Anda di halaman 1dari 10

H.

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan pasien mengenai respon individu (pasien


dan masyarakat) tentang masalah kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan
kewenangan perawat (Nursalam, 2008).

Diagnosa keperawatan pada pasien CHF menurut Asikin (2016), yaitu:

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung


memompakan sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan tubuh.

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveolus.

c. Volume cairan berlebihan berhubungan dengan menurunnya curah jantung/


meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan


oksigen.

e. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan bed rest dalam jangka waktu
lama, edema, dan penurunan perfusi jaringan.

f. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan kurangnya


pemahaman terkait fungsi jantung, dan gagal jantung.

1
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tabel Rencana Asuhan Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional


1. Penurunan curah Setelah dilakukan asuhan 1. Auskultasi nadi apikal, catat 1. Takikardi biasanya muncul
jantung berhubungan keperawatan kepada pasien penilaian denyut jantung, meskipun saat pasien dalam kondisi
dengan selama 3x24 jam diharapkan irama, dan dokumentasikan istirahat, untuk mengompensasi
ketidakmampuan curah jantung adekuat dengan disritmia jika tersedia penurunan kontraktilitas ventrikular.
jantung memompa kriteria hasil: telemetri.
sejumlah darah untuk a. Efektivitas pompa jantung 2. Catat bunyi jantung . 2. S1 dan S2 mungkin terdengar lemah
mencukupi kebutuhan yang ditandai dengan: akibat penurunan kemampuan
jaringan tubuh - Tanda-tanda vital jantung untuk memompa irama
dalam batas wajar, gallop yang umum (S3 dan S4) juga
tidak ada atau mungkin terdengar. Murmur
terkontrolnya disritmia, mungkin nenunjukkan kelainan
tidak ada gejala gagal 3. Palpasi denyut nadi perifer. katup dan stenosis.
jantung, misalnya 3. Penurunan curah jantung dapat
parameter terlihat pada penurunan denyut nadi
hemodinamik dalam radialis, nadi popliteal, nadi dorsalis
batas wajar dan 4. Pantau tekanan darah. pedis, dan nadi posttibialis.
pengeluaran urine 4. Pada gagal jantung awal atau kronis
adekuat. tekanan darah meningkat karena
- Menunjukkan peningkatan tekanan pembuluh
penurunan episode darah sistemik. Pada gagal jantung
dispnea dan angina. yang lebih lanjut tubuh tidak
b. Manajemen penyakit mampu lagi untuk mengompensasi
jantung secara mandiri 5. Kaji kulit terhadap pucat dan dan mungkin terjadi hipotensi yang
yang ditandai dengan: sianosis. parah serta ireversibel.
- Berpartisipasi dalam 5. Pucat merupakan indikasi
kegiatan yang berkurangnya perfusi perfifer
mengurangi beban kerja sekunder akibat dari curah jantung
jantung. yang tidak adekuat, vasokonstriksi,
dan anemia. Sianosis dapat terjadi pada
gagal jantung refraktori karena
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
peningkatan kongesti vena.
6. Pantau asupan dan 6. Ginjal merespon penurunan curah
pengeluaran urine, catat jantung dengan mempertahankan air
penurunan, jumlah warna, dan dan natrium. Pengeluaran urine
konsentrasi urine. menurun sepanjang hari karena
perpindahan cairan ke dalam
jaringan, tetapi dapat meningkat
pada malam hari karena cairan
kembali ke sirkulasi saat pasien
berbaring.
7. Anjurkan pasien untuk 7. Istirahat fisik harus dipertahankan
istirahat dengan posisi pada pasien dengan gagal jantung
semirekumben di tempat tidur untuk meningkatkan efisiensi
atau kursi. kontraksi jantung dan menurunkan
konsumsi oksigen miokard, serta
beban jantung.
8. Ciptakan lingkungan yang 8. Istirahat fisik dan psikologis
