Alasan Memiliki HP
Ada berbagai alasan siswa membawa telepon genggam (HP) ke sekolah, antara lain adalah untuk
:
Peran ini memang vital terutama bagi siswa yang relatif jauh rumahnya dari sekolah dan ada
kendala transportasi. Untuk itu peranan HP sangat penting sekali untuk memastikan kapan dan
kapan jemputan diperlukan.
Kebutuhan komunikasi tidak terlalu penting sebenarnya. Justru mereka tidak tahu untuk apa HP
kecuali untuk mengekor teman-temannya. Penganut madzhab ini biasanya menggunakan HP
untuk ber-sms-ria sesama kawannya. Dan dengan memiliki piranti ini mereka merasa derajatnya
naik. Jadi ada bahasa simbol bagi kelompok ini. HP menjadi simbol pergaulan siswa.
Hal ini dimungkinkan dengan penemuan seri HP canggih generasi 3G yang memberikan
kesempatan penggunanya untuk browsing internet lewat HP. Namun alasan ke tiga ini sangat
sedikit yang mengikuti karena selain membutuhkan piranti yang harganya mahal, biaya
pemakaiannya pun tidak murah.
Dari pengamatan penulis sebagai guru, ternyata alasan kedua yang paling banyak pengikutnya.
Mereka memiki HP tidak dengan tujuan yang jelas kecuali untuk iseng dan mengejar gengsi.
Tidak peduli dengan kondisi orang tua, mereka merasa belum afdhol kalau belum memiliki HP.
Karena tujuannya kurang jelas dengan penggunaan alat itu maka dapat ditebak apa yang akan
terjadi dengan pola komunikasinya. Mereka lebih banyak menghabiskan pulsa untuk hal yang
tidak jelas pula, entah hanya sekedar ber-sms atau bertukar lagu dan atau gambar.
Perhatikan saja siswa yang banyak menggunakan HP dengan tujuan yang tidak jelas. Mereka
akan lebih suka membicarakan isi SMS atau tipe HP yang tengah ngetrend daripada
memperbincangkan pelajaran. Lebih parah lagi bagi sekolah yang kurang ketat dalam
pengawasan penggunaan HP pada siswanya. Bisa-bisa saat pelajaran berlangsung para siswanya
akan mencuri-curi waktu untuk melakukan SMS dengan temannya.
Dengan kondisi perekonomian orang tua yang serba minim, namun karena anaknya memaksa
untuk bisa memiliki HP maka mereka harus mengeluarkan anggaran ekstra. Bila sebelumnya
orang tua cukup memberi uang jajan dan transport setelah memiliki HP harus menambah uang
beli pulsa. Dan karena sebagian besar siswa belum memiliki skala prioritas dalam pembelajaran,
maka sebagaian siswa menghabiskan uang mereka untuk membeli pulsa. Mereka rela tidak jajan
asal bisa ber-sms-ria dengan temannya. Bahkan kebutuhan untuk membeli buku atau keperluan
belajar lainnya bisa kalah dengan kebutuhan membeli pulsa. Para guru di daerah pinggiran
utamanya akan sangat faham dengan perilaku siswa semacam ini.
Ini adalah akibat yang paling serius dari pemilikan HP yang tak memiliki tujuan yang jelas.
Dengan keisengan khasnya, mereka menggunakan HP untuk saling bertukar gambar porno dan
bercanda lewat sms dengan kata-kata yang menjurus porno pula. Bahkan yang paling
mengerikan, mereka membuat gambar porno dengan model atau pemeran mereka sendiri seperti
telah terjadi beberapa waktu lalu di salah satu SMA di Madiun, Jawa Timur.
Dan yang memprihatinkan biasanya orang tua tidak tahu aktifitas yang dilakukan anaknya lewat
HP-nya. Karena banyak orang tua yang gaptek atau gagap teknologi, maka dengan gampangnya
mereka dikelabuhi anaknya. Dengan berpura-pura menjadi anak yang manis di rumah dan berada
di kamar dengan buku digelar di meja belajar. Namun sesungguhnya ia mengembara di dunianya
yang lain nan jauh. Maka disinilah peran sekolah untuk selalu mengawasi penggunaan HP bagi
siswa di sekolah sangat diperlukan.
