1 Kestabilan Unsur
1 Kestabilan Unsur
Setiap atom akan berusaha untuk mencapai kestabilan. Atom akan berikatan dengan
atom lain dalam rangka mencapai kestabilan. Atom tidak akan berikatan, jika kestabilan
tidak dapat tercapai. Bagaimana kriteria kestabilan untuk atom? Atom dikatakan telah
stabil jika memiliki konfigurasi elektron seperti unsur gas mulia (VIII A). Karena telah
stabil, unsur gas mulia 'tidak' berikatan dengan atom lain. Karena konfigurasi elektron
gas mulia menjadi tolok ukur kestabilan, maka kita perlu meninjaunya terlebih dahulu.
Berikut konfigurasi elektron unsur-unsur golongan VIII A (gas mulia) :
2He :2
10Ne :2-8
18Ar :2-8-8
36Kr : 2 - 8 - 18 - 8
54Xe : 2 - 8 - 18 - 18 - 8
86Rn : 2 - 8 - 18 - 32 - 18 - 8
Untuk mencapai kestabilan, atom netral akan berusaha untuk memiliki konfigurasi
elektron gas mulia yang terdekat dengannya. Misalnya unsur Lithium dengan nomor
atom 3, akan berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti unsur helium (He) yang
merupakan unsur gas mulia dengan jumlah elektron yang terdekat dengannya.
Sedangkan unsur dengan nomor atom 17, akan berusaha memiliki konfigurasi elektron
seperti argon (Ar) yang memiliki nomor atom = 18. Dibandingkan dengan konfigurasi
elektron gas mulia, unsur-unsur golongan utama hanya berbeda dalam jumlah elektron
pada kulit terluarnya. Sehingga upaya mencapai kestabilan dapat kita tinjau sebagai
upaya perubahan agar jumlah elektron pada kulit terluar sama dengan unsur gas mulia.
Jumlah elektron pada kulit terluar biasa disebut sebagai elektron valensi. Ada dua
cara utama bagi unsur untuk mencapai konfigurasi elektron, yaitu:
Dalam tutorial ini, kita akan membahas cara pertama, yaitu mencapai kestabilan
dengan melakukan transfer elektron.
Transfer elektron
Ringkasnya?
Untuk melakukan transfer elektron, unsur golongan utama akan menimbang antara
menambah elektron agar memiliki elektron valensi 8 atau melepas semua elektron
valensinya. Pilihan ditentukan pada jumlah elektron paling sedikit yang terlibat dalam
kestabilan .
Pilih jumlah elektron terlibat paling sedikit, antara:
menambah elektron agar elektron valensi menjadi 8
atau
melepas semua elektron terluar (elektron valensi)
Setelah melakukan transfer elektron, maka unsur netral akan berubah menjadi
bermuatan.
Muatan terbentuk karena jumlah proton dan elektron dalam unsur menjadi tidak
seimbang.
Unsur akan berubah menjadi:
Besarnya muatan ion yang terbentuk tergantung dari jumlah elektron yang terlibat.
Setelah melakukan transfer elektron (menjadi ion), maka konfigurasi elektron atom akan
berubah.
Elektron valensinya pun akan berubah.
Berdasarkan konfigurasi elektron setelah proses transfer elektron, ion dibedakan
menjadi:
duplet
Jika elektron valensinya menjadi 2,
hanya memiliki satu kulit atom,
menyerupai konfigurasi elektron atom helium (He).
Ion dengan kaidah duplet, hanya terjadi pada unsur dengan nomor atom kecil (1
- 6).
oktet
Jika elektron valensinya menjadi 8,
Memiliki lebih dari satu kulit atom.
Contoh:
1. Tentukan bagaimana unsur 4X mencapai kestabilan dengan transfer elektron,
ion yang terbentuk, dan kaidah yang diikuti!
Penyelesaian:
nomor atom =4
konfigurasi elektron awal =2-2
cara mencapai kestabilan = melepas 2 elektron
ion yang terbentuk = X2+
konfigurasi elektron ion =2
kaidah = duplet
Penyelesaian:
nomor atom =9
konfigurasi elektron awal = 2 - 7
cara mencapai kestabilan = menambah 1 elektron
ion yang terbentuk = F -
konfigurasi elektron ion = 2 - 8
kaidah = oktet
Penyelesaian:
nomor atom = 13
konfigurasi elektron awal =2-8-3
cara mencapai kestabilan = melepas 3 elektron
ion yang terbentuk = Al3+
konfigurasi elektron ion = 2 - 8
kaidah = oktet
Penyelesaian:
nomor atom = 16
konfigurasi elektron awal = 2 - 8 - 6
cara mencapai kestabilan = menambah 2 elektron
ion yang terbentuk = S2-
konfigurasi elektron ion = 2 - 8 - 8
kaidah = oktet
Kesimpulan
Bila kita selidiki cara unsur-unsur golongan utama dalam mencapai kestabilan,
maka dapat disimpulkan bahwa unsur dalam satu golongan menempuh cara
transfer elektron yang sama dalam mencapai kestabilan. Berikut adalah
kesimpulan yang dapat diambil: