Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktik Industri

PG Poerwodadie Magetan
01 Juli – 30 September 2019

BAB IX

STASIUN PUTERAN

Gambar 17. Stasiun Puteran

Stasiun Puteran bertujuan untuk memisahkan kristal gula dengan stroop,clare,dan tetes
menggunakan puteran LG dan HG. Stroop, clare, dan tetes dipisahkan dengan cara pemutaran.
Agar diperoleh hasil yang optimal, pada saat proses pemutaran ditambah dengan air siraman.

9.1 Bagian-bagian di Stasiun Putaran


1. Putaran LG
Berfungsi sebagai pemutar masakan D1, D2 dan C. Di putaran Low Grade terjadi
proses penambahan air agar gula dan larutanya ( Hasil samping ) dapat terpisah.
 Jumlah Putaran LG =9
Untuk gula C No = 6-8
Untuk gula D2 No = 4-5
Untuk gula D1 No = 0-3
 Ukuran saringan di Putaran LG:
Untuk putaran No 8 = NK 850
Untuk putaran No 5-7 = 30 x 37 x 0,09

Laporan Praktik Industri PG Poerwodadie Magetan Page 65


Laporan Praktik Industri
PG Poerwodadie Magetan
01 Juli – 30 September 2019

Untuk putaran No 2-4 = 34 x 34 x 0,06


Untuk putaran No 1 = NK 1100
Untuk putaran No 0 = SPV 1220 x 0,6

Valve/afsuiter bahan

Saringan
Slang air

Motor Penggerak

saringan

Ruang kristal

Tempat contoh

Pipa stroop

Ruang stroop Pegeluaran Kristal

Ban Penggerak

Gambar 18. Puteran Low Grade


2. Puteran HG
Berfungsi sebagai pemutar masakan A. Di putaran High Grade terjadi proses
penambahan air agar gula dan larutanya ( Hasil samping ) dapat terpisah. Di putaran HG
akan menghasilkan gula SHS dan hasil samping yaitu klare dan stroop A.
Jumlah Putaran HG =2
3. Kristaliser
Berfungsi sebagai tempat penampung sementara gula D dari trog masakan,
disekitar kristaliser terdapat air yang berfungsi sebagai pendingin.
4. Distributor
Berfungsi sebagai tempat penampung sebelum di alirkan menuju putaran. Di
distributor terjadi penambahan air supaya lebih mudah saat proses pemutaran.
5. Pengaduk
Berfungsi agar tidak ada endapan dan tidak mengeras di Kriztalizer dan distributor.
6. Kompeyor atau talang
Sebagai tempat turunya gula setelah di putar . Di kompeyor terjadi penambahan air
dan pengadukan agar gula tidak kering sebelum masuk ke mixer.
7. Mixer
Sebagai tempat Mengaduk gula hasil putaran agar tidak mengeras sebelum di
pompa.

9.2 Jenis Puteran


9.2.1 Cara Kerja High Grade
a. Puteran SHS
Bertujuan untuk memisahkan kristal gula A dengan larutannya dengan
menggunakan High Grade. Kristal gula yang dihasilkan disebut gula SHS atau gula

Laporan Praktik Industri PG Poerwodadie Magetan Page 66


Laporan Praktik Industri
PG Poerwodadie Magetan
01 Juli – 30 September 2019

produk. Sedangkan larutannya disebut klare SHS dan Stroop A, yang akan
digunakan sebagai bahan masakan.
Cara Kerja :
i. Masakan A yang berada di Trog 13 - 15 di pompa menuju Distributor puteran
A.
ii. Kemudian pada RPM 245 persiapan memasukan bahan membutuhkan waktu 7
detik.
iii. Membuka valve.
iv. Kemudian pengisian Bahan (Feed) dilakukan selama ± 14 detik.
v. Menutup valve.
vi. Terjadi penambahan air atau siraman pertama selama 16 - 20 detik
menghasilkan hasil samping berupa stroop A.
vii. Bersamaan dengan penambahan air , terjadi kenaikan kecepatan dari 250- 665
( medium speed) selama 30 detik.
viii. Kemudian meratakan bahan selama 10 detik pada RPM 675.
ix. Sesudah merata, kecepatannya naik selama 20 detik menjadi 1100.
x. Bersamaan dengan naiknya kecepatan , terjadi penambahan air atau siraman
kedua selama 10 - 14 detik menghasilkan Klare SHS.
xi. Kemudian Putaran cepat ( Spin) selama 30 – 50 detik pada RPM 1100.
xii. Menunggu kecepatan turun sampai 70 RPM membutuhkan waktu 30 detik.
xiii. Kemudian Menurunkan Gula SHS membutuhkan waktu sekitar 15 detik.
Total Mesin sekali jalan membutuh kan waktu sekitar 3,5 menit.

