Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 20, Nomor 1, April 2016

KAJIAN FUNGSI HIPERGEOMETRIK DAN FUNGSI HIPERGEOMETRIK

KONFLUEN SERTA APLIKASINYA DALAM MENENTUKAN SOLUSI
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA (PDB) ORDE DUA

Oktavia Sulistiyani 1, Ariyanto 2, Rapmaida M.P 3

Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana

ABSTRACT

Hypergeometric function and Confluent Hypergeometric functions are built by the

concept of the Hypergeometric series and Confluent Hypergeometric series.
Hypergeometric function is a solution to the Hypergeometric equation while the
Confluent Hypergeometric function is a solution to the Confluent Hypergeometric
equation. Hypergeometric equation and Confluent Hypergeometric equation are the
equations in the form of a second order differential equation. The purpose of this
research is to find the solutions of second order ordinary differential equations using
the approaches Hypergeometric series and Confluent Hypergeometric series by
observing regular singular point of the ordinary differential equations. In this
research indicates that the second order ordinary differential equation
 m2 
xy '' 1  x  y '     y  0 has a regular singular point. Therefore, this differential
 x 
equation has series solution that can be written as Confluent Hypergeometric
function.
Key words: Hypergeometric, Confluent Hypergeometric.

PENDAHULUAN khusus, seperti fungsi Gamma, fungsi

Perkembangan ilmu matematika Beta, fungsi Legendre, fungsi Bessel,
sangatlah pesat. Hal itu terbukti dengan fungsi Hipergeometrik dan lain
adanya penemuan berbagai teori yang sebagainya. Fungsi-fungsi tersebut
masih digunakan sampai saat ini. Teori- memiliki peranan yang cukup penting
teori ini ditemukan melalui penelitian dan dalam mengatasi berbagai masalah dalam
riset yang cukup lama. Melalui berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
riset dan penelitian yang cukup lama Umumnya, fungsi-fungsi khusus ini
maka, diperoleh berbagai fungsi-fungsi menggunakan teori dasar Kalkulus,

51
 Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 20, Nomor 1, April 2016

Persamaan Diferensial dan Persamaan menyelesaikan persamaan diferensial orde

Diferensial Parsial. dua.
Salah satu fungsi yang memiliki
peranan cukup penting adalah fungsi MATERI DAN METODE
Hipergeometrik. Pengertian fungsi Desain Kajian
Hipergeometrik dibangun oleh konsep Metode yang digunakan dalam kajian
deret Hipergeometrik. Deret ini adalah studi literatur, yaitu
Hipergeometrik merupakan generalisasi mengumpulkan beberapa sumber referensi
dari deret Geometrik biasa, yaitu: dan dibuat kajian khusus tentang fungsi

1  x  x 2   Hipergeometrik dan fungsi

yang dapat didefinisikan sebagai berikut: Hipergeometrik Konfluen serta

aplikasinya dalam mencari solusi
    1     1 2
1 x x  ...
1 1.2    1 persamaan diferensial orde dua. Sumber
kajian diperoleh dari buku-buku referensi,
Fungsi Hipergeometrik merupakan
jurnal-jurnal ilmiah dan artikel web
solusi dari persamaan diferensial orde dua
lainnya.
berbentuk khusus, yaitu:
Prosedur Kajian
x 1  x  y ''   1      x y '  y  0
Adapun langkah-langkah dari kajian
yang dikenal dengan persamaan
tentang fungsi Hipergeometrik, yaitu :
diferensial Hipergeometrik. Sedangkan,
a. Memaparkan definisi dari konsep-
fungsi Hipergeometrik Konfluen
konsep dasar matematika, yaitu
merupakan solusi dari persamaan
turunan, deret Taylor, integral,
diferensial orde dua, yaitu:
persamaan diferensial orde dua, fungsi
xy ''   x  y '  y  0
Gamma, fungsi Beta, fungsi faktorial
yang dikenal dengan persamaan dan konsep-konsep lain yang
diferensial Hipergeometrik Konfluen. mendukung kajian tentang fungsi
Fungsi Hipergeometrik dan fungsi Hipergeometrik dan fungsi
Hipergeometrik Konfluen ini memiliki Hipergeometrik Konfluen.
hubungan yang erat dengan persamaan b. Mendefinisikan dan membuktikan
diferensial biasa orde dua namun tidak teorema-teorema yang berkaitan
jelaskan asal penurunan fungsi dengan deret Hipergeometrik dan
Hipergeometrik dan fungs deret Hipergeometrik Konfluen.
Hipergeometrik Konfluen serta
bagaimana aplikasinya dalam