tenang, bantu pasien untuk membantu untuk mengurangi stres
menghindari situasi stres, serta yang dapat menyebabkan
dengarkan dan motivasi pasien vasokonstriksi, peningkatan tekanan
untuk mengekspresikan darah, denyut nadi, dan beban kerja
perasaannya. jantung.
9. Posisikan pasien dengan kaki 9. Menurunkan statis vena dan insiden
lebih tinggi dari tubuh, hindari trombus, serta pembentukkan
tekanan dibawah lutut. emboli.
Motivasi pasien untuk latihan
ROM. Tingkatkan ambulasi
dan aktivitas sesuai
kemampuan klien.
10. Kolaborasi dengan tenaga 10. Tambahan oksigen meningkatkan
kesehatan lainnya dalam sediaan oksigen untuk kebutuhan
pemberian: miokard, serta menghindari hipoksia
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
- Oksigen tambahan. dan iskemia. Loop diuretik untuk
- Loop diuretik, misalnya mencegah reabsorpsi klorida,
furosemid (lasix). sehingga menghambat reabsorpsi
- ACE inhibitor, mialnya garam dan air. ACE inhibirot untuk
benazepril (lotensin). mengontrol gagal jantung sehingga
- Vasodilator, misalnya curah jantung meningkat.
nitrat (nitro-dur, isordil).
2. gangguan pertukaran Setelah dilakukan asuhan 1. Auskultasi suara napas, catat 1. Mengetahui adanya kongesti paru
gas berhubungan keperawatan kepada pasien adanya krakels dan mengi. atau adanya penumpukkan sekret.
dengan perubahan selama 3x24 jam diharapkan 2. Anjurkan pasien untuk batuk 2. Membersihkan jalan napas dan
membran kapiler pertukaran gas adekuat dengan efektif dan tarik napas dalam. memfasilitasi kebutuhan oksigen.
alveolus. kriteria hasil: 3. Pertahankan posisi semifowler 3. Mengurangi konsumsi dan
a. Menunjukkan hasil nilai dengan kepala tempat tidur kebutuhan oksigen, serta
gas darah arteri (AGD) dan ditinggikan sebesar . meningkatkan infllasi paru
oksimetri dalam rentang Sokong tangan dengan bantal. maksimal.
normal, serta pasien bebas 4. Kolaborasi dengan tenaga 4. Hipoksemia dapat menjadi parah
dari gejala gangguan kesehatan lainnya dalam selama edema paru.
pernapasan. pemantauan grafik nilai arteri
gas darah dan oksimetri.
5. Kolaborasi dengan tenaga 5. Meningkatkan konsentrasi oksigen
kesehatan lainnya dalam alveolar yang dapat memperbaiki
pemberian oksigen tambahan atau mengurangi hipoksia jaringan.
sesuai indikasi.
6. Kolaborasi dengan tenaga 6. Diuretik digunakan untuk
kesehatan lainnya dalam mengurangi kongesti alveolar dan
pemberian: meningkatkan pertukaran gas.
- Diuretik, misalnya Bronkodilator digunakan untuk
furosemide (lasix). meningkatkan pengiriman oksigen
- Bronkodilator, misalnya dengan mendilatasi jalan napas kecil
aminophyline. dan mengeluarkan efek diuretik
ringan untuk membantu dalam
mengurangi kongestri paru.
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
3. Kelebihan volume Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau pengeluaran urine, 1. Pengeluaran urine menurun dan
cairan berhubungan keperawatan kepada pasien catat jumlah dan warna, serta pekat sepanjang hari karena perfusi
dengan menurunnya selama 3x24 jam diharapkan waktu saat diuresis terjadi. ginjal berkurang, tetapi dapat
curah jantung/ dapat mempertahankan meningkat pada malam hari karena
meningkatnya keseimbangan cairan dalam cairan kembali ke sirkulasi saat
produksi ADH dan tubuh dengan kriteria hasil: klien berbaring.
retensi natrium dan air. a. Pasien menunjukkan 2. Kaji adanya distensi pada 2. Retensi cairan yang berlebihan
volume cairan yang stabil leher dan pembuluh perifer. dapat dimanifestasikan sebagai
dengan asupan dan Inspeksi adanya edema pitting pembengkakan vena dan
keluaran yang seimbang, edema umum (anasarka) pada pembentukkan edema.
bunyi napas dan tanda- area tubuh.
tanda vital dalam rentang 3. Auskultasi suara napas, catat 3. Kelebihan volume cairan
