Anda di halaman 1dari 10

https://doi.org/10.22435/blb.v14i1.

301

Potensi Daya Tolak Ekstrak Daun Marigold (Tagetes erecta L.) terhadap Nyamuk Aedes
aegypti

Repellent Potency of Marigold (Tagetes erecta L.) Leaves Extract Againts Aedes aegypti
Mosquito

Marini*, Tanwirotun Ni’mah, Vivin Mahdalena, Rahayu Hasti Komariah, Hotnida Sitorus
Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Baturaja
Jl. Jenderal Ahmad Yani KM. 7 Kemelak Baturaja Sumatera Selatan, Indonesia
*E_mail: riniebta@gmail.com

Received date: 15-03-2017, Revised date: 13-02-2018, Accepted date: 21-05-2018

ABSTRAK
Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang merupakan masalah
kesehatan yang penting di Indonesia. Marigold (T. erecta L.) merupakan jenis tanaman yang populer di
masyarakat dan banyak digunakan sebagai obat tradisional serta sebagai tanaman pengusir nyamuk. Penelitian
ini bertujuan untuk menilai daya proteksi ekstrak etanol daun marigold sebagai repelen terhadap nyamuk Ae.
aegypti. Tanaman marigold (T. erecta L.) diperoleh dari kebun petani di Desa Kerinjing Kota Pagaralam,
Provinsi Sumatera Selatan. Proses ekstraksi dilakukan di Laboratorium Farmasi dan Laboratorium Genetika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya pada bulan Juni 2016 dengan cara
maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Uji daya proteksi nyamuk dilakukan di Laboratorium Entomologi
Loka Litbang P2B2 Baturaja pada bulan Agustus-Oktober 2016. Repelen dibuat dengan campuran cleansing
milk sebagai pengencer dengan konsentrasi 25%, 30%, 35%, 40%, dan 45%. Metode pengujian repelen mengacu
pada WHOPES 2009 dengan modifikasi. Hasil uji fitokimia menggunakan metode uji warna terhadap ekstrak
daun marigold berhasil mengidentifikasi senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Hasil pengujian daya
proteksi menunjukkan bahwa losion ekstrak daun marigold tidak efektif sebagai repelen terhadap nyamuk Ae.
aegypti dengan daya proteksi diatas 90% hanya bertahan selama dua jam setelah pengolesan, yaitu pada
konsentrasi 30%.

Kata kunci: ekstrak daun, marigold, repelen, demam berdarah dengue, Aedes aegypti

ABSTRACT
Aedes aegypti is vector of Dengue Hemorrhagic fever (DHF) which still considered as important health problem
in Indonesia. The marigold (T. erecta L.) is a well known plant in the community and widely used as traditional
medicines and repellent mosquitoes plant. This study aims to assess the repellency effect of ethanol extract of
marigold leaves againts Ae. aegypti. The marigold were obtained from the farmers’ garden in Kerinjing Village,
Pagaralam, Sumatera Selatan Province. The extraction process was carried out in Pharmaceutical Laboratory
and Genetics Laboratory Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University in June 2016.
Maceration process used solvent ethanol 70%. The repellency test was done in Entomology Laboratory of Loka
Litbang P2B2 Baturaja in August to October 2016. The repellent was made with mixture of cleansing milk as
diluent with concentration of 25%, 30%, 35%, 40%, and 45%. The method of repellent test was referred to
WHOPES 2009 with modification. The phytochemical test showed that marigold leaves extract had compound of
alkaloid, flavonoid, saponin, and tannin. The repellency test showed that the lotion of marigold leaves extract
was ineffective as repellent againts Ae. aegypti with complete protection up to more than 90% after two hours
aplication at concentration 30%.

Keywords: leaves extract, marigold, repellent, dengue hemorrhagic fever, Aedes aegypti

53
BALABA Vol.14 No.1, Juni 2018: 53-62

PENDAHULUAN T. erecta L., perbedaannya terletak pada warna


Nyamuk merupakan hewan yang dan bentuk bunga.14 Beberapa referensi
menularkan berbagai penyakit, seperti malaria, menyebutkan bahwa T. erecta L. adalah
filariasis dan Demam Berdarah Dengue tumbuhan kenikir (Cosmos caudatus) yang
(DBD).1 DBD merupakan salah satu masalah sebenarnya merupakan spesies yang berbeda
kesehatan di Indonesia yang disebabkan virus dengan genus yang berbeda pula, tetapi berasal
dengue dan ditularkan oleh nyamuk Ae. dari family yang sama, yaitu Compositae atau
aegypti.2,3 Tahun 2014, penderita DBD pada Asteraceae.15,16
34 provinsi di Indonesia tercatat sebanyak Tumbuhan marigold (T. erecta L.) banyak
100.347 penderita dan 907 diantaranya dijumpai di Indonesia merupakan tumbuhan
meninggal dunia. Jumlah tersebut mengalami herba dengan bau yang menyengat,17 karena
peningkatan menjadi yakni 126.675 penderita baunya yang menyengat, tumbuhan ini
dan 1.229 orang diantaranya meninggal dunia memiliki beberapa nama lokal seperti bunga
pada Tahun 2015.4 tahi ayam (Jawa), bunga tahi ancok
Pencegahan DBD difokuskan pada (Sumatera), bunga tahi kotok (Jawa Barat).
pengendalian vektor karena belum Tumbuhan marigold ini banyak digunakan
ditemukannya obat dan vaksin penyakit DBD.5 sebagai tanaman pengusir nyamuk.18,19
Salah satu cara pengendalian vektor DBD ini Berdasarkan hal tersebut maka peneliti
adalah dengan menghindarkan diri dari gigitan ingin melihat potensi dari spesies T. erecta L.
nyamuk.6 Cara yang banyak digunakan yaitu sebagai repelen yang diaplikasikan dengan
menggunakan insektisida, karena hasilnya nyamuk Ae. aegypti.
dapat dilihat secara cepat dan langsung.5,7 Potensi ekstrak daun marigold (T. erecta
Meskipun demikian, pengendalian kimiawi L.) yang ingin diteliti sebagai repelen dengan
menggunakan insektisida sintetis dapat basis cleansing milk. Penggunaan cleansing
menimbulkan efek samping yang merugikan, milk karena mudah didapatkan dan merupakan
seperti nyamuk menjadi resisten, keracunan krim yang biasa digunakan oleh masyarakat
pada manusia dan hewan ternak, kontaminasi umum. Selain itu, tekstur dari krim ini juga
terhadap kebun sayuran dan buah, serta polusi lembut dan halus, berwarna putih susu dan
lingkungan.8 Anti nyamuk yang dianggap tanpa aroma sehingga saat dicampurkan
aman dan efektif dalam menghindari gigitan dengan ekstrak dapat tercampur secara merata
nyamuk adalah repelen.9 Penggunaan repelen dan homogen.
yang mengandung bahan kimia seperti DEET Penelitian ini bertujuan menilai daya
(diethyl-meta-toluamide) dapat membahayakan proteksi ekstrak daun marigold (T. erecta L.)
tubuh manusia seperti iritasi kulit dan gatal- sebagai repelen dengan basis cleansing milk
gatal,10,11 serta iritasi mata yaitu konjungtivis.12 terhadap nyamuk Ae. aegypti di laboratorium.
Pengembangan bahan-bahan alami yang
berasal dari alam dan tidak membahayakan METODE
manusia untuk menghindari gigitan nyamuk Alat dan Bahan
sangat diperlukan. Alat yang digunakan pada penelitian ini
Penelitian terhadap tumbuhan marigold adalah aspirator, cawan petri, gelas beker,
jenis Tagetes minuta di Nairobi, Kenya gelas ukur, kandang nyamuk, spatula,
menunjukkan bahwa minyak esensial dari timbangan analitik, thermohigrometer, dan
ekstrak bunga Tagetes minuta berpotensi thermometer digital.
sebagai repelen terhadap lalat pasir Bahan yang digunakan pada penelitian ini
(Phlebotomus duboscqi).13 Tumbuhan Tagetes adalah cleansing milk murni tanpa parfum
minuta atau lebih dikenal dengan Marigold yang diperoleh dari toko bahan-bahan kimia
Meksiko merupakan tumbuhan yang sama yang biasa digunakan untuk pengujian repelen,
genus tetapi berbeda spesies dengan tumbuhan etanol 70% dan nyamuk Ae. aegypti betina.

54
Potensi Daya........(Marini, dkk)

Sampel tanaman yang digunakan pada Formulasi losion ekstrak daun marigold (T.
penelitian ini adalah daun marigold (T. erecta erecta L.)
L.) yang diambil dari Desa Kerinjing Kota Formula losion ekstrak daun marigold (T.
Pagaralam Provinsi Sumatera Selatan pada erecta L.) ditentukan berdasarkan hasil uji
Bulan Februari 2016. pendahuluan untuk mengetahui konsentrasi
Sampel tanaman yang digunakan dalam losion yang mampu menolak 50% nyamuk
penelitian ini dipastikan nama atau jenis (EC50).20,23 Dari uji pendahuluan tersebut maka
tanaman secara spesifik dengan cara ditetapkan konsentrasi yang digunakan yaitu
mengirimkan herbarium sampel tanaman ke 25%, 30%, 35%, 40%, dan 45%. Kontrol
Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat positif menggunakan losion anti nyamuk yang
Penelitian Biologi LIPI Bogor untuk dilakukan sudah komersil dengan kandungan bahan aktif
identifikasi/determinasi tanaman. DEET 13% dan kontrol negatif adalah tanpa
Penelitian ini melibatkan 6 orang perlakuan. Pengenceran ekstrak daun marigold
probandus. Kriteria probandus adalah berusia dan cleansing milk menggunakan rumus:24
18-44 tahun, laki-laki, bersedia menjadi
probandus dan menandatangani inform V1 x N1 = V2 x N2
consent, tidak memiliki riwayat penyakit yang
diakibatkan tular vektor, tidak memiliki bekas Keterangan:
luka pada lengan (area uji), tidak memakai V1 = Volume yang dibutuhkan
wangi-wangian (parfum), dan tidak merokok N1 = Konsentrasi awal
selama pengujian dan 12 jam sebelum V2 = Volume yang diinginkan
pengujian.20 N2 = Konsentrasi yang diinginkan

