Anda di halaman 1dari 2

Nama: Qorribuana Dewaji Kusuma

NIM: 2110517110004
Prodi: Proteksi Tanaman
Dosen Pengampu: Akhmad R. Saidy, SP., M.Ag.Sc., Ph.D

Aplikasi Larutan Penyangga Dalam Pertanian


Larutan penyangga merupakan larutan yang mengandung asam lemah dengan
basa konjugasi atau basa lemah dengan asam konjugasi. Larutan penyangga ini dapat
mencegah terjadinya perubahan pH suatu larutan karena sebuah larutan penyangga
hanya mengalami sedikit perubahan pH meskipun telah ditambahkan asam atau basa
kuat dalam jumlah sedikit hingga sedang. Oleh karena itu larutan penyangga kerap kali
digunakan dalam berbagai bidang untuk mempertahankan nilai pH agar tetap konstan,
salah satunya dalam bidang pertanian.
Dalam larutan penyangga terdapat larutan penyangga asam lemah (HA) dengan
basa konjugasi (A-) dapat mengikat ion OH- dan larutan penyangga basa lemah (B) dengan
asam konjugasi (BH+) dapat mengikat ion H+. Kemampuan larutan penyangga dalam
mengikat ion inilah yang membuat larutan penyangga dapat mempertahankan nilai pH.
Maksudnya adalah ketika suatu senyawa diberikan tambahan ion H+ (asam), maka
ion H+ tadi akan diikat oleh ion OH- sehingga nilai pH dapat dipertahankan karena
konsentrasi ion OH- tetap terjaga. Berikut adalah sebagai contoh.
NH3 + H+ NH4+
Sedangkan jika suatu senyawa diberikan tambahan ion OH - (basa), maka ion OH-
tadi akan bereaksi ion H+ membentuk liquid, sehingga nilai pH dapat dipertahankan
karena konsentrasi ion H+ tetap terjaga. Berikut adalah sebagai contoh.
CH3COOH + OH- CH3COO- + H2O
Dalam bidang pertanian sendiri konsep larutan penyangga digunakan untuk
menjaga keseimbangan pH tanaman hidroponik agar dapat tumbuh dengan baik, nilai pH
yang digunakan dalam hidroponik biasanya berkisar antara 5,5-6,5. Jika nilai pH lebih
rendah dari 5,5 atau lebih tinggi dari 6,5 zat hara tidak akan larut dengan sempurna
karena terdapat endapan sehingga sulit diserap oleh akar tanaman. Untuk menaikkan
nilai pH dalam tanaman hidroponik umumnya menggunakan larutan penyangga basa
seperti KOH, CaOH, CaCO3, NaOH dan untuk menurunkan nilai pH akan digunakan adalah
larutan penyangga asam seperti H3PO4, H2SO4, HNO3, CH3COOH.
Ketika nilai pH dalam air yang digunakan untuk hidroponik terlalu tinggi berarti air
tersebut mengandung konsentrasi ion OH- yang terlalu tinggi sehingga dibutuhkan larutan
penyangga asam (HA) dengan basa konjugasi (A-) karena didalamnya terdapat ion H+ yang
dapat bereaksi dengan ion OH- sehingga nilai pH dapat diturunkan. contohnya seperti
berikut.
HNO3 + OH- NO3- + H2O
Dari contoh diatas kita bisa lihat bahwa ion OH- yang terdapat dalam air akan
bereaksi dengan ion H+ yang dibawa oleh HNO3 menghasilkan H2O dan NO3-. Penambahan
HNO3 ini dimaksudkan agar nilai pH air dapat diturunkan.
Sedangkan jika nilai pH dalam air yang digunakan untuk hidroponik terlalu rendah
berarti air tersebut mengandung konsentrasi ion H+ yang terlalu tinggi sehingga
dibutuhkan larutan penyangga basa (B) dengan asam konjugasi (BH+) karena didalamnya
terdapat ion OH- yang dapat mengikat ion H+ sehingga nilai pH dapat dinaikkan.
contohnya seperti berikut.
KOH + H+ KOH2+
Dari contoh diatas bisa dilihat bahwa ion H+ yang ada dalam air akan diikat oleh
ion OH- dari KOH membentuk KOH2+. Penambahan KOH ini bertujuan agar nilai pH yang
terlalu rendah dapat dinaikkan.
Selain digunakan dalam hidroponik, konsep larutan penyangga juga digunakan
dalam menetralkan nilai pH tanah. Contohnya penggunaan Ca(OH)2 (kapur) yang bersifat
basa untuk menaikkan nilai pH tanah gambut yang bersifat asam. Beberapa jenis pupuk
juga menggunakan konsep larutan penyangga untuk mempertahankan nilai pH tanaman.
Secara garis besar larutan penyangga asam (HA) bekerja dengan bereaksi bersama
ion OH- sedangkan untuk larutan penyangga basa (B) bekerja dengan mengikat ion H+
untuk mempertahankan nilai pH.

Anda mungkin juga menyukai