Anda di halaman 1dari 18

POSTER

Poster merupakan perangkat promosi dan pemasaran yang dicetak satu sisi pada selembar kertas
berukuran besar tanpa lipatan, yang umumnya digunakan untuk mempromosikan suatu kegiatan,
event, acara, ataupun mempromosikan suatu produk, jasa, bisnis, maupun usaha.

Bahan dan Ukuran Poster

Tidak hanya terdiri dari satu jenis saja, poster memiliki fleksibilitas yan tinggi sehingga bisa dibuat
menggunakan beragam jenis bahan dan juga ukuran yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

A. Ukuran Poster

Dalam menentukan ukuran poster, Anda bisa memilih dari berbagai ukuran kertas yang beragam,
namun yang umumnya digunakan antara lain adalah sebagai berikut:

 A0 (84,1 x 118,9 cm),


 A1 (59,4 x 84,1 cm),
 B1 (70,7 x 100 cm),
 B2 (50 x 70,7cm),
 A2 (42 x 59,4 cm),
 A3 (29,7 x 42 cm),
 A4 (21 x 29,7 cm)

B. Bahan Kertas Poster

Bahan yang digunakan untuk poster akan sangat tergantung pada kebutuhan serta keperluan Anda,
yang biasanya menggunakan beberapa jenis kertas sebagai berikut:

 Art Paper 150 gsm


 Art Carton 190 gsm
 Art Carton 210 gsm
 Art Carton 230 gsm
 Matte Paper / Kertas Majalah 150 gsm
 HVS 80 gsm
C. Menentukan Bahan dan Ukuran Poster

Pemilihan bahan dan ukuran ini akan ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu lokasi tempat poster
tersebut akan dipasang serta seberapa luas bidang yang akan ditempelkan poster tersebut.

Misalnya Anda akan memasang poster pada halte bus yang tidak memiliki bidang yang luas untuk
dipasang poster, maka ukuran yang digunakan sebaiknya tidak lebih besar dari A3 atau bahkan A4.

Sejarah Poster

Poster sendiri telah ada semenjak mesin percetakan pertama kali diciptakan pada tahun 1700an yang
biasanya digunakan untuk mempromosikan pertunjukan drama atau teater, namun untuk poster
modern seperti yang kita kenal sekarang ini mulai berkembang sejak tahun 1840-1850an.

Saat masa perang, terutama perang dunia 1 dan 2, poster dijadikan sebagai alat propaganda kepada
masyarakat oleh kedua kubu, yang gunanya adalah menjatuhkan citra dari pihak lawan ataupin
sebagai pengobar semangat, patriotisme, dan nasionalisme masyarakat kala itu.

Kegunaan Poster

Poster memiliki kegunaan yang sangat beragam dan untuk berbagai tujuan, serta telah digunakan
sejak lama, mulai dari sebagai alat penyebaran informasi, propaganda, hingga promosi film, pentas,
pertunjukkan, produk, jasa, acara, dan lain sebagainya.

Beberapa contoh kegunaan poster adalah sebagai berikut:

 Poster film bioskop,


 Poster acara atau kegiatan,
 Poster promosi produk,
 Poster promosi jasa,
 Poster pesan layanan masyarakat,
 Poster ajakan untuk suatu gerakan,
 Poster yang berisi pengumuman,
 dan lain-lain.

Cara Membuat Poster yang Kreatif dan Efektif

Dalam membuat poster yang kreatif sekaligus efektif, keseluruhan prosesnya harus sangat
diperhatikan dan tidak hanya dari satu segi saja.

Mulai dari mendesain, menentukan ukuran, target audiens, hingga kepada prosedur percetakannya
sama-sama memiliki peran yang sangat penting sebagai suatu kesatuan guna mencapai tujuan yang
diinginkan.

Berikut ini akan kami jelaskan bagaimana cara membuat poster yang kreatif serta tepat sasaran dan
juga efisien sehingga akan meminimalisir biaya namun hasilnya tetap optimal.

A. Mendesain Poster

Tahapan pertama adalah mendesain poster, yang bisa Anda lakukan menggunakan program desain
seperti Adobe Photoshop ataupun CorelDraw.

Kami menyarankan menggunakan Coreldraw dikarenakan program ini lebih kompatibel dengan
banyak mesin percetakan, serta warna yang dihasilkan akan lebih sesuai dengan warna yang tampak
di layar komputer atau laptop Anda.

Cara Membuat Desain Poster Yang Menarik Dengan Canva


1. Buka Canva.com
2. Cari menu create design dan pilih menu Poster
3. Pilih template untuk memulai desain poster anda
4. Edit gambar dan text di template poster sesuai kebutuhan
5. Download desain poster yang sudah anda buat

Apabila Anda masih bingung dalam menentukan konsep desain, cobalah “meniru” dari desain
poster yang tersedia di Internet dan ubahlah sesuai kebutuhan Anda seperti logo, kata-kata, warna,
dan lain sebagainya.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan kami berikan beberapa tips desain poster yang bisa Anda
coba praktekkan sendiri.

