Anda di halaman 1dari 5

DIKLAT PIMPEMDAGRI

JABATAN PENGAWAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2019

Disusun Oleh
Murojil Hasan, S.Farm,Apt

Pengajar: Dyah Miranti Maharani, M.A


FORTOFOLIO
DIKLAT PIMPEMDAGRI TINGKAT PENGAWAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

CORE ISSUE

“Pelatihan Keamanan pangan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) Bagi Tenaga Kesehatan di Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah”

KODE UNIT O.841120.023.01


JUDUL UNIT Mengendalikan Proses Pelayanan
Unit kompetensi ini menjelaskan pengetahuan, keterampilan dan
DESKRIPSI UNIT
sikap untuk mengendalikan proses pelayanan dalam rangka
pelaksanaan pelayanan pemerintahan.
Unit ini digunakan pada Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota, serta Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian yang terkait dengan penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

1. memastikan kesiapan proses pelayanan


Aspek Kritis:
2. menangani situasi krisis
3. merumuskan langkah perbaikan.
Aspek Kritis ANALISIS CORE ISSU
1. Memastikan Pelatihan Keamanan Pangan bagi tenaga kesehatan Kab/Kota yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan
kesiapan Provinsi merupakan langkah awal dalam melaksanakan secara penuh pengawasan masalah keamanan
proses pangan, dikarenakan pada proses inisiasi ini hanya akan dilatih 2 orang tenaga dan kedepannya
pelayanan diharapkan dapat diadakan sendiri oleh pemerintah Kab/Kota. Pelatihan ini ditetapkan dalam rangka
efisiensi pelayanan yang pada masa sebelumnya pemerintah bergerak jika sudah terjadi keracunan
massal dikarenakan konsumsi pangan/ makanan yang tidak sesuai standar baik itu bahan baku, air
maupun adanya kontaminasi selama proses pembuatan.
Dalam pelatihan keamanan pangan ini diperlukan sumber daya manusia dengan kualifikasi tertentu, hal
ini dikarenakan suatu pelatihan yang terstandar/ terakreditasi harus memenuhi beberapa aspek salah
satunya adalah penguasaan bidang ilmu sesuai kurikulum yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
RI. Adapun sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah sbb:
Narasumber dan Fasilitator
– Dit. Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes RI
– Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Provinsi Kalimantan Tengah
– Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Tengah (Sertifikasi Halal)
– Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
– Bidang Kesehatan Masyarakat,Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
– Bidang Sumber Daya Kesehatan,Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
Panitia dari Bidang Sumber Daya Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
Peserta Pelatihan dengan kriteria sebagai berikut:
– Peserta berasal dari 14 Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah
– Pendidikan minimal Diploma 3 / D3 Farmasi atau D3 Kesehatan Lingkungan
– Berstatus Pegawai Negeri Sipil di instansi bersangkutan
– Diutamakan yang belum pernah mengikuti Pelatihan Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) Industri
Rumah Tangga Pangan bagi Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerjanya sebelumnya
– Diutamakan pelaksana program Pangan terutama Pangan Olahan Industri Rumah Tangga minimal 2
tahun
– Bersedia menyelesaikan seluruh rangkaian pelatihan
– Ditugaskan oleh pimpinan institusi tempat bekerja
Adapun lama pelatihan dilaksanakan selama 6 hari dengan total 57 Jam Pelajaran
2. Menangani Pentingnya sertifikasi keamanan pangan ini mengacu kepada kejadian seringnya provinsi Kalimantan
situasi krisis Tengah menghadapi masalah keracunan pangan massal, salah satunya yang tersering terjadi di Kab Kapuas
. yang pada tahun 2019 ini sudah terjadi sebanyak 3 kali.
Potensi terjadinya keracunan makanan massal semakin meningkat menjelang perayaan hari besar
keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri maupun Hari Natal, oleh karena itu pemerintah harus sigap
mengantisipasi hal tersebut sehingga sertifikasi keamanan pangan harus segera dilaksanakan.

Pelatihan Keamanan Pangan yang didakan dengan melatih 2 petugas kesehatan yang berasal dari dinas
Kab/Kota nantinya bertugas memberikan penyuluhan kepada para pengusaha industri rumah tangga
pangan mengenai tata kelola pembuatan makanan yang baik dan hasil akhirnya adalah sertifikat
penyuluhan pangan yang merupakan salah satu syarat dalam pengurusan ijin. Hal ini diharapkan dapat
mencegah adanya keracunan pangan massal yang dikarenakan salahnya proses pemilihan bahan baku
atau proses pembuatan sejak dini, serta dengan adanya pelatihan ini maka yang akan dilakukan
selanjutnya adalah monitoring pangan yang beredar di pasaran (sidak dan sampling)
3. Merumuskan Setelah pelatihan keamanan pangan bagi tenaga kesehatan dilaksanakan dan masing- masing Kab/Kota
langkah sudah mempunyai penyuluh keamanan pangan (minimal 2 orang) maka setiap pengusaha lama yang
perbaikan berkecimpung dalam industri rumah tangga pangan harus mendapatkan penyuluhan tentang aspek-aspek
keamanan dalam mengolah makanan (bahan baku, air, proses pengolahan) untuk dapat memperpanjang
ijin yang telah dimiliki. Selain pengusaha yang sudah lama berkecimpung peraturan ini juga berlaku kepada
setiap pengusaha yang akan mendirikan industri rumah tangga pangan, sehingga kedepannya setiap
pangan rumah tangga yang beredar bisa dikontrol baik itu mutu maupun standar pembuatan sehingga
tingkat keamanan dapat diprediksi.
Monitoring pangan yang beredar juga tetap dilakukan sebagai langkah antisipatif dan sampling bagaimana
keamanan pangan yang beredar, samling ini dilakukan secara periodik dan semakin sering dilakukan saat
mendekati hari raya keagamaan dikarenakan pada saat tersebut pelaku industri rumah tangga pangan
memperbanyak produksinya.
Setelah sistem telah terbentuk, langkah akhir yang bisa dilakukan adalah membuat peraturan bahwa setiap
industri rumah tangga yang tidak memiliki ijin agar menghentikan proses produksi dan tidak boleh
melakukan aktifitas sebelum mempunyai ijin, hal ini dilakukan dengan membentuk jejaring dengan industri
rumah tangga yang telah dilatih dan juga masyarakat. Pembekuan industri rumah tangga pangan yang
tidak berijin merupakan langkah angtisipatif guna menjamin keamanan dan standar mutu pangan yang
beredar di masyarakat sesuai dengan Pasal 43 Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan mengamanatkan bahwa pangan olahan yang diproduksi oleh industri
rumah tangga wajib memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) yang diterbitkan
oleh Bupati/Walikota mengenai produksi dan peredaran pangan oleh IRTP.

Mengetahui
Pengajar Panitia

Dyah Miranti Maharani, M.A

Anda mungkin juga menyukai