Qur`an Ali Imran [3] ayat 159 yang menanamkan
sistem hukum sosial dengan berdasar pada asas musyawarah.
‫هّٰللا‬
ْ‫تَ ْغفِر‬WW‫اس‬
ْ ‫ب اَل ْنفَضُّ وْ ا ِم ْن َحوْ لِكَ ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َو‬ ِ ‫ َغلِ ْيظَ ْالقَ ْل‬W‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۚ َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا‬
١٥٩ َ‫م فِى ااْل َ ْم ۚ ِر فَاِ َذا َع َز ْمتَ فَت ََو َّكلْ َعلَى هّٰللا ِ ۗ اِ َّن هّٰللا َ ي ُِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِ ْين‬Wُْ‫اورْ ه‬
ِ ‫لَهُ ْم َو َش‬
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut
terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
(QS. Ali Imran [3] : 159)
Ayat di atas menganjurkan untuk menyelesaikan semua problem sosial dengan
asas musyawarah agar dapat memenuhi keadilan bersama dan tidak ada yang
dirugikan. Nilai yang dapat diambil adalah bagaimana manusia harus mampu
bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompoknya, karena hasil keputusan
dengan musyawarah adalah keputusan bersama. Dengan demikian keutuhan
masyarakat tetap terjaga. Ayat selanjutnya apabila sudah sepakat dan saling
bertanggung jawab maka bertawakkal kepada Allah. Hal ini mengindikasikan harus
adanya kekuasaan mutlak yang menjadi sentral semua hukum dan sistem tata nilai
manusia.
Al-Baqalani juga menitikberatkan aspek I’jaz Alquran pada tiga hal, yaitu:
1. Rasulullah tidak mengenal baca tulis Alquran (ummi) kenyataan ini
merupakan bukti konkrit bahwa Alquran bukan buatan Nabi Muhammad
SAW.
2. Info Alquran tentang persoalan-persoalan ghaib, misalnya kemenangan
Romawi atas Persia setelah Persia mengalahkan Romawi.
3. Tidak ada kontradiksi dalam Alquran. Sekiranya hasil karya Muhammad
maka pasti akan terjadi kontradiksi di dalamnya.
Sementara Al-Qurtubi mengemukakan sepuluh aspek I’jaz Alquran yaitu:
1. Aspek bahasanya yang mengungguli seluruh cabang bahasa Arab
2. Aspek bahasanya yang mengungguli keindahan bahasa Arab
3. Aspek eksistensinya yang tak tertandingi
4. Aspek hukumnya yang universal dan manusia
5. Aspek informasinya yang menembus persoalan-persoalan ghaib
6. Aspek keteraturan dan sejalan dengan sains (natural science)
7. Aspek pengetahuan yang dikandungnya
8. Aspek kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia
9. Aspek pengaruhnya terhadap kalbu manusia
10. Aspek kebenaran atas janji-janjinya, baik berupa rahmat atau ancaman.

Anda mungkin juga menyukai