B. Tips Desain Poster


1. Poster Harus Mudah Dibaca dan Mudah Dimengerti

Tips pertama, pastikan poster mudah dibaca serta mudah dimengerti sehingga informasi yang akan
Anda berikan kepada target audiens dapat tersalurkan dengan jelas dan tidak terjadi miskomunikasi
ataupun kesalahpahaman.

2. Pemilihan Jenis dan Ukuran Font untuk Poster

Masih terkait dengan tips sebelumnya, saat mendesain poster sebaiknya pertimbangkan kembali
jenis font yang digunakan, apakah mudah dibaca atau tidak, dan juga ukurannya perlu diperhatikan
supaya tidak terlalu kecil atau terlalu besar.

3. Pemilihan Warna untuk Poster

Pemilihan warna saat mendesain poster biasanya akan berkaitan dengan tema warna yang menjadi
identitas dari acara, produk, atau bisnis Anda secara keseluruhan supaya membuat target audiens
menjadi familiar dan mudah membedakan dari yang lainnya.

4. Desain Poster Jangan Terlalu “Ramai”

Tips selanjutnya adalah membuat desain yang eye-catching alias menarik perhatian, yang tidak
berarti harus penuh warna-warni atau penuh dengan ornamen serta elemen yang malah
membingungkan.

5. Desain Minimalis Tidak Masalah

Desain simpel dan minimalis pun bisa menarik perhatian selama desain tersebut menggugah rasa
penasaran dan keingintahuan dari target audiens sehingga akan meningkatkan kemungkinan poster
tersebut dibaca oleh meeka.

6. Pemilihan Ukuran Poster

Seperti sudah dibahas sebelumnya, pemilihan ukuran poster akan sangat bergantung pada luas
bidang dan lokasi yang menjadi target pemasangan poster, sehingga hal ini harus dipertimbangkan
pada saat mendesainnya.

7. Desain Untuk Setiap Ukuran

Kalau Anda belum mengetahui lokasi pemasangan, buatlah beberapa versi poster untuk berbagai
ukuran untuk menyesuaikan ukuran font, layout, dan desain poster supaya tetap jelas terbaca oleh
target audiens, apapun ukuran yang digunakan.
8. Target Audiens

Tips terakhir, pastikan desain poster Anda disesuaikan dengan target audiens yang anda sasar, baik
dari segi demografis ataupun psikografis, sehingga akan dapat lebih meningkatkan peluang
ketertarikan audiens tersebut untuk membaca poster yang dipasang.

Silahkan baca artikel kami mengenai desain poster sempurna untuk mendapatkan beragam tips
tambahan dalam merancang desain poster yang terbaik.

C. Mencetak Poster

Setelah desain poster selesai dibuat, selanjutnya adalah menyiapkan poster untuk dicetak sesuai
dengan jumlah yang Anda inginkan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat akan mencetak poster yang biasanya dilakukan
adalah sebagai berikut:

 Menyiapkan file mentah dari poster yang ingin dicetak (format .cdr, .ai, .psd, atau .jpg dan
.png yang memiliki resolusi tinggi),
 Tentukan jenis dan ketebalan kertas yang akan digunakan,
 Pada beberapa tempat percetakan biasanya akan lebih murah apabila Anda membeli dan
menyediakan kertas sendiri.
 Tentukan apakah akan menggunakan percetakan digital atau offset (akan kami jelaskan lebih
lanjut di bawah ini).

D. Percetakan Digital vs Offset

Dalam memilih vendor percetakan, biasanya mereka akan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu vendor
percetakan digital dan vendor percetakan offset, yang masing-masing memiliki kelebihan dan
kerugiannya tersendiri.

Kelebihan dan Kekurangan Percetakan Digital

Pada percetakan digital, biasanya mesin yang akan digunakan adalah mesin printer laser yang
memiliki resolusi besar dan proses pengerjaan yang cepat.

Beberapa kelebihan dan kekurangan dari percetakan jenis digital ini antara lain adalah sebagai
berikut:

 Bisa mencetak satuan,


 Untuk kuantiti sedikit (di bawah 500-1000 lembar) umumnya akan lebih murah
dibandingkan percetakan offset,
 Biasanya akan lebih mahal apabila membutuhkan cetak poster dalam kuantitas besar,
 Luas bidang yang bisa dicetak bervariasi, namun umumnya vendor percetakan digital
printing hanya menyediakan cetak pada ukuran maksimal A3,
 Proses pengerjaan umumnya lebih cepat dibandingkan offset

Kelebihan dan Kekurangan Percetakan Offset

Percetakan offset merupakan metode percetakan yang paling tepat untuk skala besar, yang mana
pada mesin offset percetakan dilakukan dengan cara memindahkan materi desain dari plat ke suatu
lapisan karet untuk kemudian baru dicetak pada kertas.