Cara Kerja Pengukuran derajat keasaman (pH)


Pembuatan simplisia dan ekstrak daun sediaan losion ekstrak daun marigold (T.
marigold (T. erecta L.) erecta L.) dilakukan dengan pengamatan 1 kali
Sampel daun marigold (T. erecta L.) ± 30 dalam seminggu selama satu bulan. Hal ini
kg dikeringkan dibawah sinar matahari tak dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
langsung selama kurang lebih satu bulan. Daun perubahan pH pada sediaan losion.
yang telah kering, selanjutnya diblender
sampai halus dan diayak menggunakan ayakan Uji Daya proteksi Nyamuk
tepung untuk memperoleh simplisia daun Nyamuk Ae. aegypti yang digunakan
marigold. merupakan nyamuk betina strain Liverpool
Proses ekstraksi dan Pengujian fitokimia keturunan ke 120-123, umur nyamuk 3-7 hari,
dilakukan berdasarkan metode Departemen belum diberi umpan darah dan hanya diberi
Kesehatan RI Tahun 200021 dan Modul pakan air gula, dan 24 jam sebelum penelitian
Fitokimia22 di Laboratorium Farmasi FMIPA nyamuk dipuasakan terlebih dahulu. Nyamuk
UNSRI pada bulan Juni 2016 yang dibutuhkan sebanyak 50 ekor untuk 1
Ekstraksi dilakukan secara maserasi kandang uji. Apabila nyamuk uji telah kenyang
menggunakan pelarut etanol 70% selama 1x24 darah atau mati dalam proses pengujian maka
jam yang diulang sebanyak 4 kali.21 akan diganti dengan nyamuk baru.
Selanjutnya dilakukan pengujian fitokimia Uji daya proteksi nyamuk dilakukan di
dengan metode uji warna untuk mengetahui Laboratorium Entomologi Loka Litbang P2B2
ada tidaknya golongan senyawa metabolit Baturaja pada bulan Agustus-Oktober 2016
sekunder seperti senyawa alkaloid, flavonoid, dengan mengacu pada metode Guidelines for
saponin, tanin, steroid, triterpenoid dan quinon Repellent 2009 dari WHO20 dengan
terhadap ekstrak etanol daun marigold yang modifikasi.
dihasilkan.22

