Anda di halaman 1dari 50

Refresh Electrical

Campaign
Standart Panduan Pemeliharaan
Perlengkapan Listrik

Jenis-jenis Perlengkapan Listrik :


1. Panel Listrik
2. Peralatan Listrik
3. Kotak Kontak
4. Grounding

Metode Pemeriksaan Perlengkapan listrik :

1. Perlengkapan listrik harus dilakukan inspeksi secara bulanan, hal ini dikarenakan
perlengkapan listrik memiliki potensi bahaya yang tinggi dalam setiap penggunaannya.
Pemeriksaan ditandai dengan adanya KIP yang terupdate.

2. Perlengkapan listrik harus dilakukan pengukuran / pengetesan dari fungsinya, untuk itu
dilakukan pengukuran / pengujian lebih lanjut disetiap 3 bulan sekali

3. Inspeksi / pengujian hanya dapat dilakukan oleh orang yang sudah memiliki sertifikasi
Teknisi K3 Listrik ataupun Ahli K3 Listrik
Standart Panel Listrik
Standart-standart unit :
Warna : Harus berwarna Orange
Panel listrik harus teregistrasi yang ditunjukan oleh penomoran
Panel listrik harus dilengkapi kunci dan pintu panel harus terkunci
Panel harus memiliki Emergency stop
Penggunaan / penempatan panel listrik harus sesuai dengan design lokasi penggunaan
Panel listrik harus memiliki fasilitas lock out take out
Penel harus ditempatkan ditempat khusus namun tidak dapat diakses oleh sembarang
orang
Panel listrik harus dilengkapi dengan spesifikasi teknis dari penel maker
Panel harus dilengkapi dengan singel line diagram
Akses input dan output kabel didalem panel harus dilindungi oleh gland cable
Bagian dalam panel setelah pintu harus terpasang face plate
Panel listrik harus dilengkapi lampu indikator penanda tegangan per phase
Peralatan listrik didalam panel harus dilengkapi dengan penomoran
 ( MCB,CB,Relay, Dll )
3
Standart Panel Listrik

Standart-standart unit ( Lanjutan ):


Pewarnaan kabel perphase harus sesuai dengan standart PUIL
Setiap sambungan didalam panel harus melalui terminal kabel
Pada pintu panel harus terpasang kabel bounding yang terkoneksi dengan terminal
grounding didalam panel
Panel harus terpasang rambu tanda bahaya kelistrikan
Panel harus dilengkapi contact person yang bertanggung jawab dan berkompeten
Setiap kunci panel harus dikumpulkan disuatu tempat dan diseleksi perarea panel
tersebut
Area Sekitar panel listrik harus clear area dan diberikan kode warna orange yang
disesuaikan dengan jarak bukaan pintu panel listrik tersebut

4
Panduan Kualitas Kelistrikan Plant
(Panel)

5
Panduan Kualitas Kelistrikan Plant
(Panel)

6
Panduan Kualitas Kelistrikan Plant
(Panel)

7
Standart Peralatan Listrik
Standart-standart Unit
Peralatan listrik harus memiliki name plate yang jelas
Peralatan listrik harus diregistrasi dan diberikan penomoran sesuai kaidah penomoran
peralatan listrik yang telah distandarisasi
Peralatan listrik harus dilakukan pemeliharaan rutin ( Bulanan ) dan diberikan labeling
sesuai dengan periodik inspesinya ( BKPM / 3 Bulanan )
Pemerikasaan peralatan listrik harus menggunakan check sheet yang sesuai
Label perlengkapan listrik harus diisi oleh orang yang berkompeten dan diinspeksi oleh
orang yang berkompeten
Penggunaan peralatan listrik harus sesuai kegunaan dan indeks proteksinya ( IP )
Kelas peralatan listrik harus diperhatikan, jangan melakukan penambahan / modifikasi
yang tidak sesuai dengan standart peralatan tersebut
Standart minimal yang digunakan adalah SNI