52
 Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 20, Nomor 1, April 2016

c. Menurunkan persamaan 
  r    r
F1  ,  ;  ; x    xr
r !  r
2
Hipergeometrik sehingga diperoleh r 0

solusi dalam fungsi Hipergeometrik. sehingga,

d. Menjelaskan penurunan fungsi d 
2 F1  ,  ;  ; x   F   1,   1;   1; x 
dx  2 1
Hipergeometrik menjadi fungsi
Hipergeometrik Konfluen serta Untuk x  0 maka,
d  
 dx 2 F1  ,  ;  ; x    
menurunkan persamaan
x 0
Hipergeometrik Konfluen sehingga
diperoleh solusi dalam bentuk fungsi Rumus Integral untuk Deret

Hipergeometrik Konfluen. Hipergeometrik

1
1
F1  ,  ;  ; x   1  t  t  1 1  xt  dt
   1 
e. Menjelaskan aplikasi fungsi B   ,     0
2

Hipergeometrik dan fungsi Sifat-sifat Deret Hipergeometrik

Hipergeometrik Konfluen dalam Adapun beberapa sifat penting dalam
menentukan solusi persamaan deret Hipergeometrik, yaitu :
diferensial orde dua homogen.
F1  ,  ;  ; x   1  x 

a. 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

b.
2
1 1
 2 2
1 1
2 2
 1
 2

F1   ,   ; ; x 2   1  x   1  x 
 

Adapun hasil yang diharapkan dalam c.
2
1 1 1 3 
F1    ,   1; ; x 2  
2 2 2 2
1
 2 x

1  x   1  x 
 

proses pengkajian ini, yaitu :
1
a. Mengetahui sifat-sifat deret d. 2 F1 1,1; 2; x    log 1  x 
x
Hipergeometrik dan deret
Persamaan Hipergeometrik
Hipergeometrik Konfluen.
Bentuk umum persamaan
b. Mengetahui solusi persamaan
Hipergeometrik:
diferensial Hipergeometrik dan
x 1  x  y ''   1      x y '  y  0
persamaan diferensial Hipergeometrik
Memiliki 3 titik singular, yaitu di titik
Konfluen.
x  0 , x  1 dan x   .
c. Mengetahui aplikasi fungsi
a. Untuk x  0
Hipergeometrik dan fungsi
Di titik x  0 , terdapat dua akar
Hipergeometrik Konfluen dalam
menentukan solusi persamaan indisial, yaitu 1  0 dan

diferensial orde dua homogen. 2  1   .

Deret Hipergeometrik 1. Untuk 1  0
Secara umum, deret Hipergeometrik
Solusi umumnya adalah:
dapat ditulis sebagai :

53
 Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 20, Nomor 1, April 2016

y1  A 2 F1  ,  ;  ; x  Deret Hipergeometrik Konfluen

Telah diketahui bahwa fungsi
2. Untuk  2  1  
Hipergeometrik 2 F1  ,  ;  ; x 
Solusi umumnya adalah:
y2  Bx1 2 F1     1,     1; 2   ; x  merupakan penyelesaian dari persamaan
Hipergeometrik :
Jadi, solusi umum secara
keseluruhan dua titik x  0 adalah: x 1  x  y ''   1      x y '  y  0
y  A 2 F1  ,  ;  ; x   x
Jika x diganti dengan maka fungsi
Bx 1
2 F1     1,     1; 2   ; x  
b. Untuk x  1  x
Hipergeometrik F1   ,  ;  ; 
Di titik x  1 , terdapat dua akar
2
 
indisial, yaitu 1  0 dan merupakan penyelesaian dari persamaan

2       . Hipergeometrik :
 x    1 
Jadi solusi umum secara x 1   y ''   1  x  y '  y  0
      
keseluruhan di titik x  1 adalah :
Bila    maka persamaan di atas
y  A 2 F1  ,  ;      ;1  x  
B 1  x  2 F1     ,    ;       1;1  x  menjadi :
c. Untuk x   xy ''    x  y '  y  0
Di titik x   , terdapat dua akar Secara umum, deret Hipergeometrik
indisial, yaitu 1   dan 2   . Konfluen dapat ditulis sebagai :
1. Untuk 1   
  r
1 F1  ;  ; x    xr
Solusi umumnya adalah: r  0 r !   r

 1 sehingga,
y1  Ax  2 F1   ,   1   ;1     ; 
 x
d 
1 F1  ;  ; x   F   1;   1; x 
2. Untuk 2   dx  1 1
Solusi umumnya adalah: Untuk x  0 maka,
 1
y2  Bx   2 F1   ,   1   ;1     ;  d  
 x  dx 1 F1  ;  ; x    
x 0
Jadi, solusi umum secara
Sifat-sifat Deret Hipergeometrik
keseluruhan di titik x  
Konfluen
adalah :
Adapun beberapa sifat penting dalam
 1

y  Ax 2 F1   ,     1;1     ;  
 x deret Hipergeometrik Konfluen, yaitu :
 1
Bx   2 F1   ,     1;1     ;  a. F  ; ; x   e x
1 1
 x