Beberapa kelebihan dan kekurangan dari percetakan jenis offset ini antara lain adalah sebagai
berikut:

 Tidak bisa mencetak satuan, kalaupun dipaksakan maka harganya akan sangat mahal,
 Jauh lebih murah apabila mencetak dalam kuantitas besar (> 1000 lembar poster),
 Sama seperti digital printing, luas bidang yang dicetak bervariasi dan tergantung dari mesin
cetak yang dimiliki oleh vendor, tetapi rata-rata bisa mencetak hingga ukuran A0,
 Bisa menggunakan tinta khusus seperti emas dan perak,
 Proses pengerjaan lebih lama dibandingkan percetakan digital.

E. Faktor yang mempengaruhi biaya cetak poster

Beberapa faktor yang akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan untuk mencetak poster antara
lain adalah sebagai berikut:

 Jenis bahan kertas yang digunakan,


 Ukuran kertas poster,
 Hitam-putih atau berwarna (full colour),
 Jumlah poster yang akan dicetak,
 Desain poster juga biasanya berpengaruh pada percetakan offset
 Finishing pada poster (Laminasi doff, glossy, atau penggunaan spot UV atau emboss)

KOMIK
Komik atau gambar bercerita merupakan rangkaian panel/ frame bergambar yang saling berurutan,
sehingga pembacanya dapan menyimpulkan sebuah cerita secara utuh di akhir frame/panel tersebut.
Ini berbeda dengan konsep seni rupa yang satu gambar/ lukisan/ bentuknya memiliki satu ekspresi/
cerita. Karena alasan tersebut, penulis berpendapat bahwa komik tidak dapat diklasifikasikan
sebagai suatu karya seni rupa murni. Membuat komik merupakan salah satu tindak lanjut
keterampilan menggambar, sebagai bidang seni yang juga memiliki prospek.

Teknik yang digunakan


Umumnya, untuk menciptakan sebuah karya komik kita harus menguasai teknik menggambar
dengan pensil terlebih dahulu. Misalnya saja:
a. Proporsi bentuk manusia, hewan, tumbuhan, dan benda. 
b. Teknik perspektif, bayangan, dan landscape. 
c. Aksi/gerakan dan ekspresi wajah. 
Ciri-ciri gambar komik
1. Ciri utama komik mempunyai sifat menarik perhatian mata sehingga berbagai tokoh dan karakter
dapat menarik perhatian pembaca.
2. Bersifat proposional
Pembaca komik sanggup menjiwai isi cerita, seolah-olah terjadi ikatan emosional dengan pelaku
cerita.
3. Kelihatan humor kasar
4. Menggunakan bahasa lisan dan mudah dipahami pembaca
Menggunakan bahasa percakapan sehari-hari akan lebih mengena dan mudah dipahami oleh
pembaca.
5. Perilaku yang disederhanakan dan menggambarkan jiwa atau moral pelaku.
6. Bersifat kepahlawanan
Komik cenderung berisi pemujaan terhadap jiwa-jiwa kepahlawanan.

Jenis Komik menurut Bentuk/ Gaya


a. Realis
Ceritanya detail, dengan gambar bersifat figuratif menirukan wujud alam (manusia, hewan,
tumbuhan, benda) mendekati kenyataan, termasuk efek cahaya dan arsiran bayangan.
b. Ekspresif
Gambar dan cerita lebih ditekankan pada kebebasan berekspresi. Gaya ini berkembang di jepang
dengan sebutan manga.
c. Kartun
Gambar kartun adalah gambar yang memiliki bentuk-bentuk yang lucu atau memiliki ciri khas
tertentu. Biasanya gambar kartun banyak menghiasi majalah anak-anak, komik, dan cerita
bergambar.
Gambar kartun berfungsi menghibur, karena berisikan humor. Gambar kartun dapat berupa tokoh
binatang atau manusia. Gambar ini banyak dijumpai pada majalah, surat kabar, buku komik, dan
sebagainya, Tokoh yang dikenal sebagai Bapak Kartun Modern adalah William Hogart dari lnggris
yang hidup pada tahun 1697-1764. Sedangkan kartunis Indonesia yang terkenal adalah Hari Pede,
Gunawan Raharjo, ltos Budi Santosa, dan sebagainya.

Gambar kartun sering disebut juga gambar animasi. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, gambar
kartun dapat diangkat menjadi sebuah film yang menarik untuk dunia anak-anak seperti: Keluarga
Disney, Popeye, Winnie the Pooh, Tarzan, Doraemon, dan sebagainya.

Anatomi komik
a. Cover
Umumnya, tampilan cover/ sampul buku komik berupa gambar berwarna yang mencerminkan
tokoh cerita. Pewarnaan ilustrasi cover bisa dilakukan secara manual atau digital (komputer). Cover
juga berfungsi sebagai daya tarik komik.
b. Halaman pembuka
Halaman sebelum isi cerita. Biasanya ditampilkan hitam putih, memuat nama pengarang dan
penerbit komik tersebut.
c. Halaman isi
Memuat isi cerita yang terdiri dari frame bergambar dengan dialog dan keterangan dari halaman
satu hingga akhir.