8
Panduan Kualitas Kelistrikan Plant
( Peralatan Listrik )

9
Standart Kotak Kontak

Standart-standart Unit
 Kotak kontak harus dilengkapi dengan switch on & off
 Kotak kontak harus dalam kondisi off pada saat tidak digunakan maupun pada saat
dilakukan kontak dengan tusuk kontaknya
 Terpasang name plate yang jelas seperti IP, Tegangan nominal, kemampuan hantar
arus, standart minimal SNI
 Adanya label pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh orang yang telah disertifikasi dan
dinyatakan berkompeten
 Kotak kontak harus diregistrasi dan diberikan penomoran sesuai pola penomoran yang
telah distandarisasi
 Penggunaan kotak kontak tidak boleh melebihi kemampuan yang tercantum pada
kotak kontak tersebut
 Kemampuan dari tusuk kontak harus sesuai dengan kotak kontak yang digunakan
 Sumber power untuk kotak kontak harus dilengkapi dengan ELCB yang sesuai dengan
beban yang dilayani oleh kotak kontak tersebut
 Kotak kontak harus terpasang dengan rapi dan terlindung dari hal-hal yang dapat
merusak kotak kontak tersebut
 Penomoran kotak kontak harus sesuai dengan pengaman yang melindunginya 10
Standart Kotak Kontak
Standart-standart Unit ( Lanjutan )
Adanya kesesuaian IP dengan actual fisik yang ada
Pewarnaan kabel harus sesuai dengan kegunaannya
a. Line : Merah, kuning, hitam
b. Netral : Biru
c. Ground : Kuning hijau
Pastikan kotak kontak terpasang grounding / pentanahan dengan benar dan dilakukan
inspeksi rutin perbulannya.

11
Panduan Kualitas Kelistrikan Plant
( Kotak Kontak )

12
Standart Grounding
Standart – standart Unit
Sambungan antara kabel dan root grounding harus terpasang dengan benar dan
dapat dilepaskan pada saat dilakukan pengujian
Area sekitar grounding harus area yang bersih dan terbebas dari pengecoran
Box grounding harus tertutup dan diberikan label penomoran yang telah
diregistrasi
Tinggi box grounding tidak boleh melebihi 20 cm
Tahanan pentanahan grounding tidak boleh melebihi 5 ohm
Setiap tiang workshop yang terpasang kotak kontak harus dilengkapi dengan
bounding yang terpasang menggunakan terminal
Selain pemeriksaan bulanan grounding harus dilakukan pengukuran maksimal
setiap 3 bulan

13
Strukture Grounding
Panduan Kualitas Kelistrikan Plant
( Grounding )

15
Bahaya – Bahaya Kelistrikan yang
terdapat diperlengkapan Listrik

Potensi bahaya yang sangat mungkin terjadi apabila kita melakukan kesalahan /
kelalaian pada saat mengoprasikan perlengkapan listrik.

Bahaya kelistrikan yang sering terjadi diantaranya :


1. Arus Kejut Listrik
2. Bahaya Thermal

ARUS KEJUT LISTRIK


Dapat terjadi apabila kita melakukan Sentuhan Langsung / Sentuhan tidak
Langsung.

Sentuhan Langsung adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal
berteganan ( Prosentase terjadi 20% )

Sentuhan tidak Lansung adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara
normal tidak bertegangan namun menjadi bertegangan dikarenakan kegagalan isolasi
( Prosentase Terjadi 80% )
16
Bahaya – Bahaya Kelistrikan yang
terdapat diperlengkapan Listrik

Bahaya Thermal

Bahaya thermal adalah bahaya panas yang diakibatkan dari kegagalan isolasi,
renggangnya connector pada suatu sambungan, beban berlebih & ketidak sesuaian
penggunaan spesifikasi alat dengan sumber tenaga yang digunakan.

Bahaya yang sering terjadi diakibatkan oleh panas selain terbakar adalah ledakan
sehingga,

1. Setiap Panel listrik wajib terkunci dan akses dibatasi


2. Perbaikan & Perawatan hanya boleh dilakukan oleh orang yang telah disertifikasi
minimal Teknisi K3 Listrik
3. Penggunaan Power tools dengan kategori tertentu hanya boleh dioprasikan oleh
manpower yang sudah mendapatkan training power tools dan terlisesnsi untuk
menggunakan tools tersebut
4. Memberikan sirkulasi udara yang cukup ( Khusus Panel listrik yang berada di area
power house, Panel listrik dalam ruangan khusus ) atau bisa juga diberikan pendingin
ruangan. 17
Bahaya – Bahaya Kelistrikan yang terdapat
diperlengkapan Listrik diarea Office

Tujuan dilengkapinya modul ini dengan membahas bahaya-bahaya kelistrikan diarea


office dikarenakan :
Kecelakaan listrik yang terjadi dilinggkungan office biasanya diakibatkan dari
peralatan yang rusak atau cacat dan tidak jarang dikarenakan kurangnya kepedulian
orang terhadap keselamatan diri pibadi dan cendrung meremehkan bahaya yang dapat
terjadi.