normal, berat badan stabil, adanya perubahan misalnya menyebabkan kongesti paru. Gejala
dan tidak ada edema. krakels dan mengi. Catat edema paru menunjukkan gagal
adanya dispnea, batuk, dan jantung kiri. Pada gagal jantung
ortopnea. kanan gejala pernapasan yang
muncul misalnya dispnea, batuk,
dan ortopnea.
4. Ukur lingkar abdomen sesuai 4. Pada gagal jantung kanan progresif
prosedur. cairan dapat berpindah ke arah
peritoneal, sehingga menyebabkan
perubahan lingkar abdomen (asites).
5. Catat peningkatan letargi, 5. Tanda dari defisit kalium dan
hipotensi, dan kram otot. natrium karena perpindahan cairan
dan terapi diuretik.
6. Kolaborasi dengan tenaga 6. Diuretik meningkatkan aliran urin
kesehatan lainnya dalam serta menghambat reabsorpsi
pemberian: natrium dan klorida pada tubulus
- Diuretik, misalnya ginjal. Thiazides meningkatkan
Furosemid (Lasix). diuresis tanpa kehilangan kalium
- Thiazides dengan agen yang berlebihan. Suplemen kalium
anti kalium, misalnya menggantikan kalium yang hilang
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
spironolactone akibat dari efek samping terapi
(Aldactone). diuretik.
- Suplemen kalium,
misalnya K-Dur
4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Hipotensi ortostatik dapat terjadi
berhubungan dengan keperawatan kepada pasien sebelum dan setelah aktivitas saat beraktivitas akibat dari obat
ketidakseimbangan selama 3x24 jam diharapkan selama episode akut atau vasodilator dan diuretik, atau
suplai dan kebutuhan dapat menunjukkan toleransi perburukan gagal jantung. pengaruh fungsi jantung.
oksigen. terhadap aktivitas dengan Khususnya jika pasien
kriteria hasil: menggunakan vasodilator,
a. Berpartisipasi dalam diuretik, atau beta bloker.
kegiatan yang diinginkan 2. Kaji tingkat kelelahan, 2. Kelelahan karena gagal jantung
sesuai dengan kemampuan, evaluasi penyebab lain kronik dapat berhubungan dengan
dapat memenuhi perawatan kelelahan misalnya nyeri, hemodinamik, pernapasan, dan
diri secara mandiri. perawatan gagal jantung, kelainan otot perifer.
b. Peningkatan toleransi anemia, dan depresi.
aktivitas yang dibuktikan 3. Dukung pasien untuk 3. Memenuhi kebutuhan perawatan
dengan berkurangnya meningkatkan aktivitas/ diri pasien tanpa mempengaruhi
kelelahan dan kelemahan, toleransi perawatan diri. kebutuhan oksigen yang berlebihan.
serta tanda-tanda vital 4. Kolaborasi dengan tenaga 4. Untuk memperkuat dan
dalam batas wajar selama kesehatan lainnya dalam memperbaiki fungsi jantung yang
kegiatan. pemberian program rehabilitas berada di bawah tekanan, jika
jantung secara bertahap. disfungsi jantung tidak dapat
diperbaiki ke kondisi semula.
5. Resiko gangguan Setelah dilakukan asuhan 1. Inspeksi kulit, catat adanya 1. Kulit beresiko karena gangguan
integritas kulit keperawatan kepada pasien tonjolan tulang, adanya sirkulasi perifer, obesitas atau kurus,
berhubungan dengan selama 3x24 jam diharapkan edema, dan area dengan edema, imobilitas fisik, dan
bed rest dalam jangka gangguan integritas kulit tidak sirkulasi yang terganggu. perubahan status gizi.
waktu lama, edema, terjadi dengan kriteria hasil: 2. Berikan pijatan lembut di 2. Meningkatkan aliran darah dan
dan penurunan perfusi a. Menjaga integritas kulit sekitar area yang pucat dan meminimalkan hipoksia jaringan.
jaringan. dan menunjukkan kemerahan.
perilaku atau teknik 3. Motivasi pasien untuk 3. Mengurangi tekanan pada jaringan,
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
untuk mencegah melakukan perubahan posisi meningkatkan sirkulasi, dan
kerusakan kulit. secara berkala di tempat tidur mengurangi waktu pada satu area
atau kursi roda. yang tidak terkena aliran darah.
4. Berikan perawatan kulit secara 4. Kekeringan atau kelembapan yang