Syarat Menggambar Komik


Dalam menggambar komik dibutuhkan beberapa syarat, yaitu: Kemampuan dalam menggambar dan
menyusun kata-kata.
Adapun langkah-langkah menggambar komik antara lain:
1. Menentukan Topik dan Tujuan
Sebelum mengambar komik langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tema.
Dalam menentukan tema perlu dipikirkan bentuk visualisasi dan kata yang digunakan yang
tujuannya untuk memperkuat gambar visual tersebut.

Pengembangan tokoh dan karakter sangat penting, karena berperan sebagai aktor sebuah cerita
komik.

2. Membuat Kalimat Singkat dan Mudah Diingat.


Dalam membuat kalimat komik dipilih kata yang singkat, jelas, mudah dicerna, dan menarik.
Kalimat akan berkesan jika disertai gambar pendukungnya sehingga pembaca senantiasa ingat
terhadap pesan yang ingin disampaikan.

Menggunakan Gambar Komik dibuat disertai dengan gambar, penggunaaan gambar merupakan
penyampaian pesan yang paling menarik. Proporsi gambar dan kata disesuaikan dengan kebutuhan
cerita yang disampaikan, memperhatikan tokoh /karakter yang dibuat. Menggunakan warna-warna
yang mencolok sehingga mendukung perhatian banyak orang untuk membaca narasi komik.

3. Menggunakan Media yang Tepat


Penggunaan media disesuaikan dengan media yang digunakan. Jika komik berupa buku merupakan
satu kesatuan cerita yang utuh, jika komik berupa cerita pendek bisa menggunakan selembar kertas.
Komik yang dibuat secara digital bisa menggunakan alat bantu komputer. Menggambar komik
dengan komputer memudahkan dalam berekspresi, selain itu kalau terjadi kesalahan dapat segera
diganti.

Bahan dan Alat Menggambar Komik


1. Kertas
Kertas yang sering dipakai berwarna netral (putih, abu-abu, coklat), mudah menyerap media warna
apa saja. Kertas bisa dipakai dengan berbagai alat gambar (kertas padalarang, HVS, kuarto, karton).
2. Penggaris
Biasa digunakan penggaris mika, siku, busur, dan mistar. Fungsi penggaris membentuk atau
membuat strip-strip kolom pada komik.
3. Penghapus
4. Pensil gambar
5. Pensil warna

Langkah-Langkah Membuat komik


a. Persiapan bahan/alat kerja.
Pensil 2B,3B, pena, boxy dan sejenisnya, kuas, penggaris, penghapus, tip-ex, cat poster warna atau
hitam-putih, meja gambar.
c. Pembuatan cerita/skenario.
Mendapatkan ide cerita yang bagus memang sulit, mulailah dengan cerita sederhana yang
memungkinkan atau mudah untuk divisualisasikan dalam bentuk gambar.
d. Penentuan ukuran/standar kertas yang digunakan.
e. Pembuatan karakter/tokoh cerita dan objek pendukung.
f. Seting/pembagian frame per halaman.
g. Pembuatan sketsa awal dengan pensil.
h. Pewarnaa dan Finishing.

Contoh Komik
ALAT MUSIK TRADISIONAL

Alat musik tradisional adalah alat musik yang berkembang secara turun menurun pada suatu
daerah. Alat musik tersebut biasanya digunakan untuk mengiringi sebuah musik-musik yang
terdapat di kalangan masyarakat daerah tersebut.

Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia memiiiki alat musik khas daerah yang berbeda-beda.
Biasanya disebut alat musik tradisionai, yaitu alat musik yang diciptakan dan berkembang atas
suatu daerah setempat.

Seperti halnya jenis alat musik lainnya, secara garis besar, alat musik tradisional dikelompokkan
dalam beberapa kategori, yaitu alat musik petik, tiup, gesek, pukul, tepuk, dan goyang.

Masing-masing alat musik tradisional dari tiap daerah mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Seiring dengan perkembangan zaman, musik tradisional juga ikut berkembang atau dikolaborasikan
dengan jenis musik modern atau yang saat ini sedang berkembang.

Perpaduan indah tersebut tentunya patut untuk diparesiasi. Walau zaman sudah berkembang, alat
musik tradisional juga ikut berkembang dan tak hilang oleh zaman.

Fungsi Alat Musik Tradisional

1. Pengisi Suasana dalam Suatu Adegan Sendratari

Alat musik tradisional tentunya membuat suasana menjadi lebih hidup, adegan sendratari atau
gending karesmen makin lebih menarik perhatian masyarakat. Masyarakat lebih menikmati sebuah
adegan jika ada yang mengiringi.

Alat musik tradisional memang memiliki peranan penting untuk mengiringi setiap acara di adat di
setiap daerah di Indonesia. Musik tradisional membutuhkan alat musik tradisional untuk
membuatnya makin hidup dan dapat dinikmati.

2. Sarana Komunikasi

Bunyi-bunyi tertentu dalam alat musik tradisional memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok
masyarakatnya. Umumnya, bunyi-bunyian itu memiliki pola ritme tertentu dan menjadi tanda bagi
anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan.
Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug di masjid, dan
lonceng di gereja.

3. Sarana Pertunjukan dan Hiburan

Musik merupakan satu di antara cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian serta
sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya.

Musik tradisional dapat makin hidup jika diiringi dengan alat musik tradisional. Keduanya
menciptakan kesatuan yang tentunya menjadi sarana untuk menghibur masyarakat jika diadakannya
suatu pertunjukan.

4. Sarana Ekspresi diri dan Kreasi

Dengan alat musik tradisional kamu bisa berkreasi dan mengespresikan diri. Bagi para seniman,
baik pencipta lagu maupun pemain musik, musik adalah media untuk mengekspresikan diri mereka.

Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Dengan musik dan alat musik, seniman
dapat mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, dan cita-cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan
dunia.

5. Sarana Upacara Budaya

Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara-upacara kematian, perkawinan,


kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan
oleh instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis.

Contoh Alat-alat Musik Tradisional di Indonesia

1. Angklung merupakan alat musik dari bambu yang berasal dari daerah Jawa Barat.

2. Alosu merupakan alat musik yang berupa kotak anyaman daun kelapa yang berisi biji-bijian yang
berasal dari daerah Sulawesi Selatan.

3. Aramba merupakan alat musik yang mirip seperti bende, yang berasal dari daerah Pulau Nias,
Sumatra Utara.

4. Arumba merupakan alat musik yang terbuat dari bambu yang berasal dari daerah Jawa Barat.

5. Atowo merupakan alat musik yang mirip seperti genderang yang berasal dari daerah Papua.

6. Basa-Basi merupakan alat musik yang bentuknya seperti terompet dan terbuat dari bambu yang
berasal dari daerah Sulawesi Selatan.

7. Babun merupakan alat musik yang mirip seperti kendang yang berasal dari daerah Provinsi
Kalimantan Selatan.

8. Calung merupakan alat musik yang terbuat dari bambu yang berasal dari daerah Jawa Barat.

9. Cungklik merupakan alat musik yang seperti kulitang yang terbuat dari kayu yang berasal dari
daerah Lombok (NTB).

10. Doli-doli merupakan alat musik yang berupa empat bilah kayu lunak yang berasal dari daerah
Pulau Nias, Sumatra Utara.

11. Dog-dog merupakan alat musik seperti genderang yang berasal dari daerah Jawa Barat.
12. Druri Dana merupakan alat musik yang berupa bambu yang dikerat seperti garpu penala yang
berasal dari daerah Pulau Nias, Sumatra Utara.

13. Floit merupakan alat musik yang berupa seruling bambu yang berasal dari daerah Maluku.

14. Foi Mere merupakan alat musik yang mirip seperti serung yang berasal dari daerah Flores, Nusa
Tenggara Timur.

15. Gamelan Bali merupakan alat musik gamelan yang berasal dari daerah Provinsi Bali.

Contoh Alat-alat Musik Tradisional di Indonesia

16. Gamelan Jawa merupakan alat musik gamelan yang berasal dari daerah Jawa.

17. Gamelan Sunda merupakan alat musik gamelan yang berasal dari daerah Provinsi Jawa Barat.

18. Garantung merupakan alat musik yang berupa bilah-bilah kayu yang digntung yang berasal dari
daerah Tapanuli, Sumatra Utara.

19. Gerdek merupakan alat musik seperti seruling tempurung yang berasal dari daerah Kalimantan.

20. Gonrang merupakan alat musik yang bentunya mirip seperti kendang yang berasal dari daerah
Simalungun, Sumatra Utara.

21. Hapetan merupakan alat musik sejenis kecapi yang berasal dari daerah Tapanuli, Sumatra Utara.

22. Kecapi merupakan alat musik yang bentuknya seperti gitar kecil yang terdiri dari dua dawai
yang banyak ditemukan diberbagai daerah di seluruh wilayah Indonesia.

23. Keloko merupakan alat musik yang bentuknya seperti terompet kulit kerang yang berasal dari
daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

24. Kere-Kere Galang merupakan alat musik sejenis rebab yang berasal dari daerah Gowa, Sulawesi
Selatan.

25. Keso-Keso merupakan alat musik sejenis rebab yang berasal dari daerah Gowa, Sulawesi
Selatan.

26. Kinu merupakan alat musik yang bentuknya serupa dengan seruling yang berasal dari daerah
Pulau Roti.

27. Kledi merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup yang berasal dari daerah
Kalimantan.

28. Kolintang merupakan alat musik yang berupa bilah-bilah kayu yang tersusun di atas kotak kayu
yang berasal dari daerah Minahasa, Sulawesi Selatan.

29. Lembang merupakan alat musik serung panjang yang berasal dari daerah Toraja, Sulawesi
Selatan.

30. Nafiri merupakan alat musik yang dimaunkan dengan cara ditiup yang berasal dari daerah
Maluku.
Contoh Alat-alat Musik Tradisional di Indonesia

31. Popondi merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup yang berasal dari daerah
Toraja, Sulawesi Selatan.