1. Memberikan penjelasan secara komunikatif dan persuasif tentang manfaat dan kerugian HP
bagi siswa. Tentu saja penjelasan itu diberikan sejujur dan sejelas mungkin, sehingga siswa
memiliki pemahaman dan kesadaran diri yang cukup untuk menggunakan piranti tersebut secara
bertanggung jawab.
2. Pada setiap pertemuan dengan orang tua , terutama pada awal tahun pelajaran sekolah agar
memberikan penerangan pada orang tua sejelas dan sejujur mungkin tentang manfaat dan
kerugian HP bagi siswa di sekolah. Dan bagi sekolah yang melarang siswanya membawa HP
agar sedini mungkin memberikan tata tertib ini pada siswa dan orang tua agar mengetahuinya.
3. Secara berkala sekolah melakukan operasi terhadap benda-benda terlarang yang mungkin
dibawa siswanya termasuk : obat-obatan terlarang, cerita dan gambar porno, senjata tajam, dll.
Dan apabila dalam operasi itu didapatkan hal-hal yang melanggar tata tertib, maka pihak orang
tua harus diberi tahu, sehingga pendidikan tetap berjalan dalam koridor tanggung jawab bersama.
Semoga generasi muda kita menjadi generasi yang cerdas dan mampu menggunakan
kecanggihan teknologi secara arif. Semoga!
Penulis : Muh.Muslih
Guru di MA Maarif Borobudur ,
Mahasiswa S-2 Pendidikan Bahasa Inggris UPI Bandung.
Maafkan saya, dengan berat hati info ini ku kabarkan kepada anda (siswa) dan alumni serta
orang tua barangkali ada yang keberatan andanya tidak membawa HP (handphone) ke sekolah.
Kali ini tidak bisa dikompromi lagi bahwa SMKN 6 Surakarta menetapkan HP HARAM
dibawa ke Sekolah untuk kalangan siswa. Alias sama sekali tidak boleh dibawa dengan alasan
apapun. Keputusan ini telah dibicarakan sejak lama, keresahan guru dan orang tua murid kepada
sekolah bahkan pengaruh HP terhadap anak didik /siswa cenderung melawan, individualis dan
tidak mau belajar di rumah karena sms-sms ria !
Seluruh guru/karyawan siapapun gurunya jika melihat siswa ber-HP ria tanpa ampun akan disita,
dicatat dan diserahkan BP untuk diproses.
Demikianlah informasi terkini, sorry to say aja ini kabar yang tidak menggembirakan khususnya
bagi siswa aktif yang benar-benar menjalankan kegiatan positif via HP misalnya jualan pulsa,
internet marketing dan lain-lain yang benar-benar positif. Ini semua terpaksa kena dampaknya.
Keep Spirit Without HP at Viska !
Jadi sekali lagi gunakan teknologi sebagaimana layaknya dia berfungsi, tidak berlebihan, tidak
pula menggila, sekedarnya. Nah ini juga sekedar mengingatkan mungkin juga FRIENDSTER
atau FACEBOOK yang kalian gandrungi sekarang ini bisa saja dilarang sekolah karena ada
gejala yang sama dengan HP, kita tunggu seberapa santun kalian gunakan teknologi itu dan
bagaimana menyikapinya !
tentunya tidak hanya HP secara konkrit yang dilarang ya, juga MP3,MP4, IPhone, Wallman.
http://bbawor.blogspot.com/2009/07/pengaruh-hp-terhadap-prilaku-siswa.html
http://www.smkn1godean.net/main/index.php?
option=com_content&view=article&id=68%3Apengaruh-hp-terhadap-etika-siswa-
&catid=36%3Apendidikan&lang=en
http://darmasuksma.blogspot.com/2008/01/pengaruh-hp-terhadap-etika-siswa.html
http://www.nusatenggaranews.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=3&artid=833
Di Amrik sana malah larangan siswa bawa hp dengan denda U$D 15 atau Rp. 150.000.
