Anda di halaman 1dari 17

SEMBURAN LUMPUR PANAS

LAPINDO SIDOARJO

Ida Susanti

Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo


Email: idaauliasusanti101@gmail.com

Penyebab terjadinya semburan lumpur


panas lapindo Sidoarjo
Lumpur Lapindo adalah suatu peristiwa
bocornya pengeboran gas bumi yang terjadi di
Kabupaten Sidoarjo salah satu Kabupaten di
Jawa Timur. Kebocoran pengeboran gas bumi
tersebut dilakukan atas kelalaian PT. Lapindo
Brantas (Nahdiyah, et al., 2018). Warga
Sidoarjo suka budaya adat, contohnya batik
(Yuniarti et al., 2018).
llmuwan-ilmuwan internasional baru-
baru ini bertemu di Surabaya untuk
membahas perkembangan semburan lumpur
tersebut (Dewan., 2011). Richard Davies,
seorang ahli geologi dari Universitas Durham
di Inggris mengatakan di Surabaya bahwa
tekanan magma vulkanik itu kini berkurang.
Tetapi ada kemungkinan tekanan tersebut
pelan-pelan naik lagi dan menyebabkan

1
letusan yang bahkan lebih besar. Ia
mengatakan semburan lumpur seperti itu
sesuatu yang paling tidak bisa diperkirakan di
dunia.Davis mengatakan, “Perilaku (semburan
lumpur itu) benar-benar tidak wajar, dan
sungguh unik. Lumpur itu telah menyembur
secara terus menerus selama lima tahun. Ini
belum pernah terjadi dalam sistem vulkanik
alamiah”.Awalnya lumpur itu menyembur di
sebuah sawah dekat tempat pengeboran gas
yang dimiliki oleh Lapindo Brantas.
Lapindo bersikeras bencana itu
disebabkan oleh gempa bumi yang terjadi 280
kilometer dari tempat itu dua hari sebelumnya.
Tetapi Davies dan geolog lainnya mengatakan
pengeboran itulah yang menyebabkan
semburan lumpur. “Yang menarik letusan ini
mengakibatkan suatu perkembangan yang
unik di mana semburan lumpur meluas selama
periode lima tahun dan bukannya dalam waktu
atau sepuluh ribu tahun. Jadi kita melihat
perkembangan semburan lumpur dalam
jangka waktu yang sangat singkat, dan benar-
benar unik, dan hal ini belum pernah terjadi
dalam sejarah bumi," ujar Davies.Dewan, A.
(2011). Ahli Geologi Inggris: Pengeboran
Lapindo Penyebab Semburan Lumpur
Sidoarjo. Retrieved April 21, 2018, from
http://www.voaindonesia.com/a/geolog-inggris-

2
pengeboran-lapindo-penyebab-semburan-
lumpur-sidoarjo-122849564/93842.htm
(Utomo., 2015) mengatakan bahwa
Makalah yang ditulis oleh tim ilmuwan
Australia dan Amerika Serikat di jurnal Nature
Geosciences pada 29 Juni 2015 kembali
membuka perdebatan tentang sebab bencana
lumpur Lapindo.Kesimpulan dari hasil studi
MRP Tingay dari Australian School of
Petroleum, University of Adelaide, dan
rekannya itu bertentangan dengan studi
Stephen Miller dari University of Bonn di
Jerman yang juga dimuat di Nature
Geoscience tahun 2013 lalu.

Tingay dan tim menganalisis data


konsentrasi gas dan komposisinya sejak Maret
2006 hingga 29 Mei 2006, dua hari setelah
gempa Yogyakarta. Pengukuran ini
memungkinkan analisis pelepasan gas
sebelum gempa dan erupsi lumpur serta
sesudahnya. Pandangan bahwa bencana
Lapindo disebabkan gempa menyatakan,
gelombang seismik menjalar hingga lokasi
pengeboran di Sidoarjo, menyebabkan
pencairan formasi clay di bawah wilayah
Kalibeng, memicu luapan. Tekanan yang
menyebabkan luapan lumpur memicu
pelepasan gas. Pelepasan gas sendiri

3
memang terjadi saat lumpur meluap. Namun,
bila memang gempa memicu pencairan
formasi clay, seharusnya pelepasan gas juga
terjadi saat gempa.

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa dari


48 jam sebelum gempa Yogyakarta
bermagnitudo 6,3 pada 27 Mei 2006 hingga 24
jam sesudahnya, tidak ada peningkatan
pelepasan gas di sekitar lokasi pengeboran
Lapindo. Analisis data setelah gempa
menunjukkan bahwa gas yang lepas di
wilayah Banjar

Panji, sumur gas terdekat dari tempat


luapan lumpur, lebih rendah dari biasanya.
Padahal, jika memang gempa memicu luapan
lumpur, pelepasan gas seharusnya meningkat.
Tingay juga membandingkan gas hidrogen
sulfida (H2S) sebelum dan sesudah erupsi.
Sebelum erupsi lumpur, konsentrasi gas H2S
selalu rendah. Namun, gas itu lalu
terobservasi begitu erupsi lumpur terjadi. Satu-
satunya sumber H2S di cekungan Jawa Timur
adalah di batuan karbonat tersier. Tak jelas
apakah pengeboran sampai pada lapisan
batuan karbonat, tetapi di bawah lokasi
pengeboran Banjar Panji dipercaya memang
terdapat formasi karbonat Tuban dari masa
Miocene.

4
Bencana lumpur Lapindo sebelumnya juga
sempat dikaitkan dengan faktor hidrotermal.
Fluida hidrotermal bersama gempa
Yogyakarta memicu pencairan formasi clay
dan memobilisasinya ke permukaan. Hasil
pengukuran H2S membantah skenario adanya
hubungan antara hidrotermal dengan formasi
tanah liat sebelum erupsi. Hidrotermal bisa
saja berpengaruh, tetapi sistemnya tetap ada
pada kedalaman, "terkunci" hingga saat
erupsi. "Jika dianalisis bersama, pengukuran
tingkat emisi gas dan komposisi yang kami
lakukan memberi petunjuk tentang sistem
pemicu luapan lumpur dan menunjukkan
bahwa pencairan formasi tanah liat Kalibeng
tidak terjadi," ungkap Tingay dalam
makalahnya. "Kami menyimpulkan bahwa
erupsi lumpur tidak dipicu oleh alam, tetapi
merupakan konsekuensi dari pengeboran,"
kata Tingay dalam makalah yang diterbitkan
29 Juni 2015 lalu. Utomo., Y. W. (2015). Studi
Baru Menggugat Teori Penyebab Bencana
Lumpur Lapindo. Retrieved April 21, 2018,
from
https://sains.kompas.com/read/2015/07/08/17
085161/Studi.Baru.Menggugat.Teori.Penyeba
b.Bencana.Lumpur.Lapindo

5
Lokasi lumpur panas lapindo Sidoarjo

(Himawan., 2017) Mengatakan


bahwa hampir seluruh masyarakat
Indonesia pernah mendengar tragedi
semburan Lumpur Lapindo yang
terjadi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur. Tragedi ini dimulai dari
munculnya peristiwa menyemburnya
lumpur panas di lokasi pengeboran
Lapindo Brantas Inc. di Dusun
Balongnongo Desa Renokenongo,
Kecamatan Porong, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur.  Lokasi
semburan lumpur ini berada di
Porong, yakni kecamatan di bagian
selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar
12 km sebelah selatan kota Sidoarjo.
Kecamatan ini berbatasan dengan
Kecamatan Gempol (Kabupaten
Pasuruan) di sebelah selatan.
Kabupaten Sidoarjo sendiri
merupakan tetangga sebelah dari
Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa
Timur. Himawan., A. (2017). Asyiknya
Jalan-jalan ke Kawasan Lumpur
Lapindo di Sidoarjo. Retrieved April 21,
2018, from
https://www.suara.com/lifestyle/2017/07
/08/131944/asyiknya-jalan-jalan-ke-

6
kawasan-lumpur-lapindo-di-sidoarjo
Peristiwa semburan lumpur panas lapindo
di Sidoarjo.

