Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN 7 :

KELARUTAN TIMBAL BALIK

I. TUJUAN
 Mempelajari kelarutan timbal balik antara dua cairan.

 Menggambarkan hubungan kelarutan tersebut dengan suhu dalam suatu


diagram fasa.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Nama Ukuran Jumlah
1 Ball filler - 1 Buah
2 Buret 50 mL 1 Buah
3 Erlenmeyer 100 mL 2 Buah
4 Gelas ukur 100 mL 1 Buah
5 Kertas
6 Klem
7 Kompor listrik - 1 Buah
8 Pipet tetes - 1 Buah
9 Pipet ukur 10 mL 1 Buah
10 Propipet - 1 Buah
11 Statif
12 Termometer - 3 Buah

B. Bahan
No Nama Konsentrasi Jumlah
1 Aquadest - Secukupnya
2 Asam oksalat jenuh - Secukupnya
3 CaOH jenuh 0,25 M Secukupnya
4 Indikator metil merah - Secukupnya
5 Indikator PP - Secukupnya
6 NaOH 1N Secukupnya
III. PRINSIP KERJA
Percobaan kelarutan timbal balik didasarkan pada proses pemanasan suatu larutan
sampel untuk mengetahui kelarutan suatu zat saat sebelum titik kritik, saat mencapai
titik kritik dan setelah titik kritik. Suatu zat akan menjadi dua fasa sebelum dan
sesudah melewati titik kritik, dan akan menjadi satu fasa saat tercapai titik kritik.
Hasil yang diperoleh diidentifikasi dan dianalisis dengan perlakuan yang sesuai.

IV. PROSEDUR PENGAMATAN


PERC. PROSEDUR KERJA HASIL PENGAMATAN
Penentuan 1. Pipet larutan asam oksalat - Asam oksalat jenuh tak berwarna
entalpi jenuh sebanyak 5 mL
peleburan 2. Masukan ke dalam erlenmeyer
asam oksalat 3. Ukur temperatur larutan dalam
keadaan suhu kamar
4. Tambahkan 3 tetes indikator - Indikator PP tak berwarna
PP
5. Titrasi dengan NaOH 0,1 N - Larutan NaOH tak berwarna
hingga terjadi perubahan warna - Larutan mengalami perubahan
(duplo setiap temperatur) warna menjadi merah muda
6. Pipet larutan asam oksalat - Asam oksalat jenuh tak berwarna
jenuh sebanyak 5 mL
7. Masukan ke dalam erlenmeyer
lain
8. Temperatur dinaikan 20°C dan
40°C dari temperature awal
9. Tambahkan 3 tetes indikator - Indikator PP tak berwarna
PP
10.Titrasi dengan NaOH 0,1 N - Larutan NaOH tak berwarna
hingga terjadi perubahan warna - Larutan mengalami perubahan
(duplo setiap temperatur) warna menjadi merah muda
Penentuan 1. Pipet larutan CaOH jenuh - Larutan CaOH jenuh tak berwarna
entalpi sebanyak 5 mL
peleburan 2. Masukan ke dalam erlenmeyer
CaOH 3. Ukur temperatur larutan dalam
keadaan suhu kamar
4. Tambahkan 3 tetes indikator - Indikator MM berwarna orange
MM - Larutan menjadi berwarna kuning
5. Titrasi dengan HCl 0,025 M - Larutan HCl tak berwarna
hingga terjadi perubahan - Larutan mengalami perubahan
warna (duplo setiap warna menjadi merah muda
temperatur)
6. Pipet larutan CaOH jenuh - Larutan CaOH jenuh tak berwarna
jenuh sebanyak 5 mL
7. Masukan ke dalam erlenmeyer
lain
8. Temperatur dinaikan 20°C dan
40°C dari temperature awal
9. Tambahkan 3 tetes indikator - Indikator MM berwarna orange
MM - Larutan menjadi berwarna kuning
10. Titrasi dengan 0,025 M hingga - Larutan HCl tak berwarna
terjadi perubahan warna (duplo - Larutan mengalami perubahan
setiap temperatur) warna menjadi merah muda

V. PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan suhu konsolut atas atau suhu larutan kritik? Berapa
derajat kebebasan sistem pada T > T konsolut atas ?
Jawaban :
Suhu larutan kritik adalah suhu larutan dimana campuran larutan yang tidak
homogen menjadi homogen. Pada saat T>T konsolut atas, derajat kebebasannya
adalah 2, yaitu fraksi dan suhu.