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=63300
http://gadget-ponsel.infogue.com/larangan_membawa_hp_ke_sekolah
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/06/01/65851/Larangan.Hp.di.Sekolah
http://www.serambinews.com/news/siswa-dilarang-bawah-hp-dan-sepmor-ke-sekolah
Hp Di Kelas
HP telah menjadi perangkat yang sangat lumrah dibawa oleh pelajar kita. Banyak sekolah
melarang siswa membawa HP ke sekolah karena dianggap mengganggu proses belajar mengajar.
Beberapa sekolah rajin melakukan razia HP kepada para siswanya. Namun demikian, tidak
semua orang menyukai aturan ini. Orang tua ingin agar mereka dapat menghubungi anaknya
sebelum pelajaran dimulai atau setelah usai pelajaran. Siswa ingin menghubungi orang tuanya
atau menggunakan alarm jadual untuk mengingatkannya pada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
Beberapa staf sekolah mungkin memerlukannya bila terjadi keadaan darurat agar siswa dapat
menghubungi keluarganya, atau bahkan polisi, dengan lebih cepat.
Meski banyak keberatan, bukan berarti dilema HP siswa di sekolah surut masalah. Gangguan
karena HP dapat semakin meningkat terlebih dengan perkembangan teknologi yang memperkaya
kemungkinan modus pemanfaatannya. HP saat iini memungkinkan penggunanya melakukan
lebih dari beberapa waktu yang lalu. Siswa dapat menggunakan HP mereka untuk menulis dan
mengirim pesan, mengambil dan mengirim foto digital, dan bahkan mengambil dan mengirim
klip video digital pendek, selain menggunakannya untuk melakukan panggilan. Hampir semua
hal tersebut dapat menjadi penggunaan yang tidak sesuai atau tidak diinginkan di kelas.
Karena alasan ini, maka banyak sekolah, khususnya tingkat menengah atas, yang membolehkan
siswanya membawa HP ke sekolah tetapi tetap melarang penggunaannya selama jam-jam
pelajaran ? kecuali bila terjadi keadaan darurat. Sayangnya, peraturan ini seringkali dilanggar
karena siswa dapat dengan mudah menyembunyikan perangkatnya menggunakan HP yang
semakin kompak dan aksesori yang semakin mungil dan nirkabel.
Masalah-masalah yang sering dihadapi para guru di kelas berkaitan dengan HP antara lain:
Beberapa sekolah mungkin mempertanyakan apakah sekolah harus mengambil kebijakan yang
ketat untuk membuat lingkungan sekolah yang lebih aman, atau membiarkan dan mengabaikan
saja perilaku tidak terpuji tersebut.
Jika sekolah tidak memiliki peraturan yang jelas tentang penggunaan HP, maka para guru dapat
menerapkan beberapa hal berikut ini:
Jika ditemukan HP yang aktif pada saat ujian berlangsung, maka siswa tersebut akan
menerima pengurangan nilai sejumlah poin tertentu (misalnya saja 20%). Ingatka
sebelumnya bahwa siswa harus mematikan HP sebelum ujian dan sangsi yang diberikan
jika ada yang melanggar.
Jika ditemukan menggunakan HP pada saat pelajaran, maka siswa tersebut menerima
pengurangan nilai pada poin partisipasi di kelas. Make the deduction appropriately severe
to be a deterrent.
Perintahkan kepada siswa untuk memberi label namanya pada HP miliknya dan
meletakkannya di sebuah tempat sebelum pelajaran dimulai. Kembalikan HP kepada
mereka setelah pelajaran usai.
Ada ide yang mungkin cukup bijak tetapi penuh tantangan berkenaan dengan penggunaan HP
oleh siswa. Alih-alih melarang siswa menggunakan HP justru menggunakan perangkat tersebut
secara terpadu untuk pembelajaran. Berikut ini beberapa fungsi yang dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran: