Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENGIRIMAN LIMBAH B3 DAN OBAT KADALUARSA

TAHUN ANGGARAN 2020


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENGIRIMAN LIMBAH B3 DAN OBAT KADALUARSA

I. LATAR BELAKANG

Dalam Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28 menegaskan bahwa warga setiap
warga negara berhak untuk hidup dalam lingkungan hidup yang baik dan sehat. Oleh karena
itu negara wajib melindungi warga negaranya dengan membuat peraturan yang menjamin
kelestarian lingkungan hidup. (UUD 1945, n.d.). Sejalan dengan salah satu tujuan yang harus
dicapai pada Sustainable DevelopmentGoals(SDGs)yang berwawasan lingkungan yaitu
pelestarian lingkungan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.

Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah bahan farmasi menjadi


kekhawatiran global. ditemukan jejak limbah farmasi dilingkungan akuatik memiliki potensi
menimbulkan efek berbahaya bagi kehidupan akuatik. Sumber yang signifikan dari limbah
farmasi di lingkungan adalah pembuangan obat-obatan yang kedaluwarsa/sisa/tidak terpakai.
Studi yang dilakukan (Shaaban, Alghamdi, Alhamed, Alziadi, & Mostafa, 2018) mendapatkan
kesimpulan bahwa sebagian besar obat kedaluwarsa dibuang melalui limbah rumah tangga
atau di saluran pembuangan air. Praktek tersebut dapat menyebabkan efek merugikan bagi
manusia dan satwa liar. Mayoritas masyarakat sadar tentang bahaya obat-obatan namun tidak
semua sadar akan keterkaitan bahaya atau resikonya terhadap lingkungan.

Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya di singkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/ atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau merusak lingkungan, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Limbah bahan berbahaya dan beracun,
yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3. (Kementrian LHK RI, 2009)

Limbah pelayanan kesehatan berbeda dengan limbah dari perusahaan atau limbah
rumah tangga pada umumnya khususnya dari karakteristiknya sehingga diperlukan upaya
pengelolaan yang lebih spesifik. Apabila tidak dilakukan pengelolaan dengan benar akan
menimbulkan potensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Pencemaran lingkungan yang
terjadi akibat limbah medis akan kembali berdampak terhadap kesehatan baik pero- rangan
maupun masyarakat sekitar. Permasalahan pengelolaan limbah khususnya limbah medis
menjadi masalah dan tantangan bagi setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. Karena
pengelolaan limbah medis membutuhkan biaya yang cukup besar dan aturan yang wajib
dipenuhi oleh penghasil limbah sebagai syarat dari upaya pengelolaan yang ada. (Rosihan
Adhani, 2018)

Limbah Farmasi adalah limbah yang mencakup produk farmasi yang sudah
kedaluwarsa, tidak digunakan, tumpah, atau terkontaminasi sehingga harus dibuang. Dari
karakteristiknya maka limbah farmasi termasuk dalam kategori limbah B3. Produk farmasi
dalam hal ini obat kedaluwarsa adalah obat yang telah melewati tanggal kedaluwarsa
ditentukan berdasarkan obat yang disimpan di bawah kondisi ideal yang disarankan produsen
dari aspek kondisi suhu, kelembaban, paparan cahaya, dan integritas pengemasan. (ICH,
2002). Tanggal kedaluwarsa yang ditentukan oleh produsen produk obat berarti bahwa obat
harus memenuhi standar yang berlaku dari identitas, kemurnian, kekuatan dan kualitas pada
saat digunakan, asalkan itu disimpan dalam kondisi penyimpanan yang ditunjukkan oleh
produsen. (Farrugia, 2005)

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan P e n g i r i m a n L i m b a h B 3 d a n O b a t K a d a l u a r s a
adalah diperlukan upaya pengelolaan yang lebih spesifik untuk mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan.

2
III. KEGUNAAN
Kegunaan P e n g i r i m a n L i m b a h B 3 d a n O b a t K a d a l u a r s a adalah menjaga
lingkungan dari cemaran bahan berbahaya dan fungsi gudang sebagai tempat penyimpanan
sediaan/perbekalan kesehatan di manfaatkan secara maksimal.

IV. NAMA DAN KEGIATAN SATUAN KERJA DAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN
1. Nama OPD : Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
2. Nama KPA : Drs. AYONNI RIZAL, Apt., M. Kes

3. Alamat : Jalan Yos Sudarso No. 09 Palangka Raya

4. Nama Program : Peningkatan Ketersediaan, Mutu Obat dan Alat Kesehatan

5. Judul Pekerjaan : Pengiriman Limbah B3 dan Obat Kadaluarsa

6. Nomor RUP : 26350659

7. Nilai Pagu : Rp. 400.000.000,- ( Empat Ratus Juta Rupiah )

V. SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini dibiayai dari DPPA - SKPD Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Tengah Nomor 188.44/522/DPPA-SKPD/2020 tanggal 30 September 2020.