2. Sebutkan sistem yang mempunyai titik konsolut bawah dan sistem yang
mempunyai dua suhu konsolut (atas dan bawah) ?
Jawaban :
Sistem air-fenol memiliki titik konsolut bawah, sistem yang memiliki dua
suhu konsolut adalah sistem air-nikotin.

3. Apakah yang di maksud dengan larutan konjugasi ?


Jawaban :
Larutan konjugasi adalah larutan campuran yang terdiri dari dua cairan yang
saling melarutkan dan menghasilkan dua larutan konjugat yang bersifat jenuh.

4. Apakah yang di maksud dengan efek “salting out” ? Tunjukan terjadinya efek
tersebut pada percobaan yang saudara lakukan.
Jawaban :
Efek salting out adalah adanya zat terlarut lain di dalam sistem campuran
larutan yang memiliki kelarutan lebih besar dibanding zat terlarut utama di dalam
pelarutnya, Hal ini menyebabkan kelarutan dari zat terlarut utama berkurang dan
membuat sistem campuran ini memiliki titik kritis yang lebih besar dari seharusnya.
Pada percobaan yang dilakukan terjadi efek salting out pada sistem fenol-air-
NaCl, NaCl memiliki kelarutan yang lebih besar di dalam air dibanding fenol di
dalam air, hal ini menyebabkan titik kritis sistem ini lebih tinggi daripada titik kritis
dari sistem fenol-air.
VI. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah berikut ini :
a. fasa
b. Jumlah komponen
c. Varian atau derajat kebebasan
Jawaban :
a) Fasa adalah bagian dari suatu sistem yang bersifat homogen dan dipisahkan
secara mekanik dari bagian sistem yang lain dengan batas yang jelas Jumlah
fasa (P) adalah jumlah bagian yang homogen dalam sistem
Contoh : Air+alcohol dan uapnya P=2

Air+minyak dan uapnya P=3

b) Jumlah Komponen (C) adalah jumlah terkecil zat-zat kimia yang terdiri bebas
(kosentrasinya dapat diubah dengan leluasa) yang dapat digunakan untuk
menyatakan komposisi dari setiap fasa dalam sistem atau bisa disebut spesi
kimia minimum untuk gambarkan keadaan sistem.
Contoh : sistem air C=1

sistem etanol dalam air C=2

c) Derajat kebebasan (F) bilangan bulat terkecil yang menyatakan jumlah variabel
bebas untuk gambarkan keadaan sistem.Untuk zat murni perlu dua variable
yaitu P dan V atau P dan T atau V dan T . Variable ketiga dicari dengan
persamaan gas ideal. Jika ada sistem terdiri atas satu gas atau cairan ideal
dengan derajat kebebasan 2 berlaku aturan gibbs.

Aturan Fasa Gibbs : F=C-P+2

Keterangan : P=jumlah fasa ;


C=jumlah komponen;

F=jumlah derajat kebebasan

2. Untuk tujuan apa percobaan ini di amati suhu pada saat terjadinya satu fasa dan
suhu pada saat timbul kekeruhan kembali?
Jawaban :
Pengamatan suhu saat terjadi pada satu fasa dan suhu pada saat timbul
kekeruhan kembali dengan tujuan untuk menentukan suhu kritis,lalu menunjukkan
bahwa saat larutan dalam keadaan homogen(saat bening) larutan berada lam
keadaan kesetimbangan dan saat keruh kedua zat tersebut hanya bercampur pada
kondisi tertentu. Alasan lain adalah bisa menghubungkan kelarutan dengan suhu
dalam sebuah diagram fasa .

3. Buat format tabel data pengamatan untuk percobaan ini!


Jawaban :

Larutan T bening T keruh T rata-rata X fenol

Anda mungkin juga menyukai