Anda di halaman 1dari 67

1 NAMA :

JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP


BY JULIANTHIE MANDASARI
3.2 Menerapkan pemeliharaan tanaman penutup tanah

Tanaman Kacangan Sebagai Tanaman Penutup Tanah (LCP)


Kacangan yang digunakan sebagai penutup tanah harus memenuhi syarat sebagai
DAFTAR ISI
berikut:
 sifat perakaran tidak menggangu dan bukan merupakan saingan tanaman
3.1 Menganalisis pengairan tanaman perkebunan (Modul persiapan lahan) utama
3.2 Menerapkan pemeliharaan tanaman penutup tanah 2  mudah diperbanyak baik vegetatif maupun generatif
3.3 Menganalisis gulma tanaman perkebunan 6  memberikan kandungan bahan organik yang tinggi baik dibawah sinar
3.4 Menganalisis kerusakan tanaman perkebunan akibat serangan hama 12 matahari atau terlindung
3.5 Menganalisis kerusakan tanaman perkebunan akibat serangan penyakit 30  tahan terhadap hama penyakit atau kekeringan serta bukan tanaman inang
3.6 Menerapkan pemeliharaan kesuburan tanah 55 hama penyakit bagi tanaman utama
 mempunyai potensi menekan pertumbuhan gulma
Jenis kacangan yang memenuhi syarat tersebut diatas dan sering dipakai sebagai
tanaman penutup tanah antara lain Peuraria Javanica (PJ), Centrosema Pubescens
(CP), Calopogonium Mucunoides (CM), Psophocarpus Palustris (PP), Calopogonium
Caeruleum (CC), Mucuna Bracteata (MB)

Macam macam LCP


Kacangan tersebut biasanya dicampur dengan tingkat perbadingan yang bervariasi
tergantung dengan keadaan lapangan seperti topografi maupun jenis tanah. Pada
tahun pertama PJ lebih cepat berkembang dan mendominasi jenis kacangan lainya.
2
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Setelah keadaan terlindung, pertumbuhan PJ akan berkurang dan areal akan
didominasi oleh CP atau CM dan CC karena jenis ini lebih baik dalam keadaann
terlindung.

Jenis kacangan lain yang pada saat ini banyak digunakan di perkebunan adalah
Mucuna bracteata, menghasilkan bahan organik cukup besar dan pertumbuhannya
sangat cepat.

1. Calopogonium caeruleum (CC)


Kelebihan dari CC adalah :
 Tumbuh merambat dan mudah dibedakan karena daunnya hijau 2. Calopogonium mucunoides (CM)
mengkilat, permukaannya licin, berduri halus, berbentuk oval/hati dengan Kacangan CM berasal dari Amerika Selatan, daun agak kecil dan tidak berbulu.
ukuran 3-5 cm. Kelebihan dari CM adalah :
 Tahan naungan, tahan bersaing dengan gulma lain, toleran terhadap hama  Dapat tumbuh pada ketinggian 0-300 m diatas permukaan laut.
dan tahan kekeringan.  Produksi daun selama 5 bulan dapat mencapai 20 ton sehingga sangat baik
 Dapat distek. Penanaman dengan stek diperlukan 1.000-1.300 stek/ha.
sebagai pensuplai unsur N kedalam tanah.
 Kelemahan dari CC adalah :  Bijinya kecil-kecil memiliki daya tumbuh sedang.
 Kemampuan menghasilkan biji Rendah Kelemahan dari CM adalah :
 Harga cukup mahal  Tidak tahan bersaing dengan gulma.
 Berumur pendek.
3. Centrosema pubescens (CP)
Daun berbentuk ellips, berukuran kecil dan permukaan agak licin.
Kelebihan dari CP adalah :

3
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
 Dapat tumbuh pada ketinggian 0-300 m diatas permukaan laut.
 Tahan naungan dan kekeringan.
 Dapat menghasilkan biji sebanyak 1.000 kg/ha
Kelemahan dari CP adalah :
 Pertumbuhan agak lambat.
 Berumur pendek.

5. Mucuna cochinchinensis (MC)


Tumbuhnya menjalar tetapi dapat juga tegak, batang agak kecil dan lemah,
polongan biji berbulu tebal
Kelebihan dari MC adalah :
 Pertumbuhan sangat cepat dan dalam 3 bulan sudah 100% menutup.
Kelemahan
4. Psophocarpus palustris (PP)  Secara alamiah mati setelah 6-8 bulan.
Kelebihan dari PP adalah : 6. Pueraria Javanica (PJ)
 Dapat tumbuh pada ketinggian 0-1.000 m diatas permukaan laut. Pueraria Javanica atau PJ adalah tanaman Penutup Tanah / LCC (Legume Cover
 Tahan naungan dan kekeringan. Crop) yang biasa digunakan oleh perkebunan karet dan kelapa sawit sebagai
 Dapat tumbuh pada tanah asam seperti gambut. tumbuhan pioneer yang dapat meningkatkan kesuburan tanah, PJ adalah sejenis
Kelemahan dari PP adalah : kacangan yang cepat menjalar sebab memiliki keunggulan dalam mengikat unsur
 Pertumbuhan pada 3 bulan pertama agak lambat.

4
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
N (nitrogen) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman utama (karet atau kelapa sawit)
yang belum dewasa, juga kacangan ini menurunkan suhu tanah pada saat kemarau.

Keunggulan Mucuna bracteata antara lain:


 Pertumbuhan cepat dan menghasilkan biomassa yang tinggi.
7. Mucuna Bracteata  Mudah ditanam dengan input yang rendah.
Adalah satu jenis kacangan yang konon berasal dari India. Kacangan ini dianggap  Tidak disukai ternak karena kandungann fenol yang tinggi.
memiliki kelebihan  Toleran terhadap serangan hama dan penyakit.
 Memiliki sifat allelopati sehingga memiliki daya kompetisi yang tinggi
terhadap gulma.
 Memiliki perakaran yang dalam, sehingga dapat memperbaiki sifat fisik
tanah dan menghasilkan serasah yang tinggi sebagai humus yang terurai
lambat, sehingga menambah kesuburan tanah.
 Mengendalikan erosi.
 Sebagai Leguminosae dapat menambat N bebas dari udara.

5
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
 Relatif lebih tahan naungan dan cekaman kekeringan. Pertumbuhan sangat Untuk memicu pertumbuhan LLC, tetap diperlukan pemupukan organik maupun
cepat dan homogen, sehingga dapat menghambat laju pertumbuhan anorganik. LCC juga tidak lepas dari serangan hama. Terdapat dua jenis hama
gulma di areal TBM. yaitu hama acute seranganya hanya terjadi pada waktu - waktu tertentu ( seperti
 Mengembalikan nutrisi tanah serta mempengaruhi kehadiran nitrogen Ulat Jengkal ) dan hama chronic yang serangannya akan berlangsung terus
pada tanah dengan adanya aktivitas fiksasi nitrogen di dalam bintil akar menerus.(seperti kumbang). Pengendalian hama dapat dilakukan secara
(Lehman et al., 1999). manual, mekanis dan kimia. Cara manual dengan mengutip langsung, hal ini
Selain dari beberapa kelebihan Mucuna bracteata, dari pengalaman sebelumnya dapat dilakukan jika populasi hama masih sedikit. Secara mekanis dengan
kacangan tersebut juga memiliki kelemahan yaitu : memasang lampu sebagai alat perangkap. Secara kimia dengan menyemprotkan
 Kesulitan pertumbuhan pada awal penanaman apalagi pada kondisi cuaca pestisida. Hal ini dilakukan jikak populasi hama telah memasuki ambang batas
panas dan curah hujan kurang. Dengan kata lain Mucuna bracteata sangat ekonomi.
sulit hidup pada saat ditanam namun bila telah berhasil hidup maka
pertumbuhannya akan sangat cepat sekali.

Sekitar 3 - 4 minggu setelah tanam, pertumbuhan tanaman penutup tanah mulai


terlihat. Inilah saatnya penyisipan legume cover crop di tempat - tempat yang
pertumbuhannya kurang baik atau bahkan tidak tumbuh. Untuk mendapatkan
pertumbuhan dan perkembangan yang murni 100 %, perawatan rutin harus
dilakukan selama enam bulan yang dihitung sejak ditanam dan untuk selanjutnya
rutinitas perawatan dapat dikurangi secara bertahap. Hal pertama yang
dilakukan adalah pengendalian gulmas secara menyeluruh diantara gawangan
kelapa sawit. Hal tersebut dilakukan karena gulma akan tumbuh bersama - sama
dengan tanaman penutup tanah. Sehingga penyiangan gulma sebaiknya
dilakukan secara manual. Namun, pengendalian secara kimia pun masih dapat
dilakukan..
6
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Tes Formatif 3.3 Menganalisis gulma tanaman perkebunan
Petunjuk mengerjakan: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan Budidaya berbagai jenis tanaman baik tanaman pangan maupun perkebunan
jelas! tidak terlepas dari keberadaan gulma. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh di
Soal: sekitar tanaman budidaya yang pertumbuhannya tidak dikehendaki dan
umumnya merugikan karena dapat menghambat pertumbuhan, mengakibatkan
1. Pupuk apa yang diperlukan untuk pemelihaan tanaman penutup tanah
penurunan kuantitas dan kualitas produksi dan dapat menjadi sarang hama dan
? penyakit. Gulma harus segera ditanggulangi pertumbuhannya agar tidak
2. Kenapa tanaman penutup tanah sangat perlu di perkebuanan tahunan! berkembang pesat.
3. Kacangan jenis apa yang cocok untuk perkebunan kelapa sawit, Menurut Nasution (1986) : ”Gulma merupakan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh
jelaskan! pada tempat yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan kerugian bagi
4. Kacangan jenis apa yang cocok untuk perkebunan karet, jelaskan! kehidupan manusia. Kerugian yang ditimbulkan antara lain pengaruh persaingan
(kompetisi) mengurangi ketersediaan unsur hara tanaman mendorong efek
5. Syarat apa saja yamg harus di penuhi tanaman kacangan sebagai
allelophaty “. Zat allelophaty adalah zat yang bersifat racun bagi tanaman.
tanaman penutup tanah!
Terdapat 4 jenis gulma berdasarkan morfologi dan biotaninya yaitu gulma
rerumputan (grasses), gulma teki-tekian (sedges), gulma daun lebar
(broadleaves) dan gulma pakis-pakisan (fern)

o Gulma Rerumputan (Grasses)

Gulma rerumputan umumnya berasal dari family gramineae (poaceae). Gulma


ini memiliki daun yang sempit seperti teki-tekian tetapi memiliki stolon, di dalam
tanah stolon membentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Batang
bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku,
tersusun dalam dua deret, umumnya tulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian
yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi
daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah
daun dan helaian daun. Contoh gulma rumput-rumputan adalah Imperata
cylindrica, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens.
7
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Gambar. Cyperus rotundus
Gambar. Imperata cylindrica
 Gulma Daun Lebar (Broadleaves)
o Gulma Teki-Tekian (Sedges)

Gulma berdaun lebar umumnya termasuk family Dicotyledoneae dan


Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Gulma ini memiliki
Pteridophyta. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi
daya tahan yang sangat baik terhadap pengendalian mekanik karena memiliki
terhadap tanaman budidaya berupa kompetisi cahaya. Ciri dari gulma ini adalah
umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Gulma ini
daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala. Contohnya Monocharia vaginalis,
menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam
Limnocharis flava, Eichornia crassipes, Amaranthus spinosus, Portulaca olerace,
menguasai areal pertanian secara cepat. Ciri dari gulma ini adalah batang
Lindernia sp.
umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak
berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun
(ligula). Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam
bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung.
Buahnya tidak membuka. Contohnya Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis,
Scripus juncoides.

8
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Teknik Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma adalah usaha yang dilakukan untuk menekan laju


perkembangbiakan gulma agar tidak mengganggu tanaman budidaya. Gulma di
lahan pertanian tidak harus selalu dikendalikan dari awal sampai panen.
Pengendalian harus dilakukan pada waktu yang tepat, sehingga biaya, waktu,
dan tenaga dapat lebih hemat. Waktu yang tepat untuk mengendalikan gulma
adalah waktu periode kritis tanaman, yaitu periode di mana tanaman sangat
peka terhadap faktor lingkungan. Periode ini biasanya terjadi umur 1/4 atau 1/3
sampai 1/2 umur tanaman (Zakaria dan Burhan 1999).

Terdapat beberapa teknik pengendalian gulma yang dapat diterapkan petani


melalui usaha pencegahan (preventif), pengendalian secara fisik/mekanis,
Gambar. Monocharia vaginalis pengendalian secara kimia serta pengendalian secara biologi.

o Gulma Pakis-Pakisan (Fern) - Pencegahan (Preventif)

Merupakan usaha pengendalian gulma melalui upaya-upaya pencegahan


Gulma pakis-pakisan (Fern) misalnya : pakis kadal (Dryopteris Aridus), pakis
diantaranya:
Kinca (Neprolepsis Biserata), paku pedang (Neprolepsis Exaltata)
1. Pembersihan lahan dari gulma sebelum membudidayakan tanaman.
2. Penyeleksian atau pemisahan biji gulma yang mungkin ikut tercampur di
benih atau yang melekat pada alat-alat pertanian.
3. Penggunaan pupuk kandang yang sudah matang guna mencegah
kontaminasi biji gulma.
4. Pencegahan pengangkutan tanaman, tanah maupun benda yang
memberikan potensi pemindahan biji gulma maupun gulma ke lahan
budidaya.
5.
Gambar. Paku Pedang (Neprolepsis Exaltata)
9
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
- Pengendalian secara fisik/mekanis Penggolongan Herbisida berdasarkan tipe translokasi herbisida di dalam organ
gulma yaitu :
Merupakan pengendalian gulma yang dilakukan oleh petani dengan alat-alat
pertanian melalui kegiatan pengolahan tanah, pembabatan (pemangkas), 1. Herbisida Kontak (tidak ditranslokasikan)
penggenangan, pembakaran dan penggunaan mulsa.
Herbisida ini mematikan gulma yang terkena/kontak langsung dengan herbisida.
- Pengendalian secara kimiawi Herbisida kontak bersifat tidak dialirkan ke seluruh organ gulma atau tidak
ditranslokasikan. Herbisida kontak cepat mematikan gulma namun gulma cepat
Pengendalian gulma cara kimiawi dengan menggunakan herbisida. Cara ini
tumbuh kembali karena mematikan hanya yang terkena herbisida saja sehingga
efektif dilakukan karena dapat mengemat waktu dan tenaga namun penggunaan
tidak sampai pada akarnya. Contoh dari herbisida kontak Oksifluorfen,
herbisida secara terus menerus pada lahan pertanian berdampak merugikan
Oksadiazon dan Propanil. Ketiga jenis herbisida ini bersifat selektif yaitu efektif
seperti terjadinya pergeseran gulma dominan, resistensi beberapa jenis gulma,
mematikan gulma jenis tertentu sedangkan Parakuat dan Glufosinat bersifat non
gangguan kesehatan pemakai serta keracunan pada tanaman dan hewan
selektif sehingga dapat mematikan seluruh jenis gulma.
peliharaan. Aplikasi herbisida sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekitar pukul
07.00 - 08.00 WIB dan disesuaikan dengan kondisi angin dan curah hujan. 2. Herbisida Sistemik (ditranslokasikan)

Penggolongan Herbisida berdasarkan daya efektifasnya pada gulma : Herbisida sistemik mematikan gulma mulai dari tajuk/daun yang terkena
herbisida diteruskan ke seluruh jaringan gulma. Herbisida jenis ini dapat langsung
1. Herbisida Selektif
diaplikasikan kepada tajuk gulma maupun ke tanah tempat tumbuh gulma.
Yaitu herbisida yang hanya berfungsi lebih efektif mematikan gulma Contoh herbisida yang dialirkan melalui tajuk adalah glifosat, sulfosat dan ester
tertentu saja contohnya Ametrin, Diuron, Oksifluorfen, Klomazon dan sedangkan herbisida yang dialirkan melaui tanah adalah Ametrin, Atrazin,
Karfentrazon. Metribuzin dan Diuron.

2. Herbisida Non Selektif Beberapa Jenis Herbisida dan Sifatnya

Yaitu herbisida yang dapat mematikan seluruh jenis gulma contohnya 1. Glifosat (Etilen diamine), nama kimiawi N-(phosphonomethyl) glycine
Glifosat dan Paraquat merupakan herbisida sistemik non selektif yang diaplikasikan melalui daun,
mempunyai spektrum luas, bersifat translokatif kuat, tidak aktif dalam
tanah, cepat terdegradasi dan mempunyai kemampuan mengendalikan
gulma annual, biennial, dan perennial dari jenis rumput, teki, dan berdaun

10
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
lebar. Gejala kematian gulma terlihat pada 2 - 4 minggu setelah aplikasi Tes Formatif
(Lamid et al. 1998). Petunjuk mengerjakan: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan
2. Paraquat atau 1.1-dimethyl-4, 4-bipyridynium (kation) dichloride, jelas!
termasuk herbisida pasca tumbuh yang bersifat kontak. Herbisida ini tidak Soal:
dapat diserap oleh bagian tumbuhan yang tidak berwarna hijau seperti 1. Sebutkan 4 jenis lingkungan yang dapat ditumbuhi oleh rumput-
batang dan akar, serta hanya mematikan bagian tumbuhan yang terkena rumputan.
butir semprot secara langsung, sedangkan bagian lain yang tidak terkena 2. Sebutkan ciri-ciri gulma daun lebar
semprot akan tetap normal (Moenandir 1990). 3. Sebutkan 2 tanaman yang termasuk gulma berdaun lebar dan khasiatny
3. Penoksulam merupakan herbisida golongan sulfonilurea yang dapat 4. Jelaskan 2 tipe herbisisida
digunakan sebagai herbisida pasca tumbuh, setelah mempunyai 3 - 4 daun 5. Sebutkan cara kerja herbisida
(Brown 1989; Hay 1990). Herbisida ini mempunyai spektrum yang luas dan 6. Sebutkan pengaruh negarif penggunaan herbisida
mempunyai sifat yang selektif (Mobreg dan Cross 1990).
4. Oksifluorfen merupakan herbisida pra tumbuh yang bersifat selektif dan
efektif untuk mengendalikan gulma golongan berdaun lebar dan golongan
rumput pada kedelai (Moenandir 1990). Herbisida oksifluorfen ini dapat
membunuh biji-biji gulma yang akan berkecambah, sehingga biji-biji gulma
tersebut tidak bisa tumbuh dan berkembang.

- Pengendalian secara biologi

Pengendalian gulma dengan cara biologi dapat dilakukan karena setiap spesies
gulma mempunyai musuh alami. Pengendalian gulma dilakukan dengan
menekan populasi gulma dengan musuh alami seperti insekta, fungi, ternak,
ikan, dan sebagainya sehingga keberadaan gulma sudah tidak lagi merugikan.
Apabila keadaan ini dapat dipertahankan, usaha pengendalian lain tidak
diperlukan.

11
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
 Sekitar 6000 spesies lainnya dapat menjadi hama, walaupun dengan
3.4 Menganalisis kerusakan tanaman perkebunan akibat serangan hama kerugian atau kerusakan yang kurang berarti.
Sedangkan Pracaya (2007) menjelaskan bahwa pengelompokan hama
1. Penentuan jenis hama berdasarkan karakteristik seperti pengelompokan dunia binatang, karena hama termasuk binatang.
Mengingat luasnya cakupan hama tanaman maka dalam rangka menentukan Dunia binatang dikelompokkan dalam beberapa golongan besar, yang di
jenis hama diperlukan pemahaman tentang klasifikasi atau pengelompokan dalam bahasa ilmiah disebut filum. Di dalam setiap filum dibagi dalam
hama tersebut. Djafaruddin (2004) menjelaskan bahwa di antara anggota beberapa kelas, kemudian setiap kelas dibagi dalam beberapa ordo. Setiap
dari kelompok hama berdasarkan kelasnya, secara biologi dikatakan bahwa ordo dibagi dalam beberapa famili (keluarga) dan setiap famili dibagi dalam
kelas insekta (serangga) adalah yang terpenting di antaranya karena: beberapa genus(marga). Selanjutnya setiap genus dibagi dalam beberapa
 Jumlahnya sangat banyak jauh melebihi kelas lainnya (72 %); Jenisnya spesies (jenis) dan setiap spesies dibagi beberapa varietas. Pengelompokan
bermacam-macam; hama dalam filum, di antaranya sebagai berikut:
 Penyebarannya yang luas di seluruh dunia; 1) Filum chordata; binatang yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah
 Cara hidup dan daya adaptasinya bermacam-macam; bertulang belakang. Jumlahnya lebih dari 6000 spesies, di antaranya gajah,
 Cara berkembangbiaknya bermacam-macam; babi hutan, tupai, tikus, dan kera.

 Dapat hidup dari segala ketinggian tempat 2) Filum arthropoda; dalam filum ini dibagi 6 kelas yaitu:

 Dapat hidup dari daerah khatulistiwa sampai ke kutub (Antartika); Serangga (hexapoda)

 Walaupun banyak jenisnya sebagai hama, tetapi baru sedikit yang dapat  Arachnida

diketahui;  Crustaceae

 Di USA baru tercatat sekitar 150 jenis sampai 200 jenis (spesies) serangga  Diplodia
yang menimbulkan kerusakan yang berarti;  Chilopoda
 Sampai saat ini diketahui kira-kira 400-500 jenis serangga yang merupakan  Kelas kecil (Peripatus, Sym phyla, dan Pauropoda)
hama, yang dapat menimbulkan kerusakan dan kerugian yang berat; Jumlah jenis dalam filum ini sekitar 713.000, dari jumlah tersebut 90% nya
merupakan jenis serangga (640.000), Arachnida sekitar 45.000, Crustaceae

12
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
sekitar 24.500, Diplopoda sekitar 1.300 jenis, Chilopoda sekitar 1.200 jenis,
dan kelas kecil sekitar 1.250 jenis.
3) Filum Mollusca; contohnya keong, bekicot, dan siput. Jumlahnya sekitar
80.000 jenis.
4) Filum Annelida; contohnya cacing tanah
5) Filum Nemathelminthes; contohnya nematoda.

Di antara kelompok hama di atas, serangga merupakan kelompok hama dominan


(paling banyak) dan sekaligus memiliki kemampuan jelajah sangat jauh/luas, b. Gejala
sehingga tingkat kerusakan yang ditimbulkannya sangat besar. Karena itu, dalam Gejala adalah kedaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan terhadap akitivitas
pembahasan pengendalian hama ditekankan pada kelompok serangga. Serangga dari patogen atau faktor yang lain. Gejala ialah perubahan yang terjadi pada
disebut juga insekta (insect) atau hexapoda. Insect berasal dari kata insecare. Kata suatu tanamanbudi daya akibat serangan hama.
in artinya menjadi, sedangkan secare artinya memotong atau membagi. Jadi insect c. Kerusakan
berarti binatang yang badannya terdiri dari potonganpotongan atau segmen- Kerusakan adalah kehilangan yang dirasakan oleh tanaman akibat serangan OPT
segmen. Kemudian hexapoda berasal dari kata hexa berarti enam dan podos antara lain dalam bentuk penurunan kuantitas dan kualitas produksi. Kerusakan
artinya kaki. Jadi hexapoda merupakan binatang berkaki enam (Pracaya, 2007). adalahkondisi abnormal yang terjadi pada tanaman akibat serangan hama,
Hama (penyakit/serangga/gulma) adalah organisme yang tidak kita harapkan dimana kondisi tersebut menyebabkan tanaman mengalami penurunan
ada dalam petanaman pertanian. Hama adalah makhluk hidup yang menjadi kapasitas produksi.
pesaing, perusak, penyebar penyakit, dan pengganggu semua sumber daya yang d. Tanda
dibutuhkan manusia. Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak Tanda adalah semua pengenal dari penyakit selain reaksi tumbuhan inang
diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan (gejala), misalnya bentuk tubuh buah parasit, miselium, warna spora, bledeok,
untuk semua organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya lendir dan sebagainya. Tanda adalah bekas atau jejak yang ditinggalkan oleh
kepada hewan. hama pada bagian tanaman.

13
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Tipe mulut serangga dan gejala kerusakannya tipe alat mulut menggigit mengunyah yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera,
Isoptera, dan Lepidoptera.
a. Tipe alat mulut menggigit mengunyah b. Tipe alat mulut meraut dan menghisap
Jenis alat mulut ini terdiri atas sepasang bibir, organ penggiling untuk menyobek Tipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana
dan menghancur serta organ tipis sebagai penyobek. Makanan disobek (Hymenoptera, Apidae) merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan
kemudian dikunyah lalu ditelan. Secara struktural alat makan jenis ini terdiri mandibelnya serupa dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila
dari: dan labiumnya memanjang dan menyatu. Glosa merupakan bagian dari labium
1. Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam yang berbentuk memanjang sedangkan ujungnya menyerupai lidah yang
rongga mulut. berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik untuk
2. Epifaring, berfungsi sebagai pengecap. mencapai cairan nektar yang ada di dalam bunga. Hama ini meraut jaringan
3. Mandibel, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau hingga keluar cairan , cairan ini kemudian dihisap paruh konikal. Jaringan yang
melunakkan makanan. terserang cenderung berwarna putih atau belang yang kemudian tampak
4. Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. mengerut.
Maxila memiliki empat cabang, yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea. c. Tipe alat mulut menjilat mengisap (Sponge)
5. Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera). Pada bagian bawah
mulut. kepala terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang
6. Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi bercelah. Ruas pangkal tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut
untuk menutup atau membuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga haustelum. Ujung dari labium ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai
bagian, yaitu mentum, submentum, dan ligula. Ligula terdiri dari pengisap, disebut labellum. Bahan pangan padat menjadi lembek dan busuk
sepasang glosa dan sepasang paraglosa. akibat ludah yang dikeluarkan hama ini untuk melunakkan makanan, kemudian
Identifikasi berdasarkan gejala serangannya yakni dengan memperhatikan tipe baru dihisapnya.
alat mulut menggigit dan mengunyah maka akan ditemukan bagian tanaman d. Tipe Alat Mulut Mengisap
yang hilang, apakah dimakan, digerek atau digorok. Contoh serangga dengan Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa
(Lepidoptera) dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil,
14
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
dan maksila palpusnya berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus seluruh areal pertanaman. Tata cara menentukan sampel pengamatan dilakukan
labial yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini yang melalui sampel hama dan sampel tanaman yang terserang hama
dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang dibentuk oleh
maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan A. Menentukan sampel/contoh hama dan tanaman
menggulung. Biasanya dimiliki oleh imago dari ordo lepidoptera. Serangga Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh sampel hama yang
dewasa umumnya bukan merupakan hama yang bertindak sebagai hama adalah menyerang tanaman yaitu menangkap langsung hama tersebut. Sampel hama
serangga yang mempunyai alat mulut mengunyah pada stadia larva. tersebut dapat diperoleh dari kelompok vertebrata dan invertebrata. Penangkapan
e. Tipe Alat Mulut Menusuk Mengisap hama kelompok vertebrata seperti; gajah, babi hutan atau tikus, dapat dilakukan
Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara dengan menggunakan perangkap. Sedangkan untuk menangkap hama dari
(Heteroptera). Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi kelompok invertebrata seperti; serangga dapat dilakukan dengan memperoleh
menjadi selongsong stilet.Ada empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi sampel hama yang menyerang tanaman. Sampel serangga hama tersebut dapat
sebagai alat penusuk dan mengisap cairan tanaman. Keempat stilet berasal dari diperoleh dengan menangkap hama menggunakan tangan langsung, kuas atau
sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk dari alat jaring serangga (sweep net) atau menggunakan alat perangkap warna, cahaya,
mulut serangga pengunyah. Serangga hama dengan tipe alat mulutnya menusuk suara atau methyl eugenol dan lain-lain.
dan mengisap gejala serangan yang ditimbulkan yaitu pada bagian tanaman akan
ditemukan bekas tusukan stilet yang akan menyebabkan terjadinya perubahan
warna atau perubahan bentuk pada bagian tanaman yang diserangnya.
(Gendroyono, 2006)
Setelah di atas diuraikan tentang morfologi dan perkembangbiakan serta perilaku
serangga dalam perlindungan diri maka berikutnya mengenali atau
mengidentifikasi serangga hama tersebut. Dalam melakukan identifikasi hama
diperlukan suatu kegiatan pengamatan langsung di lapangan. Untuk efektifitas dan
efisiensi pengamatan diperlukan suatu sampel. Sehingga tidak perlu mengamati

15
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Beberapa contoh serangga hama pada tanaman Selain menggunakan sampel OPT, dapat dilakukan dengan menggunakan sampel
bagian tanaman yang rusak dapat diduga organisme pengganggunya. Berkaitan
dengan pengambilan sampel bagian tanaman yang terserang hama, maka terlebih
dahulu ditentukan petak sampel tanaman. Petak sampel dapat ditentukan dengan
cara sistematis, besarnya petak sampel untuk pengamatan hama umumnya
sebesar 5 %-20% dari luas seluruh lahan tanaman yang akan diamati. Kemudian
sampel tanaman yang terserang hama ditentukan dengan cara acak atau
sistematis, misalnya dengan membuat garis diagonal pada petak sampel, lalu
tanaman yang berada pada garis diagonal dijadikan sebagai tanaman sampel/
contoh. Tanaman sampel/contoh inilah yang akan diamati.
Tata cara penarikan tanaman contoh/ sampel tanaman yang terserang serangga
hama dapat berbentuk huruf U,bentuk diagonal atau secara acak. Bentuk U
biasanya digunakan untuk pertanaman yang sempit atau pada petak pertanaman
yang memanjang. Contohnya pada pertanaman di teras-teras atau di lereng-
lereng. Sedangkan penarikan tanaman contoh berbentuk diagonal, khususnya
untuk pertanaman yang luas).Semakin banyak petak contoh per satuan luas akan
diperoleh data yang lebih akurat, namun diperlukan waktu, tenaga, dan biaya yang
lebih besar

1. Kepik 2. Kumbang 3. Ulat api 4. Apis 5. Kumbang tanah 6. Kepik pembunuh

16
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
1. Ada kelompok serangga hama yang beraktifitas (kawin, meletakkan telur
dan merusak) pada malam hari, contohnya kumbang yang menyerang
benih di tempat penyimpanan atau ngengat. Biasanya serangga yang
beraktifitas di malam hari, biasanya tertarik pada cahaya buatan seperti
cahaya ultraviolet (warna ungu). Untuk mengendalikan hama dengan
perilaku seperti ini adalah dengan menggunakan perangkap cahaya
ultraviolet (black light trap)
2. Ada kelompok hama yang tertarik pada bau tertentu, contoh walang sangit
Gambar petak sample tanaman berbentuk diagonal
dia tertarik pada bau busuk yang amis (anyir). Untuk mengumpulkannya
dilakukan dengan memasang perangkap bau.
3. Ada kelompok serangga hama yang tertarik kepada warna terang seperti
warna kuning, contohnya dari ordo Hemiptera, sehingga untuk
mengumpulkannya dilakukan dengan menggunakan perangkap warna
kuning.
4. Ada kelompok hama yang tertarik pada suara pasangannya, misalnya pada
jangkrik jantan menghasilkan suara yang dihasilkan dari gesekan dari
sayap-sayapnya, sehingga untuk mengumpulkannya dilakukan dengan
menggunakan perangkap rekaman suara jangkrik.
5. Ada kelompok hama yang tertarik pada bahan kimia tertentu contoh
Gambar petak sample tanaman berbentuk huruf U Methyl eugenol. Contohnya hama lalat buah (Dacus dortalis) yang jantan
tertarik pada Methyl eugenol (minyak cengkeh). Untuk mengumpulkan
Pemakaian alat untuk memperoleh sampel serangga hama disesuaikan dengan hama ini dilakukan dengan perangkap Methyl eugenol
perilaku hama tersebut, contohnya: Adapun kegiatan mengambil sampel bagian tanaman yang terserang hama dapat
dilakukan dengan mengambil sampel pada petak sampel yang telah dibuat
17
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
sebelumnya. Kegiatan pengambilan sampel tanaman yang akan diamati adalah
sebagai berikut:
1. Jumlah sampel untuk pengamatan hama umumnya sebesar 5 % - 20% dari
seluruh tanaman yang ada di lahan
2. Kemudian sampel tanaman yang terserang hama diambil dengan cara acak
atau sistematis, misalnya dengan membuat garis diagonal pada petak
sampel, lalu tanaman yang berada pada garis diagonal dijadikan sebagai
tanaman sampel.
3. Ambil bagian tanaman yang terserang hama dari beberapa tanaman
sampel, dengan menggunakan gunting stek/parang/cangkul, lalu
masukkan ke dalam kantong plastik, selanjutnya ikatlah kantong plastik
sehingga siap untuk dibawa ke laboratorium.

B. Mengidentifikasi tanda dan gejala tanaman yang rusak


Mengidentifikasi tanda dan gejala tanaman yang rusak Kegiatan ini meliputi
mengamati gejala kerusakan pada tanaman berdasarkan bentuk kerusakannya dan
mencocokkan gejala kerusakan yang sudah diamati dengan kunci identifikasi sesuai
prosedur. Cara mengidentifikasi gejala kerusakan oleh hama, yaitu dengan
mengamati tipe alat mulut serangga hama dan bentuk kerusakannya. Gejala
kerusakan tanaman yang disebabkan oleh serangga hama berkaitan dengan tipe
mulut yang dimiliki oleh serangga hama dapat dilihat pada