(Himawan., 2017) mengatakan


bahwa Musibah ini terjadi pada 29
Mei 2006 yang lalu, warga dikejutkan
peristiwa muncul semburan gas
lumpur lapindo ini. Lokasi pusat
semburan hanya berjarak 150 meter
dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1),
yang merupakan sumur eksplorasi
gas milik Lapindo Brantas Inc
sebagai operator blok Brantas. Oleh
karena itu, hingga saat ini, semburan
lumpur panas tersebut diduga
diakibatkan aktivitas pengeboran
yang dilakukan Lapindo Brantas di
sumur tersebut.
Jika anda mengunjungi kawasan
ini, anda akan menemukan bukit
buatan yang amat tinggi dan
panjang. Bukit ini mengitari kawasan
Lumpur Lapindo agar semburan
lumpurnya tidak meluas dan bisa
dilokalisasi. Himawan., A. (2017).
Asyiknya Jalan-jalan ke Kawasan
Lumpur Lapindo di Sidoarjo. Retrieved
April 21, 2018, from

7
https://www.suara.com/lifestyle/2017/07
/08/131944/asyiknya-jalan-jalan-ke-
kawasan-lumpur-lapindo-di-sidoarjo
Penyelesaian peristiwa lumpur panas
lapindo Sidoarjo.

Pemerintah mengucurkan dana


sekitar Rp 1,3 triliun pada anggaran
perubahan 2012 untuk menangani
dampak sosial kemasyarakatan
penanganan korban lumpur Lapindo.
Dana itu akan digunakan untuk
pelunasan pembayaran pembelian
tanah dan bangunan, bantuan kontrak
rumah, tunjangan hidup pada daerah
terkena dampak dan di luar area peta
terdampak. Dengan pengucuran dana
ini, maka pemerintah mengambil alih
tanggung jawab PT Lapindo Brantas
dalam penanganan sosial
kemasyarakatan akibat semburan
lumpur.

Padahal sesuai Peraturan Presiden


No. 14 Tahun 2007, Lapindo Brantas
bertanggung jawab membeli tanah dan
bangunan masyarakat yang terkena
dampak luapan lumpur Lapindo.
Anggota Badan Anggaran Dewan
Perwakilan Rakyat, Dolfie o.F. Palit

8
mengatakan, sesuai Pasal 18 Undang-
Undang APBN-Perubahan 2012,
pemerintah mengalokasikan anggaran
sebesar Rp 1,3 triliun untuk korban
Lapindo. Menurut dia, pemerintah
sudah mengganggarkan sekitar Rp 7,2
triliun sejak 2007 untuk menanggulangi
semburan lumpur di Sidoarjo, Jawa
Timur, tersebut.

Menurut Dolfie, tidak ada


pembagian yang jelas beban anggaran
yang ditanggung negara dan pihak
Lapindo Brantas. "Kami tidak tahu
berapa persen beban untuk
pemerintah berapa persen swasta,"
ujarnya. Pasal 18 dalam Undang-
Undang tersebut menyebutkan,
bantuan pemerintah tetap dikelola oleh
Badan Penanggulangan Lumpur
Lapindo di Sidoarjo. Anggaran tersebut
digunakan untuk pelunasan
pembayaran pembelian tanah dan
bangunan di luar peta area bencana.
Tiga lokasi tersebut antara lain Desa
Besuki, Desa Kedungcangkring, dan
desa Pejarakan. Anggaran dari negara
juga diperbolehkan untuk mengontrak
rumah bagi korban, bantuan tunjangan
hidup, biaya evakuasi dan pelunasan

9
pembayaran pembelian tanah dan
bangunan di luar area bencana.

Belanja ini hanya diperbolehkan


pada 9 rukun tetangga di tiga
kelurahan yaitu Siring, Jatirejo, dan
Mindi. Ketua Panitia Khusus Lumpur
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Sidoarjo Emir Firdaus, meminta
pemerintah bersikap adil dalam
membayar ganti rugi terhadap korban
lumpur Lapindo. "Ganti rugi yang
ditanggung pemerintah melalui APBN
Perubahan sudah jelas. Tapi yang
menjadi tanggung jawab Lapindo
belum tuntas pelunasannya," ujarnya
kemarin. Dia menjelaskan, sesuai
ketentuan ganti rugi terhadap warga
dalam peta terdampak menjadi
kewajiban Lapindo Brantas.
Sedangkan di luar peta terdampak
ditanggung pemerintah. Sampai saat,
warga dalam peta terdampak hingga
kini belum seluruhnya menerima ganti
rugi. Lapindo masih menanggung
kewajiban sebesar Rp 1,1 triliun.
"Selain meminta komitmen Lapindo,
pemerintah harus bisa mendesak
perusahaan tersebut menyelesaikan
tanggung jawabnya," ujar Emir.

10
Juru bicara Badan
Penanggulangan Lumpur Sidoarjo
(BPLS), Achmad Kusairi, mengatakan,
dana APBN akan digunakan
mengganti kerugian warga Desa
Kedung Cangkring, Pejarakan, dan
Desa Besuki. Pembayaran sudah
dimulai pada 2008. Hingga 2011, dana
yang telah dibayarkan sebesar Rp 500
miliar dari nilai keseluruhan Rp 520,5
miliar. "Bagi warga di 65 RT sudah ada
payung hukumnya, dan
pembayarannya menunggu
dikeluarkannya peraturan presiden,"
ujarnya.

Lumpur Lapindo yang menggenangi


desa/kelurahan di Kecamatan Porong.

(Kontributor Surabaya, 2014)


mengatakan bahwa Berdasarkan
pantauan Kompas.com di Desa
Gempolsari, RT 10 RW 2 Kecamatan
Tanggulangin, air bercampur lumpur
sudah menggenangi rumah nomor 43
milik Suwandi. Sore itu, dia terlihat
selesai menguras air bercampur lumpur
yang masuk ke rumahnya sejak
pagi tadi. "Kami minta BPLS (Badan
Penanggulangan Lumpur Sidoarjo)
segera bertindak. Jika tidak, rumah

11
kami akan tenggelam," katanya. Di
kawasan tersebut, selain rumah
Suwandi, ada pula 22 rumah yang
turut terancam digenangi lumpur. Tepat di
depan rumah Suwandi, terlihat
Sungai Kalitengah yang berwarna abu-
abu. Sungai tersebut sepertinya
sudah penuh dengan endapan
lumpur.Kontributor Surabaya, A. F.
(2014). BPBD: Musim Hujan, Sidoarjo
Siaga Bencana Lumpur Lapindo.
Retrieved April 21, 2018, from

https://regional.kompas.com/read/2014/12
/03/18410721/BPBD.Musim.Hujan.S
idoarjo.Siaga.Bencana.Lumpur.Lapindo

Semburan lumpur lapindo di Sidoarjo dapat


dimanfaatkan. (Iskandar.,
2016)Lumpur Lapindo dibiarkan menggenang
begitu saja dan masalahnya terus
berlarut-larut. Padahal, menurut ahli geologi
dari Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya,
Handoko Teguh Wibowo, ada manfaat
tersendiri dari lumpur ini. Ia dan timnya sudah
melakukan penelitian di lokasi selama 8 tahun.
Handoko menjelaskan, ada kandungan
mineral besar seperti litium dalam jumlah
banyak. “Ini bisa jadi bahan baku baterai. Di
era listrik, potensinya luar biasa,” kata dia. Ada

12
pula kandungan ilodium yang bisa menjadi
bahan pembuatan LCD, yang harganya bisa
lebih mahal dibandingkan minyak dan gas.
Bahan ini juga bisa untuk membuat bata
ringan, keramik, dan kerajinan gerabah.
Kandungan kimia yang terdapat didalam
lumpur panas lapindo Arsen, Barium, Boron,
Timbal, Raksa, Sianida Bebas,
Trichlorophenol. Adapun ambang batas H2S
yang diperbolehlan dekat dengan lumpur
adalah 20 ppm.Iskandar., A. P. (2016). hal
yang perlu kamu ketahui mengenai semburan
lumpur Lapindo. Retrieved April 21, 2018, from
https://www.rappler.com/indonesia/134641-5-
hal-tentang-lumpur-lapindo

Kesimpulan.
Semburan lumpur panas lapindo
Sidoarjo disebabkan karena adanya cairan
magma dan hidrotermal yang berasal dari
lapisan masuk ke dalam sedimen Lumpur
Sidoarjo yang memicu reaksi masif dan
menciptakan gas yang menghasilkan tekanan
tinggi di bawah permukaan Bumi. Setiap
gangguan seperti gempa dapat memicu
jaringan ini meletus.
Mazzini dan peneliti lainnya menduga
gempa berkekuatan 6,3 skala Richter yang
melanda Jawa 2 hari sebelum lumpur mulai

13
mengalir menjadi pemicu semburan Lumpur
Sidoarjo. Semburan gas dan lumpur akhirnya
meluas hingga menggenangi 16 desa dan 3
kecamatan.
Dampak Semburan lumpur ini membawa
dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar
maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa
Timur. Sampai Mei 2009, PT Lapindo, melalui PT
Minarak Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang
baik untuk mengganti tanah masyarakat maupun
membuat tanggul sebesar Rp. 6 Triliun. Hingga
bulan Agustus 2006, luapan lumpur ini telah
menggenangi sejumlah desa/kelurahan di
Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin.
Sebanyak 10.426 unit rumah terendam lumpur, 30
pabrik dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur
serta merumahkan 1.873 ribuan tenaga kerja.
Empat kantor pemerintah dan sarana pendidikan
(SD, SMP), Markas Koramil Porong, serta
rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur
(jaringan listrik dan telepon) tidak berfungsi. Pihak
Lapindo melalui Imam P. Agustino, Gene-ral
Manager PT Lapindo Brantas, mengaku telah
menyisihkan US$ 70 juta (sekitar Rp 665 miliar)
untuk dana darurat penanggulangan lumpur.
Akibat amblesnya permukaan tanah di
sekitar semburan lumpur, pipa air milik PDAM
Surabaya patah. Meledaknya pipa gas milik
Pertamina akibat penurunan tanah karena tekanan
lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas
terendam. Ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-

14
Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan, dan
mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif,
yaitu melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan jalur
Waru-tol-Porong. Tak kurang 600 hektar lahan
terendam. Sebuah SUTET milik PT PLN dan
seluruh jaringan telepon dan listrik di empat desa
serta satu jembatan di Jalan Raya Porong tak
dapat difungsikan. Penutupan ruas jalan tol ini juga
menyebabkan terganggunya jalur transportasi
Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi
serta kota-kota lain di bagian timur pulau Jawa. Ini
berakibat pula terhadap aktivitas produksi di
kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang
selama ini merupakan salah satu kawasan industri
utama di Jawa Timur. 
Allah SWT pasti mempunyai scenario
mengapa harus terjadi lumpur Sidoarjo. Atau,
kerusakan memang akibat manusia. Sholichah et
al., (2018) menjelaskan bahwa agama Islam
agama yang mentauhidkan akan Allah yang Maha
Kuasa yang menguasai seluruh alam yang ada di
bumi atau di langit semua akan bergerak sesuai
kehendak Allah SWT.
Kesimpulan

Semoga Pemerintah,BPLS dan


masyarakat dapat bekerja sama dalam
menanggulangi semburan lumpur panas
lapindo dan masyarakat yang menjadi korban
mendapatkan ganti rugi setimpal dan sesuai
yang dimiliki sebelumnya.

15
References

Dewan., A. (2011). Ahli Geologi Inggris:


Pengeboran Lapindo Penyebab
Semburan Lumpur Sidoarjo.
Himawan., A. (2017). Asyiknya Jalan-jalan ke
Kawasan Lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Iskandar., A. P. (2016). hal yang perlu kamu
ketahui mengenai semburan lumpur
Lapindo.
Kontributor Surabaya, A. F. (2014). BPBD:
Musim Hujan, Sidoarjo Siaga Bencana
Lumpur Lapindo.
Nahdiyah, K., Asitah, N., Maula, I., Munjidah,
A., Yuniarti, D., Sholichah, S. A.,
Purnomo, A., Rosyidah, E., Achmadi,
A.K., Anshori, A., Anam, F. (2018, May
27). Konsekuensi Lumpur Sidoarjo
terhadap Sidoarjo dengan Perspektif
Multidimensi.
http://doi.org/10.17605/OSF.IO/N32BE
Sholichah, S. A., Asitah, N., Maula, I.,
Munjidah, A., Nahdiyah, K., Yuniarti, D.,
Purnomo, A., Rosyidah, E., Achmadi, A.
K., Oktawila, D,. & Anam, F. (2018, May

16
25). Aksentuasi Islam Berintelektual dan
Bersifat Universal.
http://doi.org/10.17605/OSF.IO/DXJEA
Utomo., Y. W. (2015). Studi Baru Menggugat
Teori Penyebab Bencana Lumpur
Lapindo.
Yuniarti, D., Asitah, N., Nahdiyah, K., Maula, I.,
Munjidah, A., Sholichah, S. A., Purnomo,
A., Rosyidah, E., Istiqomah, N., Anam, F.,
& Achmadi, A. K. (2018, May 25). Batik
Jetis Sidoarjo Sebagai Destinasi Ekskursi
Impresif.
http://doi.org/10.17605/OSF.IO/XRY58

17

Anda mungkin juga menyukai