54
 Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 20, Nomor 1, April 2016

 x Solusi umumnya adalah:

b. F   1; ; x   1   e x
 
1 1
y2  B 1 F1  m   ; 2m  1; x 
Persamaan Hipergeometrik Konfluen
Jadi, solusi umum secara keseluruhan
Bentuk umum persamaan
adalah :
Hipergeometrik Konfluen : y  A1 F1  m   ; 2m  1; x   B 1 F1  m   ; 2m  1; x 

xy ''   x  y '  y  0

Memiliki satu titik singular regular, SIMPULAN

yaitu di x  0 dengan akar indisial 1. Berdasarkan pembahasan pada bab
1  0 dan  2  1   . Jadi, solusi sebelumnya, maka dapat disimpulkan:

umum secara keseluruhan adalah : Persamaan Hipergeometrik

1. Untuk 1  0 x 1  x  y ''   1      x y '

 y  0
Solusi umumnya adalah:
memiliki 3 titik singular regular.
y1  A1 F1  ;  ; x 
Solusi persamaan Hipergeometrik di
2. Untuk  2  1  
titik
Solusi umumnya adalah: a) x  0
y2  Bx1 1 F1     1; 2   ; x  y  A 2 F1  ,  ;  ; x  
Bx1 2 F1     1,     1; 2   ; x 
Jadi, solusi keseluruhan adalah:
b) x  1
y  A1 F1  ;  ; x   Bx1 1 F1     1;2   ; x 
y  A 2 F1  ,  ;      ;1  x  
Aplikasi B 1  x  2 F1     ,    ;       1;1  x 

Misalkan diberikan Persamaan c) x  

Diferensial :  1
y  Ax  2 F1   ,     1;1     ;  
 x
 m2 
xy '' 1  x  y '     y  0  1
Bx   2 F1   ,     1;1     ; 

 x   x

Persamaan Diferensial tersebut 2. Bentuk umum deret Hipergeometrik

memiliki satu titik singular regular, dapat ditulis:
yaitu di x  0 dengan akar indisial
1  m dan  2   m .
1. Untuk 1  m

Solusi umumnya adalah:

y1  A1 F1  m   ; 2m  1; x 

2. Untuk  2   m

55
 Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 20, Nomor 1, April 2016


  r    r solusi persamaan diferensial biasa
F1  ,  ;  ; x    xr
r !  r
2
r 0 orde dua pun dapat dicari. Asalkan

Apabila diambil nilai limitnya maka persamaan diferensial tersebut

bentuk deret Hipergeometrik dapat memiliki paling sedikit 1 titik singular

ditulis : regular. Apabila tidak memiliki


  r singular regular maka, solusi
1 F1  ;  ; x    xr
r  0 r !   r
persamaan diferensial tersebut tidak
dapat dicari dengan menggunakan
dan deret ini dinamakan deret
pendekatan kedua deret tersebut.
Hipergeometrik Konfluen.
Bagi peneliti selanjutnya agar dapat
3. Persamaan Hipergeometrik Konfluen
mengkaji lagi mengenai deret
memiliki 1 titik singular regular.
Hipergeometrik dan deret Hipergeometrik
Solusi persamaan Hipergeometrik
Konfluen terutama aplikasinya dalam
Konfluen di titik x  0 dapat ditulis :
menentukan solusi dari persamaan-
y  A1 F1  ;  ; x   Bx1 1 F1    ; 2   ; x 
persamaan lain yang lebih kompleks,
4. Dengan menggunakan pen-dekatan
seperti persamaan gelombang maupun
deret Hipergeometrik dan deret
persamaan energi yang memiliki kaitan
Hipergeometrik Konfluen maka,
erat dengan ilmu fisika.

DAFTAR PUSTAKA
Andrew, Larry C. 1992. Special Function of Mathematical for Engineers, Second Edition.
New York : SPIE Press.
Ariyanto. 2009. Bahan Ajar Kalkulus Lanjut II. Kupang : Universitas Nusa Cendana
Gella, Netty M. 2012. Skripsi. Kajian Fungsi Legendre dan Aplikasinya dalam Teori
Potensial. Kupang : Universitas Nusa Cendana.
http://homepage.tudelf.nl/11r49/documents/wi4006/frobenius.pdf
Kreyzig, Erwin. 1993. Advance Engineering Mathematics, Seventh Edition. New York :
John Wiley & Sons, Inc.
Purcell, Edwin. 2003. Kalkulus I, Jilid I, Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga.
Sneddon, Ian N. 1956. Mathematical Physic and Chemistry. New York : Interscience
Publishers, Inc.
Soedijono, Bambang. 1976. Fisika Matematika. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Supama, dkk. 2003. Kalkulus I, Jurusan Matematika FMIPA UGM. Yogyakarta : FMIPA
UGM.

56