Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU MADU DENGAN

PENDEKATAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)


PADA PT. AKSAMALA ADI ANDANA

Tugas Pratikum

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas pratikum
Manajemen Agribisnis Progam Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Jember

Asisten Pembimbing
Sigit Agung Kharis Setiawan
Lily Tengady

Disusun oleh :
Farhad Dwi Setyadi / 191510501082

LABORATORIUM MANAJEMEN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


P ROG RAM STUDI AG RIBISNIS
F AK ULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
a. Judul Artikel
Analisis Persediaan Bahan Baku Madu dengan Pendekatan Economic
Order Quantity (EOQ) pada PT. Aksamala Adi Andana

b. Permasalahan dalam Artikel


Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan industri
madu. Salah satu perusahan yang mengelola berbahan baku madu adalah
PT. Aksamala Adi Andana. Merk yang dipasarkan adalah Vitabumin yang
dikhususkan untuk anak. Vitabumin menjadi pioneer madu yang diperkaya
dengan ekstrak ikan gabus dan ekstrak temulawak. Produksi yang
dilakukan secara berkelanjutan, diperlukan bahan baku yang berkualitas
dan mencukupi agar mesin-mesin dapat beroperasi secara efektif dan biaya
yang dikeluarkan efisien. Namun permasalahan pada saat musim hujan,
kualitas dari madu sendiri menjadi menurun dan dengan kadar air yangn
tinggi madu menjadi masam, dan dapat memicu fermentasi dan bergas.
Menyimpan bahan baku dalam jumlah besar dapat menanggulangi
kemungkinan terjadinya kehabisan persediaan namun dapat mempengaruhi
biaya penyimpanan menjadi besar. waktu tunggu mempengaruhi stok
bahan baku dalam persediaan. Harga madu dipengaruhi kualitas madu.
Maka diperlukan menghitung jumlah kuantitas pemesanaan dan persediaan
yang tepat agar biaya persediaan total menjadi ekonomis serta sesuai
dengan jumlah permintaan yang ada.

c. Identifikasi Biaya

1. Permintaan konsumen (D) = 4.957 kg


2. Biaya pemesanan (S) = Rp 2.233.440

Biaya pemesanan perusahaan :


Jenis Biaya Harga/Nilai
Biaya Telepon Rp 24.435
Biaya Transportasi Rp 2.000.000
Biaya pembongkaran Rp 200.000
Biaya Pencatatan Rp 9.005
Total Rp 2.233.440

Berdasarkan tabel di atas, biaya keseluruhan total biaya pemesanan


yaitu sebesar Rp. 2.223.440, dengan rincian biaya pemesanan bahan baku
madu yang dikeluarkan, seperti Biaya telepon sebesar Rp 24.435/pesanan,
biaya transportasi sebesar Rp 2.000.000/pesanan, biaya bongkar muat
sebesar Rp 200.000/ pesanan, dan biaya pencatatan sebesar Rp 9.005/
pesanan.

3. Biaya Penyimpanan (H) = Rp 3.451.112


Biaya penyimpanan perusahaan :
Jenis Biaya Harga/Nilai
Biaya tenaga kerja Rp. 1.465.837
Biaya listrik Rp. 120.588
Biaya modal Rp. 1.864.688
Total Rp. 3.451.112

Persediaan 6130 kg
Biaya penyimpanan/unit (kg) Rp 520/kg/unit
(telah diketahui dalam jurnal)

Berdasarkan tabel di atas, ditunjukkan biaya pemesanan bahan baku


madu yang dikeluarkan Persediaan dari madu sejumlah 6.130/kg dengan
biaya penyimpanan Rp 520/kg/unit. Rincian dari biaya tersebut adalah
Biaya tenaga kerja sebesar Rp. 1.465.837. Biaya listrik Rp. 120.588, biaya
modal sebesar Rp.1.864.688. Jadi, total biaya penyimpanan Rp. 3.451.112.

4. Pemesanan Optimal (EOQ) = 6.525 kg

d. Langkah-langkah perhitungan
1. Mencari EOQ (Q*) =

=
= 6.525 unit

2. Mencari TC (Total Biaya Persediaan)


TC = +

= +
= 1.806.062,33 + 1.593.000
= 3.399.062,33
Jadi biaya total persediaan perusahaan PT. Aksamala Adi Andana
yaitu sebesar Rp 3.390.062,33.

3. Mencari F (Pemesanan Per Tahun)


Diketahui : 1 tahun = 52 minggu
Pemesanan madu adalah 2 minggu sekali
maka F = jumlah minggu dalam setahun : 2
= 52 : 2
= 26 kali
Jadi, perusahaan PT. Aksamala Adi Andana harus melakukan
pesanan sebanyak 26 kali dalam setahun.

4. Menghitung ROP (Reorder Point)


Berdasarkan perhitungan jurnal, diperoleh :

Uraian Nilai
Permintaan per hari (d) 404
Waktu tunggu/lead time (L) 5
Reorder Point (ROP) = d x L 2.915

5. Menghitung SS (Safety Stock)


Berdasarkan perhitungan jurnal, diperoleh :

Uraian Nilai
Standar Deviasi 501,50
Z 1,65
(Safety Stock) (SS) = SD x Z 766,00
6. Gambar grafik ROP (Reorder Pint)

Berdasarkan grafik di atas, ditunjukkan bahwa jumlah pemesanan


bahan baku optimal adalah sebanyak 6.525 unit dengan tingkat pemesanan
ulang atau titik reoder point (ROP) sebesar 2.915 kg, sedangkan safety stock
sebesar 766 kg dan waktu tunggu (lead time) selama 5 hari.

e. Interpretasi
Pemesanan madu yang optimal di PT. Aksamala Adi Andana sebesar
6.524 kg/pesanan dengan frekuensi 17 kali pemesanan. Safety stock atau
persediaan pengaman bahan baku madu yang dibutuhkan oleh PT. Aksamala Adi
Andana sebesar 766 kg. Reorder Point (ROP) atau titik pemesanan kembali bahan
baku madu pada PT. Aksamala Adi Andana sebesar 2.915 kg. Faktor biaya
penyimpanan dan jumlah pemakaian mempengaruhi persediaan bahan baku
sedangkan faktor biaya pemesanan dan waktu tunggu tidak mempengaruhi
persediaan bahan baku di PT. Aksamala Adi Andana.
DAFTAR PUSTAKA

Putri, A. F., Santosa, A., dan Y.P. Ni Made Suyatsiri. 2019. Analisis Persediaan
Bahan Baku Madu dengan Pendekatan Economic Order Quantity (EOQ)
pada PT. Aksamala Adi Andana. Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi.
20(1):39-54.

Anda mungkin juga menyukai