VI. JENIS KONTRAK DAN PEMBAYARAN


Pelaksanaan pekerjaan Pengiriman Limbah B3 dan Obat Kadaluarsa menggunakan harga
satuan (kg) dan dibayar sesuai kuantitas barang yang diangkut/dikirim/ dimusnahkan.
Pembayaran dilaksanakan secara sekaligus di akhir pekerjaan tanpa uang muka dengan
menghitung jumlah kuantitas barang yang dimusnahkan (kg) dengan acuan SBBK
pengangkutan dan atau sertifikat pemusnahan.
Untuk proses Pengajuan pembayaran, dokumen dilengkapi dengan Berita Acara pemeriksaan
Pekerjaan oleh Tim PPHP Dinas Kesehatan Prov. Kalteng serta dokumen Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan dari Penyedia.

VII. LINGKUP PEKERJAAN DAN LOKASI PEKERJAAN


A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan adalah jasa transportasi/pengangkutan limbah B3 dan obat
kadaluarsa untuk dimusnahkan ditempat pengelolaan yang spesifik.

B. Lokasi Kegiatan
Tempat pengelolaan limbah B3 di wilayah Kalimantan yang telah memiliki izin resmi dari KLH RI.

VIII. Syarat Pelaksanaan


A. Persyaratan Penyedia
1. Memiliki Akta Pendirian usaha beserta perubahannya
2. Memiliki SIUP dan NIB dengan klasifikasi bidang usaha Pengelolaan Dan Pembuangan
Sampah Berbahaya, Angkutan Bermotor Untuk Barang Khusus dengan kode KBLI: 38220,
49432
3. Memiliki surat keterangan ijin domisili usaha.
4. Memiliki NPWP
5. Telah Melunasi Kewajiban Pajak Tahun Terakhir (2019)
6. Yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,
dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
7. Tidak Masuk dalam Daftar Hitam

3
8. Memiliki Surat Izin Penyelenggaraan Angkutan Barang Khusus (B3) dari Direktur Jenderal
Perhubungan Darat dan dilampirkan foto unit dan STNK yang sesuai;
9. Memiliki Rekomendasi Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya & Beracun dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
10. Memiliki Ikhtisar Pertanggungan Asuransi Pollution Liability (Pencemaran Lingkungan)
yang masih berlaku;
11. Memiliki pengalaman paling sedikit 2 (dua) pekerjaan di bidang pengadaan sesuai KBLI
38820, 49432 dalam kurun waktu 4 (Empat) tahun terakhir, baik dilingkungan pemerintah
maupun swasta dengan melampirkan bukti kontrak perjanjian;

B. Persyaratan Teknis :
1. Memiliki Surat Dukungan dari Penyedia Jasa Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) yang berlokasi di wilayah Kalimantan Tengah dan memiliki lingkup Jasa
Pengelolaan sebagai berikut :
– Limbah Laboratorium yang mengandung B3 (A106D)
– Pelarut bekas lainnya yang belum dikondifikasi (A107d)
– Bahan atau produk yang tidak memenuhi spesifikasi teknis, kadaluarsa dan sisa farmasi
(A336-1)
– Limbah Klinis memiliki karakteristik infeksius (A337-1)
– Produk farmasi kadaluarsa (A337-2)
– Bahan kimia kadaluarsa (A337-3)
– Peralatan terkonfirmasi B3 (A337-4)
2. Driver memiliki sertifikat ketrampilan penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3) yang
masih berlaku.
3. Memiliki sertifikat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
4. Angkutan Barang Khusus (B3) tersedia di Provinsi Kalimantan Tengah guna kesiapan
apabila dibutuhkan sewaktu-waktu dan siap dilakukan peninjauan.

IX. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan P e m u s n a h a n O b a t d a n B M H P diselesaikan
dalam kurun waktu selama 25 (dua puluh lima) hari kalender.

X. PENUTUP
Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka penyedia hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan.
Berdasarkan bahan-bahan tersebut penyedia jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
adalah maksimal agar segera menyusun Dokumen Penawaran sesuai dengan persyaratan
yang dimiliki.
Hal-hal yang belum jelas/ dijelaskan/ disebutkan dalam KAK ini, bilamana dianggap perlu akan
dijelaskan pada saat penjelasan pekerjaan (Aanwijizing).

Palangka Raya, 1 Oktober 2020


Kepala Bidang Sumber Daya Manusia
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
Selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

Drs. AYONNI RIZAL., Apt., M. Kes

4
NIP. 19630209 199403 1 004

Anda mungkin juga menyukai