18
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
19
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Analisis kerusakan tanaman akibat gangguan hama dapat dilakukan dengan C. Mengenali masalah yang ditimbulkan oleh hama
melakukan diagnosa gangguan hama. Diagnosa gangguan tanaman dapat diketahui Berbagai masalah yang disebabkan oleh hama tanaman, seperti rusak nya bagian
melalui pengenalan gejala atau tanda-tanda serangan spesifik dari masing-masing tanaman, mulai dari bagian paling atas tanaman atau pucuk sampai ke akar
hama. Gangguan hama dapat diketahui melalui tanda-tanda atau gejala yang terbawah. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berkembangnya hama
tampak pada bagian tanaman. Proses diagnosa suatu hama dapat dilakukan tanaman dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal hama. Dari faktor
melalui beberapa tahap. internal dapat disebabkan dari jenis hama. Setiap hama memiliki kemampuan
Pada tahap awal dapat dilakukan terhadap tanaman yang mengalami gangguan. antara lain berkembang biak, daya tahan hidup, melakukan migrasi yang berbeda-
Kegiatan yang dilakukan adalah menjabarkan kondisi gangguan yang dapat dilihat beda. Semakin tinggi kemampuan berkembang biak, daya tahan hidup dan
mata. Kemudian amati kondisi di sekeliling tanaman. Jika keseimbangan lingkungan bermigrasi, maka semakin tinggi pula permasalahan yang ditimbulkannya.
tanaman tidak sesuai, maka gangguan yang disebabkan oleh hama dapat muncul, Sedangkan dari faktor eksternal hama yaitu iklim dan unsur-unsurnya (sinar
sehingga tanaman menjadi stres. matahari, curah hujan, kelembaban, dan sebagainya) serta teknik budidaya
Berikutnya yaitu menindaklanjuti hasil pengamatan yaitumencocokkan antara tanaman akan mendukung tingkat perkembangan suatu permasalahan yang
tanda atau gejala kerusakan yang tampak pada tanaman dengan penyebab diakibatkan oleh gangguan hama.
kerusakan tersebut. Dengan kata lain mencari penyebab gangguan atau kerusakan Karena pengaruh unsur-unsur iklim tersebut hama tanaman yang bersifat endemis
tanaman tersebut. Dalam hal ini ada catatan penting yang perlu diingat yaitu pada suatu daerah biasanya dapat mereda dan menurun populasinya. Dan
bahwa satu gejala dapat diakibatkan oleh beberapa penyebab kerusakan. sebaliknya dapat bersifat eksplosif (perkembangbiakan yang sangat luar biasa)
Berdasarkan hasil pengamatan, kemungkinan ada tiga penyebab terjadinya sehingga populasi hama meningkat secara mencolok.
gangguan, yaitu kesalahan perawatan (gangguan fisiologis), gangguan yang Keadaan alam dapat menyebabkan lingkungan hidup menjadi merosot kondisinya
disebabkan oleh hama dan penyakit. Untuk melakukan pekerjaan diagnosa hama atau kondisi lingkungan hama tanaman menjadi meningkat /lebih baik. Demikian
diperlukan pengetahuan, keterampilan yang memadai di bidang tanaman dan pula, faktor faktor lain seperti cara budidaya tanaman yakni kegiatan persiapan
hama tanaman serta diperlukan sikap teliti dan sabar. lahan, penanaman, pengairan, pemupukan, akan berpengaruh terhadap
perkembangan dan permasa lahan gangguan yang diakibatkan oleh hama
tanaman. Karena itu, terkait dalam pengendalian hama, sebaiknya ditangani secara
bijaksana agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.
20
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Dari uraian di atas diberikan contoh dalam melakukan diagnosis adalah sebagai (PHT) yaitu proses pengendalian yang dilakukan secara bijaksana dengan
berikut: memperhatikan komponen tanaman, hama sebagai organisme pengganggu,
Bila mengamati kondisi tanaman di lapangan, ditemukan suatu gejala atau tanda lingkungan, dan peran manusia. Secara prinsip bahwa pengendalian hama secara
yaitu daun terdapat garis garis putih maka diagnosa penyebab hama terpadu, pelaksanaannya denganmemadukan beberapa metode pengendalian
adalahterdapat ulat penggerek daun yang membuat terowongan dan memakan hama yang ada. Sedangkan Kasumbogo (2010) menyatakan bahwa PHT adalah
daging daun. usaha pengelolaan agroekosistem dengan memadukan berbagai teknik
Contoh kasus berikutnya, yaitu bila mengamati kondisi tanaman di lapangan, pengendalian hama (bercocok tanam, fisik, mekanik, penggunaan varietas resisten,
ditemukan gejala atau tanda yaitu pucuk tanaman atau batang terdapat kutu pengendalian hayati, kimia, dan lain-lain) sedemikian rupa sehingga populasi hama
berwarna putih, lama kelamaan tanaman menjadi lemah. Jadi berdasarkan hasil tetap di bawah ambang pengendalian.
pengamatan di lapangan maka diagnosa penyebab hama adalahkutu putih. Langkah awal untuk melakukan tindakan pengendalian terhadap organisme
Permukaan kutu mempunyai lapisan lilin dan tepung berwarna putih. pengganggu tanaman yang berupa hama yaitu pembuatan perencanaan
Kemudian bila hasil pengamatan ditemukan tanda atau gejala tanaman tampak pengendalian hama tanaman. Langkah ini sangat penting dilakukan agar apa yang
layu karena batang dan daun lemah serta daun terlihat bekas bintik-bintik, akan dilakukan dalam tindakan pengendalian dapat berhasil efektif dan efisien.
diagnosis penyebab hama adalah kutu hijau yang kadang berwarna kuning Sebagaimana diketahui bahwa pengendalian hama dapat dlakukan dengan
kecoklatan yang mengisap cairan pada batang dan daun tanaman. berbagai cara, khusus untuk pengendalian secara kimia dengan menggunakan
pestisida sintentis maka perlu memperhatikan ambang ekonomi.
D. Perencanaan pengendalian hama Untuk membuat perencanaan metode pengendalian hama yang akan dilakukan
Atas dasar hasil diagnosa kerusakan tanaman maka dapat dilakukan tindakan maka perlu dipelajari beberpa metode pengendalian sebagai berikut:
pengendalian hama secara bijaksana. Metode pengendalian hama dapat dilakukan 1) Metode pengendalian secara bercocok tanam
berbagai cara yakni secara fisik/mekanis, biologis, kimia, dan terpadu. Prinsip pengendalian hama secara bercocok tanam adalah
Pengendalian secara fisik dapat dilakukan antara lain dengan perangkap. menciptakan kondisi agro ekosistem tidak sesuai untuk kehidupan
Sedangkan pengendalian hama secara biologis yakni menggunakan predator atau dan perkembangbiakan hama tanaman. Sehingga dapat
parasitoid. Untuk pengendalian hama secara kimia yaitu menggunakan bahan nengurangi laju peningkatan populasi hama. Selain itu juga
kimia hayati (organik) ataupun pestisida anorganik. Pengendalian hama terpadu menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangan
21
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
musuh alami. Pengendalian hama secara bercocok tanam pertanaman tidak ada populasi hama dan populasi hama
merupakan tindakan preventif atau pencegahan sehingga harus dapat dihambat.
dilakukan jauh-jauh hari sebelum ada serangan hama. Beberapa e) Pengaturan jarak tanam;
teknik pengendalian hama secara bercocok tanam yaitu: jarak tanam sangat berpengaruh pada pertumbuhan
a) Sanitasi; tanaman dan juga terhadap populasi hama per unit waktu,
membersihkan sisa-sisa atau bagian-bagian tanaman serta berpengaruh terhadap perilaku hama dalam mencari
setelah panen. Sisa-sisa atau bagian-bagian tanaman makan dan tempat bertelur.
tersebut seringkali dijadikan sebagai tempat berlindung, f) Pemupukan;
berdiapause, tempat tinggal sementara sebelum tanaman penerapan teknik pemupukan berimbang dapat menekan
utama ditanam kembali. serangan hama. Contoh tanaman teh yang terserang hama
b) Pengolahan tanah; penggerek batang (Xylobarus fornicatus) di Srilanka dapat
ada spesies serangga tertentu yang sebagian siklus dikurangi intensitas serangannya dengan pemberian
hidupnya dalam tanah. Contoh:Agrotis iphsilon. Jika tanah pupuk N yang cukup. Unsur N dapat merangsang jaringan
diolah serangga tersebut akan terangkat ke atas, mati baru pada bagian yang rusak.
karena sengatan sinar matahari ataupun ditemukan oleh g) Penanaman tanaman perangkap;
musuh-musuh alaminya seperti Heliothissp. tanaman perangkap adalah tanaman yang sengaja
c) Pergiliran tanaman; ditanam untuk menarik dan memusatkan hama pada
bertujuan untuk memutuskan siklus hidup hama tertentu. tanaman tersebut untuk kemudian dikendalikan. Contoh:
Caranya jangan menanam spesies tanaman yang menjadi kacang hijau dan jagung yang ditanam diantara
inang dari hama tertentu. tanamankapas dapat mengurangi populasi populasi
d) Penanaman serentak; Heliothis sp. pada tanaman kapas.
dimaksudkan agar ketersediaan bahan makanan untuk
hama menjadi lebih singkat dan pada suatu saat

22
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
2) Metode pengendalian dengan varietas tanaman yang tahan Selain itu dapat pula dilakukan pengumpulan telur-telur
hama serangga hama lalu memusnahkannya.
Daya tahan tanaman terhadap hama didefinisikan sebagai sifat- b) Teknik mengendalikan hama dengan sinar ultra violet
sifat yag diturunkan oleh tanaman yang mempengaruhi derajat Teknik ini menggunakan sinar ultra violet sebagai
kerusakan oleh serangga hama. Tanaman yang tahan merupakan perangkap, biasanya dilakukan untuk mengendalikan
tanaman yang menderita kerusakan yang lebih sedikit bila hama yang beraktivitas di malam hari seperti ngengat.
dibandingkan dengan tanaman lain dalam keadaan lingkungan Ngengat melakukan perkawinan dan peletakkan telur
yang sama dengan tingkat populasi hama yang sama. Jadi tanaman pada bagian tanaman pada malam hari. Ngengat tertarik
yang tahan, kehidupan dan perkembangbiakan hama menjadi akan cahaya seperti dari sinar ultra violet. Penggunaan
lebih terhambat dibandingkan apabila populasi tersebut berada sinar ultra violet untuk pengendalian hama ini disebut
pada tanaman yang peka atau tidak tahan. Sifat ketahanan ini (black light trap). Setelah banyak ngengat yang
merupakan sifat asli yang diturunkan atau terbawa oleh faktor terperangkap dan terkumpul, pada saat itulah dilakukan
genetik kegiatan membunuh hama secara langsung.
3) Metode pengendalian hama secara fisik dan mekanik c) Teknik mengendalikan hama dengan warna penarik
Metode pengendalian serangga hama secara fisik dapat dilakukan serangga
dengan beberapa teknik yaitu Ada beberapa warna yang menarik bagi serangga, di
a) Teknik mengendalikan hama secara manual antaranya warna kuning. Petani biasanya menggunakan
Teknik pengendalian hama secara manual merupakan perangkap warna kuning dari lembaran kertas warna
teknik pengendalian hama dengan menangkap atau kuning berukuran 10 cmx20cm yang dibungkus plastik,
membunuh langsung hama yang mengganggu atau kemudian dilapisi oli atau lem tikus. Selanjutnya
merusak di petanaman, penangkapan tersebut bisa hanya perangkap digantung setinggi ± 50 cm di atas tajuk
dengan tangan atau menggunakan alat bantu seperti; tanaman menggunakan tiang kayu/besi, dapat dipasang 5
kuas, jaring serangga, kayu pemukul dan lain sebagainya. perangkap/petak dengan posisi seperti huruf X. Serangga
yang tertarik akan menabrak plastik dan menempel dalam
23
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
perangkap tersebut. Serangga hama yang terperangkap bahan kimia perangkap feromon sex dapat dibuat sendiri
biasanya dari golongan Lepidoptera, Coleoptera, yaitu dari bahan-bahan alami, seperti; 100 gram kulit jeruk
Hemiptera, Orthoptera, Diptera dan Thysanoptera. (apa saja) atau kulit timun, 100 ml ammonia atau urine,
d) Teknik mengendalikan hama dengan sistem dan 0,5 liter air biasa, masukkan semua bahan tersebut ke
penggenangan dalam ember kecil, aduk merata lalu biarkan semalam,
Teknik ini umumnya dilakukan pada lahan sawah setelah kemudian campurkan larutan umpan dengan 15 liter air
panen, untuk mengendalikan hama penggerek batang dan tuangkan campuran tersebut ke dalam botol-botol
(Scircophaga innotata), selain itu untuk mengendalikan perangkap. Pasang botolbotol perangkap tersebut 50 cm
hama yang telurnya diletakkan dalam tanah seperti dari atas tajuk tanaman.
belalang, ulat yang hidup di tanah seperti ulat tanah f) Teknik mengendalikan hama dengan penghalang
(Agrotis ipsilon), hama yang berpupa di dalam tanah (barrier) Penghalang dapat berupa;
seperti lalat buah. penggunaan tanaman penolak/pemecah angin (wind
e) Teknik mengendalikan hama dengan perangkap breaker) berupa pepohonan yang ditanam pada tepi lahan
feromonsex tanaman, dimaksudkan untuk menahan angin yang
Beberapa jenis hama seperti lalat buah dapat dikendalikan berpotensi membawa hama. Tanaman yang dapat
dengan menggunakan perangkap feromon sex dengan digunakan dan cukup efektif dalam menahan angin yang
menggunakan methyl eugenol. Perangkap bisa dibuat dari berpotensi membawa hama dan sumber penyakit adalah
botol plastik kemasan air minum mineral (Aqua dll). jagung. Hal ini disebabkan karena tanaman jagung
Methyl eugenol dalam botol dapat dibeli di toko-toko pohonnya tinggi dan daunnya panjang dan lebar serta
pertanian. Methyl eugenol diteteskan sebanyak 2-3 tetes berbulu. Penanaman jagung biasanya dilakukan 2 minggu
pada kapas yang digantungkan pada botol aqua, bagian sebelum menanam tanaman pokok. Penanaman jagung
bawah botol diisi dengan minyak kelapa, sehingga lalat dilakukan secara zigzag sebanyak 6-8 baris dengan jarak
buah yang terperangkap dan jatuh ke dalam genangan tanam 15 cm x 20 cm. Selain itu, penggunaan paranet pada
minyak akan mati. Sebagai alternatif methyl eugenol,
24
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
batas-batas lahan tanaman dapat menghalangi serangan Faktor-faktor yang mendukung efektivitas pengendalian dengan
hama-hama yang terbang ke pertanaman. parasitoid yaitu: - Daya kelangsungan hidupnya baik - Hanya satu
atau sedikit individu inang yang diperlukan untuk melengkapi
4) Pengendalian secara biologi (hayati) siklus hidupnya. - Populasi parasitoid dapat bertahan meskipun
Pengendalian hayati adalah suatu pengendalian hama yang dalam keadaan populasi yang rendah. - Memiliki inang yang
dilakukan secara sengaja memanfaatkan atau memanipulasi sempit. - Kelemahan parasitoid sebagai pengendali: - Daya cari
musuh-musuh alami untuk menurunkan populasi inang seringkali dipengaruhi oleh cuaca - Serangga betina yang
hama.Pengendalian secara hayati dalam pengertian ekologi berperan utama karena mereka yang melakukan pencarian inang
didefinisikan sebagai pengaturan populasi organisme dengan untuk peletakan telur. - Parasitoid yang memiliki daya cari inang
musuh-musuh alami hingga kepadatan populasi organisme biasanya jumlah telurnya sedikit.
tersebut berada dibawah rata-ratanya atau lebih rendah di b). Predator
bandingkan apabila musuh alami tidak ada. Pengendalian alami Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan
adalah merupakan proses pengendalian yang berjalan dengan memakan atau memangsa organisme yang lain.Perbedaan antara
sendiri tanpa ada campur tangan manusia. Pengendalian alami parasitoid dengan predator. Parasitoid umumnya nersifat
terjadi tidak hanya karena bekerjanya musuh-musuh alami tetapi monophag atau oligophag, sedangkan predator bersifat poliphag.
juga karena bekerjanya komponen-komponen ekosistem. c). Patogen
Komponen-komponen pengendalian hayati dapat berupa: Serangga seperti juga organisme lainnya dalam hidupnya juga
a). Parasitoid dan Parasit diserang oleh banyak patogen atau penyakit yang disebabkan oleh:
Parasit adalah binatang atau organisme yang hidup didalam atau Virus, Cendawan, Bakteri, Nematoda, dan Protozoa. Beberapa
pada organisme lain yang lebih besar yang merupakan inangnya. patogen yang dalam kondisi lingkungan tertentu merupakan faktor
Karena memakan atau menghisap cairan inangnya.Parasitoid mortalitas utama pada populasi serangga. Oleh karena
adalah serangga yang memarasit serangga lain. Pada parasitoid kemampuannya membunuh serangga hama sehingga sejak lama
yang bertindak sebagai parasit adalah stadia pradewasa, patogen digunakan dalam pengendlian hayati.
sedangkan imagonya hidup bebas dan tidak terikat pada inangnya.
25
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Penerapan teknik pengendalian hayati yaitu dengan cara Ada tiga prinsip dasar yang mendorong penerapan PHT secara
 introduksi; artinya memasukkan atau mengimpor musuh alami nasional,terutama dalam rangka program pembangunan
dari suatu daerah atau negeri ke daerah lain sering kali cara ini berkelanjutan yang berwawasan lingkungan :
disebut sebagai cara klasik. a) Budidaya tanaman sehat
 augmentasi; merupakan teknik penambahan musuh alami Budidaya tanaman yang sehat dan kuat menjadi bagian
secara periodik dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah dan penting dalam program pengendalian hama dan penyakit.
pengaruh musuh alami. Tanaman yang sehat akan mampu bertahan terhadap
 konservasi; merupakan usaha untuk mempertahankan atau serangan hama dan penyakit dan lebih cepat mengatasi

melestrarikan musuh alami yang telah ada di suatu daerah. tekhnik kerusakan akibat serangan hama dan penyakit tersebut.
ini bertujuan untuk menghindarkan tindakan yang dapat Oleh karena itu, setiap usaha dalam budidaya tanaman
menurunkan populasi musuh alami misal penggunaan pestisida paprika seperti pemilihan varietas, penyemaian,
secara sembarangan pemeliharaan tanaman sampai penanganan hasil panen
perlu diperhatikan agar diperoleh pertanaman yang sehat,
5) Pengendalian hama terpadu kuat dan produktif, serta hasil panen yang tinggi.
Metode pengendalian hama terpadu adalah suatu konsepsi atau b) Pemanfaatan musuh alami
cara berpikir mengenai pengendalian Organisme Pengganggu Pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami
Tumbuhan (OPT) dengan pendekatan ekologi yang bersifat yang potensial merupakan kegiatan utama dalam PHT.
multidisiplin untuk mengelola populasi hama dan penyakit dengan Dengan adanya musuh alami yang mampu menekan
memanfaatkan beragam taktik pengendalian yang kompatibel populasi hama, diharapkan di dalam agroekosistem terjadi
dalam suatu kesatuan koordinasi pengelolaan. Karena PHT keseimbangan populasi antara hama dengan musuh
merupakan suatu sistem pengendalian yang menggunakan alaminya, sehingga populasi hama tidak melampaui
pendekatan ekologi, maka pemahaman tentang biologi dan ambang toleransi tanaman. .
ekologi hama dan penyakit menjadi sangat penting.