berkala. berlebihan dapat menyebabkan
kerusakan kulit.
5. Hindari pemberian obat 5. Edema interstisial dan gangguan
melalui intramuskular. sirkulasi dapat menghambat
penyerapan obat dan predisposisi
kerusakan jaringan, serta
pengembangan infeksi.
6. Kolaborasi dengan tenaga
6. Menurunkan tekanan pada kulit dan
kesehatan lainnya dalam
dapat memperbaiki sirkulasi.
pemberian tekanan alternatif
atau matras angina (kasur
antidekubitus), sheepskin
elbow, dan protektor tumit.
6. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien 1. Pengetahuan tentang proses
tentang proses keperawatan kepada pasien tentang fungsi jantung yang penyakitnya dan harapan pasien
penyakitnya selama 3x24 jam diharapkan normal, informasi mengenai dapat memfasilitasi partisipasi klien
berhubungan dengan memahami pengetahuan hal yang berbeda pada pasien dalam pengelolaan gagal jantung.
kurangnya pemahaman tentang proses penyakitnya dari fungsi normalnya.
terkait fungsi jantung, dengan kriteria hasil: 2. Diskusikan pentingnya 2. Asupan makanan natrium lebih dari
dan gagal jantung a. Mengidentifikasi pembatasan natrium. Berikan 3 gram/ hari dapat mengimbangi
hubungan terapi informasi makanan apa saja efek diuretik. Sumber natrium yang
berkelanjutan untuk yang harus dihindari. paling umum yaitu garam, dan
pengurangan episode makanan asin termasuk sup serta
berulang dan pencegahan sayuran dalam kemasan kaleng.
komplikasi. 3. Tinjau obat, tujuan, dan efek 3. Memahami kebutuhan terapeutik
b. Mengetahui tanda dan samping. Berikan instruksi dan pentingnya melaporkan jika
gejala yang memerlukan secara lisan dan tertulis pada terjadi efek samping dari obat dapat
intervensi. pasien. mencegah komplikasi akibat reaksi
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
c. Mengidentifikasi stres, obat.
faktor risiko yang 4. Rekomendasikan untuk 4. Memberikan waktu yang cukup
menjadi penyebab, dan mengonsumsi obat diuretik di terhadap efek obat, sehingga tidak
teknik untuk menangani pagi hari. terjadi gangguan tidur pada malam
stres. hari.
d. Melakukan perubahan 5. Diskusikan dengan pasien 5. Menambah pengetahuan pasien
gaya hidup sesuai mengenai faktor risiko, sehingga memungkinkan pasien
kebutuhan. misalnya: merokok, untuk membuat keputusan terkait
penyalahgunaan alkohol, dan pencegahan kekambuan. Merokok
faktor pemicu seperti diet dapat menyebabkan vasokonstriksi,
tinggi garam, tidak aktif atau asupan natrium berlebih
kelelahan, dan terpapar suhu menyebabkan retensi air dan
ekstrem. pembentukan edema.
Keseimbangan yang tidak tepat
antara aktivitas, istirahat, dan
paparan suhu ekstrem dapat
menyebabkankelelahan.
Meningkatkan beban kerja miokard,
meningkatkan risiko infeksi
pernapasan. Alkohol dapat
6. Diskusikan tanda dan gejala menurunkan kontraktilitas jantung.
yang membutuhkan perhatian 6. Meningkatkan tanggung jawab
medis segera, misalnya: pasien dalam pemeliharaan
kenaikan berat badan yang kesehatan dan membantu dalam
cepat dan signifikan, edema, pencegahan komplikasi, misalnya
sesak napas, peningkatan edema paru dan pneumonia.
kelelahan, batuk, hemoptisis, Kenaikan berat badan yang
dan demam. mencapai 1,5 kg dalam seminggu
membutuhkan evaluasi medis atau
7. Berikan kesempatan pada perubahan dalam terapi diuretik.
pasien dan keluarga untuk 7. Tingkat keparahan dan seringnya
terjadi serangan menyebabkan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
mengajukan pertanyaan, kondisi yang terus menurun pada
mendiskusikan masalah, dan pasien gagal jantung yang membuat
membuat perubahan gaya kemampuan koping serta kapasitas
hidup yang diperlukan. pendukung pasien dan keluarga
menurun sehingga mengakibatkan
depresi pada pasien gagal jantung.

Anda mungkin juga menyukai