9.2.2 Cara Kerja Low Grade


a. Puteran C
Bertujuan untuk memisahkan kristal gula C dari larutannya ( Stroop C) .
Kristal gula yang dihasilkan disebut gula C yang akan digunakan kembali sebagai
bahan masakan. Lalu larutan yang dihasilkan disebut stroop C yang kemudian
dipompa menuju penampung Stroop C sebagai bahan masakan.
b. Puteran D2
Bertujuan untuk memisahkan gula D2 dengan larutanya. Gula D2
digunakan sebagai bahan masakan. Apabila moyang I penuh atau dibutuhkan
maka sebagian dilebur bersama gula C lalu dipompa menuju peti Nira Kental
((Diksap ). Sedangkan klare D masuk ke bak penampungan klare D sebagai
bahan masakan.
c. Puteran D1
Bertujuan untuk memisahkan kristal D1 dari larutannya. Kristal gula yang
dihasilkan disebut gula D1 yang akan digunakan kembali sebagai bahan putaran
D2 dan larutannya disebut tetes yang di timbang lalu masuk ke dalam peti
penampung tetes kemudian dipompa menuju penampungan di luar karena sudah
tidak bisa diolah lagi. Tetes biasanya di jual.

Laporan Praktik Industri PG Poerwodadie Magetan Page 67


Laporan Praktik Industri
PG Poerwodadie Magetan
01 Juli – 30 September 2019

Cara Kerja :
1. Putaran C
a. Quite C dari Trog 9-12 di pompa masuk ke distributor yang berpengaduk.
Tujuan pengadukkan :
- Supaya Tidak tidak mengeras.
- Supaya Tidak terjadi Endapan.
b. Kemudian masuk ke Putaran LGF C dan di tambahkan air dengan suhu 40 - 50˚C.
Tujuan penambahan air :
- Supaya kristal gulanya bisa terpisah dengan larutannya dengan mudah atau cepat
karena Rpm LGF ≥ 2200.
c. Terjadi pemisahan, dan didapat Gula C dan Stroop C.
d. Gula C turun menuju Kompeyor atau talang untuk diaduk dan ditambahkan air.
Tujuan penambahan air : Supaya Tidak Kering.
e. Dari conveyor menuju ke Mixer di mixer terjadi proses pengadukan dan penambahan air
supaya tidak mengeras dan mampu untuk di pompa menuju moyang III sebagai bibit
masakan A.
e. Stroop C di alirkan ke belakang menuju penampungan sementara Stroop C , Untuk di
pompa menuju bak penampung Stroop C sebagai bahan masakan.

2. Putaran D2
a. Gula Hasil puteran D1 di pompa menuju Distributor.
b. Dalam distributor gula di aduk dengan pengaduk dan di tambahkan air.
Tujuan penambahan air :
- Supaya tidak mengeras.
- Supaya tidak terjadi endapan.
- Supaya tidak sulit di putar saat di putaran Low Grade.
c. Kemudian masuk ke Putaran D2 dan di tambahkan air.
Tujuan penambahan air
- Supaya gula dan larutannya ( Hasil samping ) dapat di pisahkan.
d. Terjadi pemisahan, dan di dapat Gula D2 dan Klare D.
e. Gula D1 turun menuju Kompeyor atau talang untuk di aduk dan di tambah kan
air.Tujuan penambahan air : Supaya tidak Kering.
f. Dari kompeyor menuju Mixer di mixer terjadi proses pengadukan dan penambahan air
supaya tidak mengeras dan mampu untuk di pompa menuju moyang I sebagai bibit
masakan C.
g. Klare D di alirkan ke belakang menuju penampungan sementara Klare D , Untuk di
pompa menuju bak penampung Klare D sebagai bahan masakan.
3. Putaran D1
a. Masakan D dari trog 1-8 di pompa menuju Stabilizer untuk di aduk dan di dinginkan.
b. Di alirkan dari Stabilizer menuju Distributor untuk di aduk dan di beri air sebelum di
alirkan menuju putaran.

Laporan Praktik Industri PG Poerwodadie Magetan Page 68


Laporan Praktik Industri
PG Poerwodadie Magetan
01 Juli – 30 September 2019

c. Kemudian di alirkan menuju putaran D1 dan di tambahkan air.


d. Terjadi pemisahan dan di dapat Gula D1 dan tetes.
e. Gula D1 turun menuju Kompeyor atau talang untuk di aduk dan di tambah kan air.Tujuan
penambahan air : Supaya tidak Kering.
f. Dari kompeyor menuju Mixer di mixer terjadi proses pengadukan dan penambahan air
supaya tidak mengeras dan mampu untuk di pompa menuju Distributor sebagai bahan
putaran D2.
g. Tetes di alirkan menuju ke penampungan sementara, kemudian ke peti timbang untuk di
timbang.
h. Kemudian di alirkan menuju bak penampung tetes lalu di pompa keluar menuju
penampung tetes di luar.