55
BALABA Vol.14 No.1, Juni 2018: 53-62

Pengujian dilakukan pada kedua lengan lengan kontrol negatif dan lengan dengan
bagian ventral probandus yang telah perlakuan, selanjutnya dihitung daya
25
dikeringkan dan diusap dengan alkohol 70%. proteksinya menggunakan rumus:
Kedua lengan dikenakan sarung tangan karet
yang telah dilubangi 5x5 cm. Adaptasi nyamuk C-P
dilakukan pada daerah uji. Apabila dalam DP = x 100%
adaptasi jumlah nyamuk yang hinggap pada P
daerah uji >10 ekor maka uji dapat dilanjutkan. keterangan:
Adaptasi ini dilakukan berulang kali sampai P = Daya Proteksi
memenuhi syarat yang ditetapkan. Jika diatas C = Jumlah nyamuk yang hinggap pada
pukul 08.00 WIB adaptasi masih belum lengan kontrol negatif
berhasil, maka pengujian hari itu dibatalkan.8 P = Jumlah nyamuk yang hinggap pada
Variasi konsentrasi losion ekstrak yang lengan perlakuan
digunakan adalah 25%, 30%, 35%, 40%, 45%,
dan kontrol positif (repelen komersil dengan Repelen dianggap efektif bila hingga 6
kandungan aktif 13%). Losion dioleskan jam setelah pengolesan, daya proteksinya
secara merata pada area uji (lengan kiri). masih diatas 90%.25
Lengan kanan dibiarkan tanpa diolesi apapun
sebagai kontrol negatif. Kedua lengan HASIL
dikontakkan dengan nyamuk selama 3 menit Berdasarkan hasil uji fitokimia terhadap
dan dihitung jumlah nyamuk yang hinggap ekstrak etanol daun marigold diketahui ekstrak
pada area uji di masing-masing lengan. Kontak mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,
nyamuk di kedua lengan diamati selama 9 kali saponin, dan tanin. Hasil uji fitokimia
pengamatan, yaitu: disajikan dalam Tabel 1.
Pengamatan 1 : setelah pengolesan losion Pengukuran derajat keasaman (pH)
Pengamatan 2 : setelah jeda 10 menit sediaan losion selama sebulan yang dilakukan
Pengamatan 3 : setelah jeda 15 menit setiap minggu dengan menggunakan alat pH
Pengamatan 4 : setelah jeda 30 menit meter. Didapatkan pH berkisar antara 5,9-7,4.
Pengamatan 5 : setelah jeda 45 menit Hasil pengukuran pH dapat dilihat pada Tabel
Pengamatan 6 : setelah jeda 60 menit 2. Terlihat pada tabel bahwa semakin tinggi
Pengamatan 7 : setelah jeda 2 jam konsentrasi ekstrak maka semakin tinggi pula
Pengamatan 8 : setelah jeda 3 jam pH losion tersebut.
Pengamatan 9 : setelah jeda 4 jam Hasil uji daya proteksi losion ekstrak
Jeda merupakan waktu istirahat antar daun marigold dengan basis cleansing milk
pengamatan ke pengamatan berikutnya. disajikan pada Tabel 3. Dapat dilihat bahwa
Selama masa pengujian, area uji tidak konsentrasi 30% memiliki daya proteksi diatas
dibilas/dibersihkan sampai pengujian selesai. 90% yang paling lama, yaitu hingga pada
Pengukuran suhu ruangan dan suhu tubuh pengamatan kelima artinya 2 jam setelah
probandus dilakukan setiap kali selesai pengolesan. Konsentrasi 25% juga memiliki
pengujian. Suhu dan kelembaban ruangan daya proteksi diatas 90% hingga pengamatan
dalam keadaan terkontrol. Pengujian dilakukan kelima, tetapi pada pengamatan ketiga daya
sebanyak lima kali sebagai ulangan pada proteksinya hanya 88% dan naik kembali pada
waktu/hari yang berbeda. pengamatan keempat dan kelima.

Analisis Data
Data yang didapatkan pada penelitian ini
yaitu jumlah nyamuk yang hinggap pada

56
Potensi Daya........(Marini, dkk)

Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Terhadap Ekstrak Daun Marigold (T. erecta L.) dengan Uji Warna

No Uji Pereaksi Hasil Ket


1 Alkaloid Dragendorff Terbentuk warna orange dan endapan +
Mayer Terbentuk warna keruh +
Wagner Terbentuk warna coklat +
2 Flavonoid Shinoda (Logam Mg + HCl Terbentuk warna orange gelap +
pekat)
NaOH 10% Terbentuk warna orange kehitaman +
3 Saponin H2O + HCl pekat Terbentuk buih yang mantap +
4 Tanin H2O + FeCl3 1% Terbentuk warna hijau kehitaman +
5 Steroid Fase minyak + asam asetat
Tidak terbentuk warna biru/ungu -
anhidrat + H2SO4 namun kuning kehijauan
6 Triterpenoid Fase minyak + asam asetat
Tidak terbentuk warna ungu/merah -
anhidrat + H2SO4 namun berwarna kekuningan
7 Quinon H2O + NaOH 1N Tidak terbentuk warna merah namun -
kuning kehijauan
Keterangan: (+) : mengandung senyawa yang dimaksud; (-) : tidak mengandung senyawa yang
dimaksud

Tabel 2. Data Hasil Pengukuran pH Losion Ekstrak Daun Marigold (T. erecta L.)

Pengukuran pH
Minggu ke-
25% 30% 35% 40% 45%
1 5,9 6,2 6,3 6,8 7,3
2 5,9 6,1 6,3 6,9 7,2
3 6,0 6,2 6,5 6,8 7,2
4 6,0 6,1 6,5 6,8 7,4
5 6,0 6,1 6,5 6,8 7,4

Daya proteksi losion ekstrak daun Data selengkapnya ada pada Tabel 3.
marigold dengan basis cleansing milk terhadap Hasil pengukuran lingkungan fisik pada
gigitan nyamuk Ae. aegypti mengalami penelitian ini relatif stabil, sehingga membuat
penurunan hingga pengamatan ke 9 (12 jam variabel pengganggu ini dalam kondisi
setelah pengolesan), yang mana pada terkendali. Berdasarkan hasil pengukuran
konsentrasi paling kecil (25%) dengan daya didapatkan rata-rata suhu ruangan adalah 28,3
proteksi hanya 36,4%, sedangkan konsentrasi °C untuk suhu maksimal dan 26,0 °C untuk
tertinggi (45%) dengan daya proteksi hanya suhu minimum, rata rata kelembaban ruangan
56%. Kontrol positif yang menggunakan adalah 68% serta suhu tubuh probandus berada
repelen losion komersial juga menunjukkan pada 35,5 °C sampai dengan 36,3 °C.
penurunan yang drastis menjadi 0% pada Berdasarkan hasil penghitungan deskriptif
pengamatan ke sembilan (12 jam setelah statistik menggunakan PASW Statistic 18
pengolesan). Daya proteksi repelen ekstrak diperoleh nilai mean suhu tubuh probandus
marigold setelah pengolesan 6 jam adalah 35,9 °C dengan standar deviasi sebesar
(pengamatan 7-8) tidak ada yang menunjukkan 0,43.
daya proteksi ≥90% kecuali kontrol positif.