Untuk mengantispasi hal tersebut untuk itu disarankan agar :


1.Penggunaan kotak kontak extention tidak melebihi dari jumlah lubang kontak yang
disediakan dari kotak kontak extention tersebut.
2.Cabut perlengkapan listrik pada saat tidak digunakan, untuk meminimalisir resiko
gunakan kotak kontak extention yang dilengkapi dengan saklar dimasing-masing anak
kontaknya
3.Lakukan pemeriksaan setiap akan digunakan contohnya kondisi visual dari kotak
kontak, kabel supply, dan anak kontak pada kotak kontak tersebut
4.Perhatikan tata letak penempatan dari kotak kontak tersebut, pastikan tidak ada
bahaya luar yang dapat membahayakan segala aspek
5.Laporkan ke PIC yang berkompeten apabila menemukan bahaya terkait kelistrikan 18
6.Terakhir jangan menganggap remeh suatu insident terkait kelistrikan laporkan, dan
lakukan pencegahan pertama.
Melepas peralatan listrik dengan benar dapat menghindari diri kita dari resiko terkena arus
listrik dan menjaga kondisi peralatan listrik yang digunakan dalam keadaan baik dan aman.
Batas Arus yang Berbahaya

Contoh :
Daya (W) : 450 Watt : 500 KW
Tegangan ( V ) : 220 Volt : 380 Volt
Maka Arus ( I ) :W/V :W/V
: 450 / 220 : 500.000/380
: 2,04 A : 1300,8 A
: 2000 mA : 1.300.000 mA 20
*Semakin tinggi Tegangan maka semakin besar arus
yang mengalir
Tindakan Pencegahan Arus Bocor

Perlengkapan pencegahan bahaya listrik yang sudah ada saat ini diarea kerja kita terdiri dari :

1.MCB,MCCB, CB dll, adalah perlengkapan listrik yang befungsi untuk Membatasi


mengalirnya arus pada suatu rangkaian.
2.Thermal Over Load adalah perlengkapan listrik yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
panas berlebih yang diakibatkan penggunaan
3.Grounding System adalah pengaman yang paling sederhana namun berperan sangat besar
dalam mengamankan suatu system dikarenakan grouding berfungsi untuk mengalirkan arus
berlebih/arus bocor pada suatu jaringan langsung menuju ke tanah sehingga meminimalisir
kemungkinan arus bocor tersebut mengalir keluar dari system jaringan

Kedepannya semua peralatan listrik akan dilengkapi dengan pengaman khusus arus bocor
( ELCB : Earth Leakege Circuit Breaker )

ELCB adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengamankan suatu jaringan dari arus bocor,
ELCB dibagi menjadi 2 fungsi utama yang dibedakan dari kemampuan ELCB tersebut yaitu :

ELCB 30 mA yaitu ELCB yang berfungsi untuk mencegah arus bocor ke manusia 21
ELCB 300 mA yaitu ELCB yang berfungsi untuk mencegah arus bocor yang dapat
mengkibatkan kebakaran.
ELCB

ELCB 1 ELCB 3
Phase Phase

ELCB akan memutus jaringan dalam waktu 0,4 Detik pada saat membaca adanya
kebocoran arus listrik, sehingga tidak terjadi effect yang dapat membahayakan manusia , 22
bangunan, dan peralatan listrik yang aktif pada instalasinya.
ELCB Pengaman Manusia