26
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
c) Pengamatan rutin atau pemantauan/monitoring hal penting yang perlu diperhatikan agar pemakaian pestisida tersebut
Agroekosistem bersifat dinamis, karena banyak faktor di efektif dan efisien yaitu:
dalamnya yang saling mempengaruhi satu sama lain. a) Jenis pestisida harus tepat dan sesuai dengan jenis organisme
Untuk dapat mengikuti perkembangan populasi hama dan pengganggu yang akan dikendalikan sehingga alat dan bahan
musuh alaminya serta untuk mengetahui kondisi tanaman, harusdapat disesuaikan. Alat semprot yang digunakan meliputi
harus dilakukan pengamatan secara alat semprot sederhana (hand sprayer), knapsack sprayer, mist
6) Pengendalian hama secara kimiawi blower, dan power sprayer. Sedangkan jenis pestisida
Metode pengendalian hama secara kimiawi merupakan metode dikelompokkan sebagai berikut: Insektisida: bahan kimia untuk
yang sudah biasa dilakukan oleh para petani kebun atau mengendalikan hama serangga
perusahaan perkebunan. Prinsipnya pengendalian secara kimiawi Acarisida: bahan kimia untuk mengendalikan hama tungau
yaitu menggunakan senyawa kimia yang bersifat racun atau Nematisida: bahan kimia untuk mengendalikan hama nematode
dikenal dengan nama pestisida. Karena bersifat racun dan Ovisida: bahan kimia untuk memberantas telur serangga
menimbulkan dampak negatif bagi alam sekitarnya maka dalam Larvasida: bahan kimia untu memberantas larva serangga
penggunaannya harus secara sesuai prosedur dan bijaksana (tidak Rodentisida: bahan kimia untu mengendalikan hama tikus
sembarangan) Molluscida : bahan kimia untu mengendalikan hama siput
E. Pelaksanaan Pengendalian Hama Tanaman b) Dosis dan konsentrasi pestisida yang akan digunakan harus tepat.
Uraian tentang pelaksanaan pengendalian hama tanaman lebih ditekankan pada Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang
metode yang praktis pelaksanaannya tetapi mengandung resiko bagi kelangsungan digunakan untuk mengendalikan hama per satuan luas tertentu.
hidup organisme di alam. Sedangkan konsentrasi pestisida dibagi dalam tiga macam:
1) Pengendalian hama dengan pestisida secara bijaksana  Konsentrasi bahan aktif yaitu persentase bahan aktif suatu
Pengendalian secara kimiawi sebenarnya dapat dilakukan dengan meng pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.
gunakan zat pemikat (attractans), zat penolak (repellents), zat pemandul  Konsentrasi formulasi yaitu banyaknya pestisida dalam ml atau
(kemosterilans). Di antara berbagai cara pengendlian hama secara kimia gram setiap liter air.
yang paling banyak dilakukan adalah menggunakan pestisida. Ada beberpa
27
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
 Konsentrasi larutan (konsentrasi pestisida dalam larutan) yaitu
persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.
c) Kaliberasi alat semprot
Pengendalian serangga hama secara kimia merupakan tindakan
yang luas diterapkan pada areal tanaman perkebunan. Karena itu,
penggunaannya harus dilakukan secara cermat karena selain harga
pestisida relatif mahal juga mengurangi residu pestisida yang
berbahaya bagi lingkungan hidup. Dosis pestisida/ha yang
digunakan untuk pengendalian serangga hama sangat tergantung
dari populasi sasaran. Untuk kepraktisan di lapangan, dosis
tersebut harus dikonversi menjadi konsentrasi dan volume larutan
Gambar kategori volume semprot
semprot. Untuk keperluan tersebut, terlebih dahulu harus
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan bila menggunakan
dilakukan kalibrasi alat semprot, nozel, dan kecepatan jalan untuk
LV atau VLV sebagai berikut.
mengetahui kebutuhan volume semprot per ha. Selanjutnya,
a) Saringan halus mutlak diperlukan untuk mencegah
konsentrasi larutan semprot dihitung dengan memakai data dosis
terjadinya penyumbatan nozel akibat penggunaan air yang
per ha dan kebutuhan volume larutan semprot per ha.
kurang bersih.
Ada 5 kategori volume semprot yang umum digunakan untuk
b) Pelaksanaan aplikasi harus hati-hati agar tidak merusak
penggunaan pestisida sebagai berikut:
tanaman akibat kabut semprotan .
c) Kalibrasi serta pengarahan teknis yang benar mutlak
dilakukan karena kesalahan yang kecil dalam
penyemprotan dapat berakibat fatal.
Untuk memperoleh hasil penyemprotan yang efektif dan
efisien, sebelum dilakukan penyemprotan di lapangan
28
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
perlu dilakukan kalibrasi alat. Tujuannya agar diperoleh Contoh perhitungan:
dosis dan konsentrasi yang tepat sesuai dengan A = rata-rata lebar semprotan yaitu 1,5 m.
rekomendasi. B = rata-rata jarak jalan operator semprot adalah 8,0 m per
Alasan dilakukannya kalibrasi pada alat ini sebagai berikut: 10 detik (48,0 m/menit).
a) Kecepatan jalan penyemprot sangat dipengaruhi oleh C = rata-rata output semprotan yaitu 1,6 liter/menit.
kondisi areal yang akan disemprot D = volume semprot (l/ha)
b) Alat (terutama nozel) akan mengalami keausan setelah
pemakaian beberapa kali sehingga volume semprot
berubah.
Berikut adalah contoh kalibrasi untuk mengetahui volume
semprot (liter/ha blanket).
(1) Ukur lebar semprotan rata-rata (m) (=A)
(2) Ukur jarak jalan (m) oleh operator selama 1 menit (=B)
(3) Ukur output semprot ( liter/menit ) pada tekanan Selanjutnya, kebutuhan bahan herbisida untuk satu tangki
pompa optimum (1 kg/cm2 ) (=C) alat semprot (Solo atau RB 15) yang berisi 15 Iiter dapat
Volume semprot (D) diperoleh dengan menggunakan dihitung bila dosis herbisida telah ditentukan.
rumus sebagai berikut. Contoh perhitungan:
Pemakaian Pestisida X untuk penyemprotan serangga hama kepik
membutuhkan dosis 6,0 l/ha blanket, sedangkan volume semprot 222 l/ha
blanket. Berapakah Pestisida X yang dibutuhkan dalam volume 15 I
(volume isi tangki alat semprot)?

29
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Contoh
Diketahui kebutuhan cairan semprot 320 liter/ha. Untuk
mengendalikan hama seluas 0,5 ha, konsentrasi semprotan yang
dianjurkan untuk pestisida 45 EC adalah 0,04%.
(a) Jika kapasitas alat semprot yang digunakan 8 iter, berapa
kebutuhan cairan semprot untuk mengendalikan hama selaua
areal tersebut?
(b) Berapa liter formulasi dagang yang dibutuhkan untuk
menangani areal tersebut?
(c) Berapa liter formulasi dagang yang dibutuhkan untuk pengisian
alat semprot?
Jawab:
 Kebutuhan cairan semprot = 320 liter/ha
 Konsentrasi yang dianjurkan:= 0,04%
 Konsentrasi bahan aktif dalam formulasi 45 EC: 45%
 Kapasitas alat semprot= 8 liter
 Hama yang harus dikendalikan 0,5 ha = 5000 m2

30
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Tes Formatif 3.5 Menganalisis kerusakan tanaman perkebunan akibat serangan penyakit
Petunjuk mengerjakan: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan a. Identifkasi tanda-tanda dan gejala tanaman terinfeksi patogen
jelas! Tanaman yang daunnya bercak kecoklatan dan layu menandakan adanya gangguan
Soal: dalam tubuh tanaman. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh faktor abiotik
1. Mengapa pengendalian hama secara kimia harus dihindari? dan faktor biotik. Gangguan yang disebabkan faktor abiotikadalah gangguan
2. Sebutkan bentuk kerusakan tanaman yang di sebabkan oleh ulat? fisiologi tanaman akibat kelebihan atau kekurangan unsur hara tanaman,
3. Sebutkan dan jelaskan pengendalian hama secara terpadu? lingkungan yang tidak sesuai. Sedangkan gangguan yang disebabkan faktor biotik
4. Jelaskan hama dengan tipe alat mulut menusuk mengisap? adalah gangguan fisiologi tanaman akibat serangan penyebab penyakit atau infeksi
5. Apa pengertian dari hama? patogen. Kedua penyebab gangguan fisiologi tanaman tersebut menarik untuk
dipelajari, namun pada modul ini hanya dibahas tentang gangguan fisiologi
tanaman akibat serangan atau infeksi penyebab penyakit (patogen).
Penyakit tanaman perkebunan dapat dikelompokkan berdasarkan faktor
penyebabnya seperti; faktor fisiologis dan faktor patologis. Faktor fisiologis dapat
berupa; iklim, lingkungan, unsur hara dan lain sebagainya. Sedangkan faktor
patologis, atau patogen dapat berupa; cendawan, bakteri, mikoplasma, dan virus.
Berikut akan dibahas tanda-tanda dan gejala tanaman terinfeksi penyebab
penyakit (patogen).
Pengamatan tanda-tanda dan gejala tanaman perkebunan yang terinfeksi patogen
dapat dilakukan melalui dua cara yaitu menyimak tulisan yang ada dalam buku atau
lainnya danmelihat objek langsung tanaman yang mengalami sakit.
Tanaman sakit merupakan tanaman yang mengalami perubahan sifat fisiologis,
perubahan pertumbuhan, perubahan morfologis sampai tingkat tertentu. Pada
tingkat telah terjadi dan terlihat gejala dan tanda-tanda sebagai akibat terjadinya
perubahan, baik secara histologis (jaringan), maupun yang tampak dari luarnya.
31
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Perubahan yang terjadi dalam jaringan tersebut merupakan gejala utama/pokok Gejala Utama/Pokok (Main Symptoms)
yang mengakibatkan penampakan tubuh tanaman sakit, mulai dari Gejala lapangan yang tampak pada tanaman sakit merupakan proses dan dampak
pertumbuhannya karena kerusakan secara histologis akibat dari adanya suatu dari gejala utama/pokok yang dialami oleh jaringan tanaman yaitu pertumbuhan
penyakit, adanya tanda-tandasampai kepada gejala lapangan. Untuk dapat tanaman tidak normal. Contoh pertumbuhan tidak normal yaitu penyimpangan
menentukan tanda–tanda dan gejala penyakit tanaman maka terlebih dahulu dari yang biasa, dapat berupa a).
memahami arti tanda-tanda (sign) penyakit tanaman dan gejala (symptom) a).Pertumbuhan yang luar biasa melebihi dari ukuran normal; dapat terjadi dengan
penyakit tanaman. Djafaruddin (2004) menjelaskan bahwa yang dimaksud tanda- proses hyperplasia yang dapat dikategorikan ke dalam :
tanda penyakit ialah adanya terlihat pada tubuh atau bagian tubuh tanaman yang a) hyperplasia dalam arti sempit, yaitu pertambahan ukuran jaringan dari
sakit dapat berupa benda-benda ataupun zat yang terdiri dari alat-alat tubuh dan keadaan normal disebabkan bertambahnya jumlahsel penyusun suatu
alat pembiakan dari parasit atau patogen penyebabnya, terdapat di permukaan jaringan, tetapi ukuransel-selnya tetap..
atau tampak dari luar. Misalnya, pada tubuh dan di pangkal tanaman sakit terlihat b) hypertrophy ialah bertambahnya ukuran jaringan dari keadaan normal,
miselia putih berbentuk susunan kipas oleh jamur Rhizoctonia. Turrini Yudiarti disebabkan bertambahnya ukuranselnya, tetapi jumlah sel-selnya tetap
(2007) menjelaskan bahwa tanda-tanda penyakit dapat berupa miselium di saja.
permukaan tanaman seperti yang terjadi pada penyakit jamur upas (powdery b). Pertumbuhan yang lebih kecil dari pada normal, dapat terjadi dengan proses
mildew), sklerotia, atau berbagai bentukan dari struktur spora (contohnya yang disebut hypoplasia. Proses hypoplasia dalam arti sempit
askocarp, atau badan buah seperti piknidia atau acervuli). a) hypoplasia yaitu berkurangnya ukuran jaringan/ organisme dari keadaan
Gejala penyakit tanaman sangat penting peranannya jika digunakan untuk normal disebabkan berkurangnya “jumlah” dari sel-sel jaringan
mengidentifikasi organisme penyebab penyakit. Karena itu, gejala penyakit penyusunnya, tetapi “ukuran”nya tetap saja sel-sel tersebut.
tanaman perlu dipahami secara benar. Gejala penyakit merupakan perwujudan b) hypotrophy ialah berkurangnya “ukuran” jaringan dari keadaan normal,
secara nyata dari interaksi antara patogen dan tanaman inang. Djafaruddin (2004) disebabkan berkurangnya “ukuran” sel, tetapi “jumlah” nya tetap. Gejala
mengelompokkan gejala tanaman menjadi dua hal yaitu gejala utama/pokok (main penyakit tanaman yang bersifat hyperplasia
symptoms) dan gejala lapangan (field symptoms) yaitu sebagai berikut.

32
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Gejala suatu penyakit tanaman dapat diamati dari matinya jaringan, artinya
mengering, baik pada daun, ranting dan sebagainya yang dikenal dengan istilah
nekrose, artinya sel-sel jaringannya mati.

Gambar Gejala hyperplasia


Gejala penyakit tanaman dapat diamati dari terjadinya perubahan warna,
umumnya yang mudah terlihat ialah daun hijau berubah menjadi kuning, merah,
Gambar Gejala Nekrose
coklat, dan sebagainya. Selain itu, juga terjadi perubahan pada bagian lain yakni
Layunya tanaman atau bagian dari tubuh tanaman, biasanya juga terlihat pada
batang, akar, buah, dan bunga. Perubahan pada daun dikenal dengan klorosis yaitu
daun, yang terkenal dengan nama wilt. Kondisi ini dapat terjadi pada bagian lain
hilangnya atau berkurangnya klorofil pada bagian lain sehinggatampak pucat,
yaitu keropos dan keringnya ranting, tangkai, dan sebagainya. Layu ini dapat
becak atau berubah menjadi kotor dan sebagainya. Gejala terjadinya perubahan
bersifat permanen karena hilangnya turgor di dalam sel daun, tangkai dan batang.
warna daun.

Gambar Gejala penyakit layu


Gambar Gejala perubahan warna daun
33
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Gejala lapangan (Field Symptoms) Gejala lapangan merupakan gejala pada Berkaitan dengan tanda-tanda dan gejala penyakit berikut ini disajikan contoh
tanaman yang tampak di lapangan secara menonjol yang diakibatkan karena rusak penyakit pada tanaman karet, kelapa sawit, dan kakao.
atau tak normalnya pertumbuhan tanaman dan karena pengaruh keracunan serta 1). Penyakit pada tanaman karet
perangsangan tumbuh akibat zat-zat yang dihasilkan oleh parasit atau patogen. Penyakit pada tanaman karet dapat digolongkan menjadi penyakit akar, penyakit
Beberapa contoh gejala lapangan sebagai berikut. bidang sadap, penyakit cabang atau batang, dan penyakit daun yaitu sebagai
a. Layunya tanaman secara keseluruhan berikut.
b. Klorosis (pucat daun) karena terinfeksi virus mosaik a) Penyakit Akar Putih pada tanaman karet
c. Nekrosis (matinya jaringan) Penyakit Akar Putihpada tanaman karet disebabkan oleh cendawan
d. Perforasi (berlubangnya) daun Rigidoporus lignosus,
e. Gall (bengkak) atau bintil dan bisul yaitu terjadinya benjolan pada daun Gejala penyakit Jamur Rigidoporus lignosus membentuk tubuh buah
f. Kanker yaitu terjadinya tukak pada kayu atau batang hingga tampak keluar cairan berbentuk kipas tebal, agak berkayu, mempunyai zona-zona pertumbuhan,
di dalamnya. sering mempunyai struktur serat yangradier, mempunyai tepi yang tipis.
g. Becak daun yaitu perubahan daun menjadi coklat. Warna permukaan tubuh buah dapat berubahtergantung dari umur dan
h. Busuk buah, yaitu berair dan busuknya jaringan kandungan airnya. Pada permukaan tubuh buah terdapat benangbenang
i. Busuk kering, yaitu busuknya jaringan tetapi kering jamur berwarna kuning jingga, tebalnya 2,8-4,5 μm, mempunyai banyak
j. Malformasi (perubahan bentuk) yaitu berubah bentuk tanaman atau alat sekat (septum) yang tebal. Pada waktu masih muda berwarna jingga jernih
organnya. sampai merahkecokelatandengan zona gelap yang agak menonjol.
k. Oedeem yaitu bengkaknya bagian batang Permukaan bawah berwarna jingga, bagian tepinyaberwarna kuning jernih
l. Mumifikasi yaitu terjadi seperti mumi, yaitu rapuh, kering dan mudah dicabut. atau putih kekuningan. Jika menjadi tua atau kering tubuh buah.
m. Mengeritingnya daun. Gejala serangan lain yaitu daun-daun tanaman karet yang semula tampak
n. Erinose yaitu keluarnya cairan dari kulit batang o. Kerdil yaitu pertumbuhan hijau segar berubah menjadiberwarna hijau gelap kusam, layu akhirnya
dibawah normal kering dan gugur kemudian diikuti kematian tanaman. Pada bagian akar
menjadi busuk dan apabila perakaran dibuka maka pada permukaan akar
terdapat semacam benang-benang berwarna putih kekuningan dan pipih
34
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas.Gejala Gejala penyakit
lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat. Pada tahap awal, dipermukaan akar karet yang terserang G pseudoferreum
akan terlihat adanya rizomorpha yang berwarna putih.Rizomorpha adalah
paduan kompak benang-benang jamur yang menyerupai akar tanaman
Pada tahap serangan lanjutan, rizomorpha jamur berubah menjadi kerak
tipis yang berwarna gelap kehitaman. Kerak tersebut apabila dibasahi
dengan air akan berwarna merah anggur. Perubahan warna ini merupakan
ciri khas dari penyakit jamur akar merah G pseudoferreum. Gejala penyakit
jamur merah terlihat pada daun sama dengan gejala penyakit akar lainnya,
yaitu yang semula berwarna hijau berubah menjadi kusam dan akhirnya
kering. Sama halnya dengan penyakit jamur akar putih, pada keadaan
Gambar Penyakit jamur akar putih (JAP) pada tanaman karet
tersebut tanaman yang sakit tidak dapat lagi diselamatkan.
Fase pertumbuhan jamur akar putih (JAP) Berdasarkan pada tingkat
perkembangannya, serangan JAP di kebun dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa fase:
1. Belum ditemukan rizomorf atau miselium JAP pada permukaan akar,
2. Rizomorf atau miselium melekat pada permukaan leher akar,
3. Infeksi JAP telah menimbulkan kerusakan pada jaringan kulit,
4. Infeksi JAP telah menimbulkan kerusakan pada jaringan kayu,
5. Infeksi JAP telah mematikan tanaman

b) Penyakit Jamur Akar Merah pada tanaman karet Gambar Penyakit jamur akar merah pada tanaman karet

Penyakit Jamur Akar Merah pada tanaman karet disebabkan oleh Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit Berbeda

Ganoderma Pseudoferreum dengan jamur akar putih, umumnya jamur akan menjadi merah diketahui

35
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
menyerang pohon-pohon yang telah disadap (tua). Hal ini disebabakan sadap biasanya bebas dari serangan P.palmivora. Pada tingkat awal,
serangan jamur G pseudoferreum sangat lambat, sehingga gejala baru penyakit kanker garis ditandai dengan adanya garis-garis vertikal yang
akan terlihat beberapa tahun kemudian, walaupun pohon sebenarnya halus, berwarna hitam, dan mudah diketahui bagi tenaga yang telah
telah terinfeksi pada waktu masih muda. Kasus penyakit jamur akar merah terlatih. Pada tingkat lanjut garis-garis vertikal yang berdekatan bergabung
jarang terjadi pada tanaman muda. Tunggul karet, dadap, teh, Albizzia spp, menjadi satu membentuk jalur atau bercak yang berwarna hitam dan pada
dan lain sebagainya dapat menjadi sumber penyakit jamur akar merah G ahirnya berbentuk luka cekung yang tidak beraturan. Pada keadaan
pseudoferreum, Tanah berat yaitu tanah yang kandungan fraksi liatnya tersebut kulit dan kambium telah busuk. Pada keadaan yang lebih parah,
tinggi (diatas 50 %) dan selalu lembab merupakan kondisi lingkungan yang seluruh jaringan kulit dan sebagian jaringan kayu yang berada dibawahnya
sesuai bagi jamur akar merah G pseudoferreum. membusuk. Kulit yang telah rusak parah tidak dapat pulih seperti semula.
Dibandingkan kerugian yang diakibatkan oleh penyakit jamur akar putih Kayu yang membusuk mengundang penggerek kayu dan sebagai akibatnya
Rigidoporus microporus, kerugian yang diakibatkan oleh penyakit jamur tanaman menjadi mudah patah karena angin. Pembusukan kulit dan atau
akar merah G pseudoferreum dapat dikatakan kurang berarti. Namun kayu kadang-kadang dapat menjalar diatas atau dibawah bidang sadap.
demikian hal tersebut tidaklah berarti bahwa penyakit tersebut dapat Pada kasus penyakit ini sering dijumpai adanya lateks yang keluar dari kulit
diabaikan. Dalam proses penyeranganny G pseudoferreum sangat lambat diluar bidang sadap
tetapi secara pasti mengakibatkan tanaman menjadi mati. Hal tersebut
dapat sangat merugikan apabila terjadi pada tanaman yang sedang
berproduksi tinggi. .

c) Penyakit Kanker Garis pada bidang sadap tanaman karet


Penyakit kanker garis pada bidang sadap tanaman tanaman karet
disebabkan oleh Phytophtora palmivora Gejala penyakit Kulit bidang sadap
yang mudah terinfeksi P.palmivora adalah kulit yang luka baru (segar)
akibat penyadapan, tepatnya diatas alur sadap. Kulit bidang sadap yang Gambar. Penyakit kanker garis pada bidang (a) sadap karet (b) jamur
telah membentuk gabus yaitu pada daerah lebih dari 5 cm di atas alur Phytophtora palmivora
36
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit 2. Penyakit pada tanaman kelapa sawit
Penyakit kanker garis timbul dan berkembang dengan baik pada Penyakit pada tanaman kelapa sawit dapat menyerang/ menginfeksipembibitan,
lingkungan yang lembab, terutama selama musim hujan. Terdapat tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM).
petunjuk bahwa penyadapan yang sembarangan dapat membantu
timbulnya penyakit. Penularan penyakit dari satu pohon ke pohon yang a) Penyakit di pembibitan tanaman kelapa sawit
lain terjadi melalui pisau sadap. Pada klon yang rentan, penyakit tersebut Beberapa penyakit yang terjadi pada pembibitan kelapa sawit dapat dilihat pada
mudah menular dan berkembang dengan cepat. Klon karet yang rentan Tabel
terhadap penyakit kanker garis antara lain adalah PR 107, WR 101, RRIM
600 PR 255, dan PB 86.
Pada musim kamarau, perkembangan penyakit kanker garis terhambat.
Pohon sakit yang ternyata tidak tersembuhkan secara tuntas merupakan
sumber penyakit yang bersifat laten. Secara ekonomi kerugian yang
diakibatkan oleh penyakit kanker garis sulit ditetapkan. Namun demikian
mudahlah dipahami apabila penyakit tersebut dapat menimbulkan
kerugian yang berarti. Hal ini didukung kenyataan bahwa kulit pohon yang
telah rusak akan mempersulit atau bahkan tidak dapat disadap, sehingga
lateks yang diperoleh menjadi sangat berkurang atau sama sekali tidak
diperoleh lateks dari pohon tersebut.
d) Penyakit Mouldi Rot pada bidang sadap karet
e) Penyakit Jamur Upas pada batang atau cabang tanaman karet
f) Penyakit Lapuk Cabang/Batangpada tanaman karet
g) Penyakit Gugur DaunTanaman Karet

37
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Penyakit pada tanaman belum menghasilkan (TBM)
Penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit sebelum menghasilkan buah
adalah penyakit busuk pangkal batang (BPB). Penyakit ini disebabkan oleh
Ganoderma boninense. Penyakit ini juga dapat menyerang tanaman
menghasilkan(TM)Ganoderma boninense yang merupakan jamur tanah hutan
hujan tropis. Jamur G. boninense bersifat saprofit (dapat hidup pada sisa tanaman)
dan akan berubah menjadi patogenik apabila bertemu dengan akar tanaman
38
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
kelapa sawit yang tumbuh di dekatnya. Serangan BPB dapat terjadi sejak bibit
sampai tanaman tua, tetapi gejala penyakit biasanya baru terlihat setelah bibit
ditanam di lapangan. Penyakit ini dijumpai pada tanaman berumur 5 tahun.
Serangan penyakit ini yang paling tinggi dijumpai pada umur 10-15 tahun, tetapi
hal ini bervariasi tergantung pada kebersihan kebun dan sejarah tanaman di kebun
tersebut.
Gejala Serangan
- Penyakit ini umumnya menyerang pangkal batang tanaman
- Gejala yang tampak pertama kali adalah adanya bercak kekuningan pada pelepah
muda. Begitu penyakit ini berkembang warna kuning semakin jelas.
- Daun yang tua menjadi layu, patah pada pelepahnya dan menggantung pada
batang. Sedang pangkal batang menghitam, getah keluar dari tempat yang Gambar. Penyakit busuk pangkal batang dan gejala serangannya

terinfeksi dan akhirnya batang membusuk dengan warna coklat muda.


- Serangan penyakit ini pada bagian atas tanaman dapat terjadi dimana saja pada c) Penyakit pada tanaman kelapa sawit setelah menghasilkan buah (TM)

batang tanaman. Gejala pertama yang dapat dilihat adalah adanya bagian atas Ada beberapa penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit setelah

tajuk patah menghasilkan buah, diantaranya:

- Tanda pertama adanya infeksi adalah munculnya bagian busuk pada pangkal (1) Penyakit garis kuning pada daun sawit (Vascular Wilt Disease)

batang. Bagian yang busuk ini kemudian berkembang ke atas dan sekitar batang. Penyakit ini belum menjadi penyakit utama pada perkebunan
kelapa sawit di Indonesia, Malaysia maupun di negara-negara
sekitarnya. Penyebab penyakit adalah Fusariumoxysporum.
Patogen ini masuk kedalam akar tanaman melalui jaringan yang
rusak atau busuk. Kondisi yang lembab dan hangat merangsang
perkembangan patogen ini lebih cepat. Gejala serangan VWD
Beberapa tanda yang dapat digunakan untuk mengetahui gejala
39
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
serangan penyakit garis kuning pada daun sawit adalah sebagai
berikut
- Penyakit biasanya menyerang pada tanaman yang berumur
kurang dari 6 tahun, Gejala ditandai dengan adanya pelepah
tanaman yang berwarna kuning terang, gejala lanjutnya ujung
daun mengering dan akhirnya mati
- Tanaman yang terserang/ terinfeksi biasanya akan mati 12 bulan
setelah gejala pertama
- Jaringan pengangkut air berubah warna dari orange menjadi
coklat dan akhirnya mati
- Jaringan-jaringan pengangkut lainnya akan terganggu pada Gambar. Penyakit garis kuning pada daun kelapa sawit
daerah yang terserang dan akhirnya menjadi nekrotik dan (2) Penyakit Busuk Tandan Buah
membusuk Penyebab utama dari penyakit busuk tandan buah adalah patogen
- Pada tahap awal gejala serangan tampak pada daun muda, saprophytic, Marasmius palmivorus, yang umum berkembang
sejalan dengan tingkat serangan, gejala ini kemudian berkembang pada tumpukan daun dan serasah tanaman kelapa sawit. Jaringan
dan menyebar keseluruh daun ditajuk tanaman yang mati maupun bahan organik merupakan tempat
- Daun-daun tua yang terserang menjadi layu, berubah warna terkumpulnya inokulum dalam jumlah yang besar, yang
menjadi kuning kecoklatan dan akhirnya mati. Daun ini biasanya selanjutnya akan menginfeksi tandan buah yang sedang
patah lebih kurang 60 cm dari pangkal dan menggantung secara berkembang. Tandan buah yang membusuk dan areal-areal
vertikal di sekitar batang tanaman disekitarnya merupakan sumber inokulum penyakit busuk tandan
- Tanaman yang terserang atau terinfeksi penyakit ini jarang yang buah. Penyakit ini banyak dijumpai pada saat musim basah yang
dapat bertahan hidup lama. panjang khususnya pada lahan yang didominasi tanah sulfat
masam.

40
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Gejala Serangan
- Penyakit ini awalnya berkembang pada ujung tandan buah segar
(TBS), yakni pada bagian buah yang terjepit/tergencet antara
batang dan pelepah daun diatasnya. Jaringan miselium berwarna
putih akan berkembang pada permukaan kulit buah
- Selanjutnya penyakit ini masuk kedalam jaringan kulit buah dan
menghasilkan jaringan busuk bewarna coklat muda dan basah.
- Sprora berwarna putih maupun kemerahan akan dihasilkan
apabila seruluh buah telah terinfeksi / terserang
- Kerusakan buah ini akan menyebabkan kandungan asam lemak Gambar. Penyakit busuk tandan buah kelapa sawit
bebas menjadi tinggi pada minyak kelapa sawit yang dihasilkan
- Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada saat musim basah/ hujan
yang panjang khususnya pada lahan yang umumnya tanah sulfat
asam
- Penyakit ini sering terjadi pada permulaan pada panen, karena
polinasi tidak terjadi sempurna

41
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
2) Penyakit pada tanaman kakao
Penyakit penting pada tanaman kakao di Indonesia meliputi penyakit busuk
buah (Phytophthora palmivora), penyakit kanker batang (Phytophthora
palmivora), penyakit antraknose-colletotrichum (Colletotrichum
gloeosporioides), penyakit vascular streak dieback (Oncobasidium
theobromae), penyakit jamur upas (Corticium salmonicolor) dan penyakit
jamur akara)
1. Penyakit Busuk Buah
Penyakit busuk buah pada tanaman kakao disebakan oleh Phytophthora
palmivora
Penyakit ini menyerang buah kakao yang masih muda sampai dewasa.
Gambar. Penyakit busuk buah pada tanaman kakao
Tetapi persentase serangan lebih banyak pada buah yang sudah dewasa.
Jamur palmivora menyebar dari satu buah ke buah lain melalui beberapa
Buah yang terinfeksi menunjukkan gejala terjadinya pembusukan disertai
cara, terutama melalui percikan air hujan, hubungan langsung antara buah
bercak kakao kehitaman dengan batas yang tegas. Serangan biasanya
sakit dan buah sehat, dan melalui perantara binatang, Percikan air hujan
dimulai dari ujung atau berapa hari seluruh permukaan buah menjadi
dapat menyebarkan spora jamur P palmivola dari buah sakit ke buah sehat
busuk, Perkembangan bercak kakao cukup cepat, sehingga dalam waktu
atau spora yang berasal dari tanah ke buah. Serangan penyakit pada buah
beberapa hari seluruh permukaan buah menjadi busuk, basah dan
muda akan menyebabkan busuk. Terjadinya serangan penyakit hanya
berwama kehitaman.
berlangsung dalam waktu beberapa hari hingga menyebabkan buah rusak
dan tidak bisa dipanen. Sedangkan serangan pada buah dewasa
menimbulkan kerusakan pada biji, tetapi buah masih dapat dipanen,
walaupun kualitas biji kakao tidak bagus.

42
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
2. Penyakit Kanker Batang
Penyakit kanker batang pada tanaman kakao disebakan oleh Phytophthora
palmivora
Gejala khusus pada kulit batangtampak adanya warna gelap atau
kehitaman dan agak bertekuk. Pada bercak hitam ini sering ditemukan
cairan kemerahan yang lama kelamaan menjadi seperti lapisan karat.
Apabila kulit batang yang terserang dikupas akan terlihat lapisan di
bawahnya membusuk dan berwarna merah anggur.
Penyebaran penyakit kanker batang berkaitan erat dengan penyakit busuk
Gambar. Penyakit kanker batang pada tanaman kakao
buah. Buah kakao yang busuk jika tidak dipetik akan berkembang ke
3. Penyakit Antraknose-Colletotrichum
tangkai buah. Dari tangkai buah inilah patogen menjalar dan menginfeksi
Penyakit antraknose-colletotrichum pada tanaman kakao disebabkan oleh
batang dan akhirnya terjadi kanker batang. Batang yang diserang biasanya
Colletotrichum gloeosporioides.
batang pokok walaupun tidak menutup kemungkinan cabang yang besar
Penyakit ini menyebabkan daun gugur, ranting meranggas dan mati. Akibat
juga bisa terinfeksi. Penyakit mudah berkembang pada kebun yang lembab
serangan penyakit ini tanaman kakao menjadi kehilangan daun. Gejala
dengan curah hujan tinggi atau daerah yang sering tergenang air sampai
khusus pada bagian daun muda pada tanaman yang terserang tampak
berhari-hari,
bintik-bintik nekrosis (kematian jaringan) berwarna kakao. Setelah daun
Serangan penyakit kanker batang akan mengakibatkan jaringan kayu rusak,
berkembang, bintik nekrosis menjadi bercak berlubang dengan halo (jalur
batang menjadi busuk dan berlendir. Jika dilihat dari luar gejala bercak
di sekitar bercak akibat klorofil yang rusak) berwarna kuning. Pada daun
yang tampak berukuran kecil, tetapi apabila dikupas kerusakan jaringan
yang lebih tua bintik nekrosis berkembang menjadi bercak nekrosis yang
kayu meluas sampai ke dalam batang. Kerusakan pada cabang
beraturan. Serangan penyakit yang cukup berat menyebabkan daun-daun
menyebabkan busuk dan seluruh cabang bisa mati. Apabila serangan
muda mengalami kerontokan dan menyebabkan ranting menjadi gundul.
terjadi pada batang pokok lama-kelamaan tanaman akan mati
Buah-buah muda lebih rentan (peka) terhadap infeksi jamur dari pada
keseluruhan.
buah dewasa. Infeksi jamur pada buah muda menimbulkan gejala kelayuan

43
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
dengan bintik-bintik kakao. Bintik tersebut segara berkembang menjadi 4. Penyakit Vascular Streak Dieback (Oncobasidium theobromae)
bercak kakao yang berlekuk (antraknose). Akhirnya buah mengering Penyakit Vascular Streak Dieback pada tanaman kakao disebabkan oleh
menjadi mumi (buah yang mengeras, mengecil, dan kering). Buah dewasa Oncobasidium theobromae
yang terinfeksi tidak menjadi layu, hanya mengalami mengerut pada Gejala penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) di kebun menunjukkan
bagian ujung. gejala meranting. Gejala khusus adalah daun menguning dengan bercak-
bercak berwarna hijau. Bercak daun tersebut biasanya terletak pada seri
daun kedua atau ketiga dari titik tumbuh. Daun-daun yang menguning
akhirnya gugur sehingga tampak gejala ranting ompong.

Gambar. Penyakit antraknose-colletotrichum pada kakao


Pada keadaan yang cukup lembab, daun atau buah yang terinfeksi banyak
menghasilkan konidia. Bercak-bercak pada daun menghasilkan kumpulan
konidia yang berwana putih dan tidak berlendir. Konidia dapat disebarkan
Gambar. Penyakit Vascular Streak Dieback pada kakao
oleh air hujan, angin, dan serangga. Penyakit antraknose-colletotrichum
Penyakit VSD menular dari tanaman satu ke tanaman lain melalui spora
dapat bertahan secara laten pada kakao sepanjang tahun, yaitu pada daun
yang diterbangkan oleh angin pada tengah malam, Pada saat itu angin
sakit yang tidak gugur atau pada ranting sakit yang masih hidup.
biasanya bertiup perlahan-lahan sehingga spora yang diterbangkan juga
tidak jauh, kira-kira hanya 10 m dari sumbernya.