32. Rebab merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara digesek yang berasal dari daerah
Jawa Barat.

33. Sampek merupakan alat musik sejenis gitar yang berasal dari daerah Kalimantan.

34. Sasando merupakan alat musik yang dimainkan dengan dipetik yang berasal dari daerah Nusa
Tenggara Timur.

35. Seluang merupakan alat musik seruling bambu yang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatra
Barat.

36. Siter atau Celempung merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik yang berasal
dari daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

37. Talindo merupakan alat musik yang dimainkan dengan dipetik yang berasal dari daerah
Sulawesi.

38. Talempok Pacik merupakan alat musik seperti gong kecil yang dimainkan dengan cara dipukul
yang berasal dari daerah Sumatra Barat.

39. Tifa merupakan alat musik genderang kecil yang berasal dari timur Indonesia.

40. Toto Buang merupakan alat musik sejenis telempong yang berasal dari daerah Maluku.

Teknik Memainkan Alat Musik Tradisional

1. Bentuk Tabung

Merupakan bentuk umum alat musik yang berbahan dasar bambu, tetapi dalam perkembangannya
bentuk tersebut dapat digantikan dengan bahan kayu atau logam. Contoh intrumen ini adalah
angklung, calung, kentongan/kul-kul, suling/saluang. Cara memainkannya ada yang dipukul,
digoyang atau ditiup.

2. Bentuk Bilah

Merupakan bentuk lempengan dari logam atau kayu yang memerlukan wadah gema sebagai ruang
resonansi.

3. Bentuk Pencon

Merupakan lingkaran yang bawahnya berlubang atau berongga dengan bagian atasnya terdapat
tonjolan di tengah. Pada umumnya alat musik ini berbahan logam atau kuningan yang dimainkan
dengan cara dipukul.
PENERAPAN POLA LANTAI PADA GERAK TARI

Pengertian tari tradisional adalah tarian yang berasal dari suatu daerah dan merupakan tarian turun
temurun sehingga menjadi budaya dari pada daerah tersebut. Biasanya tari daerah memiliki nilai
filosofis seperti keagamaan, kepahlawanan, dan sebagainya.

Salah satu fungsi tari adalah sebagai pengungkapan dan ekspresi dari sang penari. Ini dikarenakan
manusia adalah makhluk sosial hingga harus berkomunikasi dengan pihak lain yaitu manusia
lainnya dan Tuhan YME. Secara umum ada beberapa fungsi dari seni tari yaitu:

1. Sebagai Sarana Keagamaan

Sejak dahulu didalam upacara keagamaan manusia menggunakan tari tarian sebagai sarana
komunikasi dengan tuhan. Tari biasanya digunakan sebagai sarana keagamaan yang bersifat sakral.

Di pulau Bali masih ada tarian tarian keagamaan yang biasanya dilakukan sebagai sarana
komunikasi dengan para dewa dan leluhurnya. Contohnya tari Kecak, Sang Hyang, Keris, dan
Rajang dan dilakukan di pura pura.

2. Sebagai Sarana Pergaulan

Tarian pergaulan merupakan tarian yang diperuntukkan untuk menyatakan kerukunan masyarakat.
Ini dikarenakan manusia adalah makhluk sosial sehingga sehingga membutuhkan interaksi dengan
manusia yang lainnya sehingga memunculkan suatu keakraban.

Keakraban tersebut akan muncul jika ada suatu sarana yang memadahi salah satunya tari. Contoh
tari pergaulan ini adalah tari Jaipongan.

3. Sebagai Hiburan

Merupakan jenis tarian yang dihadirkan sebagai hiburan semata. Hampir di setiap  daerah di
Indonesia memiliki jenis tarian ini.  Diharapkan setiap yang menonton tarian ini akan merasa
terhibur

Tari tradisional sudah ada seiring dengan sejarah perkembangan tari itu sendiri. Kita dapat belajar
dan mengama ti dari sejarah perkembangan tari di Indonesia yang telah diwaris kan  para seniman
tari sebagai hasil karya daya cipta yaitu tari tradisional. Tari tradisional tidak bisa terlepas dari pola
kehidupan sosial budaya masyarakat daerah setempat. Oleh karena itu, dalam setiap daerah
mempunyai tari tradisional yang berbeda-beda. Keberagaman  tari tradisional tersebut mempunyai
keunikan sendiri. Oleh karena itu, bentuk-bentuk tari  di setiap daerah  harus terus menerus
dipelihara, dilestarikan atau ditradisikan sebagai suatu warisan budaya.

A. Unsur Pendukung Tari Tradisional

1. Pola Lantai Tari Tradisional

Pola lantai pada tari adalah pergerakan yang dilakukan dengan cara berpindah atau begeser secara
teratur sehingga membentuk pola denah tertentu guna menjadikan tarian lebih indah dan menarik.

Pola lantai pada tari tradisional Indonesia pada prinsip nya hampir sama yaitu garis lurus dan garis
lengkung. Garis lengkung terma suk pola lingkaran dan garis lurus bias membuat segi empat,
segitiga, atau ber jajar. Pola lantai dapat juga di laku  kan dengan cara kombi na  si antara garis
lurus dan garis lengkung. Kom bi na  si ini dilakukan agar gerak tampak lebih dinamis. Pola lantai
tari Saman dari Aceh menggunakan garis lurus. Para penari duduk lurus di lantai selama menari.
Pola lantai tari Saman merupakan salah satu ciri yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Pola lantai tari
Bedaya baik di   Keraton Sura kar  ta maupun Yogyakarta banyak mengguna kan pola-pola garis
lurus. Garis lurus pada ta rian Saman atau Bedaya merupakan simbolisasi pada hubung  an ver tikal
dengan Tuhan dan horisontal dengan lingku ngan sekitar. Tari Kecak selain unik dari segi gerak
juga unik dari segi pola lantai. Kecak lebih banyak menggunakan pola lantai melingkar atau
lengkung dan tidak meng gunakan pola lantai garis lurus. Hal ini memiliki kesamaan dengan pola
lantai tari Randai dari Sumatra Barat.

2. Tata Rias dan Busana Tari Tradisional

Tata rias dan tata busana pada tari tradisional


memiliki fungsi penting. Ada dua fungsi tata rias
dan tata busana pada tari tradisional yaitu; 1)
sebagai pembentuk karakter atau watak; dan 2)
sebagai pembentuk tokoh. Pembentukan karakter
atau watak dan tokoh  dapat dilihat pada tata rias
wajah yang digunakan dan juga busana yang
dipakai. Karakter pemarah, jahat, dan sejenisnya
biasanya menggunakan tata rias warna merah yang
dominan. Demikian juga pada busana. Busana
warna dominan yang digunakan secara visual
menunjukkan bahwa penari memerankan tokoh
jahat. Tokoh raksasa pada epos Ramayana
misalnya, digambarkan dengan riasan wajah yang merah menyala dengan bagian mulut penuh
taring. Tata busana yang digunakan dengan menggunakan rambut gimbal panjang dan
menyeramkan. Karakter tokoh baik pada epos Ramayana biasanya menggunakan riasan cantik se
perti riasan pada Pregiwa sebagai istri Gatot Kaca. Tata rias dan tata busana tampak cantik dan
bersahaja. Tata rias dan busana juga dapat menun juk kan tokoh lucu. Epos Ramaya na ditunjuk kan
pada tata rias dan busana Punakawan yaitu Semar, Petruk, Bagong, dan Gareng. Tata rias dan
busana pada tari tradisional tidak hanya bersumber pada epos Ramayana tetapi juga tarian lepas
yaitu tarian yang tidak berhubungan dengan cerita Ramayana. Tokoh dan karakter dapat dijumpai
juga pada tari tentang fauna seperti Tari Merak. Tata rias pada tari Merak yang digunakan
memperlihatkan seekor burung Merak yang indah. Tata busana yang digunakan merupa kan
perwujudan dengan sayap dan tutup kepala sebagai ciri khas yang menunjukkan perwujudan burung
Merak. Ada juga tata rias dan tata busana lain yang menunjukakan perwujudan dari objek tari
seperti tari Kijang dari Jawa Tengah, tari Burung Enggang dari Kalimantan, tari Cendrawa sih dari
Bali, tari Kukilo dari Jawa Tengah.

3. Properti Tari Tradisional

Properti merupakan salah satu unsur pendukung dalam tari. Ada tari yang menggunakan properti
tetapi ada juga tidak menggunakan. Pro perti yang digunakan ada yang menjadi nama tarian
tersebut. Contoh tari Payung mengguna kan payung, tari Piring menggunakan piring sebagai
properti. Kedua tarian ini berasal dari Sumatra Barat. Tari Lawung dari keraton Yogya karta
menggunakan Lawung (tombak) sebagai properti tarinya. Ada juga tarian yang menggunakan pro
perti tetapi tidak digunakan sebagai nama tarian. Contoh tari Pakarena mengguna  kan Kipas, tari
Merak menggunakan Selendang, tari Serimpi dari Yogyakarta atau Surakarta ada yang
menggunakan Kipas, Keris atau pro per ti lain. Ini hanya beberapa contoh pro perti yang digunakan
dalam tarian tradisi o nal, masih banyak tari dari daerah lain yang menggunakan properti sebagai
pen dukung. Tari Nelayan, tari Tani menggunakan tudung kepala dan hampir semua jenis tarian
perang mengguna kan tameng dan senjata perang lain seperti keris. Ada juga tarian yang meng guna
kan properti kukusan yaitu tempat untuk membuat tupeng terbuat dari anyaman bambu yang
digunakan sebagai kurungan dalam tari Lengger gaya Banyumasan

4. Tata Iringan Tari Tradisional

Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik
tersusun atas kata, nada, dan melodi. Semua terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami
lintas budaya, agama, suku, ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik segala jenis perbedaan dapat
disatukan. Musik sebagai iringan tari dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu iringan internal dan
eksternal. Iringan internal memiliki arti iringan tersebut dilakukan sekaligus oleh penari. Contoh
iringan internal antara lain pada tari Saman. Penari manyanyi sebagai iringan sambil melakukan
gerak. Iringan internal juga dijumpai pada tari daerah Papua penari membunyikan tifa sebagai
iringan gerakan. Iringan eksternal memiliki arti iringan yang berasal dari luar penari. Iringan ini
dapat berupa iringan dengan menggunakan alat musik yang dimainkan atau pemusik atau yang
berasal dari tape recoder. Jenis tari tradisional di Indonesia lebih banyak mengguna  kan iringan
eksternal daripada iringan internal.