Sentuhan Langsung

Terjadi bila manusia memegang langsung kawat atau kabel fasa bertegangan. Pengamanan
terhadap resiko kontak langsung dapat berupa :
- isolasi kabel fasa tegangan
- boks panel, dll
Tetapi bagaimanapun sangatlah direkomendasikan adanya pengaman tambahan, dengan
kata lain menggunakan gawai arus bocor untuk mencegah berbagai resiko masuknya listrik
kedalam tubuh manusia.
Untuk itu, standar IEC kini sudah menetapkan pemasangan gawai arus bocor dengan
sensitifitas 30 mA jika pengaman manusia dibutuhkan. (soket, instalasi listrik kamar mandi
dll.). Dimana gawai arus bocor akan otomatis trip apabila arus bocor yang terdeteksi melebihi
ambang batas 30 mA.
ELCB Pengaman Manusia

Sentuhan Tidak Langsung

Terjadi apabila manusia memegang bagian logam yang bertegangan akibat kegagalan
isolasi. Besarnya arus bocor tergantung pada resistans bocor dan penyambungan netral. Arus
bocor akan kembali ke sumber lewat konduktor pengaman atau lewat bumi. Oleh karena itu,
gawai arus bocor dengan sensitifitas 30 mA sangat direkomendasikan sebagai pengaman
kontak tak langsung.
ELCB Pengaman Peralatan

Pengaman api
Telah diketahui bahwa arus 500mA pada dua titik kontak dua logam bertegangan
yang berdekatan dapat menimbulkan percikan api. Apapun sistem pembumian yang
digunakan untuk pengaman terhadap api haruslah dilengkapi dengan sensitifitas
pengaman : <300 mA.
Wiring Diagram
Analisa Kecelakaan

Analisa kecelakaan adalah serangkaian kegiatan


untuk mengadakan penyelidikan terhadap
kejadian kecelakaan yang merupakan
bagian penting dalam program
pencegahan kecelakaan

27
Analisa Kecelakaan

Tujuan Menganalisa Kecelakaan


1. Menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi
2. Menentukan Sebab yang sebenarnya
3. Mengukur Resiko
4. Mengembangkan tindakan pengendalian
5. Mengembangkan pola kecendrungan / trend
6. Menunjukan peran serta

Sasaran Analisa Kecelakaan


Mencegah Agar Kecelakaan Serupa
Tidak Terjadi
28
Laporan Kecelakaan
Alasan Keengganan melaporkan kecelakaan :
1. Takut tindakan disiplin
2. Khawatir catatan penilaian negatif
3. Khawatir akan reputasi
4. Takut diobati
5. Tidak menyukai petugas medik
6. Menghindari terhentinya pekerjaan
7. Ingin menjaga catatan pribadi yang bersih
8. Menghindari pertanyaan
9. Melindungi tingkah laku orang lain
10. Tidak memahami pentingnya laporan
kecelakaan

29
Penanggulangan bahaya yang disebabkan oleh
bahaya listrik

30
Kebakaran listrik dikatagorikan sebagai
Kebakaran Kelas C

Bahaya kebakaran listrik :


• Terbakarnya insulator dapat menghasilkan asap beracun
• Asap pada ruangan sempit akan membahayakan manusia
• Kebakaran listrik bisa menjadi pemicu terbakarnya bahan
lain di sekitarnya
• Pemadaman yang salah terhadap kebakaran listrik bisa
menyebabkan bahaya bagi regu pemadam listrik
31
Yang harus dilakukan apabila terjadi kebakaran yang
diakibatkan listrik
• Jika terlihat asap di peralatan listrik, segera
tekan switch off / matikan arus listrik peralatan
tersebut.
• Matikan sumber aliran listrik ke ruangan
dimana terjadi kebakaran listrik.
• Jangan membuka “electrical cabinet” yang
terbakar apabila belum disiapkan alat pemadam
yang sesuai.
• Orang yang tidak berkepentingan harus segera
meninggalkan ruangan.
• Singkirkan barang-barang lain yang
memungkinkan terjadinya penyebaran
kebakaran. 32
• Gunakan pemadam yang sesuai.
Pemilihan APAR

33
PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN LISTRIK

• Prinsip terpenting dalam menangani korban sengatan


listrik :
Sedapat mungkin matikan sumber listrik yang mengalir ke
tubuh korban

• Jika sumber listrik tidak memungkinkan untuk dimatikan


:
Lepaskan korban dari sumber listrik dengan menggunakan
bahan yang kering, bukan penghantar listrik (kayu, pipa
34
plastik, tali)
PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN LISTRIK

INGAT !
Jangan pernah membantu menarik korban dari sumber listrik
dengan tangan kosong !