57
BALABA Vol.14 No.1, Juni 2018: 53-62

Tabel 3. Rata-Rata Daya Proteksi Losion Ekstrak Daun Marigold dengan Basis Cleansing Milk
Daya Proteksi (%)
Pengamatan Ke-
25%* 30%* 35%* 40%* 45%* Kontrol Positif
1 96,5 100 97,3 98,3 98,3 100
2 100 93,6 95,2 94,3 94,3 100
3 88 92,9 90 97,3 97,3 100
4 95,9 94 90 79,3 79,3 100
5 94,1 90 83,7 80,9 81 100
6 59,1 69,3 77,7 81,8 81,8 100
7 63,9 50,7 69,4 35,5 35,5 100
8 44,4 63 60,2 27,6 27,5 100
9 36,4 56,9 46,2 56 56 0
Keterangan: *Konsentrasi

PEMBAHASAN menggunakan pelarut metanol pada proses


ekstraksinya.
Senyawa fitokimia yang berhasil
Senyawa bioaktif golongan alkaloid,
teridentifikasi pada penelitian ini adalah
flavonoid, saponin, dan tanin diketahui
golongan alkaloid, flavonoid, saponin, dan
memiliki potensi farmakologi sebagai
tanin (Tabel 1). Hasil ini menunjukkan
antioksidan, antimikrobakterial, dan juga dapat
perbedaan dengan penelitian yang telah
dijadikan bahan dasar insektisida. Hal ini
dilakukan di India, dengan menggunakan
sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan
pelarut metanol, yang berhasil
oleh Devika & Justin31 dan Vijay et al.26 yang
mengidentifikasi adanya senyawa aktif lain,
menggunakan sampel daun dan bunga T.
yaitu triterpenoid dan steroid.26 Pada penelitian
erecta L. melaporkan bahwa ekstrak marigold
ini senyawa triterpenoid dan steroid tidak
berpotensi sebagai antibakteri, antimikroba,
berhasil teridentifikasi. Hal ini kemungkinan
insektisida, dan nematisida.
disebabkan karena adanya perbedaan letak
Berdasarkan hasil pengamatan (Tabel 3)
tumbuh dan perbedaan iklim tumbuh yang
dapat dilihat bahwa daya proteksi diatas 90%
sangat mempengaruhi komposisi dan kadar
losion ekstrak daun marigold dengan basis
senyawa aktif yang dimiliki oleh
cleansing milk hanya bertahan pada
tumbuhan.27,28
pengamatan kelima atau dua jam setelah
Perbedaan senyawa yang teridentifikasi
pengolesan, namun setelah 12 jam pengolesan
ini juga dapat disebabkan karena perbedaan
(pengamatan kesembilan), daya proteksi losion
pelarut yang digunakan. Menurut
29 ekstrak masih sebesar 50%. Berbeda dengan
Simaremare, bahwa pelarut dapat
kontrol positif yang 8 jam setelah pengolesan
mempengaruhi kualitas dan jenis senyawa
daya proteksinya langsung turun menjadi 0%.
yang terkandung dalam ekstrak tumbuhan.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
Diketahui bahwa etanol bersifat polar dan
losion ektrak daun marigold berpotensi sebagai
metanol bersifat semipolar. Menurut Sa’adah,30
repelen terhadap nyamuk Ae. aegypti, tetapi
mengatakan bahwa senyawa steroid dan
belum efektif menurut standar Komisi
triterpenoid merupakan golongan senyawa
Pestisida yang menetapkan bahwa suatu losion
yang larut dalam pelarut non polar sampai
anti nyamuk dianggap efektif apabila 6 jam
semi polar. Berdasarkan hal ini maka
setelah pengolesan daya proteksinya masih
disarankan jika ingin mengidentifikasi
diatas 90%.25
senyawa aktif triterpenoid dan steroid pada
Hasil pengukuran pH sediaan losion
ekstrak daun marigold sebaiknya
ekstrak daun marigold cenderung bersifat asam

58
Potensi Daya........(Marini, dkk)

dengan kisaran antara 5,9-7,4. Sediaan losion kelinci yang tidak bisa dikendalikan,
disimpan didalam botol kaca selama proses kemungkinan menyebabkan nyamuk tidak
pengukuran pH. Berdasarkan hasil tersebut, tertarik untuk mendekat. Penelitian yang
dapat terlihat bahwa sediaan losion stabil dilakukan ini juga berbeda dengan yang telah
secara kimia. Hal ini terlihat dari tidak adanya dilakukan sebelumnya karena lebih
reaksi kimia antara sediaan dengan wadah menekankan kepada target aplikasi repelen,
penyimpanan, yang ditandai dengan stabilnya yaitu manusia sehingga subjek penelitian
hasil pengukuran pH selama satu bulan langsung menggunakan manusia.
penyimpanan.35 Pengamatan yang dilakukan selama
Berdasarkan hasil pengamatan uji daya pengujian menemukan nyamuk pada kelompok
proteksi nyamuk dan pengukuran pH diketahui perlakuan dalam keadaan mati atau pingsan.
bahwa konsentrasi yang optimal untuk losion Pengamatan 24 jam setelah pengujian juga
ekstrak daun marigold (T. erecta L.) dengan menemukan bahwa nyamuk yang digunakan
basis cleansing milk adalah pada konsentrasi pada pengujian hampir 50% dalam keadaan
<30%. Hal ini terlihat dari nilai daya proteksi mati. Berdasarkan temuan tersebut,
di atas 90% terlama adalah konsentrasi 30% kemungkinan losion ekstrak daun marigold
yaitu sampai pengamatan kelima atau 2 jam dengan basis cleansing milk memiliki potensi
setelah pengolesan serta hasil pengukuran pH sebagai racun kontak dan senyawa aktif yang
losion dengan konsentrasi 30% masih dalam berperan kemungkinan adalah golongan
standar pH yang aman digunakan untuk kulit senyawa flavonoid dan saponin, seperti
manusia, yaitu dengan nilai pH 6,1–6,2. dilaporkan oleh Ni’mah dkk.32 dan Muta’ali
Menurut Hapsari dkk.35 bahwa standar nilai pH dan Purwani33 bahwa senyawa flavonoid dapat
yang aman untuk sediaan repelen adalah 5-6,5. berperan sebagai inhibitor dan bersifat racun
Variabel pengganggu pada penelitian ini kontak yang dapat membunuh serangga
dapat terkendali yang ditandai dengan dengan menyerang organ vital seperti
stabilnya hasil pengukuran lingkungan fisik, pernafasan. Wati dkk.34 melaporkan bahwa
yaitu suhu ruangan antara 26,0-28,3 °C dengan senyawa saponin bersifat bioaktif yang
kelembaban rata-rata 68%. Menurut Embong termasuk dalam golongan racun kontak karena
dan Sudarmaja dan Anwar dkk. bahwa nyamuk dapat masuk melalui dinding tubuh nyamuk.
Aedes tertarik pada suhu yang hangat serta Berdasarkan hal ini, maka perlu dilakukan
keadaan yang lembab dengan suhu optimum pengujian lebih lanjut dengan menggunakan
perkembangannya adalah 25-30 °C dengan senyawa aktif spesifik golongan flavonoid dan
kelembapan diatas 70%.37,38 saponin, untuk melihat potensi ekstrak etanol
Penelitian dengan menggunakan T. erecta daun marigold sebagai racun kontak
L. sebagai repelen pernah dilakukan oleh
Hutagalung dkk.36 yang menggunakan kelinci KESIMPULAN
sebagai subjek penelitian. Hasil penelitian Losion ekstrak etanol daun marigold
tersebut menyebutkan bahwa daya proteksi dengan basis cleansing milk tidak berpotensi
losion dengan konsentrasi 5% mampu menolak untuk dikembangkan sebagai repelen terhadap
nyamuk sampai 100% hingga akhir percobaan, nyamuk Ae. Aegypti karena daya proteksi
yaitu 1,5 jam setelah pengolesan. Konsentrasi diatas 90% ekstrak etanol daun marigold hanya
yang digunakan pada percobaan Hutagalung bertahan 2 jam setelah pengolesan.
dkk. lebih rendah jika dibandingkan dengan
losion ekstrak daun marigold basis cleansing SARAN
milk, yaitu 25-45%. Selain dari faktor formula Penelitian dengan tujuan mengembangkan
losion, hal ini kemungkinan disebabkan karena potensi daun marigold sebagai insektisida
subjek penelitian. Faktor pergerakan kelinci, khususnya repelen disarankan untuk tidak
bulu pada area uji, dan aroma dari tubuh menggunakan pelarut etanol dalam proses

59
BALABA Vol.14 No.1, Juni 2018: 53-62

ekstraksinya serta dapat membuat formula legundi (Vitex trifolia Lin ). Prosiding
losion yang lebih efektif. Selain itu, jika ingin seminar nasional & workshop "Perkembangan
Terkini Sains Farmasi Dan Klinik V" ; 6-7
mengembangkan ekstrak daun marigold November 2015; Padang: Universitas
sebagai racun kontak dapat dilakukan dengan Andalas; 2015.
menggunakan senyawa aktif yang lebih
spesifik seperti flavonoid dan saponin. 8. Champakaew D, Junkum A, Chaithong U, et
al. Assessment of Angelica sinensis (Oliv.)
diels as a repellent for personal protection
UCAPAN TERIMA KASIH against mosquitoes under laboratory and field
Penulis mengucapkan terimakasih kepada conditions in Northern Thailand. Parasit
Vectors. 2016;9:373-. doi:10.1186/s13071-
Kepala Badan Litbangkes RI dan Kepala Loka
016-1650-y.
Litbang P2B2 Baturaja. Ibu Blondine CP, Ibu
Ani Isnawati sebagai pembina penelitian, Ibu 9. Adiyasa IWS, Santi SR, Manurung M. Uji
Milana Salim, Bapak Lasbudi P Ambarita, dan Aktivitas repelan minyak atsiri buah liligundi
(Vitex trifolia Linn) terhadap nyamuk Aedes
Bapak Anif Budiyanto sebagai pembimbing aegypti. J Kim. 2014;8(1):23-7.
penelitian dan membantu dalam
penyempurnaan penulisan artikel. 10. Dewi MY, Koerniasari, Sulistyo I. 3
perbedaan kemampuan daya tolak minyak
atsiri bunga melati (Jasminum sambac) dan
DAFTAR PUSTAKA daun selasih (Ocimum basilium) sebagai
1. Fajarini DA, Murrukmihadi M. Uji aktivitas repelen nyamuk Aedes aegypti. Gema Kesehat
repelan minyak atsiri daun kemangi (Ocimum Lingkung. 2013;X(1):31-9.
basilicum (L.) f . Citratum Back ) terhadap
Aedes aegypti dalam sediaan lotion dan uji 11. Akumu Edwin O , Kebenei Sellah AST and
sifat fisik lotion. Tradit Med J. 2015;20(2):91- NCM. Repellency of Lantana camara leaves
7. smoke against female Anopheles mosquitoes.
Int J Bioassays. 2014;3(1):1695-8.
2. Mulyani S. Granul minyak serai dapur
sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti. 12. Sentra Informasi Keracunan (SIKer)
Tradit Med J. 2014;19(3):138-41. Nasional. Bahaya DEET pada Insect-
Repellent. Badan POM.
3. Widiastuti D, Marbawati D. Efek larvasida http://ik.pom.go.id/v2016/artikel/BahayaDEE
bakteri Kitinolitik dari limbah kulit udang TpadaInsect.pdf. Published 2016. Accessed
terhadap larva Aedes aegypti. ASPIRATOR. December 1, 2016.
2016;8(1):47-54.
13. Kimutai A, Ngeiywa M, Mulaa M, et al.
4. InfoDatin Kementerian Kesehatan. Situasi Repellent effects of the essential oils of
DBD di Indonesia [Internet].InfoDATIN. Cymbopogon citratus and Tagetes minuta on
[Accessed February 26, 2017] Available from the sandfly, Phlebotomus duboscqi. BMC Res
http://www.depkes.go.id/resources/download/ Notes. 2017;10(1):1-9. doi:10.1186/s13104-
pusdatin/infodatin/infodatin dbd 2016.pdf. 017-2396-0.

5. Prasetyowati H, Astuti EP, Ruliansyah A. 14. Gupta P, Vasudeva N. Marigold : A potential


Penggunaan insektisida rumah tangga dalam ornamental plant drug. Hamdard Med.
pengendalian populasi Aedes aegypti di 2012;55(1):45-59.
daerah endemis Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Jakarta Timur. ASPIRATOR. 15. Project TPC (TPC). POB Kenikir.
2016;8(1):29-36. seafast.ipd.ac.id. seafast.ipb.ac.id/tpc-
project/wp-content/uploads/2013/07/buku-
6. Manaf S, Helmiyetti, Popiani L. Uji kenikir-rev1.pdf%0A. Published 2013.
efektivitas minyak atsiri daun kacapiring Accessed January 10, 2018.
(Gardenia augusta) sebagai bahan aktif
repellent elektrik cair terhadap nyamuk Aedes 16. Arini N, Respatie DW, Waluyo S. Pengaruh
aegypti. J Konserv Hayati. 2013;9(1):20-5. takaran SP36 terhadap pertumbuhan, hasil
dan kadar karotena bunga Cosmos sulphureus
7. Sari A, Putri NA. Studi formulasi sediaan Cav. dan Tagetes erecta L. di dataran rendah.
lotion anti nyamuk dari minyak atsiri daun Vegetalika. 2015;4(1):1-14.

60
Potensi Daya........(Marini, dkk)

larvasida. J Vektor Penyakit. 2016;10(1):11-


17. Karwani G, Sisodia SS. Tagetes erecta plant : 18.
review with significant pharmacological
activities. World J of Pharm Scienses. 29. Simaremare ES. Skrining fitokimia ekstrak
2015;3(6):1180-3. etanol daun gatal (Laportea decumana (Roxb.)
Wedd). Pharmacy. 2014;11(1):98-107.