Musik iringan tari memiliki fungsi antara lain:  1) sebagai iring an gerakan; 2) ilustrasi; 3)
membangun suasana. Musik iringan tari sebagai iringan gerakan memiliki arti bahwa ritme musik
sesuai dengan ritme gerakan tidak sama. Musik dapat ditabuh secara menghentak tetapi gerakan
yang dilakukan dapat mengalir dan mengalun. Sedangkan musik iringan sebagai membangun
suasana sering dilakukan pada tarian yang memiliki desain dramatik agar suasana yang ditampilkan
sesuai dengan tujuan cerita.

Contoh tata rias tari gambyong dibawah ini:


MERANCANG PEMENTASAN PANTOMIM

Menyusun Naskah Pantomim

Khusus terkait drama atau pantomim, naskah adalah teks yang dimainkan oleh aktor atau
pantomimer, yang digunakan sebagai bahan pertunjukan atau pembuatan film jika dibuat dalam
format film. Naskah pantomim (mime script) adalah konsep cerita atau adegan tersusun sesuai
dengan rangkaian pertunjukan yang akan dijalankan berupa tahapan adegan (treatment).

1. Naskah Pantomim Berdasarkan Modus Sajian

 Naskah pantomim tragedi, tragedi sering kali diidentikkan dengan kesengsaraan yang
menimpa seseorang.
 Naskah pantomim komedi, naskah pantomim komedi berisikan cerita tentang sukacita
 Naskah pantomim tragedi komedi, naskah pantomim tragedi komedi adalah penggabungan
dari tragedi dan komedi, di mana di dalamnya terdapat unsur katarsis dan sukacita.

2. Naskah Pantomim Berdasarkan Klasifikasi Cerita

  Naskah pantomim kejadian, naskah yang bercerita tentang sebuah hal atau perkara.
 Naskah pantomim peristiwa, naskah yang memuat cerita dari rangkaian kejadian, misalnya
cerita tentang terlambat kerja.
 Naskah pantomim grand opening, naskah berisi adegan-adegan untuk mengumumkan
pembukaan resmi lokasi baru atau kegiatan baru.
Merancang Pementasan Pantomim

1. Membuat Script Pantomim

  Pantomim dapat berupa cerita sehari-hari maupun khayalan pencipta.


 Naskah pantomim harus dibuat semenarik mungkin, tetapi harus dapat pahami
 Mulailah dengan sebuah cerita  untuk membangun imajinasi peristiwa.

2. Memahami Cerita

Dalam pementasan pantomim, setiap unsur yang terlibat pada pementasan harus memahami cerita
dengan baik benar sehingga pihak-pihak yang terlibat dalam pementasan tersebut dapat bekerja
dengan efektif.

3. Blocking

Cara menghadap, penempatan posisi, dan perpindahan pemain di atas teater, termasuk pantomim,
disebut blocking.

Unsur-Unsur yang Terlibat dalam Pementasan

 Sutradara
 Pemain
 Pengurus produksi
 Tim artistik

Merancang Pementasan Pantomim

  Persiapan
 Pelaksanaan
 Evaluasi

Pementasan Pantomim

1. Jenis Panggung

Panggung pantomim dibedakan menjadi dua yaitu indoor dan outdoor. Pementasan outdoor
biasanya dilakukan di taman maupun di jalanan. Sedangkan indoor biasanya dilakukan di panggung
atau di gedung pertunjukan.

2. Tata Cahaya

Selain untuk menerangi panggung, tata pencahayaan berfungsi untuk menggambarkan suasana.
Letak lampu dan arah lampu juga menjadi hal yang penting karena akan menimbulkan efek suasana
yang dibutuhkan dalam pementasan pantomim.

3. Tata Musik dan Efek Bunyi

Efek bunyi dapat dihasilka dengan cara:

 Bunyi buka tutup pintu dilakukan cukup dengan buka tutup gerendel yang didekatkan
dengan mikrofon.
 Bunyi jam dilakukan dengan menggoyang ke kiri dan kanan pensil dalam kotak logam.
 Bunyi halilintar dihasilkan dengan memukuli atau menjatuhkan seng.
 Bunyi tembakan dihasilkan dengan memecahkan balon atau memukul benda keras.
 Bunyi kapal terbang dihasilkan dengan menyentuhkan lipatan karton tipis pada baling-
baling kipas listrik dan dikeraskan dengan mikrofon.
 Sekarang sebagian besar efek suara bisa di dapat dari instrumen
musik synthesizer atau keyboard.

4. Tata Rias

Fungsi make up pantomime:

 Memperjelas wajah asli


 Ilustrasi karakter
 Ilustrasi tematik
 Bentuk dasar white face dalam make up pantomim

Anda mungkin juga menyukai