Anda di halaman 1dari 16

Kelompok I:

1. Izza Khozanatul Funuun (52019050072)


2. Maulida Hikmawati (52019050073)

PENGEMBANGAN
OBAT
KIMIA MEDISINAL
PENGEMBANGAN OBAT
Pengembangan bahan obat diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai
sumber yaitu:
 Tanaman (glikosida jantung untuk mengobati lemah jantung),
 Jaringan hewan (heparin untuk mencegah pembekuan darah),
 Kultur mikroba (penisilin G sebagai antibiotik pertama),
 Urin manusia (choriogonadotropin)
 Dan dengan teknik bioteknologi dihasilkan human insulin untuk
menangani penyakit diabetes.

Dengan mempelajari hubungan struktur obat dan aktivitasnya maka


pencarian zat baru lebih terarah dan memunculkan ilmu baru yaitu kimia
medisinal dan farmakologi molekular. Setelah diperoleh bahan calon obat,
maka selanjutnya calon obat tersebut akan melalui serangkaian uji yang
memakan waktu yang panjang dan biaya yang tidak sedikit sebelum
diresmikan sebagai obat oleh Badan pemberi izin.
Uji Yang Harus Ditempuh
Oleh Calon Obat:

A. Uji praklinik
Pada mulanya yang dilakukan pada uji praklinik adalah pengujian ikatan obat
pada reseptor dengan kultur sel terisolasi atau organ terisolasi, selanjutnya
dipandang perlu menguji pada hewan utuh. Hewan yang baku digunakan
adalah galur tertentu dari mencit, tikus, kelinci, marmot, hamster, anjing atau
beberapa uji menggunakan primata, hewan-hewan ini sangat berjasa bagi
pengembangan obat. Hanya dengan menggunakan hewan utuh dapat diketahui
apakah obat tersebut menimbulkan efek toksik pada dosis pengobatan atau
obat tersebut aman untuk digunakan.

B. Uji klinik
Setelah calon obat dinyatakan mempunyai kemanfaatan dan aman pada hewan
percobaan maka selanjutnya diuji pada manusia (uji klinik). Uji pada manusia
harus diteliti dulu kelayakannya oleh komite etik mengikuti Deklarasi
Helsinki.
Skema pengembangan obat baru
dan tahap-tahap uji klinik:
Uji
Pencarian Penapisan
farmakologis
senyawa aktif farmakologi lanjut

Uji klinik fase III


Uji klinik fase II Uji klinik fase I
(efikasi multi-
center) (efikasi) (keamanan)

Uji klinik fase IV


Aplikasi obat Pemasaran
(post
baru obat marketing)
Uji klinis fase I

Uji klinis fase I


Dilakukan terhadap meliputi: uji
beberapa volunter farmakologi klinik,
sehat studi metabolik,
studi efikasi,

Dan studi
farmakokinetik, uji Penentuan dosis
toksisitas kronik, uji efikasi.
karsionogenik.
Uji klinis fase II

Dilakukan terhadap
Tujuan untuk
penderita/pasien
Uji klinis fase II melihat efek
dalam jumlah
keamanan obat
terbatas ( orang)

Proses ini
Pengembangan memerlukan waktu
Stabilitas obat
formulasi antara 3 sampai 6
tahun
Uji klinis fase III

Dilakukan percobaan klinis pada volunter yang


sehat dan pasien dengan desain double blind

Tujuan untuk evaluasi efikasi, toleransi obat,


monitoring efek samping

Dilakukan uji produksi dalam skala besar

Hasil dari uji klinis fase III adalah dokumen


evaluasi terapeutik dan klinik

Hasil uji klinis fase III menentukan bisa


tidaknya obat baru beredar di pasaran
UJI KLINIS FASE IV

Dilakukan setelah obat beredar di pasaran.

Tujuan untuk memastikan keamanan obat dan


memantau resiko-resiko yang mungkin terjadi akibat
penggunaan obat.
Ilmu yang mempelajari masalah
penggunaan obat

FARMAKOLOGI

FARMAKOKINETIK

FARMAKODINAMIK

FARMAKOTERAPI

TOKSIKOLOGI
DEFINISI
Farmakologi: Ilmu yang mempelajari mekanisme kerja obat dalam
menimbulkan efek biologis (efek terapi) dan efek samping obat dan
penggolongan obat berdasarkan cara kerjanya

Farmakokinetik: Ilmu yang mempelajari absorpsi, distribusi,


metabolisme dan ekskresi (ADME)

Farmakodinamik: Ilmu yang mempelajari cara kerja obat dan efek


obat terhadap fungsi berbagai organ dan pengaruh obat thdp reaksi
biokimia

Ilmu farmakoterapi: Ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk


penyembuhan penyakit

Ilmu Toksikologi: Ilmu yang mempelajari keracunan oleh berbagai


bahan kimia terutama obat
S emua hasil pengamatan pada hewan menentukan apakah

dapat diteruskan dengan uji pada manusia. Ahli farmakologi


bekerja sama dengan ahli teknologi farmasi dalam pembuatan
formula obat, menghasilkan bentuk-bentuk sediaan obat yang
akan diuji pada manusia. Cara yang digunakan untuk mengetahui
tingkat keamanan obat yaitu melalui uji praklinik dan uji klinik.
U ji Praklinik dilakukan sebelum calon obat baru ini dapat

dicobakan pada manusia, dibutuhkan waktu beberapa tahun


untuk meneliti sifat farmakodinamik, farmakokinetik,
farmasetika, dan efek toksiknya pada hewan uji.
U ji klinik pada dasarnya untuk memastikan

efektivitas, keamanan dan gambaran efek samping


yang sering timbul pada manusia akibat pemberian
suatu obat. Uji klinik ini dilakukan dengan empat
fase yaitu:
Fase I, Fase II, Fase III dan Fase IV.
Penggolongan obat
berdasarkan sumbernya

Obat alamiah : obat yang terdapat di alam yaitu pada tanaman, hewan
dan mineral.
Contoh : kuinin, atropin, minyak ikan, belerang, kalium bromida.

Obat semisintetik : obat hasil sintesis yang bahan dasarnya terdapat


di alam.
Contoh : morfin menjadi kodein.

Obat sintetik murni : obat yang bahan dasarnya tidak berkhasiat,


setelah disintesis akan didapatkan senyawa dengan khasiat farmakologis.
Contoh : analgetika, antihistamin, dan diuretik.
REFERENSI
Murniati, dkk. 2004. Farmakologi Kelas X, Jakarta.
Katzung.1989.Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 3.
EGC: Jakarta. Suhartono, Ricke, dkk. 2003.
Farmakognosi Kelas XI, Pilar Utama Mandiri. Jakarta Timur.
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/01/09/uji-klinik-51098.html
http://jendelafarmasi.blogspot.com/2011/09/farmakologi.html
Gisda,dkk.2016. Tahap Tahap Pengembangan dan Penilaian Obat. Stikes Farmasi Riau. Riau
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai