Anda di halaman 1dari 12

PROSEDUR KERJA

ANALISIS FORMALIN DENGAN


SPEKTROFOTOMETER
UNIVERSITAS NO.
LAB. KIMIA KODE
PKAFS MUHAMMADIYAH URUT
FISIKA
KUDUS 2.1 124

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS, 2019 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Prosedur Kerja Disetujui
MUHAMMADIYAH oleh:
KUDUS Analisis Formalin dengan Spektrofotometer
Revisi Tanggal

Rektor
PK.AFS.UMKU.LAB.KIMIAFISIKA
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 1 dari 3
KUDUS
Disetujui oleh: Analisis Formalin dengan No. Dokumen:
Spektrofotometer 1.2.4.PK.AFS.UMKU/2019
Rektor Berlaku: 1 Agustus 2019

I. DEFINISI
Formalin merupakan larutan formaldehid di dalam air, yang mengandung 37% gas
formaldehid dalam air dengan rumus molekul CH2O.Biasanya ditambahkan 10-15%
methanol sebagai stabilisator. Larutan formaldehid mempunyai nama dagang formalin,
formol, atau mikrobisida (Cahyadi, 2006).
Formalin merupakan suatu bahan kimia dengan berat molekul 30,03 g/mol yang
pada suhu normal dan tekanan atmosfer berbentuk gas tidak berwarna, berbau pedas
(menusuk) dan sangat reaktif (mudah terbakar). Bahan ini dapat bercampur dengan air
dan tidak dapat bercampur dengan etanol dan eter (Moffat, 2005). Penyimpanan
dilakukan pada wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya dan sebaiknya pada suhu
diatas 20°C (Depkes RI, 1979). Titik didih formalin adalah 96°C (Merck, 1976).
Formalin dengan penambahan pereaksi Nash dan pemanasan 30 menit
menghasikan warna kuning yang mantap, yang kemudian diukur pada panjang
gelombang 415 nm (Herlich,1990). Adapun prinsip dari analisis ini adalah formalin
direaksikan dengan pereaksi tertentu untuk menghasilkan larutan berwarna yang bisa
diukur di daerah visibel pada panjang gelombang 412 nm. Beberapa pereaksi yang dapat
digunakan antara lain, asam kromotropat, Purpold, MBTH-M
ethylbenzothiazinonhydrazone dan Nash.

II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal alat-alat dan bahan baku kimia di laboratorium beserta
kegunaan dan keamanannya
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan
3. Mahasiswa mampu melakukan analisis kualitatif & kuantitatif formalin dalam
makanan
UNIVERSITAS
Prosedur Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
KUDUS
Disetujui oleh: Analisis Formalin dengan No. Dokumen:
Spektrofotometer 1.2.4.PK.AFS.UMKU/2019
Rektor Berlaku: 1 Agustus 2019

III. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
1. Neraca Analitik 1. Sampel Tahu
2. Geles beker 2. Formalin Standar
3. Corong Gelas 3. Ammonium Asetat
4. Gelas Ukur 4. Asam Asetat
5. Spektrofotometer 5. Asetil Aseton
6. Destilator
7. Erlenmeyer

IV. PROSEDUR KERJA


 Analisis Kualitatif
1. 5 g sampel tahu dihaluskan kemudian ditambahkan dengan aquadest panas
sebanyak 10 mL lalu aduk hingga homogen.
2. Disaring, filtrat yang terbentuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan 5 tetes larutan KMnO4 0,1N
3. Kemudian kocok tabung reaksi dan amati perubahan yang terjadi.
 Analisis Kuantitatif
1. Dimasukkan 2 mL Formalin baku kemudian ditambahkan 10 mL H2O2 kemudian
ditambahkan 15 mL NaOH 0,1 N kemudian di tambahkan 2 tetes metil jingga.
2. Lakukan titrasi dengan HCl 0,1 N .
3. Hitung berapa volume HCl yang dibutuhkan sampai warna merah menjadi jingga.
4. Menimbang sampel tahu 5g kemudian di tambahkan 30 mL aquadest lalu di saring
dan di ambil filtratnya sebanyak 10 ml.
5. Kemudian ditambahkan 10 mL H2O2 kemudian ditambahkan 15 mL NaOH 0,1 N
kemudian di tambahkan 2 tetes metil jingga.
6. Lakukan titrasi dengan HCl 0,1 N .
7. Hitung berapa volume HCl yang dibutuhkan sampai warna merah menjadi jingga.
PROSEDUR KERJA
ANALISIS BORAKS
UNIVERSITAS NO.
LAB. KIMIA KODE
PKAB MUHAMMADIYAH URUT
FISIKA
KUDUS 2.1 122

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS, 2019 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Prosedur Kerja Disetujui
MUHAMMADIYAH oleh:
KUDUS Analisis Boraks
Revisi Tanggal

PK.AB.UMKU.LAB.KIMIAFISIKA Rektor

UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 1 dari 3
KUDUS
Disetujui oleh: Analisis Boraks No. Dokumen:
1.2.2.PK.AB.UMKU/2019
Rektor Berlaku: 1 Agustus 2019