44
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Identifikasi Penyebab Penyakit 8. Protozoa, misalnya Protozoa caffeicola atau Flagella sp, menyerang
Setelah mengetahui/ memahami tanda-tanda dan gejala penyakit tanaman kopi;
tanaman maka berikut ini dibahas tentang penyebab penyakit yang berasal 9. Rickettsia Like Bacterium (RLB), misalnya RLB, menyerang tanaman
dari faktor biotik (patogen). Turrini(2007) menjelaskan bahwa penyebab cengkeh, dan pear.
penyakit tanaman yang tergolong kedalam patogen atau dari faktor biotik 10. Xylem Limited Bacterium (XLB), misalnya XLB, menyerang tanaman
adalah organisme hidup yang sebagian besar bersifat mikro dan mampu cengkeh;
menimbulkan penyakit pada tanaman. Mikroorganisme tersebut antara 11. Nematoda (sejenis cacing halus), misalnya Meloidogyne hapla, menyerang
lain dari golongan jamur, bakteri, virus, mikoplasma, spiroplasma, dan tanaman tembakau, tomat, dan kentang
riketsia. Kemudian Djafaruddin (2004) memberikan contoh penyebab
penyakit biotis (parasit/patogen) adalah sebagai berikut. Penyebab penyakit tanaman ditinjau berdasarkan bagian tanaman/organ yang
1. Jamur/cendawan, misalnya Phytophthora infestans, menyerang tanaman diserangnya, Djafaruddin (2004) menjelaskan sebagai berikut.
kentang dan tomat; 1. Parasit akar, yaitu parasit yang terkenal menyerang bagian akar saja,
2. Bakteri, misalnya Pseudomonas solanacearum, menyerang tanaman hingga disebut dengan nama jamur akar. Misalnya, jamur akar putih
tomat, kentang, tembakau, kacang tanah; (Leptoporus lignosus=Fomes lognosus = Rigidoporuslignosus)
3. Ganggang/Algae, misalnya Cephaleuros mycodea, menyerang tanaman penyebab penyakit akar pada tanaman karet, kopi, teh, kelapa sawit,
teh, kayu manis, dan cengkeh; coklat, kina, dan lain sebagainya. Jamur akar terdiri dari jamur akar
4. Virus, misalnya Vierus kerdil rumput atau Grassy Stunt Virus, menyerang merah (Ganoderma pesudofferum), jamur akar hitam, dan jamur akar
tanaman padi; coklat.
5. Viroid, misalnya Cadang-cadang Disease, menyerang tanaman kelapa 2. Parasit leher akar, ialah parasit yang menyerang pada bagian leher akar
terutama di Filipina; (batas batang pokok dan dngan akar tunggang), misalnya jamur
6. Mikoplasma, misalnya Mikoplasma, menyerang jeruk penyebab penyakit Ustulina maxima yang menyerang leher akar tanaman karet, kopi, dan
CVPD pada tanaman jeruk; teh.
7. Spiroplasma, misalnya Spiroplasma zeae, menyerang tanaman jagung; 3. Parasit batang, ialah parasit yang menyerang pada bagian batang atau
sering disebut penyebab penyakit kanker batang kaena yang diserang
45
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
selalu pada bagian batang saja. Misalnya kanker batang jeruk Phloem Degeneration) pada tanaman jeruk yang disebabkan oleh
disebabkan oleh parasit sebangsa jamur Diplodia natalensis, kanker Mikoplasma (phloem vascular).
batang tomat disebabkan oleh bakteri Corynebacterium 9. Parasit aneka bagian tanaman, ialah parasit yang dapat menyerang
michiganense. beberapa bagian dari tubuh tanaman seperti Pyricularis oryzae pada
4. Parasit daun, ialah parasit yang hanya menyerang pada bagian daun tanaman pai, dapat menyerang daun, menyerang leher malai,
saja, sehingga dikenal dengan nama becak daun (leaf spot), misalnya menyerang upih daun, dan bagian lain seperti bulir, tangkai, cabang
pada tanaman kacang tanah disebabkan oleh Cercospora arachidicola, tangkai bulir.
Cerccospora personata. Beberapa contoh penyebab penyakit tanaman dengan tanda-tanda dan
5. Parasit biji atau malai, ialah parasit yang selalu menyerang biji atau gejala yang tampak adalah sebagai berikut.
malai saja seperti pada jagung yaitu parasit Ustilago zeae, dan pada Penyebab Penyakit Golongan Cendawan/Jamur :
padi Ustilago virescens. Di antara penyebab penyakit golongan cendawan/jamur pada tanaman
6. Parasit buah, ialah parasit yang khusu menyerang pada bagian buah kakao adalah Phytophthora palmivora. Jamur ini menimbulkan penyakit
saja sehingga terkenal penyebab busuk buah (fruit rot), misalnya busuk buah. Jamur ini berukuran sangat kecil danpenyebarannya melalui
Pennicilium sp menyerng buah nangka, pepaya, dan mentimun. angin.
7. Parasit pembuluh kayu, ialah parasit yang selalu menyerang pada Gejalanya mudah terlihat yaitu pada buah yang terinfeksi
bagian pembuluh kayu saja, misalnya Pseudomonas solanacearum menunjukanterjadinya pembusukan disertai bercak coklat kehitaman
penyebab layu bakteri pada tanaman tomat, tembakau, kentang, dan dengan batas yang tegas. Serangan jamur ini biasanya dimulai dari ujung
lain sebagainya. Penyakit pembuluh kayu tanaman cengkeh yaitu atau pangkal buah. Perkembangan bercak coklat cukup cepat,
disebabkan oleh Rickettsia Like Bacterium (RLB), penyakit pembuluh sehinggadalam waktu beberapa hari seluruh permukaan buah menjadi
kayu tanaman coklat yaitu Onchabacidium theobromae (xylem busuk, basah dan berwarna coklat kehitaman. Pada kondisi lembab pada
vascular). permukaan buah akan muncul serbuk berwarna putih, serbukini adalah
8. Parasit pembuluh ayak/tapisan/floeem, ialah parasit yang menyerang sporaPhytophthora.palmivora yang sering kali bercampur dengan jamur
pada bagian jaringan atau pembuluh tapisan seperti CVPD (Citrus Vein sekunder (jamur lain)

46
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Gambar. Penyakit kanker batang kakao disebabkan Phytophthora
Gambar. Penyakit busuk buah kakao disebabkan Phytophthora palmivora
palmivora

Penyebab Penyakit Golongan Bakteri


Berikutnya penyebab penyakit jamur Phytophthorapalmivora juga
Jumlah jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tumbuhan
menimbulkan penyakit pada tanaman kakao yang dikenal dengan penyakit
memang tidak sebanyak jumlah jenis jamur, tetapi penyakit yang
kanker batang. Gejala khusus yang tampak pada kulit batangtampak
disebabkan oleh bakteri pada umumnya merupakan penyakit yang
adanya warna gelap atau kehitaman dan agak berlekuk.Pada bercak hitam
mematikan. Bakteri penyebab penyakit tumbuhan menimbulkan gejala
ini seringditemukan cairan kemerahan yang lama kelamaan menjadi
dan tanda penyakit khas yang berbeda dengan gejala dan tanda penyakit
seperti lapisan karat. Apabila kulit batang dikupas akan terlihat lapisan di
yang disebabkan oleh jamur. Untuk mengetahui penyebab penyakit
bawahnya membusuk dan berwarna merah anggur.
apakah dari golongan bakteri atau tidak, maka dapat dikenali dari tanda
dan gejala yang muncul pada tanaman. Gejala yang ditunjukkan dari
penyebab penyakit dari golongan bakteri yaitu adanya eksudat di dalam
jaringan tanaman yang terserang.

47
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Kokus  Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran.
Penyebab penyakit dari golongan bakteri, berdasarkan bentuknyadibagi Bentuk tubuh bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan
menjadi tiga golongan besar, yaitu: usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri,
kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda
a (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
mempunyai beberapa variasi sebagai berikut: Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan
 Mikrococcus, jika kecil dan tunggal reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
 Diplococcus, jka bergandanya dua-dua pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan
 Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar cahaya.
Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus  Suhu.
Staphylococcus, jika bergerombol Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3

Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai golongan yaitu - Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah
suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C. - Bakteri mesofil,

b. Basil. yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15°- 55°C, dengan suhu

(Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, optimum 25°-40°C. - Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di

dan mempunyai variasi sebagai berikut: daerah suhu tinggi antara 40° -75°C, dengan suhu optimum 50 – 65°C.

Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua  Kelembaban:

Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai Secara umum, bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-
kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan

c. Spiril (Spirilum) kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan

adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai pengeringan.

berikut:
 Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran

48
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
 Cahaya Penyebaran penyebab penyakit dari golongan virus dapat menular dari
Sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya satu tanaman ke tanaman lain melalui aktivitas serangga penular (vektor),
cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar antara lain kutu daun, kutu kebul, dan Thrips. Proses terjadinya luka dapat
ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang disebabkan oleh serangga penular, kegiatan budidiaya tanaman, misalnya
berakibat menghambat pertumbuhan atau mengakibatkan kematian. perlakuan fisik terhadap tanaman yakni pengikatan, perempelan, dan
Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar pemotongan. Proses pelukaan tersebut dapat menimbulkan penularan
sterilisasi atau pengawetan bahan makanan. sekaligus penyebaran virus. Penularan melalui pelukaan tanaman juga bisa
terjadi karena gesekan antara tanaman yang terserang virus dengan
Penyebab Penyakit Golongan Virus tanaman sehat. Contoh daun tanaman nilam yang terinfeksi oleh
Penyebab penyakit tanaman dari golongan virus adalah bersifat parasit penyebab penyakit dari golongan virus
obligat yaitu hanya dapat hidup pada inang yang hidup. Virus tidak
menyerap cairan atau nutrisi tanaman, tetapi virus menyerang dengan Perencanaan metode pengendalian penyakit tanaman
cara memasuki sel inang dan memperbanyak diri di dalamnya. Jika Penyusunan perencanaan metode pengendalian penyakit tanaman secara prinsip
tanaman inangnya mati, maka virus tersebut akan mati. Pemberantasan tidak berbeda dengan metode pengendalian hama yang menyerang tanaman.
virus nyaris tidak mungkin dilakukan karena virus sangat mudah bermutasi. Karena itu, Anda dapat menyimak uraian metode pengendalian hama. Metode
Pengendalian virus hanya dilakukan terhadap serangga vektor pengendalian penyakit adalah sebagai:
penularannya. a). Pengendalian secara bercocok tanam
Gejala tanaman yang terinfeksi oleh virus biasanya dapat diamati pada b). Pengendalian dengan varietas tahan
bagian daun, buah, batang, cabang, maupun akar. Gejala tersebut c). Pengendalian secara fisik dan mekanik
ditunjukkan dengan ukuran yang mengecil (mengeriting), perubahan d). Pengendalian secara biologi (hayati)
bentuk atau perubahan bagian tanaman, perubahan warna, kematian e). Pengendalian secara kimiawi
jaringan tanaman (misalnya bercak bercincin), dan tanaman mengalami
hambatan pertumbuhan.

49
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Uraian dari metode pengendalian penyebab penyakit adalah sebagai berikut: cendawan ini di dalam jaringan tanaman terserang. Sementara
1. Metode pengendalian secara bercocok tanam makrokonidia spora diproduksi dipermukaan tanaman yang mati
Prinsip pengendalianpenyakit secara bercocok tanam adalah menciptakan setelah terserang atau terinfeksi. Sedangkan klamidospora merupakan
kondisi agro ekosistem tidak sesuai untuk kehidupan dan spora yang terdapat pada tanah yang sudah terinfeksi. Klamidospora
perkembangbiakan penyebab penyakit tanaman. Sehingga dapat mampu bertahan selama 30 tahun di dalam tanah.Baik mikrokonidia,
nengurangi laju peningkatan populasi penyebab penyakit. Selain itu juga makrokonidia, dan klamidospora dapat menyebar dengan bantuan air,
menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangan peralatan pertanian, maupun kegiatan budidaya. Klamidospora
tanaman dan sebaliknya tidak mnguntungkan bagi perkembangan merupakan jenis spora yang sangat aktif menginfeksi tanaman sehat
penyebab penyakit (patogen). Pengendalian hama secara bercocok tanam melalui luka pada akar, maupun titik tumbuh akar lateral. Setelah
merupakan tindakan preventif atau pencegahan sehingga harus dilakukan masuk xilem, miselium bercabang dan menghasilkan mikrokondidia
jauh-jauh hari sebelum ada infeksi pathogen. yang akan terus berkecambah di dalam jaringan tanaman.
Beberapa teknik pengendalian penyakit secara bercocok tanam yaitu: Pertumbuhan mikrokonidia spora ini mempengaruhi pasokan air,
a) Sanitasi; sehingga tanaman menjadi lemas dan akhirnya mati. Pengolahan lahan
membersihkan sisa-sisa atau bagian-bagian tanaman setelah panen. dengan pencangkulan dan pembalikan tanah, agar bibit penyakit
Sisa-sisa atau bagian-bagian tanaman tersebut seringkali terkena sinar matahari. Pengapuran lahan untuk meningkatkan pH
menyebabkan kondisi lembab sehingga menjadi sarang penyebab tanah. Pada pH mendekati normal, cendawan tidak begitu aktif
penyakit atau sumber penyebab penyakit (inokulum). Musnahkan menyerang. Jaga kelembaban di areal pertanaman, hindari adanya
tanaman terserang, usahakan agar tanah pada tanaman terserang genangan air yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan dan
tidak tercecer. Masukkan tanaman dalam wadah agar tanahnya tidak perkembangan spora.
tercecer. Berikan kapur pada bekas tanaman yang dicabut. 2. Pengendalian dengan varietas tahan
b) Pengolahan tanah; Penggunaan varietas tanaman antara lain dilakukan dengan menggunakan
ada beberapa jenis penyebab penyakit seperti Fusarium sp. Cendawan benih unggul sehingga dapat mewujudkan tanaman bebas patogen.
ini mampu menghasilkan tiga tipe spora, yaitu mikrokonidia, Penyebab penyakit dapat berasal dari benih hasil panen. Patogen yang
makrokonidia, dan klamidospora. Mikrokondidia spora diproduksi oleh terdapat pada benih ada yang hanya menempel pada benih tetapi ada juga
50
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
yang menyerang bagian luar benih, bahkan ada yang sudah berada dalam  Mutu Genetik Merupakan penampilan benih murni dari spesies atau
benih. Oleh karena itu pada saat mengadakan perlakuan benih atau varietas tertentu mulai dari benih penjenis, benih dasar, benih pokok
perawatan benih harus dipilih cara yang tepat, sesuai dengan keadaan sampai benih dasar.
patogen yang terdapat dalam benih. Untuk menghilangkan patogen ada  Mutu Fisiologik Merupakan tampilan kemampuan daya hidup atau
beberapa cara, misalnya pada pathogen yang hanya menempel atau viabilitas benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh
menyerang pada bagian luar benih digunakan perawatan benih, sebab benih.
umumnya cara ini hanya mampu mengendalikan pathogen yang berada  Mutu Fisik Menampilkan penampilan benih secara prima bila dilihat
diluar benih saja, meskipun bila digunakan fungisida sistematik dapat pula secara fisik, antara lain ukuran yang homogeny, bernas, bersih dari
mencapai bagian dalam benih dan mengendalikan patogennya. Untuk campuran benih yang lain, biji gulma dan dari berbagai kontaminan
menghilangkan pathogen yang berada dalam benih umumnya lainnya, serta kemasan yang menarik.
menggunakan perlakuan benih, sebab cara ini dapat membunuh pathogen, Sehingga dapat dinyatakan bahwa mutu suatu benih dapat dilihat dari
baik yang diluar maupun yang didalam benih. Jadi jika bandingkanantara faktorfaktor sebagai berikut : kebenaran varietas, kemurnian benih, daya
perlakuan benih dan perawatan benih pada umumnya, kebaikan perlakuan hidup (daya kecambah dan kekuatan tumbuh), serta bebas dari hama dan
benih dapat membunuh patogen baik yang diluar maupun yang didalam penyakit.
benih, sedangkan kebaikan perawatan benih selain membunuh patogen 3. Pengendalian secara fisik dan mekanik
pada bagian luar benih dapat mencegah infeksi patogen dari dalam tanah. Pengendalian secara fisik adalah teknik pengendalian menggunakan atau
Perlakuan benih dilaksanakan secara fisik, misalnya menggunakan air mengubah lingkungan fisik sehingga dapat menimbulkan kematian pada
panas, uap air, udara panas dan lain-lain. Benih yang dipakai untuk jasad pengganggu dan mengurangi populasinya. Sedangkan pengendalian
penanaman sudah selayaknya kalau merupakan benih unggul, yang secara mekanik adalah suatu cara pengendalian menggunakan cara-cara
minimal mempunyai sifat mampu berproduksi tinggi dan tahan gangguan mekanik dengan tangan ataupun dengan alat dan bahan lain, dengan
baik hama, penyakit maupun gulma. Disamping itu ada syarat lain yaitu tujuan. mematikan atau memindahkan jasad pengganggu tanaman. Misal
harus bersih, murni dan sehat atau bebas dari patogen. bagian tanaman yang terinfeksi tanaman segera dicabut dan dimasukkan
Ciri-ciri benih yang baik adalah sebagai berikut:

51
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
dalam kantong plastik jangan sampai tercecer, kemudian bekas tanaman  Parasitisme, adalah mikroorganisme yang dapat langsung menghisap
yang dicabut ditaburkan kapur atau fungisida. makanan dari
4. Pengendalian penyakit secara biologi  organisme lain yang bertindak sebagai patogen penyebab penyakit.
Pengendalian secara biologi adalah suatu teknik pengendalian yang 5. Pengendalian penyakit secara kimiawi
dengan sengaja menggunakan organisme hidup (makhluk hidup) yang Pengendalian secara kimiawi adalah suatu teknik pengendalian penyakit
bukan dari jasad pengganggu tanaman, dengan tujuan untuk dengan menggunakan bahan kimia agar tidak menimbulkan kerusakan
mengendalikan serangan penyakit. Misalnya Trichoderma spp. yang pada tanaman dan kerugian ekonomis Secara umum bahan kimia yang
diaplikasikan di persemaian untuk menekan pertumbuhan Ganoderma sp. digunakan adalah pestisida, di antaranya fungisida, dan bakterisida.
Pengendalian biologi terhadap penyakit pada umumnya terjadi melalui
mekanisme antagonisme, yaitu melalui peristiwa dimana organisme yang Pelaksanaan pengendalian penyakit tanaman
satu menghambat perkembangan pertumbuhan organisme lain. Beberapa contoh metode pengendalian suatu penyakit pada tanaman perkebunan
Antagonisme terjadi dengan tiga cara, yaitu : adalah sebagai berikut.
 Kompetisi, adalah antar organisme terjadi persaingan atau perebutan a. Pengendalian penyakit kanker garis pada tanaman kakao Usaha-
ruangan atau keadaan usaha yang dapat dilakukan dalam rangka penanggulangan
 yang telah tersedia secara langsung, yaitu perebutan terhadap nutrisi, penyakit kanker garis antara lain adalah:
cahaya, air, oksigen,  Tidak menanam klon yang rentan didaerah yang rawan penyakit
 dan sebagainya. bidang sadap.
 Antibiosis, adalah suatu mikroorganisme antagonis menghasilkan  Tidak menerapkan sistem sadap yang terlampau berat
senyawa kimia  Melumaskan fungisida + 5 cm di atas alur sadap dengan interval
 (antibiotik) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme 5-7 hari selama periode dimana penyakit tersebut berjangkit.
lainnya yang  Untuk mencegah penularan penyakit kanker garis melalui pisau
 bertindak sebagai patogen penyebab penyakit. sadap, pisau sadap tersebut dicelupkan ke dalam disinfektan
sebelum menyadap pohon berikutnya.