Jika korban telah terbebas dari sumber listrik :


• Segera panggil / cari pertolongan tenaga medis
• Saat menunggu, berilah pertolongan Resusitasi Jantung Paru ( RJP )
35
yang diperlukan dengan prinsip ( Danger-Response-Airway-Breathing-
Circulation)
Cadio Pulmonary Resuscitation (CPR)
atau ( Pijat Jantung )

• Pastikan pekerja listrik atau pekerja yang


berhubungan dengan energi berbahaya dapat
melakukan CPR dan prosedur penanganan
keadaan darurat lainnya.
• Segera melakukan CPR dapat
menyelamatkan korban
• Lakukan CPR sampai korban sadar, atau sampai
dinyatakan meninggal oleh petugas medis.
Segera melakukan CPR akan lebih baik hasilnya,
daripada tidak sama sekali.
• Pelatihan CPR dilakukan oleh Emergency
Response and Fire Prevention 36
Low Voltage Rescue

 Penggunaan rescue kit


secara aman
 Penggunaan fire blanket
secara aman
 Prosedur penanggulangan
 Mengeluarkan korban dari
sumber kecederaan dan
evakuasi korban yang
pingsan
37
PENCEGAHAN KECELAKAAN LISTRIK

Pencegahan yang perlu dilakukan :


• Pemasangan “grounding” yang memadai
• Pemasangan “insulator” yang memadai
• Dilakukan pembatasan arus listrik
• Dilakukan pemasangan ELCB
• Pemasangan sekering ( fuse ) yang benar
• Pembuatan prosedur yang memadai ( ijin
kerja, JSA, tag-out dan lock-out system,
safety sign, label )
• Dilakukan inspeksi berkala
• Pemakaian APD yang memadai ( gloves,
helmet, shoes, face shield ) 38
PENCEGAHAN KECELAKAAN LISTRIK

Periksa kelengkapan dan kondisi:


• Pelindung tangan ( hand gloves ): harus yang direkomendasikan
sebagai insulator, kondisi harus bagus ( tidak rusak / robek ) dan
kering ( dengan kemampuan diatas 500 V – 36.000 V )
• Pelindung Kepala ( helmet ) harus yang direkomendasikan sebagai
insulator untuk pekerjaan jaringan menengah dan tinggi
• Baju dan sepatu kerja harus kering dan sesuai dengan kelas bahaya
yang dikerjakan
• Alas kerja ( rubber matting ) harus yang direkomendasikan sebagai
insulator
• Peralatan kerja harus dalam kondisi baik insulasinya
• Jangan menggunakan perhiasan ( cincin, kalung, jam tangan ) benda
yang bermatrial logam 39
PENCEGAHAN KECELAKAAN LISTRIK

Operasional Yang Aman/Selamat:


• Pekerjaan listrik hanya boleh
dilakukan oleh pekerja yang
berkualifikasi dalam bidang listrik
• Matikan arus listrik dan pasang
“lock-out” sebelum bekerja pada
peralatan listrik
• “Discharge” semua kapasitor
• Lakukan Reinspeksi, Pastikan
tegangan listrik sudah benar
sebelum menyalakan peralatan
listrik 40
Arch Flash PPE

41
Arch Flash PPE

42
Arch Flash PPE

43
Arch Flash PPE

44
Arch Flash PPE

45
Arch Flash PPE

46
Arch Flash PPE

47
Arch Flash PPE

48
Kondisi Aman Bekerja di Listrik

1. Pastikan semua power supply diarea kerja sudah diamankan dan terpasang Danger
Tag & LOTO
2. Pastikan mengroundkan peralatan / perangkat yang memungkinkan masih
menyimpan tegangan
3. Lakukan Verivikasi secara visual, pastikan semua pengaman telah benar-benar dirilis
( Terbuka sepenuhnya )
4. Uji tidak adanya tegangan pada unit yang dikerjakan menggunakan peralatan yang
tepat ( AVO Metter )
5. Setelah ke 4 langkah ini dilaksanakan dan masih memungkinkan adanya bahaya
tambahan gunakan APD yang diperlukan

49
Terima Kasih
50

Anda mungkin juga menyukai