I. DEFINISI
Boraks (Natrium tertaborat, Na2B4O7.10H2O) merupakan kristal lunak yang
mengandung unsur boron, tidak berwarna, tidak berbau dan mudah larut dalam air. Bila
terekspos di udara kering dan hangat sering dilapisi serbuk warna putih seperti kapur.
Natrium tetraborat mengandung sejumlah Na2B4O7 yang setara dengan tidak kurang
dari 99,0 % dan tidak lebih dari 105,0 % Na2B4O7.10H2O. Larutan boraks bersifat basa
terhadap fenolftalein, mudah larut dalam air mendidih dan dalam gliserin; tidak larut
dalam etanol (Dirjen POM 1995).
Boron adalah unsur mineral alam yang terdapat pada kulit bumi dalam jumlah
relatif kecil, yaitu kurang dari 10 ppm. Konsentrasi pada air laut berkisar antara 0,5 – 9,6
ppm dengan rata-rata 4,6 ppm, sedangkan pada air tawar berkisar antara <0,01 – 1,5
ppm. Di alam boron tidak ditemukan bebas tetapi selalu berikatan dengan oksigen,
biasanya sebagai asam (boric acid, H3BO3) atau garamnya yang disebut borates
misalnya Natrium tetraborat (Na2B4O7.10H2 O) atau yang dikenal dengan boraks.
Asam borat dan garamnya (utamanya boraks atau sodium tetraborat) secara luas
digunakan pada industri gelas, fiberglass, porselin, enamel, keramik glasur dan meta-
alloy. Senyawa ini juga digunakan sebagai fire retardant, pupuk, bahan laundry,
herbisida dan insektisida.

II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal alat-alat dan bahan baku kimia di laboratorium beserta
kegunaan dan keamanannya
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa boraks
4. Mahasiswa mampu mengevaluasi dan memahami proses identifikasi senyawa Boraks
dalam makanan

UNIVERSITAS Prosedur Kerja Halaman 2 dari 3


MUHAMMADIYAH
KUDUS
Disetujui oleh: Analisis Boraks No. Dokumen:
1.2.2.PK.AB.UMKU/2019
Rektor Berlaku:1 Agustus 2019

III. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Kertas Saring
2. Labu Ukur
3. Gelas Ukur
4. Erlenmeyer
5. Corong
6. Cawan Porselen

Bahan
1. Sampel Bakso
2. Boraks Standar
3. Aquadest
4. Manitol
5. Indikator PP
6. HCl
7. NaOH

IV. PROSEDUR KERJA


 Analisis Kualitatif Boraks
1. Sebanyak 5 gram Boraks Standar ditambahakan 10 tetes H2SO4 1N dan 2 mL
metanol. Kemudian campuran dibakar dalam cawan porselin. Akan menghasilkan
nyala api berwarna hijau.
2. Sebanyak 5 g sampel diblender dengan air 100 mL, kemudian disentrifugasi dengan
kecepatan 3000 rpm selama 2 menit dan diambil supernatannya.
3. Sebanyak 10 mL supernatannya dipanaskan dalam oven pada suhu 1500 C selama 15
menit kemudian residu ditambah 10 tetes H2SO4 1N dan 2 mL metanol kemudian
dibakar.
4. Diamati apakah terbentuk nyala hijau.
5. Bandingkan dengan hasil nyala api pada Boraks standar.
Analisis Kuantitatif Boraks
1. Pembuatan larutan 100 mL NaOH 0,16 M
2. Pembuatan larutan Baku Primer :
Boraks standar ditimbang sebanyak 2 gram secara seksama, kemudian dimasukkan
ke dalam labu ukur. Kemudian dilarutkan dengan aquadest bebas CO 2 dan di add
hingga 100 ml.
3. Titrasi Pembakuan :
Sebanyak 10 mL larutan baku primer boraks dimasukkan ke dalam Erlenmeyer,
kemudian ditambahkan 3 tetes HCl 37% dan 0,2 g manitol ke dalam campuran.
Selanjutnya ditambahkan 3 tetes indikator PP. Kemudian dititrasi dengan larutan
NaOH 0,16 M dan diamati volume NaOH yang diperlukan untuk merubah larutan
yang tidak berwarna menjadi warna merah muda konstan.
4. Preparasi sampel : 5 gram sampel diblender dengan 100 mL air kemudian di
sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 2 menit dan diambil 10 mL
supernatannya. Ditambahkan 3 tetes larutan HCl 37% dan 0,2 g manitol ke dalam
campuran. Selanjutnya ditambahkan 3 tetes indikator PP
5. Titrasi sampel : Larutan sampel kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,16 M dan
diamati volume NaOH yang diperlukan untuk merubah larutan yang tidak berwarna
menjadi warna merah muda konstan.
6. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali.
PROSEDUR KERJA
ANALISIS HIDROQUINON DALAM
KOSMETIK
UNIVERSITAS NO.
LAB. KIMIA KODE
PKAHK MUHAMMADIYAH URUT
FISIKA
KUDUS 2.1 125

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS, 2019 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Prosedur Kerja Disetujui
MUHAMMADIYAH oleh:
KUDUS Analisis Hidroquinon dalam Kosmetik
Revisi Tanggal