52
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Umumnya penyakit kanker garis berjangkit pada musim hujan. Tindakan pengendalian dapat dilakukan antara lain:
Pelumasan fungisida dilakukan pada waktu tidak bertepatan - Pengendalian secara mekanis yakni membongkar,
dengan hari sadap. Jenis fungisida yang efektif untuk mengumpulkan dan membakar tanaman yang terserang penyakit
mengendalikan penyakit kanker garis adalah Difotan 4 F (2,0 %) terutama bagi tanaman yang terinfeksi ada jamur
dan Actidione 4,2 % EC (0 30 %). Larutan disinfektan yang dapat - Pangkal batang dan perakarannya dibongkar hingga kedalaman
digunakan antara lain adalah fomalin 4- 5 % suspensi fungisida 15 - 20 cm serta dikeluarkan dari lahan perkebunan kelapa sawit
Difolatan 4 f (2 %) - Tanaman yang terinfeksi tanpa ada jamur, tetapi masih tetap
b. Pengendalian penyakit Mouldy rot pada tanaman kakao berproduksi, harus dimonitor / kontrol terus
Penyakit Mouldy rot di lapangan dengan mudah diketahui jika - Pengendalian secara kimiawi yakni sekitar pohon yang terserang
dibandingkan dengan penyakit kanker garis. Hal tersebut digali parit selebar 30 cm, dalamnya 1 m ( parit isolasi ), kemudian
mempermudah penanggulangan penyakit secara dini. Usaha- pinggir parit disemprot dengan fungisida
usaha yang dapat dilakukan dalam rangka penanggulangan - Menggunakan biofungisida Marfu-P
penyakit kanker garis yaitu secara kimia dengan menggunakan d. Pengendalian penyakit busuk tandan buah pada kelapa sawit
fungisida yakni Actidione, Benlate, Bavistin, Derozal dan Defolatan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
c. Pengendalian busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit penularan penyakit busuk pembuluh yakni :
(TBM) - Penggunaan benih yang sehat dan bebas dari patogen busuk
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah pembuluh
penyakit busuk pangkal batang sebagai berikut : - Melaksanakan kultur teknis yang tepat seperti waktu penanaman
- Melakukan pembersihan lahan terutama terhadap sisa-sisa yang tepat, penyiraman tanaman, pemupukan serta pemeliharaan
tanaman kelapa atau kelapa sawit lingkungan perkebunan kelapa sawit yang optimal.
- Menghindari penanaman kelapa sawit dekat dengan perkebunan Sedangkan beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk
kelapa menncegah dan mengendalikan penyakit busuk tandan buah
- Melakukan sensus terhadap tanaman setiap 6 bulan sekali, untuk sebagai berikut :
mengidentifikasi tanaman yang terserang/terinfeksi jamur
53
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
- Melakukan sanitasi /pembersihan kebun dari sisa-sisa bagian Tes Formatif
tanaman yang menjadi sumber inokulum terutama pada musim Petunjuk mengerjakan: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan
hujan jelas!
- Pengendalian secara mekanis yakni dengan cara mengumpulkan Soal:
dan membakar tandan buah yang terserang 1. Apa pengertian dari penyakit ?
- Pengendalian secara kimiawi yakni dengan menggunakan 2. Memahami tanda-tanda dan gejala tanaman terinfeksi penyebab
fungisida yang selektif sehingga tidak mematikan serangga atau penyakit adalah penting. Jelaskan !
kumbang yang membantu dalam penyerbukan. Fungisida yang 3. Jelaskan gejala-gejala tanaman terinfeksi penyebab penyakit!
biasa digunakan adalah Difolatan 0,2 – 07,%, dengan interval 2 4. Berikan contoh tanda-tanda dan gejala tanaman terinfeksi penyebab
minggu sekali penyakit golongan cendawan/jamur!
5. Fase apakah penggerek buah kakao aktif menginfestasi tanaman kakao?
6. Tindakan pengendalian manakah yang paling tepat bagi penggerek
buah kakao?
7. OPT yakni penggerek buah kakao (PBK) merupakan salah satu hama
penting, hama tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan tipe alat
mulutnya. Jelaskan proses serangannya dan sebutkan nama hama
tersebut!
8. Tanda-tanda dan gejala-gejala tanaman kelapa sawit terinfeksi
Ganoderma sp? Jelaskan!
9. Tindakan apa yang akandilakukan jika di antara pohon karet ada yang
terinfeksi penyebab penyakit akar putih? Jelaskan!
10. Penyakit akar putih pada tanaman karet disebabkan oleh organisme
hidup dari golongan? Jelaskan tanda-tanda dan gejala-gejala tanaman
yang terinfeksi penyebab penyakit tersebut!
54
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
3.6 Menerapkan pemeliharaan kesuburan tanah cukup dan tidak terdapat pembatas-pembatas tanah untuk pertumbuhan
a. Kondisi Kesuburan Tanah tanaman.
Seperti kita ketahui bahwa tanah merupakan tempat dimana suatu tanaman Adapun tujuan pemeliharaan kesuburan tanah adalah untuk menjaga agar
tumbuh berdiri tegak, berkembangbiak hingga menghasilkan produk, baik keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan cukup
berupa buah, daun, bunga, getah dan biji. seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia dan biologi
Bila Anda melakukan observasi pada suatu daerah, maka akan Anda temukan tanah.
suatu areal tanah yang terlihat tumbuhan/tanaman hijau segar. Sebaliknya pada
areal tanah yang lainnya dapat Anda temukan tanaman atau tumbuhan yang b. Defisiensi unsur hara
kering kerontang. Fakta di lapangan tersebut menunjukkan adanya suatu tanah Pada tanaman budidaya sering kita lihat ada tanaman yang pertumbuhannya
yang mampu menyediakan faktorfaktor tumbuh yang diperlukan tidak normalyaitu tanaman kerdil, warna daun berubah dan kematian organ
tanaman/tumbuhan, sehingga tampak hijau segar dengan buah yang banyak. tanaman seperti daun, bunga dan buah yang ditandai dengan kerontokan.
Kondisi tanah ini disebut tanah subur.Sedangkan fakta yang lainnya Apabila tidak ada organisme lain yang menyebabkan gangguan atau kelainan
menunjukkan adanya suatu tanah yang tidak mampu menyediakan faktor-faktor pertumbuhan tersebut, maka kelainan pertumbuhan itu dapat disebabkan
tumbuh yang diperlukan tanaman/tumbuhan, akibatnya pertumbuhan adanya kekurangan/kelebihan salah satu atau beberapa unsur hara yang
tanaman/tumbuhan tampak kurus dan tanpa hasil. Kondisi tanah ini disebut dibutuhkan tanaman. Berikut adalah kelainan tumbuhan dan gejalagejala
tanah tidak subur. Dari ilustrasi di atas, dapat dinyatakan bahwa tanah dikatakan kekurangan unsur hara.
subur apabila suatu tanah mampu menyediakan faktor-faktor tumbuh yang 1) Gejala Defisiensi Unsur N (Nitrogen) Tiap daun tua dari tanaman yang
diperlukan tanaman.Suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara menderita kekurangan N seluruhya tampak berubah warna menjadi hijau
dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik muda, selanjutnya menguning, jaringan-jaringannya mati, kering berwarna
fisik, kimia dan biologi tanah disebut kesuburan tanah. coklat, tanamannya kerdil, perkembangan buah tidak sempurna, kecil-kecil
Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam, strukturnya cepat matang.
gembur remah, pH 6-6,5, mempunyai aktivitas jasad renik yang tinggi 2) Gejala Defisiensi Unsur P (Fospat) Tiap daun tua seluruhnya berwarna hijau
(maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah yang lebih hijau dari biasanya dan sering tampak mengkilat kemerah-
merahan. Tangkai daun kelihatan lancip-lancip (meruncing), daun yang tua
55
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
kadangkadang berubah chlorotis (kuning-kuning). Pembentukan buah jelek, 7) Gejala Defisiensi Unsur Fe (Besi) Gejala awal terjadi pada daun-daun muda.
dan pertumbuhan tanaman kerdil. Pada permulaannya chlorose terjadi di antara tulsng-tulang daun, warna daun
3) Gejala Defisiensi Unsur K (Kalium) Terdapatnya kelainan pada setiap daun tua beruah menjadi kuning sampai putih kemudian berguguran, akhirna tanaman
setempat demi setempat, jadi setiap daun tidak menyeluruh, mula-mula daun mati mlai dari pucuk.
mengkerut dan mengkilap, kemudian pada ujung daun dan tepi-tepinya 8) Gejala Defisiensi Unsur S (Belerang) Kelainan tampak pada daun-daun muda,
kelihatan klorosis menjalar diantara tulang daun, selanjutnya bercak merah warna daun menjadi hijau muda, mengkilat agak keputihan lalu berunah
sering jatug dan daun kelihatan bergerigi. Pada tanaman teh tepi daun menjadi kuning hijau. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek
berwarna yuasa gak kehijauan, terkadan daun ini berjatuhan, tampaknya dan kurus.
tanaman itu brtdaun jarang. Pada kelapa buahnya cepat berguguran 9) Gejala Defisiensi Unsur Cl (Klorida) Kelainan tampak pada daun yang menjadi
4) Gejala Defisiensi Unsur Ca (Kalsium) Kelainan pada pemulanya tampak pada keriput. Produktifita tanaman rendah dan pemasakan buah lambat.
daun-daun muda secara setempat demi setempat diujung serta tepinya 10) Gejala Defisiensi Unsur B (Boron) Kelainan terjadi pada daun-daun muda.
mengalami chlorose, menjalardiantara tulang-tulang daun kuncup-kuncup Chlorose dimlai dari bagian bawah daun muda kemudian menjalar sampai ke
yang tumbuh mati atau jika ada daun yang tumbuh warnanya berubah. bagian tepi daun, selanjutnya daun mati. Daun yang baru muncul keadaannya
5) Gejala Defisiensi Unsur Mg (Magnesium) Kelainan tampak pada daun-daun kecil, kuncup mati.
tua, chlorose mulai tampak menjalar pada tulang-tulang daun, warna daun 11) Gejala Defisiensi Unsur Cu (Tembaga) Kelainan tampak pada daun-daun
beruah menjadi coklat sedankan tulan daun tetap hijau, daun tampak lemah. muda. Ujung daun tampak layu sedangkan jaringan daun tidak mati. Pada
Pembakaran leh sinar mataahari mudah terjadi karena daun tidak berlapiskan daun-daun muda kadang mengalami chlorose.
lilin. Pada tanaman yang menghasilkan biji akan menghasilkan biji yang lemah. 12) Gejala Defisiensi Unsur Zn (Seng) Kelainan tampak pada daun-daun tua. Daun
6) Gejala Defisiensi Unsur Mn (Mangan) Kelainan tampak pada daun-daun muda, berwarna kekuningan atau kemerahan. Daun dapat berlubang, mengering lal
daun sering terlihat warna kekuningan atau merah dan di beberapa tempat mati.
jaringan daunnya mati. Clorose berlangsung di antara tulan daun, warna dari 13) Gejala Defisiensi Unsur Mo (Molibdenum) Gejala tampak pada pertumbuhan
kuning dapat berubah menjaadi putih, tempat-tempat yang chlorose ini mati, tanaman tidak normal, warna daun brubah, daun keriput, mengering lalu
tetapi tulang-tulang daun tetap berwarna hijau. Pementukan biji tidak bagus. mati pucuk. Pertumbuhan tanaman terhenti lalu mati.

56
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
c. Peranan Unsur Hara Berperan dalam proses asimilasi dan sebagai komponen utama dalam
Salah satu faktor pertumbuhan tanaman adalah unsur hara. Tanaman sangat pembentukan enzim-enzim pada tanaman).
memerlukan zat makanan (atau hara tanaman) untuk pertumbuhan dan 7. Fe (Besi)
perkembangannya. Berikut adalah peranan unsur hara atau unsur ”makanan” Berperan pada proses-prosesisiologis tanaman seperti proses pernapasan
bagi tanaman. dan pementukan klorofi.
1. N (Nitrogen) 8. S (Belerang)
Memacu petumbuhan tanaman secara umum, terutama fase vegetatif, Membantu pembentukan bintil akar, pembentukan asam amino,dan
berperan pada pembentukan kloroil, membentuk lemak, protein, dan pertumbuhan tunas.
persenyawaan lain. 9. Cl (klorida)
2. P (Fospat) Membantu meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas
Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, sebagai bahan dasar produksi tanaman.
protein (ATP an ADP), mmantu asimilasi dan respirasi, mempercepat 10. B (Boron)
proses pembunaan dan pembuahan, serta memasakan biji dan buah. Membawa karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman, mempercepat
3. K (Kalium) penyerapan unsur kalium, berperan pada pertumbuhan tanaman,
Memantu pementukan proein dan karbohidrat, memperkuat jaringan khususnya di bagian yang masih aktif, meningkatkan kualitas produksi.
tanaman, berperan mementuk antiodi tanaman terhadap penyakit serta 11. Cu (Tembaga)
kekeringan. Pendorong poses pembentukan klorofil dan sebagai komponen dalam
4. Ca (Kalsium) pementukan enzim tanaman.
Mengaktifkan pembentukan bulu-bulu kar an biji, serta menguatkan 12. Zn (Seng)
batang, menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan. Pembentukan hormon pada tanaman.
5. Mg (Magnesium) 13. Mo (Molibdenum)
Membantu pembentukan klorofil dan senyawa lain, seperti karbohidrat, Fungi sama seperti Cu, pengikat nitrogen ebas di udara dan menjadi
lemak, berperan penting dalam tranportasi fospat pada tanaman. komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman
6. Mn (Mangan) leguminosae
57
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
d. Identifikasi Pupuk 2) Pupuk sumber Fosfor
1) Pupuk sumber Nitrogen a. SP-36 Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5.
a. Amoniun Nitrat Pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk butiran an
Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok digunakan di daerah berwarna auabu. Sifatnya agak sulit larut dalam air dan bereaksi lambat
dingin dan daerah panas. Pupuk ini akan membakar tanaman apabila sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya
diberikan terlalu dekat dengan akar tanaman atau kontak langsung tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.
engan daun. Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi b. Amonium Phosfat
pemberiannya harus lebih sering. Amonium Nitrat bersifat higroskopis Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal.
sehingga tidak dapat disimpan lebih lama. Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. Reaksinya
b. Amonium Sulfat termasuk alkalis dan mudah larut didalam air. Sifat lainnya adalah tidak
Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA, mengandung 21% nitrogen higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat
dan 26% sulfus, erbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis. Reaksi membakar karena indeks garamnya rendah.
kerjanya agak lambat sehinga cocok digunakan untuk pupuk dasar. Sifat 3) Pupuk sumber Kalium
reaksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber pH rendah. a. Kalium Klorida
c. Kalsium Nitrat Mengandung 45% K2O dan klor, bereaksi agak asam dan bersiat
Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut di dalam higroskopis. Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang tidak
air. Kalsium nitrat merupakan sumber kalsium yang baik karena membutuhkanya.
mengandung 19% Ca. Sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis. b. Kalium Sulfat
d. Urea Pupuk urea memiliki kandungan N yang tinggi yaitu 46%, sehingga Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%,
sangat higroskopis. Urea mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga berbentuk tepung putih yang larut di dalam air, bersifat asam. Dapat
mudah menguap dalam bentuk amonia. digunakan sebagai pupuk dasar sesudah tanam.
c. Kalium Nitrat
Mengandung 13% N dan 44% K2O, berbentuk butiran berwarna putih
yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.
58
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
4) Pupuk sumber unsur makro sekunder 5) Pupuk sumber unsur mikro
a. Kapur dolomit Pupuk sebagai sumber unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk, yakni bentuk
Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan, dikenal sebagai bahan garam anorganik dan bentuk organik sintetis. Kedua bentuk ini bersifat mudah
untuk menaikan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg larut di dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam anorganik adalah
(19%) yang cukup baik. Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat Cu, Fe, Zn dan Mn yan seluruhnya bergabung dengan sulfat. Sebagai sumber
ditentukan oleh ukuran butirannya. Semakin halus butirannya semakin boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang banyak digunakan sebagai
baik kualitasnya. pupuk daun. Sumber Mo umumnya menggunakan sodium atau amonium
b. Kapur Kalsit molibdat. Berbagai garam anorganik dan kandungan unsur hara mikro disajikan
Dikenal sebagai kapur pertanian berbentuk bubuk berfungsi untuk pada Tabel
meningkatkan pH tanah. Warnanya putih dan butirannya halus,
mengandung 90199% Ca. Bersifat lebih cepat larut di dalam air.
c. Kalium Magnesium Sulfat (Paten Kali)
Pupuk ini mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO, erbentuk butiran
dan berwarna kuning. Bersifat sukar larut dalam air.
d. Kapur Gypsum Erbentuk bubuk berwarna putih.
Mengandung 39% Ca, 53% S, dan sedikit Mg. Gypsum digunakan untuk
meneralisir tanah yang erganggu karena kadar garam yang tingi.
e. Bubuk Belerang
Bubuk belerang adalah sumber sulfur yang terbesar, kandungannya Table . Jenis Garam Anorganik dan Kandungan Unsur Hara Mikro

dapat mencapai 99%. Namun bubuk ini tidak lazim digunakan untuk Bentuk organik sintetis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam

mengatasi defisiensi sulfur, tetapi lebih banyak digunakan untuk yang disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat

menurunkan pH tanah. mengikat ion logam seperti yang dilakkan koloid tanah. Unsur hara mikro
yang tersedia dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn. Selain

59
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
disediakan oleh kedua jenis pupuk di atas unsur hara mikro juga disediakan c) ZK = 750/10.000 x 50/50 x 100 kg = 7,5 kg
oleh berbagai pupuk majemuk yang banyak beredar di pasaran. 3. Menghitung Kebutuhan Pupuk Bila Yang Tersedia Pupuk Majemuk dan
Pupuk Tunggal Di suatu daerah ditetapkan dosis pemupukan 90 kg N dan
e. Perhitungan Kebutuhan Pupuk 20 kg P2O5 Pupuk yang tersedia adalah Complesal 20-20-0 dan Urea
Agar dosis pupuk yang ditebarkan sesuai dengan yang diinginkan, sebelum Berapakah masing-masing pupuk yang harus disediakan ?
melakukan pemupukan diperlukan beberapa penghitungan. Perhitungnnya :
Berikut contoh penghitungan pupuk sebeluk melaksanakan pemupukan. a) Dosis per hektar : 90 kg N + 20 P2O5
1. Menghitung kebutuhan pupuk per hektar Misalnya kita menganggap b) Penuhi dengan Complesal 20-20-0 kebutuhan 20 kg N dan 20 kg P2O5
lahan yang akan kita tanami membutuhkan unsur hara N, P dan K. Dari dan sisanya sebanyak 70 kg dengan Urea
percobaan terbukti bahwa untuk mencapai hasil yang optimal c) Jadi jumlah pupuk yang harus disediakan adalah 100 kg Complesal 20-
direkomendasikan untuk diberikan pemupukan dengan dosis 60 kg N, 30 20-0 yang mengandung 20 kg N dan 20 kg P2O5
kg P2O5 dan 40 kg K2O. Bila pupuk yang tersedia adalah ZA (21% N), ES d) Pupuk Urea sebanyak 70/45 x 100kg = 155 kg
(18% P2O5) dan KCl (60% K2O)
Perhitungan : f. Teknik pembuatan kompos
a) ZA = 60 /21x 100 = 286 kg/ha Pengomposan adalah suatu proses pengelolaan limbah padat, dengan cara
b) ES = 30 /18 x 100 = 167 kg/ha bertahap. Komponen bahan padat diuraikan secara biologis dibawah
c) KCl = 40 /60 x 100 = 67 kg/ha keadaan terkendali sehingga menjadi bentuk yang dapat ditangani, disimpan
2. Menghitung Kebutuhan Pupuk untuk luas Tertentu Sebidang lahan atau digunakan untuk lahan pertanian tanpa pengaruh yang merugikan.
pertanaman seluas 750 m², akan dipupuk dengan dosis per hektar 120 Pengomposan bahan-bahan organik, terutama pada sisa-sisa tanaman dan
kg N, 45 kg P2O5 dan 50 kg K2O. Pupuk yang tersedia Urea (45% N), TSP kotoran hewan sering dilakukan oleh para petani, dengan tujuan untuk
(46% P2O5) dan ZK (50% K2O) menambah tingkat kesuburan lahan pertanian yang dikelolanya. Tujuan dan
Perhitungannya : sasaran pengomposan pada dasarnya untuk memantapkan bahan-bahan
a) Urea = 750/10.000 x 120/45 x 100 kg = 20 kg organik yang berasal dari bahan-bahan limbah, mengurangi bau, membunuh
b) TSP = 750/10.000 x 45/46 x 100 kg = 7,3 kg
60
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
organisme patogen dan biji-biji gulma, pada akhirnya menghasilkan pupuk kemunduran kualitas tanah yang berdampak pada penurunan
organik seragam dan sesuai untuk tanah. produktivitas lahan.
Proses pengomposan dapat berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dari beberapa contoh penyebab timbulnya masalah kesuburan tanah di atas,
Pada proses dekomposisi secara aerobik, mikroorganisme menggunakan maka beberapa metode perbaikan kesuburan tanah adalah sebagai berikut:
oksigen untuk menguraikan bahan organik dan mengasimilasi Karbon, a. Metode perbaikan kesuburan tanah dengan konservasi lahan Lahan
Nitrogen, Fosfor, Sulfur dan unsur-unsur lainnya untuk sintesis protoplasma. perkebunan tidak selamanya dilakukan di lahan datar. Di daerah-daerah
Pada proses dekomposisi secara anaerobik, reaksi biokimia berlangsung tertentu banyak perkebunan dilakukan pada lahan berbukit yang
melalui proses reduksi. mempunyai topografi yang berpariasi. Sebagai contoh perkebunan teh
Kecepatan penguraian bahan organik menjadi kompos bergantung pada banyak dilakukan di daerah pegunungan yang berbukit. Pada daerah-
beberapa faktor yaitu: ukuran partikel, unsur hara, kandungan air, aerasi, daerah tersebut sangat rawan terjadi erosi.
keasaman (pH) dan suhu. Metode perbaikan kerusakan kesuburan tanah akibat erosi antara lain
adalah:
g. Mengidentifikasi Metode Perbaikan Kesuburan Tanah  penghijauan hutan (reboisasi)
Untuk membahas metode perbaikan kesuburan tanah, terlebih dahulu kita  pembuatan teras
identifikasi bentuk dan jenis masalah kesuburan tanah.Beberapa contoh  penanaman secara kontur
masalah kesuburan tanah yang sering terjadi yaitu sebagai berikut:  multiple cropping
1. Akhir-akhir ini sering terjadi kebanjiran, sehingga areal pertanaman  penanaman tanaman penutup tanah
terendam oleh air. Tanah yang terendam air tersebut menyebabkan b. Metode perbaikan kesuburan tanah dengan pemupukan Pemupukan
kekurangan kadar oksigen. Sehingga akar tanaman tidak mampu yang diberikan kepada tanaman yaitu menerapkan prinsip tepat waktu,
melakukan proses fisiologis yaitu pernafasan, akibatnya tanaman mati. tepat dosis, dan berimbang. Tepat waktu artinya pupuk tersebut
2. Dampak dari penggunaan pupuk buatan secara terus menerus dapat diberikan sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkembangan
menimbulkan kerusakan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. tanaman. Sedangkan tepat dosis adalah pemberian jumlah pupuk sesuai
3. Tanaman perkebunan banyak diusahakan pada lahan dengan kemiringan kebutuhan tanaman. Berimbang artinya pemberian pupuk
agak curam, oleh karena itu erosi dapat menjadi salah satu penyebab
61
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
memperhatikan keseimbangan komposisi unsur hara penyusun pupuk musim penghujan, agar pencucian atau pengangkutan oleh air dapat
(unsur hara makro dan mikro.) terhindarkan.
Pada kelompok tanaman tahunan biasanya dilakukan pemupukan dengan
metode : h. Perlakuan Perbaikan Kesuburan Tanah
1) Disebar(Broad cast) 1) Metode perbaikan kesuburan tanah melalui konservasi lahan Secara
Pelaksanaan metode ini yaitu pupuk yang tidak mudah larut dalam air garis besar, teknik pengendalian erosi dibedakan menjadi dua, yaitu
dan yang bagian-bagian utamanya terikat secara kimia, disebar secara teknik konservasi mekanik dan vegetatif. Metode perbaikan
merata di atas bedengan dan atau pada lubang tanam dan diaduk secara kesuburan tanah secara vegetatif dapat dilakukan dengan beberapa
merata dengan tanah. Jenis pupuk untuk metodedisebar yaitu TSP atau cara, terutama pada saat tanaman masih relatif muda, atau tingkat
NPK. penutupan lahan relatif rendah.
2) Disemprotkan Pupuk tambahan biasanya diberikan jenis pupuk daun Beberapa alternatif teknik konservasi yang dapat dipilih adalah
yang disemprotkan bersamaan dengan pemberian pestisida, sekaligus sebagai berikut:
untuk pengendalian hama dan penyakit. a) Penanaman tanaman penutup tanah Tanaman penutup
3) Di samping tanaman (Side Band Placement) Pelaksanaannya, pupuk tanah adalah tanaman yang khusus ditanam untuk
ditempatkan di tanah di sisi bibit atau tanaman, pada satu atau kedua melindungi tanah dari ancaman erosi serta memperbaiki
belah sisinya maupun secara melingkar di bawah sekitar tajuk tanaman. sifat kimia dan fisik tanah. Manfaat tanaman penutup
4) Ditempatkan di atas permukaan tanah (Top Dressed/Side Dressed tanah adalahuntuk menahan dan mengurangi daya rusak
Placement) butir-butir hujan dan aliran permukaan, sebagai sumber
Prinsipnya pupuk ditempatkan di atas permukaan tanah sekitar tempat pupuk organik, dan untuk menghindari dilakukannya
tumbuh tanaman atau di sisi tanaman, Tanah dikorek sedikit agar penyiangan yang intensif.Penyiangan intensif dapat
penempatan pupuk berlangsung dengan baik, kemudian ditutup agar tidak menyebabkan tergerusnya lapisan atas tanah. Untuk
tercuci atau terangkut oleh air hujan. Pemupukan sebaiknya dilakukan menghindari persaingan antara tanaman penutup dengan
menjelang musim hujan . Biasanya dilakukan minggu pertama sesudah tanaman utama, dapat dilakukan penyiangan melingkar
(ring weeding).
62
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Beberapa jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai
tanaman penutup tanah di lahan perkebunan antara lain
Arachis pintoii, Centrosema pubescens, Calopogonium
muconoides, Mucuna sp., dan tanaman legum menjalar
lainnya.
a) Metode Strip Rumput Alami
Merupakan teknik konservasi dengan cara
membiarkan sebagian tanah pada barisan/strip sejajar
Gambar Konservasi lahan dengan penanaman tanaman kontur (di antara tanaman perkebunan) ditumbuhi
penutup tanah. rumput secara alami selebar 20-30 cm. Manfaat strip
Tanaman yang digunakan sebagai tanaman penutup rumput alamiuntuk konservasi tanah dengan cara
memerlukan persyaratan berikut: mengurangi kuatnya aliran permukaan. Selain itu strip
 mudah diperbanyak; rumput juga dapat berfungsi sebagai sumber pakan
 sistem perakaran tidak menimbulkan kompetisi dengan ternak. Dengan berjalannya waktu (3-4 tahun setelah
tanaman utama; aplikasi), strip rumput alami dapat membentuk teras
 tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun; kredit.
 tidak mensyaratkan tingkat kesuburan yang tinggi; b) Metode Rorak
 toleran terhadap pemangkasan, Rorak adalah lubang yang dibuat di bidang olah atau

 resisten terhadap hama, penyakit, kekeringan, naungan, saluran peresapan sebagai tempat penampungan air

dan injakan; aliran permukaan dan sedimen. Ukuran rorak yang

 mampu menekan pertumbuhan gulma; umum digunakan pada lahan usaha tani tanaman

 tidak mempunyai sifat-sifat yang mengganggu seperti perkebunan adalah panjang 50-100 cm, lebar 50 cm,

duri dan sulur-sulur yang membelit. dan dalam 30-50 cm. Hal yang harus diperhatikan
dalam penggunaan rorak adalah: air hanya boleh
63
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
tergenang beberapa saat. Apabila penggenangan (2) pangkasan dari tanaman legum pohonan dapat
berlanjut dikhawatirkan akan menimbulkan masalah berfungsi sebagai sumber mulsa dan pupuk hijau; dan
berupa penyakit yang dapat menyerang tanaman. (3) tanaman lainnya yang ditanam dalam sistem
Adapun manfaat rorak selain untuk menampung multistrata dapat menjadi sumber pendapatan
sedimen (sediment trap) dan menyalurkan air, rorak tambahan.
juga dapat menampung serasah, sehingga rorak dapat d) Metode perbaikan kesuburan tanah
berfungsi sebagai fasilitas untuk aplikasi mulsa vertikal melaluipembuatan teras Pada lahan-lahan yang
juga dapat merangsang pertumbuhan akar baru, yang memiliki slope kemiringan lebih dari 15 % maka untuk
berdampak pada peningkatan produksi tanaman. melakukan perbaikan kesuburan tanah dapat
c) Sistem multistrata Merupakan konservasi tanah dilakukan dengan membuat teras. Pembuatan teras
dengan cara penanaman tanaman buahbuahan, kayu- merupakan salah satu teknik konservasi mekanik. Ada
kayuan, dan/atau tanaman legum multiguna bermacam teras yang dapat dibuat yaitu sebagai
(multipurpose leguminous) di antara tanaman berikut:
perkebunan (tanaman utama), sehingga tercipta Teras bangku
komunitas tanaman dengan berbagai strata tajuk. Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan cara
Dengan kondisi yang demikian, hanya sebagian kecil memotong panjang lereng dan meratakan tanah di
saja air hujan yang langsung menerpa permukaan bagian bawahnya, sehingga terjadi deretan bangunan
tanah. Adapun manfaat sistem multistrata, selain yang berbentuk seperti tangga. Pada usahatani lahan
menguntungkan dari segi konservasi tanah, kering, fungsi utama teras bangku adalah: (1)
penerapan sistem multistrata dapat memberikan memperlambat aliran permukaan; (2) menampung
keuntungan lain, yakni: dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan
(1) tersedianya naungan untuk tanaman utama yang tidak sampai merusak; (3) meningkatkan laju
sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma; infiltrasi; dan (4) mempermudah pengolahan tanah.

64
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Teras bangku dapat dibuat datar (bidang olah datar, Fungsi dari teras gulud hampir sama dengan teras
membentuk sudut 00 dengan bidang horizontal), bangku, yaitu untuk menahan laju aliran permukaan
miring ke dalam/goler kampak (bidang olah miring dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah.
beberapa derajat ke arah yang berlawanan dengan Saluran air dibuat untuk mengalirkan aliran
lereng asli), dan miring keluar (bidang olah miring ke permukaan dari bidang olah ke saluran pembuangan
arah lereng asli). air. Untuk meningkatkan efektivitas teras gulud dalam
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam menanggulangi erosi dan aliran permukaan, guludan
pembuatan teras bangku adalah: diperkuat dengan tanaman penguat teras. Jenis
tanaman yang dapat digunakan sebagai penguat teras
bangku juga dapat digunakan sebagai tanaman
penguat teras gulud.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan teras gulud yaitu:
o Teras gulud cocok diterapkan pada lahan dengan
kemiringan 10-40%, dapat juga pada lahan dengan
kemiringan 40-60% namun relatif kurang efektif
o Pada tanah yang permeabilitasnya tinggi, guludan
Teras gulud
dapat dibuat menurut arah kontur. Pada tanah yang
Teras gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi
permeabilitasnya rendah, guludan dibuat miring
dengan saluran air di bagian belakang gulud. Metode
terhadap kontur, tidak lebih dari 1% ke arah saluran
ini dikenal pula dengan istilah guludan bersaluran.
pembuangan. Hal ini ditujukan agar air yang tidak
Bagian-bagian dari teras gulud terdiri atas guludan,
segera terinfiltrasi ke dalam tanah dapat tersalurkan
saluran air, dan bidang olah.
ke luar ladang dengan kecepatan rendah

65
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
Teras individu Kegiatan pemupukan di perusahaan perkebunan dilaksanakan
Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap dengan mengikuti ketentuan-ketentuan agar efektif dan efisien.
individu Efektivitas pemupukan dilakukan dengan memperhatikan beberapa
Teras kebun hal di antaranya adalah daya serap akar tanaman, cara pemberian dan
Teras kebun adalah jenis teras untuk tanaman penempatan pupuk, waktu pemberian serta jenis dan dosis pupuk.
tahunan, khususnya tanaman pekebunan dan a) Cara pemupukan
buahbuahan. Teras dibuat dengan interval yang Secara umum ada beberapa cara pemupukan yaitu disebar,
bervariasi menurut jarak tanam. Pembuatan teras dilarutkan, dibenamkan, dan disemprotkan. Untuk tanaman
bertujuan untuk: perkebunan tahunan biasanya dilakukan dengan cara disebarkan
(1) meningkatkan efisiensi penerapan teknik secara merata. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
konservasi tanah, dan memupuk tanaman perkebunan tahunan yaitu:
(2) memfasilitasi pengelolaan lahan (land  Bersihkan terlebih dahulu piringan dari rumput, alang-alang dan
management facility), di antaranya untuk fasilitas kotoran lain.
jalan kebun, dan penghematan tenaga kerja dalam  Pada areal datar semua pupuk ditabur merata mulai 0,5 m dari
pemeliharaan kebun. pohon sampai pinggir piringan
2) Metode perbaikan kesuburan melalui pemupukan  Pada areal yang berteras, pupuk disebar pada piringan kurang
Kegiatan pemupukan dimaksudkan untuk memberikan tambahan lebih 2/3 dari dosis di bagian dalam teras dekat dinding bukit,
hara kepada sebidang tanah di sekitar tanaman, agar tanaman sisanya ( 1/3 bagian) diberikan pada bagian luar teras.
mampu melakukan proses-proses fisiologis yakni fotosintesis dan b) Waktu pemupukan Pupuk harus tersedia pada waktu yang
respirasi secara normal. Melalui proses pemupukan tersebut ditentukan, sehingga keberadaannya tidak menjadikan suatu
diharapkan kebutuhan hara bagi tanaman dapat terpenuhi, sehingga hambatan bagi tanaman yang akan dipupuk. Waktu terbaik untuk
tanaman akan menghasilkan dalam jumlah maksimal dan mutu yang melakukan pemupukan adalah pada saat awal musim penghujan,
baik. yaitu pada saat keadaan tanah berada dalam kondisi sangat

66
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP
lembab, tetapi tidak sampai tergenang air. Dengan demikian, Tes Formatif
pupuk yang diberikan di masingmasing tanaman dapat segera Petunjuk mengerjakan: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan
larut dalam air, sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanaman. jelas!
c) Jenis dan dosis pupuk Jenis dan dosis pupuk yang digunakan Soal:
disesuaikan dengan umur tanaman, jenis tanah dan waktu 1. Jelaskan pengertian kesuburan tanah!
pemberiannya. 2. Jelaskan gejala defisiensi unsure N!
3. Jelaskan peranan unsure P bagi pertumbuhan tanaman!
4. Jelaskan ciri-ciri pupuk urea!
5. Sebidang lahan pertanaman seluas 750 m², akan dipupuk dengan dosis
per hektar 120 kg N, 45 kg P2O5 dan 50 kg K2O. Pupuk yang tersedia
Urea (45% N), TSP (46% P2O5) dan ZK (50% K2O). hitung berapa
kebutuhan Urea, TSP dan ZK?
6. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penguraian
bahan organik pada pembuatan kompos!
7. Sebutkan beberapa cara perbaikan kesuburan tanah dengan cara
konservasi lahan!
8. Jelaskan beberapa metode pemupukan pada tanaman perkebunan
tahunan!

67
JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP

Anda mungkin juga menyukai