9.3 Timbangan Tetes ( Cervo Scale Balance )


Tetes merupakan hasil pemisahan puteran D1 yang masuk ke bak penampungan tetes
sementara. Sebelum masuk ke tangki, tetes terlebih dahulu ditimbang di timbangan tetes.
Cara Kerja :
a. Tetes dari bak penampung tetes sementara dipompa ke bak tunggu tetes.
b. Dari bak tunggu, masuk ke timbangan bila timbangan telah terisi 1,5 kuintal bak
tunggu menutup.
c. Lalu tetes turun dari timbangan dan langsung mengalir ke tangki tetes. Sistem kerja
timbangan ini semi otomatis.
d. Dari tangki tetes di pompa keluar menuju penampungan tetes di luar.

9.4 Cara Membersihkan Puteran


a Aliran Distributor yang mana terletak di atas puteran yang menuju ke puteran itu
ditutup.
b Mesin putaran dimatikan, dibuka mesin puteran. Selanjutnya yang berada dalam
puteran berupa saringan dan mesin dibersihkan dengan air sedangkan pemutarnya
diberi oli agar pemutarannya tidak seret (macet).
c Dalam pembersihan peralatan yang ada dalam mesin putar di ambil dari mesin putaran.
d Setelah selesai saringan dan puteran di kembalikan pada tempat semula dan siap di
operasikan.

Laporan Praktik Industri PG Poerwodadie Magetan Page 69


Laporan Praktik Industri
PG Poerwodadie Magetan
01 Juli – 30 September 2019

BAB X
STASIUN PENYELESAIAN & PENYIMPANAN

Gambar 19. Stasiun Penyelesaian dan Pengemasan

Pada stasiun ini bertujuan untuk memisahkan kristal berdasarkan ukuran dan mengemas
gula produk. Stasiun pengemasan merupakan tahap akhir dalam pembuatan kristal gula putih.
Kristal gula ynag menjadi produk merupakan gula A atau disebut gula SHS. Gula dikemas
dengan berat netto 50 kg untuk tiap karungnya.

10.1. Proses secara Umum


Gula produk dari puteran SHS turun pada talang goyang. Disini akan dipisahkan
antara gula produk, gula kasar dan gula halus, talang goyang juga membantu proses
pengeringan gula. Setelah dari talang goyang gula produk akan tertampung pada silo dan
selanjutnya dilakukan pengemasan. Dalam pengemasan, gula ditimbang sesuai ukuran
50,20 KG. Kemudian di angkut lori ke gudang penyimpanan gula.

10.2. Pada stasiun penyelesaian menggunakan peralatan antara lain:


1. Talang Goyang
Fungsi alat ini adalah untuk mengeringkan gula dari puteran SHS dan digunakan
untuk memisahkan antara gula kasar, halus dan produk. Selain itu, untuk transportasi
menuju ke silo.
2. Bucket Elevator
Berfungsi untuk mengangkut dan memasukan gula SHS dari talang goyang
berupa gula produk menuju ke dalam silo. Alat yang digerakkan motor listrik dan
terdapat rantai serta tempat untuk mengangkut gula produk.
3. Silo
Alat ini digunakan untuk mengumpulkan atau menampung produk sehingga untuk
mempermudah dalam pengemasan atau pengepakan atau pengemasan gula produk.

Laporan Praktik Industri PG Poerwodadie Magetan Page 70


Laporan Praktik Industri
PG Poerwodadie Magetan
01 Juli – 30 September 2019

Gambar 20. Alat pengering gula

10.3. Gudang Gula


Adalah tempat untuk menyimpan gula sementara waktu, dengan mempertahankan
kualitas gula sebelum disalurkan ke konsumen. Agar kondisi gula tetap stabil maka gudang
gula harus memenuhi syarat, sebagai berikut :
- Kelembaban udara dalam gudang sekitar 50-70%
- Dasar lantai gudang dan dinding gudang tidak boleh ada rembesan,
sedangkan atap gudang tidak boleh ada kebocoran
- Suhu gudang ideal 30-40 0C
- Penerangan gudang haruslah dapat dinyalakan dan dimatikan dari luar gudang
- Letak gudang sebaiknya strategis serta mudah dicapai dengan alat pengangkut
untuk kelancaran pemasukkan dan pengeluaran gula produksi
- Letak gudang sebaiknya jauh dari alat yang mengeluarkan panas atau api untuk
mencegah terjadinya kebakaran
Sedangkan gula produk yang disimpan haruslah memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Warna gula harus memenuhi persyaratan sesuai contoh dari pg purwodadi
b. Sudah ditimbang dan diketahui jumlahnya yang telah dihitung petugas
c. gula yang diterima digudang harus KEPUSAR (kering , putih, kasar)
Pengaturan penumpukkan karung gula dalam gudang yang dilakukan bertujuan :
1. Mencegah runtuhnya tumpukkan atau kokoh.
2. Mempermudah perhitungan dan pengontrolan.
3. Agar dapat menyimpan sebanyak mungkin karung gula yang tertampung dalam
gudang penyimpanan.
4. Karena kerapatan dari penumpukkan karung satu sama lain dapat saling
menunjang dan terhindar dari kebocoran.

Laporan Praktik Industri PG Poerwodadie Magetan Page 71

Anda mungkin juga menyukai