18. Zen S, Noor R. Inventarisasi tanaman yang 30. Sa’adah H, Nurhasnawati H. Perbandingan
berpotensi sebagai bioinsektisida nyamuk pelarut etanol dan air pada pembuatan ekstrak
Aedes aegypti di Kota Metro Provinsi umbi bawang tiwai (Eleutherine americana
Lampung. Bioedukasi 2016;7(2):139-43. Merr) menggunakan metode maserasi. J Ilm
Manuntung. 2015;1(2):149-53.
19. Sai Shankar B, Saravanan T, Ragavi M, et al.
Screening of local plants for their repellent 31. Devika R, Justin K. Screening and evaluation
activity against mosquitoes (Diptera: of bioactive components of Tagetes Erecta L.
Culicidae). J Mosq Res. 2013;3(14):97-104. by gc – ms analysis. Asian J Pharm Clin Res.
doi:10.5376/jmr.2013.03.0014. 2014;7(2):5-7.

20. WHO. Guidelines for efficacy testing of 32. Ni’mah, Tanwirotun, Oktarina R, Mahdalena
mosquito repellents for human skin. V, Asyati D. Potensi ekstrak biji duku (
Who/Htm/Ntd/Whopes/20094. 2009:1-30. Lansium domesticum Corr ) terhadap Aedes
aegypti. Bul Penelit Kesehat. 2014;43(2):131-
21. Departemen Kesehatan RI. Parameter standar 6.
umum ekstrak tumbuhan obat. Cetakan 1.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2000. 33. Muta’ali R, Purwani KI. Pengaruh ekstrak
doi:615.32. daun beluntas ( Pluchea indica ) terhadap
mortalitas dan perkembangan larva
22. Fitriyah. Modul fitokimia. Inderalaya: Jurusan Spodoptera litura F . J Sains dan Seni ITS.
Farmasi MIPA Universitas Sriwijaya; 2013. 2015;4(2):2-5.

23. Barnard D, Bernier U, Xue R, Debboun M. 34. Wati IM, Guli MM, Fahri U. Efektivitas
Standard methods for testing mosquito minyak atsiri daun kemangi (Ocimum
repellents. ResearchGate. tenuiflorum L.), daun jeruk purut (Citrus
doi:10.1201/9781420006650.ch5. hystrix D.C.) daun mimba (Azadirachta
indica A. Juss.), sebagai reppelent nyamuk
24. Goldsby K, Chang R. Chemistry. 11th Editi. Aedes aegypti L. J Nat Sci. 2015;4(1):1-9.
English: McGraw-Hill Education; 2012.
35. Hapsari I, Rosyadi A, Wahyuningrum R.
25. Komisi Pestisida. Metode standar pengujian Optimasi kombinasi minyak atsiri bunga
efikasi pestisida. Jakarta: Departemen kenanga dengan herba kemangi dalam gel
Pertanian; 2012. repelan nyamuk Aedes aegypti dengan metode
simplex lattice design. Prosiding seminar
26. Vijay KP, Laxman BC, Balansaheb SR, nasional & workshop "Perkembangan Terkini
Yuvraj NR, Janardhan PM. Pharmacognostic, Sains Farmasi Dan Klinik IV" ; 13-14 Juni
physicochemical and phytochemical 2014; Padang: Universitas Andalas; 2014:31-
investigation of Tagetes erecta Linn flowers 7.
(Asteraceae). J Biol Sci Opin. 2013;1(1):21-4.
doi:10.7897/2321. 36. Hutagalung, Dwisyahputra; Marsaulina,
Irnawati; Naria E. Pengaruh ekstrak daun
27. Mardany MP, Chrystomo LY, Karim AK. kenikir (Tagetes erecta L.) sebagai repellent
Skrining Fitokimia dan uji aktivitas sitotoksik terhadap nyamuk Aedes spp. J Lingkung dan
dari tumbuhan sarang semut ( Myrmecodia Keselam Kerja. 2013;2(2):1-10.
beccarii Hook . f .) asal Kabupaten Merauke.
J Biol Papua. 2016;8(1):13-22.
37. Embong NB, Sudarmaja IM. Pengaruh suhu
28. Salim M, Sitorus H, Yahya, Ni’mah T, terhadap angka penetasan telur Aedes aegypti.
Marini. Hubungan kandungan hara tanah E-Jurnal Med. 2016;5(12):1-8.
dengan produksi senyawa metabolit sekunder
pada tanaman duku ( Lansium domesticum
Corr var Duku) dan potensinya sebagai

61
BALABA Vol.14 No.1, Juni 2018: 53-62

38. Anwar C, Amy Lavita R, Handayani D. Dengue di beberapa daerah di Sumatera


Identifikasi dan distribusi nyamuk Aedes Sp. Selatan. MKS. 2014;46(2):111-7.
sebagai vektor penyakit Demam Berdarah

62

Anda mungkin juga menyukai