Rektor
PK.AHK.UMKU.LAB.KIMIAFISIKA
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 1 dari 3
KUDUS
Disetujui oleh: Analisis Hidroquinon dalam No. Dokumen:
Kosmetik 1.2.5.PK.AHK.UMKU/2019
Rektor Berlaku: 1 Agustus 2019

I. DEFINISI
Hidroquinone merupakan suatu senyawa kimia yang memiliki aktivitaa
meningkatkan ekskresi melanin dari melanosit serta mencegah pembentukan melanin itu
sendiri. Hidroquinone secara topikal umumnya digunakan sebagai agen depigmentasi
pada kondisi hiperpigmentasi kulit seperti chloasma (melasma) dan bintik-bintik pada
kulit.

II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal alat-alat dan bahan baku kimia di laboratorium beserta
kegunaan dan keamanannya
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan
3. Mahasiswa mampu melakukan analisis senyawa hidroquinon dalam kosmetik

III. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
1. Beaker glass 1. Sampel Krim Pemutih
2. Erlenmeyer 2. Etanol 96%
3. Gelas Ukur 3. HCl 4N
4. Labu Ukur 4. FeCl3
5. Chamber 5. Aseton
6. Filler 6. N-Heksan

UNIVERSITAS Prosedur Kerja Halaman 2 dari 3


MUHAMMADIYAH
KUDUS
Disetujui oleh: Analisis Hidroquinon dalam No. Dokumen:
Kosmetik 1.2.5.PK.AHK.UMKU/2019
Rektor Berlaku: 1 Agustus 2019

IV. PROSEDUR KERJA


 Analisis Kualitatif
Pembuatan Larutan FeCl3
1. Dipipet 1 mL larutan FeCl3 38% b/v kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur
10 mL.
2. Ditambahkan aquadest sampai tanda batas labu ukur dan digojog hingga
homogen.
Identifikasi sampel
1. Ditimbang 1 g sampel krim pemutih wajah dan dilarutkan dengan 10 mL
aquades.
2. Tambahkan 3 tetes larutan FeCl3.
3. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau pada larutan uji.

Analisis Kuantitatif
1. Buatlah larutan baku induk Hidroquinon 1000 ppm sebanyak 50 mL dalam
metanol
2. Buatlah larutan baku intermediate 100 ppm sebanyak 50 mL
3. Buatlah larutan Deret baku Hidroquinone 5,10,15,20,25 ppm sebanyak 25 mL
dalam metanol.
4. Preparasi sampel : ditimbang Sampel Krim Pemutih kurang lebih sebanyak 1
gram dalam Erlenmeyer.
5. Tambahkan 6 tetes HCl 4 N dan 10 mL metanol dan dipanaskan di atas penangas
air sambil diaduk.
6. Saring dengan menggunakan kertas saring yang berisi 1 gram Na2SO4 anhidrat
dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL.
7. Tambahkan metanol sampai garis tanda dan digojog hingga homogen.
8. pembuatan kurva kalibrasi dengan memanfaat persamaan regresi linier dan
penghitungan kadar analit.

ANALISIS KANDUNGAN KIMIA PADA OBAT TRADISIONAL


I. ALAT DAN BAHAN

Alat
1. Lempeng KLT
2. Chamber
3. Pipet Kapiler
4. Corong gelas
5. kertas saring
6. Penangas air
7. Spektrofotometer UV-VIS

Bahan
Sampel Jamu Pegal Linu Serbuk

II. PROSEDUR KERJA


1. Uji Kualitatif
a. Pembuatan larutan sampel

Sampel jamu pegal linu ditimbang sebanyak ±200 mg. Dimasukkan ke


dalam erlenmeyer, ditambahkan 10 mL etanol. Dikocok selama 30
menit kemudian disaring. Sari diuapkan di atas penangas air sampai
kering dengan suhu 65 C. Sisa penguapan dilarutkan dalam 5 mL etanol.
b. Pembuatan fase gerak. Etil asetat : etanol : amonia (85:10:5 dalam 10 mL.
c. Plat KLT diaktifkan dengan cara pemanasan pada oven selama 30 menit
pada suhu 120 C. Jarak penotolan antara sampel dam pembanding 1 cm.
Deteksi dibawah sinar UV 254 nm.
d. Keruk bagian noda sampel kemudian dipreparasi sebagai larutan sampe dan
analisa dengan spektrofotometri.
2. Uji Kuantitatif
a. Pembuatan larutan baku Induk

Baku Parasetamol 1000 ppm dalam 50 mL etanol


b. Pembuatan larutan baku intermediate

Baku Intermediate 100 ppm seabnyak 50 mL


c. Pembuatan larutan deret baku

Larutan deret baku dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20 ppm sebanyak 25 mL


etanol.
d. Larutan deret baku diukur serapannya pada panjang gelombang 400 nm,
Hitung persamaan regresi linear. ersamaan garis regresi: y = bx + a, dengan
y = serapan, x = konsentrasi (ppm), a = konstanta, dan b =
slope/kemiringan.

Anda mungkin juga menyukai